setau gw waktu revolusi iran hubugannya ga dingin
maksudnya di iran stau gw dlu udah ada anti amerika.. dari dlu kalee
sblm bush stau gw di iran udh ada anti amerika
WASHINGTON - Dunia harus menyiapkan perang dengan Iran. Demikian dilontarkan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner, terkait program nuklir negeri para Mullah itu.
Bernard Kouchner mengatakan, "kita harus bernegosiasi dengan benar hingga akhir dengan Iran, karena jika Iran memiliki senjata nuklir akan menghadirkan ancaman bagi seluruh dunia."
Dunia, menurutnya, harus "menyiapkan untuk yang terburuk.... yaitu perang," ujarnya seperti dikutip Telegraph, Senin (17/9/2007).
Pernyataan dia terlontar setelah Washington mengingatkan Teheran bahwa seluruh pilihan telah tersedia di atas meja, dalam menghadapi program nuklir negeri itu.
Untuk diketahui, lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Inggris, China, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman, akan bertemu untuk membahas draf resolusi PBB terbaru terkait sanksi bagi Iran pada pekan ini di Washington.
Sejauh ini proposal resolusi mendapat penolakan dari Rusia dan China, ketika Teheran mengabaikan batas akhir PBB untuk menghentikan pengayaan uranium, dan meminta aktivitas nuklir Iran hanya untuk tujuan damai semata.
Di tengah isu tentang rencana Amerika Serikat menyerang instalasi nuklir Iran, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates menyatakan pemerintahnya lebih menyukai pendekatan administratif.
Ditanya mengenai apakah Presiden George W Bush akan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menyerang Iran, Gates menyatakan belum akan menarik kesimpulan.
Namun dia menambahkan, "kita selalu mengatakan seluruh pilihan ada di atas meja. Namun yang jelas, pendekatan diplomatik dan ekonomi menjadi salah satu yang kita teruskan."
Rudal Iran jenis Shahab-3 ini termasuk rudal balistik yang jangkauannya lumayan jauh. Yang lebih menarik lagi, teknologi roket Iran ternyata sangat maju, dimana dikabarkan bahwa para insinyur Iran berhasil mengembangkan teknologi 'stealth' untuk rudal-rudalnya. Itu artinya, rudal yang diluncurkan Iran akan sukar terdeteksi sistem peringatan dini lawan, tahu-tahu sudah meledak di sasarannya
TEMPO Interaktif, Teheran: Sebanyak 600 rudal Shahab-3 siap ditembakkan ke Israel jika Iran atau Suriah diserang. “Iran akan menembakkan 600 rudal pada kesempatan pertama bila diserang,” situs berita Assar Iran melaporkan hari ini.
Berdasarkan laporan itu, peluru kendali tu juga bisa menjangkau semua fasilitas militer Amerika Serikat di Irak. Rudal Shahab-3 ini memiliki daya jangkau 1.300 kilometer dan bisa mencapai semua wilayah Israel, demikian laporan Jerussalem Post. http://www.tempointeraktif.com/hg/lu...107829,id.html
TEHERAN – Iran langsung menyerang balik Prancis yang menebarkan perang urat syaraf. Prancis menyebut akan terjadi perang jika isu nuklir Teheran tidak kunjung terselesaikan.
Respons keras Teheran dilontarkan setelah Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner, Minggu lalu, memperingatkan bahwa dunia harus bersiap menghadapi perang jika Iran tetap menolak menghentikan aktivitas nuklirnya.
Prancis dan Amerika Serikat (AS) menuduh program nuklir Iran sebagai dalih untuk membuat *** nuklir. Meskipun demikian, dalam pernyataan yang tegas-tegas bernada mengancam itu, Menlu Kouchner tetap menekankan proses negosiasi. Namun dia juga menggarisbawahi bahwa jika Teheran memiliki senjata atom, berarti negeri tersebut menjadi bahaya nyata bagi seluruh dunia.
"Kita harus bersiap-siap untuk yang terburuk dan itu adalah perang," kata Menlu Kouchner dalam wawancara televisi.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sendiri pernah memperingatkan, Iran berisiko diserang jika krisis nuklir tidak diselesaikan.
Merespons ancaman tersebut, seorang jenderal senior di Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa rudal-rudal milik Iran dapat mencapai fasilitas militer pasukan AS yang beroperasi di negara tetangga seperti Irak dan Afghanistan.
Iran menegaskan, mereka tidak akan pernah memulai serangan, tapi akan membalas jika AS melancarkan serangan apa pun di wilayahnya.
"Hari ini,AS berada di sekeliling Iran, tapi itu tidak berarti mereka mengepung kita. Merekalah yang terkepung dan berada dalam jarak tembak kita," kata Jenderal Mohammad Hassan Koussechi.
"Jika AS berkata mereka sudah mengidentifikasi 2.000 sasaran di Iran, yang sebenarnya adalah semua kepentingan AS di sekitar Iran sudah menjadi sasaran kami. Sekarang kita memiliki kapasitas yang mampu menggempur posisi musuh dalam jarak 2.000 km," imbuhnya.
Komandan baru Garda Revolusi Mohammad Ali Jaafari memperingatkan AS bahwa Teheran sudah mengidentifikasi "sasaran empuk" di Irak dan Afghanistan.
Teheran mengklaim memiliki rudal jarak jauh Shahab-3 yang berdaya jelajah 2.000 km dan mampu menjangkau Israel, pangkalan AS, dan Semenanjung Arab.
Media-media Iran melancarkan kecaman keras terhadap Prancis dan menuding pernyataan Paris lebih keras daripada Washington.
"Penguasa Istana Elysee rupanya ingin menjiplak Gedung Putih," demikian bunyi editorial kantor berita IRNA merujuk pada istana kepresidenan Prancis.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen yang bertemu dengan Kouchner di Paris, Prancis, kemarin mengatakan, Belanda akan mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Iran jika Dewan Keamanan (DK) PBB tidak dapat menjatuhkan sanksi baru. "Upaya pertama adalah meyakinkan DK PBB untuk menjatuhkan sanksi baru. Namun jika DK tidak sepakat,saya siap dan bersedia menjatuhkan sanksi EU bersamaan dengan saksi AS," tandasnya.
Selain Belanda, Israel pun menyambut baik langkah tegas yang diambil Prancis terhadap Iran.
"Iran tidak akan mengakhiri program senjata nuklirnya hingga mereka mengerti bahwa komunitas internasional benar-benar serius, bersatu, dan bertekad menentangnya," tandas Mark Regev, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel.
Wakil Presiden Iran Reza Aghazadeh mengatakan dalam konferensi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria, bahwa negara-negara Barat selalu memilih jalur konfrontasi dan bukan jalur pengertian serta hubungan baik dengan Iran.
Konferensi itu merupakan upaya negara-negara Arab untuk menyusun resolusi mengecam Israel atas kepemilikan senjata nuklir. (sindo)
Ahmadinejad Tak Anggap Serius Ancaman Perang
Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
TEHERAN - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak menganggap serius ancaman perang yang dilontarkan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner, jika negeri para Mullah terus mengembangkan senjata nuklir.
Diberitakan sebelumnya, Kouchner melontarkan peringatannya itu pada Minggu kemarin. Dia memperingatkan bahwa dunia harus bersiap menghadapi perang jika Iran tetap menolak menghentikan aktivitas nuklirnya.
"Kami tidak menganggap ancaman ini sebagai sesuatu yang serius," ujar Ahmadinejad dikutip Associated Press dari kantor berita IRNA, Selasa (18/9/2007). "Spekulasi media berbeda dengan perkataan yang sebenarnya dan kami tidak menganggap ucapan itu serius.
IRNA pada Senin kemarin mengkritik Kouchner dalam editorialnya dan mengatakan Prancis semakin mudah terbakar dan semakin tidak logis dibanding Amerika Serikat, yang telah bersikap keras terhadap negerinya. (jri)
WINA - Direktur Badan Energi Atom Dunia (IAEA) Mohamed El Baradei mengecam wacana perang Iran yang disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner, kemarin.
El Baradei mengatakan, perang adalah alternatif terakhir jika semua upaya diplomasi gagal menyelesaikan persoalan.
"Itu (wacana perang) adalah sesuatu yang dibesar-besarkan. Kita harus ingat bahwa penggunaan senjata hanya bisa dilakukan jika semua alternatif tidak berhasil dijalankan. Saya kira semua, sampai saat ini belum berada pada tahap itu. Ada piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan banyak peraturan internasional tentang penggunaan senjata," ujarnya dalam konferensi pers mengomentari Kouchner, Selasa (18/9/2007).
Lebih lanjut El Baradei mengatakan, para pemimpin dunia harus bisa mengambil pelajaran dari perang Irak. Dia mengungkapkan, sejak invasi Amerika Serikat (AS) pada Maret 2003 hingga kini, masalah di Irak tidak selesai.
"Saya harap semua pihak dapat mengambil pelajaran dari perang Irak di mana setiap hari kita melihat penderitaan yang terjadi silih berganti," kata El Baradei.
El Baradei memberi contoh, sebelum AS menyerang Irak, IAEA telah meminta Washington tidak mengerahkan kekuatan militer. Namun, hal itu diabaikan sehingga terjadi perang, dan belum diketahui kapan akan berakhir.
"Saya kira apa yang harus kita lakukan adalah mendesak Iran agar mau bekerja sama dengan IAEA untuk menjelaskan semua isu terkait nuklirnya. Pada November atau Desember mendatang, kita akan mengetahui apakah Iran akan mempunyai itikad baik untuk mengakhiri semua ini. Jika tidak, bisa kita pastikan situasinya akan berbeda," tukas El Baradei merujuk pada kesepakatan yang dibuat IAEA dan Teheran akhir Agustus silam. (sindosore/jri)
Campur Tangan Militer di Iran Akan Akibatkan Bencana Besar
Moskow (ANTARA News) - Campur tangan militer Amerika Serikat (AS) di Iran merupakan suatu "kekeliruan politis" yang akan mengakibatkan "bencana besar", kata wakil menteri luar negeri Rusia, Alexander Losyukov, dalam suatu wawancara yang diterbitkan hari Selasa.
"Secara umum, pemboman terhadap Iran akan merupakan langkah buruk dan akan berakhir dengan konsekuensi bencana besar," katanya kepada harian Vremya Novosti.
Losyukov mengungkapkan harapan agar tidak terjadi peningkatan ketegangan di kawasan tersebut, setidak-tidaknya sebelum selesainya konferensi tingkat tinggi negara-negara Laut Kaspia yang akan berlangsung di Teheran pada 16 Oktober.
"Saya ragu kalau Amerika akan membom saat konferensi tingkat tinggi Kaspia. Saya kira mereka akan menahan diri, karena jika tidak, mereka akan mendapat masalah besar," katanya saat menjawab pertanyaan.
"Kami yakin tidak ada solusi secara militer dalam masalah Iran. Itu tidak mungkin, lagipula, sudah jelas bahwa tidak ada solusi secara militer dalam masalah Irak. Bahkan untuk Iran, masalahnya bisa lebih rumit," katanya.
Losyukov mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya evakuasi secepat mungkin untuk para ahli Rusia yang sedang mengerjakan konstruksi fasilitas nuklir di Bushehr.
"Seiring makin sulitnya keadaan di Iran, kami berencana mengevakuasi para ahli kami. Mereka sudah siap," kata wakil menteri tersebut sambil menyatakan harapan agar langkah tersebut tidak akan diperlukan.
Cara militer hanya akan "menambah buruk situasi di Timur Tengah" serta "mendatangkan reaksi yang sangat buruk dari dunia Muslim."
"Tentu saja saya tidak tahu apa yang sedang dipikirkan di PBB. Tapi, campur tangan militer di Iran akan merupakan kekeliruan besar secara diplomatik dan politik."
Perdana Menteri Prancis, Francois Fillon, Senin, mengemukakan bahwa saat ini terjadi ketegangan "ekstrem" dengan Iran.
Sebelumnya, Minggu, menteri luar negeri Bernard Kouchner,mengingatkan bahwa dunia harus bersiap atas kemungkinan konflik dengan Iran mengenai dugaan negara itu mengembangkan senjata nuklir.
Iran menolak tuduhan Barat tentang senjata nuklir dengan mengatakan bahwa teknologi nuklir mereka ditujukan bagi tersedianya listrik untuk masyarakat yang terus tumbuh, demikian AFP.(*)
Share This Thread