Bush: Ekonomi AS Sedang Menuju Jurang Kehancuran

Quote:

---

Originally Posted by Macan_Asia

Link: http://hariansib.com/2008/10/16/damp...kan-2-4-tahun/

Dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan berlangsung dalam dua hingga empat tahun.
“‘Best case’-nya adalah dua tahun saya perkirakan, ‘worst case’nya selama empat tahun,” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) MS Hidayat usai pertemuan pemerintah, para gubernur dan Kadin seluruh Indonesia di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu.
Hidayat berpendapat Amerika Serikat (AS) akan mengalami masa resesi cukup panjang karena beberapa perusahaan otomotif sudah merumahkan pekerjanya, dan banyak perumahan disita karena kredit macet.
“Itu jangan terjadi di sini,” ujarnya.
Dampak yang dirasakan Indonesia, lanjut Hidayat, terutama adalah menurunnya permintaan ekspor dari AS.
Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat berperan sebagai ujung tombak dalam melakukan lobi bilateral dalam rangka mencari pasar baru dan menurunkan bea masuk untuk produk-produk Indonesia.
Ia juga berharap pemerintah dapat terus melaksanakan agenda bersama dengan perbankan dan pengusaha agar dapat melindungi pertumbuhan sektor riil dalam negeri dan memperkuat pasar domestik.
Karena lembaga perbankan global runtuh akibat krisis, Hidayat mengatakan, perkuatan sektor keuangan dan perbankan juga harus diperkuat.
“Perbankan kita sudah kuat, karena harus biayai sektor riil. Kita tak bisa lagi mengandalkan perbankan internasional,” ujarnya.

gmana nie kawan2 ternyata dampak perekonomian global terhadap kita akan terjadi begitu lama, dan bagaimanakah kita bisa menghadapinya tolong kasih opini kawan2 indonesia sekalian demi bangsa ini !!!!

---

Maka dari itu sektor riil harus diperkuat, dan ekspor bisa dialihkan ke negara seperti India, China, Nepal, etc.

IHSG Bersemangat 39 Poin
Jum'at, 28 November 2008 - 16:37 wib
Candra Setya Santoso - Okezone

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (28/11/2008), akhirnya mengikuti arus bursa Asia yang cenderung ditutup menguat. Penguatan yang dialami IHSG akhir pekan menguat lebih dari 39 poin.

Penguatan ini terjadi akibat saham grup Astra yang cenderung mengalami aksi beli cukup tinggi. Pelaku pasar juga masih menunggu kabar rampungnya Northstar Pacific Partners Ltd akan menyelesaikan uji tuntas (due diligence) untuk pembelian sekira 10-20 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang dimiliki PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) malam ini.

Pada penutupan perdagangan sesi kedua akhir pekan ini, IHSG ditutup menguat 39,470 poin atau setara 3,28 persen ke level 1.241,54.

Seperti dikutip dalam finance.yahoo.com, pukul 16.00 JATS, indeks di bursa Asia cenderung mengalami penguatan, indeks harga saham Straits Times ditutup menguat 17,55 poin ke posisi 1.728,07, dan indeks Shanghai Composite di China malah melorot 46,70 poin ke posisi 1.871,16.

Indeks Hang Seng menguat 336,18 ke posisi 13.888,24, indeks Nikkei 225 di Tokyo ditutup menguat 138,88 poin ke level 8.512,27, dan indeks Kospi di Seoul menguat 12,59 poin ke posisi 1.076,07.

Pada penutupan sesi kedua ini, indeks LQ45 menguat 9,52 poin ke posisi 241,5 dan Jakarta Islamic Indeks (JII) menguat 8,54 ke posisi 195,69.

Semua sektor saham cenderung mengalami penguatan. Hal ini dipicu sektor perkebunan yang menguat 8,710 poin sedangkan sektor pertambagan malah merosot 28,590 poin.

Sedangkan volume perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia tercatat sebesar 2,081 miliar saham atau senilai Rp2,271 triliun. Saham yang tercatat menguat sebanyak 103 saham, 43 saham melemah, dan 50 saham pada posisi stagnan.

Saham-saham yang ditutup melemah atau top loser antara lain PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) turun Rp60 ke posisi Rp630, PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) turun Rp50 menjadi Rp1.750, PT Semen Gresik Tbk (SMGR) turun Rp50 ke level Rp3.200, dan PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) turun Rp45 menjadi Rp405.

Saham-saham yang ditutup menguat atau top gainer antara lain PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp1.300 ke posisi Rp9.800, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp1.100 menjadi Rp8.450, PT Indosat Tbk (ISAT) naik Rp800 ke posisi Rp5.050, PT Astra Otopart Tbk (AUTO) naik Rp600 menjadi Rp3.600, dan PT Astra International Tbk (ASII) naik Rp550 ke posisi Rp10.200. (ade)

http://economy.okezone.com/index.php...mangat-39-poin

Maju terus.

Rupiah Dapat Berkah Thanksgiving Day

Rani Hardjanti - Okezone



JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada akhir pekan ini tampil bergairah. Rupiah meneruskan penguatannya.

Rupiah pada penutupan perdagangan Jumat (28/11/2008) ditutup menguat 150 poin ke posisi Rp12.150 per USD. Penguatan ini terjadi akibat sepinya perdagangan valuta asing (valas) di Thanksgiving Day di Amerika.

Liburannya pasar valas telah memicu pergerakan dolar Amerika yang sempit. Apalagi volatilitas dolar Paman Sam telah bergerak kalem sejak perdagangan sesi siang Kamis kemarin waktu setempat.

Hal itu diikuti dengan penguatan nilai tukar yen yang dipicu kekhawatiran investor terhadap resesi global.

Serangan ******* di Mumbai yang menewaskan sekitar 100 orang juga telah meningkatkan kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik, sehingga menguntungkan yen menyusul meningkatnya risk aversion.

Repatriasi dari perusahaan asuransi Jepang juga turut mendorong apresiasi yen.

"Paradigma pasar saat ini masih terkait masalah risk aversion di mana yen dan dolar secara umum diuntungkan dengan kondisi tersebut," ujar analis UBS Geoffrey Yu.

Dolar, yang biasanya diuntungkan oleh maraknya risk aversion, kali ini mengalami tekanan terhadap sejumlah rival utamanya, disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap lemahnya pertumbuhan ekonomi AS dan pesimisme mereka terhadap keefektifan dari paket stimulus pemerintah AS. (rhs)

http://economy.okezone.com/index.php...anksgiving-day

Semoga bisa terus membaik.

Wow~ Nice!

Tampaknya Nilai Rupiah akan terus membaik!

Semoga Nilai Rupiah thdp Dollar bisa sampai Rp.5.000...

Semangat terus Indonesia!!

:chair:

:bthx:

Ayo turun terus sampe 5000, soalnya rupiah mata uang paling gak berharg ketiga setelah dong vietnam.

Err, tidak bisa langsung disimpulkan kalo rupiah akan menguat hingga 5000, kondisi bisa berubah setiap saat.

Pemerintah Siapkan Skema Permodalan bagi Eksportir


Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan skema fasilitasi permodalan bagi eksportir untuk sektor-sektor prioritas dengan memanfaatkan dana IFC (International Finance Cooperation).

"Itu masih akan dibicarakan dengan IFC soal sektor yang akan diprioritaskan berdasarkan empat kuadran," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Iraway di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, fasilitas itu dapat digunakan oleh eksportir untuk membeli bahan baku produknya yang diekspor. Ia mencontohkan industri yang masuk dalam kuadran I adalah industri yang inputnya dibiayai dengan Rupiah namun produknya diekspor dan menghasilkan Dolar AS seperti pabrik CPO dan karet.

"Fasilitas itu berlaku juga untuk industri yang inputnya Dolar dan hasilnya Dolar juga contohnya industri tekstil dan produk tekstil serta industri permesinan," ujarnya.

Saat ini, pemerintah masih melakukan identifikasi untuk memilih sektor mana yang akan mendapatkan fasilitas permodalan itu. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan fasilitasi pembiayaan ekspor untuk Usaha Kecil Menengah di setiap daerah yang memiliki produk unggulan ekspor yang akan melibatkan Bank Pembangunan Daerah.

Sementara itu, Edy menambahkan fasilitas rediskonto setelah pengiriman ekspor barang tinggal menunggu penerbitan Surat Putusan BI dan penyelesaian masalah teknis pelaksanaannya.

"Masalah teknisnya antara lain BI harus menyiapkan kecukupan valuta asing dari berbagai negara terkait penjaminan ekspor yang dilakukan. Misalnya Yen, Bank Mandiri akan jual L/C (Letter of Credit) dalam bentuk Yen kepada BI, maka BI harus menyiapkan uang Yen," jelasnya.

Fasilitas diskonto itu berlaku untuk semua jenis pembiayaan ekspor tidak hanya dengan L/C dan untuk semua produk ekspor. Seleksi penggunaan fasilitas rediskonto itu akan dilakukan oleh perbankan sendiri dengan prinsip kehati-hatian.(*)

COPYRIGHT © 2008

http://antara.co.id/arc/2008/11/28/p...agi-eksportir/

Semoga bisa menyelamatkan ekspor kita.

Konsistensi BI Perkuat Rupiah
Asteria



(inilah.com/Bayu Suta)

INILAH.COM, Jakarta – Pada akhir pekan, rupiah tampil mengagumkan seiring kinerja pasar bursa yang positif. Liburnya pasar valas AS justru menguntungkan, sehingga mata uang Indonesia ini terus menguat. Peran BI juga ikut menentukan posisi rupiah.

Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pada perdagangan Jumat (28/11) menguat 45 poin ke level 12.150 dibandingkan penutupan kemarin di level 12.195 per dolar AS.

Analis valas Dus Nandjang mengatakan, sentimen positif dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berimbas positif ke pasar valas. Alhasil, rupiah mampu bergerak menguat. Selain itu, sepinya perdagangan valas karena pasar AS libur Thanksgiving Day, mampu dimanfaatkan rupiah sebagai momentum untuk menguat.

Selain itu, lanjut Dus Nandjang, konsistensi BI menjaga stabilitas rupiah di pasar ikut menopang penguatan rupiah. Pemerintah tidak ingin rupiah terperosok ke level 13 ribu per dolar AS dan melakukan berbagai pengawasan ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valas.

“Hal ini agar kebutuhan dolar di pasar domestik terpenuhi,” ucapnya. Beberapa langkah juga digelar, seperti upaya menarik dana pengusaha Indonesia yang parkir di luar negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

BI juga sebelumnya telah menurunkan bunga Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 7,5% untuk melonggarkan likuiditas bank. Pasalnya, saat itu bank kesulitan menyalurkan dana pihak ketiga terkait 9% dari dana itu harus dimasukkan ke instrumen BI.

Sentimen lain adalah tren penurunan suku bunga beberapa bank sentral negara-negara dunia, yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan sektor riil. BI pada rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan depan juga diperkirakan akan menurunkan suku bunganya dari posisi saat ini di level 9,5%. “Bila aktivitas sektor riil berjalan, maka perputaran dana akan kembali normal,” ulasnya.

Terpisah, Wapres Jusuf Kalla mengatakan, rupiah yang berada di level 12 ribu per dolar AS dinilainya masih berada dalam kondisi normal jika dibandingkan dengan kurs won Korea Selatan dan dolar Australia.

Pemerintah juga tidak memiliki target berapa nilai tukar seharusnya karena kurs akan terus bergerak.. “Pelemahan rupiah sebenarnya menjadi sentimen positif bagi ekspor Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, dolar AS mengalami koreksi terhadap mata uang global di tengah tipisnya transaksi. Jatuhnya rupiah disebabkan adanya ekspektasi The Fed akan kembali memangkas suku bunganya pada pertemuan Desember mendatang.

Sementara itu, investor masih mengkhawatirkan pelemahan pertumbuhan ekonomi AS serta rencana paket stimulus pemerintah senilai US$ 800 miliar yang diperkirakan memicu defisit anggaran di negara Paman Sam tersebut.

Pada perdagangan pukul 17.24 WIB, rupiah berada di level 7.917,58 atas dolar Singapura, di level 15.379,66 atas mata uang gabungan negara Eropa dan di level 7.858,31 atas dolar Australia. [E1]

http://inilah.com/berita/ekonomi/200...erkuat-rupiah/

Menguat karena hari Thanksgiving.

BI : Rupiah Menuju Ekuilibrium
Reni Herawati

INILAH.COM, Jakarta - Pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS wajar-wajar saja. Hal ini mengingat semua currency (mata uang) dalam proses menuju ekuilibrium (keseimbangan) baru.

"Semuanya, termasuk rupiah," ujar Gubernur BI Boediono seusai sholat Jumat di Gedung BI menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa pekan ini.

Sekalipun masih bertengger di level 12.000, rupiah pada pukul 12:56 WIB mengalami penguatan di 12.150 per dolar AS.

Sementara Edwin Sinaga, Direktur Finan Corporindo Nusa Securities, situasi rupiah menjelang akhir tahun memang biasanya tidak stabil. Apalagi saat ini memasuki akhir tahun, dimana banyak keperluan dolar saat ini. Termasuk para eksportir, setelah ekspor, mereka juga cenderung menahan dolar.

Edwin memperkirakan rupiah tidak terlalu banyak bergerak hari ini. Itu disebabkan tidak adanya sentimen negatif yang berpeluang mempengaruhi pasar. Dia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 1.350 per dolar.[cms]

http://inilah.com/berita/ekonomi/200...u-ekuilibrium/

Semoga terus menguat.

Quote:

---

Originally Posted by yagami_light

Wow~ Nice!

Tampaknya Nilai Rupiah akan terus membaik!

Semoga Nilai Rupiah thdp Dollar bisa sampai Rp.5.000...

Semangat terus Indonesia!!

:chair:

:bthx:

---

perasaan malah uda mencapai 13k..

amrik semakin anjlok tapi nilai tukar kita juga terus2an anjlok..
ga bisa beli barang luar dah klo gini terus2an

Co-founder of ailing Indonesian bank arrested: police

The co-founder of Indonesia's ailing Bank Century faces up to 15 years in jail after being arrested for breaking the country's banking laws, police said Thursday.

"On Tuesday we questioned one of the owners of Bank Century, Robert Tantular. On Wednesday we arrested him and officially named him a suspect," national police Chief Detective Susno Duadji told reporters.

"He influenced the direction of the bank so that it no longer carried out its obligations," Duadji said, without elaborating.

"But people don't have to worry as the bank is now operating as normal," he said.

Indonesia's government last week banned bank executives, including minor shareholder Tantular, from travelling abroad after the state-owned deposit guarantee agency took control of Bank Century.

The move by the agency, the first of its kind since the 1997-98 Asian financial crisis, came after the bank failed to meet its obligations on an interbank loan.

Bank Century, one of the country's smallest, had 1.2 billion dollars in assets as of September 30.

http://news.id.msn.com/regional/arti...mentid=1807168

Bagaimana menurut lainnya?

ga perna liat bank century tapi pernah denger n bank ini sering dipake transaksi dalam pasar index..

Economic crisis deepens in Europe, Asia

http://sgstb.msn.com/i/D1/C8701C58F9...AF466DE5B9.jpg

The global financial crisis took a fresh toll on economies from Asia to Europe on Friday, with Japan and India suffering setbacks and Sweden the latest European nation to fall into recession.

Japan slipped deeper into recession with factory output tumbling 3.1 percent and consumer spending dropping 3.8 percent in October, official data showed.

The figures were "stunningly bad," said Societe Generale's chief Asia economist, Glenn Maguire.

"Japan's industrial activity is set to worsen in the near-term, perhaps by an unprecedented degree, as exports to the US have plunged over the past year," he warned.

Rising economic powerhouse India, struggling with extremist attacks in the financial capital Mumbai, said its economic growth slowed to 7.6 percent in the third quarter of 2008 from 7.9 percent in the second.

While still a respectable performance at a time when many developed economies are in recession , the slowdown in India highlighted the extent to which the US-born financial crisis has spread around the world.

The Russian central bank raised its key refinancing interest rate again to 13 percent from 12 percent on Friday to "lower the level of capital outflows and contain inflationary tendencies."

The global economic crisis has prompted investors to pull their cash out of developing economies such as Russia that are still seen harbouring risk, and to transfer it to more established havens.

There was also bad news from South Korea, where industrial production fell 2.3 percent in October in a sign that the export-driven economy was slowing faster than expected.

Some analysts see little prospect of a recovery in the current climate of fear and gloom over the global economy.

US stocks climbed Friday, however, driven by momentum from strong gains this week inspired by a sense that the credit crisis may be easing.

In a shortened session after Thursday's Thanksgiving Day holiday, the Dow Jones Industrial Average closed up 1.17 percent. The Nasdaq composite rose 0.23 percent and the Standard & Poor's 500 broad-market index rose 0.96 percent.

Andrew Busch at BMO Capital Markets said the attacks in Mumbai underscored the fragile geopolitical situation and initially pressured the market.

"The markets appear to be saying that they are worried, but not excessively so," he said.

Al Goldman at Wachovia Securities said the market was testing whether selling pressures had been exhausted and if the rally can hold.

"We believe the economic news will remain very negative well into 2009," he said. "If the stock market can show cumulative buying despite bad data, the market would be saying it has discounted the economic and credit market problems."

European stock exchanges limped ahead, with the London FTSE 100 index gaining 1.46 percent. In Paris the CAC 40 added 0.38 percent while in Frankfurt the Dax rose 0.09 percent.

The region continued to feel the fallout from the financial crisis.

Britain's Royal Bank of Scotland said the government would end up with a 57.9 percent stake in the bank after a share issue to raise funds to help it cope with the financial crisis.

RBS said that ordinary shareholders had agreed to take up only 0.24 percent of the share issue, with the government then taking up the balance, as provided for in its recapitalisation plan for the British banking system.

Sweden fell into recession in the third quarter after its economy contracted 0.1 percent for two successive quarters, the national statistics agency (SCB) said on Friday.

Sweden joins Ireland, Italy and Germany as European Union members now in recession.

In Hungary, Japanese car manufacturer Suzuki said it would lay off 1,200 people at a plant near Budapest. Taiwanese electronics company Foxconn said it would lay off 1,500 workers at two Hungarian plants, the MTI news agency said.

Italy 's government said it had adopted measures including tax credits to help families and companies cope with recession. One news report valued the aid at 4.0 billion euros.

In Spain , the collapse of the once-booming property sector, which has dragged Europe's fifth-largest economy to the brink of recession, continued.

Major developer Habitat filed for creditor protection and its rival Colonial said it risked doing the same.

With developed nations focused on efforts to boost their own recession-hit economies, the World Bank urged donors not to abandon poor countries hit by the financial crisis.

Developing countries "find themselves at the mercy of a crisis not of their making," World Bank President Robert Zoellick said ahead of a UN development conference this weekend.

http://news.id.msn.com/topstories/ar...mentid=1809191

Swedia pun udah resesi

Quote:

---

Originally Posted by rashiqah

Link Berita : http://pontianakpost.com/index.php?m...detail&id=8737

Komentar :


Jepang melakukan ini mungkin tingkat penggunaan uang lebih banyak daripada penginvestasi modal, jadi dengan bunga 0,5 % saja perbankan di jepang bisa maju, dan ini mungkin bisa dijadikan contoh oleh kita tentang rasa Nasionalisme terhadap negara
Untung rugi adalah hal kecil yang penting negara maju
Jika ini berlaku dengan indonesia??? Bagaimana KOmentar anda

---

Kita juga mayoritas agama Islam.

Bagaimana kalau kita menggunakan argumen bahwa istilah "making money out of money" itu melanggar prinsip agama Islam.

Secara logika pun, apa guna nya kita membikin uang dari uang (alias interest bearing loans), apabila proses tersebut tidak menyebabkan produksi yang "nyata".

Dan kalo dipikirin, berarti bank2 di Indonesia telah melakukan kejahataan sosial terhadap rakyat.

Krisis Global Pasti Berlalu
Sabtu, 29 November 2008 - 12:31 wib



BALIKPAPAN - Krisis global yang terjadi akan segera teratasi. Karena seluruh bank sentral di dunia ikut ambil bagian untuk membantu menyelesaikan krisis.

"Saya yakin semua bank sentral tidak akan tinggal diam. Tapi yang bagus sekali adalah pada saat pertama kalinya yang dulu hanya ada ditangani oleh tujuh negara maju sekarang ditangani oleh 20 negara bersama-sama. Ini adalah perubahan yang sangat fundamental," papar Mantan Menko Perekonomian Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, di sela-sela pembukaan cabang Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) di Balikpapan, Kalimantan, Jumat (28/11/2008).

Menurut mantan menko perekonomian era Megawati ini, seluruh negara-negara maju pada April 2009 akan menggelar pertemuan terpadu untuk mengambil tindakan segara dan tindakan jangka panjang atas krisi global yang terjadi saat ini.

Pada April 2009, rencananya, akan ada peninjauan ulang atas apa yang mereka setujui pada pertemuan di Washinton pada waktu itu. Ada dua jenis yang akan ditinjau, yakni apa yang mereka sebut dengan tindakan-tindakan segera dan tindakan-tindakan berjangka menengah.

"Tapi sambil menunggu G-7 ditambah dengan Negara-negara seperti Mexico, Brasil, Indo, China, India, itu seluruh bank sentral seluruh sudah bekerja sama untuk menyelamatkan keadaan," jelasnya.

Dia berpendapat, kerja sama seluruh bank sentral ini untuk meeyakinkan bank untuk mulai berani meminjamkan kembali kreditnya.

"Kekeringan yang ada di pasar disebabkan karena bank-bank ragu dalam memberikan pinjaman. Mereka khawatir menghadapi kredit macet," ujarnya. (rhs)

http://economy.okezone.com/index.php...-pasti-berlalu

Kita pasti bisa!