Murid Fusion Academy (FA) 1: Ye ye ye…. Kikan Bodoh… Kikan Bodoh… Kikakn tak punya SorA…
Murid FA 2 : Summon aja ga bisa…. Mana bisa punya SorA… dia adik kita paling bodoh… bahkan Suzuki yang masih kecil saja sudah ada bakat. Kamu sudah 9 tahun…. Cuma bisa memutar pedang saja, heh?
Murid FA 1 : Bener. Kamu sama saja dengan Paman… orang buangan… sekarang lihat nasibnya… dia terbunuh oleh Darky kan?
Murid FA 2 : Jadi buat apa kamu membawa terus benda pemberian paman itu? (menunjuk pedang yang dibawa Kikan di punggungnya)
Ibu Kikan : Hei hei… jgn ganggu adik kalian terus…. Kenapa setiap liburan FA kalian selalu seperti ini?
Ibu Kikan mengajak Kikan yang terus termenung, tampak down karena ejekan kakak2nya, keluar dari rumah.
Ibu Kikan : Kikan…. Kamu… bener bener ga ada bakat Summon…?
Kikan : (Menggeleng lemah)
Ibu Kikan : (terdiam)
Tiba tiba ayah Kikan datang. Masih memakai pakaian dinasnya.
Ayah Kikan : Sudah kukatakan. Dia anak pembawa sial. Dia anak tidak berguna. Garis keturunan kita adalah salah satu keturunan terbaik di Fairyland. Bagaimana mungkin kita punya anak yang tidak bisa mensummon SorA?
Ibu Kikan : Hatsu… jangan…
Hatsu : Diam, Nana!! kukatakan dengan jelas saja sekarang. Nanti di usia 14 tahun kau boleh pergi ke manapun yang kau suka. Tapi sekarang, kau harus diam di rumah. Tidak boleh pergi ke mana mana. Ke sekolah biasa pun tidak boleh.
Nana : Tapi…
Kikan : (akan berbicara… tapi menutup mulutnya kembali)
Hatsu : Sudah kubilang diam… Agaki… (mensummon SorA nya) bawa dia pergi… (menunjuk Kikan)
Agaki bersiap siap mengangkat tubuh Kikan.
Nana : Ja… Myoujin…. (mensummon SorA nya juga. Muncul SorA wanita seperti bidadari di sebelahnya) jaga anakku…
Myoujin langsung menerjang Agaki. Keduanya bergulingan di tanah. Tapi Agaki terlalu kuat untuk Myoujin. Myoujin tidak dirancang untuk berperang, lebih banyak untuk menemani Nana di dapur atau pekerjaan rumah tangga. Dengan sekali pukulan dia menerbangkan Myoujin. Lengkap dengan luka yang dalam di perutnya.
Nana : Myoujin!!!
Myoujin : Tuan… aku kalah…
Entah ada hasrat apa, tiba tiba Kikan mengeluarkan pedangnya. Langsung dalam sebuah serangan, dia merobek tangan kiri Agaki yang memegang pedang…
Agaki ; Arrggghhh….!!!!
Nana dan Hatsu memandang tidak percaya pada anaknya. Sekecil ini anak mereka sudah memiliki kekuatan untuk menghajar SorA.
Kikan : aku akan kembali… dan akan kubuktikan manusia biasa tidak lemah…
Dan Kikan melangkah pergi… menjauh dari semua Fairy Castle… dan terus saja menjauh…. Melewati Fusion Academy… melewati semuanya…
Berhari hari, bahkan berbulan bulan… dia berjalan tanpa arah kemana mana, ke daerah apapun yang bisa dia jelajahi. Sambil terus menerus melatih gerakan gerakan pedangnya. Sampai akhirnya di suatu daerah di pinggiran Fairyland. Daerah yang berada di antara kermangan Outworld dan keceriaan Fairyland.
Di situ, Kikan merasakan 2 hal yang bertolak belakang.
Kikan : Oh, Retsu (berbicara pada pedang kecilnya) lihatlah, tempat ini mirip seperti kita. Ditinggalkan, dibuang, dan menyimpan ketenangan di dalamnya. Tapi, aku sudah tidak bisa menemanimu lagi. Aku sudah tidak kuat lagi… (menancapkan Retsu ke tanah, kemudian dia sendiri telentang di tanah)
Kikan : Malaikat maut… jika kamu melihatku, aku sudah tidak memiliki semangat hidup. Jika kamu memiliki hasrat untuk mencabut nyawaku… cabutlah. Tapi jika belum, biarkan aku tetap di sini, bersama dia (memandang sahabatnya, Retsu)
Tiba tiba dia mendengar seseorang berjalan ke arahnya. Tapi dia tidak mempedulikan. Sekalipun itu orang jahat, kemungkinannya hanya dia terbunuh. Dan dia sudah siap untuk itu. Kikan merasakan orang itu sedang duduk di sebelahnya sekarang.
Orang tak dikenal : Pedang yang bagus… dari mana kau mendapatkannya anak muda?
Kikan : dari pamanku. Kau suka? Ambillah. Aku sudah tidak bisa bersamanya lagi.
Orang tak dikenal : Kenapa?
Kikan : Ceritanya panjang. Kau tak akan mengerti.
Orang tidak dikenal : karena aku pamanmu, maka aku akan mengerti. Seketika itu juga, Kikan membuka matanya, kemudian memeluk Pamannya.
Singkat cerita, Pamannya menjelaskan bahwa dia memang masih hidup sejak peperangan dengan Dark Revenge dulu. Tapi ayah Kikan tidak mau mengakui keberadaannya. Maka dia mengasingkan diri ke tempat itu. Pamannya bernama Natsugawa.
Natsugawa : Kikan, kau tahu, Retsu ini adalah pedang yang hebat. Ini adalah bentuk kecilnya.
Kikan : bentuk kecil? *pamannya mengangguk*
Natsugawa : Ini bentuk besarnya…
Natsugawa menulis beberapa huruf kuno, yang dikenali Kikan dengan bacaan Namida no Tsuki, kemudian muncul sinar dari Retsu. Seketika, Retsu berubah menjadi pedang yang lebih panjang, dan tampak lebih kuat, lengkap dengan sarungnya.
Natsugawa : Ini
Kikan menerima pedang itu dengan takjub, sambil terus berjalan. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah kamar.
Natsugawa : dan itu, pedang yang selama ini menemaniku. Mizuki. Pasangan abadi Retsu.
Kikan melihat sebuah pedang yang bentuknya sangat anggun. Gagang dan mata pedangnya sama lebarnya. Pedang itu berbeda sekali dengan Retsu yang tampak gagah, dengan warna emas dan merah. Mizuki berwarna lebih kalem, putih dan biru langit.
Tapi saat Kikan mendekat, tiba tiba Mizuki mulai retak retak.
Natsugawa : a… apa??
Praangg…Mizuki pecah menjadi berkeping keeping. Tepat dari dalamnya, muncullah sesosok cahaya putih. Kemudian, secara perlahan cahaya itu membentuk sesosok wanita. Wanita tercantik yang pernah dilihat Natsugawa dan Kikan.
Wanita itu melayang turun. Mendekati Retsu. Kemudian tersenyum. *Namaku… Tsubaki* katanya.
Kikan : Tsubaki
Natsugawa : Tapi… apa??
Tsubaki : Kau diam dulu, natsu. Kikan. Akan kujelaskan semuanya.
Dahulu kala ada seorang Fusioner yang sangat menyayangi SorAnya. Lebih tepatnya, mencintai. Begitupun SorAnya, sangat menyayanginya. Dia ingin berdampingan selamanya dengan SorA nya. Karena itu, dia merubah dirinya, dan SorAnya menjadi 2 bilah pedang. Bernama Retsu dan Mizuki. Roh sang tuan masuk ke Retsu, dan sang SorA, yaitu aku, masuk ke Mizuki.
Kami berdua, terus berdampingan, dan menjaga Fairyland dari ancaman ancaman dengan meminjamkan kekuatan kami kepada orang orang biasa yang berbakat, seperti pamanmu ini. Diwariskan turun temurun, dengan petunjuk kami.
Tapi, kali ini berbeda. Saat ibumu mengandungmu, dia ikut berperang melawan Darky. Benar, Natsu?
Natsugawa : I… iya… bersamaku dan Hatsu, juga Summoner dan Fusioner lainnya.
Tsubaki : dan saat bertemu dengan Darky Leader, aura kegelapan Darky Leader memaksa keluar setengah nyawamu. Sehingga kau hamper mati. Entah bagaimana, tuanku memberikan rohnya kepadamu, setengah juga. Hingga kau bisa hidup, sampai sekarang.
Karena itu, kau sekarang memiliki tanggung jawab sebagai seorang Fusioner, sama seperti tuanku dulu.
Kikan : apa?? Tapi aku tidak bisa Summon SorA.
Tsubaki : karena kau memiliki roh Tuanku, maka kau bisa menggunakanku sebagai SorA mu. Dan karena itu, aku akan tinggal di permata hitam di sarung pedang Retsu. Kau paham? Jadi kau bukan seorang Fusioner, tapi bisa mengeluarkan SorA. Sampai kau menurunkannya pada seseorang.
Aku sebenarnya SorA yang lemah. Semua skill ku adalah untuk mensuplai kebutuhan teman. Tapi karena kami memiliki banyak teman, maka aku sangat dibutuhkan. Fusion State ku dan tuanku pun adalah sebilah pedang yang akan menaikkan 20% stat penggunanya. Begitupun nanti saat kau Fusion denganku. Tapi kata tuanku itu akan berbeda di setiap pemakai pedang. Bergantung sedekat apa hubungan antara kau dengan orang yang kau beri hak memegang Fusion State kita, Endorser.
Kikan : Aku tak pernah percaya orang lain selain diriku sendiri...
Tsubaki tersenyum, seakan dia sudah menduga jawaban itu. Kemudian melanjutkan penjelasannya.
Nah, kau sebagai manusia biasa, yang tak ber SorA, tentunya memiliki kelebihan. Yaitu mampu menguasai jurus jurus pedang untuk menyerang SorA. Hanya, serangan SorA kepadamu akan 50% lebih banyak, jika kau menggunakan Retsu. Tapi, saat kau mengeluarkan aku, kau tak boleh mencabut Retsu dari sarungnya. Saat dicabut, aku akan kembali masuk kedalam Retsu.
Lalu, kau boleh memilih, memakai Fusion State, atau memakai Heaven’s Fail, Skill yang baru saja diturunkan padamu saat aku keluar tadi.
Kikan : Heaven’s Fail?
Tsubaki : Mengembalikanku sebagai Mizuki. Nantinya, kau akan menguasai Retsu dan Mizuki secara sempurna. Jurus jurus Retsu yang nantinya kuberikan padamu, akan berlipat ganda. Sebagai gantinya, kau tidak akan mensummonku dalam bentuk SorA lagi.
Kikan : Aku aktifkan Heaven…
Tep… Tsubaki menutup mulutnya. Kemudian menggelengkan kepala.
Tsubaki : Belum… belum sekarang. Emosimu masih amat labil. Nanti, setelah kau berusia tepat 25 tahun, kau baru boleh mengambil keputusan, memakai Heaven’s Fail, atau God’s Hand, skill untuk bergabung denganku.
hari hari berlalu, sampai akhirnya dia menjadi penyair penyendiri yang menyukai musik, dan mewujudkan cita citanya, sebagai pelindung Fairyland.
Share This Thread