Rumah Sakit Islam di Ibu Kota Yangon, Myanmar jadi saksi indahnya agama diajarkan Nabi Muhammad ini. Dalam konflik sektarian tengah pecah di negara itu, para medis bekerja di sana menerima semua korban tidak peduli latar belakang mereka apakah dari kalangan Buddha, Islam, miskin, kaya, pegiat politik, masyarakat biasa, dan sebagainya.
Stasiun televisi FOX melaporkan, Senin (16/9), rumah sakit gratis ini tidak pernah kosong. Mulai dari terang hingga lorong-lorong semua orang menunggu untuk mendapatkan perawatan medis yang tidak terjangkau bagi mereka. Ini lantaran dana kesehatan masih sangat kurang di Myanmar.
Seorang dokter bekerja di sana bernama Tin Myo Win mengatakan rumah sakit itu bebas diskriminasi. "Semua orang kami rawat di sini tidak peduli punya uang atau tidak, dan apa agama mereka. Saya dokter bedah dan sudah tanggung jawab saya mengobati pasien menderita," ujar Win.
Dokter lain telah menjadi tahanan politik sebab telah menjadi dokter pribadi pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi mengatakan sudah banyak mengobati para biksu selama 21 tahun bertugas. Dokter namanya dirahasiakan ini mengatakan Rumah Sakit Islam Yangon merupakan tempat langka menyiratkan simbol keberagaman dan perdamaian di tengah negara terbelah konflik antar agama.
Salah satu pengunjung rumah sakit yakni Tin Tin Khaing mengatakan dia datang ke tempat itu tidak peduli dengan perbedaan keyakinan. "Saya penganut Buddha dan telah sering berbisnis dengan umat muslim. Tidak ada masalah dengan itu," ujarnya.
Rumah sakit itu didirikan oleh sekelompok pegiat muslim pada 1937. Awalnya tempat itu hanya apotik menyediakan obat-obatan murah. Mereka hidup di bawah tekanan kekuasaan kolonial Inggris. Hingga kini tempat itu berkembang dengan memiliki departemen khusus bedah, kebidanan, ginekologi, mata, dan psikiatri. Mereka memberikan perawatan cuma-cuma bagi pasien dianggap sangat miskin. Sementara biaya kecil dibebankan bagi mereka yang mampu membayar.
Rumah sakit ini tetap hidup meski dana kesehatan Myanmar habis untuk pengeluaran militer saat junta masih berkuasa penuh. Beberapa lembaga bantuan internasional memberikan bantuan terbatas bagi mereka.
Win dokter beragama Buddha mengatakan banyak muslim Myanmar mengeluarkan sedekah 10 persen dari pendapatan mereka demi keberlangsungan rumah sakit ini selain sumbangan internasional.
Banyak pihak berharap rumah sakit Islam bisa menjadi contoh dan akan muncul tempat serupa di mana kesehatan dan kesembuhan tidak memandang dari hal memicu perbedaan.
sumber: http://www.merdeka.com/dunia/rumah-s...erdamaian.html
ajaran islam terbagi 2 fase. wahyu yg diturunkan di mekah dan madinah
sayangnya banyak orang lebih tertarik mengikuti wahyu dari madinah dan menjadi ekstremis.
Share This Thread