Results 1 to 2 of 2
http://idgs.in/550223
  1. #1
    L-Valkyrie's Avatar
    Join Date
    Dec 2010
    Location
    Old Trafford , England
    Posts
    8,579
    Points
    353.96
    Thanks: 202 / 198 / 75

    Default 5 Gunung Paling Angker di Indonesia

    Gunung angker selalu menakutkan salah satunya yang menjadi koraban gunung angker adalah pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak sampai saat ini masih menjadi misteri apa penyebap pesawat itu sampai jatuh ada dugan bahwa pesawat Sukhoi superjet itu jatuh akibat keangkeran dari Gunung Salak yang memancarkan aura mistis. Aura mistis sangat kental di kawasan Gunung Salak, ternyata selain gunung Salak di Indonesia ini masih ada beberapa Gungung yang di anggap angker dan memacarkan aura mistis oleh masyarakat kamu mau tahu gunung apa aja itu simak 5 Gunung paling angker di Indonesia berikut ini seperti di kutip dari okezone.com.

    1. Gunung Salak, Jawa Barat


    Gunung yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 ini dikenal sebagai tempat yang menyimpan banyak misteri. Pesawat Sukhoi yang jatuh pada 9 Mei 2012 bukanlah pesawat pertama yang jatuh di gunung ini. Sebelumnya, sudah ada enam kali pesawat jatuh di kawasan Gunung Salak.

    Gunung yang menjadi wisata pendakian ini juga kerap menuai kisah misteri dari para pendakinya. Banyak pendaki yang mendengar suara gamelan atau bahkan hingga melihat penampakan mahluk halus saat mendaki Gunung Salak. Bahkan, tidak sedikit pendaki yang hilang di Gunung Salak.

    Selain pendakian, tempat wisata lain di Gunung Salak juga dianggap mistis, contoh Kawah Ratu dan Curug Seribu yang juga banyak menelan korban. Tak sedikit wisatawan tewas karena keracunan belerang di Kawah Ratu atau tenggelam saat berenang di kolam Curug Seribu. Hal ini mengundang banyak cerita misteri di Gunung Salak.

    Spoiler untuk penelitian mengenai Gunung salak :


    Pernyataan Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung, Kolonel (PNB) Umar Sugeng:
    "Sudah ratusan kali bahkan hampir ribuan saya melintas gunung itu. Tapi tidak ada wilayah misterius atau angker kecuali segitiga bermuda yang merupakan pusat gravitasi." Dia pun menyangkal anggapan banyak orang bahwa gunung itu memiliki magnet sehingga pesawat yang melintas di udara pun akan terbawa.

    "Di Indonesia itu tidak ada gunung seperti itu. Semua daerah di Indonesia sudah terdeteksi. Itu hanya sebuah cerita saja," terangnya.Mengenai anggapan Sukhoi yang jatuh karena pilot mendadak menurunkan pesawat dari 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki, Umar enggan berandai-andai. Menurut mantan Komandan Skadron Udara-2 Halim Perdana Kusuma itu, hanya KNKT yang bisa menjawab.

    Namun jika melihat spesifikasi pesawat yang canggih, Umar hanya menyebut nasiblah yang menjadikan pesawat itu nahas. "Nahas saja, karena jika lihat sepak terjang pilot dia (pilot Sukhoi - Alexander Yablontsev) pilot hebat. Jam terbang pun jauh di atas saya. Apalagi Sukhoi pesawat canggih," ungkapnya.

    Namun bagi masyarakat sekitar, Gunung Salak bukan hanya sebuah tumpukan batu dan hutan belantara, tetapi juga memiliki cerita gaib. Gunung itu pun selalu dikaitkan dengan Prabu Siliwangi dan harta karun. "Kalau masyarakat menilai seperti itu ya ga apa-apa, tetapi dalam istilah penerbangan di Indonesia tidak ada istilah seperti itu," tandasnya.


    dan untuk tambahan mungkin bisa jadi pertimbangan:

    Saat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Rabu (9/5), Emergency Located Transmitter (ELT) tidak terdeteksi oleh tim SAR. Perbedaan frekuensi, ternyata menjadi penyebabnya.

    pengamat telematika Roy Suryo Notodiprojo :
    "ELT dulu namanya Emergency Located Beacon Aircraft (ELBA). Alat itu sudah merupakan standar penerbangan sipil kalau ada pesawat jatuh dengan tekanan atau tinggi di atas 5 dia akan memancar frekuensi sehingga kalau dia jatuh bisa dicari," Roy yang juga anggota Komisi I DPR ini diminta bantuan oleh Kepala Badan SAR Nasional Daryatmo untuk mendeteksi peralatan yang ditemukan tim SAR dari evakuasi korban di Gunung Salak.

    Roy menjelaskan, di Indonesia, otoritas penerbangan menggunakan frekuensi 406 Mhz untuk memonitor ELT. Sedangkan, ELT yang digunakan Sukhoi yang nahas tersebut adalah model lama dengan frekuensi 105.

    "Ternyata terjawablah sekarang. Yang kita jadikan panduan dalam monitor satelit yang kerjasama dengan Basarnas, yang memonitor di frekuensi 406. Ternyata ELT yang digunakan pesawat Sukhoi (model) lama, masih menggunakan frekuensi lama di 105, sehingga akibatnya, tidak lagi termonitor karena 105 VHF itu jenis pancarannya line offline atau lurus," Dengan sinyal lurus tersebut, maka jika pancaran sinyal terhalang gunung tidak akan terdeteksi oleh alat penerima. "Andaikan sempat menyala, ELT tidak terdeteksi karena terhalang gunung. Di Indonesia rata-rata menggunakan frekuensi 406," ujarnya. "Ini akan jadi koreksi kalau pesawat ini masih dipasarkan. Kita ada pakai VHF tapi untuk latihan terbang saja," pungkas Roy.

    Berbagai analisa telah disampaikan baik oleh pilot senior, mantan pilot serta pakar penerbangan, bahkan Wakil Presiden Rusia menduga bahwa Human error sebagai penyebab kecelakaan pesawat ini. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan terus dilakukan dan akan memakan waktu yang panjang sampai disimpulkan penyebab utama dari jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 ini.

    Di Amerika sendiri angka kecelakaan pesawat terjadi sejumlah 33 kasus per 10 juta penerbangan dalam kurun 20 tahun terakhir. Berbagai penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa rata-rata 70 % kecelakaan pesawat terjadi karena “human error”. Adapun faktor “human error” terjadi pada 38 % perusahaaan penerbangan besar, 74 % penerbangan komersial dan 85 % penerbangan umum. Kesalahan utama pilot terjadi karena keputusan yang tidak tepat, kurang perhatian dan kesalahan dalam pengendalian pesawat. Ketiga hal ini menjadi faktor utama kesalahan manusia tersebut. Salah satu keputusan yang tidak tepat yang sering dilakukan oleh seorang pilot adalah terbang terlalu rendah.

    Berbagai analisa pilot senior dan pakar penerbangan Indonesia mengenai kecelakaan Sukhoi Superjet 100 menyebutkan bahwa pilot telah menurunkan pesawatnya terlalu rendah sehingga menabrak tebing Gunung Salak. Disisi lain pakar Sukhoi Superjet juga sudah melakukan simulasi pesawat bahwa pada kondisi pesawat yang membahayakan pasti berbagai alarm baik dengan suara maupun lampu akan memperingatkan pilot akan bahaya yang mengancam. Pertanyaan berikutnya apakah pilot kurang mengindahkan peringatan tersebut? Pilot terlalu lelah sehingga kurang berkonsentrasi? Sekali lagi kita harus menunggu kesimpulan akhir kenapa pesawat ini jatuh.

    Penerbangan sukhoi di Indonesia tersebut merupakan penerbangan promosi. Pesawat ini terbang dari satu negara ke negara lain. Para crew pesawat termasuk pilot telah melakukan perjalanan yang panjang karena Jakarta adalah bukan kota pertama yang dikunjungi karena perjalanan Sukhoi ini telah melalui beberapa kota di berbagai negara antara lain Myanmar, Pakistan, dan Kazakhstan. Mendaratnya pesawat ini diberbagai kota sebelumnya juga dalam rangka promosi.

    Pilot kemungkinan mengalami spatial disorientation atau disorientasi ruang dan ini bisa berhubungan dengan jet lag. Jet lag terjadi karena jam biologis kita berubah setelah melakukan perjalanan panjang dengan menembus berbagai zona waktu yang berubah. Jet lag akan mengganggu performa fisik dan psikis kita akibat berubahan jam bilogis yang mendadak tersebut. Jet lag membuat kita merasa lemas, disorientasi, kurang konsentrasi dan tidak bersemangat. Jet lag akan diperberat jika seorang kurang tidur dan kurang minum. Apalagi kita ketahui bahwa cuaca Jakarta saat ini sedang panas oleh karena harus tetap banyak minum menkonsumsi air baik sebelum terbang dan tetap menjaga minum selama perjalanan diatas pesawat. Kitapun diminta menghindari minum alkohol sebelum dan selama penerbangan untuk menghindari Jetlag. Pesawat Sukhoi datang ke Jakarta dalam rangka promosi, kita bisa memprediksi bahwa pilot dan crew akan berinteraksi dengan banyak orang karena pasti banyak orang akan bertanya akan kehebatan Sukhoi Superjet ini. Hal ini juga bisa menyebabkan pilot tersebut kurang istirahat atau mengalami kelelahan.

    Kita semua pasti penasaran kenapa pesawat ini menabrak gunung Salak, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Proses evakuasi korban masih terus berlagsung, duka keluarga yang anggota keluarga menjadi korban adalah duka kita semua. Berharap tentu kejadian ini tidak akan terulang lagi. Kita harus selalu mengambil hikmah atas apa yang terjadi.


    Sumber


    2. Gunung Halimun, Jawa Barat


    Gunung Halimun merupakan gunung yang terletak di antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Lebak. Gunung dengan ketinggian sekira 1.925 mdpl ini dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Di sebelah timur gunung ini terdapat Gunung Salak.

    Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya ada benteng-benteng milik Prabu Siliwangi yang tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak, sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum.

    Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang Kesultanan Banten pada 1620-an. Konon, ratusan macan gembong atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang.

    Selain itu, ditemukan rawa berisi badak di sekitar Sawangan. Tempat ini dahulunya dinamakan Rawa Badak, dimana di bagian ujungnya ditemukan situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan. Kini, sarang macan ini dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.

    Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung Halimun. Tempat dimana seringnya pesawat menghilang ini mirip Segitiga Bermuda dan Segitiga Formosa.
    Gunung Halimun dan Gunung salak mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit; tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral.



    3. Gunung Lawu, perbatasan Jawa Tengah & Jawa Timur


    Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api “istirahat” dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air dan belerang.

    Gunung Lawu memiliki tiga puncak, yakni Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

    Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit, yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho.

    Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran, yaitu Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, pemakaman untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Soeharto.

    Gunung Lawu menyimpan sejumlah teka-teki yang hingga kini masih menjadi misteri, terutama pada tiga puncak utamanya yang menjadi tempat penuh mitos bagi masyarakat Jawa. Puncak Hargo Dalem diyakini sebagai tempat pemusnahan diri Raja Majapahit Prabu Brawijaya Pamungkas. Sementara, Harga Dumilah merupakan lokasi penuh misteri yang menjadi tempat olah batin dan bersemedi.

    Gunung Lawu disebut-sebut sebagai pusat kegiatan spiritual di Tanah jawa, yang bertalian erat dengan budaya dan tradisi Keraton Yogyakarta. Tak heran, setiap orang yang hendak melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu harus memahami dan mematuhi segala larangan. Jika melanggar, maka orang tersebut diyakini akan celaka saat mendaki Gunung Lawu.

    4. Gunung Ceremai, Jawa Barat


    Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 meter. Pada ketinggian sekira 2.900 meter dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

    Gunung Ciremai dengan jalur mautnya dan seringnya jatuh korban dari para pendaki ternyata menimbulkan berbagai kisah menyeramkan. Beberapa kawasan di gunung ini diceritakan memiliki aura mistik yang kental. Salah satunya situs Kuburan Kuda, yang merupakan kuburan kdua tentara Jepang di masa penjajahan. Jika melewati daerah ini sering terdengar ringkikan kuda tanpa ada wujudnya.

    Ada pula Situs Papa Tere, yang dianggap angker karena pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak oleh ayah tirinya. Situs Sangga Buana dan Pengasungan juga dikabarkan angker karena sering terdengar derap langkah kaki para serdadu Jepang. Menurut cerita, tempat ini dulunya menjadi tempat pembuangan tawanan perang dari Indonesia.

    5. Gunung Merapi, Yogyakarta


    Gunung Merapi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat.

    Selain itu, Gunung Merapi juga dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh makhluk- makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.

    Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah Merapi sebagai istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi. Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama “Pasar Bubrah” yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. “Pasar Bubrah” tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus.

    Spoiler untuk penelitian mengenai gunung merapi :


    BPPTK: penelitian dasar diperlukan untuk pahami Merapi
    Jogja (ANTARA Jogja) - Penelitian dasar perlu dilakukan untuk memahami karakter ancaman pascaerupsi Gunung Merapi pada 2010, kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandriyo.

    "Penelitian dasar itu meliputi geologi, geofisika, dan geokimia. Penelitian dasar itu untuk memahami sistem internal Gunung Merapi pascaerupsi 2010," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

    Menurut dia pada lokakarya Jurnalisme Kebencanaan untuk Wartawan, hal itu merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi.

    "Permasalahan lainnya adalah pemantauan geokimia baik reguler maupun `real time` belum bisa dilakukan karena perubahan morfologi puncak Gunung Merapi," katanya.

    Ia mengatakan, kondisi itu menyebabkan kesulitan akses ke lapangan solfatara yang saat ini berada di dasar kawah Gunung Merapi.

    Selain itu, kata dia, belum ada database lengkap dan terpadu di setiap daerah, sebagai dasar kebijakan upaya pengurangan risiko bencana di daerah tersebut.

    Menurut dia, selama ini belum ada kesamaan persepsi dari para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi, khususnya dalam pengendalian kewasan rawan bencana.

    "Oleh karena itu, diperlukan kesamaan persepsi para pemangku kepentingan dalam upaya mitigasi bencana Gunung Merapi sebagai antisipasi terhadap perubahan ancaman erupsi ke depan," katanya.

    Ia mengatakan, erupsi Gunung Merapi pada 2010 telah mengubah pola dan orientasi ancaman. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascaeruspi Gunung Merapi pada 2010 telah berjalan dengan baik.

    "Namun, hal itu masih menimbulkan permasalahan sosial, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan perubahan rencana tata ruang di kawasan rawan bencana," kata Subandriyo.

    Koordinator Radio Komunitas Lintas Merapi, Sukiman Mochtar Pramono mengatakan, ketika erupsi Gunung Merapi pada 2010, warga Dusun Deles, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memilih mengelola pengungsian mandiri bersama warga dan Pemerintah Desa Manjung.

    "Selain lebih manusiawi, selama masa pengungsian itu kami juga bisa merawat ternak. Di pengungsian pemerintah, ternak tidak masuk daftar pengungsi untuk dilayani, sehingga pengungsian mandiri menjadi pilihan paling masuk akal bagi kami," kata Sukiman.
    (L.B015)

    Sumber


    "mungkin ada teman-teman yang bisa ikut menanggapi tentang beberapa penelitian di gunung-gunung tersebut"

    Sumber
    Last edited by L-Valkyrie; 02-07-12 at 14:02.
    Jangan pernah mengharapkan dan jangan pernah memberi harapan

  2. Hot Ad
  3. #2
    SBY-AstronishH's Avatar
    Join Date
    Mar 2012
    Posts
    9,450
    Points
    21,421.13
    Thanks: 32 / 342 / 297

    Default Beberapa Tanggapan dan Penelusuran Mengenai Gunung Salak (Terutama Khasus Sukoi Superjet 100)

    Pernyataan Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung, Kolonel (PNB) Umar Sugeng:
    "Sudah ratusan kali bahkan hampir ribuan saya melintas gunung itu. Tapi tidak ada wilayah misterius atau angker kecuali segitiga bermuda yang merupakan pusat gravitasi." Dia pun menyangkal anggapan banyak orang bahwa gunung itu memiliki magnet sehingga pesawat yang melintas di udara pun akan terbawa.

    "Di Indonesia itu tidak ada gunung seperti itu. Semua daerah di Indonesia sudah terdeteksi. Itu hanya sebuah cerita saja," terangnya.Mengenai anggapan Sukhoi yang jatuh karena pilot mendadak menurunkan pesawat dari 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki, Umar enggan berandai-andai. Menurut mantan Komandan Skadron Udara-2 Halim Perdana Kusuma itu, hanya KNKT yang bisa menjawab.

    Namun jika melihat spesifikasi pesawat yang canggih, Umar hanya menyebut nasiblah yang menjadikan pesawat itu nahas. "Nahas saja, karena jika lihat sepak terjang pilot dia (pilot Sukhoi - Alexander Yablontsev) pilot hebat. Jam terbang pun jauh di atas saya. Apalagi Sukhoi pesawat canggih," ungkapnya.

    Namun bagi masyarakat sekitar, Gunung Salak bukan hanya sebuah tumpukan batu dan hutan belantara, tetapi juga memiliki cerita gaib. Gunung itu pun selalu dikaitkan dengan Prabu Siliwangi dan harta karun. "Kalau masyarakat menilai seperti itu ya ga apa-apa, tetapi dalam istilah penerbangan di Indonesia tidak ada istilah seperti itu," tandasnya.


    dan untuk tambahan mungkin bisa jadi pertimbangan:

    Saat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Rabu (9/5), Emergency Located Transmitter (ELT) tidak terdeteksi oleh tim SAR. Perbedaan frekuensi, ternyata menjadi penyebabnya.

    pengamat telematika Roy Suryo Notodiprojo :
    "ELT dulu namanya Emergency Located Beacon Aircraft (ELBA). Alat itu sudah merupakan standar penerbangan sipil kalau ada pesawat jatuh dengan tekanan atau tinggi di atas 5 dia akan memancar frekuensi sehingga kalau dia jatuh bisa dicari," Roy yang juga anggota Komisi I DPR ini diminta bantuan oleh Kepala Badan SAR Nasional Daryatmo untuk mendeteksi peralatan yang ditemukan tim SAR dari evakuasi korban di Gunung Salak.

    Roy menjelaskan, di Indonesia, otoritas penerbangan menggunakan frekuensi 406 Mhz untuk memonitor ELT. Sedangkan, ELT yang digunakan Sukhoi yang nahas tersebut adalah model lama dengan frekuensi 105.

    "Ternyata terjawablah sekarang. Yang kita jadikan panduan dalam monitor satelit yang kerjasama dengan Basarnas, yang memonitor di frekuensi 406. Ternyata ELT yang digunakan pesawat Sukhoi (model) lama, masih menggunakan frekuensi lama di 105, sehingga akibatnya, tidak lagi termonitor karena 105 VHF itu jenis pancarannya line offline atau lurus," Dengan sinyal lurus tersebut, maka jika pancaran sinyal terhalang gunung tidak akan terdeteksi oleh alat penerima. "Andaikan sempat menyala, ELT tidak terdeteksi karena terhalang gunung. Di Indonesia rata-rata menggunakan frekuensi 406," ujarnya. "Ini akan jadi koreksi kalau pesawat ini masih dipasarkan. Kita ada pakai VHF tapi untuk latihan terbang saja," pungkas Roy.

    Tambahan lagi mengenai human error:

    Berbagai analisa telah disampaikan baik oleh pilot senior, mantan pilot serta pakar penerbangan, bahkan Wakil Presiden Rusia menduga bahwa Human error sebagai penyebab kecelakaan pesawat ini. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan terus dilakukan dan akan memakan waktu yang panjang sampai disimpulkan penyebab utama dari jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 ini.

    Di Amerika sendiri angka kecelakaan pesawat terjadi sejumlah 33 kasus per 10 juta penerbangan dalam kurun 20 tahun terakhir. Berbagai penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa rata-rata 70 % kecelakaan pesawat terjadi karena “human error”. Adapun faktor “human error” terjadi pada 38 % perusahaaan penerbangan besar, 74 % penerbangan komersial dan 85 % penerbangan umum. Kesalahan utama pilot terjadi karena keputusan yang tidak tepat, kurang perhatian dan kesalahan dalam pengendalian pesawat. Ketiga hal ini menjadi faktor utama kesalahan manusia tersebut. Salah satu keputusan yang tidak tepat yang sering dilakukan oleh seorang pilot adalah terbang terlalu rendah.

    Berbagai analisa pilot senior dan pakar penerbangan Indonesia mengenai kecelakaan Sukhoi Superjet 100 menyebutkan bahwa pilot telah menurunkan pesawatnya terlalu rendah sehingga menabrak tebing Gunung Salak. Disisi lain pakar Sukhoi Superjet juga sudah melakukan simulasi pesawat bahwa pada kondisi pesawat yang membahayakan pasti berbagai alarm baik dengan suara maupun lampu akan memperingatkan pilot akan bahaya yang mengancam. Pertanyaan berikutnya apakah pilot kurang mengindahkan peringatan tersebut? Pilot terlalu lelah sehingga kurang berkonsentrasi? Sekali lagi kita harus menunggu kesimpulan akhir kenapa pesawat ini jatuh.

    Penerbangan sukhoi di Indonesia tersebut merupakan penerbangan promosi. Pesawat ini terbang dari satu negara ke negara lain. Para crew pesawat termasuk pilot telah melakukan perjalanan yang panjang karena Jakarta adalah bukan kota pertama yang dikunjungi karena perjalanan Sukhoi ini telah melalui beberapa kota di berbagai negara antara lain Myanmar, Pakistan, dan Kazakhstan. Mendaratnya pesawat ini diberbagai kota sebelumnya juga dalam rangka promosi.

    Pilot kemungkinan mengalami spatial disorientation atau disorientasi ruang dan ini bisa berhubungan dengan jet lag. Jet lag terjadi karena jam biologis kita berubah setelah melakukan perjalanan panjang dengan menembus berbagai zona waktu yang berubah. Jet lag akan mengganggu performa fisik dan psikis kita akibat berubahan jam bilogis yang mendadak tersebut. Jet lag membuat kita merasa lemas, disorientasi, kurang konsentrasi dan tidak bersemangat. Jet lag akan diperberat jika seorang kurang tidur dan kurang minum. Apalagi kita ketahui bahwa cuaca Jakarta saat ini sedang panas oleh karena harus tetap banyak minum menkonsumsi air baik sebelum terbang dan tetap menjaga minum selama perjalanan diatas pesawat. Kitapun diminta menghindari minum alkohol sebelum dan selama penerbangan untuk menghindari Jetlag. Pesawat Sukhoi datang ke Jakarta dalam rangka promosi, kita bisa memprediksi bahwa pilot dan crew akan berinteraksi dengan banyak orang karena pasti banyak orang akan bertanya akan kehebatan Sukhoi Superjet ini. Hal ini juga bisa menyebabkan pilot tersebut kurang istirahat atau mengalami kelelahan.

    Kita semua pasti penasaran kenapa pesawat ini menabrak gunung Salak, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Duka keluarga yang anggota keluarga menjadi korban adalah duka kita semua. Berharap tentu kejadian ini tidak akan terulang lagi. Kita harus selalu mengambil hikmah atas apa yang terjadi.

    sumber:
    Code:
    http://www.merdeka.com/peristiwa/beda-frekuensi-penyebab-elt-sukhoi-tidak-terdeteksi.html
    http://www.merdeka.com/peristiwa/pilot-ini-tak-percaya-gunung-salak-angker.html
    http://www.merdeka.com/peristiwa/kenapa-pesawat-sering-hilang-di-gunung-salak.html
    http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/13/human-error-penyebab-terbesar-kecelakaan-pesawat-terbang-dokterari/
    Last edited by SBY-AstronishH; 02-07-12 at 14:09.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •