Results 1 to 4 of 4
http://idgs.in/585895
  1. #1
    Ky-Z's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    5,500
    Points
    -77.45
    Thanks: 8 / 83 / 64

    Smile [Forum Event]R.A Kartini

    Biodata R.A Kartni:
    Nama Lengkap : Raden Ajeng Kartini
    Tempat/Tgl. Lahir : Jepara 21 April 1879
    Meninggal : 17 september 1904
    Kewarganegaraan : Pribumi
    Penyebab Meninggal : R.A kartini Meninggal Karena Penyakit Preeklamsia
    Mengapa Bisa Terkenal :Karena Buku Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini Dan tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
    Karya R.A Kartini :
    Code:
    1.Buku Habis Gelap Terbitlah Terang 
    
    2.Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
    
    3.Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
    
    4.Panggil Aku Kartini Saja
    
    5.Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
    
    6.Aku Mau … Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903

    Penghargaan R.A Kartini :
    Code:
    1. Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Tata Kamera Terbaik
    Penghargaan: Piala Citra
    Penerima: Soetomo GS
    
    2. Kartini-Trophy tahun 2007 ini diberikan kepada wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag.
    
    3.Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Film Terbaik
    Penghargaan: Piala PWI Jaya
    
    4.Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Tata Musik Terbaik
    Penghargaan: Piala Citra
    Penerima: Sudharnoto
    
    5.Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Pemeran Pembantu Wanita Terbaik
    Penghargaan: Piala Citra
    Penerima: Nani Widjaja
    
    6. Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Film dengan penanaman modal tanpa memperhitungkan risiko rugi
    Penghargaan: Piala Khusus Djamaluddin Malik
    
    7.Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Penyutradaraan Terbaik
    Penghargaan: Piala Citra
    Penerima: Sjuman Djaya
    
    8.Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia
    Kategori: Skenario Terbaik
    Penghargaan: Piala Citra
    Penerima: Sjuman Djaya
    Gelar Pahlawan Dan Peringatan R.A Kartini

    Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
    Biografi R.A Kartini


    Sisilah Keturunan R.A Kartini

    Kartini merupakan sosok wanita pejuang yang pantang menyerah dalam memperjuangkan hak-hak wanita pribumi agar memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan layaknya laki-laki pada masa itu, sehingga bisa memiliki pemikiran maju seperti wanita-wanita eropa, karena di masanya kaum wanita berada pada status sosial yang rendah bahkan beliau sendiri hanya diperbolehkan sekolah sampai di ELS (Europese Lagere School) saat itu Kartini berusia 12 tahun dan sudah di pingit sambil menunggu untuk dikawinkan. Menerima kenyataan itu R.A Kartini merasa sedih, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa dibawah tekanan tradisi yang berlaku saat itu, sehingga mau tidak mau ia harus tunduk pada aturan keluarga untuk tinggal dirumah. Namun Kartini dengan tekadnya yang kuat untuk maju tidak pernah surut. Kemudian untuk menghilangkan rasa sedihnya itu ia mengumpulkan buku-buku bacaan sehingga meski dalam pingitan dia tetap bisa belajar banyak dari buku-buku atau majalah yang ia kumpulkan. Dari banyak membaca itulah wawasan Kartini makin berkembang dan menguasai banyak ilmu pengetahuan sehingga cita-citanya memperjuangkan hak-hak wanita makin terbuka, dan melalui membaca itu pula R.A Kartini mulai merasa kagum dan tertarik cara berpikir maju yang dimiliki wanita-wanita eropa kala itu, Hal itu pula yang mendorong keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi semakin kuat, sampai pada akhirnya ia beinisiatif mendirikan taman pendidikan bagi kaum wanita yang diawali dengan mengumpulkan teman-temannya sendiri untuk diajarkan

    Raden Ajeng Kartni merupakan Putri dari keluarga priyayi sekelas Bangsawan Jawa, Lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah, ia adalah putri dari bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan masih ada pertalian nasab dengan Hamengkubuwana VI Kesultanan Yogyakarta. Kartini anak dari istri pertamanya bernama M.A. Ngasirah putri pasangan Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang dikenal sebagai guru agama di Telukawur, Jepara. Sebelum menjadi Bupati Ayah Kartini adalah seorang wedana atau pimpinan wilayah administrasi yang berada dibawah kekeuasaan pemerintahan kabupaten tapi diatas kecamatan. Jabatan ini berlaku pada masa Hindia Belanda namun setelah Indonesia merdeka Kewedanan ini sudah tidak berlaku, Kedudukan wedana pada waktu itu tidak berhak dalam pengambilan keputusan. Untuk menjadi seorang bupati peraturan yang berlaku saat itu bahwa seorang bupati harus memiliki istri dari keluarga bangsawan, karena itu Ayah kartini memilih kawin lagi dengan putri bangsawan asli yaitu seorang putri keturunan langsung Raja Madura bernama Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), sedangkan Ibunda R.A Kartini sendiri bukan dari golongan bangsawan tinggi, untuk memenuhi persyaratan menjadi bupati kala itu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat harsus menikahi wanita yang bertalian langsung dengan bangsawan. Jadi R.A Kartini menurut wikipedia ia merupakan anak dari Ario Sosroningrat tapi bukan dari istri Utama karena istri utama menurut peraturan waktu itu bagi seorang bupati harus keturunan bangsawan berarti istri utama Ario Sosroningrat adalah Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), setelah mereka menikah kemudian Ario Sosroningrat diangkat menjadi bupati menggantikan mertuanya yaitu R.A.A. Tjitrowikromo yang merupakan ayah kandung dari R.A. Woerjan


    R.A Kartini Dan Theosofi
    Dalam catatan Ridwan Saidi, orang-orang Belanda gagal mengajak Kartini berangkat studi ke negeri Belanda. Karena gagal, maka mereka menyusupkan ke dalam kehidupan Kartini seorang gadis kader Zionis bernama Josephine Hartseen. Hartseen, menurut Ridwan adalah nama keluarga Yahudi.

    Siapa yang berperan penting merekatkan hubungan Kartini dengan para elit Belanda? Adalah Christian Snouck Hurgronje orang yang mendorong J.H Abendanon agar memberikan perhatian lebih kepada Kartini bersaudara. Hurgronje adalah sahabat Abendanon yang dianggap oleh Kartini mengerti soal-soal hukum agama Islam. Atas saran Hurgronje agar Abendanon memperhatikan Kartini bersaudara, sampailah pertemuan antara Abendanon dan Kartini di Jepara.

    Sebagai seorang orientalis, aktivis Gerakan Politik Etis, dan penasihat pemerintah Hindia Belanda, Snouck Hurgronje juga menaruh perhatian kepada kepada anak-anak dari keluarga priyayi Jawa lainnya. Hurgronje berperan mencari anak-anak dari keluarga terkemuka untuk mengikuti sistem pendidikan Eropa agar proses asimilasi berjalan lancar.

    Langkah ini persis seperti yang dilakukan sebelumnya oleh gerakan Freemasonry lewat lembaga ”Dienaren van Indie” (Abdi Hindia) di Batavia yang menjaring anak-anak muda yang mempunyai bakat dan minat untuk memperoleh beasiswa. Kader-kader dari ”Dienaren van Indie” kemudian banyak yang menjadi anggota Theosofi dan Freemasonry.

    Surat-surat Kartini kepada Ny. Abendanon, orang yang dianggap satu-satunya sosok yang boleh tahu soal kehidupan batinnya, dan surat-surat Kartini lainya para humanis Eropa keturunan Yahudi di era 1900-an sangat kental nuansa Theosofinya. Seperti ditulis dalam surat-suratnya, Kartini mengakui ada orang yang mengatakan bahwa dirinya tanpa sadar sudah masuk kedalam alam pemikiran Theosofi.

    Bahkan, Kartini mengaku diperkenalkan kepada kepercayaan dengan ritual-ritual memanggil roh, seperti yang dilakukan oleh kelompok Theosofi. Selain itu, semangat pemikiran dan perjuangan Kartini juga sama sebangun dengan apa yang menjadi pemikiran kelompok Theosofi. Inilah yang kemudian, banyak para humanis yang menjadi sahabat karib Kartini begitu tertarik kepada sosok perempuan ini.

    Cerita Singkat R.A Kartini


    Sewaktu RA Kartini dilahirkan, ayahnya masih berkedudukan sebagai Wedono Mayong, sedangkan ibunya adalah seorang wanita berasal dari desa Teuk Awur yaitu Mas Ajeng Ngasirah yang berstatus garwo Ampil. RMAA Sosroningrat dan urutan keempat dari ibu kandung Mas Ajeng Ngasirah, sedangkan eyang RA Kartini dari pihak ibunya adalah seorang Ulama Besar pada jaman itu bernama Kyai Haji Modirono dan Hajjah Siti Aminah. Istri kedua ayahnya yang berstatus garwo padmi adalah putrid bangsawan yang dikawini pada tahun 1875 keturunan langsung bangsawan tinggi madura yaitu raden ajeng Woeryan anak dari RAA Tjitrowikromo yang memegang jabatan Bupati Jepara sebelum RMAA Sosroningrat. Perkawinan dari kedua istrinya itu telah membuahkan putera sebanyak 11 (sebelas) orang.

    Mula pertama udara segar yang dihirup RA KArtini adalah udara desa yaitu sebuah desa di Mayong yang terletak 22 km sebelum masuk jantung kota Jepara. Disinilah nia dilahirkan oleh seorang ibu dari kalangan rakyat biasa yang dijadikan garwo ampil oleh wedono Mayong RMAA Sosroningrat. Anak yang lahir itu adalah seorang bocah kecil dengan mata bulat berbinar-binar memancarkan cahaya cemerlang seolah menatap masa depan yang penuh tantangan.

    Hari demi hari beliau tumbuh dalam suasana gembira, dia ingin bergerak bebas, berlari kian kemari, hal yang menarik baginya ia lakukan meskipun dilarang. Karena kebebasan dan kegesitannya bergerak ia mendapat julukan “TRINIL” dari ayahnya. Kemudian setelah kelahiran RA Kartini yaitu pada tahun 1880 lahirlah adiknya RA Roekmini dari garwo padmi. Pada tahun 1881 RMAA Sosroningrat diangkat sebagai Bupati Jepara dan beliau bersama keluarganya pindah ke rumah dinas Kabupaten di Jepara.

    Pada tahun yang sama lahir pula adiknya yang diberi nama RA Kardinah sehingga si trinil senang dan genbira dengan kedua adiknya sebagai teman bermain. Lingkungan Pendopo Kabupaten yang luas lagi megah itu semakin memberikan kesempatan bagi kebebasan dan kegesitan setiap langkah RA Kartini.

    Sifat serba ingin tahu RA Kartini inilah yang mrnjadikan orang tuanya semakin memperhatikan perkembangan jiwanya. Memang sejak semula RA Kartini paling cerdas dan penuh inisiatif dibandingkan dengan saudara perempuan lainnya. Dengan sifat kepemimpinan RA Kartini yang menyolok, jarang terjadi perselisihan diantara mereka bertiga yang dikenal dengan nama “TIGA SERANGKAI” meskipun dia agak diistimewakan dari yang lain.

    Agar puterinya lebih mengenal daerah dan rakyatnya RMAA Sosroningrat sering mengajak ketiga puterinya tourney dengan menaiki kereta.

    Ini semua hanya merupakan pendekatan secara terarah agar puterinya kelak akan mencintai rakyat dan bangsanya, sehingga apa yang dilihatnya dapat tertanam dalam ingatan RA Kartini danadik-adiknya serta dapat mempengaruhi pandangan hidupnya setelah dewasa.

    Saat mulai menginjak bangku sekolah “EUROPESE LAGERE SCHOOL” terasa bagi RA Kartini sesuatu yang menggembirakan. Karena sifat yang ia miliki dan kepandaiannya yang menonjol RA Kartini cepat disenangi teman-temannya. Kecerdasan otaknya dengan mudah dapat menyaingi anak-anak Belanda baik pria maupun wanitanya, dalam bahasa Belanda pun RA Kartini dapat diandalkan.

    Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, NY. OVINK SOER DAN SUAMINYA MENGAJAK ra Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu pantai Bandengan.

    Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hamper sama dengan bandengan namanya “Klein Scheveningen” secara spontan mendengar itu RA Kartini menyela……..kalau begitu kita sebut saja pantai bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen”.

    Selang beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan di EUROPASE LEGERE SCHOOL, RA Kartini berkehendak ke sekolah yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA Kartini karena terbentur pada aturan adapt apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita seperti dia harus menjalani pingitan.

    Memang sudah saatnya RA Kartini memasuki masa pingitan karena usianya telah mencapai 12 tahun lebih, ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan keinginannya yang tak kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah pengetahuannya tanpa sekolah karena menyadari dengan merenung dan menangis tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan untuk menghabiskan waktu adalah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari kakak dan juga dari ayahnya.

    Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan beasiswa ke negeri Belanda dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, hanya saja dengan berbagai pertimbangan maka besiswa tersebut diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian cukup terkenal yaitu H. Agus Salim.

    Walaupun RA Kartini tidak berkesempatan melanjutkan sekolahnya, namun himpunan murid-murid pertama Kartini yaitu sekolah pertama gadis-gadis priyayi Bumi Putera telah dibina diserambi Pendopo belakang kabupaten. Hari itu sekolah Kartini memasuki pelajaran apa yang kini dikenal dengan istilah Krida dimana RA Kartini sedang menyelesaikan lukisan dengan cat minyak. Murid-murid sekolahnya mengerjakan pekerjaan tangan masing-masing, ada yang menjahit dan ada yang membuat pola pakaian.

    Adapun Bupati RMAA Sosroningrat dan Raden Ayu tengah menerima kedatangan tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djojoadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan maju dan modern. Tepat tanggal 12 November 1903 RA Kartini melangsungkan pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan cara sederhana.

    Pada saat kandungan RA Kartini berusia 7 bulan, dalam dirinya dirasakan kerinduan yang amat sangat pada ibunya dan Kota Jepara yang sangat berarti dalam kehidupannya. Suaminya telah berusaha menghiburnya dengan musik gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya, namun semua itu membuat dirinya lesu.

    Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan RA Kartini semakin memburuk meskipun sudah dilakukan perawatan khusus, dan akhirnya pada tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun.

    Pemikiran R.A Kartini


    Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).

    Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle “Stella” Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.

    Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. “…Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu…” Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.

    Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.

    Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.

    Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. “…Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin…” Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.

    Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.

    Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.

    Last edited by Ky-Z; 22-11-12 at 14:40.
    I am L &
    i will change the world

  2. Hot Ad
  3. #2
    L-Valkyrie's Avatar
    Join Date
    Dec 2010
    Location
    Old Trafford , England
    Posts
    8,579
    Points
    353.96
    Thanks: 202 / 198 / 75

    Default

    Dear ,

    pertanyaannya sudah saya berikan lewat PM ,

    silahkan di jawab , paling lama Tanggal 15 Desember 2012 ..

    GoodLuck
    Jangan pernah mengharapkan dan jangan pernah memberi harapan

  4. #3
    Ky-Z's Avatar
    Join Date
    Oct 2012
    Posts
    5,500
    Points
    -77.45
    Thanks: 8 / 83 / 64

    Default

    Code Soal : JURI-1
    Code:
    Pertanyaan : beliau mendapat salah satu teman di eropa yang banyak mendukungnya , siapakah teman tersebut ?
    Rosa Abendanon

    Rosa Abendanon adalah Teman R.A Kartini yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa

    Code SOAL : JURI-2
    Code:
    Pertanyaan : kartini di kenal sebagai ______ wanita?
    Pahlawan Emansipasi Wanita ( Kartini sering disebut sebagai ikon pendobrak bagi kemajuan perempuan Indonesia dan diakui secara resmi oleh pemerintah sebagai Pahlawan Nasional dengan Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 108 tahun 1964. )

    Code SOAL : JURI-3
    Code:
    Pertanyaan : R.A. Kartini dikenal sebagai seorang yang gemar membaca. Sebutkan 2 judul buku berbahasa Belanda (beserta nama pengarang) yang pernah dibaca olehnya SELAIN Max Havelaar, dan jelaskan dengan singkat isi dari buku Max Havelaar.
    Max Havelaar bercerita tentang sistem tanam paksa yang menindas kaum bumiputra di daerah Lebak, Banten. Max Havelaar adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia. Di salah satu bagiannya memuat drama tentang Saijah dan Adinda yang sangat menyentuh hati pembaca, sehingga sering kali dikutip dan menjadi topik untuk dipentaskan di panggung.

    De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib): karya Louis Coperus

    Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata) : Berta Von Suttner

    Code Soal : JURI-4
    Code:
    pertanyaan : apa menurutmu emansipasi wanita sudah benar2 diterapkan di kehidupan rakyat Indonesia masa kini? Jelaskan alasannya berdasarkan fakta2 yang ada (tambahkan sumber lain untuk memperkuat alasan jika diperlukan).
    Menurut Saya Emansipasi Wanita di indonesia sudah diterapkan , meskipun belum sempurna .

    karena menurut saya di indonesia masih banyak perempuan yang berperan ganda "seperti urusan publik dan domestik. Misalnya, satu sisi dia sebagai pencari nafkah dan juga harus menyelesaikan urusan rumah tangga."

    Dan Menurut Saya Emansipasi itu tergantung dari wanita itu sendiri , di indonesia derajat wanita dan laki2 itu sudah sama . bagaimana cara wanita indonesia berpikir dan melakukan yang terbaik buat hidupnya sendiri .

    Sumber Inspirasi gw Klick


    Code Soal : JURI-5
    Code:
    Pertanyaan : Siapakah yang Berperan Penting dalam merekatkan hubungan Kartini dengan para elit Belanda?
    Christian Snouck Hurgronje

    Christian Snouck Hurgronje adalah sahabat Abendanon yang dianggap oleh Kartini mengerti soal-soal hukum agama Islam. Atas saran Hurgronje agar Abendanon memperhatikan Kartini bersaudara, sampailah pertemuan antara Abendanon dan Kartini di Jepara.

    Link Event : http://forum.indogamers.com/showthread.php?t=585822


    Oke selesai . hehe
    Last edited by Ky-Z; 08-12-12 at 18:39.
    I am L &
    i will change the world

  5. #4
    L-Valkyrie's Avatar
    Join Date
    Dec 2010
    Location
    Old Trafford , England
    Posts
    8,579
    Points
    353.96
    Thanks: 202 / 198 / 75

    Default

    kalau jawaban nya agak panjang ,

    yah di thread aja biar ga susah .
    Jangan pernah mengharapkan dan jangan pernah memberi harapan

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •