An Angel and A Reaper
Author: LunarCrusade
Copyright ©2011-2012 - f399 IDGS Forum
Genre: Adventure, Romance, Science Fiction, Supranatural, Comedy (tergantung yg baca ngakak apa nggak*ditabok*)
--------------------------------------------
Chapter 0: A Smile Before Your Death
Chapter 1: Execution Angel and Destructive Reaper
Chapter 2: Escape
Chapter 3: Spatiotemporal DNA
Chapter 4: Love in Maple ~ Bioshpere Guardian (Part 1)
Chapter 5: Love in Maple ~ Biosphere Guardian (Part 2)
Chapter 6: For the Motherland ~ Old Varangian Bear (Part 1)
Chapter 7: For the Motherland ~ Old Varangian Bear (Part 2)
Chapter 8: Sakura, Sakura ~ Transient Life (Part 1)
Chapter 9: Sakura, Sakura ~ Transient Life (Part 2)
Chapter 10: Twin Unity ~ Four Cardinals, Five Elements (Part 1)
Chapter 11: Twin Unity ~ Four Cardinals, Five Elements (Part 2)
Chapter 12: Poorest Among the Poor ~ The Angel's Prayer (Part 1)
Chapter 13: Poorest Among the Poor ~ The Angel’s Prayer (Part 2)
Chapter 14: Electric, Magnetic, Lunatic ~ Protecting an Empire (Part 1)
Chapter 15: Electric, Magnetic, Lunatic ~ Protecting an Empire (Part 2)
Chapter 16: Road to Exaltation ~ Re:Genesis (Part 1)
Chapter 17: Road to Exaltation ~ Re:Genesis (Part 2) (+ Resha's picture)
Chapter 18: Ultimate Chivalry ~ Land of Knights (Part 1) (+ map of Europe)
Chapter 19: Ultimate Chivalry ~ Land of Knights (Part 2)
Chapter 20: Operation Barbarossa ~ Cucina d'Italia (Part 1)
Chapter 21: Operation Barbarossa ~ Cucina d'Italia (Part 2)
Chapter 22: Sands of Time ~ Ancient Kingdom of Nile (Part 1)
Chapter 23: Sands of Time ~ Ancient Kingdom of Nile (Part 2)
Chapter 24: Lion of the Delta ~ Two Feelings (Part 1)
Chapter 25: Lion of the Delta ~ Two Feelings (Part 2)
Chapter 26: Heart Vibration ~ Tectonic Dislocation (Part 1)
Chapter 27: Heart Vibration ~ Tectonic Dislocation (Part 2)
Chapter 28: Divine Mission - Introduction
Chapter 29: Divine Mission - Prelude (+ Worldwide Plan Overview map)
Chapter 30: Divine Mission - Overture
Chapter 31: Divine Mission - Chorus
Chapter 32: Crusade Against Homeland (Part 1)
Chapter 33: Crusade Against Homeland (Part 2)
Chapter 34: Crusade Against Homeland (Part 3)
Chapter 35: Transcendental Love
Chapter 36: Epilogue - Light of the World (END)
--------------------------------------------
Spoiler untuk Chapter 0 :
==============================
Chapter 0: A Smile Before Your Death
==============================
“Beritahu keluarganya kalau eksekusi sudah dilakukan, biar mereka yang urus penguburan jasadnya.”
Eksekusi hari ini sudah kulakukan dengan baik. Hari ini korbannya adalah seorang pria berumur 42 tahun yang melakukan pembunuhan berantai sebanyak 14 kali. Tentu saja, begitu orang itu diadili, dia langsung dijatuhi hukuman mati karena semua bukti yang ada sangat memberatkan dirinya dan tidak bisa dibantah. Dan…permintaan terakhirnya adalah dieksekusi olehku.
Sudah 2 tahun aku menjalani profesi ini, dimulai sejak aku berusia 22 tahun. Kalau dihitung-hitung, sampai hari ini aku sudah melakukan 63 kali eksekusi.
“Kerja bagus, Daleth. Akan kutraktir kau minum malam ini.”
Ah, itu kepala penjara tempatku bertugas.
“Tidak usah repot-repot. Saya harus pulang dan membersihkan rumah hari ini. Sudah seminggu tidak kusapu…”
“Hahaha…oke, baiklah kalau begitu. Besok siang saja akan kutraktir kau makan siang.”
Wah, lumayan. Sudah lama lelaki yang mengepalai penjara ini tidak menraktirku makan. Besok juga tidak ada eksekusi yang harus kulakukan.
Itulah diriku, Daleth, yang dikenal juga sebagai…Execution Angel. Tentu saja julukan itu bukan sembarangan diberikan, tapi karena ada sesuatu yang spesial dalam caraku mengeksekusi tahanan.
5 hari berlalu, ada seorang tahanan yang harus kueksekusi. Kali ini adalah seorang wanita berusia 31 tahun dengan kasus, lagi-lagi pembunuhan, dengan korban adalah 11 orang anak di bawah umur. Ah…dengan senang hati akan kueksekusi orang seperti ini. Dunia ini sudah terlalu penuh dengan kejahatan, dan kuharap dengan tegasnya hukum seperti ini akan mengurangi kejahatan yang ada.
Eksekusi dilakukan pada malam hari sekitar jam setengah 11, di dalam sebuah ruangan kecil yang dibangun khusus untukku sebagai “ruangan kematian”. Di ruangan berukuran 2 x 3 meter itu ada sebuah meja dan dua buah kursi yang ditaruh bersebrangan. Di atas meja ada “benda” yang akan kugunakan untuk eksekusi. Baiklah…akan kumulai “ritual”nya.
Seperti biasa, aku mengajak bicara orang yang akan kueksekusi sekitar 15-20 menit. Memang cukup lama dan menghabiskan waktu, tapi setidaknya itu bisa meringankan beban para tahanan. Wanita yang akan kueksekusi ini mengatakan kalau dia melakukan semuanya itu dengan sadar tanpa paksaan. Selama bicara itu pula, aku mengobrol dengannya sambil sesekali tersenyum.
“Sekarang saya ingin tanya. Seandainya anda memiliki seorang anak, lalu ada orang lain yang membunuh anak anda seperti yang anda lakukan. Bagaimana perasaan anda?”
“S-Saya tidak tahu…semuanya terjadi begitu saja tanpa pikir panjang lagi…”
“Anda bilang kalau anda melakukan semua itu dalam kondisi sadar. Seharusnya anda memikirkan bagaimana ketakutan yang dialami oleh anak yang menjadi korban!! Saya yakin anda pasti masih memiliki hati nurani…”
Diapun menceritakan pengalaman buruk di masa lalunya. Sewaktu orang ini masih kecil, dia sering sekali disiksa oleh keluarganya sendiri baik ayah, ibu, maupun saudara-saudaranya. Karena itulah, kesebelas anak yang menjadi korban kejahatannya disiksa terlebih dahulu sampai orang ini merasa puas, barulah mereka dibunuh.
“Ah…begitu rupanya. Jadi karena pengalaman buruk anda di masa lalu, anda melakukan semuanya ini. Sekarang coba bayangkan jika semua anak yang telah anda bunuh ada di hadapan anda sekarang. Apa yang ingin anda katakan pada mereka?”
Dia menangis. Kurasa pertanyaan itu sangat menusuk hatinya.
“S-S-Saya…ingin minta maaf pada mereka…jika saya bisa menghidupkan mereka lagi…”
“Sudah. Itu tidak mungkin dilakukan. Saya cukup senang melihat kalau anda sebenarnya masih memiliki perasaan. Namun…hukum tetaplah hukum. Saya harus melakukan apa yang harus menjadi tugas saya.”
“Baiklah…saya siap… Ah, satu hal lagi. Bolehkah saya tahu…metode apa yang akan anda lakukan…?”, tanyanya pelan. Dia terlihat sudah pasrah.
“Mungkin anda sudah sering dengar dari rumor-rumor yang beredar kalau cara saya mengeksekusi tahanan tidaklah menyakitkan dan menyiksa.”, kataku sambil memakai “benda” untuk mengeksekusi yang sejak tadi berada di atas meja, ke kedua tanganku.
“Ya…yang saya dengar memang seperti itu. Bahkan...semua orang yang pernah anda eksekusi selalu tersenyum ketika nyawanya dicabut.”
Aku menggeser salah satu kursi dan meletakkannya di samping orang ini, lalu duduk di sebelahnya.
“Tenang saja. Ini tidak akan sakit.”, aku mengelus kepalanya dengan tangan kananku.
“A-A-Apa yang anda lakukan ini?!”
“Saya mohon tenangkan diri anda. Cobalah anda bayangkan masa kecil anda dahulu, tanpa mengalami penyiksaan sama sekali. Bayangkan kalau ayah anda sekarang sedang mengelus kepala anda seperti ini…”
Air matanya keluar makin deras. Biasanya tahanan wanita akan menangis lebih banyak dibanding tahanan pria.
“Bagaimana? Bisakah anda membayangkan hal tersebut? Jika anda menghilangkan kebencian anda terhadap orang-orang yang menyakiti anda dulu, saya yakin anda bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang.”
“T-Terima kasih…sekarang saya mengerti kenapa anda dijuluki Execution Angel…”
Sekali lagi, aku tersenyum di depan wanita ini. Dan layaknya orang-orang yang pernah kueksekusi sebelumnya, dia membalasnya juga dengan senyuman.
“Semoga Tuhan mengampuni anda…”
Wanita itupun kehilangan kesadarannya karena “benda” yang kugunakan untuk eksekusi tersebut mengganggu aliran arus listrik dalam neuron-neuron otaknya. Seketika itu juga aku mengarahkan tangan kiriku ke depan dadanya, lalu menghentikan detak jantungnya dalam tempo kurang dari sedetik.
Huff…baiklah, satu lagi kriminal sudah disingkirkan. Aku mau pulang lalu tidur yang nyenyaaaakkk…hoaaahhmm…
Metode ini sudah kugunakan selama 2 tahun karirku sebagai eksekutor, dan tidak ada satupun tahanan yang meninggalkan dunia ini tanpa senyuman…
Spoiler untuk Chapter 1 :
=========================================
Chapter 1: Execution Angel and Destructive Reaper
=========================================
Hari ini aku tidak perlu pergi ke penjara karena tidak ada eksekusi yang harus kulakukan. Baiklah, aku mau nonton televisi saja.
Baru saja aku mau menekan tombol remote, aku mendengar sebuah bunyi seperti bunyi ledakan. Memang tidak begitu keras, hanya sayup-sayup. Sepertinya ada ledakan yang terjadi namun lokasinya jauh dari sini.
Beberapa belas menit setelah aku menyalakan televisi, siaran mendadak berganti menjadi berita. Oh, breaking news. Mungkin akan memberitakan ledakan yang tadi kudengar. Jangan-jangan aksi terorisme…
“Selamat pagi pemirsa, kembali bersama saya dalam Breaking News. Beberapa belas menit yang lalu, tepatnya pukul 09.37, terjadi sebuah ledakan besar di kota Beth-Sheol. Penyebab utamanya belum diketahui, namun…”
Beth-Sheol? Itu kan sekitar 800 kilometer dari sini!!
“…bisa dipastikan terbentuk kawah berbentuk lingkaran sempurna dengan radius 20 kilometer. Estimasi korban jiwa…”
Si pembawa acara terlihat kaget. Aku juga tidak menyangka…radius 20 kilometer?! Meteor macam apa yang jatuh di sana?! Atau jangan-jangan ada ledakan nuklir?
“…14 juta orang. Sampai saat ini pihak berwajib dari kota-kota sekitar sedang dalam proses menyelidiki penyebab hal ini bisa terjadi. Kami segenap kru stasiun televisi turut berduka cita atas kejadian ini…”
Aku langsung mematikan televisi. Astaga…tidak bisa kupercaya. Ini adalah bencana terburuk dalam 50.000 tahun terakhir!! Seingatku korban jiwa terbanyak yang disebabkan oleh bencana alam adalah saat periode Fire Age 50.000 tahun silam dimana aktivitas gunung api menjadi liar secara mendadak dan memusnahkan banyak sekali makhluk hidup, menurut catatan perkiraan prasejarah yang ada.
Selama beberapa hari, siaran-siaran di televisi hanya berkutat soal bencana pada hari itu. Huh…bosan juga lama-lama.
Tepat 9 hari setelah ledakan besar itu terjadi, seseorang yang diduga melakukan aksi peledakan itu berhasil ditangkap. Kepala penjara memberitahuku kalau pelakunya diberi nama panggilan Destructive Reaper oleh agen intelejen. Dan sekarang…tugasku mengeksekusinya.
Hari kira-kira jam 2 siang ketika eksekusi akan dijalankan. Seperti biasa, aku yang menunggu di ruangan eksekusi sampai tahanan masuk ke tempatku sekarang.
Jujur saja, di dalam dadaku aku merasa kesal, marah, dan benar-benar murka begitu mengetahui kalau orang yang melakukan peledakan itu akan muncul di hadapanku. Bagaimana tidak? 14 juta nyawa melayang begitu saja di tangannya! Namun di sisi lain aku bingung, apa benar hal sedahsyat itu adalah perbuatan seseorang? Bukti yang ada hanya kawah berbentuk lingkaran sempurna yang tidak mungkin merupakan hasil bencana alam ataupun senjata perang.
Jika benar orang yang akan masuk nanti adalah pelakunya, aku bersumpah akan membuatnya mati menderita. Bagaimanapun juga “benda” yang biasa kugunakan untuk eksekusi ini tidak hanya bisa dipakai untuk melakukan metode eksekusi seperti yang biasa kulakukan.
Sebelum orang itu masuk, kepala penjara menghubungiku lewat wireless communicator yang kupakai di telinga kananku. Dia berada di lantai atas penjara ini sekarang.
“Daleth, bisa kau dengar suara saya?”
“Ya, terdengar jelas. Ada apa pak?”
“Mengenai orang yang akan kau eksekusi hari ini, si Destructive Reaper itu…sebenarnya saya ragu kalau orang itulah pelakunya. Namun…sepertinya dia punya sesuatu…saya tidak tahu apa itu.”
“Hah? Maksud anda? Apa dia punya alat yang bisa menghancurkan sebuah kota dalam sekejap? Apa dia salah satu anggota organisasi kejahatan tertentu?!”, nada bicaraku agak emosi.
“Tenang dulu, Daleth. Kasus ini menurutku mencurigakan. Keberadaan orang itu juga disembunyikan sama sekali dari publik dan pihak pers. Namun menurut bukti-bukti yang ada, semua memberatkan orang yang akan kau eksekusi itu. Contohnya saja…dia adalah satu-satunya orang yang hidup dan berdiri tepat di tengah kawah yang terbentuk itu.”
“Ah bisa saja sesaat setelah ledakan dia bergegas menuju ke tengah kawah.”
“Itu tidak mungkin, Daleth. Jarak sejauh lebih dari 20 kilometer tidak bisa dicapai hanya dalam waktu 5-10 menit tanpa kendaraan, dan tidak ada satupun kendaraan yang masih utuh yang berada di sekitar orang itu. Ditambah lagi posturnya tidak wajar…sudahlah, nanti kau akan lihat sendiri. Selamat bertugas.”
Kepala penjara mematikan transmisi, lalu kulepas wireless communicator itu dari telingaku dan kutaruh di atas meja. Huh? Apa sih maksud kepala penjara…?
Pintu ruangan ini terbuka ketika aku baru saja ingin duduk di salah satu kursi. Salah seorang polisi membukakan pintu, lalu seseorang masuk…HAH?! Hei, apa ini tidak salah?!
Yang masuk ke ruangan adalah seorang perempuan bertubuh kecil layaknya anak-anak, dengan tinggi kira-kira antara 140-145 sentimeter. Aku tidak percaya…dia…?
“Kamu?”
“Aku yang akan kamu eksekusi hari ini.”
“AH YANG BENAR SAJA?!”, wajahku menunjukkan ekspresi tidak percaya.
“Cih, malah tidak percaya. Aku yang memusnahkan Beth-Sheol 9 hari yang lalu.”
Aku MASIH tidak percaya. Anak sekecil dia?! Apa dia memiliki senjata pemusnah massal atau semacamnya? Ah masa bodo. Sebaiknya aku lakukan “ritual” sebelum eksekusi seperti biasa.
“Baik, silakan duduk.”, aku mengambil duduk di salah satu kursi, sementara anak itu di kursi lainnya.
Sebelum duduk, dia mengibaskan rambutnya yang keemasan itu karena cukup panjang, kira-kira sepunggung. Matanya biru, seperti warna batu safir. Tatapannya juga tajam, walau sebenarnya menurutku wajahnya…menggemaskan. Oh tidak…aku kan lemah terhadap orang-orang berwajah imut dan menggemaskan seperti dia…bisa-bisa aku tidak konsentrasi dalam mengeksekusinya…
“Heh, kenapa memandangiku terus? Jangan-jangan kamu lelaki mesum yang suka lirik-lirik perempuan…atau jangan-jangan kamu lolicon?! Hiiiihhhh…!”
Cih, kurang ajar juga anak ini.
“Oke, siapa namamu?”
“Resha Gimmellia. Panggil saja Resha.”
“Umurmu?”
“17 tahun.”
“HAH?! Hei, jangan coba-coba berbohong ya!”
“Huh, malah tidak percaya…coba saja kamu cek berkas mengenai diriku nanti. Aku benar-benar berumur 17 tahun!”
“T-Tapi…postur tubuhmu…”
“Seperti anak-anak? Ah, biasa saja tuh.”
Jadi ini yang dimaksud kepala penjara dengan “posturnya tidak wajar”?! Aku sempat membayangkan sesuatu yang lebih mengerikan dari anak ini! Dan ternyata yang ada di hadapanku sekarang adalah…astaga. Loli?!
“Ini apa ya? Sarung tangan untuk membunuhku?”, tanyanya sambil mengambil “benda” yang biasa kugunakan untuk eksekusi. Ya, sepasang sarung tangan.
“Heh, jangan pegang-pegang sembarangan.”
“Oh, maaf.”, Resha menaruh kembali kedua sarung tanganku di meja. ”Tapi aku ragu benda seperti itu bisa membunuhku. Memang sih bentuknya sedikit aneh karena ada beberapa tombol dan bahannya juga seperti besi…”
“Komposit Adamantium-Orichalcon, bukan besi.”
“Kamu akan memukul kepalaku dengan sarung tangan ini sampai aku mati?”
“Tentu saja tidak! Kedengarannya kejam…yah, walaupun sepertinya kamu pantas dihukum seperti itu.”
“Heeee…orang yang sudah sering mengeksekusi orang lain ternyata masih bisa berkata ‘kejam’ jika ada penyiksaan berdarah.”
“Tentu saja. Aku tidak sembarangan membunuh orang, hanya para kriminal yang pantas dihukum mati saja. Contohnya dirimu.”
Dia tersenyum. Sepertinya dia tidak takut mati sama sekali. Baguslah, itu bisa sedikit meringankan pekerjaanku untuk menenangkan dirinya. Yah, walaupun aku agak heran dengan keberaniannya.
“Kenapa tersenyum? Biasanya aku yang tersenyum pada orang yang akan kueksekusi agar mereka merasa lebih nyaman.”
Ekspresinya berubah serius.
“Kamu…benci denganku, ya kan? Tidak mungkin ada orang yang mau dekat-dekat dengan pembawa kematian seperti diriku…”
“Eh? Maksudmu? Apa kamu selalu membunuh orang-orang di dekatmu?”
“Baiklah…karena aku akan mati sebentar lagi, sepertinya tidak masalah jika aku menceritakan sedikit tentang diriku.”
“Oke, tapi jangan lama-lama ya. Aku mau pulang terus beres-beres rumah…”
“Iya, iya.”
Kisah hidupnya cukup…bukan, ini tidak bisa dibilang cukup. Kisah hidupnya sangat menyedihkan. Seperti katanya tadi, tidak ada orang yang bisa berteman dengannya karena sedikit saja dia benci terhadap seseorang walaupun hanya untuk beberapa menit bahkan detik, maka bisa dipastikan…orang itu akan mati seketika ketika emosinya memuncak. “Kekuatan”nya itu tidak pernah dibuktikan secara ilmiah, jadi semua orang yang dikenalnya mulai meninggalkan dirinya karena takut terkena “kutukan” yang dimiliki olehnya, termasuk keluarganya.
“Benar begitu, Resha…?”
“Itu benar. Terdengar mistis dan mengada-ada yah? Tapi semua yang kuceritakan tadi 100 persen benar.”
“Sebentar. Menurutku mustahil seorang manusia tidak memiliki rasa sebal maupun hanya sebentar jika ada orang lain yang membuatnya kesal, dan manusia normal pasti sering mengalaminya. Jadi sudah berapa ratus orang yang mati karenamu?!”
“Sebelum Beth-Sheol hancur…ada 10 orang. Itu termasuk dua orang sepupuku.”
“EH?! Yang benar?! Baru 10 orang?!”
“Dari tadi kamu tidak percaya terus…”
“M-Maaf, maaf. Kalau begitu, kamu bisa mengontrol emosimu dengan baik?”
“Yap, benar. Sudah 6 tahun terakhir ini aku bisa hidup dengan tidak membenci siapapun.”, katanya dengan bangga.
“Jadi…yang di Beth-Sheol waktu itu…”
“Aku tidak bisa bercerita lebih lanjut. Bisa-bisa kota ini jadi korban berikutnya jika aku mengingat kejadian itu. Yang jelas aku benar-benar bertanggung jawab atas kematian 14 juta penduduk Beth-Sheol dan sekitarnya.”
Tunggu. Perasaan apa ini…aku benar-benar merasa tidak enak dan gelisah. Belum pernah aku merasakan hal ini sebelum mengeksekusi seseorang.
“Hei, ada apa? Kapan kamu mau mengeksekusi diriku? Kalau tidak cepat-cepat bisa-bisa kepala penjara yang gendut dan botak itu memarahimu lho.”
Refleks saja aku tertawa terbahak-bahak. Belum pernah ada orang yang bisa menghina kepala penjara secara blak-blakan seperti Resha.
“Ya, ya! Kurasa dia butuh diet…ahahahak!!”, tawaku makin keras.
Diapun ikut tertawa, lalu mengatakan..
“Kepala penjara itu sepertinya juga butuh wig. Botaknya itu menyilaukannnn!! Mwahahaha…!”
Baru kali ini aku bisa tertawa bersama-sama dengan orang yang akan kueksekusi. Biasanya yang ada adalah aura serius atau mengharukan.
“Ahahaha…duh, aku sakit perut…”, kataku sambil memegang perut.
“Makanya kalau tertawa jangan keras-keras…hehehe…ah iya, namamu siapa?”
“Mau tahu segala. Nanti kalau kamu sudah dieksekusi pasti kamu akan lupa.”
“Dasar pelit…nanti akan kugentayangi dirimu tiap malam dan menanyakan namamu.”
Sudah 20 menit berlalu ketika aku memandang ke jam dinding. Saatnya eksekusi. Akupun mengambil kursiku dan menaruhnya di sebelah Resha, lalu duduk. Sekali lagi, ada perasaan yang aneh di dalam hatiku. Kali ini seakan berkata kalau Resha tidak bersalah…
“Namaku Daleth. Daleth Reshunuel. Sekarang…apa kamu sudah siap?”
“Tentu. Semua ini adalah kesalahanku. Aku yang harus bertanggung jawab…”
Perlahan keringat dingin mengucur dari tubuhku. Perasaan ini…sama seperti dengan yang kualami 2 tahun yang lalu, sebelum aku menjadi seorang eksekutor. Suara dari dalam hatiku juga berteriak makin keras, mengatakan kalau Resha tidak bersalah.
Ketakutanku makin menjadi-jadi begitu aku berusaha memasang kedua sarung tangan eksekusi itu di tanganku. Badanku gemetaran, keringat dingin makin deras mengucur, ditambah lagi sekarang dadaku sakit. Alam bawah sadarku seakan menolak untuk mengeksekusi Resha. Aku…aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak mau lagi membunuh orang yang tidak melakukan kesalahan!!
“Daleth, ada apa? Wajahmu terlihat pucat.”
“T-Tidak, tidak apa-apa.”
“Kamu sudah sering melakukan eksekusi kan? Polisi yang membawaku ke ruangan ini berkata kalau kamu adalah seorang eksekutor profesional yang mampu menjalankan tugas dengan baik, tanpa rasa takut sedikitpun. Bahkan…kamu selalu mengantar kepergian orang-orang yang kamu eksekusi dengan sebuah senyuman, dan itu membuatku lebih santai menghadapi eksekusi ini. Apa yang salah kali ini?”
“A-A-Aku tidak mengerti. Ada sesuatu yang menghalangi diriku untuk mengeksekusimu…”
“Tenangkan dirimu, Daleth…”, katanya sambil memeluk diriku.
Ah, bagaimana ini…aku benar-benar tidak bisa menenangkan diriku. Memori 2 tahun yang lalu itu sekarang menghantui diriku.
“Maaf, Resha. Sepertinya…aku tidak bisa mengeksekusi dirimu.”, aku melepaskan pelukannya.
Wireless communicator di atas meja terlihat berkedip, berarti ada transmisi yang masuk. Aku langsung memasangnya di telinga kananku.
“Y-Ya? Ada apa, pak kepala?”
“Terlalu lama, Daleth! Sekarang sudah setengah jam dan eksekusi belum dilakukan?”
“S-Saya tidak bisa mengeksekusinya. Ada sesuatu dari dalam diriku yang menolak dengan keras eksekusi ini…”
“Sudahlah. Saya akan memerintahkan regu tembak untuk mengeksekusi dirinya.”
Transmisi dimatikan. Tak lama kemudian datang dua orang polisi membawa Resha keluar ruangan. Sesudah ini berarti dia akan dieksekusi oleh regu tembak.
Tak lama, pintu ruangan kembali dibuka. Kali ini kepala penjara yang masuk.
“Hei Daleth, ada apa dengan dirimu? Kau tidak pernah berlaku seperti ini sebelumnya!”
“Maaf…saya juga tidak mengerti. Pada awalnya saya juga kesal dengannya dan ingin segera memusnahkannya dari muka Bumi. Tapi…lama-lama saya merasa kalau dia tidak bersalah. Bukankah anda juga merasa kalau ada yang ganjil dari kasus ini?”
“Yah…kau benar. Saya juga merasa ada yang aneh. Anak itu…sepertinya dia tidak ingin melakukan ini semua.”
“Anda berpikiran kalau ini adalah sebuah ketidaksengajaan?”
“Bisa jadi. Bagaimanapun juga jika hal itu dilakukan secara tidak sengaja, dia tidak bisa dihukum mati. Maksimal hanya penjara seumur hidup meski sudah membantai belasan juta orang.”
“Ya, memang ada yang aneh dengan diri Resha. Dia seperti…memiliki kekuatan khusus.”
“Hahaha!! Daleth, jangan bercanda!! Jadi kau pikir dia itu mutan atau semacamnya?”
“Bukan begitu, pak kepala. Saya sempat mendengar kisah hidupnya tadi. Dia…bisa membunuh orang hanya dengan emosi sesaat. Jika hal itu benar, hancurnya Beth-Sheol bisa jadi disebabkan karena kekuatannya itu.”
“Hal itu tidak bisa dibuktikan, Daleth. Baiklah, sekarang saya harus mengawasi eksekusi yang dilakukan regu tembak beberapa menit lagi. Sebaiknya kau pulang dan menenangkan diri.”
Kepala penjara langsung meninggalkan ruangan.
Ah, bagaimana ini? Aku tidak bisa membiarkan seseorang yang tidak berniat melakukan kejahatan dieksekusi begitu saja! Tapi apa yang bisa kulakukan? Jika aku mencegah eksekusinya, itu sama saja dengan melanggar hukum negara ini! AHHHH!!! Aku bingung!
Tanpa sadar aku menggebrak meja karena kesal. Dan…perhatianku teralih ke sarung tangan yang sedang kupakai.
Tunggu. Sarung tangan ini kan bisa memanipulasi energi. Seharusnya aku bisa melakukan sesuatu dengan benda ini, yang sudah mencabut 64 nyawa sebelumnya. Sekarang saatnya…aku harus menyelamatkan nyawa seseorang dengan ini!! Peduli ***** dengan hukum jika aku bisa membuat orang yang tidak bersalah hidup lebih lama lagi!!
Dengan sarung tangan yang masih terpakai, aku berlari secepat mungkin keluar dari ruangan. Dan ternyata…kepala penjara masih berdiri di luar, di sebelah kanan pintu ruangan.
“Sudah kuduga kau akan mencarinya. Dia ada di lapangan barat. Ingat, jangan membunuh siapapun kalau kau ingin menyelamatkan anak itu.”, sahut kepala penjara sambil menyalakan rokoknya.
“Pak kepala…anda tidak mengawasi eksekusi Resha?”
“Cepat sana sebelum terlambat. Ingat pesanku tadi dan…good luck.”, dia menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
Tak kusangka, ternyata kepala penjara mendukung apa yang akan kulakukan. Baiklah, karena sudah tidak ada waktu lagi, sebaiknya aku mengakselerasi kecepatanku bergerak dengan sarung tangan ini.
“Photonic Velocity. Set up.”
Dengan begini aku bisa bergerak dengan kecepatan cahaya. Tak sampai 1 detik, aku sudah sampai ke tepi lapangan barat penjara ini. Kulihat regu tembak sudah membidikkan senapan mereka ke arah Resha yang berdiri di seberang mereka dengan mata tertutup.
“STOP!! Jangan tembak anak itu!!”, teriakku.
Argh, jari mereka sudah siap menekan pelatuk!! Kalau begitu…
“Atomic Vibration. System on!!”
Aku mengendalikan energi pada molekul-molekul udara di sekitar kedelapan orang regu tembak, dan membuat molekul-molekul tersebut bergetar hebat sehingga mereka semua terhempas sejauh 3-4 meter. Langsung saja aku menghampiri Resha dan membuka ikatan kain penutup matanya.
“D-Daleth?!”
“Maaf membuatmu menunggu, Resha.”
“H-Hei, ada apa ini?! Ah, aku tahu. Aku pasti sudah mati. Tidak mungkin lelaki mesum dan lolicon seperti dirimu menyelamatkan diriku. Ahaha…ahaha…ahahaha…”
“Heh, ini sungguhan!!”, kataku sambil mencubit kedua pipinya.
“Astaga. ASTAGA. Ini tidak mung--- whoa…!!”, teriaknya kaget karena aku langsung menggendongnya; princess carry mode.
“Oke, kita pergi sekarang.”
“Huh? Pergi kemana? Turunkan diriku sekarang juga!! Kamu mau menculikku ya?!”
“Akan kujelaskan nanti, Resha. Yang penting sekarang akan kukeluarkan kamu dari penjara ini.”, dan dengan Atomic Vibration, aku menghancurkan tembok penjara.
“Hei kalian berdelapan!! Maaf ya kalau agak sakit!! Tapi aku tidak akan membiarkan kalian mengeksekusi anak ini…bye!!”, seruku pada kedelapan orang regu tembak yang berusaha berdiri.
“Jadi, kamu akan membawaku ke mana?”
“Ke rumahku. Tidak jauh kok, hanya sekitar 30 kilometer dari sini. Baiklah…Plasma Directing. Set up.”, aku menciptakan awan plasma dan kutaruh di sekitar kakiku, lalu terbang dengan kecepatan 120 km/jam dengan mengambil jalur yang sebisa mungkin terdapat banyak gedung tinggi agar diriku tidak terlihat. Aku tidak menggunakan Photonic Velocity lagi, karena kalau digunakan dalam jarak yang terlalu jauh akan membuat tubuhku hancur lebur. Efek relativitas, tentu saja.
“Ironis ya, seorang penegak hukum malah sekarang melakukan aksi kriminal.”, sahut Resha.
“Heh, diam kamu, dasar anak kecil.”
“Aku bukan anak kecil!! Aku sudah 17 tahun, dasar lolicon!!”
“Berisik…! Jangan banyak bergoyang, nanti kamu jatuh!!”
Yah, ada benarnya juga sih. Selama ini aku memusnahkan para pelaku kriminal, tapi sekarang malah aku yang melakukan sesuatu yang dikategorikan sebagai aksi kriminal. Tetapi entah kenapa, aku tidak merasa menyesal. Hati nuraniku berkata kalau yang kulakukan ini adalah hal yang benar…
Spoiler untuk Chapter 2 :
===============
Chapter 2: Escape
===============
“Yak, kita sampai.”, kataku sambil menurunkan Resha dari gendonganku.
“Wow, besar juga rumahmu. Halamannya juga lumayan luas. Enak sekali kamu yah.”
“Ahaha…beginilah rasanya jadi aparat. Uang banyak, hidup nyaman. Apalagi pemerintah membayarku tiga kali lipat dari GDP per kapita negara ini.”
“HAH?! Tiga kali lipat?!”
“Yap, lumayan lah untuk menambah biaya penelitian. Selain bekerja sebagai eksekutor, kadang-kadang aku juga membantu riset di universitasku dulu.”
“Bah, jenius rupanya. Jangan-jangan sarung tangan itu ciptaanmu?”
“Mau tahu saja kamu…anak kecil jangan banyak tanya.”
“Cih, sombong sekali.”
“Ya sudah, ayo masuk.”
Rumahku memang tergolong besar untuk orang-orang kebanyakan. Tapi yah…hidup sendirian di rumah sebesar ini merepotkan juga. Bersih-bersih rumah bisa memakan waktu seharian.
“Astaga, rumahmu berantakan sekali, Daleth!!”
“Maklumlah…aku jarang bersih-bersih rumah.”
“Apa kamu tidak membuat robot pembantu atau semacamnya? Bukankah itu bisa meringankan pekerjaanmu di rumah?”
“Huh? Malas ah…”
“Sudah mesum, lolicon, pemalas pula. Aku heran kenapa pemerintah mempekerjakanmu sebagai eksekutor.”, kata Resha dengan wajah sinis.
“Iya, iya, terserahlah. Lagipula karena kejadian tadi sudah pasti aku akan dipecat, dan pastinya diincar pemerintah karena menyelamatkan dirimu.”
“Lantas kenapa kamu menyelamatkanku segala…? Bukankah lebih baik kalau aku mati---“
“Diam. Jangan bicara seperti itu lagi. Aku yakin sebenarnya kamu tidak ingin memusnahkan kota Beth-Sheol.”
“Yah…ada benarnya sih. Itu memang tidak sengaja. Sekarang aku lapar…ada makanan tidak?”
“Tentu saja ada. Biar aku yang masak.”
“HAH?! Daleth, kamu bisa masak?!”
“Hmmph, jangan meragukan kemampuanku ya. Seluruh penjara juga sudah tahu kalau masakanku adalah yang terenak, bahkan kadang aku membuat resep-resep baru untuk makanan para tahanan.”
“Heee…begitu rupanya. Ya sudah, cepat sana masaklah sesuatu.”
“Iya, iya. Tapi kamu ikut aku ke dapur.”
Baiklah, steak buatanku sudah siap. Sudah lama juga tidak ada orang lain yang makan di rumah ini.
“Jadi, penyebab hancurnya Beth-Sheol itu benar-benar perbuatanmu, Resha?”
“Mmmhh…iya, iya…tapi aku benar-benar tidak sengaja.”, katanya sambil mengunyah potongan daging steak.
“Heee…apa hal itu karena kekuatanmu yang bisa membunuh orang lain hanya dengan kemarahan?”
“Iya, benar. Hari itu aku baru pulang dari sekolah---“
“Sekolah dasar?”
“TENTU SAJA TIDAK, DASAR LOLICON!! Mana ada seorang berumur 17 tahun masih bersekolah di sekolah dasar?!”
“Tidak usah teriak-teriak…aku hanya bercanda kok.”
“Huh…oke, akan kulanjutkan. Sewaktu berjalan, aku melihat sesuatu yang mengerikan…”
Dia kembali menceritakan kejadian waktu itu. Sewaktu dia sedang berjalan, ada seseorang yang membawa pistol, berjalan di sisi jalanan di seberang Resha, menembaki para pejalan kaki secara membabi buta. Sebelum kemarahan Resha memuncak karena melihat hal itu, sudah ada 4 orang pria, 3 orang wanita, serta seorang ibu dan anak bayinya yang menjadi sasaran penembakan.
“Dan karena melihat hal itu, kamu…”
“Ya, benar. Aku tidak ingat sepenuhnya, tapi yang jelas hanya dalam tempo beberapa detik setelah aku benar-benar marah melihat hal itu, Beth-Sheol…”
“Oke, oke, stop. Bisa-bisa rumahku dan sekitarnya hancur kalau kamu mengingat-ingat kembali semua detail kejadian.”
“Ahahaha…tidak apa-apa, Daleth. Setidaknya karena steak buatanmu ini, aku bisa melupakan kemarahanku.”
“Cih, benar-benar anak kecil. Disogok makanan, langsung tenang…”
Telepon rumahku tiba-tiba berdering. Aku langsung bergegas mengangkatnya.
“Ya, halo?”
“Daleth? Ini saya.”
“Ah, pak kepala penjara? Ada apa?”
“Kabar buruk, Daleth. Orang-orang agen federal sedang melakukan investigasi di penjara ini untuk mencari informasi tentangmu dan anak itu. Cepatlah lari dari situ, sebelum dirimu ditangkap. Di sini saya sedang berusaha menahan orang-orang agen federal dengan menyampaikan informasi yang berbelit-belit.”
Sesuai dugaanku, pemerintah pasti bergerak cepat.
“Baiklah, terima kasih untuk informasinya, pak kepala. Saya akan membawa Resha pergi sebentar lagi.”
“Satu hal lagi, Daleth. Kusarankan agar kau juga segera keluar dari negara ini, Liberion, ke negara lain. Karena jika kabar ini sudah sampai ke pemerintah pusat, ruang gerakmu akan makin terbatas di negara ini. Saya harap dalam tempo 2 x 24 jam kau dan anak itu sudah keluar dari Liberion.”
“O-Oke, pak kepala, terima kasih.”
Wow. Ternyata aku benar-benar menjadi seorang kriminal. Sepertinya aku harus bersiap-siap sekarang juga. Baiklah, aku akan ke tempat temanku di dekat perbatasan antara Liberion dan Maple Country, sekitar 500 kilometer di utara. Aku tidak mungkin kabur dengan Photonic Velocity dengan jarak sejauh itu, bisa-bisa tubuhku hancur. Dengan Plasma Directing…ah, jangan. Bisa-bisa publik mengiraku UFO atau semacamnya. Ah, kalau begitu dengan pesawat saja, tidak akan sampai 1 jam perjalanan.
Setelah melakukan reservasi penerbangan lewat telepon, aku kembali ke dapur, mendapati Resha masih menikmati steak buatanku.
“Resha, kita pergi sekarang.”
“Mmmhh? Ke mana?”, katanya sambil mengunyah potongan terakhir.
“Ke tempat temanku. Sekarang agen federal sedang mengejar kita, dan aku tidak mau kamu ditangkap. Setelah aku mengemasi beberapa barang, kita akan ke bandara.”
“Kenapa kamu…mau melakukan ini semua…”
“Sudah kubilang kan? Kamu tidak bersalah. Sudah saatnya aku menyelamatkan nyawa seseorang dengan sarung tangan pengendali energi itu. Ya sudahlah, bantu aku beres-beres saja. Ikutlah ke kamarku.”
Karena kondisi darurat, aku tidak bisa membawa terlalu banyak barang. Hanya sarung tangan eksekusi, beberapa pakaian, dan laptop.
“Heh, jangan sembarangan acak-acak lemari orang!”, teriakku karena melihat Resha sedang mengacak-acak isi lemariku.
“Dasar pelit…aku tidak membuat lemarimu berantakan kok.”
“Ya sudah, bawa ini.”, aku menyerahkan laptopku padanya. “Tidak ada barang berharga yang kamu ambil kan?”
“Hah? Aku bukan pencuri! Tentu saja tidak ada barang berharga yang kuambil!”
“Oke, sekarang kita pergi. Oh iya, pakai ini.”, aku memakaikan topi berwarna hitam di kepalanya. “Sering-seringlah menunduk agar tidak terlihat petugas.”, aku sendiri mengambil kacamata hitam dan memakainya.
Kami berjalan 10 menit hingga ke jalan utama. Tentu saja aku tidak akan terbang dengan memanipulasi energi agar tidak menarik perhatian. Taksipun dicegat, lalu kuminta supirnya pergi ke bandara. Baiklah, sejauh ini lancar.
Sampai di bandara, aku membayar ongkosnya lalu kamipun turun. Begitu akan melakukan pemeriksaan ulang tiket ke petugas bandara, aku melihat…oh tidak, orang-orang agen federal sudah di sini!! Ah, bagaimana ini?! Penerbangan tinggal 30 menit lagi dan aku harus menghindari mereka!! Selagi panik, aku menarik tangan Resha dan mencari sudut bangunan yang tidak begitu diperhatikan orang banyak. Hmm…aku tahu apa yang harus kulakukan.
“Daleth, sepertinya itu orang-orang agen federal…”
“Iya, aku sudah lihat. Bagaimanapun juga kita tidak boleh tertangkap.”, aku mengeluarkan kedua sarung tangan itu dari tasku dan memakainya.
“Eh? Mau apa kamu? Membunuh semua orang itu?”
“Tentu saja tidak, Resha. Material Creation. System on.”
Tebak apa yang kubuat dengan manipulasi energi? Sebuah gunting, sisir, dan cermin. Yap, aku akan memotong rambut Resha agar dia tidak dikenali.
“E-Eh?! Apa yang akan kamu lakukan?”
“Hanya memotong rambutmu saja. Rambutmu ini terlalu panjang sehingga mudah dilihat dari kejauhan. Ingin model rambut tertentu?”
“Bah…masih sempat saja bercanda. Sudah, terserah kamu saja, asal jangan sampai kepalaku botak!! Mengerti?!”
“Oke, sepertinya potongan semi-long akan cocok untuk anak kecil sepertimu.”
“Dasar lolicon brengsek…”
“Sudah, jangan banyak bergerak.”
“Oke, oke. Ah iya, berarti kamu bisa membuat benda apapun?”
“Yap, kira-kira begitu. Tapi struktur bendanya harus kuprogram lebih dahulu di sarung tangan ini. Setelah itu, baru aku bisa menciptakan benda tersebut.”
“Ooo…relativitas khusus…benar begitu?”
“Betul sekali. Banyak orang mengira bahwa postulat relativitas khusus yang dikeluarkan 106 tahun yang lalu itu berbicara mengenai konversi massa menjadi energi atau sebaliknya, seakan keduanya adalah entitas yang berbeda. Sebenarnya postulat itu mengindikasikan kalau massa hanyalah bentuk lain dari energi sama seperti halnya foton, yang memiliki kekhususan dualisme sifat partikel-energi.”
“Hmm…jadi yang kamu lakukan sebenarnya hanyalah mengubah bentuk energi, bukan massa menjadi energi?”
“Hei, pintar juga kamu. Benar sekali, yang aku lakukan hanyalah mengkonversi foton menjadi sebuah benda yang memiliki massa. Setidaknya kamu sudah mengerti konsep dasarnya.”
“Hahaha…jangan meremehkan aku ya. Sudah 12 tahun aku selalu berada di peringkat satu di sekolah.”, katanya bangga. Baguslah, setidaknya dia tidak bodoh.
Dalam waktu 15 menit, aku selesai memotong rambut Resha.
“E-Eh? K-Kenapa begini…”, Resha terlihat terkejut melihat wajahnya di cermin.
“Huh? Ada apa?”
“Bagaimana bisa kamu memotong rambut dengan baik seperti ini?! Sudah jago masak, sekarang bisa memotong rambut pula!! Kamu ini lelaki atau perempuan sih?!”
“Ahahaha…akui saja kalau potonganku bagus.”
“I-I-Iya sih…”, wajahnya tertunduk dan pipinya terlihat merah. “AAAAHHH!! SUDAHLAH!! Sekarang lebih baik kita melakukan proses boarding!!”
Kata-kata Resha memang bisa kasar sewaktu-waktu, tapi…menggemaskan juga anak yang satu ini. Hehehe. Aku mengubah benda-benda yang kugunakan untuk memotong rambut Resha tadi kembali menjadi partikel-partikel foton, lalu memasukkan sarung tanganku ke tas.
“Wew, tinggal 5 menit lagi sebelum take-off. Kalau begitu…”, aku langsung menggendong Resha.
“H-Hei!! Apa-apaan ini, Daleth?! Ini sudah kedua kalinya kamu menggendong ala princess carry seperti ini!!”
“Sudah jangan banyak omong. Pegang laptopku dengan erat ya. Aku akan berlari sampai kita masuk ke pesawat.”
“H-Hah? L-Lari? W-W-Whoaaaa!!”
Dengan kecepatan penuh, aku berlari sambil menggendong Resha sampai ke pesawat. Untung saja, 1 menit sebelum pintu pesawat ditutup, aku dan Resha berhasil masuk ke pesawat. Fiuh…
Setelah hampir 40 menit, pesawatpun mendarat di Alberton, sebuah kota yang terletak hanya 21 kilometer dari perbatasan antara Liberion dan Maple Country. Di kota inilah aku dan Resha akan menemui temanku, seorang ahli genetika bernama Gregor Crick, sekedar berlindung untuk sementara sampai aku bisa membawa Resha menyeberang ke Maple Country.
==============================
Spoiler untuk Trivia :
Chapter 0:
--nothing--
Chapter 1:
- Kota yg dihancurkan --> Beth-Sheol = Hebrew language. Beth = rumah, Sheol = abyss, jadi bisa diartikan "Rumah kegelapan"
- Daleth Reshunuel = Hebrew alphabet. Daleth = huruf ke-4, Resh = huruf ke-20 (kalo ga ngitung final form)
Inisial dari nama penulis cerita An Angel and A Reaper /ditabokseribukali*- Resha Gimmelia = Hebrew alphabet. Resh = huruf ke-20, Gimel = huruf ke-3
Inisial dari seseorang...yang... *BRB kabur sebelum disambit kibord*
Chapter 2:
- Gregor Crick =
Nama depannya diambil dari nama bapak genetika modern, Gregor Mendel
Nama terakhirnya diambil dari nama salah satu orang yang menemukan struktur double helix pada DNA: Francis Crick
Spoiler untuk The Secrets :
- About the story:
- Cerita ini dibuat setelah penulis mendengar berita eksekusi TKW beberapa waktu lalu.
- Proses menulis 1 buah chapter adalah:
--> Berimajinasi
--> Riset (mostly via Wikipedia)
--> Mencari hal yang cocok antara imajinasi dengan hasil riset
--> Ditulis- Lebih dari 15 tab Wikipedia terbuka dalam 1 browser saat menulis 1 chapter adalah sangat biasa... >___>
- 1 negara protektorat Anglion (Maple Country), 1 negara bagian Liberion, 1 tidak diketahui (Seihou), 4 monarki (Qing, Parthia, Teutonium, Ancient Aegyptus), 1 republik (Bharata), 1 joint government (Pontifex Maximus + Kaiser Wilhelm).
Kenapa banyak negara monarki?
Karena penulisnya prefer pemerintahan seperti itu dibanding presidensial yg kacau gara" parlemen + presidennya ngaco...- Setting tempatnya adalah dunia yang dibalik 180 derajat secara geografis.
- Setting waktunya tahun 2011-2012.
- Jika kalian merasa penasaran, bagaimana penulisnya bisa menggambarkan secara akurat beberapa ukuran benda atau jarak beberapa tempat, patokannya hanyalah hal-hal berikut:
- Ubin di rumah penulisnya berukuran 30 x 30 sentimeter
- Kamar tidur penulisnya di rumah berukuran 2,5 x 3 meter
- Sisanya mengandalkan Google Map untuk jarak jauh
- About the characters:
- Our main male character, Daleth Reshunuel, dibuat berdasarkan sifat" dari penulis cerita ini, termasuk kepercayaan yg dianut.
- Daleth jago nyetir di segala medan, dan inilah salah satu hal yang bertolak belakang dgn penulisnya (penulisnya ga bisa nyetir )
- Our main female character, Resha Gimmelia, dibuat saat membayangkan seseorang...halah
- Yang membedakan dgn model aslinya adalah: penampilan fisiknya JAUH berbeda, dan sifatnya pun gak 100% sama.
- Dan tentu aja, penulis + model aslinya Resha bukan bule.
- Daleth sama Resha itu turunan Eretz Adonai. (inget kata-kata Pharaoh Seti di chapter 22?)
- (nantinya) Mereka berdua menjelajahi 12 negara.
- Daleth dan Resha 2x bertemu kepala gereja (Bharata + Constantinople), ditambah 1x urusan politik yg melibatkan pimpinan agama. (Pontifex)
- Mereka sering bertemu pimpinan negara, atau setidaknya, anak pemimpin negara.
4x ketemu anak raja/kaisar
2 raja yang dialognya tertulis (Parthia + Ancient Aegyptus)
1 raja yang hanya diceritakan (Teutonium-Italia)
dan 1 lagi yang hanya bertemu Resha. (Qing)
Walau akhirnya di ending arc semuanya ikut berdialog.- Penampilan fisik beberapa karakter di cerita ini based on beberapa karakter di anime/manga/Vocaloid.
- Percayalah, ada beberapa sifat Gregor Crick yang dimiliki penulis. Jadi bisa dianggap Daleth itu "light side" dari penulis, sementara Gregor adalah "dark side" dari penulis.
- Igor Gvozdev, Huang Shangdi, Helena Ouranoxiphos, dan Freya Amoreux muncul dalam 2 arc, dengan dialog langsung. Friedrich von Bismarck hanya memiliki dialog di 1 arc, dan diceritakan tanpa dialog di arc setelahnya. Huang Shangdi sendiri sebenarnya muncul di 3 arc, namun hanya diceritakan tanpa dialog di 1 arc.
Nama kepala penjara masih dirahasiakan...Namanya Phillip.- Satu-satunya secondary character yang tidak punya "hidden meaning" di balik namanya adalah Mary Wellington dan papanya, Edmond Wellington.
- Penulisnya lebih suka membayangkan Huang Shangdi dalam gothic dress dibanding Chinese dress... >___>
inilah kenapa Huang tetep beraksi dgn gothic dress meski sambil ngancurin musuh segitu banyaknya- Igor Gvozdev dan Helena Ouranoxiphos adalah secondary character baru yang muncul di 1 arc, tanpa ditemani secondary character baru lainnya. (Gregor sudah muncul sebelumnya toh? "Tuhan" di sini juga sudah muncul di Bharata sebelumnya)
- Image dari Helena Ouranoxiphos pada awal proses mengkhayal sebenernya lebih ke arah mature/dewasa. Tapi kenapa jadi rada airhead gitu ya...
- "God" in here...maaf kalo berbeda dgn bayangan orang banyak Tapi penulisnya memang ga pernah membayangkan Tuhan sebagai sesuatu yg seram dan mengerikan, lebih ke arah sangat ramah dan penuh cinta
- Setelah Resha, Freya adalah karakter favorit penulisnya... >___> (penulisnya emang kebelet pengen punya anak )
- Si singa binal, Leon, bener-bener baru dibuat sesaat sebelum chapter 24 ditulis.
- About the chapters:
- Chapter 3 ke chapter 4 ada jeda waktu lumayan lama karena...penulisnya lagi ketagihan maen game. >___>
- Chapter 6-7 dibuat atas dasar kekaguman penulisnya terhadap Soviet realm yg berfungsi sebagai "balancing power" beberapa dekade lalu. Arc ini juga adalah satu-satunya arc dimana tidak ada female secondary character.
- Chapter 8-9 dibuat karena...penulisnya itu otaku. Eh tapi penulisnya juga lumayan demen kuil" antik Shinto gitu sih...dan percayalah, penulisnya ga punya "miko fetish" Arc ini juga ditulis sebagai chapter "penyeimbang" secara psikologis, supaya nggak beranteeeemmm mulu kerjanya.
- Chapter 10-13 sebenernya adalah chapter yang di awal proses mengkhayal = nggak ada, tapi sengaja dibikin supaya nggak terlalu jauh lompatan latar tempatnya.
- Chapter 10-11, selain chapter 4-5, adalah yang paling sedikit trivianya. Kenapa? Karena sebenernya penulisnya gak gitu menguasai budaya Chinese... >___>
- Chapter 12 ke chapter 13 punya jeda waktu yang lama dalam penulisan, karena penulisnya sempet ragu untuk memposting. Takut disangka SARA. >___> Arc ini juga ditulis sebagai penyeimbang secara psikologis.
Oh, 1 lagi, arc ini juga adalah arc dimana Daleth dan Resha tidak diceritakan berdialog langsung dengan penduduk setempat.- Chapter 14-15 dibuat semata-mata karena kekaguman TS nya setelah membaca mengenai Cyrus II the Great, yang dianggap penulisnya sendiri sebagai salah 1 penguasa monarki terbaik sepanjang sejarah karena religious tolerancenya yang amat amat amaaaattt patut ditiru orang" jaman sekarang. Bahkan penulisnya tersentuh melihat ada seorang raja yang begitu cinta terhadap 1 orang istri...
- Chapter 14-15 sengaja dibuat sebagai "gap" antara Bharata dan Constantinople. Pada awal proses mengkhayalnya, direncanakan di arc ini akan ada perang besar"an...namun karena konsistensi penulis untuk tidak "membunuh" karakter manapun, musuhnya pun diganti robot. (Shedu project)
Tambahan, sungai Eufrat tidak diubah namanya.
Kenapa?
Karena penulisnya menghormati sungai tersebut, sebagai salah satu pusat peradaban dunia di masa lalu.- Sebenernya, chapter 16-17 saat di awal proses mengkhayal adalah PURE ACTION, dimana lembaran" yang dibawa dari Bharata ingin dicuri dst dkk dll, tapi...akhirnya diganti, mereplikasi kisah kitab Kejadian. Kenapa? lagi-lagi, supaya gak beranteeeeeeeemm mulu.
- Chapter 18-19 dibuat karena penulisnya terobsesi dgn Feudalism dan Middle Age...dan segala sesuatu yg berbau European monarchy + knights...
- Chapter 20-21 dibuat karena...penulisnya demen makanan Italia. Dan Italia adalah satu-satunya nama negara yang ga diutak-atik penulisnya.
- Chapter 20-23 dikebut oleh penulisnya, bahkan 4 hari = 4 chapter, cuma karena 1 hal: Freya.
- Chapter 22-23 sebenernya direncanakan lebih rumit, cuman...penulisnya pusing belajar hieroglif, akhirnya gak jadi deh >___< Di awal proses mengkhayalnya, direncanakan Daleth sm Resha (Freya belom "lahir" di imajinasi penulisnya) ikutan ke Babylon...tapi entar kepanjangan, jadi ga jadi juga dah
Satu lagi, sungai Nil juga tidak diubah namanya.
Kenapa?
Sama seperti sungai Eufrat- Chapter 21-23 adalah chapter" tercepat dalam hal diketik + diposting.
- Chapter 18, 20, 21, dan 22 adalah chapter" favorit penulisnya, makanya trivianya tergolong banyak di antara yang lain. Overall, penulisnya memang suka sejarah Eropa (minus Eropa Utara & Timur) dan kerajaan" kuno di Mesir dan Mesopotamia (Sumeria, Akkadia, Babylonia, Assyria, Chaldea [Neo-Babylonia], Persia, serta Hellenistic realm [Alexander the Great, dan Diadochi's empire kyk Seleucid or Ptolemy])
- Chapter 24-25 pada awalnya direncanakan sedikit bergeser ke selatan, di Afsel. Namun supaya paralel dengan chapter 4-5, maka latarnya dibuat di salah satu delta yang paling kaya akan hewan liar di Afrika.
- Dan percayalah, chapter 25 adalah chapter yang menurut penulisnya sendiri adalah yang terburuk di antara chapter-chapter "adventure" lainnya...
- Chapter 26-27 menurut gw adalah yang PALING SUSAH dikerjain dibanding chapter" lainnya. Masalahnya, ini adalah transisi dari adventure ke ending arc, dan gw sempet bingung gimana koneksinya yang pas...ditambah lagi ada event natural disaster yang *jujur* gw belom berpengalaman sama sekali untuk gambarin suasananya.
- Ending arc (28-end) bisa ditulis dengan amat sangat cepat sekali karena...sebenernya uda dibayangin pas nulis cerita ini pertama kali
===============================
Tambahin penjelasan chara utama kita yah
Ntar makin kebuka di tiap chapter, jadi bakal ditambahin juga di sini nantinya
Spoiler untuk Main Character :
Daleth Reshunuel
- Gender: Male
- Age: 24-25
- Height: 178 cm
- Weight: 64 kg
- Hair colour: Blonde
- Eye colour: Blue (warna rambut dan mata inilah alasannya knp Huang sempet ngira kalo Resha itu adiknya Daleth)
- Home: Beth-Elyon, Liberion
- Nickname:
- Granted by Liberion polices and criminals: Execution Angel
- Granted by Church of Constantinople:
=> Thaumaphorus (Bearer of Miracle)
=> Energodiacheiristes (Administrator of Energy)
=> Poliboithes (Helper of the City)
=> Hagios Gnosophylax (Holy Guardian of Knowledge)- Granted by Pontifex Maximus, Patriarch of Tiberium: Defensor Unitas (Defender of the Unity)
- Granted by...world: Light of the World
- Ability:
- E.L.O.H.I.M. Project user, sehingga dapat memanipulasi energi (tolong dibaca dulu konsep energi dalam Fisika untuk bisa membayangkan lebih pas dan mantap)
- High-accuracy observation, dapat mengira-ngira ukuran dengan pengamatan sekilas
- Sharp analysis, ketajaman analisisnya inilah yang sering memecahkan masalah di tiap chapter
- Can speak Seihou (Japanese) and Helenos (Greek), aside from Anglia (English)
- Personality:
- Idealis, pada awalnya menganggap segala bentuk kejahatan adalah hal yang amat menjijikkan
- Cepat menyerah dalam kondisi di luar kendalinya
- Bukan jenius, tapi cerdas dan mampu menyusun potongan-potongan masalah menjadi satu solusi tepat
- Ada bakat dalam bidang sejarah dan segala sesuatu yang kuno dan antik
- Gak percaya dongeng dan takhayul kuno, tapi percaya terhadap perkara supranatural (bingung? sama, gw juga )
- Bisa dipercaya soal janji. Sekali dia memutuskan "ya", maka akan diteruskan hingga selesai.
- Sayang terhadap anak-anak, tapi sering disalahartikan sebagai kecenderungan lolicon
- Gak tahan sama yang imut-imut (nanti akan diekspos lebih lanjut )
- Gak sensitif soal cinta
- Lebih seneng deal sama orang-orang baik, lembut, dan sopan dibanding sama orang yang keras (dengan pengecualian tentunya)
- Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan matang, namun bisa juga ga pikir panjang apalagi kalo udah menyangkut keselamatan nyawa orang lain yang ga bersalah
- Secara fisik lebih lemah dibanding pria" seumuran dia dan juga kurang atletis, namun ketutup sama kemampuan dari E.L.O.H.I.M. Project
- Lumayan ganteng, soalnya based on me AKOSKAOSKAOSKOAKSOA /dirajam
- Sedikit ringkasan:
Seorang akademisi yang mengepalai E.L.O.H.I.M. Project. sebuah device yang memiliki kemampuan memanipulasi bentuk energi apapun. Karena satu dan lain hal, akhirnya dia menjadi seorang eksekutor di sebuah penjara.
Selama di penjara, dia merupakan salah satu bawahan favorit dari kepala penjara, karena mampu melakukan tugasnya dengan cepat dan baik, bahkan para kriminal yang harus dihukum mati sering memilih dia sebagai eksekutor.
Walau kejam terhadap para kriminal, tapi bener-bener baik sama anak-anak, dan menghormati orang-orang yang tutur katanya sopan dan lemah lembut. Cukup eneg ngedenger orang yang suka ketawa keras-keras tanpa tau sopan santun.
24 tahun ga pernah punya cewek (kasian amat ), tapi ada sedikit feeling terhadap seniornya (chapter 8-9), walau perlahan sadar juga akan perasaannya ke Resha
Resha Gimmelia
- Gender: Female
- Age: 17-18
- Height: 143 cm
- Weight: 33 kg
- B/W/H (cm): 71/52/72
- Hair colour: Blonde
- Eye colour: Blue (warna rambut dan mata inilah alasannya knp Huang sempet ngira kalo Resha itu adiknya Daleth)
- Home: Beth-Sheol, Liberion
- Nickname:
- Granted by Liberion military: Destructive Reaper
- Granted by Church of Constantinople:
=> Physiodespotes (Lord of Nature)
=> Biokrator (Ruler of Life)
=> Poliboithes (Helper of the City)
=> Sebastos Logophylax (Venerable Guardian of The Word)- Granted by Pontifex Maximus, Patriarch of Tiberium: Defensor Unitas (Defender of the Unity)
- Granted by...world: Light of the World
- Ability:
- Space-time manipulation, tapi ga bekerja setiap saat, hanya sewaktu emosinya ga terkendali. Emosi negatif akan menghasilkan output kekuatan yang destruktif, sementara emosi positif akan bersifat suportif.
- Athletic and strong, nggak mudah capek kecuali iklim yang memang ga mendukung, atau udah terlalu jauh perjalanannya.
- Beastmaster...hewan buas pun takluk sama dia dengan mudah.
- Can speak Seihou (Japanese) and Huaxia (Mandarin Chinese), aside from Anglia (English)
- Personality:
- Emotionally unstable pada awalnya, namun berubah sejak 6 tahun lalu, dimana bisa lebih mengendalikan emosi.
- Nggak manja, walau kadang suka ngomel kalo perjalanannya udah bikin dia bosen (akhirnya berkurang juga sih tingkat ngomelnya itu)
- Di luar bisa keliatan kasar, padahal hatinya lembut, bahkan ide untuk menolong siapapun di perjalanan adalah idenya dia (tsundere akut )
- Fast learner, dan ada bakat di bidang telekomunikasi dan navigasi
- Sayang terhadap orang yang lanjut usia, karena jadi teringat kakeknya yang bener-bener dia sayang
- Bisa akrab sama anak-anak, khususnya yang kalem dan ga hiperaktif (kayak Sakuya-chan di chapter 8-9)
- Ga tahan sama yang berwujud bishounen
- Makannya banyak tapi ga gendut
- Suka pengen tau urusan orang yang bukan urusannya. Tapi kalo nggak karena itu, mungkin beberapa kasus nggak akan bisa diselesaikan oleh mereka berdua.
- Susah jujur soal cinta
- Peduli sama kondisi mentalnya Daleth kalo Daleth lg ga tenang, pendengar yang baik, dan satu-satunya orang yang mampu bikin Daleth tenang dalam pelukannya *cieee* /ditabok
- Meski posturnya kecil, namun secara fisik lebih kuat dan atletis dibanding orang-orang seumuran dia, bahkan Daleth tanpa E.L.O.H.I.M. Project ga bisa ngejer larinya dia
- Loli of course /loliblondesemilonghairblueyesismyfetish AOKSOAKSOAKSOAK /ditampar
- Sedikit ringkasan:
Seorang perempuan dari kalangan keluarga yang ga spesial, namun punya sesuatu "kekuatan" yang membuatnya tidak disukai orang-orang, bahkan keluarganya sendiri. Cuma kakeknya yang masih sayang sama dia.
Beberapa orang udah jadi korban kekuatannya itu, namun sekitar 6 tahun lalu mulai bisa mengendalikan dirinya (nanti diekspos di prequel, khusus Resha).
Pernah punya kejadian unik dengan hewan buas, dan sejak itulah hewan apapun bisa deket sama dia, bahkan yang tergolong buas dan sulit dikendalikan.
Dan sekali waktu, emosinya bener-bener ga terkendali, sehingga menghancurkan kota dimana dia tinggal. Untunglah, dia ketemu Daleth, dan berdua melakukan perjalanan untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di balik kejadian luar biasa itu.
Terlihat punya feeling pada Daleth *keliatan banget*, tapi emang chara cowo utama yang satu itu rada dense...jadinya...ya gitu poor Resha /"
Share This Thread