Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 15 of 18
http://idgs.in/61964
  1. #1
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default Teori Astronot Zaman Kuno



    Saya tidak begitu tahu secara detail-nya siapa yang pertama kali merumuskan/mencetuskan gagasan atas teori astronot kuno (Ancient Astronauts Theory). Namun sejauh ini, setidaknya saya tahu siapa saja peneliti-peneliti terkenal yang temasuk kedalam jajaran orang yang turut untuk "mempopulerkannya". Adalah Zacharia Sitchin, Erich Von Daniken, Robert K.G Temple dan Burak Eldem yang saya maksudkan diatas sebagai "peneliti-peneliti" itu. Secara penjelasan umumnyanya, teori Astronot kuno mencoba untuk menerangkan kepada kita bahwa ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita pernah dikunjungi oleh para wisatawan antar bintang dari peradaban yang jauh di Alam Raya ini. Wisatawan-wisatawan antar bintang inilah yang nantinya banyak memberikan andil besar bagi perubahan peradaban manusia di bumi yang saat itu masih biadab (biadab = belum mengerti tatanan sosial, nilai dan norma, ilmu pengetahuan yang masih dangkal, dsb). Sulit diterima dengan akal? memang saya akui juga demikian. Namun, apakah lantas teori ini harus dengan cepat kita tanggalkan, membuang jauh-jauh dalam pikiran kita, dan mencoba untuk tidak memikirkan kemungkinan terkecil sekalipun bahwa hal itu mungkin saja benar-benar terjadi?
    Bagi saya pribadi, hal itu tidak akan saya lakukan karena ini adalah suatu bahasan yang tentu saja sangat menarik. Dari penjelasan singkatnya, saya sudah tahu bahwa teori ini akan menimbulkan perdebatan antar orang-orang yang pro dan kontra, inilah yang menarik. Berikut saya mencoba menguraikannya.

    Para Wisatawan Purbakala Masa Silam

    Sejarah masa silam masih terlalu kabur bagi kita. Sejarah hidup nenek moyang yang sebenarnya masih sulit untuk kita gambarkan, dan benda-benda yang mereka tinggalkan masih sangat sulit untuk kita tafsirkan maknanya. Apa maksud sebenarnya dari pembangunan situs-situs purbakala seperti Balbeck dan Tiahuanaco? Apa tujuan mereka membuat bentuk-bentuk rumit dari gambaran-gambaran luas yang luar biasa di tanah tandus Nazca? dan makhluk apakah yang mereka gambarkan sebagai sosok aneh berhelm di dalam gua-gua itu?

    Ya, berbicara mengenai prasejarah memang akan lebih banyak menemukan pertanyaan daripada jawaban. Jika kita gemar mengamati dan melakukan studi terhadap peninggalan-peninggalan prasejarah di seluruh dunia, akan mudah bagi kita untuk menemukan bukti dari kehadiran angkasawan antar bintang masa silam. Para wisatawan antar bintang yang mendarat di bumi, melakukan serangkaian ekspresimen penelitian disini, dan bersikap ramah terhadap nenek moyang kita. Sebaliknya juga demikian dengan masyarakat di bumi yang masih biadab, mereka anggap makhluk-makhluk berjubah aneh dengan kendaraan yang "bersuarakan petir" dan "meludahkan api" itu sebagai makhluk -makhluk yang selama ini mereka sembah. Makhluk-makhluk dengan "kekuatan super" yang dianggap sebagai dewa. Walupun petualang antariksa kita menjelaskan dengan susah payah bahwa mereka bukan merupakan makhluk "super" yang selama ini mereka sembah, namun tidak akan ada gunanya. Toh nantinya masyarkat yang masih biadab itu tetap akan sulit menerima dengan akal mereka mengenai kendaraan terbang yang menyala-nyala, benda-benda aneh yang dapat mengeluarkan suara, dan berbagai macam beda-benda "sakti" milik "dewa" lainnya.


    Human like head with astronaut helmet found together with other pre-Columbian excarvations in a cavern.


    Head gear is prominent on this realistically rendered piece. Could this have been a portrait of a specific person? North of Mexico City, Mexico, pre-Columbian.What were the models for this figures?


    Para penggagas teori astronot kuno pada umumnya memang menganjurkan kita untuk meninjau kembali mitologi-mitologi kuno dari peradaban-peradaban masa silam diseluruh dunia. Namun, sebelum melakukan studi singkat mengenai itu semua, buanglah jauh-jauh anggapan bahwa tulisan-tulisan kuno dan bentuk-bentuk kesenian yang mereka gambarkan sebagai sesuatu yang fiktif/ karangan omong kosong belaka dan terlalu imajinatif. Mulailah meyakini bahwa apa yang diciptakan oleh nenek moyang kita dahulu, baik itu catatan, arca-arca, lukisan-lukisan merupakan sebuah gambaran dari apa yang benar-benar mereka alami/saksikan secara langsung. Mulailah melakukan penelitian terhadap kemungkinan adanya pengunjung purbakala dari berbagai peninggalan mereka tersebut. Jika kita jeli mengamati hal ini, benang merah dari sebagian misteri prasejarah perlahan-lahan akan muncul satu persatu kepermukaan.

    Sumeria kuno dikatakan merupakan salah satu peradaban yang memiliki kekayaan besar dalam kultur kebudayaan mereka. Salah satu yang menarik dari peninggalan bangsa ini ialah epik kepahlawanan Gilgamesh. Di dalam epik tersebut, dikisahkan mengenai sesosok manusia luar biasa yang dianggap setengah dewa, ia memiliki berbagai macam "tongkrongan" super dan dapat terbang keruang angkasa. Terlalu umum? iya, ini cerita yang sudah terlalu umum pada mitologi bangsa di dunia. Namun, ada beberapa hal yang membuat predikatnya menjadi tidak umum apabila ini hanya sebatas merupakan imajinatif. Didalam epik Gilgamesh, keadaan ruang angkasa digambarkan dengan begitu detailnya, mengenai bagaimana keadaan di ruang hampa udara tersebut, gravitasi-nya dan bentuk-bentuk gambaran benda-benda diruang angkasa termasuk bumi. Semuanya bahkan digambarkan sangat tepat. Darimanakah si pengarang cerita dapat mengetahui gambaran sebegitu detail mengenai hal itu semua? Mungkinkah ada seseorang yang pernah terbang mengarungi ruang angkasa dimasa silam, kemudian ia mengisahkannya ke bangsa Sumeria? Menarik memang apabila penjelajah ruang angkasa ini adalah yang mereka sebut sebagai Gilgamesh, si manusia setengah dewa itu.

    Kitab-kitab India kuno juga tidak mau kalah untuk memberikan informasi mengenai pengunjung-pengunjung antar bintang masa silam. Didalam kitab-kitab kuno india, digambarkan mengenai mesin-mesin terbang yang disebut sebagai Vimana. Vimana merupakan kendaraan terbang yang dikatakan merupakan tunggangan para dewa. Mengeluarkan suara petir dan meludahkan api. Bahkan gambaran mengenai bentuk spesifik dan cara membuat mesin-mesin ini juga diterangkan di salah satu kitab. Di legenda Atlantis juga terdapat benda serupa yang sering disebut sebagai Vailixi. Teori tentang Atlantis memang sering sekali dihubungkan dengan peninjauan terhadap para petualang antar bintang masa silam. Di peradaban ini dikenal juga Zep Tepi, Dewa yang datang dari jauh dan mengajarkan mereka banyak ilmu. Di China, kita temukan mengenai artifak suku Dropa kuno yang menceritakan mengenai kedatangan para dewa mereka dengan kendaraan-kendaraan terbang, kemudian menggambarkannya di dalam piringan-piringan batu dan logam yang kini kita sebut sebagai Dropa Stone. Kemudian Popol Vuh, kitab yang disucikan oleh Bangsa Maya dimana didalamnya juga menceritakan sosok laki-laki yang datang dari suatu konstelasi bintang dengan kendaraan terbangnya, kemudian mengajarkan ilmu falak (astronomi) kepada mereka.


    Pakal, The Mayans Astronaut?


    The Dropa Stones


    Lalu jangan lupakan mengenai suku Dogon. Suku primitif yang mendiami suatu wilayah di Mali ini sangat tahu segalanya mengenai suatu gugus bintang redup Sirius B. Robert K.G Temple didalam bukunya "The Sirius Mystery" mengisahkan tentang adanya pemujaan yang dilakukan oleh Suku Dogon terhadap makhluk-makhluk yang mereka hubungkan dengan sistem bintang Sirius. Anehnya , tanpa peralatan-peralatan ilmiah yang canggih, Suku Dogon mengetahui secara teliti gerakan maupun karakteristik "pengiring" bintang Sirius yang sangat-sangat sulit untuk diamati oleh mata telanjang. Sirius merupakan bintang kembar yg jauhnya 8,7 tahun cahaya dari bumi. Hipotesis Temple yang cukup berani lagi menyatakan bahwa 3000 tahun Sebelum Masehi, bumi purba pernah dikunjungi oleh makhluk dari kawasan Sirius. Hipotesis Temple ini bukanlah suatu hal yang mengada-ada, sebab ia secara langsung membaur dengan masyarakat Dogon di Mali dalam penelitian panjangnya. Memang benar adanya bahwa Suku Dogon juga memiliki legenda terhadap wisatawan antar bintang masa silam, bahkan sosok "tamu" yang jauh itu mereka abadikan dalam bentuk arca kuno yang kini telah berusia ribuan tahun. Kita tidak dapat memungkiri bahwa terlalu banyak legenda mengenai para wisatawan antar bintang yang dapat kita temui disetiap kebudayaan-kebudayaan kuno di seluruh dunia.

    Alencar Jean, seorang peneliti astronot kuno mencatat mengenai peninggalan-peninggalan dari peradaban kuno di amerika latin yang memiliki berbagai macam artifak berbentuk kendaraan terbang. Salah satu artifak yang ia temukan dan memiliki daya tarik tersendiri ialah apa yang disebut sebagai Bap-kororoti. Bap-Kororti merupakan sosok yang dipuja oleh suku bangsa kuno di Amerika Latin itu. Dikatakan, ia merupakan seorang prajurit yang berasal dari ruang angkasa yang memiliki kendaraan perang yang menyala-nyala. Kendaraan inilah yang kemudian mengilhami bentuk-bentuk artifak yang sering mereka ciptakan.


    Val Comonica, Italy, c. 10,000 BC


    Great Martian Gods c.6000 BC from Tassili Mountains



    Di tahun 1962, dilangsungkan suatu konferensi prasejarah di Roma, Italia. Arkeolog, Dr. W. Matthes memperkenalkan salah satu artifak berbentuk ukiran/pahatan kuno diatas batu yang diciptakan oleh seniman prasejarah enam ribu tahun yang lalu. Artifak ini ditemukan oleh Henry Lothe, seorang penjelajah Prancis di abad ke-19. Artifak yang kemudian diberi nama Great Martian Gods ini memiliki gambaran yang sangat detil mengenai sosok tubuh manusia berhelm yang sangat mirip dengan gambaran astronot masa kini. Gambaran sejenis juga dapat kita temukan di beberapa gua-gua kuno di seluruh dunia, mulai dari Luscaux, Prancis, Ojo Guaera, Spanyol hingga di China. Temuan citra-citra seperti ini juga teradapat di sekitar Gurun Sahara. Dimana disana juga tersebar lukisan-lukisan makhluk aneh menggunakan helm dan berjubah yang digambarkan oleh para seniman prasejarah bagaikan melayang-layang dalam keadaan tak berbobot di ruang angkasa yang hampa udara. Gambaran-gambaran ini membuktikan bahwa leluhur kita dengan kesederhanaan, kejujuran serta kepolosan mencoba untuk menuangkan apa yang mereka saksikan itu kedalam berbagai media. Siapakah sebenarnya model-model berjubah dan berhelm yang digambarkan dengan susah payah oleh para seniman prasejarah ini?


    Bersambung...........


    -Dipta-

    Referensi:

    *Allan Lansbrug, In Search of Extraterrestrials, 1977
    *Erich Von Daniken, Chariots of The Gods, 1977
    *Collin Muligan, Ancient Visitors

    World's Mysteries Blog

    ==========================================

    Sanggahan

    Diterjemahkan dari: http://www.skepdic.com/vondanik.html

    Istilah ‘astronot kuno’ merujuk pada gagasan spekulatif bahwa ras alien sangat memengaruhi perkembangan sebagian besar peradaban kuno di bumi. Pendukung gagasan ini yang paling terkenal adalah Erich von Däniken, pengarang beberapa buku populer tentang subjek tersebut. Contohnya, bukunya yang berjudul Chariots of the Gods? Unsolved Mysteries of the Past(Kereta Kuda Dewa-Dewi? Misteri Masa Lalu yang Belum Terpecahkan), menyerang ingatan dan kemampuan orang-orang di masa lampau. Von Däniken mendaku bahwa mitologi, seni, organisasi sosial, dll, pada peradaban kuno, diperkenalkan oleh astronot dari dunia lain. Ia mempertanyakan tidak hanya kapasitas ingatan, tetapi juga kemampuan peradaban itu sendiri. Manusia prasejarah tidak mengembangkan seni dan teknologinya sendiri, tetapi diajarkan oleh pengunjung dari luar angkasa.

    Dimana bukti klaim von Däniken? Beberapa hanya berupa rekayasa. Contohnya, ia memperlihatkan foto tembikar yang katanya ditemukan dalam penggalian. Tembikar tersebut menggambarkan piring terbang dan bukti itu menurutnya berasal dari masa alkitab. Namun, penyelidik dari Nova (acara televisi ilmiah) menemukan orang yang membuat tembikar tersebut. Mereka melabrak von Däniken dengan bukti-bukti penipuannya. Ia menjawab bahwa penipuannya dapat dibenarkan karena beberapa orang hanya akan percaya jika mereka melihat bukti (“The Case of the Ancient Astronauts,” pertama kali disiarkan 3/8/78, dilakukan dalam hubungan dengan BBC’s Horizon dan Peter Spry-Leverton)!

    Akan tetapi, sebagian besar bukti von Däniken ada dalam bentuk argumen yang seolah benar tetapi sesat. Datanya kebanyakan terdiri dari situs-situs arkeologi dan mitologi kuno. Ia memulai dengan asumsi astronot kuno dan lalu mencocok-cocokan data dengan gagasannya. Contohnya, di Nazca, Peru, ia menunjuk gambar binatang raksasa di gurun sebagai bandara alien kuno. Kemiripan gambar-gambar tersebut dengan agama setempat tidak diperhatikan. Ia juga berkali-kali menyebut pertimbangan sesat semacam ini: “Antara data ini dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa orang-orang bodoh dan primitif itu melakukannya sendiri atau kita harus menerima gagasan yang lebih masuk akal bahwa mereka mendapatkan bantuan dari peradaban yang sangat maju yang berasal dari planet lain di mana teknologi semacam antigravitasi telah ditemukan.” Pengabdiannya terhadap teori ini tak jua berkurang, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya, dan pengabdiannya itu dibuktikan oleh bukunya yang lain yang berjudul Arrival of the Gods : Revealing the Alien Landing Sites at Nazca (1998).

    Gagasan Däniken menuai banyak kritik, tetapi kritik dari Ronald Story-lah yang paling terperinci. Sebagian besar kritik terhadap teori von Däniken menunjuk bahwa orang-orang prasejarah bukanlah orang yang tak berdaya, tak cakap, dan biadab serta pelupa. (Mereka paling tidak cukup cerdas untuk memahami bahasa dan ajaran penciptanya—bukan prestasi yang kecil!) Memang benar kita masih belum tahu bagaimana orang zaman dahulu mencapai presetasi fisik dan teknologi yang luar biasa. Kita masih bertanya-tanya bagaimana bangsa Mesir Kuno mendirikan obelisk raksasa di gurun dan bagaimana laki-laki dan perempuan dari zaman batu memindahkan batu raksasa dan menempatkannya di dolmen dan kuburan. Kita takjub akan ukiran kepala raksasa di Pulau Paskah dan bertanya-tanya bagaimana pembuatannya, siapa yang membuatnya, dan mengapa mereka meninggalkan tempat itu. Suatu hari kita mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut, tetapi jawaban tersebut akan dihasilkan dari penyelidikan ilmiah, bukan spekulasi ilmu semu. Contohnya, dengan mengamati orang-orang zaman batu kontemporer di Papua Nugini, di mana batu-batu raksasa masih dapat ditemui di atas makam, kita dapat melihat bagaimana orang-orang kuno menuntaskan hal yang sama dengan tali berbahan organik, pengungkit dan sekop kayu, serta sedikit kecerdikan dan kekuatan. “Secrets of Lost Empires” dalam acara Nova menunjukkan bahwa kita tidak memerlukan guru-guru alien untuk mengetahui bagaimana bangsa Mesir Kuno mendirikan obelisk raksasa, bagaimana prajurit abad pertengahan membangun katapel dan bagaimana dan mengapa pemahat di Pulau Paskah membuat moai.

    Tidak ada alasan untuk meyakini bahwa ingatan nenek moyang kita di masa lampau lebih buruk dari kita sehingga mereka tak mampu mengingat dan mencatat kunjungan alien tersebut. Hanya ada sedikit bukti untuk mendukung gagasan bahwa mitologi kuno dan kisah religius merupakan ingatan mengenai astronot kuno yang menyimpang dan tidak sempurna. Bukti untuk mendukung yang sebaliknya—bahwa bangsa prasejarah atau ‘primitif’ itu cukup cerdas dan banyak akal—ada banyak sekali.

    Tentu saja, ada kemungkinan bahwa pengunjung dari luar angkasa pernah mendarat di bumi ribuan tahun yang lalu, dan berhubungan dengan nenek moyang kita. Namun bangsa-bangsa prasejarah-lah yang menciptakan seni, teknologi, dan budaya mereka. Mengapa harus mereka-reka seperti penjelasan von Däniken? Melakukannya hanya akan menambahkan misteri dan roman suatu teori, dan juga membuatnya kurang masuk akal, terutama karena teori tersebut tidak sesuai dengan apa yang sudah kita ketahui mengenai dunia. Dan mengapa contohnya dibatasi pada Mesir, Meksiko, dan negara-negara non-Eropa lainnya? Bagaimana dengan pembangun Newgrange atau Stonehenge? Hipotesis astronot kuno itu tidak penting. Prinsip pisau occam perlu diterapkan dan hipotesis ini kita tolak.

    http://mimihideung.tumblr.com/post/7...ent-astronauts
    Last edited by MimiHitam; 19-07-11 at 05:35.

  2. Hot Ad
  3. #2
    Tetshulong's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Location
    JAKARTA
    Posts
    1,035
    Points
    1,338.50
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    kk maksudnya wisatawan purbakala silam maksudna ada kayak sejenis kunjungan2 oleh bangsa asing(yang pasti bukan dari alam kita)?

    oh iya pas tahunt 1962 itu kan ada konfrensi di INDIA. Trus Dr.W.Matthes artifak kayak batu yang ada gambaran kayak Manusia yang pergi ke bulan pake baju astronot tapi itu jaman dulu. berarti mungkin dulu (maaf ni ya kalo salah) ada kunjungan dari mahluk asing.

    Hmm informasi nya bagus juga ya... trims

  4. #3
    bh_diansastro's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    -
    Posts
    404
    Points
    503.20
    Thanks: 0 / 5

    Default

    Kenapa Saat INI mereka Ga datang Lagi ya?

    Apa Mereka SUdah LUpa?

    Ato Mereka Memang ada tapi Di tangani Suatu BAdan MAcem Men IN bLek?

    DIANSASTROholic

  5. #4

    Join Date
    Jan 2008
    Posts
    37
    Points
    40.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    jadi kesimpulannya, alien memang ada ??? trus, dewa2 bangsa kuno itu alien ???

  6. #5

    Join Date
    Aug 2007
    Posts
    112
    Points
    233.10
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    mungkin..... mungkin.... mesin waktu ditemukan...... dan mereka harus kembali ke masa lampau mungkin untuk memperbaiki segala sesuatu..

    kalo gw mikirnya gini.... di masa depan manusia akan menemukan mesin waktu yang akan dio gunakan merubah sejarah.....

    secara logika itu mungkin gini....
    kita mau kesurabaya dari jakarta....
    ada berbagai macam cara....
    1. pake pesawat
    2. pake kereta
    3. pake bis
    4. pakai kendaraan pribadi


    hanya disana prosesnya banyak yang berubah dan mengakibatkan hasil yang berbeda beda...
    dengan pesawat kita sampai di surabaya mungkin masih dengan kondisi 100% fit
    dengan kereta 75% fit
    pakai bis 50% fit
    pakai kendaraan pribadi... mungkin kita sudah kelelahan....

    jd ada kemungkinan memang mereka(manusia di masa depan) mencoba ubah sejarah,,,, dengan mempercepat... atau.... mengurangi teknologi kita agar.... masadepan kita lebih baik....

    sekenario ke 2

    alien memang ada.... tetapi mereka adalah 1 ras dengan kita bangsa manusia....
    atau,... kita ini mahluk dari pelanet entah dimana.... cuma mengungsi kesini atau mungkin....
    kita binatang yang sudah mau punah dan dikirim ke bumi yang merupakan taman margasatwa.... manusia,,,
    karena...
    1, kita kan tidak langsung ada begitu aja... karena teori evolusi manusia dari kera terbukti salah...
    2, asal usul manusia secara sejarah dan sains tidak bisa dibuktikan....

    kecuali dari cerita penciptaan manusia oleh Tuhan yang ada di setiap kitab....

  7. #6
    PDSP's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    P.R.L 412, Club non homo IDGS!
    Posts
    1,840
    Points
    2,228.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Salah, menurutku alien itu seperti manusia, jadi gini
    kitah hidup di galaksi bimasakti, mereka hidup di galaksi bimagaksakti
    nah, kita ngangep mereka alien, mungkin mrk juga ngangep kita itu alien cma tekno pnya mrk lbh canggih dri qt

  8. #7
    alexist's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Yogyakarta
    Posts
    3,180
    Points
    2,165.14
    Thanks: 189 / 18 / 18

    Default

    nih penampakan ufo di bandung:YouTube - UFO CIBURIAL BANDUNG 12 agustus 2007

    percaya ga percaya

  9. #8
    keoz's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Dirty Dance floor, bring the naughtiness
    Posts
    1,602
    Points
    1,849.65
    Thanks: 47 / 17 / 15

    Default

    perkiraan gw:

    alien itu di masa depaaaaaaaaaaaaan banget tinggal
    sama kita. karena satu hal dan laennya, mereka pergi dari Bumi dan punya mesin waktu dimana manusia bumi blom tau...mereka ke masa prasejarah dan mengawasi agar manusia ga melakukan hal2 yg bikin mereka pergi lagi....teori lo...

    Quote Originally Posted by PDSP View Post
    Salah, menurutku alien itu seperti manusia, jadi gini
    kitah hidup di galaksi bimasakti, mereka hidup di galaksi bimagaksakti
    nah, kita ngangep mereka alien, mungkin mrk juga ngangep kita itu alien cma tekno pnya mrk lbh canggih dri qt
    jadi inget kalimat agent Kay "1500 alien ada di Bumi, kebanyakan ada di Manhattan..."

  10. #9
    Detasement_7's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    113
    Points
    185.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Dropa Stones


    Pada 1938, sebuah tim arkeolog dari Universitas Peking (Beijing) yang sedang melakukan survei gua-gua di pegunungan Baian Kara-Ula, Tibet menemukan sebuah pekuburan dalam salah satu gua yang dibuat dengan sangat rapi, berisi tulang kerangka mirip manusia pada umumnya, kecuali bagian tengkorak kepalanya yang lebih besar, tak sebanding dengan proporsi tubuhnya.

    Di tempat yang sama, salah seorang anggota tim juga menemukan sebuah piringan batu berdiameter 22,86 cm, tergeletak pada sebuah sudut gua dan tertutup lapisan debu. Pada bagian tengah piringan tersebut terdapat lubang dan goresan-goresan teratur pada salah satu sisi permukaannya yang menyerupai bentuk karakter tulis berukuran sangat kecil. Para anggota tim yang tak satu pun memahami tulisan tersebut kemudian membawa dan menyimpannya bersama hasil-hasil temuan lainnya ke Universitas Peking.

    Sejak itu para ahli di Peking terus berupaya memecahkan maksud tulisan tersebut. Hingga 20 tahun kemudian, Dr. Tsum Um Nui berhasil memecahkan kode tulisan dan membaca pesan yang terkandung padanya.

    Isi tulisan pada piringan tersebut menceritakan tentang penduduk dari planet lain yang mengalami kerusakan pesawat sehingga terpaksa mendarat darurat di pegunungan Baian Kara-Ula. Para penduduk lokal setempat (suku Han) yang terkejut dan merasa aneh dengan penampilan fisik para pendatang tersebut menyangka mendapat ancaman lalu berusaha memburu dan membunuh mereka. Para pendatang yang juga terdapat perempuan dan anak-anak menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi pada gua tempat ditemukannya piringan batu tersebut, namun banyak diantaranya yang terbunuh.

    Kerusakan pesawat yang parah dan keterisolasian lokasi membuat mereka tidak dapat memperbaiki pesawatnya. Tulisan tersebut juga mengidentifikasikan mereka sebagai kaum Dropa. Keterangan yang tertulis pada piringan batu tersebut ternyata mirip dengan legenda yang ada di masyarakat lokal setempat, yaitu tentang munculnya makhluk dari angkasa yang berbadan kurus kecil tetapi berkepala lebih besar.

    Pada 1965, telah berhasil ditemukan 716 piringan batu sejenisnya dari gua yang sama. Seorang ahli dari Rusia bernama W. Saitsew yang melanjutkan penelitian Dr. Tsum Um Nui melaporkan bahwa piringan batu tersebut terbuat dari campuran kobalt dan sejenis metal yang tidak dikenal, diduga adalah bagian komponen suatu sirkuit elektris.

    Sedangkan pada suatu sisi dinding gua, juga ditemukan gambar matahari, bulan, sebuah bintang yang belum teridentifikasikan dan planet bumi yang keseluruhannya dihubungkan oleh sebuah garis titik-titik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa temuan-temuan di gua tersebut (termasuk piringan batu) telah berusia kurang lebih 12.000 tahun. Kini, di area sekitar gua tempat ditemukannya piringan batu masih dihuni oleh dua suku yang terisolir bernama Han dan Dropa. Mereka bukan seperti orang Tiongkok maupun Tibet, bahkan penampilan fisiknya berbeda dengan orang kebanyakan, badannya kurus dan lemah, tingginya tak melebihi 1,5 meter.





    Sumber : Tibetan Stone Disks”. Crystalinks
    Il faut plus d'amour dans le monde.

  11. #10
    MumunLuvMamamia
    Guest

    Default

    mungkin memang ada badan ala MIB...cman sekalilagi

    kan MIB menggunakan alat utk menghapus ingatan so kita mungkin ga inget


    hanya Tuhan yg tahu sebenernya

  12. #11
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default

    The Ancient Astronauts Theory

    "Our sun is one of a 100 billion stars in our galaxy. Our galaxy is one of billions of galaxies populating the universe. It would be the height of presumption to think that we are the only living thing in that enormous immensity" – Wernher Von Braun

    Introduction

    Most authors, with the exception of Zecharia Sitchin (1976), who write about ancient astronauts, take us to familiar sites around the world where we get a "how-could-they-have-done-that?" feeling, but do not get into details concerning the god’s technology, motivation, or their whereabouts.
    By contrast, in these pages I attempt to touch on the following questions:

    * What was the nature of the gods?
    * How did they accomplish their seemingly miraculous feats?
    * What did they value?
    * What was their connection to humans?
    * Where did they come from and where did they go?

    The Ancient Astronaut Theory



    Robert Graves (Graves 1968) writes, "Mythology is the study of whatever religious or heroic legends are so foreign to a student’s experience that he cannot believe them to be true; hence the English adjective ‘mythical’ meaning ‘incredible’; hence the omission from standard European mythologies of all Biblical narrative even when closely paralleled by myths from Persia, Babylonia, Egypt and Greece."

    For many modern skeptics the world’s oldest writings, on clay, stone and papyrus, is simply myth. However, if we dismiss all of the ancient literature and inscriptions - the Bible, the Koran, the Mahabharata, and the thousands of clay tablets from Mesopotamia - as too incredible to believe, we would still have to deal with the question of the physical evidence. Who built the ancient megalithic structures? How were they built? Why the practice of building pyramids at ancient sites all over Earth for a period or time, and then suddenly abandon them? Who marked the Earth’s surface with gigantic lines and figures? Who created the astonishing artwork on Mars? Why and how were these things done? In this space age, with it’s remarkable technological advances, it is becoming apparent that the "miracles", and other seemingly supernatural events reported in ancient texts, the megalithic constructions, and the enigmatic lines and artwork over the Earth, resulted from an advanced technology which was incomprehensible and indescribable by the ancient human observers. On these pages we take the position that there is a reasonable explanation, within natural law, for these mysteries.

    In this series of articles we will review the evidence that these mysteries are attributable to ancient astronauts; extraterrestrials who have visited Earth in prehistoric and historical times, and have interacted with humans or their evolutionary predecessors, i.e. what authors throughout history have referred to as "the gods".



    "And it came to pass on the third day in the morning, there were thunders and lightnings, and a thick cloud upon the mount, and the voice of the trumpets exceeding loud; so that all the people that was in the camp trembled…And mount Sinai was altogether on a smoke, because the Lord descended upon it in fire; and the smoke thereof ascended as the smoke of a furnace, and the whole mount quaked greatly…And the voice of the trumpet sounded long, and waxed louder and louder…"

    – Exodus 19:16-19.

    The AA Hypothesis in Brief

    AAs first came to Earth many millennia ago. They were beings whose biology was similar to modern humans. They created modern mankind by mixing their genetic makeup with that of sub-humans. The purpose of mankind was to serve the AAs, principally by providing food and mining and construction labor. The AAs did not allow humans to view them – only their symbols (idols), suggesting that their appearance was frightening; however humans were occasionally permitted to see their emissaries, e.g. "geniuses" and "angels". They also would not allow humans near them, except priests who had cleansed and covered themselves and spread a germicide, suggesting their susceptibility to earthly diseases. They apparently moved about the Earth in spacecraft using chemical fuel, and only landed on mountaintops or other rocky outcroppings; this reduced the dust and provided physical protection from humans, and disease control. The earliest sites had a cave under the rock that protected the priests during the coming and going of the spacecraft. Later they built, or provided humans with tools to build, cyclopean structures – huge earthen, baked brick, or stone ceremonial platforms and pyramids, which served as landmarks and as landing and feeding sites. Since they had little defense against earthly bacteria, they developed methods to nourish themselves with the vapors emanating from food and drink which humans provided and burned for them. The food and drink was provided through the custom of sacrifice, the burning of the meat and blood of animals, and sometimes humans, which the AAs demanded. These ceremonial and feeding sites were located all over the world, most on or near the current equator or near earlier pole-shifted equators. They taught humans agriculture, astronomy, engineering, and provided the first laws. They then departed from the face of Mankind.

    http://www.world-mysteries.com/aa.htm

    Karya tulisnya masih ada lagi sangat panjang, masih ada beberapa bab, bisa dibaca sendiri di http://www.world-mysteries.com/aa.htm

  13. #12
    -GajahLampung-'s Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Location
    Penangkaran Gajah
    Posts
    1,069
    Points
    1,449.20
    Thanks: 0 / 4 / 4

    Default

    mungkin benar jg... saat kita melihat hal yg kaya gitu, ada tim MIB yg ngilangin ingatan kita, agar kita tidak panik =)

  14. #13

    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    36
    Points
    39.60
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by bh_diansastro View Post
    Kenapa Saat INI mereka Ga datang Lagi ya?

    Apa Mereka SUdah LUpa?

    Ato Mereka Memang ada tapi Di tangani Suatu BAdan MAcem Men IN bLek?
    bingung juga sih ?????
    tapi mereka(alien ato apalah) datang pada saat jaman purba dan sekarang teknologi kita sudah berkembang maju dan pastinya teknologi mereka juga berkembang diatas kita ,mungkin juga kita gak tau mereka datang tanpa sepengatahuan kita

    ini cuma pendapat pribadi ku sih

  15. #14
    PDSP's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    P.R.L 412, Club non homo IDGS!
    Posts
    1,840
    Points
    2,228.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    teori alien dr masa depan seh, hmmm, aneh jg y, soalna kan galaksi msh byk, manusian disono jg byk jg
    Anti-****, Anti-Indogaymers, Anti cowok suka cowok, Anti sex dgn sesama jenis, tidak ad yang **** disini!
    Bergabunglah dgn
    Spoiler untuk ANTI **** :
    [url]http://www.indogamers.com/groups/club_non_****_indogamers

  16. #15
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Bukti-Bukti Teori Astronot Kuno ? (Bag 1)



    Masih ingatkah kawan-kawan mengenai teori Astronot kuno? teori kontroversial yang lahir dari paradigma para arkeolog seperti Zacharia Sitchin, Robert Temple, E. Von Daniken ini pernah saya tulis di blog lama. Nah, artikel ini sebenarnya ingin melanjutkan pembahasan pada artikel sebelumnya, karena dulu saya ingin membuatnya sebagai artikel berseri. Namun karena ada beberapa kendala, maka saya akhirnya mengurungkan niat tersebut dan memutuskan untuk merubahnya menjadi format sub-artikel. Tapi anggaplah ini sebagai bagian ke-2 dari artikel yang pertama dulu.

    Pada artikel ini dan selanjutnya yang mengulas topik Teori Astronot Kuno, saya mungkin hanya membahas mengenai arifak-artifak yang banyak digunakan oleh para penganut teori Astronot Kuno sebagai bukti akan kedatangan makhluk-makhluk cerdas pada masa silam.

    Jadi pembahasannya tidak terfokus pada teorinya, melainkan artifak-artifak yang bisa dijadikan bukti. Diharapkan artifak-artifak ini dapat menjadi petunjuk penelusuran benang merah-nya.

    Kita mulai dari artifak yang dinamakan Dogu. Figur aneh yang berasal dari kebudayaan Neolitik ini dibuat oleh suku purba di wilayah Jepang dari periode Jomon (14,000 SM – 400 SM). Suku purba Jomon diketahui merupakan orang-orang yang pertama kali menggunakan tanah liat untuk membuat beberapa peralatan tembikar. Sama seperti suku Dogon di Afrika, masyarakat Jomon juga dikait-kaitkan memiliki kontak dengan para Astronot kuno pada masa silam. Salah satu peninggalan mereka yang banyak dijadikan bukti akan kehadiran Astronot Kuno adalah Dogu.

    Figur kuno ini menurut para arkeolog sangat menarik sekaligus membingungkan. Dogu digambarkan menyerupai sosok astronot modern yang dibekali beberapa peralatan canggih pada baju luar angkasanya. Setidaknya ada sekiktar 30 obyek yang melekat pada tubuh Dogu dikatakan meyerupai dengan peralatan astronot masa kini. “Dogu memiliki detail yang sempurna akan sosok Astronot masa silam”, itulah kalimat yang sering diucapkan para penganut teori Astronot kuno.

    Diseluruh dunia banyak ditemukan artifak dan situs-situs kuno yang mengindikasikan akan kehadiran para astronot kuno yang datang ke Bumi dari peradaban cerdas di bintang lain. di Val Cominica, Italia terdapat lukisan kuno berusia lebih dari 7000 tahun yang menggambarkan sosok-sosok manusia ber-helm layaknya astronot lengkap dengan seragam luar angkasanya. Gambaran serupa juga bisa ditemukan di sekitar gurun Sahara. Suku Aborigin kuno di Australia juga meninggalkan gambaran-gambaran semacam ini. Di situs purbakala Tiahuanaco, Bolivia dan Mahenjo Darro, India terdapat pula ukuran yang disebut sebagai “Para Dewa Langit” yang bentuknya menyerupai sosok Dogu.

    Legenda-legenda kuno diseluruh dunia, seperti fragmen epik kepahlawanan Gilgamesh dan Oannes juga menceritakan kehadiran makhluk-makhluk cerdas dari peradaban jauh. Kebanyakan substansi ceritanya hampir sama yaitu mengenai kedatangan para “Dewa” dari luar angkasa dengan menunggangi kendaraan perangnya, bersosialisasi dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan seperti Astronomi, Arsitektur, dsb kepada makhluk-makluk primitif penghuni bumi.

    Banyak kemiripan antara suku purba Jomon kuno di Jepang dengan suku Dogon di Mali. Mereka sama-sama memiliki kisah turun temurun akan kehadiran Astronot Kuno dan mereka sama-sama memiliki figur yang menggambarkan sosok makhluk tersebut. Para penganut teori Astronot kuno meyakini kata Dogu pada ukiran milik suku Jomon memiliki makna yang sama dengan Dogon. Keduanya mungkin memiliki arti yang sama namun beda dalam penulisan dan pelafalan. Hipotesa yang lebih berani mengatakan bahwa kata tersebut merupakan nama dari peradaban makhluk cerdas yang mengunjungi mereka pada masa silam.



    Bersambung
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •