Results 1 to 10 of 10

Thread: [Cerpen] Psi

http://idgs.in/481848
  1. #1
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default [Cerpen] Psi

    Author : The_Omicron
    Site : www.the-omicron.co.cc
    Genre : Tragedy, Horror, Psychological

    Psi is under copyright law © 2011 the-omicron.co.cc




    the_omicron presents



    Psi








    Menjadi seorang remaja tidaklah mudah. Apalagi dengan seorang adik dan ibu yang baru saja bercerai. Berkat perceraian ibuku -dan juga diterimanya Ia sebagai sekretaris pada sebuah perusahaan kontraktor- pada akhirnya kami memutuskan untuk pindah dan meninggalkan kota kelahiranku, menuju sebuah kota kecil bernama Jasonville.

    Jasonville, sebuah kota kecil yang tenang. Berada di atas sebuah bukit yang dibawahnya membentang tanah tandus; yang jika hujan deras berubah menjadi kubangan lumpur raksasa. Dari dalam kota dapat terlihat sebuah tambang yang berada di kaki gunung di seberang sana, yang kutahu tambang itu adalah tambang bauksit yang telah beroperasi sejak puluhan tahun yang lalu. Begitulah kira-kira gambaran Jasonville.

    Oh ya, aku punya sebuah cerita aneh, sebuah pengalaman paling aneh, dan juga mengerikan yang pernah kualami selama 16 tahun setelah aku telah terlahir ke dunia ini. Hal itu terjadi saat kami sedang dalam perjalanan menuju Jacksonville. Mobil station wagon kami yang boros mulai kehabisan minumannya, otomatis kami harus berhenti di sebuah stasiun pompa bensin yang kebetulan kami temui.

    Setelah berhenti, aku tidak melewatkan kesempatan ini untuk buang air kecil yang sejak beberapa jam lalu kutahan. Meski perasaanku tidak enak akan tempat ini, aku tidak peduli dan langsung berlari menuju WC yang berada di belakang mini market yang menempel dengan stasiun pompa.

    Ugh, tempat itu lumayan kotor, engsel pintunya pun sudah berkarat dan berderit ketika kubuka. Kondisinya seakan telah terbengkalai dan terlupakan oleh pemiliknya, aku beruntung lampunya masi menyala ketika saklar kutekan. Lalu akupun masuk ke dalam stall yang paling bersih dan menyelesaikan urusanku disana.

    Setelah lega, kubuka pintu stall dan hendak kembali ke mobil. Namun tiba-tiba lampu berkedip dan meredup, dan entah karena alasan apa aku menengok ke arah bagian dalam WC yang tidak terjangkau sinar lampu yang telah meredup.

    Berdiri setinggi kira-kira 2 meter, mahluk seperti bigfoot dengan dua buah caling besar diantara deretan gigi-gigi tajam tengah menatapku dengan kedua bola matanya yang hitam pekat. Aku hendak berteriak namun pita suaraku seakan terikat, insting langsung mengambil alih tubuhku, aku bergerak mundur perlahan menuju pintu dan tidak membuat gerakan tiba-tiba agar dia tidak mengejarku. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, hingga empat langkah berikutnya tanganku dapat menggapai pintu. Disaat kujulurkan tanganku untuk meraih gagang pintu, mahluk itu mulai bergerak kearahku, dan disaat itu jugalah aku langsung membuka pintu, keluar, dan langsung berlari sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya menuju mobil kembali.

    Dengan nafas yang masih tersengal-sengal aku langsung masuk ke mobil dan menutup pintu. Ibuku yang baru saja selesai membayar bensin memasuki mobil dan memandangku dengan heran.

    "Ada apa kok seperti habis melihat hantu?"

    "Ti-tidak apa-apa.. tidak ada apa-apa kok Ma.."

    Aku terpaksa berbohong karena aku tahu sudah terlalu banyak beban pikiran untuk Ibuku. Aku tidak ingin menambahnya dengan mengatakan bahwa anaknya ini baru saja melihat mahluk yang tidak jelas nyata atau tidak karena aku tahu itu konyol. Er.. mungkin tidak sekonyol itu, tapi yang jelas aku tak tahu itu ilusi atau bukan. Jadi saat itu juga kuputuskan untuk melupakan kejadian itu dan melanjutkan perjalanan menuju Jasonville.

    Pada akhirnya kami tiba di Jasonville. Kami mengunjungi rumah bibi-ku terlebih dahulu karena dialah yang tahu dimana rumah kontrak kami yang Ia urus untuk kami berada. Setelah tiba, kami bertemu bibi Marge, Ibuku langsung melepas rindu dengan adiknya itu dan tanpa sadar melupakan aku dan adikku. Lama kemudian barulah mereka menyadari urusan mereka berada di sini. Segera kubangunkan adikku untuk membantuku membawa barang-barang ke rumah baru kami di Jasonville. Letaknya tak jauh dari rumah bibiku, tepatnya di sebelah rumahnya.

    Esok paginya, kuputuskan untuk berjalan-jalan mengenal lebih jauh lingkungan yang akan menjadi tempat tinggalku ini. Nyaman dan tenang, itulah yang bisa kugambarkan dari tempat ini, selain kabut tipis yang membuat suasana pagi menjadi nampak suram. Sekitar 4 rumah dari rumah kami, terdapat sebuah lapangan kosong dengan bahan bangunan menumpuk disana. Namun tidak terlihat seorangpun yang mengerjakannya, padahal sudah jam 8 pagi.

    Saat aku hendak melanjutkan perjalanan, seorang gadis yang kurasa sebaya denganku berjalan dari arah yang berlawanan.

    "Hai, selamat pagi!"

    "Ah-eh, Oh, hai, selamat pagi juga"

    Aku yang telah terbiasa dengan "keramah-tamahan" kota besar merasa canggung membalas sapanya.

    "Aku belum pernah melihatmu disini? Kau pasti baru disini, apa kau menginap atau tinggal disini?"

    "Yah, aku baru saja tiba kemarin, kurasa aku akan tinggal disini sampai waktu yang belum ditentukan.. haha"

    "Oh maaf, aku belum memperkenalkan diri, namaku Cynthia, selamat datang di lingkungan ini!"

    Akupun menyambut salamnya dan balik memperkenalkan diriku.

    Baru saja kami mengobrol sebentar Ia sudah menerima telepon dan meminta izin untuk pergi, dalam hatiku kupikir untuk apa dia meminta izin padaku? Apa mungkin ini budaya kota ini? Ah entahlah, yang jelas setelah itu dia meninggalkanku yang langsung kembali ke rumah karena perutku sudah mulai keroncongan. Mungkin besok kami bisa bertemu kembali.

    Hari kedua. Karena untuk urusan akademis Ibuku nomor satu, maka hari ini aku sudah langsung menjalani hari pertama di sekolah baruku. Aku tak tahu sejak kapan Ia mengurus urusan sekolah aku dan adikku yang membuat pertanyaan baru sejak kapan Ia memutuskan untuk tinggal disini.

    Karena letaknya cukup dekat, kami berdua hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk tiba di sekolah. Aku berpisah dengan adikku menuju kelasku, tanpa kuduga aku bertemu lagi dengan Cynthia, gadis yang kemarin. Kurasa Cynthia cukup terkenal, karena saat mengobrol akrab dengannya, aku merasakan tekanan seperti kebencian dan pandangan iri dari orang-orang di sekitar kami, tak ingin menjadi musuh nomor satu di hari pertama, segera kusudahi percakapan kami dengan alasan aku harus segera menuju kelas, padahal aku tahu kelas baru mulai 10 menit lagi. Dari situlah aku tahu bahwa Cynthia ternyata kakak kelas yang berada setahun diatasku dan cukup terkenal sampai-sampai aku mendapat tekanan seperti itu hanya karena berbicara saja padanya.

    Blah blah blah, seperti biasa perkenalan kelas yang membosankan, akupun duduk di bangku yang diajukan dan hendak mengikuti pelajaran. Akan tetapi tiba-tiba seorang anak laki-laki yang duduk di sebelahku memanggilku.

    "Psst, hei, tadi kulihat kau mengobrol dengan Cynthia, apa kau kenal dengannya? Apa hubunganmu dengannya?"

    Baru saja beberapa menit berlalu, tiba-tiba sudah ada yang menanyakan hal itu padaku. Aku khawatir aku akan benar-benar menjadi "terkenal" dalam artian negatif.

    "Uh.. ya.. tidak juga.. aku baru saja bertemu dengannya kemarin.. memangnya ada apa?"

    "Tidak, tidak apa-apa, hanya saja kau harus berhati-hati.."

    "Uh.. ok.. terimakasih atas sarannya.."

    Sudah kuduga.

    Setelah waktu pulang tiba -dan tentu saja adikku sudah pulang lebih dulu mengingat dia baru kelas 6 SD- , Cynthia tampak menunggu di depan sekolah.

    "Hai, sedang apa disini?"

    "Ow, kau sudah pulang rupanya.."

    "Uh.. ya.. menungguku?"

    Entah mengapa aku melontarkan pertanyaan bodoh itu, seakan terlalu percaya diri, yang tentu saja membuatnya tertawa cekikikan mendengarnya.

    "Hahaha maaf, sayang sekali bukan begitu.. aku sedang menunggu pacarku.."

    "Oh.. eh.. er... Ok.. kalau begitu aku pulang dulu.. bye.."

    Dipenuhi rasa malu akupun segera menyingkir dari tempat itu dan berjalan dengan langkah dua kali lebih cepat kembali ke rumah. Aku tertawa atas apa yang telah kulakukan, sudah lama aku tidak tertawa lepas seperti ini semenjak Ayah dan Ibuku selalu bertengkar. Meski alasannya tidak terlalu membanggakan. Setelah hari itu aku tak tahu dimana harus kutaruh wajahku saat bertemu lagi dengannya.

    Dua minggu tinggal di sini membuatku cukup untuk menyimpulkan keadaan saat ini: Jasonville benar-benar sepi dan tenang, bahkan kabut sering turun dan menyelimuti seisi kota, anak laki-laki yang duduk di sebelahku kini menjadi temanku dan namanya Jack. Dia penggemar sains-fiksi dan teori konspirasi, mengaku memiliki insting tajam yang bahkan dapat menjadi ramalan. Dia bilang padaku ramalannya kali ini adalah sebuah plot yang jahat telah datang ke kota ini bersama dengan diriku, akan tetapi ternyata Ia hanya bercanda. Singkat kata, dia orang yang aneh tapi cukup baik. Dan yang ketiga, tentang Cynthia.

    Entah bagaimana kemarin pagi dia bisa menungguku di depan rumah. Bagaimana cara dia tahu dimana aku tinggal aku tak mengerti. Tapi Ia bilang Ia telah tinggal di daerah ini sejak kecil dan mengenal semua orang di sini. Benar saja, saat kami berjalan bersama ke sekolah -minus adikku yang sakit-, semua orang yang kami temui menyapanya dan memperkenalkanku pada mereka.

    Saat tiba di sekolah hal yang buruk terjadi. Kami bertemu pacar Cynthia. Tentu saja kesalahpahaman terjadi saat Ia melihat kami hanya berdua, apalagi didukung rumor yang telah beredar sejak hari pertamaku di sini. Pacarnya yang berbadan kekar itu langsung meneriakiku seolah-olah aku orang setengah tuli. Awalnya aku dapat memakluminya, wajar kalau dia salah sangka. Namun semakin lama Ia semakin membuatku kesal dengan teriakannya yang penuh kata-kata kotor, beruntung Cynthia akhirnya berhasil membuatnya mendengar penjelasannya; bahwa aku hanyalah tetangga baru, seorang teman. Setelah mendengarnya Ia berhenti mencaciku, namun dengan berlagak jagoan Ia mengancamku agar jangan pernah berpikir untuk mendekati Cynthia.

    Menurut Jack, sebaiknya aku jangan melawan pacar Cynthia karena Ia adalah anak walikota dan sejak dulu dia memang biang masalah. Ia selalu mengincar orang-orang baru atau orang-orang lemah. Sebuah personifikasi dari kata "bullying" itu sendiri.

    Entah ada hubungannya atau tidak, sejak saat itu mimpi buruk mulai menyerang diriku. Tidurku tidak pernah tenang selama berhari-hari, hingga akhirnya hal itu terjadi. Malam itu aku mengalami mimpi buruk lagi, di dalam mimpi itu aku berada di tanah lapang dekat rumahku.

    Di sana aku melihat seekor ****** tengah bermain-main diantara bahan bangunan yang telah menjadi simbol tempat itu. Karena penasaran aku mendekat, mendekat, dan terus mendekat, hingga tiba-tiba ****** itu perlahan membesar menjadi mahluk bigfoot yang kulihat di WC stasiun pompa bensin beberapa minggu yang lalu. Ia mulai mengejarku, akupun mulai berlari sekuat tenaga, berusaha bersembunyi di antara bahan bangunan yang tersebar di lapangan. Namun dengan kekuatannya mahluk itu menghancurkan tempat-tempat persembunyianku, membuatku terpaksa terus berlari hingga aku tiba di depan rumahku. Anehnya, saat kubuka pintunya, bukan isi rumah yang menyambutku melainkan sebuah lorong berbentuk "L".

    Aku tak peduli lagi mengingat monster itu masih mengejarku, kususuri lorong itu yang berujung di sebuah ruangan seperti kantor. Kututup pintu berharap dapat menahan monster mengerikan di balik sana. Mahluk itu semakin marah menemui pintu yang tertutup dan menggedor-gedornya, berusaha mendobraknya. Sedangkan aku semakin ketakutan, dan entah bagaimana insting mulai mengambil alih tubuhku kembali. Tanpa alasan kuambil sebuah foto yang berada di atas meja. Aku mengenal tempat di dalam foto itu, sesuatu dalam diriku menyuruhku untuk mengingat-ingat dengan detail tempat yang merupakan rumah lamaku itu. Sekeras mungkin aku mengingatnya, meski begitu tidak terjadi apapun. Namun pada saat monster itu berhasil mendobrak masuk, aku terbangun. Shock, dan penuh keringat.

    Mimpi itu begitu nyata, namun aku berusaha tidak terlalu memikirkannya. Apalagi pagi pun ternyata telah tiba. Mungkin malah seharusnya aku bersyukur terbangun tanpa harus mendengarkan suara alarm jam weker yang menjengkelkan: "KRIIING KRIIING KRIIING" seolah lonceng tiada akhir.

    Aku dan adikku pun bersiap-siap untuk pergi sekolah. Namun di depan rumahku Cynthia menunggu seolah-olah tidak belajar dari kesalahannya kemarin. Saat kutanyakan bagaimana bila pacarnya melihatku dan dia bersama lagi dia bilang kini pacarnya sudah mau mengerti dan memperbolehkannya pergi sekolah bersamaku, karena.. Ia ternyata juga berada di sana, tepat di depan rumahku, di sebelah Cynthia, muncul dari balik tembok pagar. Jadilah kami berjalan berempat menuju sekolah.

    Seakan ingin mengingatkanku kembali pada mimpi burukku, saat melewati lapangan terdapat keramaian, orang-orang berkumpul untuk melihat keanehan yang terjadi. Cynthia penasaran, Ia bertanya kepada salah seorang pria, dan jawabannya adalah: Bahan-bahan bangunan di tempat itu secara misterius rusak dan hancur berantakan. Tidak ada saksi, tidak ada suara, pipa beton dan tumpukan kayu dan besi itu hancur begitu saja... persis seperti di dalam mimpiku.

    Meski begitu, aku mencoba tidak menghubung-hubungkannya, mungkin hal itu cuma kebetulan. Meski itu tidak menjelaskan bagaimana bisa tanpa suara benda-benda itu bisa hancur begitu saja. Di sekolah, Jack yang penggemar sains-fiksi, teori konspirasi, dan misteri tentu saja mengangkat topik ini sebagai bahan obrolan. Menurutnya, ada 50% kemungkinan itu memang kebetulan, dan 50% lagi kemungkinan bahwa ramalannya benar. Entah aku salah dengar atau tidak, aku merasa Ia mengatakan "Kau harus berhenti" padaku. Akan tetapi saat kutanya apa maksudnya Ia selalu menghindarinya.

    Malam-malam setelah itu mimpi buruk tidak berhenti, malah semakin buruk. Monster yang muncul semakin bermacam ragam hingga aku bahkan tak ingin mendeskripsikannya. Dan mimpi buruk itu selalu berakhir di ruangan yang sama, dan dengan cara yang sama. Mengingat dengan keras dan membayangkan bahwa aku berada di tempat yang ada di dalam foto diatas meja dalam ruangan itu.

    Sudah satu bulan hal itu terus terjadi setiap hari, dengan fenomena di dalam mimpiku juga terjadi di dunia nyata. Jika seperti ini terus, aku merasa lama-lama jiwaku akan terganggu, ataukah memang sudah?

    Meski begitu aku tak ingin merusak kebahagiaan Ibuku yang baru saja terbiasa dengan kegiatannya sehari-hari. Ia tampak telah melupakan Ayah dan lebih banyak tersenyum, tertawa, gembira, bersama denganku dan adikku.

    Karena itu kucoba mengajak Jack menginap di rumahku. Aku ingin tahu apakah aku mengalami sleepwalking atau tidak, sebab setiap bangun, aku merasa kakiku amatlah letih seperti telah berlari semalaman. Jack pun setuju, selama 3 hari Ia menginap dan mengawasiku. Namun hal itu tidak menghasilkan apapun, aku tetap tertidur seperti biasa, tidak ada yang aneh. Walaupun begitu mimpi buruk dan kerusakan-kerusakan terus terjadi. Sungguh aku tak mengerti.

    Hingga mimpi buruk brengsek sialan ini mulai menjadi serius. Entah bagaimana caranya di dalam mimpiku tiba-tiba muncul orang yang tak kukenal ikut di sana. Saat kutanya bagaimana bisa Ia ada di sini, jawabannya selalu "tak tahu". Mereka; ya, mereka, bukan satu kali hal itu terjadi; selalu berkata bahwa hal terakhir yang mereka tahu adalah mereka sedang tertidur. Monster pun kembali menyerang, tidak ada yang selamat dari monster-monster buas di dalam mimpiku. Mereka selalu panik dan tak mendengarkan penjelasanku bagaimana caranya keluar dari tempat itu. Mereka selalu berakhir tercabik-cabik dan hancur berantakan. Yang membuatku mulai merasa bersalah adalah mulai jatuhnya korban jiwa.

    Hal yang terjadi di dalam mimpiku menjadi nyata. Orang-orang yang bersama dalam mimpiku adalah manusia nyata yang entah bagaimana bisa terjebak di dalam mimpiku yang mengerikan. Fenomena ini mulai menjadi berita di TV, menurut saksi mata para korban tiba-tiba menghilang dan ditemukan di tempat lain -yang menjadi tempat dimana mimpiku terjadi- dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.

    Sejak saat itu aku tidak pernah menceritakan mimpiku lagi pada siapapun, termasuk Jack, yang selalu memaksa dengan membuka topik seputar fenomena yang terjadi. Hidupku mulai kembali hancur berantakan, aku mulai menjadi tertutup kepada siapapun. Aku tak berniat berbicara kepada siapapun dan berharap mereka yang kukenal tidak ikut menjadi korban. Aku tidak berbicara kepada siapapun karena tidak mungkin ada yang mau mempercayai ceritaku, jangankan Jack, aku sendiri bahkan tidak mempercayainya. Atau berusaha tidak mempercayainya. Mungkin sedikit bagian diriku percaya akan hal itu? Mungkinkah? Nyata? Ilusi? Tidak tahu. Entah.

    Selalu terjadi, Selalu. Setiap malam. Korban berjatuhan, apapun yang kulakukan aku tak dapat menyelamatkan mereka. Tercabik, hancur, monster-monster itu. Mengerikan. Sangat. Siapapun tidak pantas mengalaminya, bahkan orang yang kubenci sekalipun. Pacar Cynthia, Ia muncul dalam mimpiku. Dan tewas. Cynthia sedih, aku bersedih, pacarnya tewas, tubuhnya hancur berantakan. Siapa yang tidak sedih? Takut? Aku takut.

    Cynthia menutup diri. Ia menjadi sepertiku. Tertekan, kehilangan orang yang disayangi. Meski aku sedikit lega. Aku sedikit senang. Kau pantas menerimanya ********. Meneriakiku, mati akibatnya. Aku tidaklah tuli. HAHAHAHA.

    Jack..., jangan.. JACK! JACK BERADA DI SANA, DI SINI, DI DALAM MIMPI HINA INI! Jack temanku, Ia berada di sini bersamaku. Aku berusaha menyelematkannya, tapi Jack, tolong, janganlah, jangan! JANGAN! JANGAN PANIK! INGATLAH! BAYANGKAN! Dirimu berada di tempat yang ada di dalam foto. Foto itu Jack.. jangan.. monster.. selamat tinggal Jack.

    Jack tewas.., aku takut Ibu. Aku takut adik. Jangan. Jangan kalian ikut.

    Psikiater? Obat? Apapun demi mengakhiri ini semua. Maafkan aku ibu, aku telah membuatmu bersedih kembali. Jack tercabik-cabik. Rasakan itu TENGIK, JANGAN BERTERIAK PADAKU!

    Aku sedikit tenang, sedikit lega, beberapa hari terakhir ini mimpi itu berhenti. Betapa baik hatinya Ibuku setiap hari selalu menemaniku tidur. Begitu juga dengan adikku, aku bersyukur memiliki keluarga sebaik ini, sehangat ini. Terimakasih kepada kalian berdua.

    Apa? Kau juga bisa melihatnya? Adikku bilang Ia juga mengalami hal yang sama, namun Ia bukanlah karakter di dalam mimpiku, dia bilang dia adalah seorang "observer" hanya melihat, hanya mendengar, tidak terlibat.

    Kembali.

    Mimpi itu kembali, aku kenal pria yang berada di sampingku ini. Aku kenal tanah tandus ini. Psikiaterku, Dr. L. Johnsonn, seorang pria yang baik dan sabar, kini harus mengalami nasib seburuk ini, bersamaku, di dalam mimpiku, mimpi burukku. Monster, kini menggunakan bentuk singa gunung berukuran besar, gigi itu? Sabretooth? Ya, bukan singa gunung, Sabretooth cat.

    Monster itu mengejarku, mengejar Dr. John. Sebuah gubuk, jalan keluar, pintu. Kubuka pintu itu, lorong L menyambut, Dr. John masuk, kututup pintunya, ruang kantor. Dua lembar foto diatas meja. Dr. John, itu kantormu, ingatlah, bayangkan! Lupakan suara pintu, ingat! Bayangkan! Gagal.. maaf Dr. John.. jangan salahkan aku. Kau gagal.., selamat tinggal.. lagi.

    Selamat tinggal ibu.



    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. The Following 3 Users Say Thank You to the_omicron For This Useful Post:
  4. #2
    -[nVc]-Kairxa's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Negai no kara basho ni
    Posts
    2,215
    Points
    2,080.81
    Thanks: 101 / 91 / 48

    Default

    Wuah. Pacenya asik banget! A constant increment on thrill experience. Dan yang paling asik endingnya; bebas diartikan.

    I have no problem with this story; it is -indeed- a masterpiece just like you said. Nice work!
    Last edited by -[nVc]-Kairxa; 12-12-11 at 09:07.
    Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.

  5. #3
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    eksperimen gaya menulis baru, sukses


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  6. #4
    darkcloner's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    jakarta
    Posts
    895
    Points
    1,283.90
    Thanks: 5 / 2

    Default

    storynya asik

    tapi gw kurang ngerti bagian akhirnya... dan muncul darimana monster2 itu...

  7. #5
    saint_demon's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di rumah orang tua saya
    Posts
    24
    Points
    30.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    segini aja da??

    :-/
    email : [email protected] (active for YM and FS)
    id DoTA AMPM : saint_demon (active)
    id LINEAGE C4 Rev AMPM : EveAna (re-sign)
    id WoW AMPM classic : EviLPriest (re-sign)
    id WoW AMPM : PunkRockeR (active)

    FOR THE HORDE !! ::jumpsmile::

  8. #6
    MaDNeSs's Avatar
    Join Date
    Feb 2009
    Location
    Who wants to know ?
    Posts
    3,576
    Points
    6,614.26
    Thanks: 172 / 107 / 76

    Default

    kok jadi cliffhanger begini did

  9. #7
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Kayaknya memang sengaja dibuat open ending kan ? Ceritanya unik kok ^^
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  10. #8
    -Pierrot-'s Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    CAGE
    Posts
    2,600
    Points
    15,814.97
    Thanks: 44 / 119 / 91

    Default

    ga begitu suka genre tragedy. Tapi penulisanya bagus banget, gw suka

    sumpah gw g ngerti endingnya
    Last edited by -Pierrot-; 13-12-11 at 19:15.

  11. #9
    Gabrielizm's Avatar
    Join Date
    Sep 2009
    Location
    Di Hati setiap orang
    Posts
    143
    Points
    122.53
    Thanks: 33 / 21 / 17

    Default

    asik. bahasanya asik. asikkkkkkkkkkkkkk gw demennnnnnnnnnnn
    [SIGPIC][/SIGPIC]

  12. #10
    Handry_man's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    @handryJF
    Posts
    447
    Points
    14.61
    Thanks: 49 / 14 / 13

    Default

    kaya cerita jaman dulu yah di cerpen ghostbump

    bagus kok

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •