menurut kk yagami itu nelayannya pakai map hack ngga??
50 ton bukan jumlah yg sedikid....
menurut kk yagami itu nelayannya pakai map hack ngga??
50 ton bukan jumlah yg sedikid....
"let them live in peace among us"
Berhentinya menghujat, menghina negara lain, kenapa kita sendiri yang mengkoreksi diri kita, apa yg kurang! apa lebihnya soal perairan dan sumber daya alamnya
Jika anda2 semua perduli dengan sumber dayanya?? Manfaatkannya.
Mubajir kali jika sumber daya tsb tidak digunakan
Nelayan Malaysia di Hajar Nelayan Dumai
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Dumai - Aparat kelautan Indonesia telah menangkap 2 kapal milik warga Malaysia yang sedang melakukan illegal fishing di wilayah perairan Indonesia. Namun saat disandarkan di Dumai, puluhan nelayan setempat langsung melakukan penyerangan terhadap para awak kapal tersebut.
Menurut salah seorang nelayan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk ‘balas dendam’ atas perilaku aparat kepolisian Malaysia kepada mereka.
“Kalau kita tertangkap di Malaysia, kita juga babak belur dipukuli polisi Malaysia. Mereka itu lebih biadab di Malaysia sana,” ujar salah seorang nelayan setempat, Mahmud (41), kepada wartawan di Pelabuhan Dumai, Riau, Minggu (23/11/2008).
Namun aksi penyerangan tersebut tidak berlangsung lama. Pihak Kepolisian dan TNI AL Dumai langsung sigap mencegah tindakan anarkis tersebut.
“Seharusnya polisi membiarkan saja kami memukuli mereka,” ujar Mahmud keras.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim gabungan dari Ditjen Pengawas Pengendalian Sumber Daya Kelautan Departemen Kelautan dan Perikanan (P2SDK DKP), Ditjen Kelautan Dephub, TNI AL dan Ditjen Bea Cukai berhasil menangkap 2 kapal nelayan milik warga negara Malaysia di Perairan Selat Malaka. Saat ini kedua kapal tersebut menjalani pemeriksaan di markas TNI LANAL Dumai, Riau.
(mad/sho)
http://www.detiknews.com/read/2008/1...-nelayan-dumai
Kalo begini siapa yang salah, yang menghajar duluan atau terakhir? Refleksikan.
Ikan Dicuri, Indonesia Rugi Rp 30 Triliun
Rabu, 26 November 2008 | 10:19 WIB
BANGKOK, RABU — KBRI Bangkok membentuk satuan tugas perikanan (task force on fishery) guna mengatasi pencurian ikan oleh para nelayan Thailand, di mana selama tahun 2007 hingga awal 2008 telah ditahan 354 kapal, belum termasuk yang tertangkap sehingga diperkirakan Indonesia merugi sekitar Rp 30 triliun.
"Beberapa bulan pada awal 2008 saja sudah tertangkap 170 kapal Thailand yang ketahuan melakukan pencurian ikan (ilegal fishing). Belum yang tidak ketahuan," kata Dubes RI untuk Thailand Muhammad Hatta di Bangkok, Rabu (26/11).
Umumnya, para nelayan Thailand memasuki lautan Indonesia dari arah laut China Selatan. Mereka banyak melakukan penangkapan ikan secara liar di Laut Arafura.
"Macam-macam pola ilegal fishing-nya. Ada yang punya izin, tapi melanggar kesepakatan mengenai mesin penangkap ikannya, ada yang menggunakan bendera Merah Putih, padahal kapal Thailand, dan lain sebagainya," kata Hatta, panggilan akrab mantan anggota DPR itu.
"Pada waktu pengangkatan saya sebagai Dubes di Thailand, bapak presiden pesan agar KBRI Bangkok mengatasi bagaimana menekan pencurian ikan oleh para nelayan Thailand. Oleh sebab itu, kami bentuk Satgas perikanan untuk menekan pencurian ikan kita," katanya.
Satgas ini sudah diresmikan sejak 14 November 2008 dengan tugas mengoordinasi masalah-masalah yang terkait dengan kerja sama perikanan antara Indonesia dan Thailand, meningkatkan kerja sama di bidang perikanan, menghimpun data dan informasi, serta memberikan masukan dan pertimbangan usaha investasi di sektor perikanan.
Keluhan Thailand
Dubes Hatta mengemukakan juga keluhan para pengusaha perikanan Thailand soal minimnya infrastruktur ekonomi di tempat pengolahan ikan, seperti minimnya fasilitas listrik dan air besih, terutama di Pelabuhan Indonesia Timur.
"Ketika Ditjen Perikanan dan Deputi BKPM sosialisasi kebijakan baru di bidang perikanan kepada Departemen Luar Negeri Thailand dan 75 pengusaha perikanan Thailand di Songkhla, mereka mengeluh soal minimnya sarana pendukung pelabuhan perikanan," ungkap dia.
Selain itu, para pengusaha ikan Thailand enggan, bahkan tidak tertarik dengan kebijakan departemen perikanan yang baru, mensyaratkan nelayan atau kapal penangkap ikan asing menjual ikannya di Indonesia, tidak boleh lagi langsung dibawa keluar. "Alasannya harga jual ikan di Indonesia terlalu rendah," tambah Dubes.
Hal itu diungkapkan para pengusaha ikan Thailand setelah dilakukan penawaran investasi perikanan di Indonesia terkait dengan kebijakan departemen kelautan dan perikanan Indonesia yang baru saja keluar tahun 2008.
Peraturan Menteri No 05/2008 menetapkan setiap perusahaan asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di Indonesia harus melakukan investasi membangun/memiliki unit pengolahan.
Selain itu, kapal pengangkut ikan dilarang membawa ikan hasil tangkapan ke pelabuhan yang tidak terdaftar dalam surat izin kapal pengangkut ikan atau dilarang langsung membawa ke luar negeri.
ONO
Sumber : Ant
http://www.kompas.com/read/xml/2008/....rp.30.triliun.
Perbatasan kita harus dijaga dengan baik, ini tidak boleh dibiarkan terus.
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Share This Thread