HI Friend kalian pasti tau kan masalah Nuklir di Iran
KLo misal loe jadi DUTA indonesia wat PBB loe bakalan bwat apa![]()
kan kita tau tuh USA hobinya fitnah sana sini masalah IRak aja lom selesai die dah fitnah tetangga nya irak parah nda tuh.
wa minta opini kalian smua ye tentang masalah ini ok::good::
=======
Krisis Nuklir Iran: Kebutuhan Energi vs Pengembangan Teknologi Senjata
Kebutuhan energi abad ini merupakan kebutuhan yang esensial di tengah menipisnya sumber daya alam yang ada. Sehubungan dengan hal di atas, pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah isu global dalam menjaga kelangsungan hidup, kaitan dengan keterbatasan sumber daya alam, dan pengaruh penggunaan sumber energi tersebut terhadap lingkungan.
Teknologi nuklir dapat dikembangkan menjadi energi alternatif dan dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik sehingga bisa menjadi kontributor yang kompetitif dengan sumber energi listrik lainnya seperti batu bara, minyak, gas, air, dan lainnya. Awal dari renaissance teknologi nuklir untuk saat ini dan masa datang ditandai dengan kemajuan non proliferation treaty (NPT) dan penghargaan Nobel sebagai penghargaan internasional bagi kemajuan International Atomic Energy Agency (IAEA).
Masih hangat di pikiran kita krisis nuklir Iran yang menjadi sorotan pada akhir tahun lalu yang kemudian menjadi isu hangat beberapa waktu ke depan dikarenakan niat Iran untuk melanjutkan program nuklirnya untuk tujuan pembangkit tenaga listrik. Negara-negara maju seperti AS, beberapa negara Eropa, dan termasuk Rusia menolak program tersebut meskipun dengan alasan untuk mengembangkan teknologi nuklir.
Alasan utama penolakan program nuklir Iran ini adalah kecurigaan penyalahgunaan program tersebut untuk tujuan persenjataan nuklir. Bahkan ketidaksetujuan negara-negara tersebut akan membawa masalah itu ke dewan keamanan PBB dan mendesak IAEA sebagai organisasi nuklir dunia untuk memberikan informasi terkait program nuklir Iran. Penolakan tersebut dilanjutkan oleh beberapa negara dengan berinisiatif melakukan pertemuan terbatas dalam rangka meluluskan keinginan agar permasalahan krisis nuklir Iran segera dibawa ke dewan keamanan PBB.
Iran yang dalam posisi terdesak pun tidak mau kalah "gertak", dengan memberitahukan bahwa AS dan Eropa akan merugi dikarenakan sebetulnya mereka masih memerlukan Iran yang diketahui sebagai penghasil minyak keempat terbesar di dunia. Pandangan berbeda kedua pihak terhadap isu nuklir tersebut dikarenakan perbedaan pijakan yang diambil, meskipun berasal dari teknologi yang sama akan sangat sulit untuk dicari jalan keluarnya. Pandangan Iran mengacu atas dasar kebutuhan dan keinginan pengembangan teknologi, sedangkan pandangan lain berdasar atas kekhawatiran dan kecurigaan akan terjadinya penyelewengan program tersebut.
Kedua pandangan tersebut perlu dijadikan bahan renungan dalam hal isu nuklir ini. Pertama adalah hak pengembangan ilmu dan teknologi serta pemenuhan kebutuhan energi. Kedua adalah isu yang telah lama menjadi momok yang berkaitan dengan kepentingan politik khususnya politik perang dengan memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan produksi senjata nuklir.
Bagian pertama telah disepakati bahwa setiap negara mempunyai hak untuk mengembangkan teknologi tanpa intervensi negara lain. Pada sisi lain, hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan energi negara dimana nuklir bisa menjadi salah satu alternatif sumber energi. Sebagai negara merdeka seperti Iran tentu berhak mempunyai kebijakan tersebut dan karena juga punya kemampuan sumber daya alam dan manusia yang mereka miliki.
Pandangan kedua merupakan pandangan yang paling sulit dipecahkan terutama adanya kepentingan politik global, dimana isu ini merupakan turunan dari perang dingin yang terjadi antara AS and Rusia terutama dalam program NPT. Ditambah isu nuklir Korea Utara dan isu terorisme.
Pengembangan energi nuklir untuk tujuan sipil seperti reaktor nuklir pembangkit energi dimulai secara intensif setelah konferensi genewa On the peaceful uses of atomic energy yang di sponsori oleh PBB tahun 1955. NPT mengisyaratkan adanya kemauan yang begitu keras berkaitan dengan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai atau sipil. Pada mulanya perjanjian ini adalah hanya pada ke 5 negara besar pemilik senjata nuklir agar tidak melakukan transfer teknologi senjata nuklir ke negara lain. Saat ini program itu juga bertujuan untuk pengurangan produksi dan penghancuran senjata nuklir.
Program pengayaan bahan bakar nuklir merupakan isu utama yang melatarbelakangi isu nuklir Iran saat ini, kemudian dikhawatirkan akan digunakan untuk produksi senjata berhulu ledak nuklir.
Pengayaan uranium dibagi menjadi dua pengertian yang pertama Low Enriched Uranium (LEU), dimana kadar persentase pengayaan uraniumnya lebih kecil dari 20 persen dan Highly Enriched Uranium (HEU), dengan persentasi pengayaannya lebih besar dari 20 persen. Meskipun dalam weapon grade atau pengayaan uranium untuk produksi senjata diperlukan lebih dari 90 persen, akan tetapi karena adanya potensi menggunakan lebih kecil grade-nya bisa digunakan untuk hulu ledak, maka untuk reactor grade dibatasi hanya dibawah 20 persen pengayaan.
Proses pengayaan uranium ini sebenarnya sudah dimiliki oleh beberapa negara yang mempunyai pembangkit nuklir untuk keperluan reactor grade, seperti Belanda, Jerman, Inggris, Rusia, dan Jepang. Secara prinsip teknologi ini bisa juga digunakan untuk mengembangkan weapon grade, dengan menggunakan metode gas centrifugal.
Meskipun Iran menyebutkan hanya untuk tujuan pembangkit listrik dan tidak akan diteruskan menjadi proyek senjata dengan meninggikan pengayaan uraniumnya, akan tetapi beberapa kalangan mensinyalir bahwa dengan reactor grade saja dapat diproses menjadi ***. Kekhawatiran tersebut pernah dibahas dalam satu konferensi internasional di Rusia. Pada saat itu, penulis mendengar langsung penjelasan pegawai IAEA asal AS yang mengatakan bahwa kita harus berhati-hati dengan reactor grade, senjata nuklir bisa diproses dari reaktor tersebut seperti yang terjadi di Korea Utara.
Faktor lain yang menyebabkan permasalahan ini menjadi komplek adalah masa lalu Iran dengan AS dan isu Timur Tengah yang dikaitkan dengan Israel dan Palestina. Isu nuklir Iran ini menjadi serius, apabila masalah ini berlanjut pada rencana pengerahan militer, seperti kasus negara tetangga mereka Irak. Apabila hal tersebut terjadi di tengah isu terorisme, akan dapat meningkatkan ketegangan khususnya di wilayah Timur Tengah sehingga akan menambah panjang terjadinya konflik perang.
Mengaca pada isu nuklir tersebut ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita seperti seberapa jauh hak pengembangan teknologi dan pemenuhan kebutuhan negeri dapat menjadi adil bagi semua pihak. Di sisi lain, bagaimana mengatur agar pemanfaatannya tidak disalahgunakan untuk pengembangkan senjata.
http://www.beritaiptek.com/zberita-b...eknologi.shtml
Israel Bertekad Hujani Iran dengan ***
Sabtu, 07 Juni 2008, 15:59:32 WIB
Laporan: M. Istijar Nusantara
Jakarta, myRMnews. Perdamaian Timur Tengah kembali terganggu.
Israel, negeri kaum Zionis, kembali memicu konflik di kawasan Timur Tengah. Menyusul keputusan Badan Pengawasan Atom dan Nuklir Dunia (IAEA), Israel bertekad menghujani Iran dengan ***.
Serangan itu akan jadi kenyataan bila Iran tidak bersedia memperbaiki laporan perkembangan industri nuklirnya.
“Jika Iran masih mengembangkan senjata nuklir. Maka pilihannya adalah perang terbuka,” kata Deputi Perdana Menteri Israel Shaul Mofaz, seperti dikutip Aljazeera, Jumat (6/6).
Mofaz mengatakan pengembangan senjata nuklir yang dilakukan Iran akan mengancam perdamaian dunia. Karena itu, Israel mendesak agar Iran benar-benar melucutkan senjata nuklirnya.
“Dan membuka diri kepada IAEA,” tambah Mahfoz.
Mahfoz adalah salah satu motor kaum radikal. Kebijakan yang ditempuhnya selalu menggunakan logika senjata. Sementara analis menilai, Mahfoz tidak mengenal kata dialog.
“Dalam dirinya tidak ada pilihan selain serangan senjata,” beber harian Israel Aharonot.
Bekas Menteri Pertahanan Israel ini memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Dia menilai, jika Israel menyerang Iran, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu akan mendukungnya. Aljazeera melaporkan, Gedung Putih telah memberi sinyal dukungan kepada Mahfoz.
Kini Israel dipercaya memiliki 200 hingga 400 senjata nuklir. Senjata itu dipersiapkan untuk menyerang negara-negara Islam. Namun kebijakan Mahfoz dianggap biasa oleh Teheran. Bahkan Teheran mengeluarkan pernyataan siap berperang jika Israel menyerang negara kaum Mullah itu. [min]
http://www.myrmnews.com/indexframe.p...q=news&id=5352
Share This Thread