Quote:
Seiring dengan terjadinya berbagai pro dan kontra, mekominfo Muhammad Nuh memaparkan saat ditemui di ruang rapat Gedung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (14/10), beberapa kali Nuh menegaskan bahwa dirinya tidak tahu dengan sosok perempuan berkulit putih tersebut lebih detail.
"Enggak tahu. Saya enggak tahu siapa Miyabi. Saya tidak tertarik untuk mencari tahu. Kalau saya mencari tahu, wah! itu namanya bikin masalah sendiri," tutur Nuh. PT Maxima Pictures membatalkan kedatangan aktris Miyabi. Perusahaan yang sedianya akan memproduksi film, menunda rencana pembuatan film tersebut hingga batas waktu ditentukan kemudian. "Itikad baik ini merupakan perwujudan kepekaan produser atas kondisi sosial masyarakat di sekitarnya," ujar Nuh. (dikutip dari kompas..com)
Berbagai macam pro dan kontra Miyabi bukan merupakan sebuah halangan bagi PT.Maxima Pictures untuk menggarap film berjudul "Menculik Miyabi".
Pembatalan Miyabi datang ke Indonesia membuat para penggemarnya kecewa meskipun tidak seluruh penggemar Miyabi menyukainya dari segi porno saja, kecantikan yang mempesona pun merupakan salah satu daya tarik yang membuatnya memiliki penggemar sebegitu banyaknya di Indonesia meskipun terkadang menyayangkan bahwa Dia adalah seorang artis porno.
"Pekan depan kita akan ke Jepang. Bertemu Miyabi lagi," ungkap produser film Menculik Miyabi, Ody Mulya Hidayat saat berbincang dengan okezone, Kamis (14/10/2009).
Karena itu, dia dan beberapa orang dari Maxima akan datang kembali ke Jepang untuk meyakinkan Miyabi, agar tetap mau bermain film Menculik Miyabi. "Namanya orang sudah kecewa, maka harus dilakukan pendeketan khusus," ungkapnya.
Dia berharap, Miyabi akan tetap bermain film yang digarap Maxima Pictures tersebut. Sedikitnya pernyataan tersebut memberi secercah harapan diantara penggemarnya. Maria Ozawa atau lebih dikenal Miyabi akan tetap digunakan dalam film "Menculik Miyabi".
Ada kemungkinan PT.Maxima Pictures akan melakukan syuting di luar negeri, mengingat PT.Maxima Pictures merupakan dedengkot insan perfilman di Indonesia adalah hal yang sedikit mustahil kalau mereka menabrak rules perfilman di Indonesia. Dan tentu saja meskipun syuting diluar negeri film ini harus lulus sensor untuk dapat di tayangkan di Indonesia.