Part One – Yu Tian Tha
Chapter 1 - [Di bawah bendera Klan Yu]
By : Arga Dwi Ihsanul Ridha
a.k.a Forgiven
Lebih baik hancur tak bersisa bila dibandingkan dengan harus memudar.
Persatuan itu awal dari sebuah kemenangan besar, terdapat kemenangan besar ketika persatuan itu terjaga.
Bagian Cerita Legend Of Seven Sword (LOSS)
Copyright@ 2011
[email protected]
Dibawah Bendera Klan Yu.
Pagi Bersalju itu Tian Tha Begitu semangatnya berburu. Tian Tha dan Anggota Klan Yu yang sedang berburu dari subuh itu belum lagi mendapatkan buruannya. Mereka kedinginan dan segera mencari tempat beristirahat atau sekedar menghangatkan diri.
“Cuaca ini sungguh tidak mendukung, baiklah mari kita beristirahat sejenak dan menghangatkan diri” Kata Tian.
“Disekitar sini yang ada hanya reruntuhan kuil Tuan Muda Tian” Jelas Paman Yang
“Baik, mungkin reruntuhan kuil itu bisa menjadi tempat beristirahat kita.” Kata Tian.
Salju setinggi pinggang orang dewasa itu dilewati untuk mencapai reruntuhan kuil tersebut. Tian Tha dan anggota Klan Yu lainnya telah sampai direruntuhan kuil tersebut. Namun ketika akan sampai didekat kuil Tian Tha melihat pecahan logam yang memantulkan cahaya dengan begitu sempurna.
“Kalian lihat Cahaya itu?.” Tanya Tian Tha.
“Ya Tuan, Saya melihatnya cahaya itu berasal dari benda yang seperti cermin itu tuan. ” kata Paman Yang seraya menunjuk benda yang ia sebutkan tadi.
“Ya, aku akan mengambilnya…” Kata Tian.
“Tuan Muda, Tunggu mungkin itu berbahaya..” cegah Paman Yang.
Namun rasa penasaran Tian Tha mengalahkan kewaspadaannya, dia mendekati benda itu meski telah di cegah dan ditahan oleh anggota Klan yang lain.
Tian Tha menggemgam Pecahan Pedang kutukan itu, seraya membawanya pada Anggota Klan yang berburu bersamanya.
“Lihat, benda ini tidak berbahaya. Logam ini terlihat sangat kuat, aku ingin membuat pedang besarku menggunakan logam ini” Kata Tian Tha.
“Kelihatannya Tuan Muda begitu senang. kalau begitu aku akan membawa tuan muda ke pandai besi terbaik dikota kita yang terkenal hebat dalam menempa pedang besar. Apalagi yang menjadi khas Klan kita. ” Jelas Paman Yang.
“Wah Terima kasih Paman, Aku jadi tidak sabar untuk kembali ke kota Fang.” Kata Tian Tha dengan begitu gembira.
Tian Tha, Paman Yang dan semua anggota Klan Yu menaiki kudanya yang terikat di pohon bersalju. Mereka memacu kudanya kearah kota Fang.
Kota Fang terletak disebelah timur bagian utara benua utara. Didalam kota Fang terdapat Klan Yu adalah Klan yang menjadi pemimpin Aliansi dan sebagai Pemimpin kota.
Di Daerah Utara sendiri ada tiga Klan Besar yang memiliki kekuatan tempur yang luar biasa, dan membagi Utara menjadi tiga bagian.
Klan Yu adalah salah satunya. Klan Tian Tha ini terkenal dengan Para Pasukan yang menggunakan pedang Besarnya, tenaga penghancur mereka sangat kuat sehingga dalam peperangan darat mereka lebih unggul dibandingkan dengan Klan lain.
Klan lainnya bernama Klan Lin, Mereka bukan ahli dalam menyerang. Namun dinding di kota Phai yang tidak pernah tertembus itu menjadi bukti bahwa pertahannya dibawah para pemanah-pemanahnya sungguh luar biasa.
Yang terakhir adalah Klan Meng, Klan yang mempunyai banyak cendikiawan ini juga merupakan Klan yang menjadi arah bagi Klan lainnya untuk membentuk aliansi. Keunggulan Klan ini adalah Strategi perangnya yang luar biasa.
Namun Rasa Tidak mau kalah satu sama lain menyebabkan ketidak harmonisan hubungan ketiga Klan ini. Sehingga sampai saat ini masing-masing Klan berusaha untuk menyatukan Utara dibawah Bendera Klannya masing-masing.
Tian Tha memasuki kota dengan disambut oleh Penjaga Kota
“selamat datang tuan muda, bagaimana berburunya?” tanya Penjaga itu.
“Sepertinya bukan Hewan buruan yang aku dapat saat ini. Lebih seperti menambang, karena yang aku temukan sebuah logam, hahaha” Jawab Tian.
“Hahaha, Tuan Muda pandai sekali melucu ya.” Tawa Penjaga itu.
“Oh Penjaga, Bisa tolong antarkan Kami ketempat Pandai Besi pasukan Aliansi ?.” tanya Paman Yang.
“Oh Tentu saja, Kelihatannya Logam yang didapati waktu berburu, mau langsung ditempa menjadi pedang yah ?.” jawab Penjaga itu.
“Benar Paman Penjaga. Untuk meghadiri Rapat Pertama ku diAliansi.” Tandas Tian.
“Baiklah, Ikuti aku. Pos gerbang depan ini akan aku titipkan dengan penjaga yang lain.” Ajak Penjaga itu.
Tian Tha, Paman Yang, dan penjaga itu menaiki kudanya. Mereka segera pergi meuju selatan kota Fang.
Kuda penjaga itu berhenti tepat disebuah Tempat menempa Pedang. Pandai besi itu bernama Che dia menerima kedatangan Tian dengan begitu semangat.
“Oh, Tuan Muda. Ingin menempa pedang ?.” tanya Paman Che
“Wah, sepertinya paman ini Peramal ya ?.” jawab Tian.
“Hahahaha. Bukan, hanya melihat bungkusan itu aku sudah mengetahui itu logam yang akan ditempa.” Lanjut Paman Che.
“Kalau begitu, tolong tempa pedang ini menjadi pedang besar Khas Klan Yu paman. Karena aku ingin menghadiri rapat Aliansi satu minggu lagi.” Jelas Tian.
“Baiklah, mana logamnya berikan aku waktu mengenalnya lebih dekat.” Pinta Paman Che.
“Sudah kuduga, paman ini punya selera humor yang tinggi, hahahah, ini dia paman. ” Kata Tian seraya
memberikan Logam itu.
“Pulanglah, Bila telah selesai aku sendiri yang akan mengantarkannya. ” Jawab Paman Che
Rapat Aliansi Klan Akan segera dimulai, semua Wakil dari tiap Klan yang beraliansi telah berada diruangan termasuk Tian Tha dan paman Yang. Rapat kali ini menjadi penentuaan dari rapat-rapat sebelumnya untuk memastika serangan ke Klan Lin dan Meng yang telah banyak memprovokasi Daerah Kekuasaan Klan Yu.
“Provokasi mereka telah berlebihan, tanggapan damai kita untuk menyatukan Utara ditolak. Sepertinya mereka menginginkan kita benar-benar hancur.” Kata Jendral Zhu.
“Sepertinya Kita Harus Menyerang mereka lebih dulu Tuan Yu. Mereka telah membangunkan singa tidur.” Tambah Jendral Hong.
“Ya, aku tahu tentang Provokasi-provokasi yang mereka lakukan. Namun kita belum tahu seberapa besar kekuatan mereka.” Jelas Yu.
“Bila kita berhasil masuk ke kota Phat, aku menjanjikan sebuah kemenangan Tuan. Sepertinya Tuan muda juga telah siap memimpin perang.” Jelas Jendral Zhu.
“Ya, Pedang Besarku juga telah siap sepenuhnya. Tadi paman Che mebawakannya. Dia bilang kalau pedang ini merupakan pecahan pedang Kutukan Lord Amirez yang telah hancur lebih dari seratus tahun yang lalu.” Jelas Tian.
“Bagus. Saya rasa kemenangan semakin dekat. ” kata Jendral Zhu.
“Pemanah dari Klan Hong siap menjadi pengaman bila ada sesuatu yang terjadi.” Tambah Jendral Hong.
“Klan Lin dan Klan Meng terlalu angkuh untuk menerima Ajakan Damai kita, baiklah kita akan menyerang mereka. Kita lumpuhkan dulu kota Phat di bagian Barat, agar dapat mengepung kota Phai setelah kota Phat kita rebut. ”
Jelas Yu.
“Kita hanya merebut kota Phat bukan membantai penduduknya. setelah kita mendapatkan Kota, Penduduk tak boleh disentuh. Mereka yang tidak menyerang tidak boleh diserang.” Tambah Yu.
Tian Tha berdiri dan menjelaskan Strategi Perangnya sehingga saat perang terjadi Pasukan Aliansi tidak menyakiti penduduk Kota Phat.
“Aku akan menggiring pasukan seribu lima ratus Pembuka Kita Ke arah gerbang kota Phat bagian depan, kemudian lima ratus pasukan pembuka yang dipimpin paman Yang akan meyerang lewat gerbang belakan kota. Saat gerbang telah hancur akan ada aba-aba dariku dan paman Yang. Kemudian ketika pasukan mereka terpusat di depan menghadang pasukanku, paman Yang dan pasukan utama bebas meyerang kota. Kita tinggal menghabisi penjaga kota dan membakar gedung-gedung militer. Sehingga tidak melukai yang lain,” Jelas Tian Tha dengan panjang lebar.
“Baiklah semuanya telah diatur. Persiapan dan perbekalan mohon segera disiapkan.” Tutup Yu.
Rapat berakhir malam hari, Tian Tha segera menuju kamar tidurnya. Langkahnya terhenti ketika ayahnya Memanggilnya.
“Anakku, Tian Tha…” Panggil Yu.
“Oh, Ayah.. Kenapa tidak kekamarmu? ” tanya Tian.
“Aku belum bisa tidur. Lagipula aku harus berbicara denganmu.” Jelas Yu.
“Hahaha, Baiklah ayah. Kenapa Kita tidak duduk di Bar Kota saja.” Ajak Tian.
Langkah kaki Tian dan Ayahnya berbalik turun ke Istana Klan, mereka pergi dan memulai pembicaraannya di Bar Kota.
“Aku tahu kamu terlihat begitu Khawatir, Namun semua itu tidak apa-apa ayah.” Mulai Tian.
“ Tian Tha, apa kau yakin?” Tanya ayahnya.
“ Ayah, ini elemental sword, daya tahannya melebihi berlian, aku akan menembus barisan terdepan mereka dengan pedang ini.” Tandasnya. Seraya menunukkan pedangnya.
“Tian, kamu masih sangat muda, kenapa harus kamu yang memimpin barisan tameng?” Tanya Yu agak sedikit khawatir
“ayah, barisan tameng adalah kunci dari taktik kita menyerang Klan Meng, mereka juga pasti tau kelemahan serangan kita, kalau aku tak bisa memastikan serangan pertama bisa menembus barricade kota, bagaimana kita bisa menang?” tandas Tian
“biar ayah saja yang memimpin pasukan itu, kau harus memimpin Klan kita saat Daerah utara bersatu” Tegas Yu,
“Tidak ayah, Dengan umurku yang masih muda ini, seharusnya tidak ada kata takut lagi, aku ingin memimpin dan melihat perkembangan kekuatan Klan kita dengan mataku sendiri.” elak Tian
“hahaha, kau ini,,,, mirip sekali denganku…” Yu tertawa sambil menenggak minumannya.
“Apa boleh buat ya, Aku kan anakmu. hahahaha” tawa Tian.
“Baiklah, aku sudah melihat keteguhan hatimu. Besok kita berperang, siapkan Dirimu, tidurlah yang nyenyak. Aku ingin bercerita dialtar ibumu. ” Kata Yu.
“Jangan terlalu larut ayah. Aku juga akan tidur sebentar lagi. Oh ya. Salamku buat ibu ya.” Kata Tian dibarengi senyuman.
“Hahaha. Kau jangan terlalu banyak minum.. hahaha” kata Yu seraya meninggalkan Putranya di Bar kota.
Bersambung ke
Part One – Yu Tian Tha - Chapter 2
[Meng yang penuh strategi]
Share This Thread