Lampung adalah sebuah provinsi yang paling selatan di Pulau Sumatra. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatra Selatan.
Monday, March 24, 2008
Pariwisata: Visit Lampung Year 2009 Targetkan 10.000 Wisman
Bandarlampung, 23/3 (ANTARA) - Visit Lampung Year 2009 (VLY-2009), atau tahun kunjungan Lampung menargetkan sekitar 10.000 wisatawan manca negara (wisman) untuk melihat dan menikmati secara langsung objek wisata maupun budaya daerah setempat.
"Target kunjungan wisatawan pada VLY 2009, dua juta orang, sebanyak 10.000 di antaranya wisatawan manca negara," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, Tibrizi Asmarantaka, di Bandarlampung, Minggu (23/3).
Ia menjelaskan, pada tahun 2007 lalu kunjungan wisatawan asing maupun domestik mencapai 1,2 juta orang, dan diharapakan pada tahun kunjungan Lampung ini mencapai 2 juta wisatawan.
Wisatawan asing yang datang ke Lampung, sangat menggemari keindahan Gunung Anak Krakatau dan kawasan yang memiliki fauna langka seperti Badak Sumatera di Way Kambas, Lampung Timur.
Berdasarkan data, katanya lebih lanjut, pada tahun 2007 lalu jumlah wisman yang mengunjungi Provinsi Lampung berjumlah sekitar 10.000 orang.
"Pada VLY 2009, wisman ditargetkan sekitar 10.000 orang lebih," kata Tibrizi menambahkan.
Sementara itu, gema kegiatan pariwisata guna mendukung tahun kunjungan Lampung telah dimulai, salah satunya dengan peluncuran logo dan maskot VLY 2009.
Provinsi Lampung, masih mengandalkan empat kegiatan pariwisata yang juga merupakan agenda nasional pada Visit Indonesia Year 2008, yakni Festival Bandarlampung Begawi, Festival Stabas, Festival Krakatau, dan Festival Way Kambas.
Potensi wisata Lampung cukup banyak, tetapi hingga sekarang belum tergarap dengan optimal.
"Lampung memiliki ratusan potensi objek pariwisata, tetapi belum tergarap secara maksimal," ujar dia.
Belum tergarapnya potensi wisata itu, kata Tibrizi lagi, antara lain karena minimnya dana untuk pengelolaan objek wisata tersebut dan kurangnya perhatian dari pemerintah kabupaten/kota yang daerahnya memiliki tempat wisata yang bagus.
Karena itu, ia mengharapkan agar pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung dapat mengelola objek wisatanya dengan baik.
Selain dukungan dari pemerintah daerah provinsi maupun kabvupaten/kota se-Lampung, ia juga mengharapkan peran swasta untuk mendukung penuh program tahun kunjungan Lampung 2009 ini.
Sumber: Antara, 23 Maret 2008
======================
Ancient Chinese travel chronicles refer to a place in the most southerly part of Sumatra called “Lampung” or “place of southerly winds”. The province is gene-rally flat with the highest mountains of Gunung Pesagi, Tanggamas, Seminiung, Sekincau and Raya all being dormant volcanoes. Bandar Lampung, the Provincial capital, was formerly two separate towns, Tanjungkarang and the port of Teluk Betung, which after the infamous eruption of Krakatau were both completely covered in volcanic ash. In the course of development, however this town have merged together to become one single city.
Tourist Office:
Jl. Ahmad Dahlan No. 79, Gunung Mas,
Bandar Lampung 35211
Phone. (0721) 263401, 361430
Fax. (0721) 266184
Getting there:
Domestic airlines have daily flight from Jakarta. Rajabasa bus terminal is one of the busiest in Sumatra, with a constant flow of departures. The trip from Jakarta takes eight hours which include crossing Sunda strait between Merak in Java and Bakaheuni Lampung by ferry. Three trains a day run from Palembang.
Tourism Events
Krakatau Festival. This annual event is held at the end of August 25-30 2008 the festival commemorate Krakatau’s eruption in the late 19th century. The volcano is located in the Sunda Strait, South of Lampung, in the southern tip of Sumatra.
Places of Interest
Bandar Lampung has a Museum and a Monument of Krakatau Eruption.
Krakatau
Krakatau is an inhabited island and loca¬ted on the southern part of the Bay of Lampung. Krakatau is reachable in three hours by boat from Canti, a fishing village near Kalianda, South Lampung. Anak Krakatau (Child of Krakatau) is still growing, first emerging from the sea in early 1928, 45 years after the legendary eruption in 1883.
Pugung Archaeological
Pugung Archaeological Site in Pugung Raharjo village, 40 kms northeast of Bandar Lampung is a site of megalith and prehistoric relics, as well those of the classical Hindu-Buddhist period.
Merak Belantung Beach
Merak Belantung Beach is 40 km south of Bandar Lampung, on the way to the seaport of Bakauheni, the beach is ideal for swimming and wind surfing. Cottages are available.
Pantai Pasir Putih benar-benar sesuai dengan namanya. Pasir putih memesona ini menyegarkan mata dan menimbulkan hasrat kuat di dalam diri untuk mengelilinginya. Terletak sekitar 20 kilometer dari kota Bandar Lampung, tempat ini semakin dikenal masyarakat akhir-akhir ini.
Cara Mencapai Daerah Ini
Dengan menggunakan mobil yang melewati Jalan Trans Sumatera dari kota Lampung, Anda dapat mencapai daerah ini dalam waktu 30 menit. Anda juga dapat menggunakan angkutan umum dari Lampung yang langsung menuju Pantai Pasir Putih.
Tempat Menginap
Anda dapat menginap di penginapan dan hotel di wilayah Bandar Lampung. Apabila Anda ingin menginap di tengah-tengah pulau yang hening, Anda dapat menginap di penginapan yang terletak di Pulau Condong. Sederhana namun nyaman. Sebuah villa yang mewah juga tersedia di Pulau Bule, tempat sesuai untuk melepas penat. Di sepanjang perjalanan menuju Pantai Pasir Putih juga tersedia banyak penginapan.
Berkeliling
Anda dapat mengelilingi pantai indah ini dengan berjalan kaki. Dengan menggunakan perahu motor, Anda juga dapat mengunjungi Pulau Condong dan Pulau Bule.
Tempat Bersantap
Anda dapat membeli makanan di hotel atau penginapan. Anda juga dapat membawa makanan Anda sendiri.
Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh di sekitar pantai ini atau di kota Bandar Lampung.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Anda dapat naik perahu motor untuk mengelilingi pantai ini juga untuk mengunjungi Pulau Condong dan Pulau Bule. Pulau Bule memiliki keanekaragaman ikan, terumbu karang, dan biota laut yang akan membuat Anda kagum. Dengan menyewa perahu, Anda juga dapat menikmati pemandangan di bawah laut menggunakan kotak kayu yang satu sisinya berupa kaca bening. Dengan meletakkan kotak ini di air laut, dengan bagian kaca di bawah, Anda dapat memerhatikan kehidupan di bawah sana.
Anda juga dapat berpiknik di pantai ini.
Tips
* Datanglah di hari kerja apabila Anda tidak menyukai suasana yang terlalu ramai.
* Pesan kamar di hotel/penginapan sebelumnya.
For the site-interested person of archeology (tour-history & the culture), in Pulau Panggung district, tourists could visit to the complex megalithic and Bedil Stone inscription. The inscription that was made in Sriwijaya royal era proofs the inhabitants' existence in this territory in the past that was connected with this kingdom.
Gotten by 3 complexes was separated that was adjacent in Pekon Bedil Stone of the Upstream and Lower; 10 minutes by vehicle to the north from the Tegi gate of the Stone Dam complex. Back to Talang Padang district territory. The producer area of the quality rice superior, namely Talang-Padang rice was the last district from Bandar Lampung side before entered to Kota Agung district territory. Apart from ethnic Lampung the A dialect and O dialect, the community in this dynamic territory was Semendo, Java, Sunda-Banten and Jaseng (the acronym Java-Serang) ethnic -the term in Lampung for the Banten ethnic group had spoke Java. Since several of their generations have assimilation interacting so as many that could hold a dialogue in five languages at the same time.
Pantai ? Yah, pantai merupakan salah satu tujuan pariwisata di Propinsi Lampung selain objek wisata Way Kambas yang cukup kondang dengan penangkaran gajahnya. Biasanya kalau kita ingin mengunjungi wisata pantai di Lampung, selalu direkomendasikan untuk mengunjungi pantai Kalianda dan Pasir Putih. Kedua objek wisata pantai tersebut memang sudah cukup terkenal dan selalu menjadi target utama yang akan dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Lampung. Namun sebenarnya Lampung memiliki banyak potensi wisata yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan pantai Kalianda dan Pasir Putih.
Jika kita menyusuri jalur yang menuju ke Padang Cermin atau tempat latihan angkatan laut, maka selama perjalanan tersebut kita bisa menemui beberapa pantai yang layak dikunjungi, salah satunya Pantai Mutun. Pantai ini letaknya kurang lebih 25 km arah barat daya dari kota Bandar Lampung. Kondisi jalan menuju lokasi, masih berupa aspal mulus dan sepanjang perjalanan tersaji pemandangan yang cukup indah untuk dinikmati. Letak pantai ini sendiri berada di sebelah kiri dari jalan utama, sebuah papan penunjuk objek wisata bertuliskan "Pantai Mutun 1km" yang dibuat ala kadarnya dari sebuah papan triplek, merupakan satu-satunya penunjuk jalan menuju lokasi pantai.
Mungkin karena belum terlalu dipublikasi maka jalan masuk ke pantai ini belumlah bagus. Jalan yang ada terbuat dari tanah dengan batu-batuan kasar yang tidak menutup kemungkinan saat terjadi hujan akan menyajikan kubangan-kubangan air disana sini. Untungnya, jalan rusak ini tidak terlalu jauh yakni hanya kira-kira sekitar 1 km dari jalan utama. Untuk masuk ke Pantai Mutun dikenakan biaya sebesar Rp. 2500,- per orang dan Rp. 5000,- untuk mobil, yang boleh dibilang masih cukup murah sebagai uang tiket tempat wisata.
Hamparan pantai berpasri putih dengan laut biru berombak tenang tampak mendominasi objek wisata ini. Suatu kombinasi warna yang jarang bahakan sulit ditemui dipantai-pantai pulau jawa terlebih di jakarta. Di pantai ini, oleh penduduk setempat juga disediakan tempat-tempat yang bisa disewa untuk istirahat, tetapi bagi yang berniat untuk berenang atau mandi dilaut, penulis menyarankan untuk menyeberang ke pulau kecil yang ada diseberang pantai, pulau tersebut bernama Pulau Tangkil. Untuk menyeberang ke pulau tersebut banyak tersedia perahu-perahu yang siap mengantarkan kita, cukup dengan uang Rp. 2000,- kita akan diantarkan pulang pergi kepulau tersebut. Jangan lupa untuk membikin janji dengan yang punya perahu kapan kita ingin dijemput.
Selain Pantai Mutun, ada juga Pantai Kelara (Kelapa Rapat) letaknya kurang lebih 10 Km dari Mutun, sayangnya air di pantai ini tidak terlalu jernih namun karena dilokasi ini banyak pohon kelapa maka cukup nyaman digunakan sebagai tempat beristirahat.
Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.
Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ****** hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.
Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :
Cara pencapaian lokasi: Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
Kantor: Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Dinyatakan Menteri Pertanian, Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 670/Kpts-II/1999
dengan luas 125.621,3 hektar
Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. Lampung
Timur, Provinsi Lampung
Temperatur udara 28° - 37° C
Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl
Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera. Danau ini terletak diperbatasan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung dan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan. Danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi 4°51′45″bujur selatan dan 103°55′50″bujur timur.
Secara geografis topografi danau ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk.
Danau terkenal sering para nelayan untuk mencari ikan seperti mujair, kepor, kepiat, dan harongan. Juga sebagai kota wisata yg menakjubkan, disana banyak sekali pemandangan yg indah, tepat ditengahnya terdapat pulau yang bernama Pulau Marisa. Disana terdapat sumber air panas yg sering digunakan para penduduk setempat ataupun para wisatawan yg datang ke pulau tersebut, terdapat air terjun,dan penginapan pt.pusri. danau ini juga menjadi objek wisata andalan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,terutama pada musim liburan tiba dan hari raya idul fitri.
Dan pada tahun 2007 kemarin telah diresmikan oleh Bupati Lam-bar, pusat wisata baru di wilayah Lombok kec.sukau.kab Lampung barat. yang dilengkapi Hotel bertaraf Bintang 3 yang berfasilitas lengkap. maka cocok untuk tempat berwisata bagi keluarga besar anda.
Pesona Danau Ranau Yang Belum Tergarap
AWALNYA adalah letusan yang dahsyat dari sebuah gunung berapi. Letusan itu mengakibatkan tanah terbelah menjadi semacam jurang yang memanjang. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi belahan akibat letusan itu.
Air terus-menerus mengalir ke dalam belahan yang menyerupai lubang besar. Dan lama-kelamaan lubang besar penuh dengan air. Lalu, di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau.< Ranau.>
Itulah legenda terjadinya Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.
Dari masa ke masa, Danau Ranau menjadi saksi kisah dan legenda masyarakat Banding Agung. Salah satu kisahnya adalah legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Mereka berdua adalah dua jawara yang amat disegani oleh lawan-lawannya.
Karena masing-masing jawara itu penasaran dengan kekuatan lawan, suatu kali mereka bertemu untuk mengadu kesaktian. Pertarungan itu bukan pertarungan kemampuan bela diri, tetapi menguji kesaktian. Pemenang ditentukan dengan cara masing-masing kesatria itu bergantian tidur menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Siapa yang mampu menghindari terjangan bunga aren yang dipotong, menjadi pemenang.
Disepakati Si Mata Empat yang terlebih dulu tidur menelungkup di bawah bunga aren itu. Ketika bunga aren dipotong oleh Si Pahit Lidah dan deras menghujam ke tanah, ternyata dengan gesit Si Mata Empat mampu menghindar. Itu karena Si Mata Empat memiliki dua mata di belakang kepalanya hingga dengan mudah menghindar ketika bunga aren yang lebat dan berat itu meluncur ke bawah.
Giliran Si Pahit Lidah tidur menelungkup di bawah gugusan bunga aren itu. Si Mata Empat kemudian memanjat pohon dan memotong bunga aren. Gugusan bunga yang berat itu segera menghujam tubuh Si Pahit Lidah. Ia tewas karena tidak mampu menghindar dari terjangan gugusan bunga aren.
Si Mata Empat menang, namun ia penasaran. Sebuah pertanyaan mengganggu dalam hatinya, "Benarkah lidahnya pahit seperti julukannya?" tanya Si Mata Empat dalam hati.
Dengan penasaran ia kemudian mencucukkan jarinya ke mulut Si Pahit Lidah yang tewas. Lalu perlahan-lahan jari yang telah mengenai liur Si Pahit Lidah itu diisap oleh Si Mata Empat. Ternyata air liurnya mengadung racun sehingga Si Mata Empat pun mati.
Mereka kemudian dimakamkan di tepi danau tersebut. Mereka menjadi bagian makam leluhur warga Ranau yang disemayamkan di sekitar danau tersebut. Karena itu, setiap kali warga Ranau berziarah ke makam mereka sebelum mengadakan hajatan besar, semisal Festival Danau Ranau, Juli lalu.
Warga Banding Agung mengatakan, kedekatan dengan para leluhur itu merupakan bagian dari hidup warga setempat. Mereka memiliki penghormatan pada tradisi itu. Warga menjaga dengan sungguh-sungguh warisan alam itu dengan baik. Oleh karena itu, keaslian Danau Ranau tetap terjaga, dan tak ada yang memungkiri keelokan danau tersebut.
DANAU Ranau memang memiliki pesona. Bagamaina tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam yang elok. Gunung Seminung yang menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang yang penuh dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu.
Hamparan sawah yang hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang, menari. Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu. Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan kerikil putih yang ada di sepanjang tepi danau itu.
Pada pandangan pertama, kesemarakan alam itu memikat mata. Penat karena harus duduk melipat kaki di mobil perlahan hilang, berganti kesejukan ketika merendam kaki telanjang ke dalam air danau yang dingin. Air terjun yang indah dan pemandian air panas membuat segala kejenuhan lenyap. Tubuh pun segar kembali.
Namun sayang, kekayaan itu tak tergarap apik. Tebaran pesona Danau Ranau yang memikat terasa kurang mengikat dan membekaskan niat untuk kembali lagi, lantaran sebagai kawasan wisata Danau Ranau yang luasnya lebih dari 44 kilometer persegi itu belum memiliki daya dukung yang memadai.
Setidaknya hanya terdapat dua losmen dan satu hotel kecil di Banding Agung, sebuah kecamatan yang berada di tepi danau tersebut. Kalaupun ada wisma yang lebih bagus itu adalah sebuah peristirahatan yang dikelola oleh PT Pusri. Selebihnya adalah home stay yang dikelola warga. Tiap kamar di rumah penduduk yang disewakan sebagai home stay itu dihargai Rp 30.000.
SAYANG memang, kawasan yang masih asli itu belum digarap dengan sungguh-sungguh. Promosi pariwisata yang digalang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, lewat Festival Danau Ranau belum juga memancing minat investor. Promosi yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat lewat Festival Teluk Setabas pun hingga kini belum juga mendatangkan investasi.
Pengelolaan kawasan yang berada di dua kabupaten dan dua provinsi itu tampaknya membutuhkan angin segar atau napas baru agar keelokan Danau Ranau terus berdetak dan menggetarkan minat pelancong untuk datang kembali.
Memang ada baiknya jika kedua pemerintah daerah itu melakukan share untuk mengelola kawasan itu sehingga mampu mendatangkan kemakmuran bagi warga di sana. Sayang jika setelah kelelahan akibat perjalanan selama enam jam dari Bandar Lampung, Danau Ranau kurang membangkitkan minat untuk kembali lagi.
Mungkin perlu disiasati dengan membangun tempat wisata yang meskipun kecil tetapi membuat pelancong tidak jenuh. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sudah mencoba membuat gardu pandang di sebuah bukit antara Liwa dan Bukit Kemuning. Sayangnya, gardu pandang itu juga kurang dirawat dengan baik. Selain itu, pemandangan di kaki bukit masih didominasi perkebunan kopi yang masih baru.
Danau Ranau memang belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Danau Toba di Sumatera Utara. Kawasan yang terletak di kaki Puncak Pusubuhit itu memiliki sarana perhotelan dan jaringan jalan yang bagus.
Meskipun terus terancam pembabatan hutan, pada bagian tertentu hutan pinus di kawasan itu tetap dijaga. Selain itu, adat kebiasaan setempat serta potensi lokal dipelihara sehingga mengundang turis-baik dalam maupun luar negeri-selalu ingin kembali lagi ke sana.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kawasan kedua danau tersebut tidak jauh berbeda. Dari Medan dibutuhkan waktu sekitar esmpat jam untuk mencapai Parapat, kecamatan yang berada di tepi Danau Toba. Sementara itu juga dibutuhkan waktu lima jam hingga enam jam dari Bandar Lampung untuk mencapai Danau Ranau.
Waktu yang panjang setidaknya dapat disiasati dengan pariwisata yang mengetengahkan perkampungan adat, sejarah perkebunan lada, atau pariwisata perkebunan.
Itu perlu dilakukan karena jalur menuju Danau Ranau juga melewati Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, yang menyimpan sejarah kejayaan perkebunan lada masa silam. Selain itu, di sepanjang jalan menuju Danau Ranau banyak terdapat rumah tradisional Lampung.
Jika kawasan itu dikelola dengan baik, tidak tertutup kemungkinan perkampungan tradisional itu pun berkembang menjadi kawasan wisata
FESTIVAL KRAKATAU XVIII 2008
( 25 - 31 Agustus 2008 ) LAMPUNG
FESTIVAL KRAKATAU XVIII 2008 schedule
1. SUPORTING EVENT
- Traditional Lampung Song Competition | 18 – 19 June | RRI Bandar Lampung
- Muli & Mekhanai Competition Lampung | 16- 19 July | Marcopolo Hotel
- Lampung Traditional Pop Song Galore | 26 – 27 July | Bandar Lampung
- Kiluan Fishing Week | 27 – 29 June | Teluk Kiluan
2. MAIN EVENT
- Opening Ceremony | 25 August | Bandar Lampung
- Cultural Carnival | 25 August | Bandar Lampug
- Krakatau Night | 25 August | Bandar Lampung
- Lampung Cultural Appreciation | 25 August | Bandar Lampung
- Lampung Art Festival | 26-28 August | Graha Wangsa
- Lampung Expo | 26-31 August | Graha Wangsa
- Krakatau Ritual Ceremony | 26 August | Gunung Anak Krakatau
- International Traditional Mask Festival | 26 August | GOR Saburai Parking Park
- Krakatau Tour | 27 August | Mount Anak Krakatau
- Paramotor Attraction | 25 – 27 August | Mount Krakatau
- International Kite Festival | 28 – 30 August | Kalianda Resort
- Krakatau Off Road & Tourism Rally | 25-28 August | Bandar Lampung
- Krakatau Jetski | 26 – 28 August | Gunung Krakatau
- Festival Tambur Nusantara | 28 – 30 August | GOR Saburai
- Closing Ceremony | 31 August | Graha Wangsa
Contact Details:
Dinas Koperindag Provinsi Lampung
Jl.Cut Meutia No. 23 B
Ph. (+62 721) 482612, 488722
Fax. (+62 721) 481440, 482612
Krakatau Festival XVIII 2008 Secretariat
Dinas Promosi Investasi, Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Lampung
Jalan Jenderal Sudirman 29 Bandar Lampung 35127
Ph. (+62 721) 241457
Fax. (+62 0721) 266184
Festival Krakatau 2008
Jumat, 01 Agustus 2008
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung mulai bersiap-siap menggelar kegiatan primadona wisata daerahnya dalam Festival Krakatau (FK) ke-18 tahun 2008, pada 23-31 Agustus 2008 mendatang.
Informasi diperoleh dari Panitia FK ke-18 di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, di Bandarlampung, Jumat (25/7), menyebutkan, rangkaian acara FK yang puncaknya akan digelar pada 23 Agustus 2008, dipusatkan di Pusat Kebudayaan dan Olahraga (PKOR) Way Halim, di Bandarlampung itu.
Acara pembukaan akan diramaikan dengan kolaborasi sendra tari, atraksi gajah, marching band dan pawai budaya, serta rangkaian kegiatan seremonial lainnya.
Kegiatan selama FK ke-18 itu, diantaranya Pesona Krakatau (Krakatau Night) berupa apresiasi pesona budaya Lampung (23/8), dipusatkan di Hotel Bukit Randu Bandarlampung, dan Jetski (24/8), di Kalianda Resort Lampung Selatan.
Di gedung Sumpah Pemuda Komplek PKOR Way Halim Bandarlampung, digelar pula Krakatau Festival Tourism, 23-28 Agustus 2008.
Pada 28 Agustus 2008 digelar Tour Krakatau, dengan pelayaran menggunakan kapal cepat maupun kapal feri ke gugusan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda, Lampung Selatan, serta ritual Krakatau di sekitar anak gunung berapi yang induknya meletus dahsyat pada Agustus 1883.
Rangkaian kegiatan lainnya adalah Krakatau Off Road di Kalianda Resort Lampung Selatan (29-31/8), atraksi paramotor di Pulau Sebesi dan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda (24-25/8) , Lampung Expo 2008 dan Pesta Kesenian Lampung di Graha Wangsa di Bandarlampung (26-31/8).
Atraksi Tuping (pesta topeng tradisional) dan Tambur Nusantara, juga akan digelar pada 25 Agustus 2008 di lapangan parkir GOR Saburai Bandarlampung. Penutupan FK ke-18 dijadwalkan pada 31 Agustus 2008, di Graha Wangsa Bandarlampung.
Sebelum acara pembukaan FK itu, digelar pula kegiatan pendahuluan untuk meramaikannya, seperti Lomba Cipta Lagu Daerah Lampung di RRI Bandarlampung (18-19/7), Pemilihan Muli Mekhanai Lampung di Hotel Grand Anugerah Bandarlampung (9-12/7), dan Pagelaran Lagu Pop Daerah Lampung di Hotel Sahid Bandarlampung (25-26/7).
Kegiatan pendahuluan lainnya adalah Pagelaran Tari Kreasi daerah Lampung di Taman Budaya Lampung di Bandarlampung (27/7), Memancing (Fishing) berupa lomba mancing tradisional dan pesta rakyat di Pulau Sebesi Lampung Selatan (1-3/8), Kiluan Fishing Week di Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus (16-18/8), dan Fishing Competition di Pantai Ketapang, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran (24/8).
Digelar pula Festival Layang Layang Internasional, di Kalianda Resort, Lampung Selatan, 22-24 Agustus 2008.
Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu telah minta panitia FK ke-18 di daerahnya itu, berbenah diri untuk menyelenggarakan kegiatan festival yang dapat menggali potensi sektor wisata di Lampung, dan tidak terjebak pada kegiatan seremonial yang menghabiskan dana APBD daerahnya semata.
Kalangan DPRD Lampung juga mendesak agar agenda FK yang rutin diselenggarakan Pemda Lampung itu mendapatkan dukungan dana cukup besar dari APBD daerahnya itu.
Diharapkan FK ke-18 itu dapat menghadirkan para turis mancanegara dan turis domestik, sekaligus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah Lampung sendiri, bukan hanya diikuti oleh para pejabat dan kalangan terbatas saja.
Apalagi, FK itu menjadi rangkaian kegiatan untuk mendukung program Visit Indonesia Year 2008 dan Visit Lampung Year 2009, dengan target menjaring wisatawan datang ke Lampung lebih banyak lagi, sekaligus mempromosikan potensi wisata daerah Lampung.
Krakatau is an inhabited island and loca¬ted on the southern part of the Bay of Lampung. Krakatau is reachable in three hours by boat from Canti, a fishing village near Kalianda, South Lampung. Anak Krakatau (Child of Krakatau) is still growing, first emerging from the sea in early 1928, 45 years after the legendary eruption in 1883.
Merak Belantung Beach
Merak Belantung Beach is 40 km south of Bandar Lampung, on the way to the seaport of Bakauheni, the beach is ideal for swimming and wind surfing. Cottages are available.
Pugung Archaeological
Pugung Archaeological Site in Pugung Raharjo village, 40 kms northeast of Bandar Lampung is a site of megalith and prehistoric relics, as well those of the classical Hindu-Buddhist period.
Share This Thread