Jumlah utang pemerintah Indonesia terus meningkat, bahkan secara nominal sudah cukup tinggi yakni mencapai Rp1.650 triliun. Tak hanya itu, dari sisi rentang waktu catatan utang baik dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman luar negeri telah terbentuk sampai 2055.
Namun, meski jumlah utang cukup besar dan rentang waktu pembayaran utang cukup lama, pemerintah mengklaim tidak perlu dikhawatirkan. "Karena kalau bicara utang, kita melihat porsi utang terhadap rasio PDB (produk domestik bruto)," kata Hatta di komplek Bidakara, Senin 22 November 2010.
Saat ini, kata dia, jumlah utang yang besar bisa dikelola dengan baik. Itu terlihat dari perbaikan lembaga rating internasional terhadap posisi utang Indonesia. Selain itu dari sisi perbandingan utang terhadap PDB, terlihat makin menurun dari rasio 57 persen pada 2004 menjadi 26 persen pada 2010.
Data Kementerian Keuangan kemarin juga merilis kemampuan Indonesia terhadap angka pembayaran utang ini semakin meningkat. Bahkan secara umum penurunan rasio pembayaran kewajiban pinjaman ke luar negeri terhadap cadangan devisa RI juga terlihat signifikan.
Penurunan porsi pembayaran atau berarti makin meningkatkan kemampuan membayar utang pemerintah bisa terlihat dari rasio yang semula 21,4 persen pada 2004, pada 2007 menjadi 18 persen dan 2010 diperkirakan sebesar 12,7 persen.
Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan memang pemerintah tidak bisa terlepas utang karena belanja yang kian membesar.
Diakui ketergantungan utang ini akan ada berlangsung sampai tahun 2055 dimana profil utang jatuh tempo tertinggi pada tahun 2033 yakni sebesar Rp130 triliun. Utang jatuh tempo ini terbentuk atas surat utang eks-BLBI kepada Bank Indonesia berkode SRBI-001.
Sementara profil utang tahun 2034 jatuh tempo ada sebanyak Rp2 triliun, 2035 Rp15 triliun, 2036 ada utang Rp1 triliun dan utang lain tercatat dalam jumlah kecil. Untuk rerata utang tahun 2040-2055 tercatat yang akan jatuh tempo adalah sebesar Rp1 triliun.
http://bisnis.vivanews.com/news/read...angan-khawatir
Jangan khawatir biar para rakyat yang bayar, kita mah tinggal ngabisin aja dananya buat keluar negri
Share This Thread