hati2 ndy.. stylenya dy itu masi kentel orang ID...
FoC.. FoC.. FoC...
F O E ! AJA LOE! KELAUT!
klo anggep malaysia lebih maju.. ngapain provokasi2 d sini lagi.. dasar orang yang sangat peduli sekali2 sampai2 buat thread bginian dan menerima serangan pihak oposisi..![]()
Last edited by BaronTrance; 18-10-08 at 23:24.
coba dipaparkan saja apa yang anda tidak suka dari map2 buatan anak indonesia?
bisakah anda memaparkannya dan memberikan keterangan secara masuk akal dan tanpa cercaan??
mungkin bisa jadi masukan yang bagus untuk para map maker indonesia..
hmm keknya perlu dipost ya biar nih orang tau kemajuan indonesia
Siswa SMP Petra Ciptakan Alat Pembuat Tempe
Zainal Effendi - detikSurabaya
Surabaya - Berawal dari keprihatinan dengan harga kedelai dan banyaknya home industri tempe yang gulung tikar, dua siswa SMP Kristen Petra III berhasil menciptakan alat fermentasi tempe. Alat ciptaan siswa SMP ini dapat mempersingkat waktu pembuatan tempe hanya menjadi 5 jam.
Alat fermentasi tempe ciptaan kedua siswa ini menyerupai box yang mempunyai pengatur temperatur suhu. Dengan begitu alat ini dapat mengefisienkan waktu pembuatan dengan meminimalisirkan waktu pembuatan tempe yang lamanya 36 jam.
Kedua siswa itu yakni Andika Setia Budi (15)� yang kini duduk di kelas 10 SMU Kristen Petra II dan Samuel Stevanus Widodo (14) kelas 9 SMP Kristen Petra II Surabaya.
"Alat yang saya buat ini terdapat sebuah kotak yang lengkap dengan sensor pengatur suhu. Alat pengatur suhu itu mencapai 45 derajat celcius hingga 55 derajat celcius. Dalam waktu 3 jam sudah bisa menjadi tempe, tapi kandungan vitamin B1 dan vitamin B12 tidak keluar," kata salah satu siswa yang menciptakan alat, Andika Setia Budi kepada wartawan di ruang galeri SMP Petra II Surabaya, Jalan Manyar Tirtomoyo, Surabaya, Senin (8/9/2008).
Andika juga mengaku dirinya bersama Samuel menciptakan alat tersebut dalam rangka lomba karya ilmiah setahun lalu dan mendapatkan juara dua.
Sementara dalam proses pembuatan alat tersebut, kedua siswa penggemar tempe ini mengaku semmpat kesulitan dalam menentukan berapa suhu yang pas untuk pembuatan tempe dengan alat ciptaannya.
Selain alat ciptaannya dapat mempersingkat waktu pembuatan tempe menjadi hanya 5 jam, untuk biaya komponen elektro alat fermentasi tempe ini kedua siswa hanya mengeluarkan uang Rp 100 ribu dan bahannya dapat didapat di toko-toko komponen
elektro.
Dengan alat ciptaannya yang dapat meningkatkan efisiensi keuangan dan sumber daya manusia, kedua siswa ini mendapatkan tawaran kuliah gratis di UGM Yogyakarta dan IPB Bogor. Selain itu keduanya juga mendapat beasiswa selama SMU alias bebas biaya.(bdh/bdh)
http://surabaya.detik.com/read/2008/...-pembuat-tempe
ntisari, No. 531 TH. XLIV
OKTOBER 2007
Akibat embargo senjata oleh negara adikuasa, seluruh sistem persenjataan kita nyaris lumpuh. Untungnya, para intelektual dirgantara kita mampu menciptakan roket dengan bahan bakar buatan sendiri.
Penulis: Dharnoto
Langit di atas pantai Pamengpeuk, Garut, pagi itu cukup cerah. Namun para nelayan pantai selatan Jawa Barat itu tak ada yang berani melaut. Pukul 09.00 terdengar suara gemuruh dari arah pantai. Lalu, suatu benda putih berasap melesat ke udara, setelah mencapai jarak 20 km berbelok ke tengah laut. Para nelayan pun bersorak. Ada apa?
Ternyata Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru saja melepas beberapa karyanya. Sejak meluncurkan roket pertama pada 14 Agustus 1964 - oleh Bung Karno dinamai Kartika - LAPAN tak henti mengembangkan beberapa jenis roket untuk keperluan sipil maupun militer. Tanpa banyak publikasi, sejumlah tipe roket berhasil diangkasakan oleh lembaga yang diresmikan pada 31 Mei 1962 ini.
Diboikot negara adikuasa
Menyedihkan, upaya menggebu itu patah oleh embargo senjata yang dilakukan negara adikuasa. “Kita tak boleh mendapatkan teknologi propelan (bahan bakar roket) lagi,” keluh Ir. Mawardi Nur, M.Sc, 49, Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kedirgantaraan LAPAN.
Embargo yang dipicu tragedi Santa Cruz, Timor Timur (kini menjadi Republik Demokratik Timor Leste), pada 1992 itu, makin diperketat akibat kekerasan pascareferendum Timtim. Ditambah lagi Inggris ikut mengembargo lantaran pesawat buatannya digunakan menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh.
Walau resminya yang diembargo TNI-AD, dampaknya merembet pada institusi pertahanan kita. TNI-AL dan TNI-AU, yang bergantung pada negara pembuat persenjataan mereka, kelimpungan ketika propelan pada peluru kendali dan roket mereka memasuki masa expired. Bahan bakar itu sudah harus dibuang, meskipun semua sistem pengendali masih berfungsi baik.
Laboratorium LAPAN pun ikut sibuk. Akhirnya, kerja keras itu pun berbuah. Setelah selongsong peluru kendali diganti propelannya dengan karya rekayasa berstandar internasional, kapal-kapal perang itu kini sudah siap laga kembali.
Bukan hanya di laut, di udara pun pesawat-pesawat kita menumpul cakarnya akibat embargo. Kini sedang dirintis kerjasama dengan TNI-AU, terutama untuk “menggalakkan” kembali roket pelontar pesawat F-16 dan pesawat pemburu lainnya.
Keberhasilan memberdayakan kembali rudal yang semi lumpuh, menambah kepercayaan diri para pakar LAPAN. “Sedang dijajagi ke depan, selain masalah propelan kita juga fokus pada penciptaan alat pengendali pada roket,” tambah Mawardi.
Satu demi satu beterbangan
Mengapa roket? Sudah cukup lama LAPAN kurang intens dalam pengembangan teknologi keroketan, karena prioritas pemerintah lebih kepada pengembangan teknologi penerbangan (pada era Habibie menjadi menneg riset dan teknologi hingga presiden). Apalagi soal roket kalah mendesak jika dibandingkan masalah kemiskinan dan pengangguran, misalnya.
Tapi, dalam keterbatasan dana dan atensi pemerintah, para intektual dirgantara terus berkutat di laboratorium. Alhasil, beberapa jenis dan ukuran roket pun berhasil diuji coba di pantai Cilauteureun, Pameungpeuk. Stasiun peluncuran roket (Straspro) buatan tahun 1963 menjadi saksi kerja keras itu.
Sejumlah roket kecil hingga menengah berhasil diterbangkan.
Di antaranya RX-100 (panjang 1.543 mm, diameter 110 mm, jarak jangkau 4,1 km). Ada juga roket RX 100/100, roket bertingkat dua yang dirancang berpisah bila bahan bakar habis setelah mencapai ketinggian optimum. Panjangnya 2.731 mm, diameter 110 mm dan jarak jangkau 14,6 km. Atau RX-150 (12) yang panjangnya 2.471 mm, diameter 150 mm, mampu menjangkau 14,5 km dengan gerak roket berputar pada sumbunya. Sedangkan RX-150 (15) roket balistik (tanpa kendali) hasil kerjasama dengan Pindad, panjangnya 3.300 mm, diameter 150 mm dan jarak jangkau 13 km.
Tengok juga RX-70 MN atau RS70FFAR yang panjangnya 1.330 mm, diameter 70 mm, dan jarak jangkau 6,5 km. Ini merupakan Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) rakitan PT Dirgantara Indonesia yang juga dipakai Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan roket balistiknya.
Yang spektakuler adalah roket terbesar RX-250 dengan panjang 4.240 mm, diameter 250 mm, dan jarak jangkau 51.3 km. Setelah diaktivasi, ia hanya perlu 10 detik untuk pembakaran sebelum meluncur ke langit lepas. Dilepas dengan sudut elevasi 70o, ia mampu mencapai ketinggian 27,9 km dan menjangkau jarak 51 km. Roket ini akan dikembangkan menjadi roket jelajah.
Menurut Mawardi, uji coba yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir ini hanya berkenaan dengan propelan (bahan bakar), yakni bahan kimia mana yang mampu memberikan kinerja pada motor roket. Karena itu, roket tak membawa muatan apa pun. Penelitian dimulai dari laboratorium, yakni menciptakan 80% kandungan lokal untuk menggantikan bahan propelan impor. Tinggal beberapa bahan kimia strategis yang terpaksa didatangkan dari luar negeri.
Propelan hasil rekayasa ini diuji coba pada motor bakar, baru kemudian uji lapangan untuk dilihat kemampuan roket mencapai ketinggian dan jarak tertentu, dengan memakai ukuran bahan bakar tertentu pula, yang sudah sesuai dengan standar internasional.
“Jadi parameternya di antaranya panjang roket, diameternya, beratnya, volume bahan bakar, berat total, lalu diprediksi ia mampu membawa beban seberat apa. Lalu diglobalkan,” terang Mawardi. Dari sini hasil uji coba akan terus dikembangkan, dengan menelaah kembali strukturnya, sejauh mana daya dorongnya, serta keandalan dalam membawa muatan.
Sisanya siap menyusul
Setelah roket RX-1110 berdiameter 115 mm melesat, beberapa detik kemudian langsung menghilang dari pandangan. Lenguh kepuasan dan kekaguman pecah menyertai kepergiannya. Para pakar LAPAN memproyeksikannya sebagai roket kendali.
Sedangkan varian dari roket RX-250, yakni RX-2728, menyusul berikutnya. Dengan diameter 267 mm, ia melambung hingga ketinggian 21,3 km, terus melaju hingga jarak 46,3 km. Menggunakan motor terbang generasi pertama, unjuk kerjanya dianggap sesuai harapan.
Roket yang menggunakan motor generasi ketiga, RX-2428, diluncurkan untuk pertama kalinya. Bersama dengan RX-2728, roket ini diproyeksikan sebagai cikal bakal pengembangan roket jelajah, yang diharapkan mampu menjangkau jarak 300 km. Tahun 2010, LAPAN akan melepas roket balistik RX-420 dengan daya jangkau 400 km. Selain itu, roket kendali berdaya jelajah 1.000 km juga bakal digarap.
Romet (Roket Meteorologi) merupakan proyek bersama PUSTEGAN (Pusat Teknologi Dirgantara) dan LAPAN. Roket RX berbahan bakar padat itu memiliki diameter 150 mm dan 300 mm. Memang, tak semua berhasil diangkasakan.
Pada penelitian terhadap kebelumberhasilan itu, ditemukan beberapa penyebab, antara lain pada komponen payload rangkaian tidak berfungsi baik karena terjadi hubungan pendek. Sedang pada komponen propelan, kecepatan pembakaran lebih besar, sehingga tekanan pembakaran cepat naik, mengakibatkan pembakaran propelan tidak normal.
Selain itu, ukuran tabung terlalu panjang, maka saat volume propelan yang terbakar lebih besar, kerangka roket RX menjadi lemah. Pada komponen nosel, diameter saluran keluar (troat) sempit menyebabkan terhambatnya gas pembakaran yang akan mengalir keluar. Juga terdeteksi, temperatur awal penyalaan lebih besar 20oC, akibatnya pembakaran awal lebih cepat dan tekanan ruang bakar lebih tinggi.
Menurut Mawardi, romet yang diluncurkan baru berupa roket eksperimen. Kelak, di ujung roket dipasang parameter, yang setelah roket mencapai ketinggian tertentu, katakanlah 15 km, alat itu akan lepas dan jatuh menggunakan parasut. Selama turun ke bumi itulah akan didapat profil atmosfir, antara lain kerapatannya, kandungan gasnya, dan sebagainya.
“Detail data telemetri ini tergantung kecanggihan alat ukurnya. Untuk keperluan meteorologi ini, kami akan bekerjasama dengan Jepang dan Amerika Serikat,” tambah Mawardi.
Peluru kendali dilirik
Ke depan, setelah rangkaian uji coba itu mampu mengukur ketinggian dan jarak jangkauannya, nantinya roket akan diberi alat pengendali. Diharapkan, kelak roket memiliki motor jet, yang dikendalikan arahnya dengan diberi koordinat, sehingga sifatnya menjelajah dan mencari sasaran. Selanjutnya, “Bila di kepala roket dipasang bahan peledak, maka jadilah peluru kendali. Itulah tahapan LAPAN berikutnya,” ujar Mawardi optimis.
Bukan tak mungkin TNI tertarik memanfaatkannya, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia membutuhkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alusista) yang bisa ditempatkan di pulau-pulau terpencil dan di kapal perang untuk menjaga kedaulatan wilayah kita.
Bahkan, konon, TNI-AL telah memrogramkan rudal permukaan ke permukaan, yang mampu menempuh jarak 20 mil laut. Hulu ledaknya dipesan yang mampu menembus dinding besi. Rudal nasional ini akan dipasang pada empat kapal korvet (kapal cepat) yang dibuat TNI-AL dan PT PAL di Surabaya. Juga, rudal darat ke darat dengan jarak jangkau 20 km.
Hanya, keluh Mawardi, kiprah LAPAN terbatasi oleh kecurigaan negara tetangga dan negara adikuasa. Jika proyek Alusista memperoleh prioritas misalnya, tentu kita akan disangka meningkatkan sistem persenjataan ofensif untuk melakukan agresi. Padahal, semata untuk sistem pertahanan diri. Tapi apa mereka percaya?
Negara lain mau percaya atau tidak, yang penting kita masih bisa berbangga: ternyata semangat berinovasi dan kecerdasan halus bangsa kita tak pernah mati.
Bahan Bakar Bikin Sendiri
Propelan atau bahan bakar padat komposit diperoleh dari gabungan antara polimer hydroxy terminated poly butadiene (HTPB) sebagai fuel, dengan ammonium perchlorat (AP) yang dibuat dari bahan baku garam industri sebagai oksidator, dan isophorone diisocyonate (IPDI) sebagai curing agent dengan bahan adiktif serbuk alumunium.Kini para ahli LAPAN sudah menguasai pembuatan sendiri HTPB dan AP, yang selama ini diembargo oleh negara-negara maju. “Nah, sekarang komposisi kandungan lokal sudah memungkinkan. Delapan puluh persen sudah bisa kita rekayasa, tinggal beberapa bahan kimia strategis yang kita impor, terutama beberapa zat adiktif,” bangga Mawardi.
Komposisi antara polybutadiene dan amonium perklorat adalah satu berbanding empat. Sedangkan proses pembuatannya melalui prosedur pencampuran, pencetakan, dan permasakan.
Tak dinyana, hasil buatan sendiri itu justru lebih bagus dari produk impor. Lebih halus grade-nya, terlihat dari performa roket yang melejit mulus dan pembakaran yang agresif.
Karenanya, LAPAN akan terus menindaklanjuti pembuatan propelan ini hingga mencapai 1 ton pada tahun 2008, meningkat 2 ton pada tahun berikutnya. Diharapkan, pada tahun 2010 terpenuhi 4 ton per tahun.
Bahkan, propelan padat yang biasanya berbentuk bintang, lingkaran, dan lain-lain, kini tengah dikaji untuk meningkat ke propelan cair, sehingga lebih bisa diatur. “Uji laboratorium membuktikan, propelan cair membakar lebih lambat dari yang padat, sehingga terbakar merata,” terang Mawardi. Jadi pada titik tertentu tak terjadi akumulasi energi yang bisa menyebabkan ledakan, yang bisa merusak selongsongannya.
Jadi, enggak perlu bantuan negara lain ‘kan?
http://klipingut.wordpress.com/2007/...nusuk-angkasa/
Habibie Ingin Bangkitkan Industri Pesawat Terbang Indonesia
JAKARTA – Impian Mantan Presiden B.J. Habibie untuk menghidupkan lagi industri pesawat terbang Indonesia mendekati kenyataan. Impian itu kemarin disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mendapatkan respon positif.
Habibie kemarin secara khusus menemui SBY di Istana Negara. Mantan Direktur Utama IPTN itu terlebih dahulu melakukan pertemuan empat mata selama satu jam dengan SBY di ruang tamu Istana Negara.
Setelah itu pertemuan dilanjutkan dengan menghadirkan Dirut PT. PAL Indonesia Adwin Suryohadiprodjo, Dirut PT. PINDAD Budi Santoso, dan Dirut PT. Dirgantara Indonesia Rudi M.Mokobombang. Ikut juga Menteri Luar negeri Hassan Wirajuda, Menkominfo Mohammad Nuh, Mensesneg Hatta Radjasa, Menristek Kusmayanto Kadiman, Menteri BUMN Sofyan Djalil, dan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto.
Dalam pertemuan tersebut, Habibie menyampaikan harapannya tentang pengembangan industri strategis nasional. Utamanya pesawat terbang. Sebagai pendiri IPTN, Habibie menyayangkan jika industri tersebut tidak lagi berkembang dan menghadapi ajal.
Sayang Habibie maupun SBY tidak mau menyampaikan langsung pembicaraan mereka kepada wartawan. Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa menjelaskan Habibie memberikan masukan-masukan kepada SBY. Presiden ketiga RI itu bercerita mulai dari sejarah pengembangan industri strategis di Indonesia.
’’Tadi Pak Habibie menyebut katakanlah redesain terhadap N-250 yang lebih ekonomis dan irit bahan baker,’’ kata Hatta.
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia). Pesawat ini dulu dikenal dengan nama Gatotkaca. N-250 merupakan andalan PT DI dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang.
Pesawat N-250 pernah menjadi bintang pameran Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Sejak 1997 pesawat ini dihentikan produksinya akibat krisis ekonomi 1997. Habibie pernah menyampaikan keinginannya meneruskan program N-250, dengan syarat disetujui SBY.
Pertimbangan Habibie, pasar N-250 sangat menggiurkan karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi. Sebab perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan bangkrut.
Menurut Hatta, SBY menyambut baik gagasan tersebut. Hanya saja, program itu nanti tidak membebani APBN. ’’Itu hanya akan ditawarkan kepada mitra yang berminat melakukan kerja sama untuk mengembangkan N-250,’’ kata Hatta.
Meski sangat antusias, Habibie sudah menegaskan tidak akan ikut campur secara teknis. Menurut Hatta, Habibie mengatakan sebagai mantan presiden dan senior, serta sebagai orang tua, tentu masih berkeinginan untuk memberikan masukan kepada bangsa dan negara. ’’Tapi beliau menyatakan tidak ikut campur di dalam pengambilan keputusan, dan sebagainya,’’ papar Hatta.
Semua keputusan atas gagasan tersebut, kata Hatta, diserahkan kepada Presiden SBY. ’’Jadi hanya memberikan saran dan masukan, tidak dalam konteks masuk kembali dalam industri strategis itu,’’ ungkapnya.
Hatta menjelaskan pola kemitraan dipilih karena APBN sangat terbatas dan tidak memungkinkan untuk menyunikkan dana ke program tersebut nantinya. ’’Program itu nanti harus bergulir sendiri dengan pola business-to-business. Saya kira sudah memiliki kemampuan sendiri untuk mengembangkan itu,’’ kata Mantan Menteri Perhubungan itu.
Selain soal N-250, Habibie dan SBY juga membicarakan pentingnya konsolidasi industri perkapalan. Mulai dari PT PAL, PT IKI, PT Kodja, perlu dikonsolidasikan agar fokus. ’’Industri maritim Indonesia yang tidak hanya mampu mengembangkan industri-industri untuk kepentingan pertahanan, tapi juga kapal-kapal tanker, pelayaran, niaga, dan kargo,’’ jelas Hatta.
Pertemuan Habibie dan SBY berakhir pukul 12.00. Keduanya mengikuti salat jumat di Masjid Baiturrahmi, di komplek Istana Kepresidenan. SBY dan Habibie naik golf car yang disetir sendiri oleh SBY. Usai salat jumat Habibie langsung meninggalkan istana.(tom)
sumber: http://www.depdagri.go.id/konten.php...berita&id=1794
================================================== ======
DI to take over from Spanish aircraft plant
Business News - Thursday, September 04, 2008
The Jakarta Post, Jakarta
State-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara Indonesia (DI) will begin producing the Spanish-designed Casa 212-400 light aircraft in early 2010.
DI president director Budi Santoso said Wednesday the company would start producing the aircraft after Spain-based EADS-Construcciones Aeron uticas S.A. (CASA) had completed the relocation of its Spanish production facilities to Indonesia.
"The relocation process will take a year. Therefore, the first aircraft will be produced by (the end of) 2009 or in early 2010," Budi said -- as quoted by Antara -- after signing a memorandum of understanding with the Indonesian Navy.
In 1999, CASA became a unit of aircraft and weapons giant the European Aeronautic Defense and Space Company EADS N.V. (EADS).
Budi said the partnership would revive old ties as EADS-CASA had helped establish DI.
"We have promised to build Cassa 212-400s at competitive prices so our planes will sell like hot cakes in the light turboprop carrier market," he said.
The Bandung-based DI will sell the aircraft equipped with an advanced fully integrated tactical navigation system for customers in Southeast Asia, including Indonesia.
The company will also manufacture components to be sold in South America.
Budi said Cassa aircraft were useful in countries that had similar topographies to Indonesia's, including Vietnam, Thailand and countries in Africa.
He also said the companies would offer a variant of the aircraft for use in beach patrol operations.
Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2...aft-plant.html
Abaikan Rusia, TNI-AL Pesan 3 Pesawat ke PTDI
Oleh endonesia
Jumat, 22-Agustus-2008, 08:24:46 Klik: 169 Kirim-kirim Print version
Surabaya, Kominfo Newsroom -– TNI AL berencana menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk membuat tiga pesawat jenis Cassa, yaitu CN 235 dua buah dan satu pesawat Cassa 212 seri 400, sebagai langkah untuk menambah kekuatan udaranya.
''Karena perusahaan dari dalam negeri menyatakan mampu membuat, maka kita batalkan rencana mendatangkan pesawat dari Rusia,'' kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksdya TNI Tedjo Edhi Purdijatno SH, usai upacara serah terima jabatan (Sertijab), di Lapangan Kobangdikal Bumimoro Surabaya, Kamis (21/8).
Pembuatan tiga pesawat ini diharapkan selesai dalam kurun waktu 1-2 tahun, sehingga kekuatan patroli maritim TNI AL dapat semakin terpadu dan solid.
Menurut Kasal, kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, membuat kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AL cukup tinggi. Oleh karena itu pengadaan alutsista baru, atau peremajaan perlu dilakukan agar kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap terjaga.
''Dari latihan gabungan beberapa waktu lalu, kami bisa menyediakan 70% kekuatan persenjataan TNI AL, mudah-mudahan tahun depan kita bisa siap 100%,'' katanya.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas alutsista, saat ini TNI AL sedang melakukan pendataan untuk mengambil langkah apakah persenjataan yang ada bisa diperbaiki atau harus menambah alutsista baru.
''Kita akan uji semua alutsista yang ada, jika masih memungkinkan dilakukan peremajaan, ya dilakukan. Namun jika tidak bisa maka akan coba untuk mengajukan pengadaan alutsista baru,'' ujarnya.
Meski kebutuhan alutsista baru cukup tinggi, namun Kasal tidak berani menambah karena ini menyangkut anggaran. ''Pengadaan alutsista membutuhkan biaya besar, jadi tidak mungkin membuat alutsista baru dalam jumlah banyak,'' katanya.
Untuk menyiasati agar biaya pembuatan alutsista tidak membengkak, saat ini TNI AL terus mencoba teknologi pembuatan yang ada di Indonesia.
''Teknologi yang dimiliki beberapa perusahaan lokal cukup mumpuni untuk membuat sistem persenjataan sendiri, tetapi mungkin sekarang masih terbatas pada pembuatan kapal dan pesawat terbang,'' tuturnya.
Ia berharap, ke depan Indonesia dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan pesenjataan tanpa tergantung pihak luar atau negara asing. (www.d-infokom-jatim.go.id/jul /toeb)
http://www.endonesia.com/mod.php?mod...=43&artid=1907
PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace) WINS !
State-owned airplane producer PT Dirgantara Indonesia (DI) received the "Best Performance Supplier 2007" award from major Airbus aerostructure supplier Spirit AeroSystems Europe Ltd,UK. The award was intended to show appreciation for DI's leading-edge manufacturing ability and delivery system. PTDI's superiority in quality, cost, on time delivery, engineering management, and other factors surpassed other airplane companies from Malaysia, South Afrika, Romania, Poland, and some other countries. For this success, PTDI was granted as the sole supplier for all Airbus A-380 wing components, as well as components for Airbus A320 and A321.
S, whenever you are on board of Airbus planes, just remember that the hands of indonesians were contributed much in the manufacturing of the planes.
Giant of the sky - Airbus A380
In line with growing global demand for airplanes and the company's improving performance, orders for components come from foreign manufacturers including Airbus, Boeing, Bombardier, EADS, CASA and Eurocopter and are expected to grow significantly, Budi said without elaborating. New deals are being negotiated with Hawker and Eurocopter.
SuperPuma
The airline producer is also receiving local orders, including from the Indonesian government for three Superpuma air fighters.
CN235 Maritime Patrol Aircrafts
Aside from Superpuma, Dirgantara also produces the Maritime Patrol Aircraft (MPA), which is currently in high demand globally. Korea is interested in buying MPAs from Indonesia.
http://akhyari.blogspot.com/2008/09/pt-dirgantara-indonesia-indonesian.html
waakkakaka itu diatas buatan bule kali ato **** bukan buatan pribumi sampah wakakaka wakakaka bangsa babu wakaakkaka wakakakaka bangsa babu bikin map keluarnya map babu wakakakak
Mari kita lihat, apakah dia akan membuat ID baru lagi dan berkoar2?
kalo dia ogah jadi orang indo mah, masukin aj lagi ke perutnya org bule....
Tersangka sudah di ban..
case closed
atau
kloningannya akan muncul dan melakukan hal yg serupa..
ya, biarkan lah.
gw cmn ga demen sama orang rasis. (see post #36)
terserah dia komen maw kek apa![]()
Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.
Doh nih TSnya lg mabok apa yah??
gw emang ga bisa maen dota...tp gw lahir di indonesia merasa lo tuh udah keterlaluan
sebenernya masih banyak map dota yg bagus yg bisa lo maenin,,ga usah pake lo hina
map buatan org indonesia,,klo lo masih mao tinggal di indonesia tolong hargai lah karya
orang indonesia,,,
sepatah dua patah kata dari gw klo lo masih mau hidup jagalah ucapan dan tindakan lo,,
hati hati yah di jalanan karena maut sedang mengintai anda
lalalala........
emang dia dari malaysia tuh liat manggil kita indonpengadu domba ..
masyarakat ********* lo tuh benerin curi curi budaya orang
terakhir anak bangsa mereka nyuri lagu nya saykoji ini buktinya
http://kaskus.us/showthread.php?t=1116286
bangsa pencuri aja bangga
hebat, TSnya mantab. bisa membuat suasana "Ganyang Malaysia" muncul di thread ini. Anda jagoan!
(see post #43)
Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.
Share This Thread