Page 1 of 8 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 113
http://idgs.in/424444
  1. #1
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default An Angel and A Reaper [Finished]

    An Angel and A Reaper




    Author: LunarCrusade
    Copyright ©2011-2012 - f399 IDGS Forum
    Genre: Adventure, Romance, Science Fiction, Supranatural, Comedy (tergantung yg baca ngakak apa nggak *ditabok*)


    --------------------------------------------

    Chapter 0: A Smile Before Your Death
    Chapter 1: Execution Angel and Destructive Reaper
    Chapter 2: Escape

    Chapter 3: Spatiotemporal DNA
    Chapter 4: Love in Maple ~ Bioshpere Guardian (Part 1)
    Chapter 5: Love in Maple ~ Biosphere Guardian (Part 2)
    Chapter 6: For the Motherland ~ Old Varangian Bear (Part 1)
    Chapter 7: For the Motherland ~ Old Varangian Bear (Part 2)
    Chapter 8: Sakura, Sakura ~ Transient Life (Part 1)
    Chapter 9: Sakura, Sakura ~ Transient Life (Part 2)
    Chapter 10: Twin Unity ~ Four Cardinals, Five Elements (Part 1)
    Chapter 11: Twin Unity ~ Four Cardinals, Five Elements (Part 2)
    Chapter 12: Poorest Among the Poor ~ The Angel's Prayer (Part 1)
    Chapter 13: Poorest Among the Poor ~ The Angel’s Prayer (Part 2)
    Chapter 14: Electric, Magnetic, Lunatic ~ Protecting an Empire (Part 1)
    Chapter 15: Electric, Magnetic, Lunatic ~ Protecting an Empire (Part 2)

    Chapter 16: Road to Exaltation ~ Re:Genesis (Part 1)
    Chapter 17: Road to Exaltation ~ Re:Genesis (Part 2) (+ Resha's picture)
    Chapter 18: Ultimate Chivalry ~ Land of Knights (Part 1) (+ map of Europe)
    Chapter 19: Ultimate Chivalry ~ Land of Knights (Part 2)
    Chapter 20: Operation Barbarossa ~ Cucina d'Italia (Part 1)
    Chapter 21: Operation Barbarossa ~ Cucina d'Italia (Part 2)
    Chapter 22: Sands of Time ~ Ancient Kingdom of Nile (Part 1)
    Chapter 23: Sands of Time ~ Ancient Kingdom of Nile (Part 2)
    Chapter 24: Lion of the Delta ~ Two Feelings (Part 1)
    Chapter 25: Lion of the Delta ~ Two Feelings (Part 2)
    Chapter 26: Heart Vibration ~ Tectonic Dislocation (Part 1)
    Chapter 27: Heart Vibration ~ Tectonic Dislocation (Part 2)
    Chapter 28: Divine Mission - Introduction

    Chapter 29: Divine Mission - Prelude (+ Worldwide Plan Overview map)
    Chapter 30: Divine Mission - Overture
    Chapter 31: Divine Mission - Chorus
    Chapter 32: Crusade Against Homeland (Part 1)
    Chapter 33: Crusade Against Homeland (Part 2)
    Chapter 34: Crusade Against Homeland (Part 3)
    Chapter 35: Transcendental Love
    Chapter 36: Epilogue - Light of the World
    (END)


    --------------------------------------------


    Spoiler untuk Chapter 0 :

    ==============================
    Chapter 0: A Smile Before Your Death
    ==============================


    “Beritahu keluarganya kalau eksekusi sudah dilakukan, biar mereka yang urus penguburan jasadnya.”

    Eksekusi hari ini sudah kulakukan dengan baik. Hari ini korbannya adalah seorang pria berumur 42 tahun yang melakukan pembunuhan berantai sebanyak 14 kali. Tentu saja, begitu orang itu diadili, dia langsung dijatuhi hukuman mati karena semua bukti yang ada sangat memberatkan dirinya dan tidak bisa dibantah. Dan…permintaan terakhirnya adalah dieksekusi olehku.



    Sudah 2 tahun aku menjalani profesi ini, dimulai sejak aku berusia 22 tahun. Kalau dihitung-hitung, sampai hari ini aku sudah melakukan 63 kali eksekusi.

    “Kerja bagus, Daleth. Akan kutraktir kau minum malam ini.”

    Ah, itu kepala penjara tempatku bertugas.

    “Tidak usah repot-repot. Saya harus pulang dan membersihkan rumah hari ini. Sudah seminggu tidak kusapu…”

    “Hahaha…oke, baiklah kalau begitu. Besok siang saja akan kutraktir kau makan siang.”

    Wah, lumayan. Sudah lama lelaki yang mengepalai penjara ini tidak menraktirku makan. Besok juga tidak ada eksekusi yang harus kulakukan.

    Itulah diriku, Daleth, yang dikenal juga sebagai…Execution Angel. Tentu saja julukan itu bukan sembarangan diberikan, tapi karena ada sesuatu yang spesial dalam caraku mengeksekusi tahanan.



    5 hari berlalu, ada seorang tahanan yang harus kueksekusi. Kali ini adalah seorang wanita berusia 31 tahun dengan kasus, lagi-lagi pembunuhan, dengan korban adalah 11 orang anak di bawah umur. Ah…dengan senang hati akan kueksekusi orang seperti ini. Dunia ini sudah terlalu penuh dengan kejahatan, dan kuharap dengan tegasnya hukum seperti ini akan mengurangi kejahatan yang ada.

    Eksekusi dilakukan pada malam hari sekitar jam setengah 11, di dalam sebuah ruangan kecil yang dibangun khusus untukku sebagai “ruangan kematian”. Di ruangan berukuran 2 x 3 meter itu ada sebuah meja dan dua buah kursi yang ditaruh bersebrangan. Di atas meja ada “benda” yang akan kugunakan untuk eksekusi. Baiklah…akan kumulai “ritual”nya.

    Seperti biasa, aku mengajak bicara orang yang akan kueksekusi sekitar 15-20 menit. Memang cukup lama dan menghabiskan waktu, tapi setidaknya itu bisa meringankan beban para tahanan. Wanita yang akan kueksekusi ini mengatakan kalau dia melakukan semuanya itu dengan sadar tanpa paksaan. Selama bicara itu pula, aku mengobrol dengannya sambil sesekali tersenyum.

    “Sekarang saya ingin tanya. Seandainya anda memiliki seorang anak, lalu ada orang lain yang membunuh anak anda seperti yang anda lakukan. Bagaimana perasaan anda?”

    “S-Saya tidak tahu…semuanya terjadi begitu saja tanpa pikir panjang lagi…”

    “Anda bilang kalau anda melakukan semua itu dalam kondisi sadar. Seharusnya anda memikirkan bagaimana ketakutan yang dialami oleh anak yang menjadi korban!! Saya yakin anda pasti masih memiliki hati nurani…”

    Diapun menceritakan pengalaman buruk di masa lalunya. Sewaktu orang ini masih kecil, dia sering sekali disiksa oleh keluarganya sendiri baik ayah, ibu, maupun saudara-saudaranya. Karena itulah, kesebelas anak yang menjadi korban kejahatannya disiksa terlebih dahulu sampai orang ini merasa puas, barulah mereka dibunuh.

    “Ah…begitu rupanya. Jadi karena pengalaman buruk anda di masa lalu, anda melakukan semuanya ini. Sekarang coba bayangkan jika semua anak yang telah anda bunuh ada di hadapan anda sekarang. Apa yang ingin anda katakan pada mereka?”

    Dia menangis. Kurasa pertanyaan itu sangat menusuk hatinya.

    “S-S-Saya…ingin minta maaf pada mereka…jika saya bisa menghidupkan mereka lagi…”

    “Sudah. Itu tidak mungkin dilakukan. Saya cukup senang melihat kalau anda sebenarnya masih memiliki perasaan. Namun…hukum tetaplah hukum. Saya harus melakukan apa yang harus menjadi tugas saya.”

    “Baiklah…saya siap… Ah, satu hal lagi. Bolehkah saya tahu…metode apa yang akan anda lakukan…?”, tanyanya pelan. Dia terlihat sudah pasrah.

    “Mungkin anda sudah sering dengar dari rumor-rumor yang beredar kalau cara saya mengeksekusi tahanan tidaklah menyakitkan dan menyiksa.”, kataku sambil memakai “benda” untuk mengeksekusi yang sejak tadi berada di atas meja, ke kedua tanganku.

    “Ya…yang saya dengar memang seperti itu. Bahkan...semua orang yang pernah anda eksekusi selalu tersenyum ketika nyawanya dicabut.”

    Aku menggeser salah satu kursi dan meletakkannya di samping orang ini, lalu duduk di sebelahnya.

    “Tenang saja. Ini tidak akan sakit.”, aku mengelus kepalanya dengan tangan kananku.

    “A-A-Apa yang anda lakukan ini?!”

    “Saya mohon tenangkan diri anda. Cobalah anda bayangkan masa kecil anda dahulu, tanpa mengalami penyiksaan sama sekali. Bayangkan kalau ayah anda sekarang sedang mengelus kepala anda seperti ini…”

    Air matanya keluar makin deras. Biasanya tahanan wanita akan menangis lebih banyak dibanding tahanan pria.

    “Bagaimana? Bisakah anda membayangkan hal tersebut? Jika anda menghilangkan kebencian anda terhadap orang-orang yang menyakiti anda dulu, saya yakin anda bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang.”

    “T-Terima kasih…sekarang saya mengerti kenapa anda dijuluki Execution Angel…”

    Sekali lagi, aku tersenyum di depan wanita ini. Dan layaknya orang-orang yang pernah kueksekusi sebelumnya, dia membalasnya juga dengan senyuman.

    “Semoga Tuhan mengampuni anda…”

    Wanita itupun kehilangan kesadarannya karena “benda” yang kugunakan untuk eksekusi tersebut mengganggu aliran arus listrik dalam neuron-neuron otaknya. Seketika itu juga aku mengarahkan tangan kiriku ke depan dadanya, lalu menghentikan detak jantungnya dalam tempo kurang dari sedetik.

    Huff…baiklah, satu lagi kriminal sudah disingkirkan. Aku mau pulang lalu tidur yang nyenyaaaakkk…hoaaahhmm…

    Metode ini sudah kugunakan selama 2 tahun karirku sebagai eksekutor, dan tidak ada satupun tahanan yang meninggalkan dunia ini tanpa senyuman…


    Spoiler untuk Chapter 1 :

    =========================================
    Chapter 1: Execution Angel and Destructive Reaper
    =========================================


    Hari ini aku tidak perlu pergi ke penjara karena tidak ada eksekusi yang harus kulakukan. Baiklah, aku mau nonton televisi saja.

    Baru saja aku mau menekan tombol remote, aku mendengar sebuah bunyi seperti bunyi ledakan. Memang tidak begitu keras, hanya sayup-sayup. Sepertinya ada ledakan yang terjadi namun lokasinya jauh dari sini.

    Beberapa belas menit setelah aku menyalakan televisi, siaran mendadak berganti menjadi berita. Oh, breaking news. Mungkin akan memberitakan ledakan yang tadi kudengar. Jangan-jangan aksi terorisme…

    “Selamat pagi pemirsa, kembali bersama saya dalam Breaking News. Beberapa belas menit yang lalu, tepatnya pukul 09.37, terjadi sebuah ledakan besar di kota Beth-Sheol. Penyebab utamanya belum diketahui, namun…”

    Beth-Sheol? Itu kan sekitar 800 kilometer dari sini!!

    “…bisa dipastikan terbentuk kawah berbentuk lingkaran sempurna dengan radius 20 kilometer. Estimasi korban jiwa…”

    Si pembawa acara terlihat kaget. Aku juga tidak menyangka…radius 20 kilometer?! Meteor macam apa yang jatuh di sana?! Atau jangan-jangan ada ledakan nuklir?

    “…14 juta orang. Sampai saat ini pihak berwajib dari kota-kota sekitar sedang dalam proses menyelidiki penyebab hal ini bisa terjadi. Kami segenap kru stasiun televisi turut berduka cita atas kejadian ini…”

    Aku langsung mematikan televisi. Astaga…tidak bisa kupercaya. Ini adalah bencana terburuk dalam 50.000 tahun terakhir!! Seingatku korban jiwa terbanyak yang disebabkan oleh bencana alam adalah saat periode Fire Age 50.000 tahun silam dimana aktivitas gunung api menjadi liar secara mendadak dan memusnahkan banyak sekali makhluk hidup, menurut catatan perkiraan prasejarah yang ada.



    Selama beberapa hari, siaran-siaran di televisi hanya berkutat soal bencana pada hari itu. Huh…bosan juga lama-lama.

    Tepat 9 hari setelah ledakan besar itu terjadi, seseorang yang diduga melakukan aksi peledakan itu berhasil ditangkap. Kepala penjara memberitahuku kalau pelakunya diberi nama panggilan Destructive Reaper oleh agen intelejen. Dan sekarang…tugasku mengeksekusinya.

    Hari kira-kira jam 2 siang ketika eksekusi akan dijalankan. Seperti biasa, aku yang menunggu di ruangan eksekusi sampai tahanan masuk ke tempatku sekarang.

    Jujur saja, di dalam dadaku aku merasa kesal, marah, dan benar-benar murka begitu mengetahui kalau orang yang melakukan peledakan itu akan muncul di hadapanku. Bagaimana tidak? 14 juta nyawa melayang begitu saja di tangannya! Namun di sisi lain aku bingung, apa benar hal sedahsyat itu adalah perbuatan seseorang? Bukti yang ada hanya kawah berbentuk lingkaran sempurna yang tidak mungkin merupakan hasil bencana alam ataupun senjata perang.

    Jika benar orang yang akan masuk nanti adalah pelakunya, aku bersumpah akan membuatnya mati menderita. Bagaimanapun juga “benda” yang biasa kugunakan untuk eksekusi ini tidak hanya bisa dipakai untuk melakukan metode eksekusi seperti yang biasa kulakukan.

    Sebelum orang itu masuk, kepala penjara menghubungiku lewat wireless communicator yang kupakai di telinga kananku. Dia berada di lantai atas penjara ini sekarang.

    “Daleth, bisa kau dengar suara saya?”

    “Ya, terdengar jelas. Ada apa pak?”

    “Mengenai orang yang akan kau eksekusi hari ini, si Destructive Reaper itu…sebenarnya saya ragu kalau orang itulah pelakunya. Namun…sepertinya dia punya sesuatu…saya tidak tahu apa itu.”

    “Hah? Maksud anda? Apa dia punya alat yang bisa menghancurkan sebuah kota dalam sekejap? Apa dia salah satu anggota organisasi kejahatan tertentu?!”, nada bicaraku agak emosi.

    “Tenang dulu, Daleth. Kasus ini menurutku mencurigakan. Keberadaan orang itu juga disembunyikan sama sekali dari publik dan pihak pers. Namun menurut bukti-bukti yang ada, semua memberatkan orang yang akan kau eksekusi itu. Contohnya saja…dia adalah satu-satunya orang yang hidup dan berdiri tepat di tengah kawah yang terbentuk itu.”

    “Ah bisa saja sesaat setelah ledakan dia bergegas menuju ke tengah kawah.”

    “Itu tidak mungkin, Daleth. Jarak sejauh lebih dari 20 kilometer tidak bisa dicapai hanya dalam waktu 5-10 menit tanpa kendaraan, dan tidak ada satupun kendaraan yang masih utuh yang berada di sekitar orang itu. Ditambah lagi posturnya tidak wajar…sudahlah, nanti kau akan lihat sendiri. Selamat bertugas.”

    Kepala penjara mematikan transmisi, lalu kulepas wireless communicator itu dari telingaku dan kutaruh di atas meja. Huh? Apa sih maksud kepala penjara…?



    Pintu ruangan ini terbuka ketika aku baru saja ingin duduk di salah satu kursi. Salah seorang polisi membukakan pintu, lalu seseorang masuk…HAH?! Hei, apa ini tidak salah?!

    Yang masuk ke ruangan adalah seorang perempuan bertubuh kecil layaknya anak-anak, dengan tinggi kira-kira antara 140-145 sentimeter. Aku tidak percaya…dia…?

    “Kamu?”

    “Aku yang akan kamu eksekusi hari ini.”

    “AH YANG BENAR SAJA?!”, wajahku menunjukkan ekspresi tidak percaya.

    “Cih, malah tidak percaya. Aku yang memusnahkan Beth-Sheol 9 hari yang lalu.”

    Aku MASIH tidak percaya. Anak sekecil dia?! Apa dia memiliki senjata pemusnah massal atau semacamnya? Ah masa bodo. Sebaiknya aku lakukan “ritual” sebelum eksekusi seperti biasa.

    “Baik, silakan duduk.”, aku mengambil duduk di salah satu kursi, sementara anak itu di kursi lainnya.

    Sebelum duduk, dia mengibaskan rambutnya yang keemasan itu karena cukup panjang, kira-kira sepunggung. Matanya biru, seperti warna batu safir. Tatapannya juga tajam, walau sebenarnya menurutku wajahnya…menggemaskan. Oh tidak…aku kan lemah terhadap orang-orang berwajah imut dan menggemaskan seperti dia…bisa-bisa aku tidak konsentrasi dalam mengeksekusinya…

    “Heh, kenapa memandangiku terus? Jangan-jangan kamu lelaki mesum yang suka lirik-lirik perempuan…atau jangan-jangan kamu lolicon?! Hiiiihhhh…!”

    Cih, kurang ajar juga anak ini.

    “Oke, siapa namamu?”

    “Resha Gimmellia. Panggil saja Resha.”

    “Umurmu?”

    “17 tahun.”

    “HAH?! Hei, jangan coba-coba berbohong ya!”

    “Huh, malah tidak percaya…coba saja kamu cek berkas mengenai diriku nanti. Aku benar-benar berumur 17 tahun!”

    “T-Tapi…postur tubuhmu…”

    “Seperti anak-anak? Ah, biasa saja tuh.”

    Jadi ini yang dimaksud kepala penjara dengan “posturnya tidak wajar”?! Aku sempat membayangkan sesuatu yang lebih mengerikan dari anak ini! Dan ternyata yang ada di hadapanku sekarang adalah…astaga. Loli?!



    “Ini apa ya? Sarung tangan untuk membunuhku?”, tanyanya sambil mengambil “benda” yang biasa kugunakan untuk eksekusi. Ya, sepasang sarung tangan.

    “Heh, jangan pegang-pegang sembarangan.”

    “Oh, maaf.”, Resha menaruh kembali kedua sarung tanganku di meja. ”Tapi aku ragu benda seperti itu bisa membunuhku. Memang sih bentuknya sedikit aneh karena ada beberapa tombol dan bahannya juga seperti besi…”

    “Komposit Adamantium-Orichalcon, bukan besi.”

    “Kamu akan memukul kepalaku dengan sarung tangan ini sampai aku mati?”

    “Tentu saja tidak! Kedengarannya kejam…yah, walaupun sepertinya kamu pantas dihukum seperti itu.”

    “Heeee…orang yang sudah sering mengeksekusi orang lain ternyata masih bisa berkata ‘kejam’ jika ada penyiksaan berdarah.”

    “Tentu saja. Aku tidak sembarangan membunuh orang, hanya para kriminal yang pantas dihukum mati saja. Contohnya dirimu.”

    Dia tersenyum. Sepertinya dia tidak takut mati sama sekali. Baguslah, itu bisa sedikit meringankan pekerjaanku untuk menenangkan dirinya. Yah, walaupun aku agak heran dengan keberaniannya.

    “Kenapa tersenyum? Biasanya aku yang tersenyum pada orang yang akan kueksekusi agar mereka merasa lebih nyaman.”

    Ekspresinya berubah serius.

    “Kamu…benci denganku, ya kan? Tidak mungkin ada orang yang mau dekat-dekat dengan pembawa kematian seperti diriku…”

    “Eh? Maksudmu? Apa kamu selalu membunuh orang-orang di dekatmu?”

    “Baiklah…karena aku akan mati sebentar lagi, sepertinya tidak masalah jika aku menceritakan sedikit tentang diriku.”

    “Oke, tapi jangan lama-lama ya. Aku mau pulang terus beres-beres rumah…”

    “Iya, iya.”



    Kisah hidupnya cukup…bukan, ini tidak bisa dibilang cukup. Kisah hidupnya sangat menyedihkan. Seperti katanya tadi, tidak ada orang yang bisa berteman dengannya karena sedikit saja dia benci terhadap seseorang walaupun hanya untuk beberapa menit bahkan detik, maka bisa dipastikan…orang itu akan mati seketika ketika emosinya memuncak. “Kekuatan”nya itu tidak pernah dibuktikan secara ilmiah, jadi semua orang yang dikenalnya mulai meninggalkan dirinya karena takut terkena “kutukan” yang dimiliki olehnya, termasuk keluarganya.

    “Benar begitu, Resha…?”

    “Itu benar. Terdengar mistis dan mengada-ada yah? Tapi semua yang kuceritakan tadi 100 persen benar.”

    “Sebentar. Menurutku mustahil seorang manusia tidak memiliki rasa sebal maupun hanya sebentar jika ada orang lain yang membuatnya kesal, dan manusia normal pasti sering mengalaminya. Jadi sudah berapa ratus orang yang mati karenamu?!”

    “Sebelum Beth-Sheol hancur…ada 10 orang. Itu termasuk dua orang sepupuku.”

    “EH?! Yang benar?! Baru 10 orang?!”

    “Dari tadi kamu tidak percaya terus…”

    “M-Maaf, maaf. Kalau begitu, kamu bisa mengontrol emosimu dengan baik?”

    “Yap, benar. Sudah 6 tahun terakhir ini aku bisa hidup dengan tidak membenci siapapun.”, katanya dengan bangga.

    “Jadi…yang di Beth-Sheol waktu itu…”

    “Aku tidak bisa bercerita lebih lanjut. Bisa-bisa kota ini jadi korban berikutnya jika aku mengingat kejadian itu. Yang jelas aku benar-benar bertanggung jawab atas kematian 14 juta penduduk Beth-Sheol dan sekitarnya.”

    Tunggu. Perasaan apa ini…aku benar-benar merasa tidak enak dan gelisah. Belum pernah aku merasakan hal ini sebelum mengeksekusi seseorang.



    “Hei, ada apa? Kapan kamu mau mengeksekusi diriku? Kalau tidak cepat-cepat bisa-bisa kepala penjara yang gendut dan botak itu memarahimu lho.”

    Refleks saja aku tertawa terbahak-bahak. Belum pernah ada orang yang bisa menghina kepala penjara secara blak-blakan seperti Resha.

    “Ya, ya! Kurasa dia butuh diet…ahahahak!!”, tawaku makin keras.

    Diapun ikut tertawa, lalu mengatakan..

    “Kepala penjara itu sepertinya juga butuh wig. Botaknya itu menyilaukannnn!! Mwahahaha…!”

    Baru kali ini aku bisa tertawa bersama-sama dengan orang yang akan kueksekusi. Biasanya yang ada adalah aura serius atau mengharukan.

    “Ahahaha…duh, aku sakit perut…”, kataku sambil memegang perut.

    “Makanya kalau tertawa jangan keras-keras…hehehe…ah iya, namamu siapa?”

    “Mau tahu segala. Nanti kalau kamu sudah dieksekusi pasti kamu akan lupa.”

    “Dasar pelit…nanti akan kugentayangi dirimu tiap malam dan menanyakan namamu.”

    Sudah 20 menit berlalu ketika aku memandang ke jam dinding. Saatnya eksekusi. Akupun mengambil kursiku dan menaruhnya di sebelah Resha, lalu duduk. Sekali lagi, ada perasaan yang aneh di dalam hatiku. Kali ini seakan berkata kalau Resha tidak bersalah…

    “Namaku Daleth. Daleth Reshunuel. Sekarang…apa kamu sudah siap?”

    “Tentu. Semua ini adalah kesalahanku. Aku yang harus bertanggung jawab…”

    Perlahan keringat dingin mengucur dari tubuhku. Perasaan ini…sama seperti dengan yang kualami 2 tahun yang lalu, sebelum aku menjadi seorang eksekutor. Suara dari dalam hatiku juga berteriak makin keras, mengatakan kalau Resha tidak bersalah.

    Ketakutanku makin menjadi-jadi begitu aku berusaha memasang kedua sarung tangan eksekusi itu di tanganku. Badanku gemetaran, keringat dingin makin deras mengucur, ditambah lagi sekarang dadaku sakit. Alam bawah sadarku seakan menolak untuk mengeksekusi Resha. Aku…aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak mau lagi membunuh orang yang tidak melakukan kesalahan!!

    “Daleth, ada apa? Wajahmu terlihat pucat.”

    “T-Tidak, tidak apa-apa.”

    “Kamu sudah sering melakukan eksekusi kan? Polisi yang membawaku ke ruangan ini berkata kalau kamu adalah seorang eksekutor profesional yang mampu menjalankan tugas dengan baik, tanpa rasa takut sedikitpun. Bahkan…kamu selalu mengantar kepergian orang-orang yang kamu eksekusi dengan sebuah senyuman, dan itu membuatku lebih santai menghadapi eksekusi ini. Apa yang salah kali ini?”

    “A-A-Aku tidak mengerti. Ada sesuatu yang menghalangi diriku untuk mengeksekusimu…”

    “Tenangkan dirimu, Daleth…”, katanya sambil memeluk diriku.

    Ah, bagaimana ini…aku benar-benar tidak bisa menenangkan diriku. Memori 2 tahun yang lalu itu sekarang menghantui diriku.

    “Maaf, Resha. Sepertinya…aku tidak bisa mengeksekusi dirimu.”, aku melepaskan pelukannya.



    Wireless communicator di atas meja terlihat berkedip, berarti ada transmisi yang masuk. Aku langsung memasangnya di telinga kananku.

    “Y-Ya? Ada apa, pak kepala?”

    “Terlalu lama, Daleth! Sekarang sudah setengah jam dan eksekusi belum dilakukan?”

    “S-Saya tidak bisa mengeksekusinya. Ada sesuatu dari dalam diriku yang menolak dengan keras eksekusi ini…”

    “Sudahlah. Saya akan memerintahkan regu tembak untuk mengeksekusi dirinya.”

    Transmisi dimatikan. Tak lama kemudian datang dua orang polisi membawa Resha keluar ruangan. Sesudah ini berarti dia akan dieksekusi oleh regu tembak.

    Tak lama, pintu ruangan kembali dibuka. Kali ini kepala penjara yang masuk.

    “Hei Daleth, ada apa dengan dirimu? Kau tidak pernah berlaku seperti ini sebelumnya!”

    “Maaf…saya juga tidak mengerti. Pada awalnya saya juga kesal dengannya dan ingin segera memusnahkannya dari muka Bumi. Tapi…lama-lama saya merasa kalau dia tidak bersalah. Bukankah anda juga merasa kalau ada yang ganjil dari kasus ini?”

    “Yah…kau benar. Saya juga merasa ada yang aneh. Anak itu…sepertinya dia tidak ingin melakukan ini semua.”

    “Anda berpikiran kalau ini adalah sebuah ketidaksengajaan?”

    “Bisa jadi. Bagaimanapun juga jika hal itu dilakukan secara tidak sengaja, dia tidak bisa dihukum mati. Maksimal hanya penjara seumur hidup meski sudah membantai belasan juta orang.”

    “Ya, memang ada yang aneh dengan diri Resha. Dia seperti…memiliki kekuatan khusus.”

    “Hahaha!! Daleth, jangan bercanda!! Jadi kau pikir dia itu mutan atau semacamnya?”

    “Bukan begitu, pak kepala. Saya sempat mendengar kisah hidupnya tadi. Dia…bisa membunuh orang hanya dengan emosi sesaat. Jika hal itu benar, hancurnya Beth-Sheol bisa jadi disebabkan karena kekuatannya itu.”

    “Hal itu tidak bisa dibuktikan, Daleth. Baiklah, sekarang saya harus mengawasi eksekusi yang dilakukan regu tembak beberapa menit lagi. Sebaiknya kau pulang dan menenangkan diri.”

    Kepala penjara langsung meninggalkan ruangan.



    Ah, bagaimana ini? Aku tidak bisa membiarkan seseorang yang tidak berniat melakukan kejahatan dieksekusi begitu saja! Tapi apa yang bisa kulakukan? Jika aku mencegah eksekusinya, itu sama saja dengan melanggar hukum negara ini! AHHHH!!! Aku bingung!

    Tanpa sadar aku menggebrak meja karena kesal. Dan…perhatianku teralih ke sarung tangan yang sedang kupakai.

    Tunggu. Sarung tangan ini kan bisa memanipulasi energi. Seharusnya aku bisa melakukan sesuatu dengan benda ini, yang sudah mencabut 64 nyawa sebelumnya. Sekarang saatnya…aku harus menyelamatkan nyawa seseorang dengan ini!! Peduli ***** dengan hukum jika aku bisa membuat orang yang tidak bersalah hidup lebih lama lagi!!

    Dengan sarung tangan yang masih terpakai, aku berlari secepat mungkin keluar dari ruangan. Dan ternyata…kepala penjara masih berdiri di luar, di sebelah kanan pintu ruangan.

    “Sudah kuduga kau akan mencarinya. Dia ada di lapangan barat. Ingat, jangan membunuh siapapun kalau kau ingin menyelamatkan anak itu.”, sahut kepala penjara sambil menyalakan rokoknya.

    “Pak kepala…anda tidak mengawasi eksekusi Resha?”

    “Cepat sana sebelum terlambat. Ingat pesanku tadi dan…good luck.”, dia menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

    Tak kusangka, ternyata kepala penjara mendukung apa yang akan kulakukan. Baiklah, karena sudah tidak ada waktu lagi, sebaiknya aku mengakselerasi kecepatanku bergerak dengan sarung tangan ini.

    “Photonic Velocity. Set up.”

    Dengan begini aku bisa bergerak dengan kecepatan cahaya. Tak sampai 1 detik, aku sudah sampai ke tepi lapangan barat penjara ini. Kulihat regu tembak sudah membidikkan senapan mereka ke arah Resha yang berdiri di seberang mereka dengan mata tertutup.

    “STOP!! Jangan tembak anak itu!!”, teriakku.

    Argh, jari mereka sudah siap menekan pelatuk!! Kalau begitu…

    “Atomic Vibration. System on!!”
    Aku mengendalikan energi pada molekul-molekul udara di sekitar kedelapan orang regu tembak, dan membuat molekul-molekul tersebut bergetar hebat sehingga mereka semua terhempas sejauh 3-4 meter. Langsung saja aku menghampiri Resha dan membuka ikatan kain penutup matanya.

    “D-Daleth?!”

    “Maaf membuatmu menunggu, Resha.”

    “H-Hei, ada apa ini?! Ah, aku tahu. Aku pasti sudah mati. Tidak mungkin lelaki mesum dan lolicon seperti dirimu menyelamatkan diriku. Ahaha…ahaha…ahahaha…”

    “Heh, ini sungguhan!!”, kataku sambil mencubit kedua pipinya.

    “Astaga. ASTAGA. Ini tidak mung--- whoa…!!”, teriaknya kaget karena aku langsung menggendongnya; princess carry mode.

    “Oke, kita pergi sekarang.”

    “Huh? Pergi kemana? Turunkan diriku sekarang juga!! Kamu mau menculikku ya?!”

    “Akan kujelaskan nanti, Resha. Yang penting sekarang akan kukeluarkan kamu dari penjara ini.”, dan dengan Atomic Vibration, aku menghancurkan tembok penjara.

    “Hei kalian berdelapan!! Maaf ya kalau agak sakit!! Tapi aku tidak akan membiarkan kalian mengeksekusi anak ini…bye!!”, seruku pada kedelapan orang regu tembak yang berusaha berdiri.

    “Jadi, kamu akan membawaku ke mana?”

    “Ke rumahku. Tidak jauh kok, hanya sekitar 30 kilometer dari sini. Baiklah…Plasma Directing. Set up.”, aku menciptakan awan plasma dan kutaruh di sekitar kakiku, lalu terbang dengan kecepatan 120 km/jam dengan mengambil jalur yang sebisa mungkin terdapat banyak gedung tinggi agar diriku tidak terlihat. Aku tidak menggunakan Photonic Velocity lagi, karena kalau digunakan dalam jarak yang terlalu jauh akan membuat tubuhku hancur lebur. Efek relativitas, tentu saja.

    “Ironis ya, seorang penegak hukum malah sekarang melakukan aksi kriminal.”, sahut Resha.

    “Heh, diam kamu, dasar anak kecil.”

    “Aku bukan anak kecil!! Aku sudah 17 tahun, dasar lolicon!!”

    “Berisik…! Jangan banyak bergoyang, nanti kamu jatuh!!”

    Yah, ada benarnya juga sih. Selama ini aku memusnahkan para pelaku kriminal, tapi sekarang malah aku yang melakukan sesuatu yang dikategorikan sebagai aksi kriminal. Tetapi entah kenapa, aku tidak merasa menyesal. Hati nuraniku berkata kalau yang kulakukan ini adalah hal yang benar…


    Spoiler untuk Chapter 2 :

    ===============
    Chapter 2: Escape
    ===============


    “Yak, kita sampai.”, kataku sambil menurunkan Resha dari gendonganku.

    “Wow, besar juga rumahmu. Halamannya juga lumayan luas. Enak sekali kamu yah.”

    “Ahaha…beginilah rasanya jadi aparat. Uang banyak, hidup nyaman. Apalagi pemerintah membayarku tiga kali lipat dari GDP per kapita negara ini.”

    “HAH?! Tiga kali lipat?!”

    “Yap, lumayan lah untuk menambah biaya penelitian. Selain bekerja sebagai eksekutor, kadang-kadang aku juga membantu riset di universitasku dulu.”

    “Bah, jenius rupanya. Jangan-jangan sarung tangan itu ciptaanmu?”

    “Mau tahu saja kamu…anak kecil jangan banyak tanya.”

    “Cih, sombong sekali.”

    “Ya sudah, ayo masuk.”



    Rumahku memang tergolong besar untuk orang-orang kebanyakan. Tapi yah…hidup sendirian di rumah sebesar ini merepotkan juga. Bersih-bersih rumah bisa memakan waktu seharian.

    “Astaga, rumahmu berantakan sekali, Daleth!!”

    “Maklumlah…aku jarang bersih-bersih rumah.”

    “Apa kamu tidak membuat robot pembantu atau semacamnya? Bukankah itu bisa meringankan pekerjaanmu di rumah?”

    “Huh? Malas ah…”

    “Sudah mesum, lolicon, pemalas pula. Aku heran kenapa pemerintah mempekerjakanmu sebagai eksekutor.”, kata Resha dengan wajah sinis.

    “Iya, iya, terserahlah. Lagipula karena kejadian tadi sudah pasti aku akan dipecat, dan pastinya diincar pemerintah karena menyelamatkan dirimu.”

    “Lantas kenapa kamu menyelamatkanku segala…? Bukankah lebih baik kalau aku mati---“

    “Diam. Jangan bicara seperti itu lagi. Aku yakin sebenarnya kamu tidak ingin memusnahkan kota Beth-Sheol.”

    “Yah…ada benarnya sih. Itu memang tidak sengaja. Sekarang aku lapar…ada makanan tidak?”

    “Tentu saja ada. Biar aku yang masak.”

    “HAH?! Daleth, kamu bisa masak?!”

    “Hmmph, jangan meragukan kemampuanku ya. Seluruh penjara juga sudah tahu kalau masakanku adalah yang terenak, bahkan kadang aku membuat resep-resep baru untuk makanan para tahanan.”

    “Heee…begitu rupanya. Ya sudah, cepat sana masaklah sesuatu.”

    “Iya, iya. Tapi kamu ikut aku ke dapur.”



    Baiklah, steak buatanku sudah siap. Sudah lama juga tidak ada orang lain yang makan di rumah ini.

    “Jadi, penyebab hancurnya Beth-Sheol itu benar-benar perbuatanmu, Resha?”

    “Mmmhh…iya, iya…tapi aku benar-benar tidak sengaja.”, katanya sambil mengunyah potongan daging steak.

    “Heee…apa hal itu karena kekuatanmu yang bisa membunuh orang lain hanya dengan kemarahan?”

    “Iya, benar. Hari itu aku baru pulang dari sekolah---“

    “Sekolah dasar?”

    “TENTU SAJA TIDAK, DASAR LOLICON!! Mana ada seorang berumur 17 tahun masih bersekolah di sekolah dasar?!”

    “Tidak usah teriak-teriak…aku hanya bercanda kok.”

    “Huh…oke, akan kulanjutkan. Sewaktu berjalan, aku melihat sesuatu yang mengerikan…”

    Dia kembali menceritakan kejadian waktu itu. Sewaktu dia sedang berjalan, ada seseorang yang membawa pistol, berjalan di sisi jalanan di seberang Resha, menembaki para pejalan kaki secara membabi buta. Sebelum kemarahan Resha memuncak karena melihat hal itu, sudah ada 4 orang pria, 3 orang wanita, serta seorang ibu dan anak bayinya yang menjadi sasaran penembakan.

    “Dan karena melihat hal itu, kamu…”

    “Ya, benar. Aku tidak ingat sepenuhnya, tapi yang jelas hanya dalam tempo beberapa detik setelah aku benar-benar marah melihat hal itu, Beth-Sheol…”

    “Oke, oke, stop. Bisa-bisa rumahku dan sekitarnya hancur kalau kamu mengingat-ingat kembali semua detail kejadian.”

    “Ahahaha…tidak apa-apa, Daleth. Setidaknya karena steak buatanmu ini, aku bisa melupakan kemarahanku.”

    “Cih, benar-benar anak kecil. Disogok makanan, langsung tenang…”



    Telepon rumahku tiba-tiba berdering. Aku langsung bergegas mengangkatnya.

    “Ya, halo?”

    “Daleth? Ini saya.”

    “Ah, pak kepala penjara? Ada apa?”

    “Kabar buruk, Daleth. Orang-orang agen federal sedang melakukan investigasi di penjara ini untuk mencari informasi tentangmu dan anak itu. Cepatlah lari dari situ, sebelum dirimu ditangkap. Di sini saya sedang berusaha menahan orang-orang agen federal dengan menyampaikan informasi yang berbelit-belit.”

    Sesuai dugaanku, pemerintah pasti bergerak cepat.

    “Baiklah, terima kasih untuk informasinya, pak kepala. Saya akan membawa Resha pergi sebentar lagi.”

    “Satu hal lagi, Daleth. Kusarankan agar kau juga segera keluar dari negara ini, Liberion, ke negara lain. Karena jika kabar ini sudah sampai ke pemerintah pusat, ruang gerakmu akan makin terbatas di negara ini. Saya harap dalam tempo 2 x 24 jam kau dan anak itu sudah keluar dari Liberion.”

    “O-Oke, pak kepala, terima kasih.”

    Wow. Ternyata aku benar-benar menjadi seorang kriminal. Sepertinya aku harus bersiap-siap sekarang juga. Baiklah, aku akan ke tempat temanku di dekat perbatasan antara Liberion dan Maple Country, sekitar 500 kilometer di utara. Aku tidak mungkin kabur dengan Photonic Velocity dengan jarak sejauh itu, bisa-bisa tubuhku hancur. Dengan Plasma Directing…ah, jangan. Bisa-bisa publik mengiraku UFO atau semacamnya. Ah, kalau begitu dengan pesawat saja, tidak akan sampai 1 jam perjalanan.



    Setelah melakukan reservasi penerbangan lewat telepon, aku kembali ke dapur, mendapati Resha masih menikmati steak buatanku.

    “Resha, kita pergi sekarang.”

    “Mmmhh? Ke mana?”, katanya sambil mengunyah potongan terakhir.

    “Ke tempat temanku. Sekarang agen federal sedang mengejar kita, dan aku tidak mau kamu ditangkap. Setelah aku mengemasi beberapa barang, kita akan ke bandara.”

    “Kenapa kamu…mau melakukan ini semua…”

    “Sudah kubilang kan? Kamu tidak bersalah. Sudah saatnya aku menyelamatkan nyawa seseorang dengan sarung tangan pengendali energi itu. Ya sudahlah, bantu aku beres-beres saja. Ikutlah ke kamarku.”

    Karena kondisi darurat, aku tidak bisa membawa terlalu banyak barang. Hanya sarung tangan eksekusi, beberapa pakaian, dan laptop.

    “Heh, jangan sembarangan acak-acak lemari orang!”, teriakku karena melihat Resha sedang mengacak-acak isi lemariku.

    “Dasar pelit…aku tidak membuat lemarimu berantakan kok.”

    “Ya sudah, bawa ini.”, aku menyerahkan laptopku padanya. “Tidak ada barang berharga yang kamu ambil kan?”

    “Hah? Aku bukan pencuri! Tentu saja tidak ada barang berharga yang kuambil!”

    “Oke, sekarang kita pergi. Oh iya, pakai ini.”, aku memakaikan topi berwarna hitam di kepalanya. “Sering-seringlah menunduk agar tidak terlihat petugas.”, aku sendiri mengambil kacamata hitam dan memakainya.



    Kami berjalan 10 menit hingga ke jalan utama. Tentu saja aku tidak akan terbang dengan memanipulasi energi agar tidak menarik perhatian. Taksipun dicegat, lalu kuminta supirnya pergi ke bandara. Baiklah, sejauh ini lancar.

    Sampai di bandara, aku membayar ongkosnya lalu kamipun turun. Begitu akan melakukan pemeriksaan ulang tiket ke petugas bandara, aku melihat…oh tidak, orang-orang agen federal sudah di sini!! Ah, bagaimana ini?! Penerbangan tinggal 30 menit lagi dan aku harus menghindari mereka!! Selagi panik, aku menarik tangan Resha dan mencari sudut bangunan yang tidak begitu diperhatikan orang banyak. Hmm…aku tahu apa yang harus kulakukan.

    “Daleth, sepertinya itu orang-orang agen federal…”

    “Iya, aku sudah lihat. Bagaimanapun juga kita tidak boleh tertangkap.”, aku mengeluarkan kedua sarung tangan itu dari tasku dan memakainya.

    “Eh? Mau apa kamu? Membunuh semua orang itu?”

    “Tentu saja tidak, Resha. Material Creation. System on.”

    Tebak apa yang kubuat dengan manipulasi energi? Sebuah gunting, sisir, dan cermin. Yap, aku akan memotong rambut Resha agar dia tidak dikenali.

    “E-Eh?! Apa yang akan kamu lakukan?”

    “Hanya memotong rambutmu saja. Rambutmu ini terlalu panjang sehingga mudah dilihat dari kejauhan. Ingin model rambut tertentu?”

    “Bah…masih sempat saja bercanda. Sudah, terserah kamu saja, asal jangan sampai kepalaku botak!! Mengerti?!”

    “Oke, sepertinya potongan semi-long akan cocok untuk anak kecil sepertimu.”

    “Dasar lolicon brengsek…”

    “Sudah, jangan banyak bergerak.”

    “Oke, oke. Ah iya, berarti kamu bisa membuat benda apapun?”

    “Yap, kira-kira begitu. Tapi struktur bendanya harus kuprogram lebih dahulu di sarung tangan ini. Setelah itu, baru aku bisa menciptakan benda tersebut.”

    “Ooo…relativitas khusus…benar begitu?”

    “Betul sekali. Banyak orang mengira bahwa postulat relativitas khusus yang dikeluarkan 106 tahun yang lalu itu berbicara mengenai konversi massa menjadi energi atau sebaliknya, seakan keduanya adalah entitas yang berbeda. Sebenarnya postulat itu mengindikasikan kalau massa hanyalah bentuk lain dari energi sama seperti halnya foton, yang memiliki kekhususan dualisme sifat partikel-energi.”

    “Hmm…jadi yang kamu lakukan sebenarnya hanyalah mengubah bentuk energi, bukan massa menjadi energi?”

    “Hei, pintar juga kamu. Benar sekali, yang aku lakukan hanyalah mengkonversi foton menjadi sebuah benda yang memiliki massa. Setidaknya kamu sudah mengerti konsep dasarnya.”

    “Hahaha…jangan meremehkan aku ya. Sudah 12 tahun aku selalu berada di peringkat satu di sekolah.”, katanya bangga. Baguslah, setidaknya dia tidak bodoh.



    Dalam waktu 15 menit, aku selesai memotong rambut Resha.

    “E-Eh? K-Kenapa begini…”, Resha terlihat terkejut melihat wajahnya di cermin.

    “Huh? Ada apa?”

    “Bagaimana bisa kamu memotong rambut dengan baik seperti ini?! Sudah jago masak, sekarang bisa memotong rambut pula!! Kamu ini lelaki atau perempuan sih?!”

    “Ahahaha…akui saja kalau potonganku bagus.”

    “I-I-Iya sih…”, wajahnya tertunduk dan pipinya terlihat merah. “AAAAHHH!! SUDAHLAH!! Sekarang lebih baik kita melakukan proses boarding!!”

    Kata-kata Resha memang bisa kasar sewaktu-waktu, tapi…menggemaskan juga anak yang satu ini. Hehehe. Aku mengubah benda-benda yang kugunakan untuk memotong rambut Resha tadi kembali menjadi partikel-partikel foton, lalu memasukkan sarung tanganku ke tas.

    “Wew, tinggal 5 menit lagi sebelum take-off. Kalau begitu…”, aku langsung menggendong Resha.

    “H-Hei!! Apa-apaan ini, Daleth?! Ini sudah kedua kalinya kamu menggendong ala princess carry seperti ini!!”

    “Sudah jangan banyak omong. Pegang laptopku dengan erat ya. Aku akan berlari sampai kita masuk ke pesawat.”

    “H-Hah? L-Lari? W-W-Whoaaaa!!”

    Dengan kecepatan penuh, aku berlari sambil menggendong Resha sampai ke pesawat. Untung saja, 1 menit sebelum pintu pesawat ditutup, aku dan Resha berhasil masuk ke pesawat. Fiuh…

    Setelah hampir 40 menit, pesawatpun mendarat di Alberton, sebuah kota yang terletak hanya 21 kilometer dari perbatasan antara Liberion dan Maple Country. Di kota inilah aku dan Resha akan menemui temanku, seorang ahli genetika bernama Gregor Crick, sekedar berlindung untuk sementara sampai aku bisa membawa Resha menyeberang ke Maple Country.






    ==============================

    Spoiler untuk Trivia :

    Chapter 0:
    --nothing--

    Chapter 1:
    • Kota yg dihancurkan --> Beth-Sheol = Hebrew language. Beth = rumah, Sheol = abyss, jadi bisa diartikan "Rumah kegelapan"
    • Daleth Reshunuel = Hebrew alphabet. Daleth = huruf ke-4, Resh = huruf ke-20 (kalo ga ngitung final form)
      Inisial dari nama penulis cerita An Angel and A Reaper /ditabokseribukali*
    • Resha Gimmelia = Hebrew alphabet. Resh = huruf ke-20, Gimel = huruf ke-3
      Inisial dari seseorang...yang... *BRB kabur sebelum disambit kibord*


    Chapter 2:
    • Gregor Crick =
      Nama depannya diambil dari nama bapak genetika modern, Gregor Mendel
      Nama terakhirnya diambil dari nama salah satu orang yang menemukan struktur double helix pada DNA: Francis Crick




    Spoiler untuk The Secrets :

    • About the story:
      • Cerita ini dibuat setelah penulis mendengar berita eksekusi TKW beberapa waktu lalu.
      • Proses menulis 1 buah chapter adalah:
        --> Berimajinasi
        --> Riset (mostly via Wikipedia)
        --> Mencari hal yang cocok antara imajinasi dengan hasil riset
        --> Ditulis
      • Lebih dari 15 tab Wikipedia terbuka dalam 1 browser saat menulis 1 chapter adalah sangat biasa... >___>
      • 1 negara protektorat Anglion (Maple Country), 1 negara bagian Liberion, 1 tidak diketahui (Seihou), 4 monarki (Qing, Parthia, Teutonium, Ancient Aegyptus), 1 republik (Bharata), 1 joint government (Pontifex Maximus + Kaiser Wilhelm).
        Kenapa banyak negara monarki?
        Karena penulisnya prefer pemerintahan seperti itu dibanding presidensial yg kacau gara" parlemen + presidennya ngaco...
      • Setting tempatnya adalah dunia yang dibalik 180 derajat secara geografis.
      • Setting waktunya tahun 2011-2012.
      • Jika kalian merasa penasaran, bagaimana penulisnya bisa menggambarkan secara akurat beberapa ukuran benda atau jarak beberapa tempat, patokannya hanyalah hal-hal berikut:
        • Ubin di rumah penulisnya berukuran 30 x 30 sentimeter
        • Kamar tidur penulisnya di rumah berukuran 2,5 x 3 meter
        • Sisanya mengandalkan Google Map untuk jarak jauh
    • About the characters:
      • Our main male character, Daleth Reshunuel, dibuat berdasarkan sifat" dari penulis cerita ini, termasuk kepercayaan yg dianut.
      • Daleth jago nyetir di segala medan, dan inilah salah satu hal yang bertolak belakang dgn penulisnya (penulisnya ga bisa nyetir )
      • Our main female character, Resha Gimmelia, dibuat saat membayangkan seseorang...halah
      • Yang membedakan dgn model aslinya adalah: penampilan fisiknya JAUH berbeda, dan sifatnya pun gak 100% sama.
      • Dan tentu aja, penulis + model aslinya Resha bukan bule.
      • Daleth sama Resha itu turunan Eretz Adonai. (inget kata-kata Pharaoh Seti di chapter 22?)
      • (nantinya) Mereka berdua menjelajahi 12 negara.
      • Daleth dan Resha 2x bertemu kepala gereja (Bharata + Constantinople), ditambah 1x urusan politik yg melibatkan pimpinan agama. (Pontifex)
      • Mereka sering bertemu pimpinan negara, atau setidaknya, anak pemimpin negara.
        4x ketemu anak raja/kaisar
        2 raja yang dialognya tertulis (Parthia + Ancient Aegyptus)
        1 raja yang hanya diceritakan (Teutonium-Italia)
        dan 1 lagi yang hanya bertemu Resha. (Qing)
        Walau akhirnya di ending arc semuanya ikut berdialog.
      • Penampilan fisik beberapa karakter di cerita ini based on beberapa karakter di anime/manga/Vocaloid.
      • Percayalah, ada beberapa sifat Gregor Crick yang dimiliki penulis. Jadi bisa dianggap Daleth itu "light side" dari penulis, sementara Gregor adalah "dark side" dari penulis.
      • Igor Gvozdev, Huang Shangdi, Helena Ouranoxiphos, dan Freya Amoreux muncul dalam 2 arc, dengan dialog langsung. Friedrich von Bismarck hanya memiliki dialog di 1 arc, dan diceritakan tanpa dialog di arc setelahnya. Huang Shangdi sendiri sebenarnya muncul di 3 arc, namun hanya diceritakan tanpa dialog di 1 arc.
      • Nama kepala penjara masih dirahasiakan... Namanya Phillip.
      • Satu-satunya secondary character yang tidak punya "hidden meaning" di balik namanya adalah Mary Wellington dan papanya, Edmond Wellington.
      • Penulisnya lebih suka membayangkan Huang Shangdi dalam gothic dress dibanding Chinese dress... >___> inilah kenapa Huang tetep beraksi dgn gothic dress meski sambil ngancurin musuh segitu banyaknya
      • Igor Gvozdev dan Helena Ouranoxiphos adalah secondary character baru yang muncul di 1 arc, tanpa ditemani secondary character baru lainnya. (Gregor sudah muncul sebelumnya toh? "Tuhan" di sini juga sudah muncul di Bharata sebelumnya)
      • Image dari Helena Ouranoxiphos pada awal proses mengkhayal sebenernya lebih ke arah mature/dewasa. Tapi kenapa jadi rada airhead gitu ya...
      • "God" in here...maaf kalo berbeda dgn bayangan orang banyak Tapi penulisnya memang ga pernah membayangkan Tuhan sebagai sesuatu yg seram dan mengerikan, lebih ke arah sangat ramah dan penuh cinta
      • Setelah Resha, Freya adalah karakter favorit penulisnya... >___> (penulisnya emang kebelet pengen punya anak )
      • Si singa binal, Leon, bener-bener baru dibuat sesaat sebelum chapter 24 ditulis.
    • About the chapters:
      • Chapter 3 ke chapter 4 ada jeda waktu lumayan lama karena...penulisnya lagi ketagihan maen game. >___>
      • Chapter 6-7 dibuat atas dasar kekaguman penulisnya terhadap Soviet realm yg berfungsi sebagai "balancing power" beberapa dekade lalu. Arc ini juga adalah satu-satunya arc dimana tidak ada female secondary character.
      • Chapter 8-9 dibuat karena...penulisnya itu otaku. Eh tapi penulisnya juga lumayan demen kuil" antik Shinto gitu sih...dan percayalah, penulisnya ga punya "miko fetish" Arc ini juga ditulis sebagai chapter "penyeimbang" secara psikologis, supaya nggak beranteeeemmm mulu kerjanya.
      • Chapter 10-13 sebenernya adalah chapter yang di awal proses mengkhayal = nggak ada, tapi sengaja dibikin supaya nggak terlalu jauh lompatan latar tempatnya.
      • Chapter 10-11, selain chapter 4-5, adalah yang paling sedikit trivianya. Kenapa? Karena sebenernya penulisnya gak gitu menguasai budaya Chinese... >___>
      • Chapter 12 ke chapter 13 punya jeda waktu yang lama dalam penulisan, karena penulisnya sempet ragu untuk memposting. Takut disangka SARA. >___> Arc ini juga ditulis sebagai penyeimbang secara psikologis.
        Oh, 1 lagi, arc ini juga adalah arc dimana Daleth dan Resha tidak diceritakan berdialog langsung dengan penduduk setempat.
      • Chapter 14-15 dibuat semata-mata karena kekaguman TS nya setelah membaca mengenai Cyrus II the Great, yang dianggap penulisnya sendiri sebagai salah 1 penguasa monarki terbaik sepanjang sejarah karena religious tolerancenya yang amat amat amaaaattt patut ditiru orang" jaman sekarang. Bahkan penulisnya tersentuh melihat ada seorang raja yang begitu cinta terhadap 1 orang istri...
      • Chapter 14-15 sengaja dibuat sebagai "gap" antara Bharata dan Constantinople. Pada awal proses mengkhayalnya, direncanakan di arc ini akan ada perang besar"an...namun karena konsistensi penulis untuk tidak "membunuh" karakter manapun, musuhnya pun diganti robot. (Shedu project)
        Tambahan, sungai Eufrat tidak diubah namanya.
        Kenapa?
        Karena penulisnya menghormati sungai tersebut, sebagai salah satu pusat peradaban dunia di masa lalu.
      • Sebenernya, chapter 16-17 saat di awal proses mengkhayal adalah PURE ACTION, dimana lembaran" yang dibawa dari Bharata ingin dicuri dst dkk dll, tapi...akhirnya diganti, mereplikasi kisah kitab Kejadian. Kenapa? lagi-lagi, supaya gak beranteeeeeeeemm mulu.
      • Chapter 18-19 dibuat karena penulisnya terobsesi dgn Feudalism dan Middle Age...dan segala sesuatu yg berbau European monarchy + knights...
      • Chapter 20-21 dibuat karena...penulisnya demen makanan Italia. Dan Italia adalah satu-satunya nama negara yang ga diutak-atik penulisnya.
      • Chapter 20-23 dikebut oleh penulisnya, bahkan 4 hari = 4 chapter, cuma karena 1 hal: Freya.
      • Chapter 22-23 sebenernya direncanakan lebih rumit, cuman...penulisnya pusing belajar hieroglif, akhirnya gak jadi deh >___< Di awal proses mengkhayalnya, direncanakan Daleth sm Resha (Freya belom "lahir" di imajinasi penulisnya) ikutan ke Babylon...tapi entar kepanjangan, jadi ga jadi juga dah
        Satu lagi, sungai Nil juga tidak diubah namanya.
        Kenapa?
        Sama seperti sungai Eufrat
      • Chapter 21-23 adalah chapter" tercepat dalam hal diketik + diposting.
      • Chapter 18, 20, 21, dan 22 adalah chapter" favorit penulisnya, makanya trivianya tergolong banyak di antara yang lain. Overall, penulisnya memang suka sejarah Eropa (minus Eropa Utara & Timur) dan kerajaan" kuno di Mesir dan Mesopotamia (Sumeria, Akkadia, Babylonia, Assyria, Chaldea [Neo-Babylonia], Persia, serta Hellenistic realm [Alexander the Great, dan Diadochi's empire kyk Seleucid or Ptolemy])
      • Chapter 24-25 pada awalnya direncanakan sedikit bergeser ke selatan, di Afsel. Namun supaya paralel dengan chapter 4-5, maka latarnya dibuat di salah satu delta yang paling kaya akan hewan liar di Afrika.
      • Dan percayalah, chapter 25 adalah chapter yang menurut penulisnya sendiri adalah yang terburuk di antara chapter-chapter "adventure" lainnya...
      • Chapter 26-27 menurut gw adalah yang PALING SUSAH dikerjain dibanding chapter" lainnya. Masalahnya, ini adalah transisi dari adventure ke ending arc, dan gw sempet bingung gimana koneksinya yang pas...ditambah lagi ada event natural disaster yang *jujur* gw belom berpengalaman sama sekali untuk gambarin suasananya.
      • Ending arc (28-end) bisa ditulis dengan amat sangat cepat sekali karena...sebenernya uda dibayangin pas nulis cerita ini pertama kali




    ===============================

    Tambahin penjelasan chara utama kita yah

    Ntar makin kebuka di tiap chapter, jadi bakal ditambahin juga di sini nantinya

    Spoiler untuk Main Character :

    Daleth Reshunuel
    • Gender: Male
    • Age: 24-25
    • Height: 178 cm
    • Weight: 64 kg
    • Hair colour: Blonde
    • Eye colour: Blue (warna rambut dan mata inilah alasannya knp Huang sempet ngira kalo Resha itu adiknya Daleth)
    • Home: Beth-Elyon, Liberion
    • Nickname:
      • Granted by Liberion polices and criminals: Execution Angel
      • Granted by Church of Constantinople:
        => Thaumaphorus (Bearer of Miracle)
        => Energodiacheiristes (Administrator of Energy)
        => Poliboithes (Helper of the City)
        => Hagios Gnosophylax (Holy Guardian of Knowledge)
      • Granted by Pontifex Maximus, Patriarch of Tiberium: Defensor Unitas (Defender of the Unity)
      • Granted by...world: Light of the World
    • Ability:
      • E.L.O.H.I.M. Project user, sehingga dapat memanipulasi energi (tolong dibaca dulu konsep energi dalam Fisika untuk bisa membayangkan lebih pas dan mantap)
      • High-accuracy observation, dapat mengira-ngira ukuran dengan pengamatan sekilas
      • Sharp analysis, ketajaman analisisnya inilah yang sering memecahkan masalah di tiap chapter
      • Can speak Seihou (Japanese) and Helenos (Greek), aside from Anglia (English)
    • Personality:
      • Idealis, pada awalnya menganggap segala bentuk kejahatan adalah hal yang amat menjijikkan
      • Cepat menyerah dalam kondisi di luar kendalinya
      • Bukan jenius, tapi cerdas dan mampu menyusun potongan-potongan masalah menjadi satu solusi tepat
      • Ada bakat dalam bidang sejarah dan segala sesuatu yang kuno dan antik
      • Gak percaya dongeng dan takhayul kuno, tapi percaya terhadap perkara supranatural (bingung? sama, gw juga )
      • Bisa dipercaya soal janji. Sekali dia memutuskan "ya", maka akan diteruskan hingga selesai.
      • Sayang terhadap anak-anak, tapi sering disalahartikan sebagai kecenderungan lolicon
      • Gak tahan sama yang imut-imut (nanti akan diekspos lebih lanjut )
      • Gak sensitif soal cinta
      • Lebih seneng deal sama orang-orang baik, lembut, dan sopan dibanding sama orang yang keras (dengan pengecualian tentunya)
      • Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan matang, namun bisa juga ga pikir panjang apalagi kalo udah menyangkut keselamatan nyawa orang lain yang ga bersalah
      • Secara fisik lebih lemah dibanding pria" seumuran dia dan juga kurang atletis, namun ketutup sama kemampuan dari E.L.O.H.I.M. Project
      • Lumayan ganteng, soalnya based on me AKOSKAOSKAOSKOAKSOA /dirajam
    • Sedikit ringkasan:
      Seorang akademisi yang mengepalai E.L.O.H.I.M. Project. sebuah device yang memiliki kemampuan memanipulasi bentuk energi apapun. Karena satu dan lain hal, akhirnya dia menjadi seorang eksekutor di sebuah penjara.
      Selama di penjara, dia merupakan salah satu bawahan favorit dari kepala penjara, karena mampu melakukan tugasnya dengan cepat dan baik, bahkan para kriminal yang harus dihukum mati sering memilih dia sebagai eksekutor.
      Walau kejam terhadap para kriminal, tapi bener-bener baik sama anak-anak, dan menghormati orang-orang yang tutur katanya sopan dan lemah lembut. Cukup eneg ngedenger orang yang suka ketawa keras-keras tanpa tau sopan santun.
      24 tahun ga pernah punya cewek (kasian amat ), tapi ada sedikit feeling terhadap seniornya (chapter 8-9), walau perlahan sadar juga akan perasaannya ke Resha



    Resha Gimmelia
    • Gender: Female
    • Age: 17-18
    • Height: 143 cm
    • Weight: 33 kg
    • B/W/H (cm): 71/52/72
    • Hair colour: Blonde
    • Eye colour: Blue (warna rambut dan mata inilah alasannya knp Huang sempet ngira kalo Resha itu adiknya Daleth)
    • Home: Beth-Sheol, Liberion
    • Nickname:
      • Granted by Liberion military: Destructive Reaper
      • Granted by Church of Constantinople:
        => Physiodespotes (Lord of Nature)
        => Biokrator (Ruler of Life)
        => Poliboithes (Helper of the City)
        => Sebastos Logophylax (Venerable Guardian of The Word)
      • Granted by Pontifex Maximus, Patriarch of Tiberium: Defensor Unitas (Defender of the Unity)
      • Granted by...world: Light of the World
    • Ability:
      • Space-time manipulation, tapi ga bekerja setiap saat, hanya sewaktu emosinya ga terkendali. Emosi negatif akan menghasilkan output kekuatan yang destruktif, sementara emosi positif akan bersifat suportif.
      • Athletic and strong, nggak mudah capek kecuali iklim yang memang ga mendukung, atau udah terlalu jauh perjalanannya.
      • Beastmaster...hewan buas pun takluk sama dia dengan mudah.
      • Can speak Seihou (Japanese) and Huaxia (Mandarin Chinese), aside from Anglia (English)
    • Personality:
      • Emotionally unstable pada awalnya, namun berubah sejak 6 tahun lalu, dimana bisa lebih mengendalikan emosi.
      • Nggak manja, walau kadang suka ngomel kalo perjalanannya udah bikin dia bosen (akhirnya berkurang juga sih tingkat ngomelnya itu)
      • Di luar bisa keliatan kasar, padahal hatinya lembut, bahkan ide untuk menolong siapapun di perjalanan adalah idenya dia (tsundere akut )
      • Fast learner, dan ada bakat di bidang telekomunikasi dan navigasi
      • Sayang terhadap orang yang lanjut usia, karena jadi teringat kakeknya yang bener-bener dia sayang
      • Bisa akrab sama anak-anak, khususnya yang kalem dan ga hiperaktif (kayak Sakuya-chan di chapter 8-9)
      • Ga tahan sama yang berwujud bishounen
      • Makannya banyak tapi ga gendut
      • Suka pengen tau urusan orang yang bukan urusannya. Tapi kalo nggak karena itu, mungkin beberapa kasus nggak akan bisa diselesaikan oleh mereka berdua.
      • Susah jujur soal cinta
      • Peduli sama kondisi mentalnya Daleth kalo Daleth lg ga tenang, pendengar yang baik, dan satu-satunya orang yang mampu bikin Daleth tenang dalam pelukannya *cieee* /ditabok
      • Meski posturnya kecil, namun secara fisik lebih kuat dan atletis dibanding orang-orang seumuran dia, bahkan Daleth tanpa E.L.O.H.I.M. Project ga bisa ngejer larinya dia
      • Loli of course /loliblondesemilonghairblueyesismyfetish AOKSOAKSOAKSOAK /ditampar
    • Sedikit ringkasan:
      Seorang perempuan dari kalangan keluarga yang ga spesial, namun punya sesuatu "kekuatan" yang membuatnya tidak disukai orang-orang, bahkan keluarganya sendiri. Cuma kakeknya yang masih sayang sama dia.
      Beberapa orang udah jadi korban kekuatannya itu, namun sekitar 6 tahun lalu mulai bisa mengendalikan dirinya (nanti diekspos di prequel, khusus Resha).
      Pernah punya kejadian unik dengan hewan buas, dan sejak itulah hewan apapun bisa deket sama dia, bahkan yang tergolong buas dan sulit dikendalikan.
      Dan sekali waktu, emosinya bener-bener ga terkendali, sehingga menghancurkan kota dimana dia tinggal. Untunglah, dia ketemu Daleth, dan berdua melakukan perjalanan untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di balik kejadian luar biasa itu.
      Terlihat punya feeling pada Daleth *keliatan banget*, tapi emang chara cowo utama yang satu itu rada dense...jadinya...ya gitu poor Resha /"

    Last edited by LunarCrusade; 13-12-12 at 01:33.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  2. Hot Ad
  3. The Following 15 Users Say Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  4. #2
    Rsync's Avatar
    Join Date
    Aug 2009
    Location
    Borderline of dream and reality
    Posts
    3,841
    Points
    10,133.20
    Thanks: 199 / 267 / 191

    Default

    Sci-Fi genre.. something i loved.

    untunglah gw langsung liat isinya, wonderful.


    gw mau nanya inspirasinya darimana.. sejauh ini yg gw liat janggal cuma lolinya -- keliatannya di cerita terlalu LOLI banget ya

    "You gotta be you, only one in the world" - Hideki Kamiya
    -Magnified Universe-
    Quote Originally Posted by LunarCrusade View Post
    senjata gw emang ciuman maut ala sinar rembulan gitu sih

  5. #3
    Alter_Ego's Avatar
    Join Date
    Jan 2009
    Location
    大阪
    Posts
    4,485
    Points
    11,864.76
    Thanks: 203 / 324 / 225

    Default

    Bener bener banyak istilah yg gw susah ngerti

    harus banyak2 liat referensi neh kalo mau baca cerita ene secara keseluruhan terutama nama jurus2nya.

    “The planet is fine. The people are fucked.”
    ― George Carlin ―

  6. #4
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by Rsync View Post
    Sci-Fi genre.. something i loved.

    untunglah gw langsung liat isinya, wonderful.


    gw mau nanya inspirasinya darimana.. sejauh ini yg gw liat janggal cuma lolinya -- keliatannya di cerita terlalu LOLI banget ya
    inspirasinya dari...jujur aja, gara" ngeliat berita ttg eksekusi TKW, gw jadi terinspirasi bikin chara utamanya seorang eksekutor

    ditambah lagi kecenderungan otaku gw, jadilah pasangannya LOLI

    ditambah karena gw org science, jadilah...

    Quote Originally Posted by Alter_Ego View Post
    Bener bener banyak istilah yg gw susah ngerti

    harus banyak2 liat referensi neh kalo mau baca cerita ene secara keseluruhan terutama nama jurus2nya.
    bukan nama jurus...nama tempat sama nama orang...





    Spoiler untuk Chapter 3 :

    =========================
    Chapter 3: Spatiotemporal DNA
    =========================


    “Gregor, apa kamu di rumah?”, kataku sambil mengetuk pintu rumahnya, yang berada sekitar 1 kilometer di timur kota Alberton. Rumahnya agak terpencil dan menyendiri, bahkan rumah terdekat jaraknya masih 500 meter.

    Rumah orang ini, Gregor Crick, adalah seorang ahli genetika yang sudah kukenal sejak 3 tahun yang lalu. Dia memang tidak suka keramaian sehingga rumahnya tidak berada di tengah kota.

    “Ah, Daleth! Sudah lama sekali kamu tidak ke sini. Kenapa tidak menelpon dulu?”

    “Yah…karena satu dan lain hal aku tidak menelponmu. Oh iya, kenalkan, ini Resha.“

    “WAAAAAAAA!!! Bishouneeeennn!! Keren sekaliiiii!! Kyaaaaaa!~”

    “Oi, oi, Resha, tenangkan dirimu…tidak sopan ah.”

    “Tapi orang ini memang ganteng, Daleth!! Rambut merah dan iris mata hijaunya itu…ya ampuuunnn!! Jauh lebih keren dari dirimu!! Gyaaaaa!~”

    Bah, sialan. Dengan kata lain aku ini jelek dong…huhuhu.

    Bishounen?”, tanya Gregor.

    “Itu…bahasa Seihou. Mungkin bisa disinonimkan dengan frasa pretty boy dalam bahasa kita, Anglia”, sahutku.

    “Ahahaha, terima kasih untuk pujiannya. Kalau begitu silakan masuk.”



    Kami menginjakkan kaki di kediaman Gregor hampir pukul 10 malam. Berhubung Resha sudah terlihat lelah, Gregor menunjukkan kamar yang bisa dipakai untuknya beristirahat. Begitu dia sudah terlelap, aku melangkah ke dapur dan mengobrol dengan Gregor sambil menyeruput secangkir kopi yang disediakannya. Sampai akhirnya topik pembicaraannya beralih ke pekerjaanku ketika jam sudah menunjukkan pukul 2 tengah malam…

    “Bagaimana pekerjaanmu di penjara?”, tanya Gregor sambil menuangkan kopi ke cangkirnya.

    “Yah, begitulah. Karena satu dan lain hal yang berhubungan dengan pekerjaanku, aku harus kabur dengan anak itu.”

    “Biar kutebak. Kalian ingin keluar dari Liberion kan? Untuk itulah kamu memilih tempat ini untuk berlindung sementara.”, lalu dia menyeruput sedikit kopi hitamnya.

    “Benar. Akan panjang jika kuceritakan dari awal. Yang penting, aku dan Resha harus keluar dari Liberion paling lambat besok. Dan…satu hal lagi…”, aku mengambil sesuatu dari kantong celana panjangku.

    “Rambut? Punya siapa ini?”

    “Resha.”

    Aku sengaja mengambil sedikit potongan rambut milik Resha saat di bandara. Alasanku pergi ke sini sebenarnya ada dua. Pertama, tempat ini dekat dengan perbatasan, sehingga akses keluar Liberion menjadi lebih mudah. Kedua, aku ingin tahu sesuatu mengenai diri Resha…lewat DNAnya.

    “Baiklah, aku tahu apa yang kamu inginkan. Ikut aku ke ruang kerjaku. Akan kuperiksa rambut itu.”

    Ruang kerjanya ada di halaman belakang, terpisah dari bangunan utama, dengan luas sepertiganya. Begitu aku masuk, tercium bau beberapa bahan kimia, mungkin untuk manipulasi sintesis enzim atau semacamnya. Ah…Scanning Tunnelling Microscope hasil modifikasi dengan rekan-rekan kerjaku dulu juga masih ada. Aku senang melihat benda itu masih berguna untuk Gregor.

    Gregor mengambil sehelai rambut, lalu memotong kecil bagian ujungnya dan menaruhnya di sebuah plat logam. Lima menit berikutnya, dia menyalakan semua perangkat mikroskop beserta komputer. Kemudian, tangannya meraih sampel rambut tadi, lalu ditaruhnya di bawah probe mikroskop yang berujung runcing.

    “Oke…sekarang akan kubuka software imaging nya. Nah. Hmm…sepertinya tidak ada masalah pada struktur selnya secara umum.”

    “Coba kamu perbesar lagi, Gregor. Aku curiga ada sesuatu dalam DNA nya.”

    “Hmm…DNA ya. Oke, akan kuperbesar sampai nukleusnya terlihat. Tolong ambilkan cairan bening di gelas ukur yang di dekat tabung reaksi berisi cairan biru itu.”

    Ah, aku mengerti. Kromosom, yang merupakan “gulungan” jutaan basis DNA, hanya akan terlihat jelas jika berada dalam fase pembelahan sel, khususnya pada saat metafase. Mungkin cairan yang akan kuambil ini akan mempercepat proses pembelahan sel, yang kali ini jelas adalah mitosis.

    “Nah. Sekarang kamu geser dulu sampel rambutnya, teteskan cairan itu sedikit saja, lalu cepat taruh lagi di bawah probe mikroskop.”

    Aku melakukan tepat seperti yang diperintahkan. Berhubung pembelahan sel secara mitosis berlangsung sangat cepat, Gregor merekamnya dan memutar ulang proses tadi dengan diperlambat.

    “I-Ini…ini tidak mungkin…”, wajah Gregor terlihat terkejut.

    “Hmm? Ada apa memangnya?”, aku ikut melihat layar monitor.

    “Apa kamu lihat? Kromosom nomor 21 anak itu…tetraploid.”

    “Maksudmu ada 4 salinan kromosom nomor 21?! Bagaimana mungkin Resha bisa tetap normal?! Triploid kromosom 21 saja sudah menyebabkan Down syndrome!”

    “Aku juga tidak mengerti, Daleth. Coba kamu lihat saja sendiri.”, katanya sambil memutar ulang dan menghentikan rekaman tepat saat kromosom menebal. “Namun ada yang aneh dari salinan kromosom keempatnya.”, tambahnya.

    “Baiklah, coba perbesar lagi sampai susunan molekul di salinan itu terlihat.”

    Setelah diperbesar sekitar 50 kali lagi…

    “Gregor, salinan keempat dari kromosom 21 nya…”, mataku terbelalak melihat monitor karena untaian DNA pada kromosomnya memiliki banyak sekali ruas basis molekul yang berlubang.

    “Seluruh basis Thymine tidak berpasangan?! Berarti salinan keempat tidak memiliki basis Adenine sama sekali!! Daleth, orang macam apa yang kamu bawa ini?! Bagaimana dia bisa hidup dengan kelainan tetraploid kromosom 21, ditambah lagi dengan keanehan basis DNA pada salinan keempat tanpa ada yang aneh pada fisiknya?!”, Gregor terlihat kaget.

    “M-Mana aku tahu…?! Aku baru saja bertemu dengannya hari ini…”

    “Huh…oke, oke. Sekarang, ada lagi yang kamu inginkan?”

    “Teruskan rekaman mitosis nya. Aku ingin melihatnya sampai selesai.”

    Perasaanku mengatakan kalau bukan hanya itu kelainan pada rantai DNA nya. Memang mustahil manusia bisa hidup normal.

    “Astaga!! Basis Adenine nya tiba-tiba muncul…Daleth, ini gila!!”

    “Muncul darimana?”

    “Mana aku ta--- HAH?!”

    “Gregor, salinan ketiga dan keempatnya…menghilang?”, kataku saat melihat rekaman mitosis tepat sesaat sebelum memasuki anafase. Hilang, ya…maksudku...benar-benar menghilang tanpa jejak, bukan terurai.

    “Mustahil. Ini mustahil!! DNA nya lenyap begitu saja!!”, serunya sambil menggaruk-garuk kepala.

    Aneh. Ini benar-benar aneh. Tidak mungkin lenyap begitu saja…

    “Aaaaaah, aku benar-benar tidak mengerti!! Tapi tidak bisa disangkal lagi, ini fenomena yang sangat menarik dan akan mengguncang dunia...”

    “Hmm…aku juga tidak pernah dengar kasus seperti ini, Gregor. Tapi aku punya satu hipotesis…”

    “Hmm? Oke, katakanlah apa yang ada di dalam otakmu.”

    “Coba ingat kembali mitosis tadi. Saat terjadi penebalan kromosom, tiba-tiba saja muncul salinan ketiga, dan salinan keempat yang tak sempurna itu. Tak lama, basis Adenine muncul begitu saja, menyempurnakan salinan keempat. Padahal, DNA adalah salah satu untaian panjang molekul paling stabil di planet ini, dan tidak bisa bertambah atau berkurang kecuali ada kelainan genetik atau faktor eksternal saat mitosis terjadi. Benar?”

    “Ya, itu benar. Lalu?”

    “Ada 2 kemungkinan. Pertama, kelainan genetik, entah keturunan entah mutasi. Namun, ini tidak bisa menjelaskan seluruhnya mengapa kedua kromosom itu lenyap tanpa jejak.”

    “Kemungkinan kedua?”

    “Ada distorsi ruang-waktu saat mitosis terjadi…”

    “Kamu gila!! Jangan hanya kamu sering berkutat di urusan relativitas dan mekanika kuantum, semuanya kamu hubungkan dengan hal tersebut!!”

    “Tidak ada kemungkinan lain, Gregor. Kemungkinan yang paling besar adalah seluruh molekul DNA pada kedua salinan kromosom tersebut adalah…lenyap karena adanya gangguan kontinuitas ruang-waktu. Jika terkonversi menjadi suatu bentuk energi tertentu, pastilah mikroskop ini sudah terganggu kerjanya. Yah…itu hanya hipotesis sih.”

    “Hipotesis *******…namun jika benar, penemuan ini akan menjadi penemuan terbesar abad ini…”

    “Yah, siapa tahu. Resha juga masih punya satu kelainan…”

    “Hah!! Masih ada lagi?!”

    “Dia…bisa membunuh orang hanya dengan emosi yang memuncak, meski hanya sesaat…”

    “Berarti ada keanehan pada orbitofrontal cortex nya!!”

    “Huh? Orbitofrontal cortex?”

    “Itu bagian otak yang berada tepat di belakang atas mata, dan dianggap sangat berhubungan dengan kemarahan seseorang. Dan katamu, dia…”

    “Ya, sebelumnya dia pernah membunuh 10 orang hanya dengan kemarahan. Begitu emosinya memuncak dan diarahkan ke seseorang yang membuatnya marah, maka…orang itu pasti mati. Apa mungkin ada hubungannya dengan kromosom 21 tadi?”

    “Sudah pasti ada hubungannya, Daleth. Kromosom 21 adalah autosom, yang menentukan pembentukan enzim sel, dan secara tidak langsung mempengaruhi struktur tubuh manusia. Seperti yang kamu tahu, triploid pada kromosom 21 bisa menyebabkan Down syndrome, yang sangat berhubungan dengan kerja otak. Mungkin karena itu…”

    “Hmm…jika dihubungkan dengan hipotesisku tadi mengenai distorsi ruang-waktu saat mitosis…Resha…”

    “Orang yang kamu bawa itu…”

    “Bisa mengendalikan ruang dan waktu!!”, seru kami berdua serempak.

    “Ya, benar!! Daleth, ini luar biasa!! Kromosom 21 nya, yang memiliki keanehan karena distorsi ruang-waktu, mempengaruhi otaknya terutama bagian orbitofrontal cortex nya, yang berfungsi mengendalikan kemarahan, sehingga dia bisa memanipulasi ruang-waktu!!”

    “Berarti orang-orang yang dibunuh Resha…”

    “Kemungkinan anak itu menghentikan waktu, sehingga detak jantung orang yang tidak disukainya langsung berhenti.”, Gregor menyimpulkan.

    Mengerikan. Untunglah Resha sempat berkata kalau dia sudah bisa mengendalikan emosinya dengan baik, kecuali saat hancurnya Beth-Sheol.

    “Daleth, menurutmu apa nama yang cocok untuk kelainan yang dimiliki anak itu?”

    Ruang, waktu, DNA. Ah…

    Spatiotemporal DNA. Tapi…aku mohon satu hal.”

    “Ya?”

    “Jika kamu ingin mempublikasikan penemuan ini, rahasiakan nama Resha.”

    “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!”

    Terdengar suara dari arah rumah. Itu suara Resha!!



    Di tengah kepanikan, aku menggerakkan kakiku secepat mungkin ke kamar tempat Resha berada. Ternyata aku tidak menemui keberadaannya di kamar itu. Ke mana anak itu?! Tidak mungkin dalam tempo kurang dari 2 menit dia sudah menghilang!!

    Langsung saja aku mengambil sarung tangan itu yang berada di dalam tasku yang kutaruh di kamar tersebut. Namun, karena dikejar waktu, tas itu jatuh ke lantai. Hei…ada yang aneh dengan suara lantainya…

    Aku mengetuk-ngetuk lantai dengan telunjukku, dan menyadari ada yang lain dari bunyinya. Kucoba juga menginjak-injaknya…benar, sepertinya ada ruangan di bawah tempat ini. Dengan Atomic Vibration, aku langsung menghancurkan lantai ruangan dan mendapati…ada sebuah lorong berlantai keramik. Tanpa basa-basi aku melompat masuk. Ah, ada cahaya di ujung lorong.

    Makin mendekati sumber cahaya, aku melihat sesosok tubuh…ah, itu Resha. Dia sedang berdiri di depan sebuah pintu yang terbuka.

    “Resha!!”

    “D-Daleth?”

    “Bagaimana kamu bisa terperosok ke sini?”

    “A-Aku juga tidak mengerti. Aku terbangun karena ingin ke kamar kecil. Setelah beberapa lama akhirnya ketemu juga tempatnya. Dan saat ingin kembali ke kamar, aku melihat sebuah hiasan berbentuk kepala singa di atas meja, yang tidak kuperhatikan ketika masuk ke kamar pertama kali. Kusentuh saja, dan…tiba-tiba lantainya terbuka, lalu aku terperosok ke sini.”

    Bah, kalau begitu buat apa aku repot-repot menghancurkan lantai. Mungkin aku akan minta maaf pada Gregor nanti.

    Begitu aku melihat ke arah dalam ruangan itu…ASTAGA!!

    “D-Daleth…aku takut…”, dia memelukku sambil menangis.

    Apa-apaan ini?! Ruangan ini memiliki peralatan-peralatan yang JAUH lebih canggih dibanding ruang kerjanya tadi!! Ditambah lagi di tempat ini ada barisan tabung-tabung kaca berukuran besar yang berisi…beberapa tubuh manusia!!

    “Apa-apaan ini?! Gregor menyembunyikan tubuh manusia di bawah tanah seperti ini?! Resha, kamu tidak menyentuh apapun kan?”

    “T-Tidak. Melihat hal seperti ini saja aku sudah takut…apalagi kalau menyentuh sesuatu di dalam…”

    Telingaku menangkap suara langkah kaki dari arahku datang tadi. Itu Gregor. Dia membawa pistol M9 di tangan kanannya. Tunggu. Berarti…

    “Hmmph. Sialan. Tapi kalian berdua tidak akan bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup!!”, seru Gregor sambil menodongkan pistolnya.

    “Gregor…kamu…anggota militer?!”

    “HAHAHAHA!! Ya, benar!! Angkatan Darat mempekerjakanku untuk menciptakan senjata biologis, dan salah satunya adalah…clone army!! Angkatan Darat bahkan mengizinkanku membentuk organisasi kecil tersendiri untuk riset dan bergerak secara independen tanpa menunggu perintah!!”

    “Kamu gila, Gregor!! Jangan-jangan kamu sudah tahu…”

    “Tentu saja!! Anak itu yang menghancurkan Beth-Sheol kan?! Terima kasih sudah memberikan DNA nya padaku secara cuma-cuma!! HAHAHAHAHA!!!! Aku tidak butuh kalian berdua lagi sekarang, PERGILAH KE TEMPAT DIMANA PARA IBLIS TELAH MENUNGGU KALIAN!!”

    “Resha, mundurlah. Kita lihat siapa yang akan tertawa terakhir, Gregor!! Energy Barrier. System on!!.”

    Refleks Gregor menarik pelatuk M9 yang dipegangnya. Tapi tentu saja itu sia-sia. Perlindungan Energy Barrier ini bahkan bisa melindungi dari hentakan railgun berkecepatan 2000 meter per sekon sekalipun. Mungkin perlu kumodifikasi agar bisa tahan dari hantaman senjata nuklir lain kali.

    “Akan kumusnahkan pembuat kejahatan sepertimu!! Photon Blaster. Charge up!!”, terbentuk bola cahaya berdiameter kira-kira setengah meter di depanku.

    “Daleth, hentikan!! Jangan bunuh dia!!”, seru Resha.

    “Resha, apa kamu juga ikut-ikutan gila seperti dia?! Kalau dia tidak dimusnahkan…”

    “Kumohon…aku tidak mau melihat kematian lagi di depan mataku!!”

    Entah mengapa, sepintas muncul bayangan Resha sedang menangis di tengah kota Beth-Sheol yang hancur itu, meski aku tidak berada langsung di sana saat kejadian. Aku jadi ragu untuk menembakkan Photon Blaster

    “Ha…haha…HAHAHAHA!! Ternyata sekarang Execution Angel berubah menjadi orang yang lemah!!”

    “Diam!! Aku melakukan hal ini karena Resha yang memin---“

    “Jadi dia masalahnya? Baiklah!! Akan kubunuh dia lebih dulu!!”, ujung pistolnya berubah arah, tepat ke arah Resha yang berdiri sekitar 2 meter di belakangku.

    “ARGH!! Atomic Vibration. System on!!”, langsung saja kubuat Gregor terpental ke dinding lorong sebelum bisa menekan pelatuk, dan kepalanya terkena lebih dulu. Aku yakin dia tidak akan mati karena jarak antara kepalanya dan dinding tidak lebih dari 2 meter. Pasti dia hanya pingsan.



    Setelah yakin bahwa tidak ada sampel rambut Resha yang dibawa Gregor, aku kembali ke atas sambil menggendong Resha lewat lubang yang kubuat tadi. Tentu saja, terbang dengan Plasma Directing.

    “Ah, kalau begini kita harus lari dari tempat ini dengan cepat…ah iya!!”

    Seingatku Gregor memiliki mobil, sebuah Ford Focus. Mungkin ada di garasi. Tentu saja aku selalu tahu di mana Gregor menyimpan kunci mobilnya. Di kamarnya, di sebuah meja dengan laci, urutan kedua dari atas. Langsung saja aku berlari mengambil kunci mobil tersebut, setelah mengambil barang-barangku di kamar tempat Resha tidur tadi.

    “Nah, ini dia kuncinya. Resha, kita pergi sekarang.”

    “E-Eh? Apa ini tidak dikategorikan sebagai pencurian kendaraan bermotor?”

    “Di saat seperti ini masih saja berpikiran seperti itu…ternyata kamu ini terlalu baik meski agak kasar.”

    “A-A-Aku hanya tidak mau kita terlibat masalah lebih banyak lagi!!

    Dari wajah dan nada bicaranya dapat diketahui dengan jelas kalau dia malu. Mungkin dia menganggap kata-kataku tadi sebagai pujian? Ah…she’s too cute…

    “A-Apa lihat-lihat?! Dasar lolicon!!”

    “Perlu diketahui, aku bukan lolicon seperti yang kamu kira. Aku hanya senang melihat anak-anak…”

    “Iya tapi kalau wajahmu berubah begitu namanya lolicon sungguhan!!”

    “Ah sudahlah. Terserah kamu saja. Yang jelas sebelum pergi…”

    Aku membuka pintu belakang rumah dan menghancurkan ruang kerja Gregor yang ada di halaman belakang dengan sarung tanganku. Tentu saja, agar sisa sampel rambut Resha yang ada di sana musnah tak bersisa. Tanpa basa-basi kami langsung melangkah ke garasi dan masuk ke mobil.

    “Baiklah…sekarang kita pergi.”

    “Ke mana?”

    “Maple Country.”




    Baru saja 5 menit mengendarai mobil, terdengar suara sirene mobil polisi, dan tidak hanya satu…tetapi ada sepuluh mobil.

    “Cih, mereka tidak bisa melihat kita santai sejenak rupanya.”, kataku saat melihat kaca spion.

    “Woooo!! Mereka mengejar kita!!”, seru Resha.

    “Heh, kok kamu malah terlihat senang begitu?”

    “Ini seperti di film-film, Daleth!! Aku yakin sesudah ini akan ada yang mengeluarkan senjata, lalu menembaki kita!! Waaaaahhhh!!”

    “Kamu ingin kita mati hah?!”

    “Tentu saja tidak!! Tapi ini benar-benar menegangkan!! Seperti---“

    Langsung terdengar suara pistol ditembakkan ke arah mobil ini, karena kami sudah keluar batas kota Alberton. Kaca belakang jadi berlubang karenanya.

    “Nah, benar kan!! Pasti akan ada yang menembak!! Wooooo…!!”

    “Hei, menunduk!! Apa kamu mau kepalamu berlubang?!”, tangan kananku menekan kepala Resha.

    “Heh, singkirkan tanganmu!! Kalau aku menunduk mana bisa aku melihat adegan seru seperti ini?! Lagipula aku yakin kamu bisa menghentikan peluru-peluru itu.”

    “Tidak lihat aku sedang menyetir?! Mana bisa aku menggunakan sarung tangan itu untuk menyerang mereka sambil menyetir??!! Ternyata kamu bodoh juga…”

    “Oh iya. Hehehe…maaf, aku lupa.”, dia tersenyum.

    “Kamu masih bisa tersenyum di saat seperti ini?! HAAAAHH!! Aku benar-benar tidak mengerti dirimu!!”

    Benar juga sih, ini seperti di film-film. Kalau ini dalam suasana syuting, mungkin sudah masuk box office barangkali. Lho, kenapa aku jadi ikut-ikutan berpikiran seperti dia?! Ini bukan saatnya bersenang-senang!! Aku harus cepat memasuki wilayah Maple Country, agar polisi-polisi itu akan berhenti mengejar.

    “Daleth, lihat!! Ada yang membawa senapan laras panjang!! Sepertinya semi-automatic…”

    Terdengar rentetan peluru ditembakkan, dan kali ini diarahkan ke bagian bawah mobil, menurut pengamatan Resha.

    “APA?! Mereka ternyata benar-benar ingin membunuh kita!! Heh, Resha, teruslah menunduk!! Jangan memunculkan kepalamu seperti itu!!”

    “Ahahaha…!! Ini sangat menyenangkan!! Tapi kenapa aku harus tertawa dalam kondisi seperti ini dengan lolicon sepertimu…huh.”

    “Suasana begini masih saja…ah, terserahlah.”



    Selang beberapa detik, aku melihat ada seseorang yang memunculkan kepalanya di sisi bagian kanan mobil. Dia membawa megafon…itu kepala penjara!! Astaga, kenapa sekarang dia juga mengejarku?! AHHHH!! Tidak ada orang yang bisa dipercaya di dunia ini!!

    “Daleth!! Hentikan mobilnya sekarang juga!!”, teriak kepala penjara lewat megafon.

    “Ah!! Itu si botak gendut yang waktu itu!!”, Resha langsung membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya.

    “Resha!! Jangan keluarkan kepalamu!!”

    Bah, dia tidak mendengarkan kata-kataku.

    “Hei botak gendut!! Jangan teriak-teriak!! Masih pagi nih!! Baru jam lima lewat dua puluh menit!!”, teriaknya sekeras mungkin diakhiri dengan tawa keras.

    “Heh, jangan menghina kepala penjara seperti itu!!”

    “Ahahaha…duh, habisnya aku tidak tahan melihatnya. Dia seperti boneka teddy bear, tapi botak…”, tawanya makin keras. Aku juga ingin tertawa sih, tapi aku harus tetap fokus mengendarai mobil.

    Ah, itu dia, pos perbatasan antara Liberion dan Maple Country sudah terlihat. Mungkin tinggal beberapa ratus meter lagi.

    Kepala penjara berteriak lagi lewat megafon, “Daleth!! Apa kau tidak dengar?! Mau melanggar perintah bosmu hah?!”

    Sekali lagi, terdengar suara tembakan dari senapan semi-automatic yang dikatakan Resha tadi. Aku tidak tahu jenisnya karena tidak terlihat jelas dari kaca spion. Dan tembakan kali ini…tepat mengenai ban sebelah kanan belakang. Mobil jadi tidak terkendali, dan aku berusaha menginjak rem sekuat mungkin sampai mobil ini berhenti…tepat di perbatasan. AH SIAL!! Padahal tinggal sedikit lagi!!

    “Huh…kita gagal kabur ya?”, tanya Resha.

    “Yah…begitulah. Mungkin setelah ini aku juga akan dihukum mati. Ya sudahlah, tidak ada pilihan lain lagi. Kuharap kamu menguatkan hatimu untuk eksekusi nanti…”

    “Mau bagaimana lagi…oke, kita keluar.”

    Kuambil tasku beserta laptop, lalu keluar dari pintu mobil. Kesepuluh mobil polisi tadi juga berhenti sekitar 50 meter dari mobilku. Dari mobil yang terdepan keluar kepala penjara, dan berjalan menghampiri ke arah kami berdua. Ironis memang, kepala penjara yang selama ini menjadi pimpinanku, sekarang harus menahan diriku.

    “Daleth, Resha, kalian ditangkap.”, katanya sambil menunjukkan dua buah borgol.

    Aku menarik napas dalam lalu berkata, “Baiklah, pak kepala. Saya sadar perbuatan saya kali ini sudah keterlaluan. Menolong kriminal, menghancurkan tembok penjara, bahkan berusaha kabur dari kejaran polisi. Saya siap menghadapi konsekuensi apapun.”

    “Bagus, bagus.”, kepala penjara mengangguk-angguk.

    “Tapi satu hal, pak kepala. Saya mohon, jangan menjatuhi Resha dengan hukuman mati. Saya akan bertindak sebagai pengacaranya untuk penangguhan hukuman sebelum saya yang menjalani hukuman.”

    “Hmm…hmm…hmm…”, kali ini, tiga buah anggukan kepala.

    “Heh bapak botak gendut, dari tadi mengangguk-anggukkan kepala saja…”

    “Resha, yang sopan!”, kataku sambil mencubit pipi kirinya.

    “Tapi kenyataannya memang begitu kan? Sudahlah, aku tahu kamu juga ingin tertawa…”

    “Sudah, diam. Pak kepala, saya siap ditahan.”, aku mengulurkan kedua tanganku.

    “Hmm…tapi sepertinya itu tidak mungkin, Daleth.”

    “E-E-Eh?”, aku benar-benar kaget dengan kata-kata pak kepala penjara. Dia tidak mungkin menangkapku…?

    “Coba kau perhatikan ke bawah.”



    Aku langsung tertawa keras-keras begitu melihat ke jalanan aspal di bawahku. Ternyata tempat aku dan Resha berpijak memiliki tulisan berwarna kuning dan berukuran besar…Dominion of Maple Country. Sementara kepala penjara masih berpijak di jalanan yang bertuliskan United States of Liberion.

    “Cih, ternyata orang ini sudah gila…”, sahut Resha sambil menatapku dingin.

    “Oke, Resha, kita pergi sekarang.”

    “Loh, bapak botak gendut yang satu ini tidak jadi menangkap kita?”

    “Saya tidak bisa menangkapmu, anak kecil.”

    Sekarang giliran Resha yang kebingungan.

    Ternyata perkiraanku salah, pak kepala masih berusaha melindungiku dan Resha, dengan alasan kakiku dan Resha sudah berada di wilayah Maple Country. Hal sedetail ini masih juga dia perhatikan. Padahal kalau mau bohong sedikit juga bisa…tinggal tarik saja diriku ke wilayah Liberion. Terima kasih, pak kepala penjara.



    Dan…perjalanan kami berdua…dimulai.


    ==========================

    Spoiler untuk Trivia :

    • Pembelahan sel ada 2 macem: mitosis dan meiosis (meiosis utk sel gamet --> ****** dan ovum).
    • Kromosom manusia ada 23 pasang, dengan 22 pasang autosom + 1 pasang kromosom seks (ini yg nentuin jenis kelamin)
    • Kromosom no. 21 benar" berhubungan dengan down syndrome
    • Penomoran urutan kromosom itu udah kesepakatan dlm dunia medis, gw ga bisa jelasin banyak
    • Alberton = kota fiktif...ga ada artinya sama sekali
    • M9 pistol = pistol standar yg digunakan militer Amerika Serikat
    • Mobil Ford Focus yg dipake buat kabur = real car, silakan di-Google untuk tau wujudnya
    • United States of Liberion = gw rasa ini mudah sekali ditebak...
    • Dominion of Maple Country = jalur kabur ke arah utara, dan tentu aja kalian pasti tau negara apa yang ada di sebelah utara dari *negara-Liberion-kalo-di-dunia-nyata*

    Last edited by LunarCrusade; 27-01-12 at 17:29.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  7. The Following 3 Users Say Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  8. #5
    Kaixa's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    di pelukan Tae Yeon SNSD & Jessica SNSD
    Posts
    6,719
    Points
    1,549.12
    Thanks: 274 / 205 / 173

    Default

    nice story nil, itung2 nambah inspirasi gw utk melanjutkan fanfic gw yg ketunda dari dulu.

    thx ya
    Ten no michi o iki, Subete o Tsukasadoru otoko



    Kono machi wa boku no uchi. Boku wa dareka mo naite ga hoshikunai



    Prinsip berteman ala gw : Lo baek, gue lebih baek. Lo jahat, gue lebih kejam 10x lipat


    "It's... It's Lu Bu !!!"



  9. #6
    Mello's Avatar
    Join Date
    Feb 2009
    Location
    Jakarta/Depok
    Posts
    11,007
    Points
    15,294.39
    Thanks: 164 / 188 / 154

    Default

    subarashi

    cerita yang unik, kepala penjaranya gw rasa manly2 gar gitu

    lolinya jadi pengen gw gambar

    baca chap 3 yg ngejelasin kekuatan ruang waktu .... WTF AM I READING gak ngerti istilah2nya sama sekali

    masih penasaran gimana caranya kekuatan ruang waktu bisa ngebuat ledakan 20 kilo (amajing itu setengah jarak dari rumah gw ke binus)

    terus jarak kotanya juga gak kira2 800 kilo

    ditunggu lanjutannya
    Everlasting Memories project


    When Tsundere's being honest to you, it means she desperately in love with you and that time too she give you her heart, faith, & trust 100%

  10. #7
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default



    bayangkan ada ledakan nuklir seberat 1000 ton meledak di daerah Pantura nya Jawa Timur, gw yakin masih kedengeran bunyinya di Jakarta

    lha Krakatau yg meledug taon 1883 dgn kekuatan 13.000x *** nuklir Hiroshima aja bunyinya masih kedengeran sampe jarak 4800 kilometer kok, ini kan lebih kecil, anggaplah 1000x *** nuklir kayak kata gw tadi

    ditambah lagi ini manipulasi ruang waktu, jadi radius ledakan bisa diatur dengan emosi


    untuk istilah"...itung" belajar, anggap aja ini cerita adalah 'pengetahuan yang disampaikan dengan bahasa fiksi'


    chapter 4 kalo ga besok ya lusa


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  11. #8
    Mello's Avatar
    Join Date
    Feb 2009
    Location
    Jakarta/Depok
    Posts
    11,007
    Points
    15,294.39
    Thanks: 164 / 188 / 154

    Default

    lha Krakatau yg meledug taon 1883 dgn kekuatan 13.000x *** nuklir Hiroshima aja bunyinya masih kedengeran sampe jarak 4800 kilometer kok
    gw aja nggak tau ginian makanya gw kira 800 kilo itu jauh banget
    Everlasting Memories project


    When Tsundere's being honest to you, it means she desperately in love with you and that time too she give you her heart, faith, & trust 100%

  12. #9
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    makanya jadi tau kan?

    gw ini orang yang ga demen ngebaca cerita yg ga ada salah satu/kedua fungsi berikut: menambah wawasan, atau "memberi makan" perasaan

    karena itulah...kalo gw bikin terlalu berat maklum tapi ga semuanya natural science kok nanti yg ada di cerita




    ntar chapter 4 agak ringan kok


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  13. #10
    LordTauren's Avatar
    Join Date
    Mar 2007
    Location
    Red Land of Orchis
    Posts
    1,209
    Points
    564.22
    Thanks: 42 / 29 / 21

    Default

    Lolicon +Tsundere (>.<) mantappp

    Bkinin ilustrasinya dunk

    Bagian Sci-nya bkin gw buka kamus fisika gw yg dlu ==a
    dan hasilnya gw jadi binggung ndiri wkwkkwkwkwkwkwkw

    blom bisa nilai ni cerita secara keseluruhan karena baru dimulai
    adegan kepala penjara di perbatasan ngingetin gw sama suatu adegan di filemnya edy murphy deh ==a
    From nothing get a thing... And from everything back to nothing

  14. #11
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    masukin ke index dong


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  15. #12
    Kaixa's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    di pelukan Tae Yeon SNSD & Jessica SNSD
    Posts
    6,719
    Points
    1,549.12
    Thanks: 274 / 205 / 173

    Default

    chapter 4 nya mana ?
    Ten no michi o iki, Subete o Tsukasadoru otoko



    Kono machi wa boku no uchi. Boku wa dareka mo naite ga hoshikunai



    Prinsip berteman ala gw : Lo baek, gue lebih baek. Lo jahat, gue lebih kejam 10x lipat


    "It's... It's Lu Bu !!!"



  16. #13
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Spoiler untuk Chapter 4 :

    ============================================
    Chapter 4: Love in Maple ~ Biosphere Guardian (Part 1)
    ============================================

    “Tolong bawakan ini yah.”, Resha menyerahkan 4 kantong belanjaan padaku begtu keluar dari sebuah toko pakaian di Little York, Maple Country.

    “Seenaknya saja…siapa suruh belanja banyak-banyak? Aku yang bayar, aku pula yang membawakan…”

    “Ah bawel. Seorang lelaki memang sudah sepantasnya membawakan belanjaan perempuan sepertiku kan? Sudah, jangan banyak mengeluh.”

    “Iya aku juga tahu. Tapi buat apa beli sebanyak ini?!”

    “Salahmu sendiri tidak mengambil barang-barangku saat di penjara. Aku kan…tidak punya baju lagi…”

    Untung saja yang dipilih Resha tidak begitu mahal.. Tapi sampai 4 kantong besar-besar begini, astaga…dasar perempuan.

    “PENCURI!!! Tolong!!! Dia mencuri tasku!!!”, teriak seorang perempuan dari jarak kira-kira 10 meter di sebelah kananku. Di depanku berlari seorang pria berjaket hijau dan bertopi, membawa sebuah tas wanita yang menurutku adalah milik orang yang berteriak itu.

    “Daleth, pegang belanjaan ini baik-baik!! Aku akan mengejar orang itu!!”

    “Resha!! Oi!! Tunggu!!”

    Astaga. Cepat sekali larinya?! Cara Resha berlari terlihat seperti pelari profesional. Tidak hanya itu, beberapa kali dia terlihat melompat layaknya seorang ahli akrobatik jika ada sesuatu yang menghalangi di depannya, entah pembatas jalan, sepeda, sampai mobil. Siapa sih dia sebenarnya?! Ah, masa bodo. Sebaiknya aku ikut mengejar pencuri itu. Tentu saja, dengan Photonic Velocity. Langsung saja kuaktifkan mode itu begitu sarung tangannya kupakai.

    Dalam sekejap, aku berada di depan pencuri itu, dan Resha hanya sekitar satu setengah meter di belakangnya.

    “Heeeaaaaaahhh!!!”, Resha mengepalkan tangan kanannya dan melancarkan kepalan tangannya ke wajah pencuri itu.

    “Hmmph. Beraninya mencuri barang seorang wanita. Rasakan ini!!”, aku juga ikut melancarkan tinjuku ke wajah orang itu.

    Dalam tempo kurang dari sedetik, kepalan tangan kami berdua tepat mengenai kedua sisi wajah pencuri itu. Knock out! Pencuri itu terkapar di tempat, kemudian tasnya kuambil. Sarung tanganku juga kulepas dan kumasukkan kembali ke tasku.

    Perempuan tadi berlari ke arah kami dengan nafas terengah-engah. Wow, cantik juga rupanya. Postur tubuhnya terbilang ideal, menurut perkiraanku tingginya antara 166-168 sentimeter. Rambut panjang dan matanya yang berwarna coklat juga memiliki aura kecantikannya tersendiri.

    “Ini, tas milik anda.”, aku menyerahkan tas jinjing berwarna coklat itu pada pemiliknya.

    “Terima kasih banyak buat kalian berdua. Aku tidak tahu nanti harus menghubungi supirku dengan apa jika tas ini tidak ada.”

    “Ah, kamu terlihat seumuran denganku! Namaku Resha Gimmellia, panggil Resha saja.”

    “Heh Resha, yang sopan! Maaf, anak kecil yang satu ini memang susah diatur.”

    “Ahahaha…tidak apa-apa. Aku Mary Wellington. Kalau anda?”, tanyanya padaku.

    “Namaku Daleth Reshunuel, kami dari Liberion. Senang bertemu dengan anda.”

    “Seharusnya aku yang senang bisa bertemu penolong seperti kalian berdua. Dia adikmu?”

    “Hah?! Daleth? Kakakku?! Lebih baik aku mati dimakan beruang Grizzly daripada orang ini jadi kakakku…!”

    “Heh, dengar ya, aku juga tidak mau punya adik bawel sepertimu.”

    Melihat kami berdua, Mary tertawa.

    “Kalian akrab sekali ya. Baiklah, sebagai ucapan terima kasih, aku akan mengundang kalian makan siang di rumahku. Bagaimana?”

    “Iya, iya!! Wah, tentu saja aku mau!!”, sahut Resha. Aku langsung membungkam mulutnya dengan tangan kananku.

    “Sudah, tidak apa-apa, Daleth. Di jaman seperti ini sulit menemukan orang baik seperti kalian. Tunggu sebentar ya, biar kutelpon supirku.”

    Sebentar…rasanya aku melupakan sesuatu…

    “Daleth, belanjaannya mana?”, tanya Resha.

    “OH IYA!! Aku meninggalkannya di depan toko begitu saja!!”

    “AAAAHHH!! Dasar bodoh!! Ambil sana cepaaaattt!!”

    Tentu saja, begitu aku kembali…belanjaannya hilang. Penjaga toko juga tidak tahu menahu mengenai barang belanjaan itu.

    “Resha…itu….ng…hilang…”

    “Daleeeeetttthhh!!! Kamu tahu yang kupakai sekarang adalah pakaianku satu-satunya?!”

    “E-Eh…ya…maaf…”

    “Ada apa Resha?”, tanya Mary begitu dia selesai menelpon. “Kamu tidak punya persediaan pakaian?”

    “Ya…begitulah…lolicon ***** yang di sana itu memang tidak bisa diandalkan.”, liriknya sinis sambil menunjukku. Kurang ajar juga anak yang satu ini…

    “Hmm…di rumahku masih banyak baju yang sudah tidak kugunakan. Jika kamu mau, ambillah beberapa. Anggap saja sebagai rasa terima kasih.”

    “Waaaahh? Benar begitu, Mary? Baiklaaaahh…aku sudah tidak sabar…!”

    Tunggu. Wellington…Wellington. Sepertinya aku pernah dengar seseorang dengan nama belakang yang sama. Seingatku orang itu cukup dikenal di seluruh Maple Country. Hmm, siapa ya…biar kuingat dulu…

    Tak lama, datang sebuah mobil…wow, Rolls Royce?! Mobil itu mengantar kami bertiga menuju luar kota Little York, sekitar 15 kilometer ke utara.

    “Kita sampai.”, ujar Mary.

    Begitu aku melangkahkan kaki keluar mobil…APA?! Astaga. Subarashi!! Bukan. Ini bukan rumah. Ini ISTANA!! Ah, sekarang aku ingat!! Ada seorang pengusaha minyak di Maple Country yang bernama Edmond Wellington!! Bisa jadi…Mary…astaga.

    Langsung saja, Mary mengajak kami berdua ke ruang makan. Di sana sudah menunggu…Edmond Wellington, yang kadang kulihat wajahnya di surat kabar.

    “Papa, aku pulang.”

    Benar dugaanku, Mary adalah anak Edmond Wellington.

    “Ohohoho…Mary, tepat sekali saat jam makan siang. Dan…dua orang itu siapa?”

    “Daleth dan Resha, dari Liberion. Mereka menolongku tadi di distrik perbelanjaan Little York. Ada pencuri yang mengambil tasku, dan merekalah yang mendapatkannya kembali.”

    “Huh…Mary…lain kali hati-hati. Saya ucapkan terima kasih untuk kalian berdua. Pasti Mary yang mengundang kalian untuk makan siang di sini. Silakan duduk dan nikmatilah apa yang akan disediakan. Tidak perlu sungkan.”

    Wow, pengusaha minyak, sudah pasti makanannya high-class. Selagi makan, Mr. Edmond bertanya mengenai kami berdua. Tentu saja…tidak mungkin kukatakan yang sebenarnya.

    “Kalian dari Liberion?”

    “Benar sekali Mr. Edmond. Urusan tugas.”

    “Ah…begitu rupanya. Pekerjaanmu apa?”

    “Saya…polisi.”

    “Hooo…polisi Liberion rupanya. Apa kamu sedang mengejar penjahat sampai ke Maple Country ini?”

    “Bisa dibilang begitu, Mr. Edmond.”

    “Hahaha…baik, baik. Saya senang kalau bisa membantu penegak hukum seperti kamu. Kalian bisa tinggal di sini untuk sementara. Saya harap penjahatnya segera tertangkap.”

    Ironis. Padahal akulah kriminal yang sebenarnya. Tapi…ya sudah lah. Tidak enak kalau aku menolak. Tinggal di rumah raja minyak seperti ini pasti enak. Hehehe.



    Tiga hari setelah kami menumpang di sini…

    “Daleth, cepat kemari!”, Resha memanggil dan menarikku ke balkon kamarnya, yang menghadap ke gerbang utama.

    “Ada apa sih?”

    “Itu…Mary…dia mau ke mana ya? Cara perginya juga mengendap-endap. Mencurigakan sekali.”

    Mary terlihat mengenakan jaket panjang dan kacamata hitam, lalu melangkah keluar dari halaman rumah ini melalui sebuah pintu kecil yang berjarak 20 meter di sebelah timur gerbang utama. Tak lama, terdengar suara mobil dinyalakan, dan perlahan suaranya menghilang karena pergi menjauh dari rumah. Hmm…pergi ke mana dia ya? Kebetulan hari ini Mr. Edmond juga tidak ada di rumah karena harus mengurusi pekerjaan di salah satu kilang minyak miliknya.

    “Daleth, ayo kita ikuti dia.”

    “Hah…buat apa? Jangan suka ikut campur urusan orang ah.”

    “Aku tahu kamu juga penasaran. Ayolah…”

    “Huh…oke, oke. Biar kuambil ransel dan sarung tanganku dulu.”

    Kuambil sarung tangan itu dan memakainya, lalu mengaktifkan Plasma Directing. Lagi-lagi aku harus membawa Resha, princess carry mode. Kami ikuti mobil yang ditumpangi Mary, dan ternyata mengarah ke kota Little York. Sepanjang jalan aku berusaha terbang tidak begitu tinggi dan berlindung di balik pepohonan. Tapi…karena sekarang masih bulan Februari, belum ada satupun pohon yang kembali mengeluarkan daun. Jadi agak sulit jika ingin tidak terlihat sama sekali.

    Mobilnyapun berhenti. Hei, ini kan distrik perbelanjaan yang waktu itu? Langsung saja aku mendarat dan menurunkan Resha.

    Sekeluarnya dari mobil, Mary melangkahkan kakinya menuju salah satu restoran Italia. Tentu saja aku tidak mendekatinya, tapi berlindung di balik tembok restoran. Dia duduk di kursi dengan meja lingkaran yang ada di luar bangunan restoran, sepertinya menunggu seseorang. Tak lama, datang seorang pria berperawakan tinggi besar dengan rambut dan mata hitam. Tingginya kalau kutebak sekitar 184-186 cm. Dari bentuk wajahnya, aku bisa mengetahui kalau pria itu adalah keturunan salah satu suku asli negara ini.

    Pacarnya…barangkali? Ah, baru ingat. Setua ini aku belum pernah punya pacar…malang sekali nasibku…

    “D-D-Daleth!! I-Itu…m-m-m-mereka…”, Resha menarik-narik tanganku.

    “Hah? Ada apa sih?”

    Begitu aku melihat mereka…oh, mereka berciuman.

    Wajah Resha benar-benar berubah warna, seperti warna udang rebus. Meski selama 24 tahun tidak pernah punya pacar, tapi melihat yang seperti itu menurutku biasa saja.

    “Heh kenapa merah begitu? Tidak pernah lihat orang berciuman ya? Kemungkinan besar mereka pacaran, jadi wajar saja lah.”

    “Ng…anu…mmm…AAAAAAHHH!!”

    Tiba-tiba saja Mary sudah muncul di samping Resha. Duh…pasti gara-gara anak ini teriak-teriak. Langsung saja kulepas sarung tanganku dan menaruhnya di tas.

    “Lho, kalian berdua kenapa ada di sini?”, tanyanya.

    “Resha penasaran ingin tahu kemana kamu per---“, mulutku langsung ditutup oleh Resha dengan tangannya.

    “A-A-Ah, tidak kok, k-kami hanya kebetulan di sini saja…ahahahaha…”

    Bah…Resha tidak pandai berbohong rupanya. Gelagatnya saja begitu. Mary hanya merespon dengan tersenyum.

    “Ya sudah. Karena kalian sudah ada di sini, akan kukenalkan kalian berdua pada lelaki yang bersamaku itu.”

    Di sebuah meja lingkaran dengan payung besar berwarna biru, Mary memperkenalkan pria itu. Namanya Albert Cardinal, umurnya 21 tahun. Pekerjaannya sekarang adalah seorang polisi hutan di Taman Nasional Quinnogal, sekitar 200 kilometer di timur laut kota ini.

    “Terima kasih sudah menolong Mary. Maaf sudah merepotkan kalian. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan kalian.”

    “Ahahaha…bukan masalah, Albert. Lagipula waktu itu kami hanya kebetulan saja berada di situ.”, sahut Resha.

    “Kalian pacaran?”, tanyaku.

    “Y-Ya…begitulah. Tapi jangan beritahu hal ini ke Papa yah. Dia tidak pernah setuju akan hubungan ini.”, jawab Mary.

    “Wuah!! Cinta terlarang yah?! Benar kan? Benar kan? Benar kaaaannn??!!”, Resha mendadak antusias.

    “Heh, berisik!! Aku mau dengar cerita mereka berdua!!”, kujewer telinga kanan Resha.

    “Iya, iya…huh.”

    Hmm…kisah mereka berdua terbilang klasik. Mr. Edmond tidak pernah setuju hubungan mereka berdua karena menilai Albert bukan seseorang yang high-class, sehingga dia merasa anaknya tidak pantas berhubungan dengan polisi hutan yang satu ini. Ditambah lagi Albert adalah keturunan suku Nehiyaw, yang ternyata tidak disukai oleh Mr. Edmond karena sering menghalangi pembukaan ladang minyak baru jika berada di daerah suku tersebut.

    Menyedihkan. Di jaman seperti ini masih saja ada orang yang menilai orang lain dari status dan ras.

    Mendadak telepon genggam Albert berbunyi.

    “Ya, ada apa?“, wajahnya berubah terkejut. “HAH?! TERBAKAR?! Bagaimana bisa hal itu terjadi?!”

    Terbakar? Apa jangan-jangan taman nasional itu terbakar?!

    “Mary, maaf, sepertinya aku harus kembali ke taman nasional. Ada urusan yang mendesak di sana.”

    “Ada apa memangnya, Albert?”

    “Ada kebakaran yang makin meluas di taman nasional. Sebaiknya kamu pulang sekarang.”

    “Tapi Albert…”

    “Mary, kumohon, pulanglah. Hal ini harus ditangani secara serius dan aku tidak ingin terjadi sesuatu terhadapmu di sana. Kalian berdua, bisa kuminta tolong untuk menemaninya pulang?”

    Kami berdua mengangguk, lalu Albert langsung pergi menuju ke mobilnya yang diparkir tidak jauh dari restoran. Begitu aku memalingkan wajah ke arah Resha, ekspresi wajahnya terlihat terkejut, seakan baru teringat sesuatu.

    “Daleth, kita ke taman nasional itu.”

    “Hah? Buat apa? Bukankah sudah ada para polisi hutan dan juga pemadam kebakaran?”

    “Bukan masalah itu. Aku teringat sesuatu kalau di taman nasional itu ada satu spesies serigala yang pernah kulihat sewaktu aku masih kecil. Menurut cerita orang-orang setempat, serigala tersebut memang jarang sekali terlihat. Aku takut itu adalah spesies langka yang dilindungi…”

    “Aku mengerti maksudmu. Kamu ingin aku melakukan sesuatu untuk mencegah kebakaran agar tidak memusnahkan populasi serigala tersebut kan?”

    “Iya. Aku senang kamu menger—“

    “Tidak. Aku tidak mau. Hal itu tidak ada urusannya dengan kita, Resha. Lebih baik kita menemani Mary kembali.”

    “Serigala? Maksudmu Silver Wolf yang legendaris itu, Resha?”, sahut Mary.

    “Iya benar. Sekitar 10 tahun yang lalu aku pernah ke taman nasional itu bersama kakekku dan melihat serigala tersebut.”

    “Albert juga pernah mengatakan sesuatu mengenai serigala tersebut. Itu…hanya mitos. Dia sendiri tidak pernah melihatnya sepanjang karirnya sebagai polisi hutan.”

    “Tapi dulu aku benar-benar melihatnya!! Kalau saja aku tidak bertemu serigala itu…mungkin aku sudah tidak ada sekarang…”

    Aku juga pernah dengar mengenai apa yang disebut dengan Silver Wolf ini. Kalau tidak salah serigala tersebut diceritakan dalam salah satu legenda suku Nehiyaw, dan beberapa kali orang-orang pernah melihat spesies serigala tersebut. Tetap saja aku tidak percaya…

    “Ah sudahlah, hentikan basa-basi ini. Aku ingin pulang saja.”

    “Daleth!! Kumohon…aku ingin sekali lagi bisa melihat Silver Wolf itu…”

    Argh…aku tidak tahan melihat wajah memelasnya. Aku tidak tahu kenapa, instingku berkata Resha tidak berbohong kali ini. Apa jangan-jangan serigala itu benar-benar ada di taman nasional Quinnogal?

    “Ng…Daleth, sebenarnya aku juga ingin ke sana. Aku benar-benar khawatir dengan Albert kali ini. Bisakah kita pergi ke sana?”, kali ini giliran Mary yang memohon.

    Sial…dua perempuan memohon seperti ini…aku tidak bisa menolaknya.

    “Oke, oke. Tapi mau naik apa? Mobil? Bisa-bisa hutan sudah hangus begitu kita sampai ke sana.”

    Tentu saja aku tidak menawarkan opsi untuk terbang dengan Plasma Directing. Aku tidak mau alatku ini diketahui orang lain selain Resha dan orang-orang penjara.

    “Oh, itu masalah mudah.”, Mary mengambil telepon genggamnya lalu menghubungi seseorang. “Tolong kirim helikopter ke sini ya.”

    Astaga, dasar orang kaya. Dalam waktu tidak sampai 5 menit helikopternya sudah datang. Hei, Mary kan tidak menyebutkan posisi dimana dia berada? Hmm…posisnya sudah diketahui lewat GPS, mungkin.

    Aku tidak tahu jenis helikopter ini, tapi terbangnya cukup cepat. Hanya dalam waktu setengah jam lebih sedikit, kami sudah sampai di pinggiran taman nasional Quinnogal. Dari atas sini, api terlihat masih berkobar dengan ganasnya. Setelah mendarat di tempat yang aman, Resha langsung berlari masuk ke arah hutan.

    “Hei, Resha!! Jangan masuk ke dalam hutan sendirian!!”, teriakku.

    Tunggu. Bau apa ini…

    “Mary, kamu mencium bau ini?”

    “Iya. Ini bau sisa pengolahan minyak mentah. Aku tahu bau ini karena dulu Papa sering membawaku ke kilang minyak.”

    Kebakaran ini…sabotase?! Astaga. Siapa yang menuangkan minyak dalam jumlah yang cukup untuk membakar taman nasional ini?!

    “Mary, cari Albert sekarang. Beritahu dia kalau kebakaran hutan ini sabotase. Jangan padamkan apinya dengan air karena itu hanya akan membuat minyak yang belum terbakar mengambang dan mengalir lebih cepat ke bagian hutan yang lain. Gunakan busa CO2, pasir, kerikil, atau apapun yang bisa memadamkan api, pokoknya jangan air. Apa kamu mengerti? Aku akan mengejar Resha sekarang.”

    Tanpa basa-basi aku langsung berlari masuk ke hutan. Argh!! Anak itu kenapa sih?! Sebegitu pentingkah keberadaan serigala itu, yang bisa jadi hanya mitos? Larinya cepat sekali pula. Ah, untung sarung tanganku masih ada di dalam tas. Lebih baik kupakai sekarang, siapa tahu alat ini bisa membantu.

    Sekitar 5 menit berlari, aku sudah berada di bagian hutan yang sudah hangus dimakan api. Hanya beberapa puluh meter di depan, hutan masih berkobar dengan hebat. Terlihat juga beberapa bangkai hewan yang berwarna hitam karena terbakar. Melihat hal ini aku merasa miris…ah, itu dia Resha, duduk membelakangiku.

    “Heh, kenapa lari begitu saja? Kamu mau ikut terbakar?!”

    “Daleth…”

    Air mata mengalir dari mata birunya. Di pangkuannya, ada seekor serigala yang sudah mati, hangus terbakar. Kuperhatikan di kaki kiri depannya ada sesuatu seperti sebuah gelang emas. Apa mungkin ini Silver Wolf yang dimaksud?

    “Itu…Silver Wolf?”

    “Iya…ini salah satu Silver Wolf yang kutemui 10 tahun lalu…gelang di kaki kiri ini buktinya…aku yang menaruhnya waktu itu…”

    “Ng…sebenarnya apa yang membuatmu ingin menyelamatkan serigala itu?”

    “Mereka…pernah…”



    Resha menangis makin keras sambil memelukku. Hei…? Ada apa ini? Kobaran apinya terlihat tidak bergerak! Asap juga…tidak bergerak. Semua juga menjadi berwarna hitam putih. Apa yang terjadi sekarang?!

    “Resha, ada yang aneh dengan sekitar kita…”

    “Aku yang melakukannya…”

    “Eh? Kamu?”

    “Aku bisa…menghentikan waktu…ingat?”

    Aku juga tahu hal itu. Aku hanya tidak menyangka kalau cakupan areanya luas juga. Setidaknya dalam radius beberapa puluh meter, waktu terhenti. Kukira dia hanya bisa membuat distorsi ruang ketika marah saja. Tapi…kenapa aku masih bisa bergerak ya? Burung yang sedang terbang di kejauhan malah terlihat berhenti. Suara Resha juga masih terdengar.

    “Daleth, cepatlah…ini tidak bisa berlangsung terlalu lama. Kalau aku sudah mulai tenang…waktu akan kembali berjalan, dan apinya…”

    Oke, jadi sekarang aku harus memadamkan api di dimensi yang waktunya sudah dihentikan oleh anak ini. Yang aku harus tahu adalah, seberapa luas area yang waktunya terhenti ini.

    Sekali lagi aku merasa aneh. Sarung tanganku masih berfungsi di kondisi seperti ini. Tapi kalau waktunya terhenti, aku tidak bisa mengumpulkan partikel udara di sekitarku untuk menjadi plasma, karena tidak mungkin menggeser posisi partikel dengan kecepatan tertentu tanpa adanya waktu. Artinya, Plasma Directing mustahil digunakan. Hmm, seharusnya Photonic Velocity dapat digunakan karena tidak membutuhkan suplai partikel apapun dari luar. Waktu juga terhenti, sehingga efek relativitas bisa jadi tidak berpengaruh. I hope so.

    Dengan Photonic Velocity, areal taman nasional seluas ini bisa kukelilingi dengan cepat. Dan coba tebak? Penghentian waktu yang Resha lakukan ternyata mencakup seluruh bagian taman nasional yang sedang terbakar. Duh, bagaimana memadamkan api di areal seluas ini?

    Sebentar, sebentar. Ada empat elemen utama yang menimbulkan terjadinya api. Panas. Bahan bakar. Oksigen. Reaksi kimia. Dengan mengeliminasi salah satunya, apinya pasti padam. Air tidak mungkin digunakan karena ini adalah api B-class, dimana bahan bakarnya adalah cairan yang mudah terbakar, yaitu minyak. Apa kutiup saja dengan angin jika waktu sudah kembali berjalan? Ah jangan, bisa-bisa apinya malah tambah menyebar.

    Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah…

    “Bagaimana, Daleth…? Sudah mengerti…cara memadamkan apinya?”, sesekali Resha masih mengeluarkan air mata.

    “Tenang saja. Aku sudah tahu caranya. Sekarang, tenangkan dirimu. Aku hanya bisa memadamkan apinya kalau waktu sudah kembali berjalan.”, kubelai rambutnya yang keemasan itu sambil tersenyum.

    “Maaf sudah melakukan ini semua…aku hanya teringat kejadian 10 tahun lalu ketika melihat Silver Wolf yang sudah mati tadi. Serigala itu…menyelamatkanku dan kakekku…”

    “Oh…begitu rupanya. Kamu pasti begitu sayang pada kakekmu itu sehingga kamu sangat berterima kasih pada serigala tersebut. Aku yakin serigala itu juga tidak pernah lupa dengan apa yang kamu alami dengannya waktu itu. Tapi…kamu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Resha. Semua makhluk hidup…suatu hari pasti akan mati. Anggap saja ini sudah saatnya bagi serigala itu.”

    “B-Baiklah…kuharap tidak terjadi apa-apa terhadap yang satunya lagi…”

    “Eh? Ada satu lagi?”

    “Iya. Waktu itu ada dua Silver Wolf. Yang mati ini yang jantan, yang satu lagi betina. Yang jantan kuberi gelang di kaki kiri depan, sementara yang betina kuberi gelang di kaki kanan depan…”

    “Hmm…oke, tenang yah. Kalau waktu sudah kembali normal, aku akan memadamkan apinya dan menyelamatkan serigala yang satunya lagi.”

    “I-Iya…terima kasih ya…”

    Akhirnya waktu kembali berjalan. Langsung saja aku mengaktifkan Plasma Directing dan terbang ke atas areal hutan yang masih terbakar, kira-kira di tengah-tengah. Kurentangkan kedua tanganku, lalu…

    Energy Absorber, Cryogenic shift!!”

    Yang kulakukan adalah menyerap energi, dalam hal ini energi kalor, dari udara di sekitarku. Selanjutnya, partikel-partikel uap air di udara menjadi dingin, sampai kondisi dimana uap air tersebut akan membeku dan terbentuklah salju. Hal ini terus kulakukan selama 15 menit, cukup untuk membuat salju turun di areal yang cukup luas, meski tidak bisa mencakup seluruhnya. Sisa bagian hutan yang terbakar akan padam dengan sendirinya jika kondisi di sekitarnya menjadi dingin karena salju. Air memang tidak bisa memadamkan api yang disebabkan oleh minyak, tapi lain hal jika airnya berbentuk padat, dalam hal ini, salju.

    “Huff…melelahkan sekali…”, aku mendarat di sebelah Resha yang terus menghadap ke langit. Lagi-lagi dia meneteskan air mata.

    “E-Eh? Jangan menangis lagi…apinya kan sudah kupadamkan.”

    “Tenanglah, Daleth. Aku tidak sedih kali ini. Aku hanya…terharu. Waktu kedua serigala itu menolongku dan kakekku, cuaca juga bersalju seperti ini…”

    “Yah…kuharap yang satunya lagi selamat.”

    “Kukira kekuatanmu hanya aktif ketika marah saja. Ternyata bentuk emosi lainnya juga bisa mengaktifkan manipulasi ruang-waktu juga ya?”

    “Begitulah. Aku sendiri juga kurang paham mengenai kekuatan yang kumiliki ini…bisa jadi akan ada sesuatu yang aneh lagi jika emosiku meluap.”

    Hmm, ternyata kekuatan yang dimiliki Resha tidak terbatas pada kemarahan. Berarti yang waktu itu ketahuan di laboratorium si brengsek Gregor baru sebagian kecil saja.

    Tepat begitu aku memasukkan sarung tangan kembali ke tas, Albert dan Mary muncul. Fiuh…untung alat ini tidak ketahuan.



    “Kalian berdua tidak apa-apa?”, tanya Albert. Terlihat Mary sudah bersamanya.

    No problem, Albert. Resha juga tidak terluka.”, jawabku.

    “Huff…baguslah. Aku sempat panik begitu melihat Mary datang dan mengatakan kalau kalian berdua masuk ke dalam hutan. Untung saja apinya sudah berhenti. Dan tiba-tiba bisa ada salju begini…sekarang memang bulan Februari, tapi sejak pagi tidak ada tanda-tanda salju akan turun dan…ah, sudahlah. Yang penting tidak ada yang terluka.”

    “Baiklah, kami akan pulang sekarang. Resha terlihat shock dengan kejadian ini. Salah satu Silver Wolf yang pernah dia temui ternyata…ikut menjadi korban.”

    Silver Wolf?! Daleth, jangan bercanda. Itu hanya mitos!!”

    “Kalau kamu tidak percaya…”, aku mengangkat bangkai serigala itu. “Ini buktinya.”

    “Sayang sekali warna bulunya sudah tidak perak seperti namanya. Tapi jika benar ini adalah Silver Wolf, seharusnya…”, Albert membuka kelopak mata bangkai serigala itu.

    Warnanya merah. Wow, aku belum pernah lihat serigala bermata merah seperti itu. Jadi selain bulunya yang berwarna perak, matanya juga tidak wajar.

    “Ini…benar-benar Silver Wolf…”, Albert terlihat terkejut. “Jadi bukan sekedar mitos?!”

    “Tentu saja…bukan. Masih ada satu serigala lagi…kuharap dia bisa selamat…”, sahut Resha.

    “Hmm…selama ini kukira serigala ini hanya cerita belaka yang sering kudengar dari para tetua suku. Ternyata…baiklah, aku akan menghubungi kepala-kepala suku Nehiyaw yang lain. Makhluk legendaris ini harus dilindungi oleh suku kami.”

    “Oke, kami akan kembali sekarang. Kuharap pelaku kebakaran hutan ini bisa cepat ditangkap.”

    “Ya, aku juga sempat kaget begitu Mary memberitahu kalau ini adalah sabotase. Aku bersumpah akan menangkap pelakunya. Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan.”

    Aku masih heran, bagaimana bisa sisa pengolahan minyak dalam jumlah yang lumayan banyak disiramkan ke dalam taman nasional…? Pelakunya pasti bukan orang biasa. Membuang sisa minyak seperti itu…pasti pelakunya sudah terlalu kaya sehingga bisa menyisihkan sisa pengolahan minyak untuk membakar taman nasional. Dengan kata lain, seluruh pengusaha minyak di Maple Country bisa jadi merupakan pelakunya.



    Di helikopter…

    “Daleth, sepertinya aku tahu siapa pelakunya.”, kata Mary.

    “Eh? Siapa?”

    “Bisa jadi…Papa.”

    “Hmm…kemungkinan kalau papamu pelakunya memang ada, ditambah lagi papamu juga punya motif untuk melakukan hal tersebut. Tapi tentu saja kita bisa main tuduh sembarangan. Kamu ada bukti?”

    “Aku tidak sengaja mendengar Papa berbicara di telepon saat aku ingin menemuinya. Dia sempat bicara mengenai sisa pengolahan minyak…”

    “Eh? Jadi Mr. Edmond pelakunya?”, tiba-tiba Resha menyahut.

    “Kita tidak bisa menuduh begitu saja, harus ada bukti lebih lanjut. Baiklah, kalau begitu besok aku akan kembali ke taman nasional untuk mengumpulkan bukti lebih lanjut.”

    “Terus aku bagaimana?”

    “Tentu kamu juga harus membantu, Resha. Selidiki seluruh isi rumah bersama dengan Mary, temukan apapun yang mencurigakan yang mengarah ke kejadian hari ini. Dokumen, foto, file-file komputer, pokoknya apapun. Begitu kalian menemukannya, langsung kirim ke e-mailku. Oke?”

    Begitu matahari terbit esok harinya, aku langsung menuju ke taman nasional…





    To Be Continued...



    ==================================

    Spoiler untuk Trivia :

    • Little York = Toronto (jadi sekarang udah tau kan Maple Country itu apa?)
    • Quinnogal National Park = acak" hurufnya, jadilah "Algonquin", salah satu taman nasional terbesar di *negara-Maple-Country-di-dunia-nyata*
    • Daleth sempat menyinggung "B-class" = salah satu tipe kebakaran menurut standar Amerika Serikat (B-class itu api yg disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar)
    Last edited by LunarCrusade; 26-12-11 at 22:14.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  17. The Following 3 Users Say Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  18. #14
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Spoiler untuk Chapter 5 :

    ============================================
    Chapter 5: Love in Maple ~ Biosphere Guardian (Part 2)
    ============================================


    Akhirnya aku tiba di sebuah rumah kayu yang ditempati Albert. Letaknya di pinggir taman nasional, sebelah timur.

    “Jadi, menurutmu pelakunya adalah salah seorang dari pengusaha minyak di Maple Country?”, tanya Albert.

    “Yah, siapa lagi memangnya yang bisa membuang-buang sisa minyak begitu saja di areal yang cukup luas? Sudah pasti pelakunya seorang pengusaha minyak. Dan kemungkinan…Mr. Edmond pelakunya.”

    “Apa?! Orang itu?!”

    “Tenang, Albert. Kudengar dia memang tidak menyukai dirimu, tapi itu tidak bisa dijadikan satu-satunya motif baginya untuk membakar taman nasional. Untuk itu, sekarang Mary dan Resha sedang berusaha mendapatkan petunjuk lebih lanjut.”

    “Tapi…jika benar Mr. Edmond pelakunya, aku benar-benar tidak menyangka…hanya karena dia tidak setuju hubungan kami, dia berbuat seperti ini…”

    “Ya, aku juga merasa itu terlalu aneh. Mungkin kamu sudah tahu kalau minyak bumi bisa diolah menjadi bermacam-macam produk seperti LPG, bensin, parafin, avtur, bahkan aspal. Tentu saja, semua hasil pengolahan minyak itu bisa dijual dalam harga yang pantas. Aku heran pengusaha minyak mana yang segila itu membuang-buang barang yang seharusnya bisa mendatangkan profit.”

    “Hmm…benar juga. Menurut penyelidikan, yang ditemukan di lokasi adalah substansi sisa pengolahan minyak mentah yang tidak dijadikan bahan bakar minyak. Kurasa orang itu sudah terlalu kaya sampai-sampai sisa minyakpun dibuang untuk membakar taman nasional ini…”

    “Aku curiga ada pihak lain yang memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pelaku. Dengan kata lain…pelakunya bekerjasama dengan pihak lain, yang mampu membayar kerugian tersebut. Yah…untung saja Mary ikut waktu itu. Kalau tidak, mungkin kalian sudah menggunakan air untuk memadamkan api…ahahaha…”

    “Hahaha…bisa saja. Ya sudah, cepat minum kopinya, nanti keburu dingin.”,

    Kuseruput sedikit kopi di meja di depanku yang sudah dibuatkan Albert saat aku baru sampai di sini.

    Hmm…dengan kata lain, yang disiramkan di taman nasional adalah substansi-substansi seperti aspal, pelumas, bahkan parafin yang belum diolah sehingga elemen hidrokarbonnya masih sangat mudah terbakar. Jika mengacu pada data produksi minyak Liberion, substansi sisa tersebut kira-kira 19% dari produksi minyak mentah. Wah…lumayan juga, itu sama saja kehilangan kurang lebih 19% profit bagi perusahaan. Jika benar pelakunya Mr. Edmond, maka dia pasti sudah dijanjikan biaya kompensasi untuk sisa pengolahan minyak yang digunakan untuk membakar taman nasional tersebut.



    Sepanjang siang sampai sore hari, aku menjelajahi bagian taman nasional yang tidak ikut terbakar. Sayang sekali sekarang belum masuk musim semi, jadi belum banyak hewan yang keluar. Aku jadi teringat peristiwa kemarin…pasti banyak hewan yang tidak selamat karena mereka masih dalam masa hibernasi.

    Hei…apa ini di tanah…name tag? Dan ini logo perusahaan…ah, ternyata benar dugaanku.

    Terdengar suara langkah kaki dari belakangku, ditambah terkadang ada suara beruang. Jangan-jangan di belakangku ada…

    Benar sekali, tak jauh di belakangku ada seekor beruang coklat yang besar, jelas lebih besar dari ukuran tubuhku. Mungkin dia bangun lebih awal dari waktu hibernasi yang seharusnya karena kejadian kemarin? Aku tidak menyadari sama sekali keberadaannya di tengah hutan yang sepi seperti ini. Duh, bagaimana ini, aku tidak bisa langsung lari begitu saja…waaaaaaaaaahhh!! Dia mengejarku!! Toloooooonnnggg!!

    Argh, sial!! Aku tidak mungkin berhenti sejenak untuk mengambil sarung tanganku!! Siapapun tolooooonnnggg!!

    Oke, hari ini memang hari sial bagiku. Di belakangku ada beruang, sekarang tak jauh di depanku muncul seekor serigala. Hei? Bulunya perak? Matanya juga…merah!! Itu Silver Wolf!! Ternyata Resha benar, ada satu lagi Silver Wolf di daerah sini. Tapi…kalau begini namanya aku jadi santapan beruang dan serigalaaaa!!

    Aneh, serigala itu memang berlari ke arahku, tapi tidak menyerangku sama sekali. Serigala itu sekarang menggonggong dengan keras, kadang menggeram, sehingga beruang yang di belakangku kabur. Hebat juga, mungkin Silver Wolf adalah penguasa hutan ini, sampai-sampai hewan yang jauh lebih besar darinya bisa dibuat lari ketakutan. Dan sekarang…serigala itu mendekatiku…

    “H-Hei…j-jangan dekat-dekat…a-a-aku yakin kamu tidak mau makan makhluk sepertiku…”

    Duh, bicara apa aku ini? Memangnya serigala bisa mengerti?

    Wow…dia tidak menyerang sama sekali. Perlahan dia berjalan mengitariku sambil mengendus-endus dengan hidungnya. Ah, aku tahu. Mungkin dia mencium aroma tubuh Resha, selama beberapa hari ini kan aku terus bersamanya. Bisa jadi serigala ini masih ingat Resha. Ternyata benar, ini adalah salah satu Silver Wolf yang diceritakan Resha. Di kaki kanan depannya ada sebuah gelang yang sama dengan yang ada di kaki kiri depan serigala yang satunya lagi.

    “Huh…kamu buatku kaget saja. Untung aku kenal dengan seseorang yang pernah kamu tolong beberapa tahun lalu.”

    Serigala itu mengibas-ngibaskan ekornya, seakan merespon kata-kataku.

    “Baiklah, bisa kamu antar aku keluar dari hutan? Karena dikejar beruang tadi aku jadi kehilangan arah…”

    Sekarang dia menggigit dan menarik-narik celana panjangku, seakan dia ingin aku mengikutinya.

    “Oke, oke. Kamu jalan di depan, akan kuikuti dari belakang.”

    Silver Wolf itu berlari dengan cepat di depan. Untunglah bulunya yang berwarna perak itu sangat kontras dengan coklatnya batang pepohonan di hutan ini, sehingga aku tidak kehilangan arah. Selama beberapa menit aku terus mengikutinya, sampai aku mendapati kalau ternyata aku sudah berada di pinggir hutan, karena pepohonan sudah tidak begitu rapat. Silver Wolf itupun…hilang dari pandanganku. Ke mana dia pergi ya? Padahal kalau serigala itu bisa kutunjukkan pada Albert, mungkin perlindungan terhadapnya bisa diperketat. Yah…sudahlah, hari sebentar lagi gelap. Lebih baik aku kembali.



    Malam harinya, Resha menelepon ke telepon genggam milik Albert.

    “Ini, dari Resha.”

    “Oh, oke, terima kasih, Albert.”, kutaruh telepon genggam itu di telinga kananku. “Bagaimana? Sudah menemukan sesuatu?”

    “Cek e-mail mu sekarang. Aku berhasil masuk ke ruang kerja Mr. Edmond dan mendapatkan beberapa dokumen. Dan jangan tutup teleponnya, aku akan menjelaskan dari sini.”

    Log-in, beres. Kubuka e-mail dari Resha dan mendapati ada 2 dokumen yang sudah di-scan olehnya.

    “Sudah?”

    “Ya, sudah. Kulihat di sini ada data produksi minyak bulan ini, bulan lalu, dan 2 bulan sebelumnya.”

    “Betul. Lihat ada yang aneh? Mary bilang angka-angka di bagian hasil produksi sisa olahan minyak sangat tidak masuk akal.”

    Hmm…benar juga. Jika kubandingkan antara data 2 bulan terakhir dan bulan ini, selisih produksi sisa pengolahan minyaknya terlalu jauh berbeda, padahal produksi bahan bakar seperti bensin ataupun minyak diesel tidak terlihat perbedaan yang siginifikan.

    “Oke, sekarang coba kamu lihat file kedua. Kamu pasti akan kaget.”

    File kedua…HAH?! Ini…kesepakatan kerjasama antara perusahaan minyak Wellington Oil Inc. dan Departemen Sumber Daya Alam dan Energi Liberion!!

    “I-Ini…jadi Mr. Edmond bekerjasama dengan Liberion?!”

    “Betul sekali. Sepertinya pemerintah Liberion berhasil menghasut Mr. Edmond untuk memusnahkan Taman Nasional Quinnogal, dengan mengatakan kalau di bawah taman nasional ada cadangan minyak yang cukup besar. Di surat itu juga tertulis Mr. Edmond dijanjikan kerjasama ekspor minyak dengan Liberion.”

    Ternyata benar dugaanku, ada pihak lain yang mendukung tindakan yang dilakukan Mr. Edmond.

    “Resha, bisa aku bicara dengan Mary?”

    “Ng…maaf, Daleth. Sepertinya Mary benar-benar terkejut atas kejadian ini. Dia tidak menyangka kalau papanya tega bertindak sejauh itu. Dia…tidak mau bicara dengan siapapun sekarang.”

    “Ow…baiklah, aku mengerti. Oh iya, tadi aku bertemu Silver Wolf yang satunya.”

    “EH?! Kamu bertemu dengannya?! Bagaimana bisa?”

    “Serigala itu menolongku sewaktu ada beruang gila yang ingin memakanku. Aku yakin dia masih ingat denganmu.”

    “Ah…syukurlah. Bagaimana kondisinya?”

    “Dia sehat-sehat saja. Tidak ada tanda-tanda terluka ataupun sakit. Mungkin kalau kamu ke sini lagi, dia akan muncul.”

    “Fiuh…baiklah, sepertinya Mr. Edmond baru saja kembali dari tempat kerjanya. Sampai bertemu besok ya.”

    “H-Hei!! Duh, main tutup saja…padahal kan masih ada yang mau kutanyakan…”

    “Bagaimana, Daleth? Ada perkembangan?”

    “Ternyata benar Mr. Edmond pelakunya, Albert. Dan…pemerintah Liberion ikut terlibat. Maaf aku tidak bisa mencegah hal itu…”

    “Sudah, tidak apa-apa. Dengan melakukan hal ini saja aku sudah tahu kalau kamu tidak terlibat. Tadi kamu juga menyebut Silver Wolf?”

    “Ya, tadi sore aku bertemu dengannya. Dia serigala yang baik.”

    “W-Wow…seumur hidup aku belum pernah melihatnya sama sekali. Beruntung sekali dirimu.”

    “Ahaha…itu hanya kebetulan. Aku heran, apa sih yang menarik dari serigala itu? Warna bulu dan matanya memang unik, tapi aku yakin pasti ada sesuatu yang lain yang membuatnya disebut legendaris.”

    “Menurut mitos suku kami, bisa bertemu dengan Silver Wolf artinya kamu akan mendapatkan cinta sejatimu dan kalian akan terus bersama seumur hidup. Itulah alasannya kenapa tiap tahun ada saja pasangan kekasih yang nekat masuk ke dalam hutan untuk mencari serigala itu.”

    Bah…ada-ada saja. Itu kan cuma dongeng belaka.

    Mendadak telepon genggam Albert berbunyi kembali.

    “Halo? Oh, Resha? Ada apa?”, Albert berhenti bicara sebentar. “APA?! BESOK?!”

    “Hei Albert, ada apa sih?”

    “Sebaiknya kamu bertahukan kepada Daleth juga.”, Albert menyerahkan telepon genggamnya padaku.

    “Halo, Resha?”

    “Daleth, gawat. Besok orang-orang perusahaan Mr. Edmond, Wellington Oil Inc., akan mendatangi taman nasional dan membersihkan areal yang terbakar itu!!”

    “Eh, maksudmu?”

    “Mereka akan mendirikan pertambangan minyak yang baru di sana!!”

    “Bagaimana mungkin?! Apa Mr. Edmond sudah mendapatkan ijin dari pemerintah Maple Country? Menghancurkan taman nasional adalah kejahatan serius terhadap alam!!”

    “Aku juga tidak mengerti. Tapi jika pemerintah Liberion berada di balik semua ini, bisa jadi pemerintah Maple Country tidak bisa berbuat banyak. Apa yang harus kita lakukan???”

    “Daleth, biar aku yang bicara dengan Resha.”

    Argh, orang tua itu memang sudah gila!! Demi uang dia berani merusak salah satu taman nasional paling indah di Maple Country ini…dan kenapa orang-orang Liberion ikut terlibat?! Atau jangan-jangan mereka sudah tahu keberadaanku dan Resha di negara ini secara spesifik?

    “Tenang, aku akan menghubungi para kepala suku sekarang. Kami akan berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan tanah milik leluhur kami.”

    Eh? Albert mau menghubungi para kepala suku Nehiyaw sekarang?

    “Aku janji tidak akan ada pertumpahan darah. Baiklah, kuusahakan besok pagi semua sudah siap.”, dia mematikan sambungan telepon genggamnya.

    “Hei, apa yang akan kamu lakukan?”

    “Daleth, kurasa ini sudah keterlaluan. Ternyata besok Mr. Edmond juga akan membawa orang-orang bersenjata untuk mengawal pemusnahan taman nasional. Aku…akan menghubungi para kepala suku untuk mempertahankan tempat ini.”

    “Tunggu. Kamu ingin melawan mereka dengan senjata?!”

    “Tidak ada jalan lain, Daleth. Tanah ini sudah menjadi milik suku kami selama ribuan tahun. Tidak boleh ada satu orangpun yang merusaknya.”

    Sebenarnya aku ingin menghentikan Albert menghubungi para kepala suku Nehiyaw itu, tapi…jauh di dalam hatiku, ada suara yang mengatakan untuk tidak menghentikannya. Baiklah, jika besok terjadi sesuatu yang gawat, aku yang akan bertindak dengan sarung tanganku.



    Cahaya matahari masuk melalui jendela kecil di rumah kayu ini, membuatku terbangun dari tidur. Albert sudah tidak ada di tempat…jangan-jangan sudah terjadi sesuatu di luar?!

    Di tengah kepanikan, aku langsung mengambil ransel dan memakai sarung tanganku, lalu terbang dengan Plasma Directing untuk mencari Albert. Hmm…dari arah selatan terlihat sesuatu, seperti kendaraan-kendaraan yang berjalan beriringan. Itu…kendaraan berat…aku melihat buldozer juga. HEH?! BULDOZER?!

    Kumatikan mode Plasma Directing setelah kakiku menyentuh tanah di sebelah selatan taman nasional. Begitu aku berjalan ke gerbang masuk, Mary dan Resha sudah ada di sana.

    “Aaaaahhh!! Daleeeeth!! Bagaimana iniiii???”, Resha terdengar panik.

    “Heh, tidak usah panik begitu. Aku yakin Albert akan berusaha keras mempertahankan tempat ini.”

    “Maaf…aku tidak bisa menghentikan Papa…”, sahut Mary.

    “Sudah, ini bukan salahmu. Sekarang kita harus mengulur waktu sampai Albert tiba.”

    “Dulu Papa tidak seperti ini…dia jauh lebih lembut dan penyayang. Tapi…sejak Mama tidak ada, Papa seakan sengaja menenggelamkan diri dalam kesibukannya…”

    “Eh? Mamamu…”, sahut Resha.

    “Dua tahun yang lalu Mama meninggal. Sejak itu Papa terus menyibukkan diri. Untung saja tak lama kemudian aku bertemu dengan Albert…setidaknya aku tidak kesepian jika bersamanya.”

    “Ah…maaf…”

    “Tidak apa-apa. Itu sudah berlalu cukup lama. Aku sudah bisa merelakan kepergian Mama. Sekarang…aku hanya berharap Papa bisa berubah…”

    Suara iring-iringan kendaraan berat itu makin dekat. Tak lama, terlihat sebuah mobil Ford Ranger berhenti di depan gerbang masuk taman nasional. Tebak siapa yang turun? Mr. Edmond.

    “Ahahaha…senang sekali melihat polisi Liberion ikut membantu menyingkirkan taman nasional ini.”, katanya sambil melangkah mendekati kami bertiga.

    “Maaf, Mr. Edmond. Justru sebaliknya, saya tidak akan membiarkan anda merusak taman nasional ini lebih jauh. Pelaku pembakaran yang kemarin ternyata adalah anak buah anda, benar kan?”

    “Jangan asal menuduh, anak muda. Aku hanya mendengar kalau taman nasional ini terbakar, lalu aku langsung mendapat ijin untuk membangun pertambangan minyak baru di sini.”

    “Lalu ini apa?”, kutunjukkan name tag yang kemarin kutemukan di tengah hutan. “Ini logo perusahaan Wellington Oil kan? Sudahlah Mr. Edmond, anda tidak bisa mengelak lagi.”

    “Anda juga…bekerjasama dengan pemerintah Liberion, dengan Departemen Sumber Daya Alam dan Energi…benar begitu?”, sahut Resha.

    “Hei anak kecil, mana buktinya?”

    “Surat kerjasama anda dengan Liberion sudah saya lihat. Daleth juga sudah menerimanya. Benar kan?”

    “Yap, benar sekali, Resha. Data produksi minyak dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sangat mencurigakan, apalagi data bulan ini yang menunjukkan sisa olahan minyak yang menurun drastis dibanding bulan lalu dan 2 bulan sebelumnya.”

    “Kalian…!! Jadi kalian menyusup ke ruang kerjaku?! Mary, pasti kamu yang membantu mereka, jawab!!”

    “Kurang tepat, Mr. Edmond. Hanya Resha yang mengambil data tersebut, sementara sejak kemarin saya terus berada di sini.”

    “Saya tidak sedang bicara denganmu, polisi muda!! Mary, cepat jawab Papa!!”

    “Iya!! Aku yang membantu Resha mendapatkan semua dokumen itu!! Papa puas?!”

    “Anak kurang ajar!!”, Mr. Edmond mengangkat tangan kanannya, ingin menampar Mary.

    “Mr. Edmond!! Hentikan!!”, terdengar suara dari belakang kami semua. Itu…Albert.

    “Ah, kamu lagi rupanya. Sudah berapa kali kuperingatkan untuk tidak dekat-dekat dengan Mary?!”

    “Hei Mr. Edmond, apa anda tidak sadar kalau yang anda lakukan adalah sebuah kejahatan?! Saya bisa menuntut anda di pengadilan internasional!!”

    “Hahaha!! Bukti-bukti kalian terlalu lemah untuk menjatuhkanku!!”, Mr. Edmond menoleh ke belakang. “Kalian!! Cepat hancurkan hutan itu!!”, perintahnya pada orang-orang yang di belakangnya.

    “Jika anda orang-orang anda berani maju selangkah lagi…”, Albert tiba-tiba berteriak, seperti memberikan komando. Tapi bahasanya tidak kumengerti…bahasa Nehiyaw mungkin?



    Mendadak dari dalam hutan muncul orang-orang dalam jumlah cukup banyak dengan membawa senapan, panah, dan juga tombak. Dari pakaiannya aku tahu kalau mereka orang-orang suku asli daerah sini. Mungkin ini teman-teman sesuku Albert.

    Tidak hanya dari dalam hutan, orang-orang Nehiyaw itu juga terlihat sudah ada di atas bukit yang letaknya di sebelah barat, sekitar beberapa puluh meter dari gerbang masuk. Tak lama, ada 4 orang berkuda keluar dari dalam hutan. Mereka sepertinya kenal baik dengan Albert, terlihat dari cara mereka berkomunikasi. Empat orang itu…para kepala suku? Hmm, bisa jadi.

    “Tunggu apa lagi?! Jika orang-orang Nehiyaw itu melawan, tembaki saja mereka!! Persenjataan kalian lebih baik dari mereka!!”, perintah Mr. Edmond.

    “Papa!! Sudah cukup!! Kenapa Papa tidak pernah mengerti kalau selama ini Papa terus mengabaikanku di rumah?! Dulu Papa tidak pernah bersikap seperti ini!! Aku juga akan ikut mempertahankan tempat ini sampai Papa sadar!!”

    Mr. Edmond terlihat terkejut. Lalu Mary meminta sesuatu dari Resha, yang dikeluarkan dari kantong celana panjangnya. Itu…sebuah album foto kecil.

    “Ini, sebaiknya Papa lihat!!”, Mary menyerahkan album foto itu.

    Mr. Edmond mulai membuka album foto itu dengan perlahan. Semakin dia membuka halaman album foto itu lebih lanjut, dia terlihat makin gemetaran.

    “Ng…Resha, itu apa sih?”, bisikku.

    “Foto keluarga Wellington, sekitar 5 tahun lalu. Itu adalah foto-foto keluarga mereka sewaktu berkunjung ke sini.”

    “Jadi Mr. Edmond…”

    “Yah, bisa jadi dia mau menghancurkan tempat ini karena tidak ingin teringat lagi akan istrinya yang sudah meninggal itu. Untung aku mendapatkannya kemarin di gudang. Kusimpan saja, siapa tahu berguna. Dan…benar kan dugaanku?”

    “Ooo…begitu. Hahaha…kerja bagus, Resha.”

    “Hmmph, aku melakukan semua ini demi Silver Wolf itu kok.”



    Mr. Edmond melihat album foto itu sampai selesai, menutupnya, lalu menarik nafas panjang.

    “Huh…baiklah, aku mengaku kalah kali ini.”, Mr. Edmond mengantongi album foto itu di kemejanya, lalu berbalik ke belakang. “Kalian semua, bubar!! Kembali ke kilang minyak dan bekerjalah!! Aku tidak akan memberikan uang tambahan pada kalian untuk hal ini!!”

    “P-Papa…tidak akan menghancurkan tempat ini kan?”

    “Tidak.”

    Bah, jawaban yang singkat. Tapi aku yakin hatinya tersentuh setelah melihat album foto tersebut. Mungkin hal itu yang mencegahnya untuk tidak menghancurkan tempat ini.

    “Papa!! Tunggu!!”

    “Huh? Ada apa lagi?”, Mr. Edmond menengok ke belakang.

    “B-B-Bagaimana hubunganku dengan Albert…?”

    “Terserah kalian saja lah. Menikah juga boleh.”

    Wow!! Jawaban yang sangat tidak terduga dari Mr. Edmond.

    “Mr. Edmond…anda serius?”, tanya Albert.

    “Tapi tunggu 2 tahun lagi!! Biarkan Mary menyelesaikan studinya lebih dulu.”

    Mereka berdua terlihat terkejut dengan jawaban Mr. Edmond. Yah, jelas saja, selama ini kan Mr. Edmond tidak setuju hubungan mereka. Tak lama, Mary langsung memeluk Albert.

    “Kamu mau peluk aku juga?”, tanyaku pada Resha. Maksudnya sih…hanya bercanda.

    “HAH?! Apa kamu gila?! Dasar lolicon brengsek!!”, dia langsung menginjak kaki kiriku sekuat tenaga. Aduh…

    “Hahaha…tapi harus kuakui, kamu memang pasangan yang cocok untuk Resha.”, sahut Albert.

    “Iya, iya. Kemarin saja Resha terus bercerita mengenai dirimu lho. Memang yang dia katakan tidak begitu banyak, tapi kalau dia sudah bercerita tentangmu, sulit sekali dihentikan.”

    E-Eh…? Kenapa aku merasa aneh begini? Jangan-jangan Resha…

    “HEH!! Jangan menatapku dengan mata mesum seperti itu!! Mau kuinjak lagi?!”

    “Eh…ampun, ampun…”

    Tak lama setelah orang-orang suku Nehiyaw itu pergi dan tidak terlihat lagi di gerbang masuk taman nasional, aku mendengar suara…lolongan serigala. Kami berempat langsung menoleh dan…
    Silver Wolf, yang kemarin kutemui. Kami hanya sempat bertatapan dengan serigala itu selama beberapa detik, kemudian dia kembali ke dalam hutan.

    “Mary, kamu lihat itu…?”, tanya Albert.

    “Ya, itu…benar-benar…Silver Wolf.”

    “Kuharap legenda itu benar. Siapapun yang melihat Silver Wolf itu akan mendapatkan cinta sejatinya, dan akan terus bersamanya sepanjang hidupnya.”

    Ah masa sih? Tapi kalau hal itu benar, lumayan juga…aku kan belum pernah punya seseorang yang bisa disebut kekasih. Ng…wajah Resha kenapa aneh begitu ya? Merah sekali…

    “Heh, kenapa bengong saja? Merah sekali pula wajahmu.”

    “A-Ah, ti-tidak apa-apa kok!! M-Mungkin karena terlalu panas saja udaranya…”

    Hah? Udara sejuk begini dibilang panas? Kurasa ada yang tidak beres dengannya.

    “Ah iya. Mary, aku ingin tanya satu hal. Kenapa Mr. Edmond tiba-tiba menyetujui hubungan kalian?”, tanyaku.

    “Mungkin…karena Papa seakan melihat dirinya sendiri ketika melihat Albert. Dia dulu juga polisi hutan, dan Papa bertemu dengan Mama pertama kali saat dia masih bekerja sebagai polisi hutan.”

    Ya ampun, ternyata Mr. Edmond dulu juga polisi hutan?! Kalau begitu kenapa dia tidak menyetujui hubungan keduanya?! Ah, membingungkan.



    Kasuspun selesai. Mr. Edmond mengaku bersalah dan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Untunglah dia tidak dijebloskan ke dalam penjara, tapi tetap harus membayar sejumlah uang denda untuk mengganti kerusakan taman nasional. Untuk orang kaya seperti dirinya, pasti hal itu tidak jadi masalah besar. Dan…ada kabar baik. Aku diberikan sebuah mobil oleh Mr. Edmond, sebuah Land Rover terbaru!! Katanya sih sebagai rasa terima kasih telah membantu menyadarkan dirinya akan kesalahan yang selama ini dia perbuat.

    Tiga hari kemudian, malam hari, ada e-mail dari…kepala penjara. Dia mengatakan kalau orang-orang agen federal Liberion sudah mencium keberadaanku dan Resha, dan sedang menyelidiki kota Little York sekarang. Kepala penjara juga memberitahuku agar kami segera pergi pagi harinya. Baiklah…saatnya meninggalkan rumah besar dan nyaman ini.



    Ketika matahari sudah muncul di ufuk timur, kami berdua mohon pamit pada Mary, Albert, dan Mr. Edmond. Albert sengaja datang dari taman nasional untuk mengantar kepergian kami. Dengan berbekal Land Rover ini, kami berdua melanjutkan perjalanan…eh, melanjutkan perjalanan ke mana ya?

    “Ke mana kita setelah ini?”, tanya Resha begitu duduk di jok depan kanan mobil.

    “Hmm…bagaimana kalau ke arah timur laut? Ke Anchorage.”

    “Hah?! Kamu sudah gila?! Itu kan negara bagian Liberion!!”

    “Tapi negara bagian Anchorage adalah yang paling jarang penduduknya, walau luas wilayahnya adalah yang terbesar dibanding negara bagian lainnya. Jadi, kemungkinan kita ditemukan sangatlah kecil.”

    “Tapi tetap saja…apa tidak lebih baik kalau pergi lebih jauh, ke Anglion misalnya?”

    “Itu cari mati namanya. Anglion adalah sekutu kuat Liberion…lagipula kita harus naik pesawat ke sana. Pasti nanti akan ada pemeriksaan semacamnya dan bla bla bla. Kita akan lebih aman pergi lewat jalan darat, selama terus melalui daerah-daerah yang dihuni suku Nehiyaw, hingga sampai ke Anchorage. Albert sudah menjamin hal itu.”

    “Huh, ya sudah terserahlah. Tapi kalau sampai kita tertangkap, itu semua salahmu, mengerti?!”

    “Iya, iya, dasar bawel.”

    Tapi hebat juga ya, Albert bisa mengkoordinasi seluruh suku Nehiyaw. Jangan-jangan dia salah satu kepala suku juga?! Atau malah pemimpin tertinggi suku…?! Huh, sayang sekali…tidak sempat kutanyakan hal itu kepadanya. Langsung saja kunyalakan mobil dan mengemudikannya terus ke arah timur laut.

    Beberapa puluh menit kemudian…

    “Ng… Daleth…”

    “Ada apa? Mau ke toilet?”

    “Bukan. Aku hanya…sepertinya aku tahu apa yang harus kita lakukan setelah ini.”

    “Kabur?”

    “Itu sudah jelas, dasar bodoh!! Maksudku, untuk menebus kesalahanku…aku ingin menolong sebanyak mungkin orang jika kita berhenti di suatu tempat. Ng…kamu pasti membantuku kan…? Tapi kali ini usahakan jangan menghabisi nyawa siapapun.”

    “Ya, ya. Terserah kamu saja lah. Tapi ingat!! Keselamatan dirimu tetap prioritas utama. Mengerti?”

    Resha hanya tersenyum ceria sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

    Dengan kata lain, sekarang aku harus terus melarikan diri dari kejaran pemerintah Liberion sambil menolong sebanyak mungkin orang. Baiklah…sepertinya bukanlah hal yang buruk untuk membantu Resha, yang menanggung nyawa 14 juta orang, ditambah lagi yang ingin dilakukannya adalah hal yang baik. Kurasa dia benar-benar tidak ingin memusnahkan Beth-Sheol waktu itu. Apa mungkin orang-orang Liberion terlibat dalam kejadian tersebut…?


    Ah sudahlah, yang penting sekarang aku harus terus tancap gas sampai ke Anchorage.


    ==================================

    Spoiler untuk Trivia :

    • Data produksi minyak Liberion yang dipake itu dapet dari sini: http://upload.wikimedia.org/wikipedi...fpetroleum.png (coba ditotal jumlah produksi minyak selain diesel, bensin, dan bahan bakar pesawat... 19% kan?)
    • Silver Wolf di sini mitos boong"an, ga ada di mitologi suku" Amerika Utara (kalopun ada, itu murni kebetulan krn gw ga nyari )
    • Suku Nehiyaw = salah satu sebutan orang" suku Cree (salah satu orang asli Amerika Utara) untuk orang" suku mereka sendiri

    Last edited by LunarCrusade; 10-08-12 at 02:23.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  19. The Following 5 Users Say Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  20. #15

    Join Date
    Sep 2009
    Location
    follow @JoyNathanK
    Posts
    6,023
    Points
    915.90
    Thanks: 529 / 464 / 322

    Default

    jempol buat ts, jenius kah?

    gw rasa klo mau ditekuni bisa berhasil, coba bikin blog dolo deh

    nanti gw bantu sebar ke temen2 deh

Page 1 of 8 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •