Menunggu Bis
Seorang gadis lugu baru pertama kali mengunjungi kota Washington, DC. Dia sangat ingin mengunjungi sebuah tempat di kota itu. Karena tidak tahu arah yang pasti, dia lalu menanyakannya kepada seorang polisi yang ada di dekatnya.
"Permisi Pak," kata gadis itu, "Saya mau pergi ke 'Capitol Building', bagaimana caranya ya?"
Dengan ramah polisi itu berkata, "Anda tunggu saja disini dan tunggulah bis nomor 54 dan bis itu akan membawa Anda langsung sampai ke 'Capitol Building'."
Gadis itu langsung mengucapkan terima kasih kepada si polisi dan polisi itu pergi.
Tiga jam kemudian si polisi kembali lagi ke posnya dan mendapati bahwa si gadis masih berdiri di tempat yang sama.
Si polisi langsung menghampiri gadis tersebut dan berkata, "Permisi Nona, tapi untuk bisa pergi ke 'Capitol Building' Anda harus naik bis nomor 54. Aku sudah mengatakannya tiga jam yang lalu bukan? Kenapa Anda masih menunggu di sini?"
Dengan lugunya sang gadis menjawab, "Nggak usah khawatir Pak, nggak lama lagi kok... barusan bis yang ke 45 sudah lewat kok, jadi masih kurang 9 bis lagi!"
----------------------------------------------------------------------------------------
Ilmuwan Indonesia Di Interview
Alkisah di tahun 2100 diadakan perlombaan pengetahuan ilmiah tingkat dunia di Jenewa. Tahap Seleksi awal dilakukan interview oleh panitia penyelenggara, berikut kira-kira cuplikannya :
Peserta pertama dari Amerika dipanggil Panitia
Panitia :"Coba ceritakan siapa itu Galileo Galilei?"
Si Amerika : "Fisikawan Italia zaman Reinaissance, penyempurna teleskop yang bisa mengamati bintang dan pendukung teori Copernicus.
Panitia : "Kalo James Watt?"
Si Amerika : "Ilmuwan Skotlandia penemu mesin uap modern yang memicu revolusi industri, nama belakangnya dipakai sebagai satuan daya saat ini."
Panitia : "Ok. Good. Proceed...."
Peserta kedua dari China dipanggil Panitia
Panitia : "Coba ceritakan siapa itu Archimedes?"
Si Chinese : "Filsuf Yunani Kuno. Penemu cara kerja tuas, sistem katrol, menyempurnakan nilai pi, dan kutipannya yang paling terkenal 'Uereka, Uereka!!'."
Panitia : "Well. Good enough, bagaimana dengan Guglielmo Marconi?"
Si Chinese : "Ilmuwan asal Italia pemenang nobel dan penemu sistem telegrafi tanpa kabel yang kemudian dikembangkan menjadi radio."
Panitia : "Ok. Fine. Proceed....."
Tibalah peserta ketiga dari Indonesia dipanggil Panitia
Panitia : "Coba ceritakan siapa itu Albert Enstein?"
Si Indo berpikir sebentar kemudian menjawab : "Uhm...Tidak Tahu Tuh..."
Panitia agak kaget, tetapi kemudian melanjutkan : "Kalo Sir Isaac Newton siapa tuh?"
Si Indo berpikir lagi, kemudian lagi-lagi menjawab : "Er...Tidak Tahu juga..."
Kali ini Panitia tambah kaget, tapi masih dilanjutkan : "Ok, gimana dengan Thomas Alva Edison. Tau donk?"
Si Indo mulai jengkel juga. Jawabnya : "Ndak Tahu!!!"
Sang Panitia kehilangan kesabarannya, "Huh? Kamu tidak tahu siapa itu Enstein, Newton, Edison tapi kamu nekad mau ikut perlombaan tingkat dunia seperti ini? Gak salah?" Sindir Sang Panitia dengan sinisnya.
Si Indo langsung menghardik : "Oh ya? Sekarang gua balik nanyain elo. Tau si Urip gak? Si Raharjo? Suprapto? Hah?"
Panitia : "Gak Tau. Emang siapa itu?"
Si Indo : "Nah itu lah....masing-masing kan kita punya kenalan sendiri-sendiri!!"
Panitia : ....
---------------------------------------------------------------------------------------------
Kisah Anak Dusun Dan Kondom
Beberapa masa yang lampau alkisah ada seorang wanita cantik dan menggoda berkendaraan mobil dari Semarang menuju Jogja, jalan punya jalan hari pun menjelang malam dan entah gimana salah ambil belokan si wanita malah berakhir di sebuah dusun yang sepertinya terpencil sekali.
Perasaan waswas mulai muncul sampai akhirnya keliatan sebuah rumah dengan seorang petani sedang duduk-duduk di teras. Si wanita pun menghampiri sembari bertanya : "Mohon maaf pak, saya hendak menuju ke Jogja, kalau mau kembali ke Jalan besar lewat mana ya pak?". "Wah nona pasti tersesat, gampang kok, tinggal ambil jalan setapak ini lurus terus sampai ketemu kali terus arah kiri sampai ketemu jalan besar lagi," timpal sang Petani.
Petunjuknya sebenarnya simpel tapi berhubung udah malam namanya di dusun lagi si wanita takut juga. Dan karena si petani keliatannya tulus dan baik hati maka si wanita memberanikan diri bertanya, "Mohon maaf pak kalau diijinkan bolehkan saya ijin menginap di rumah bapak sampai pagi tiba saya melanjutkan lagi perjalanan?". Si petani mendelik, "Hmm...boleh sih, cuma satu syarat. Saya punya dua orang anak laki-laki di rumah, biarpun mereka sudah berumur 19 dan 20 tahun tapi mereka masih polos jadi tolong kamu jangan menggoda anak-anak saya." Wah...si petani rupanya ngerti betapa menggodanya si wanita dan protektif sekali sama anak-anak lelakinya.
Habis berjanji maka menginaplah sang wanita di rumah si petani, tapi apa daya si wanita tidak bisa menahan gairahnya melihat kedua anak petani yang masih muda, perkasa dan atletis itu. Apalagi yang pastinya masih perjaka... Akhirnya menjelang tengah malam saat si petani telah tidur, melanggar janjinya si wanita mengajak kedua pemuda itu ke kamarnya. "Nah, kalian berdua sudah siap untuk coba merasakan apa yang namanya kenikmatan seks itu? Saya jamin akan memberi kalian malam yang nikmat tidak terlupakan." "Siap nona," timpal kedua pemuda tersebut polos. "Cuma satu hal, saya tidak mau sampai hamil, jadi sebaiknya kalian memakai ini," Kata si wanita sambil mengeluarkan dua set kondom dari tasnya. Si wanita dan kedua pemuda itu pun bercinta semalaman. Menjelang pagi si wanitapun mengucapkan selamat tinggal dan melanjutkan perjalanannya.
30 tahun pun berlalu.....
Suatu hari kedua abang adik tersebut duduk santai di teras dan ngobrol-ngobrol ringan, entah gimana si Abang memulai percakapan.
Abang : "Dik, ingat tidak kamu berpuluh-puluh tahun yang lalu ada seorang wanita yang malam-malam nginap di rumah kita?"
Adik : "Yang memberi kita kenikmatan yang tidak terlupakan itu? Oh ya tentu saja ingat...mana mungkin bisa saya lupakan?"
Abang : "Betul, betul, yang katanya dia tidak ingin sampai hamil itu."
Adik : "Iya, iya, saya ingat itu. Emang kenapa bang?"
Abang : "Ehmmm. Gimana yah, terus terang saat ini sebenarnya kamu masih peduli tidak wanita itu hamil atau enggak?"
Adik : "Terus terang sih bang, enggak peduli lagi.....Kalau abang sendiri gimana?"
Abang : "Sama. Kalau begitu mari yok kita lepaskan karet sialan ini....."
------------------------------------------------------------------------------------------