Page 4 of 5 FirstFirst 12345 LastLast
Results 46 to 60 of 67
http://idgs.in/122670
  1. #46
    Andaman_Nikobar's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    297
    Points
    489.80
    Thanks: 0 / 5 / 3

    Default

    Minggu, 30/11/2008 13:56 WIB
    SBY Sakit Hati Pertanian Disebut Gagal
    Anwar Khumaini - detikNews

    Foto: Setpres

    Cianjur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sakit hati dengan pernyataan-pernyataan yang menyebut pertanian di Indonesia gagal. Selama 3 tahun ini, kata SBY, pertanian meningkat.

    Tahun ini, lanjut SBY, Indonesia mengalami swasembada beras dan jagung. Hal yang sama juga dialami Indonesia pada 1984.

    "Kalau dikatakan gagal, sakit hati kita," kata SBY di hadapan ribuan peserta penyuluhan pertanian, di Kebun Raya Cibodas, Ciajur, Jawa Barat , Minggu (30/11/2008).

    Di depan sekitar 4.500 para penyuluh pertanian di Indonesia yang menghadiri acara itu , SBY memamerkan SMS yang diterimanya. Namun, bukan SBY yang membaca SMS itu sendiri. Melainkan Ibu Ani Yudhoyono yang membacakan.

    Setiap hari, SBY mendapatkan sekitar 500 SMS dari masyarakat. Isinya, bermacam-macam, mulai dari keluhan hingga pujian.

    "SMS yang mengirim perempuan, mereka sangat puas dengan penyuluhan pertanian, yang kirim dari Sumbar," cerita Ibu Ani

    Ribuan penyuluh pertanian pun tepuk tangan serempak. Namun SBY buru-buru menghentikan. "Jangan GR duluan," kata SBY.

    SBY juga berjanji akan memberi insentif lebih kepada para penyuluh pertanian. namun jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan negara. "Presiden dan menteri saja gajinya empat tahun nggak naik."

    Seperti biasa, SBY menampilkan lagu ciptaannya. Dia meminta agar lagunya yang berjudul 'Budi Temanku' didendangkan. Sambil menunggu lagu diputar, SBY pun bernyanyi.

    "Aku punya teman, Budi namanya. Orangnya pintar, juga jenaka...," tepuk tangan membahana. Suwit suwiiit..

    SBY bercerita, lagu tersebut mengisahkan seorang teman yang sukses menjadi petani di desa. "Saya hormat kepada petani," ucap SBY lagi-lagi disambut riuh rendah hadirin.

    Dalam kesempatan ini,juga diberikan penghargaan bagi 7 orang yang dianggap berjasa dalam sektor pertanian. Di antaranya Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

    (anw/iy)

    http://jkt1.detiknews.com/read/2008/...-disebut-gagal

    sabar yah pak! pemutar balikan fakta dan upaya pembodohan publik dari lawan bapak pasti akan tetap ada, namanya aja pada serakah kekuasaan niatnya bukan berjuang untuk kesejahteraan negara dan rakyat!

  2. Hot Ad
  3. #47
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default

    Jumat, 05 Desember 2008 00:01 WIB
    "Siklus" Tahunan Kelangkaan Pupuk

    KELANGKAAN pupuk yang menyebabkan melonjaknya harga pupuk bersubsidi akhir-akhir ini kian menegaskan kegagalan negara dalam dua hal. Pertama, kegagalan melindungi warganya dari permainan yang menyebabkan ketidakterjangkauan daya beli. Kedua, kegagalan dalam perencanaan dan pelembagaan sistem.

    Pada soal yang pertama, akal sehat kita akan bertanya bagaimana petani dengan penghasilan pas-pasan mampu menjangkau pupuk yang harganya melesat hingga lebih dari dua kali lipat. Pupuk bersubsidi, yang mestinya paling tinggi dijual dengan harga Rp60 ribu, harus ditebus dengan harga Rp140 ribu.

    Itu terjadi justru di saat musim tanam tiba dan di tengah pemerintah baru saja mendeklarasikan swasembada beras. Harga terus terkerek, petani kian tidak sabar karena takut kehilangan momentum musim tanam, sementara solusi masih terus diwacanakan.

    Yang muncul kemudian adalah logika aji mumpung, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Para calo mencari celah memborong pupuk lalu menjualnya kembali kepada petani jadi-jadian. Dari situ, pupuk baru sampai di tangan petani ketika harga sudah naik berlipat-lipat.

    Petani, yang kian tidak berdaya karena menjadi korban, menyerbu gudang-gudang milik agen pupuk. Bahkan, ada yang menghadang truk pengangkut pupuk. Mereka memaksa agen menjual pupuk bersubsidi dengan harga sesuai ketentuan yang ada.

    Mahal dan langkanya pupuk sekaligus menunjukkan kegagalan negara dalam perencanaan dan pelembagaan sistem. Peristiwa itu seolah baru terjadi kali ini. Padahal, kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi sudah seperti siklus tahunan.

    Pemerintah berdalih bahwa kelangkaan terjadi, salah satunya, juga karena konsumsi pupuk melonjak tiap musim tanam. Kebutuhan pupuk petani tidak konstan, cenderung menumpuk di akhir tahun.

    Bukankah itu sudah bisa diprediksi sejak awal? Ketidakmampuan membaca tingkat kebutuhan petani justru menegaskan buruknya perencanaan. Pasokan pupuk baru ditambah ketika petani sudah marah.

    Departemen Pertanian menyebutkan stok pupuk masih surplus 600 ribu ton sejak pasokan ditambah 300 ribu ton. Padahal, kebutuhan petani akan pupuk hanya 300 ribu ton per bulan dalam situasi normal.

    Namun, mengapa kelangkaan masih merajalela? Ke mana stok pupuk 600 ribu ton itu disebarkan? Apakah pemerintah tidak sanggup memastikan bahwa distribusi pupuk benar-benar bisa sampai ke petani?

    Pertanyaan akan kian berderet dan makin rumit serumit distribusi pupuk. Dan, tugas pemerintah untuk berupaya keras memecahkan masalah-masalah yang menggantung tersebut. Jangan sampai ada begitu banyak pertanyaan tanpa ada satu pun yang tuntas dijawab.

    Memecahkan sengkarut pupuk membutuhkan lebih banyak kecerdasan dan kecepatan. Kalau memang sistem distribusinya harus dirombak, misalnya dari sistem terbuka menjadi sistem tertutup, segera berlakukan.

    Pacu dan beri rangsangan yang lebih kepada petani untuk menggiatkan kelompok tani. Jadikan kelompok tani sebagai jalur resmi distribusi pupuk bersubsidi untuk menjamin pupuk tiba dengan selamat di tangan yang berhak, dengan harga terjangkau.

    Negara tidak boleh lelah dan gagal mengurusi warganya. Jangan beri kesempatan orang-orang memanfaatkan kisruh pupuk menjadi komoditas politik murahan yang justru kian menjadikan petani menderita.

    http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDgzMzg=

    Pupuk sangat penting untuk pertanian dan menjadi faktor keberhasilan, sayangnya dimainkan sebagai komoditas politik, padahal Indonesia 2009 akan swasembada beras, untuk mempertahankannya sementara konsumsi terus bertambah perlu pendukung keberhasilan pertanian seperti pupuk. Stok itu kemungkinan menghilang akibat kejahatan seperti penimbunan. Pemerintah harus memberantas hal ini.

  4. #48
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default

    Bulog Berupaya Ekspor Beras tahun Depan
    Penulis : Zubaedah Hanum

    JAKARTA--MI: PERUM Bulog menyatakan ekspor beras baru bisa dilakukan pertengahan tahun mendatang, dengan volume sekitar 1-1,5 juta ton. Peluang ekspor ini juga tergantung dengan angka ramalan (ARAM) 2009 dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan stok beras setelah panen raya.

    "Dengan kondisi sekarang, memang kita harusnya segera persiapkan rencana ekspor beras. Volume ekspor beras tahun depan tergantung ARAM dari BPS mendatang," ungkap Dirut Bulog Mustafa Abubakar, ketika ditemui Media Indonesia, di Jakarta, Jumat (21/11).

    Jika ARAM yang diumumkan BPS mencapai 63 juta ton, lanjut Mustafa, maka ekspor beras 2009 diperkirakan bisa mencapai sekitar 1-1,5 juta ton, pada tahap awal. "Itu sudah bagus. Kita akan lihat dulu stok dan produksi beras setelah panen raya, jadi ekspor 2009 mungkin sekitar pertengahan tahun," ucapnya.

    Hal lain yang akan diidentifikasi Bulog terhadap rencana ekspor beras di 2009 adalah disparitas harga beras di pasar domestik dan pasar internasional. "Kalau situasi sudah stabil dan surplus, harga sudah kira-kira adem kita akan ekspor," imbuh Mustafa.

    Mustafa mengakui, adanya potensi gejolak harga yang timbul di dalam negeri, setelah dilakukannya ekspor beras. Namun demikian, Bulog akan menjaga supaya hal itu tidak terjadi. Yang justru dikhawatirkan Bulog ke depan justru menyangkut harga pembelian pemerintah (HPP) beras dan gabah.

    "Yang saya harapkan, penyesuaian HPP beras dan gabah sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani, pasca kenaikan harga BBM. Juga kompetitiveness harga beras di pasar internasional," kata dia.

    Data yang diperoleh Media Indonesia menunjukkan, pengadaan beras dalam negeri sampai 21 Nopember 2008 yang dilakukan Bulog telah mencapai 3,06 juta ton. Pembelian berasal dari jalur HPP sebanyak 2,8 juta ton dari jalur HPP dan pembelian non HPP 275 ribu ton.

    Hasil evaluasi Bulog yang dipublikasikan pekan lalu menyatakan, realisasi pengadaan beras nasional yang mendekati 3 juta ton merupakan pencapaian luar biasa, tertinggi sepanjang sejarah Bulog. Prestasi itu diraih dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

    "HPP diumumkan terlambat ketika panen raya hampir mencapai 30% dan adanya pengaruh kenaikan harga BBM terhadap naiknya harga-harga," ungkap Mustafa, dalam acara Media Gathering bersama wartawan nasional, di Bogor.

    Sebelumnya, Mustafa mengatakan, ARAM III/2009 sebagai acuan pemerintah untuk melakukan ekspor beras, untuk mengantisipasi kejdian yang tidak diharapkan seperti puso, gagal panen atau serangan hama. Jika angkanya naik 5%, maka ekspor beras bisa dijalankan.

    Target produksi gabah tahun ini diproyeksikan mencapai 60 juta ton atau 36 juta ton setara beras. Sedangkan konsumsi nasional 2008 diprediksikan sebanyak 31,5 juta ton dengan surplus beras sebanyak 2,3 juta ton.

    Bulog berharap stok di gudang hingga akhir tahun mencapai 1,5 juta ton, sehingga total stok 2008 adalah 3,8 juta ton. (Zhi/OL-02)

    http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDU1NzQ=

    Ayo kita bisa

  5. #49
    jkt-Black_Devil's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    250
    Points
    344.20
    Thanks: 0 / 3 / 3

    Default

    Inilah salah satu kelemahan ekonomi kerakyatan jika pelaksanaannya kurang baik: keadilan sulit ditegakan karena kalah oleh uang.

  6. #50
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Thumbs up

    Menuju Negara Pertanian Termaju di Dunia

    Bagaimana membangun perekonomian yang pertumbuhannya terasa sampai ke sumsum tulang mayoritas rakyat Indonesia? Tidak ada cara lain kecuali membangun sektor pertanian yang berkualitas dan terintegrasi dengan sektor industri dan perdagangan sehingga mampu menumbuhkan pusat ekonomi baru.

    Keandalan sektor pertanian tidak diragukan lagi. Selama satu dasawarsa (1998-2008), sektor pertanian kembali menunjukkan daya tahan di tengah krisis ekonomi.

    Seperti yang dinyatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global mulai tampak pada triwulan III-2008.

    Sektor pertanian yang mencakup pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan turut berkontribusi 4,3 persen terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Masih lebih tinggi 0,1 persen dari industri pengolahan. Walau belum setinggi sektor usaha lain, seperti konstruksi (7,9 persen) atau pengangkutan dan komunikasi (19,0 persen), sektor pertanian menampung beban yang sangat besar. Sebanyak 42,5 juta orang dari 108,1 juta angkatan kerja nasional bekerja di sektor ini.

    Maka, sudah semestinya negara agraris dan maritim ini menjadikan sektor pertanian terintegrasi sebagai lokomotif penggerak ekonomi nasional.

    Peta jalan pertanian

    Saat ini masih mantapnya pertumbuhan sektor pertanian tidak lain karena sumbangan subsektor pangan untuk konsumsi dalam negeri serta ekspor bahan mentah hasil perkebunan, perikanan, dan kehutanan.

    Sebanyak 24,8 juta keluarga petani hidup dari subsektor pangan dan sejahtera saat harga beras, jagung, dan kedelai membaik hingga September 2008. Petani benar-benar memanfaatkan momentum ini karena pada saat yang bersamaan volume produksi pun naik.

    Namun, kita patut menyayangkan. Meski kontribusi sektor pertanian sudah terbukti dalam perekonomian nasional, kebijakan pemerintah masih belum komprehensif. Sampai sekarang, pengembangan pertanian nasional masih belum terintegrasi dengan kebijakan perindustrian dan perdagangan.

    Peta jalan (roadmap) yang bisa diandalkan untuk mengembangkan agroindustri jangka panjang sampai kini tak kunjung muncul. Malah kebijakan yang bersifat ad hoc lebih sering muncul untuk meredakan kasus per kasus. Kondisi ini ironis karena saat kita lupa menciptakan nilai tambah dalam produk pertanian, pasar domestik negara kepulauan terbesar di dunia ini terus diserbu produk impor.

    Impor pangan Indonesia periode 1996-2005 berdasarkan catatan ahli peneliti utama dalam bidang kebijakan pertanian PSE-KP Departemen Pertanian, Husein Sawit, menyedot sedikitnya 1,6 miliar dollar AS atau setara Rp 14,7 triliun devisa. Sekarang jumlahnya tentu jauh lebih besar dari periode itu mengingat harga komoditas pangan dunia melonjak dua sampai tiga kali lipat.

    Kenaikan impor bahan baku setengah jadi—yang sebenarnya bisa diperoleh di dalam negeri—tak terbendung. Dari Indikator Perdagangan Dunia 2008 yang diterbitkan Bank Dunia, rata-rata tarif bea masuk Indonesia pada 2006 sebesar 4,5 persen, lebih rendah daripada rata-rata tarif di Asia Timur dan Pasifik yang berada pada kisaran 4,9 persen, yang berpendapatan tinggi. Negara-negara berkembang berpendapatan menengah dan rendah saja menerapkan tarif rata-rata 8,7 persen.

    Ironisnya lagi, tarif impor produk pertanian Indonesia tahun 2006-2007 6,5-7 persen. Paling rendah di Asia Pasifik. Ironis lagi, negara agraris seperti Indonesia memberikan tarif impor lebih murah untuk bahan baku produk pertanian ketimbang India, China, dan Brasil yang mampu mengekspor bahan jadi ke Eropa, Amerika Serikat, dan berbagai penjuru dunia.

    Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, tarif bea masuk yang rendah ditujukan untuk efisiensi industri dalam negeri, tanpa mengabaikan perlindungan terhadap pertanian sebagai sektor strategis.

    Industrialisasi pertanian

    Akan tetapi, bea masuk rendah untuk impor produk pertanian yang menjadi bahan baku proses produksi sungguh berisiko besar. Industri pengolahan hasil pertanian di Indonesia semakin hari semakin terfragmentasi, tak terintegrasi dengan sektor pertanian sebagai hulunya. Kita harus menanggung kenyataan pahit ini saat produk mentah tak laku di pasar ekspor dan sulit bersaing di pasar domestik karena harga bahan baku impor lebih murah.

    Industri pengolahan kakao, misalnya, memasok bahan baku impor, sementara Indonesia banyak mengekspor biji kakao. Karena buruknya penanganan pascapanen atau tidak adanya industri pengolah antara, industri hilir menjadi tidak efisien jika memanfaatkan bahan baku hasil pertanian dalam negeri.

    Selain tidak terintegrasi optimal dengan industri pengolahan, hasil-hasil pertanian Indonesia juga tak jarang kalah bersaing dengan produk impor di pasar konsumsi domestik.

    Survei Asia Foundation seperti dikutip Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menunjukkan, biaya distribusi di Indonesia lewat jalan darat paling mahal dibandingkan dengan Malaysia, Vietnam, Thailand, dan China. Kualitas jalan yang buruk, pungutan liar oleh aparat jembatan timbang, kepolisian, tentara, dinas perhubungan, sampai preman, dan tumpang tindih retribusi pemerintah daerah membuat produk kita sulit bersaing dengan produk impor sejenis.

    Siapa bisa menyangka kalau harga jeruk impor dari China jauh lebih murah dibandingkan jeruk Pontianak di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan. Petani jeruk Pontianak atau pemerintah?

    Pemerintah lebih suka mengutamakan pembangunan industri manufaktur, yang dari sisi politik sangat menguntungkan. Industri manufaktur lebih cepat berdiri, menyerap tenaga kerja lebih banyak, dan bisa langsung mengekspor produk.

    Adapun sektor pertanian, sudah tentu memakan waktu yang dimulai dari pembukaan lahan, penanaman bibit, perawatan, dan seterusnya. Belum lagi jika sebagian lahan terserang hama atau penyakit. Akhirnya, impor bahan baku lebih diprioritaskan untuk mendukung industri hilir. Kondisi ini yang terjadi pada industri gula nasional.

    Industri gula rafinasi lebih suka mengimpor gula mentah dari Brasil ketimbang membeli dari petani dengan dalih kualitas jelek. Padahal, gula mentah petani yang jelek itu dihasilkan oleh mesin giling pabrik yang umurnya lebih tua dari republik ini.

    Mereka pun lalu mengimpor bahan baku untuk memproduksi di dalam negeri. Pemerintah baru kalang kabut saat hasil produksi, yang lebih murah dari produk lokal, kemudian membanjiri pasar domestik. Semakin terpuruklah petani tebu kita.

    Semestinya, pemerintah kita tidak terbujuk rayuan negara lain untuk lebih mendorong ekspor bahan baku mentah. Sudah semestinya pemerintah lebih tegas dengan menciptakan pasar domestik bagi produk lokal sambil meminta importir bahan mentah mendirikan industri bahan jadi di Indonesia. Mereka yang mau melakukannya harus diberi berbagai insentif fiskal dan moneter supaya lebih bergairah mendirikan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan hulu.

    Kelapa sawit, karet, kakao, kopi, tebu, sampai jagung semuanya andalan pertanian kita. Sudah cukup bangsa kita menjadi petani tanpa pernah mengecap keberhasilan industrialisasi pertanian. Seribu langkah pun dimulai dari satu langkah. Dalam waktu 10 tahun, Indonesia pasti menjadi negara industri pertanian termaju di dunia.

    http://www.kompas.com/read/xml/2008/...rmaju.di.dunia

    Sebuah sejarah:
    Bagaimana Amerika Serikat bisa menjadi negara maju setelah Perang Dunia? Karena mereka menjadi penyedia makanan nomor satu dunia pada saat itu.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  7. #51
    yagami_light's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    ...Didalam Setiap Hati yg memiliki Cinta...
    Posts
    4,143
    Points
    3,482.40
    Thanks: 193 / 124 / 77

    Default

    "Dalam waktu 10 tahun, Indonesia pasti menjadi negara industri pertanian termaju di dunia."

    Statement tsb membuat saya mengelus dada...
    Apakah perlu selama itu? Saya rasa itu adalah waktu yang lama...
    Saya yakin, tdk sampai 5 Tahun, keadaan itu bisa terjadi...^^

    *Semoga saja yah...^^ Berdoa saja...Eit...tp jgn lupa berusaha juga...^^ asal ada niat & usaha, semua bisa terwujud, meskipun hal yg sangat "mustahil" sekalipun...

    Cinta dengan Indogamers? Mau punya Signature sampai 8 Baris? Mau ngedit Banner? Jadi Donatur aja !
    Apa sih kelebihan Status DONATUR itu? klik disini

    [ Event ] Make Your Own Story of Indogamers! Berhadiah Point Vbookie + Uang Tunai

    Quote Originally Posted by Orang Ganteng View Post
    Kamu ga tau ya, kalau Indogamers Banget ini lebih Supranatural daripada Forum Supranatural?

  8. #52
    mizuniverse's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Location
    Rumahku Istanaku Status: Member jelata
    Posts
    366
    Points
    606.40
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by yagami_light View Post
    "Dalam waktu 10 tahun, Indonesia pasti menjadi negara industri pertanian termaju di dunia."

    Statement tsb membuat saya mengelus dada...
    Apakah perlu selama itu? Saya rasa itu adalah waktu yang lama...
    Saya yakin, tdk sampai 5 Tahun, keadaan itu bisa terjadi...^^

    *Semoga saja yah...^^ Berdoa saja...Eit...tp jgn lupa berusaha juga...^^ asal ada niat & usaha, semua bisa terwujud, meskipun hal yg sangat "mustahil" sekalipun...

    Tapi konsumsi kan juga bertambah, maka dari itu jangka panjang.

  9. #53

    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    230
    Points
    361.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    JAKARTA, RABU - Perum Bulog akan memulai ekspor beras pada kuartal III-2009. Ekspor beras dilakukan setelah Bulog mendapat kepastian produksi beras 2009 mengacu angka ramalan I dan aram II Badan Pusat Statistik sesuai target.

    Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar mengungkapkan, saat ini banyak pengusaha dari berbagai daerah yang meminta bekerja sama dengan Bulog untuk mengekspor beras.

    ”Sekarang Bulog adalah satu-satunya lembaga yang diizinkan mengekspor beras. Ekspor dilakukan dari satu pintu agar mudah dikontrol,” ujar Mustafa dalam Evaluasi Akhir Tahun dan Prospek Pangan Indonesia 2009, Selasa (23/12) di Jakarta.

    Menurut Mustafa, ekspor bisa dilakukan bila Indonesia surplus produksi beras 5 juta ton. Surplus itu akan tercapai manakala produksi beras sepanjang 2009 mencapai target. Departemen Pertanian menargetkan produksi padi tahun 2009 sebanyak 63,5 juta ton gabah kering giling. Produksi padi 63,5 juta ton GKG itu setara 35,9 juta ton beras bersih. Konsumsi beras nasional per tahun sekitar 30,9 juta ton.

    Untuk mencari kepastian surplus produksi 5 juta ton, Bulog akan menunggu penghitungan produksi gabah dan beras oleh BPS dalam angka ramalan (aram) I dan II. Aram I merupakan hasil ramalan produksi padi pada Januari-Desember 2009, mengacu perhitungan produksi tahun sebelumnya. Adapun aram II hasil perhitungan realisasi produksi Januari-April 2009 dan ramalan Mei-Desember 2009.

    ”Kalau produksi beras dalam aram I naik dan aram II aman, baru ancang-ancang ekspor. Negara tujuan ekspor adalah Malaysia, Filipina, Timor Leste, dan Brunei,” katanya.

    Ditanya berapa banyak volume beras yang bisa diekspor dengan surplus produksi 5 juta ton itu, Mustafa memperkirakan antara 1 juta ton dan 1,5 juta ton. ”Ekspor akan dilakukan dalam kualitas beras super, dengan kadar patahan 0-5 persen,” katanya.

    Pertimbangan ekspor beras kualitas super karena segmentasi pasar terbatas dan ruang gerak harga luas. Diharapkan devisa yang diperoleh dari ekspor beras lebih besar.

    Mengacu harga beras kualitas super di Thailand per 19 Desember 2008 mencapai 500 dollar AS per ton free on board—di mana penjual menanggung biaya pengangkutan sampai pelabuhan pengirim—untuk ekspor 1 juta ton- 1,5 juta ton, devisa yang bisa didapat negara 500 juta dollar AS-750 juta dollar AS. Nilai itu setara dengan Rp 5,525 triliun-Rp 8,29 triliun, dengan kurs rupiah terhadap dollar AS Rp 11.050.

    Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Siswono Yudo Husodo memberikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan dalam industri perberasan nasional yang telah mampu meningkatkan produksi beras sehingga lepas dari ketergantungan impor.

    ”Ini merupakan pengulangan ekspor surplus kita 24 tahun lalu (1984),” katanya. Siswono juga menyatakan, sekarang ini misi Bulog telah berubah dan berorientasi pada peningkatan produksi beras dalam negeri berbeda dengan sebelumnya.

    Meski demikian, Siswono mengingatkan agar beras yang diekspor hendaknya beras simpanan Bulog yang dihasilkan dari panen tahun sebelumnya. Ekspor jangan dilakukan terhadap beras hasil panen baru, bagaimanapun juga Bulog harus mengutamakan kualitas beras yang bagus untuk kepentingan rakyat Indonesia, seperti untuk raskin.

    url : http://www.kompas..com/read/xml/2008...ulai.Juli.2009
    _____________________________

    Maju terus

  10. #54
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default



    Indonesia will begin exporting rice to several countries in ASEAN region (Malaysia, Philippines, Timorleste, Bruneian Darussalam) in July 2009, where predicted that national production of unhulled rice next year will be as much as 63.5 ton, or around 36 ton of rice. This is an achievement can be proud of for indonesians, after once being a self-sufficient in 1984,where Indonesia was successfully produced rice over the target and exported other countries. wanna some rice? come to Indonesia, make sure you bring enuff sacks.

    http://akhyari.blogspot.com/2008/12/rice-rice-rice.html

    Menjadi dapur dunia!
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  11. #55
    blackwarr's Avatar
    Join Date
    Feb 2007
    Posts
    1,401
    Points
    1,650.60
    Thanks: 2 / 3 / 3

    Default

    btw gw nanya donk maksud ny malaysia impor beras ke indo gmn sih??
    indo nge jual beras di malaysia ato malaysia nge jual beras di indonesia?
    udah lupa gw


    WaKeUpCaLL Left 4 Dead 2 Player

  12. #56
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    Quote Originally Posted by yagami_light View Post
    "Dalam waktu 10 tahun, Indonesia pasti menjadi negara industri pertanian termaju di dunia."

    Statement tsb membuat saya mengelus dada...
    Apakah perlu selama itu? Saya rasa itu adalah waktu yang lama...
    Saya yakin, tdk sampai 5 Tahun, keadaan itu bisa terjadi...^^

    *Semoga saja yah...^^ Berdoa saja...Eit...tp jgn lupa berusaha juga...^^ asal ada niat & usaha, semua bisa terwujud, meskipun hal yg sangat "mustahil" sekalipun...


    pulau jawa adala penghasil beras terbar di indo..
    10 taun lagi ga yakin gw masi penghasil beras terbesar ato ga, kalau pembangunan bangunan terus menerus di jawa.
    yg ada kekeringan dan banjir silih berganti akibat lahan semakin banyak digunduli..
    di bogor aja udah gundul jauh banget dari 4 taun yg lalu.
    setiap x bogor hujan gede jakarta beresiko dapet kiriman banjir dari bogor.
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  13. #57
    wowkkwow's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    C:/Windows/ProgramFiles/User/Me
    Posts
    395
    Points
    532.30
    Thanks: 13 / 5 / 5

    Default

    papua masi kea tanah kosong noh , knp ga dibangun ajah daerah sno , daripada mereka nuntut merdeka

  14. #58
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by blackwarr View Post
    btw gw nanya donk maksud ny malaysia impor beras ke indo gmn sih??
    indo nge jual beras di malaysia ato malaysia nge jual beras di indonesia?
    udah lupa gw
    Malaysia beli beras dari Indonesia, ntar juga ditambah negara ASEAN lainnya seperti Filipina dan Timor Leste.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  15. #59
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default

    Indonesia Meets Rice Needs in 2008 as Output Gains
    Email | Print | A A A

    By Yoga Rusmana and Naila Firdausi

    Dec. 31 (Bloomberg) -- Indonesia produced 38.6 million metric tons of milled rice this year, a 5.5 percent gain from 2007 as more farmers used better seeds, enabling the region’s most populous country to meets its own needs for the staple.

    “We have achieved self-sufficiency in rice this year, with output exceeding consumption” estimated at 37 million tons, said Bayu Krisnamurthi, deputy to the coordinating minister for economic affairs, and the official in charge of agriculture.

    Meeting the self-sufficiency target has been a fundamental goal of government policy for decades to ensure that Indonesia is able to feed its 243 million people without having to turn to imports. Rice prices surged to a record earlier this year, stoking concern about possible shortages in the global market.

    The stockpile of rice in warehouses run by Bulog, Indonesia’s state food company, stood at 1.4 million tons at the end of this year, Krisnamurthi told reporters today in Jakarta. Bulog bought a record 3.1 million tons from farmers this year to help stabilize prices and secure supplies to sell at subsidized rates to the country’s 19.1 million poorest households, he said.

    Indonesia imported about 1.2 million tons of rice last year, mostly from Vietnam and Thailand. Rice output may increase to 40 million tons next year, which may allow exports of as much as 2 million tons, the most in at least 50 years, Agriculture Minister Anton Apriyantono said in October.

    To contact the reporters on this story: Naila Firdausi in Jakarta at [email protected]; Yoga Rusmana in Jakarta at [email protected].

    http://www.bloomberg.com/apps/news?p...d=a2_ashOV9rb8

    Jayalah Indonesia!

  16. #60
    Saladin's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Liverpool!Tidak terima barter cendol!
    Posts
    2,646
    Points
    0.65
    Thanks: 25 / 42 / 35

    Default

    heran indonesia mau maju masih aja ada yang pesimis
    pesimis 50 thn lagi lah....
    jauh banget
    semoga aja pembangunan di indonesia juga memikirkan daerah hijau
    I LOVE LIVERPOOL

    Quote Originally Posted by Someone with red heart
    There's only two kinds of men in this world
    Liverpool family and the others
    LIRIK YNWA

Page 4 of 5 FirstFirst 12345 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •