ini bukan Curhat, ini hanyalah cerita..
Cerita ini untuk anda yang sedang terjatuh dan anda yang merasa tak punya
jalan keluar. ini bukan cerita cinta, tapi cerita tentang apa itu cinta.
Prologue.
Kemana burung gereja itu pergi?, Kemana awan awan itu pergi?
itu pertanyaan yang muncul di otak gw saat tersadar antrian tiket busway sudah sampai di giliran gw.
gw menyerahkan uang lima ribuan dan dikembalikan dengan uang receh lima ratusan sebanyak tiga keping
dengan buru buru sampai terjatuh satu kepng kebawah.
"bengong ya pak?" ujar kasir sambil tersenyum, gw pun hanya bisa membalas senyumnya.
pak? umur gw baru duapuluh dua, om om saja belum ucap hati kecil gw.
gw memasukan tiket busway gw dan antri di gardu kanan menunggu bis menuju Harmoni.
Setelah dari harmoni baru ke senayan ujar gw dalam hati.
Sebenarnya gw bisa bawa mobil, tapi karena hari masih sangat pagi tidak ada salahnya naik busway.
toh nanti pulang akan lembur karena ada janji dinner dengan klien.
dan itu berarti gw akan pulang malam.
gw melipat lengan panjang tangan kiri gw untuk melihat jam Tag heuer carrera hitam pemberian Ibu gw.
jam 5:55 gw yakin kucing gw belum bangun, dan begitu dia terbangun mendapati gw gak ada
dia pasti bakal ngeong2 ke pembantu gw dirumah minta bikinin sup ikan. selera piaraan gw aneh memang
sama kayak majikannya. terakhir kali gw liat sebelum berangkat dia lagi gigitin psp gw.
mungkin karena kemaren gw maen pspnya sambil makan ayam..
bus pertama dateng, gw masuk dan melihat bisnya cukup sepi.
"terminal Pulau gadung!" ucap penjaga pintu Busway orang orang mulai keluar.
dan gw pun masuk kedalam setelah rombongan keluar selesai, pada saat gw masuk tiba tiba ada orang yang
sudah keluar masuk lagi kedalam busway, dia kearah gw. dan tiba tiba dia nunjuk gw dan bilang, "echa?"
This is gonna be one hell of a day.
Part 1. A bitter love have bitter ending
"echa?" ucap cewek berkulit coklat bening yang berdandan dengan bedak tipis, mukanya tipikal jawa "jakarta".
gw kenal muka ini, risma. ini mantan gw waktu dulu masuk kuliah.
setelah gw tersadar dia bertanya lagi "lu echa bukan?". gw diam sebentar dan bilang.
"tergantung, kalau malem biasa disapa echi hihihi". risma sentil idung gw masih dengan jari sama yang nunjuk gw dan bilang "najong".
terus dia maen asal duduk sebelah gw.
selang beberapa detik ada beberapa hal yang mencuat di otak gw.
1. Kenapa Risma ke daerah gading?
2. Kalau Risma mau ke gading kenapa dia ikut masuk lagi?
3. Emang dia pasti mau ke gading?
4. Kucing gw udah bangun atau belom?
5. gw baru inget sekarang kalau tadi malem gw ngerjain marmut adek gw dengan selotip lobang minuman hamster
6. itu hamster pasti udah megap megap sekarang heahehahea
7. gila gw baru sadar sudah 12 jam gw selotip itu lobang, mati kagak ye?
lamunan gw terputus karena risma ngomong "lu sekarang ngerti becanda ya"
Berarti dari dulu gw gak ngerti becanda, alias di mata dia dulu gw cuman lelaki kasar yang kerja makan tidur terus teriak teriak.
bener juga sih..
"lo mau kemana ris?" ujar gw santai. "gw mau menuju ke kantor" kata dia sambil ngeliat potongan rambut baru gw yang aneh
Kantor lo dimana?
Kelapa Gading.
ini menuju ke harmoni
gw pingin ngomong sama lo
loe gak telat ngantor?
sekarang masih jam 6
terus loe mau muter2 busway?
suka suka gw.
*diem sebentar*
"Hmm.. lu sekarang berubah ya" kata gw sambil buka kotak sarapan yang isinya sangat tidak elit, tahu, tempe dan cabe pake kecap sedikit.
kenapa selera gw murahan ya? mau makannya juga malu depan si risma, karena kalau makan begini cocoknya kaki naek satu.
risma coel tangan gw dan bilang "gw laper nih" sambil pake pasang muka gak tau malu.
"nih tempe" kata gw kalem, "gak mau, kita makan di McD sunter aja yuk" ujar risma sambil ngajak gw berdiri keluar di halte Asmi.
gw menahan tarikannya "gw mau ke kantor ris, kantor gw jauh di senayan". "oh yaudah bagus kita makan di senayan aja" kata risma santai
"lah lu gak kerja?" ucap gw lirih. "itu kantor punya gw" dengan nada yang rendah tapi dibumbui ego yang tinggi.
Anak ini sudah berubah, itu kata kata gw dalam hati sepanjang perjalanan.
Risma 23 tahun, pemilik usaha Travel, usaha yang estafet dari bapaknya yang sudah Meninggal setahun yang lalu.
Sekarang bandingkan dengan Echa 22 tahun, makan tahu tempe, orang tua Alhamdulillah Sehat wal-afiat, selalu ngingetin kalau mandi
jangan malem2, main game kalau teriak2 jangan ngomong jorok dan jangan maenin hamster ke kucing.
Risma sekarang lebih aduhai, Dengan baju yang menantang (bukan, bukan ngajak berantem). dandanan yang ok banget.
Handphone blackberry Onyx yang nempel terus kayak dijait selalu dipijit2 karena selalu ada bbm.
Echa sekarang lebih.. gemuk?, dengan baju yang gak disetrika (males). dandanan yang seadanya kalau gak mau dibilang pas pasan
handphone Esia bosok, dan iPhone yang mau dipamerin tapi dari tadi gak ada yang sms apalagi nelpon.
gak elit kan kesannya tiba2 ngeluarin iPhone terus maenan tetris.
Harumnya risma sangat ajib, bagaikan bau strawberry dikasih susu. gw gak lagi ngomongin yoghurt. jangan gila dong.
gayanya bicara sekarang dicampur2 bahasa english, sedangkan gaya bicara gw dicampur2 bahasa betawi dan jawa.
dia cerita katanya dia di States (USA) setahun buat belajar. Usaha travel aja ada tempat belajarnya emang keren besok2 gw bikin tempat belajar
usaha warteg. nanti bikin franchisenya dengan tagline "Warteg! enak, Murah meriah! Tradisional! Have it your way!"
Maksud dari have it your way ini lo bisa makan sambil ngupil, kaki naek, ngerokok sambil menikmati makanan, minta tambah kuah sayur ke nasi.
pokoknya have it your way lah, mau sambil ngangkang juga sesuka loe.
tapi gw sadar kalau ternyata tagline have it your way adalah kata2 dari Burger King.. yasudahlah.
Imajinasi liar dan brutal gw dipotong oleh ajakan risma.
"echa kita udah lama gak jalan bareng"
"lah ini namanya apa? naek busway bareng?" kata gw ****
"bukan maksud gw jalan jalan gitu. Mau gak kita ke singapore jalan2?"
Holy crap.
Singapura, negara paling akhir yang jadi tujuan wisata gw sesudah Afganistan.
gw lebih baik ikut2an maen Air soft gun dengan peluru timah daripada harus ke singapura ketemu mantan gw.
dan gw lebih memilih menghindari butiran peluru daripada mengingat masa lalu.
karena peluru masih bisa dihindari walaupun presentasenya kecil, tapi masa lalu itu tidak akan bisa dihindari apalagi hilang.
"jadi gimana cha?, mau?" ulang risma.
"eh gw lagi gak ada duit.." kata gw merendahkan diri, menaikkan gengsi, dan menurunkan rasa percaya diri.
Risma diam dan berkata "ya gak harus sekarang kan", "ya tapi gw besok2 gak ada duit" jawab gw cepat.
"Kalau gitu pergi secepatnya aja!" ujar Risma, gw jawab pelan "kalau sekarang gw gak ada waktu".
Risma lalu cemberut. dan bales bbm dari temennya. terus dia nengok ke gw dan nanya "lo biasa naik busway pagi pagi?"
nggak gw biasa nyetir sendiri.
terus kenapa naik busway?
lagi pengen aja, kepagian bangunnya.
gw juga baru kali ini naik busway.
gw gak nanya.
gw ngasih info, berarti kita jodoh dong cuit2.
jangan bikin gw ge-er
boleh dong becanda becanda sama ex, emang cewek loe marah?
nggak sih.. nggak ada.
yang waktu itu di friendster?
long story..
emang gimana lo sama dia?
"sebenarnya gw rada males bicarain ini", mata gw ngeliat mata risma dengan serius.
risma nunduk dan bilang "sorry", gw menatap ke depan sambil berbisik "bitter love have better ending"
Hidup ini seperti Air, Selalu mengalir. Dari gunung yang indah mengalir ke sungai yang bening, lalu pergi ke selokan yang kotor
dan mengalir menuju laut lalu berkumpul bersama air lainnya.
Sama seperti manusia.
Sekarang bisa hidup enak senang senang, lalu hidup mengalir..
menjadi susah dan berjuang lalu ikut kotor karena keadaan sekitarnya, dan akhirnya bertemu jodohnya.
Bedanya kita dengan air adalah, kita bisa memilih mau terus tinggal di selokan atau mau mengalir ke laut
AAR
Share This Thread