Results 1 to 6 of 6
http://idgs.in/125556
  1. #1
    Madmazingga's Avatar
    Join Date
    Jan 2007
    Location
    Tartarus
    Posts
    980
    Points
    1,157.30
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default Lubang Biopori?!

    Ada yang tau apakah itu Lubang Biopori atau disingkat BPR

    mari kita lihat quote yang ada disini

    Biopori? Naon eta?
    Singkatnya sih: lubang kapiler di dalem tanah untuk menambah penyerapan air. Lubang ini yang bikin bukan siapa-siapa melainkan cacing tanah (yah kita awalnya membantu juga sih). Hebyat!
    Man’paatnya apa?
    Banyak, katanya. Membantu peresapan air tanah (jadi tanah tetep subur, ada "pengikatnya" dan nggak gampang longsor, atau mati). Mencegah banjir (jadi tanah lebih bisa "minum" air, dan bukannya air itu malah menggenang toh ya. Lalu bisa kompos yang terbentuk juga akan merangsang bakteri baik dalam tanah supaya makin menyuburkan tanah. Selain itu, lubang ini bisa juga dipake untuk menampung sampah organik (asik kan? Pak Tukang Sampah nggak dateng pun nggak panik!)
    1. Siapkan bor tanah atau alat melubangi tanah apa saja (gali pake sekop juga boleh mah kalo bisa kali). Pokoknya untuk membuat lubang lah. Kalo bor (manual atau listrik atau batre) emang cocok kalau mau lubang yang rapi dan lumayan cepat.
    2. Gali tanah dengan alat itu. Dalam = 1 meteran. Diameter lobang: 10-20cm-an.
    3. Isi lubang dengan sampah organik (misalnya daun kering atau sayur, tapi jangan daging kayaknya sih, nanti malah ngundang hewan-hewan yang nggak asik ngubek-ngubek lubang kita).
    4. Buatlah di sekeliling rumah, seperlunya, sepuasnya. (ihihihihi)
    5. Tunggu sampai cacing-cacing itu beraksi. Kemudian nikmati hasilnya.
    Perhatian:
    1. Sebelom ngebor, cek dulu apa ada pipa, kabel, atau apalah yang tertanam di dalam tanah situ. Jangan sampe terus ngebor malah jadi masalah sekampung.
    2. Selain itu, kalau rumahnya kayak rumah saya, ingat-ingat waktu hewan peliharaannya mati, ditanem di mana, dan berapa lama sebelumnya. Serem juga kan kalo ngebornya malah… em… hiiiiiy.
    3. Jangan sampai terlalu banyak juga, beri jarak antar-lubang. Jangan terlalu dempet-dempet. Salah-salah malah nanti longsor.
    Taken From :http://blogsampah.blogsome.com/2008/...tudeh-biopori/
    PENGANTAR
    Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme di dalamnya, seperti cacing perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
    Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm dengan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah, lubang diisi dengan sampah organic untuk memicu terbentuknya biopori. BIopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman
    Untuk pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) sebenarnya sangatlah mudah. Selain tidak membutuhkan biaya banyak juga tidak banyak makan tempat. Bahkan masyarakat luas, dapat membuat LRB ini di rumahnya masing-masing.
    Fungsi LRB itu sangat banyak, antara lain adalah untuk resapan air, pembuatan komposting, pemutusan perkembangbiakan jentik nyamuk demam berdarah dan sebagainya.
    Adalah Kamir R Brata, penemu pertama kali pembuatan LRB tersebut. Kini ia ingin menularkan ilmunya itu pada seluruh murid sekolah di DKI Jakarta. Selanjutnya ia berharap, dengan LRB maka Jakarta akan semakin ramah dengan lingkungan.
    Menurutnya, LRB adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter antara 10–30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.
    Jika sudah terbentuk lubang, kata dia, maka lubang tadi diisi dengan sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori. “Biopori itu sendiri artinya adalah pori berbentuk liang yang dibentuk oleh aktifitas fauna tanah atau akar tanaman,” katanya, Sabtu (22/12).
    Manfaat LRB, lanjut Kamir, untuk meningkatkan laju resapan air hujan ke dalam tanah sehingga tidak terbuang percuma yang berdampak pada banjir di permukaan tanah. Kemudian untuk menghindari terjadinya genangan yang menyebabkan merebaknya penyakit yang dibawa oleh nyamuk seperti penyakit DBD, malaria dan sebagainya.
    Pemanfaatan sampah organik yang dihasilkan juga dapat membantu mengatasi masalah pembuangan sampah yang seringkali mengakibatkan pencemaran dan tersumbatnya saluran drainase dan bersarangnya lalat, tikus yang pada akhirnya menimbulkan penyakit seperti tipus. Selain itu, kompos yang dihasilkan dari lubang resapan tadi tentunya dapat dijadikan pupuk pada tanaman yang ada.
    LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan di tempat-tempat lainnya. Cara pembuatannya pun sangatlah mudah. Pertama, buat lubang silindris ke dalam tangah dengan diameter antara 10–30 cm dan kedalaman 100 cm.
    Usahakan jarak antara lubang LRB yang satu dengan lainnya berkisar antara 50–100 cm. Kemudian mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen setebal 2–3 CM.
    Selanjutnya isi lubang LRB tadi dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan, pohon, pangkasan rumput atau sampah dari rumah tangga. Karena akan terjadi penyusutan pada sampah di lubang LRB maka kita dapat memasukkan sampah kembali pada lubang LRB yang sama.
    Jika musim hujan hendaknya lubang LRB sering diperhatikan karena biasanya akan banyak tanah yang menumpuk di bibir lubang maupun di lubang itu sendiri. Bersihkan LRB dari tanah yang terbawa arus air hujan tersebut.
    Kemudian, tunggu antara 3–6 bulan maka sampah tadi sudah dapat menjadi kompos. Selanjutnya kompos pun dapat digunakan untuk pupuk seluruh tanaman yang ada. Mudah bukan ? Silahkan mencoba di rumahnya masing-masing.
    Sumber: http://www.beritajakarta.com/V_Ind/b...&nNewsId=27038
    Lubang Biopori Bisa Cegah Banjir
    Memakai Teknologi yang Sederhana
    Jakarta, Kompas - Salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah rendahnya serapan air ke dalam tanah. Lubang resapan biopori yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor diharapkan bisa mencegah banjir sekaligus menghasilkan kompos dan menyerap karbon.
    Pembuatan lubang resapan biopori (LRB) ini disosialisasikan Kamir R Brata, pengajar pada Bagian Konservasi Tanah dan Air Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB, di depan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, di Sekolah Jubilee, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (4/12).
    LRB adalah lubang berdiameter sekitar 10 sentimeter di tanah sehingga air bisa mengalir masuk ke tanah. Di lubang itu dimasukkan sampah organik yang diharapkan akan dimakan oleh organisme yang ada di dalam tanah. Dengan demikian, akan tercipta lubang-lubang kapiler kecil di dalam tanah. Dengan adanya lubang kapiler di dalam tanah, maka penyerapan air ke dalam tanah juga semakin banyak.
    "Selama ini yang terjadi, air hujan tidak bisa masuk ke dalam tanah sehingga terjadi genangan besar di permukaan. Air hujan yang bisa menjadi sumber air bersih dari tanah akhirnya tidak bisa dimanfaatkan dan terbuang ke laut," kata Kamir.
    Selain bisa mengurangi genangan di permukaan tanah, sampah organik yang dimasukkan ke LRB itu juga bisa menjadi kompos yang berguna sebagai penyubur tanah.
    Menurut Kamir, LRB ini sebenarnya sudah diciptakan sejak tahun 1976. Namun LRB tidak populer karena memakai teknologi yang sangat sederhana sehingga kurang menarik.
    "Pembuatan LRB sangat mudah, hanya memakai bor tanah. Setelah itu, masukkan sampah organik. Sangat sederhana. Saya sudah pernah memperkenalkan LRB ke beberapa pihak, tetapi tidak ada tanggapan. Baru bulan Februari lalu, ketika banjir besar terjadi di Jakarta , orang mulai melirik LRB," ucap Kamir.
    Bisa dilakukan siapa saja
    Selain memakai teknologi sederhana, LRB juga bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja. Di halaman seluas 50 meter persegi, bisa dibuat sebanyak 20-40 LRB. Jarak pembuatannya tidak diatur, asalkan letak lubang tidak bersebelahan.
    "Kedalaman lubang ini sebaiknya tidak lebih dari satu meter karena organisme di dalam tanah juga membutuhkan oksigen. Jika terlalu dalam, dikhawatirkan oksigen tidak masuk hingga ke dalam," kata Kamir.
    Untuk peralatannya, yakni bor tanah, IPB juga telah menciptakan khusus dan dijual dengan harga Rp 175.000 per buah. "Alat ini tidak perlu semua orang punya. Cukup dikoordinasi oleh RT/RW setempat, dan pemakaian alatnya digilir dari satu rumah ke rumah lain," ujar Kamir.
    Satu-satunya kewajiban yang harus dilakukan manusia dalam penggunaan LRB ini adalah memberikan pakan berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca. Dengan demikian, pemanasan global pun dikurangi.
    "Bandingkan jika kita membiarkan sampah itu tetap di permukaan. Sampah itu akan melepaskan karbon ke udara, yang membuat semakin banyak gas rumah kaca di atmosfer," lanjutnya.
    Dengan upaya yang tidak terlalu berat namun hasil yang dicapai sangat luar biasa ini, seharusnya warga Jakarta sudah mulai membuat LRB di rumahnya. Dengan demikian, genangan yang selalu terjadi setiap kali hujan di Jakarta bisa dikurangi. (ARN)
    Sumber : http://rosaliaheny.multiply.com/journal/item/58




    beberapa Gambar Tentang Lubang Biopori

    hanya Sekedar memberitahu

    moga2 bisa bermanfaat
    Attached Images Attached Images

    ACHTUNG Baby!

  2. Hot Ad
  3. #2
    ikopneeh's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    BSD
    Posts
    335
    Points
    396.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Agak binggung, jadi kesimpulan lubang ini tuh apa? tolong d jelasin, gk ngerti >.<

  4. #3
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Ini salah satu anugrah yang diciptakan oleh bangsa Indonesia, biopori selain mengurangi banjir juga mengurangi pemanasan global, saya pernah baca artikelnya tapi lupa penjelasannya, ntar saya cari. Yang pasti rumah dan lingkungan sekitar saya sudah banyak biopori
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  5. #4
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Akhirnya jadi juga saya mempunyai lubang resapan biopori (LRB), atau yang lebih dikenal dengan lubang biopori. Rumah saya ada di kompleks perumahan Mutiara Bogor Raya, Katulampa, Bogor Timur, yang mulai dibangun awal 2007. Di atas halaman yang luasnya kurang lebih 25 meter persegi saya membuat sekitar 34 lubang silinder, ditambah empat lubang memanjang. Mulut lubang disemen untuk dudukan loster sebagai penutup. Dengan biopori kita menyelesaikan sebagian persoalan sampah, memperoleh pupuk, dan membantu mencegah banjir. Khusus untuk yang terakhir ini, terutama dalam konteks pencegahan dan penanganan banjir skala nasional, usaha saya membuat biopori mungkin tidaklah signifikan jika hanya sendirian. Pada kenyataanya, sudah banyak yang menyuarakan dukungan nyata terhadap biopori (lihat daftar di bagian bawah). Hari ini dan di masa mendatang, kita butuh lebih banyak lagi biopori. Jadi, mari ramai-ramai membuat biopori!

    Sedikit intro…. Biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.

    Teknologi biopori yang dicetuskan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memanfaatkan aktifitas organisme kecil dan sejumlah mikroorganisme untuk menguraikan sampah organik di dalam lubang. Makhluk-makhluk yang hampir tidak pernah hadir dalam ruang sadar kita ini membuat lubang-lubang kecil di dinding lubang selama proses penguraian. Dalam waktu 2-4 minggu, proses penguraian menghasilkan pupuk yang berguna sebagai nutrisi tanaman dan menyehatkan tanah.
    Pembuatan lubang biopori yang memanjang Lubang biopori memanjang yang telah selesai

    Proses pembuatan…. Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang disarankan adalah 10-30 cm. Karena saya membuatnya di halaman rumah, maka 10 cm lebih proporsional. Pekerja saya menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak menyesalinya.

    Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.
    Loster dipotong dua sebagai tutup lubang biopori Loster penutup lubang biopori

    Pengisian…. Sekarang waktunya membuang sampah, eh maksudnya mengisi lubang biopori. Sejak awal saya sudah merencanakan untuk memisahkan sampah organik dan sampah non-organik. Saya ingin membuat pupuk bokashi melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4. Di dapur saya menyediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun untuk mengisi tempat sampah B saya membatasi pada bahan-bahan yang lebih mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh celup, masuk ke B.

    Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk kategori organik, saya masukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Hampir setiap hari saya mengambil kantong plastik dari tempat sampah B, membuka loster, memasukkan isi kantong plastik ke lubang, dan menutup lubang kembali. Kantong plastik kemudian saya satukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar rumah.

    Lubang biopori di antara tanaman pohon

    Sesekali waktu, saya merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses ini langsung saya masukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan sampah hijau ini saya dorong dengan tongkat. Jarang saya menyadari atau memikirkan apakah sebenarnya saya sedang membuang sampah (organik), atau sedang membuat pupuk, atau sedang berbiopori ria. Ah sudahlah, itu tidak penting, bukan?
    Lubang biopori di tataran paving block Empat lubang biopori di lahan sempit

    Sekedar evaluasi…. Terus terang saya tidak berpikir cukup panjang tentang penggunaan loster sebagai penutup lubang, saya tidak tahu seberapa bagus hasilnya dibandingkan dengan bahan lain, misalnya tutup lubang saluran air yang sering digunakan di WC. Beberapa titik sepertinya kurang efektif sehubungan dengan laju air. Sekitar lima sampai enam lubang kurang dalam karena terhadang lapisan batu, sayangnya pekerja saya tidak memindahkan penggalian dan malah menyemen mulut lubang yang dangkal.
    Menjemur kasur, bukan menjemur anak. Apa hubungannya dengan biopori ya?

    Sesekali menjemur kasur, mumpung matahari lagi terik,
    dan sedang tidak ada yang diisikan ke lubang

    Informasi lain:
    Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan pencantuman tautan di halaman ini. Silahkan tuliskan di kotak komentar jika ada keberatan. Daftar ini hanya sebagian kecil dari yang bisa ditemukan di Google.

    Biopori di halaman rumah « titik nol
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  6. #5
    Madmazingga's Avatar
    Join Date
    Jan 2007
    Location
    Tartarus
    Posts
    980
    Points
    1,157.30
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Jadi saya memposting Thread ini agar orang2 tahu bermanfaatnya LBR ini karena LBR selain dapat mencegah banjir juga membantu tanaman di sekitar agar tumbuh lebih subur....

    So Guys Make a LBR in our backyard it's help the nature!

    ACHTUNG Baby!

  7. #6
    akabane's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    jember
    Posts
    154
    Points
    182.60
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Wah bener2 bermanfaat entar dicoba di Rumah ah

    Save the Earth!

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •