Results 1 to 5 of 5
http://idgs.in/107007
  1. #1
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Talking Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris

    Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris
    Sang Robot Bisa Bedakan yang Sipil dan Militer



    Hampir bersamaan dengan ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Dr Subchan,
    peneliti asal Indonesia, berhasil meraih prestasi bergengsi di
    Inggris. Bahkan, Departemen Pertahanan Inggris berminat mengembangkan
    robot dan piranti ciptaan timnya.

    NURANI SUSILO, London

    SIAPA sangka dari Swindon, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar dua
    jam berkendara dari London, seorang anak bangsa, Dr Subchan, kini
    menjadi pembicaran di Inggris. Peneliti di Cranfield University,
    Shrivenham Campus di Oxfordshire, Inggris, bersama timnya dinyatakan
    sebagai pemenang Minister of Defense (MoD) Grand Challenge.

    MoD Grand Challenge adalah lomba bergengsi untuk mencari teknologi
    terapan di dunia militer yang diselenggarakan oleh Kementerian
    Pertahanan Inggris. Subchan, pria yang lahir dan besar di Jombang,
    Jawa Timur, itu bersama Team Stellar mengembangkan Saturn (Sensing and
    Autonomous Tactical Urban Reconnaissance Network).

    Saturn adalah semacam robot yang berfungsi mendeteksi ancaman musuh.
    Bukan sembarang robot. Ini adalah robot terpadu yang memiliki tiga
    komponen, baik di darat maupun udara, yang bisa mengidentifikasi
    kekuatan dan posisi musuh di medan pertempuran.

    Tim Stellar adalah gabungan antara Cranfield University, Stellar
    Service Ltd, Blue Bear System Ltd, SELEX Sensors, dan Airborne System
    Ltd, TRW Conekt, dan Marshall Specialist Vehicles.

    ''Robot ini bisa menggantikan manusia untuk mengintai kekuatan dan
    posisi musuh, tanpa berisiko terlihat atau diketahui lawan,'' jelas
    Subchan yang lulusan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS)
    jurusan matematika 1994 itu kepada Jawa Pos kemarin.

    Karena berbagai kelebihan itu, Subchan dan Team Stellar dinyatakan
    unggul dibandingkan peserta lomba yang lain. Andy Wallace, perwira
    militer dari Departemen Pertahanan Inggris, mengakui ingin mendapatkan
    produk teknologi yang membuat misi prajurit di medan tempur semakin
    aman. ''Kami ingin tentara yang bertugas di lapangan makin aman dan
    keselamatan mereka terlindungi,'' kata Wallace kepada stasiun televisi
    BBC.

    Dalam konteks perang modern, lanjut Wallace, produk teknologi seperti
    yang dikembangkan Subcham dan timnya memang sangat relevan. Medan yang
    asing dan sulit, membutuhkan piranti yang bisa sangat membantu
    prajurit tempur.

    Robot yang dikembangkan Team Stellar ini terdiri atas dua pesawat
    kecil dan satu kendaraan darat. Semuanya tanpa awak. Wahana ini
    dilengkapi dengan sensor radar, panas, dan visual. Untuk menyelaraskan
    kerja ketiga robot ini, sekaligus menganalisis hasil yang didapat,
    dibuat semacam pusat mengendali terpadu.

    Kepada Jawa Pos Subchan memaparkan, tiga komponen robot yang
    dikembangkan Team Stellar itu punya fungsi sendiri-sendiri yang saling
    menunjang. Pertama, pesawat tanpa awak yang terbang tinggi. Alat ini
    berfungsi memetakan wilayah dan mengetahui medan. Pesawat ini bisa
    mendeteksi kendaraan militer; tank, bahkan sniper (penembak jitu)
    lawan.

    Namun, untuk *** pesawat, alat ini tidak bisa mendeteksi secara
    akurat. Itulah sebabnya dibuat robot kedua dan ketiga berupa pesawat
    tanpa awak yang terbang rendah dan satu robot darat (ground vehicle).
    Kedua robot terakhir ini lebih berfungsi untuk mengecek atau melakukan
    verifikasi terhadap temuan pesawat pertama yang terbang tinggi .

    Subchan, yang menempuh master bidang applied matematics (S2) di Delft
    University of Technology di Belanda pada 1998-2000 ini terlibat di
    bagian desain dan pengembangaan kendaraan udara dan darat tanpa awak.
    ''Ini memang pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan otak,'' kata
    pria kelahiran Jombang Mei 1971 itu.

    Dia menceritakan, proyek robot militer ini dimulai sekitar pertengahan
    2007. Selama kurang lebih setahun, Team Stellar yang menggabungkan
    beberapa perusahaan pertahanan dan Cranfield University itu
    mengembangkan dan menguji coba Saturn di lapangan. Uji coba dilakukan
    di beberapa tempat di Inggris.

    "Proyek ini membuat saya sering ke lapangan dan menghabiskan waktu di
    alam terbuka. Kadang selama berhari-hari menyempurnakan Saturn,'' kata
    anak kedua dari empat bersaudara pasangan Abdul Muin dan Djamilah ini.

    Dalam enam bulan terakhir, hampir tiap minggu Subchan dan timnya ke
    lapangan menguji Saturn. Waktu yang terbatas memang menjadi salah satu
    kendala pengembangan Saturn. Bahkan, sampai babak final pun, masih ada
    beberapa masalah yang mengganjal.

    ''Pada proofing event (pembuktian produk) yang berlangsung selama lima
    hari, kami sempat khawatir karena sampai hari ketiga komunikasi antara
    stasiun pengendali di darat dan robot kendaraan tidak begitu bagus,''
    bpak lima orang anak itu. Untunglah pada hari keempat, persoalan bisa
    diatasi.

    Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dilakukan setiap tim
    adalah dalam waktu satu jam harus mendemonstasikan hasil temuannya di
    Village of Copehill Down, di Salisbury Plain, Wiltshire, Inggris.
    Yakni, sebuah perkampungan yang khusus dibuat untuk latihan militer.
    Kondisi perkampungan itu dibuat sedemikian rupa mirip dengan medan
    peperangan, lengkap dengan snipers, ***, tank, peluncur roket, hingga
    aktor yang berperan sebagai tentara lawan dan penduduk sipil.

    Dalam tantangan seperti itu, robot peserta MoD Grand Challenge harus
    bisa membedakan mana yang ancaman dan mana warga sipil biasa.

    ''Saya sangat bersyukur bisa menang,'' kata suami Ima Imadatul yang
    pernah empat tahun bekerja di IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia)
    sebelum menjadi dosen ITS.

    Subchan layak berbangga karena dari 11 tim yang mengikuti lomba ini
    hanya enam yang masuk babak final. Dan dari enam ini, Team Stellar
    menang dan berhak atas penghargaan begengsi RJ Mitchell Trophy. Tropi
    yang mengambil nama perancang pesawat Spitfire Fighter, pesawat tempur
    legendaris pada pertempuran Battle of Britain.

    Penelitian pertahanan dan keselamatan sipil memang bukan dunia yang
    asing bagi Subchan. Cranfield University, tempat Subchan sekarang
    bekerja sebagai peneliti, memang memiliki studi pertahanan. Di sinilah
    dulu ia menyelesaikan S3 di bidang Guidance and Control (panduan dan
    kendali). ''Berbagai proyek yang saya ikuti hampir semuanya memiliki
    kaitan dengan pertahanan,'' kata Subchan .

    Setelah lulus doktor, Subchan meneruskan post doctoral pada
    Departement Informatics and Sensors pada universitas yang sama dengan
    bidang yang ditekuninya sekarang: decision making, data fusion,
    mission planning and control (bidang pengambilan keputusan,
    penggabungan data, dan perencenaan misi).

    Ia mengaku tidak pernah membayangkan dan berencana menjadi peneliti
    militer. Tapi kuliah S3 di Cranfield University membuatnya menekuni
    penelitian dan pengembangan teknologi militer. Ia pernah meneliti
    'awan yang tercemar nuklir'. Bila semisal ada kebocoran di reaktor
    nuklir, Subchan membantu menentukan luas wilayah yang tercemar bahan
    berbahaya. Dari sini bisa ditentunkan warga di wilayah mana yang harus
    diungsikan karena kebocoran nuklir tersebut.

    ''Inilah yang membuat saya senang dan menikmati bidang saya. Ada hasil
    nyata yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia,'' kata Subchan
    yang juga sering menjadi pembicara pada forum pengajian di Swindon dan
    London.

    Untuk masa depan Saturn yang ia kembangkan bersama Team Stellar, ia
    belum tahu persis kapan selesai dan dipakai oleh kalangan militer.
    Yang jelas, teknologi yang dipakai sangat kompleks dan membutuhkan
    dana yang besar. ''Kalau dananya tersedia mungkin Saturn bisa hadir
    lebih cepat,'' katanya. (el)

    http://www.jawapos.co.id/halaman/ind...tail&nid=20340

    Hebat, maju terus!
    Last edited by ekspresi; 28-08-08 at 19:24.

  2. Hot Ad
  3. #2
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    robotnya masi gede amat dan kabel2nya masi berserakan..
    tapi plg ga ga ketinggalan amat lah dengan luar..
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  4. #3
    gabrielle's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    between hell and heaven
    Posts
    1,038
    Points
    1,245.30
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by MimiHitam View Post
    Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris
    Sang Robot Bisa Bedakan yang Sipil dan Militer



    Hampir bersamaan dengan ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Dr Subchan,
    peneliti asal Indonesia, berhasil meraih prestasi bergengsi di
    Inggris. Bahkan, Departemen Pertahanan Inggris berminat mengembangkan
    robot dan piranti ciptaan timnya.

    NURANI SUSILO, London

    SIAPA sangka dari Swindon, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar dua
    jam berkendara dari London, seorang anak bangsa, Dr Subchan, kini
    menjadi pembicaran di Inggris. Peneliti di Cranfield University,
    Shrivenham Campus di Oxfordshire, Inggris, bersama timnya dinyatakan
    sebagai pemenang Minister of Defense (MoD) Grand Challenge.

    MoD Grand Challenge adalah lomba bergengsi untuk mencari teknologi
    terapan di dunia militer yang diselenggarakan oleh Kementerian
    Pertahanan Inggris. Subchan, pria yang lahir dan besar di Jombang,
    Jawa Timur, itu bersama Team Stellar mengembangkan Saturn (Sensing and
    Autonomous Tactical Urban Reconnaissance Network).

    Saturn adalah semacam robot yang berfungsi mendeteksi ancaman musuh.
    Bukan sembarang robot. Ini adalah robot terpadu yang memiliki tiga
    komponen, baik di darat maupun udara, yang bisa mengidentifikasi
    kekuatan dan posisi musuh di medan pertempuran.

    Tim Stellar adalah gabungan antara Cranfield University, Stellar
    Service Ltd, Blue Bear System Ltd, SELEX Sensors, dan Airborne System
    Ltd, TRW Conekt, dan Marshall Specialist Vehicles.

    ''Robot ini bisa menggantikan manusia untuk mengintai kekuatan dan
    posisi musuh, tanpa berisiko terlihat atau diketahui lawan,'' jelas
    Subchan yang lulusan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS)
    jurusan matematika 1994 itu kepada Jawa Pos kemarin.

    Karena berbagai kelebihan itu, Subchan dan Team Stellar dinyatakan
    unggul dibandingkan peserta lomba yang lain. Andy Wallace, perwira
    militer dari Departemen Pertahanan Inggris, mengakui ingin mendapatkan
    produk teknologi yang membuat misi prajurit di medan tempur semakin
    aman. ''Kami ingin tentara yang bertugas di lapangan makin aman dan
    keselamatan mereka terlindungi,'' kata Wallace kepada stasiun televisi
    BBC.

    Dalam konteks perang modern, lanjut Wallace, produk teknologi seperti
    yang dikembangkan Subcham dan timnya memang sangat relevan. Medan yang
    asing dan sulit, membutuhkan piranti yang bisa sangat membantu
    prajurit tempur.

    Robot yang dikembangkan Team Stellar ini terdiri atas dua pesawat
    kecil dan satu kendaraan darat. Semuanya tanpa awak. Wahana ini
    dilengkapi dengan sensor radar, panas, dan visual. Untuk menyelaraskan
    kerja ketiga robot ini, sekaligus menganalisis hasil yang didapat,
    dibuat semacam pusat mengendali terpadu.

    Kepada Jawa Pos Subchan memaparkan, tiga komponen robot yang
    dikembangkan Team Stellar itu punya fungsi sendiri-sendiri yang saling
    menunjang. Pertama, pesawat tanpa awak yang terbang tinggi. Alat ini
    berfungsi memetakan wilayah dan mengetahui medan. Pesawat ini bisa
    mendeteksi kendaraan militer; tank, bahkan sniper (penembak jitu)
    lawan.

    Namun, untuk *** pesawat, alat ini tidak bisa mendeteksi secara
    akurat. Itulah sebabnya dibuat robot kedua dan ketiga berupa pesawat
    tanpa awak yang terbang rendah dan satu robot darat (ground vehicle).
    Kedua robot terakhir ini lebih berfungsi untuk mengecek atau melakukan
    verifikasi terhadap temuan pesawat pertama yang terbang tinggi .

    Subchan, yang menempuh master bidang applied matematics (S2) di Delft
    University of Technology di Belanda pada 1998-2000 ini terlibat di
    bagian desain dan pengembangaan kendaraan udara dan darat tanpa awak.
    ''Ini memang pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan otak,'' kata
    pria kelahiran Jombang Mei 1971 itu.

    Dia menceritakan, proyek robot militer ini dimulai sekitar pertengahan
    2007. Selama kurang lebih setahun, Team Stellar yang menggabungkan
    beberapa perusahaan pertahanan dan Cranfield University itu
    mengembangkan dan menguji coba Saturn di lapangan. Uji coba dilakukan
    di beberapa tempat di Inggris.

    "Proyek ini membuat saya sering ke lapangan dan menghabiskan waktu di
    alam terbuka. Kadang selama berhari-hari menyempurnakan Saturn,'' kata
    anak kedua dari empat bersaudara pasangan Abdul Muin dan Djamilah ini.

    Dalam enam bulan terakhir, hampir tiap minggu Subchan dan timnya ke
    lapangan menguji Saturn. Waktu yang terbatas memang menjadi salah satu
    kendala pengembangan Saturn. Bahkan, sampai babak final pun, masih ada
    beberapa masalah yang mengganjal.

    ''Pada proofing event (pembuktian produk) yang berlangsung selama lima
    hari, kami sempat khawatir karena sampai hari ketiga komunikasi antara
    stasiun pengendali di darat dan robot kendaraan tidak begitu bagus,''
    bpak lima orang anak itu. Untunglah pada hari keempat, persoalan bisa
    diatasi.

    Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dilakukan setiap tim
    adalah dalam waktu satu jam harus mendemonstasikan hasil temuannya di
    Village of Copehill Down, di Salisbury Plain, Wiltshire, Inggris.
    Yakni, sebuah perkampungan yang khusus dibuat untuk latihan militer.
    Kondisi perkampungan itu dibuat sedemikian rupa mirip dengan medan
    peperangan, lengkap dengan snipers, ***, tank, peluncur roket, hingga
    aktor yang berperan sebagai tentara lawan dan penduduk sipil.

    Dalam tantangan seperti itu, robot peserta MoD Grand Challenge harus
    bisa membedakan mana yang ancaman dan mana warga sipil biasa.

    ''Saya sangat bersyukur bisa menang,'' kata suami Ima Imadatul yang
    pernah empat tahun bekerja di IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia)
    sebelum menjadi dosen ITS.

    Subchan layak berbangga karena dari 11 tim yang mengikuti lomba ini
    hanya enam yang masuk babak final. Dan dari enam ini, Team Stellar
    menang dan berhak atas penghargaan begengsi RJ Mitchell Trophy. Tropi
    yang mengambil nama perancang pesawat Spitfire Fighter, pesawat tempur
    legendaris pada pertempuran Battle of Britain.

    Penelitian pertahanan dan keselamatan sipil memang bukan dunia yang
    asing bagi Subchan. Cranfield University, tempat Subchan sekarang
    bekerja sebagai peneliti, memang memiliki studi pertahanan. Di sinilah
    dulu ia menyelesaikan S3 di bidang Guidance and Control (panduan dan
    kendali). ''Berbagai proyek yang saya ikuti hampir semuanya memiliki
    kaitan dengan pertahanan,'' kata Subchan .

    Setelah lulus doktor, Subchan meneruskan post doctoral pada
    Departement Informatics and Sensors pada universitas yang sama dengan
    bidang yang ditekuninya sekarang: decision making, data fusion,
    mission planning and control (bidang pengambilan keputusan,
    penggabungan data, dan perencenaan misi).

    Ia mengaku tidak pernah membayangkan dan berencana menjadi peneliti
    militer. Tapi kuliah S3 di Cranfield University membuatnya menekuni
    penelitian dan pengembangan teknologi militer. Ia pernah meneliti
    'awan yang tercemar nuklir'. Bila semisal ada kebocoran di reaktor
    nuklir, Subchan membantu menentukan luas wilayah yang tercemar bahan
    berbahaya. Dari sini bisa ditentunkan warga di wilayah mana yang harus
    diungsikan karena kebocoran nuklir tersebut.

    ''Inilah yang membuat saya senang dan menikmati bidang saya. Ada hasil
    nyata yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia,'' kata Subchan
    yang juga sering menjadi pembicara pada forum pengajian di Swindon dan
    London.

    Untuk masa depan Saturn yang ia kembangkan bersama Team Stellar, ia
    belum tahu persis kapan selesai dan dipakai oleh kalangan militer.
    Yang jelas, teknologi yang dipakai sangat kompleks dan membutuhkan
    dana yang besar. ''Kalau dananya tersedia mungkin Saturn bisa hadir
    lebih cepat,'' katanya. (el)

    http://www.jawapos.co.id/halaman/ind...tail&nid=20340

    Hebat, maju terus!
    kq gak ada beritanya di TV atau kompas yah..?

  5. #4
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Quote Originally Posted by gabrielle View Post
    kq gak ada beritanya di TV atau kompas yah..?
    Mereka sibuk nayangin sinetron dan memberitakan pilkada ato pelajar tawuran, giliran pelajar bakti sosial gak diliput, untung aja masih ada yang ngeliput doktor ini menang kompetisi di Inggris

  6. #5
    obelix's Avatar
    Join Date
    Mar 2008
    Location
    "Beside Her"
    Posts
    537
    Points
    616.00
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    hmm . . mungkin ada sebab mereka ga memasukan berita ini..

    dari berita yg gw liat hari ini malah ada Robot yg Memakai Sel otak (Neuron Milik tikus)

    Robot ini bisa berjalan dgn kecepatan tertentu dan menghindari objek2 yg menghalanginya..
    hmm mungkin jaman Robot Ga lama lagi yah . . sampe Mereka bisa menciptakan robot yg bisa berpikir logis.. Bravo 4 humankind . .

    (kompas 28,8,08)

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •