sexual abuse ??
wakw
prah dong...
gak ada cewe cowo pun jadi..
sexual abuse ??
wakw
prah dong...
gak ada cewe cowo pun jadi..
Premanisme yang Membelenggu
OPERASI polisi di seluruh Indonesia dalam satu minggu terakhir terhadap para preman menghasilkan tangkapan yang mencengangkan. Tidak kurang dari 3.000 preman dari Sabang sampai Merauke diringkus. Sekitar 369 di antaranya ditahan karena memenuhi syarat sebagai pelaku tindak kejahatan. Angka-angka itu membenarkan sebuah fakta. Premanisme merebak dan sekaligus membelenggu hampir di semua sisi kehidupan. Mereka, para preman, tidak saja memaksakan kehendak di jalan-jalan. Premanisme terjelma juga dalam bentuk yang lebih keren dengan istilah preman berdasi. Dari kalangan itu merebak praktik premanisme politik dan premanisme ekonomi. Belenggu premanisme dirasakan dan dilihat dengan kasatmata. Di jalan-jalan para preman memeras dan merampas. Di pelabuhan mereka beraksi. Di atas bus kota mereka meneror dengan kedok sebagai penyanyi yang menghibur. Di persimpangan lampu lalu lintas segala bentuk premanisme mengancam. Baik dengan kapak merah maupun melalui para pengemis yang berpura-pura memelas. Di sana juga ada kelompok yang khusus mencongkel kaca spion mobil mewah. Mereka juga merampas milik orang lain dan tidak segan membunuh. Tirani minoritas mewujud dan meneror di mana-mana. Dua-tiga pengemis yang berkumpul berubah menjadi teror. Lima-enam pengamen ketika bersama-sama menjelma jadi kekuatan yang mengancam. Sistem sosial kemasyarakatan kita terbangun dan mulai terbiasa dengan perampasan atas hak orang lain. Apakah itu harus dibiarkan? Tentu semua orang, terutama para pemegang otoritas di bidang keamanan dan ketertiban, akan bersuara lantang mengatakan tidak! Tetapi diakui atau tidak, premanisme tumbuh dan berkembang justru karena pembiaran. Bahkan premanisme dipelihara karena dari sana mengalir rezeki yang tidak terkira banyaknya. Tahukah kita bahwa salah satu faktor yang membangkrutkan perusahaan-perusahaan angkutan adalah perampasan oleh para preman di setiap ruas jalan yang dilalui? Tahukah kita bahwa salah satu kegagalan Indonesia memerangi ekonomi biaya tinggi adalah akibat pungutan-pungutan yang dipaksakan? Pemangku kebijakan negara sudah sekian lama membelenggu diri pada dalih ekonomi. Preman dan premanisme adalah akibat langsung dari kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, memerangi premanisme dipercayakan pada dalih pertumbuhan. Dalih itu menimbulkan pertanyaan yang menggugat. Kalau angka pertumbuhan ekonomi tidak dicapai pada tingkat yang secara teoretis menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, apakah preman dan premanisme dibenarkan? Angka pertumbuhan tinggi entah kapan bisa kita capai. Kemiskinan dan pengangguran entah kapan bisa dihapus. Namun, premanisme harus diperangi dari sekarang dan berkelanjutan. Jangan sekadar gebrakan mendongkrak citra. Salah satu yang bisa dilakukan tanpa harus menunggu angka pertumbuhan tinggi adalah penegakan hukum. Polisi merupakan faktor kunci dalam soal ini. Kunci karena di tangan polisi ketertiban ditegakkan, tetapi di tangan polisi juga ketertiban diselewengkan. Kalau para preman beraksi di jalan-jalan, salah satu keharusan adalah tegakkan aturan di jalan raya. Tetapi, sialnya, justru di jalan raya penegakan hukum sangat memprihatinkan.
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDMxODM=
Penegakan hukumnya harus tegas!
Selasa, 25 2008 12:02 WIB
PKL, Preman dan Parkir Liar di Tanah Abang Ditertibkan
JAKARTA--MI: Ratusan petugas gabungan dari Polres Metro Jakarta Pusat, satuan Ketenteraman dan Ketertiban (Tramtib) Jakarta Pusat serta instansi terkait, melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL), premanisme dan petugas parkir liar di Tanah Abang, Selasa (25/11).
"Mulai hari ini tim gabungan akan menertibkan pedagang kaki lima, parkir liar, premanisme dan tindak kriminal lainnya. Awal Januari kawasan ini ditargetkan bersih dari tindak kriminal dan lalulintas berjalan lancar," kata Wali Kota Jakarta Pusat, Sylviana Murni.
Terkait dengan penertiban ini, Sylviana meminta tokoh masyarakat setempat bekerja sama. "Sebab tanpa bantuan masyarakat, hal tersebut tidak akan berjalan baik," kata Sylviana.
Wali Kota Jakarta Pusat sebelumnya telah mencanangkan, awal Januari 2009 kawasan Tanah Abang ditargetkan bebas dari kemacetan jalan, bebas dari praktek-praktek premanisme dan kriminal agar masyarakat merasa aman, nyaman, tentram dan terlindungi. Sutina, pedagang pakaian di Blok B Tanah Abang, ketika diminta tanggapannya atas penertiban ini menyatakan merasa senang dengan dilancarkannya penertiban oleh petugas gabungan. Pasalnya, setiap hari ada orang tak bertanggung jawab yang selalu minta jatah.
"Bukan mereka itu saja, petugas keamanan atau Satpam yang berpakaian seragam juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Senang mas, kita setiap hari merasa diperas oleh orang yang tak bertanggungjawab. Belum dapat 'orderan', malah harus setor duluan," ujar pedagang pakaian yang sudah berdagang selama 20 tahun ini. (Ant/OL-06)
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDYzMjA=
Ganyang premanisme!
Abis ditangkep enaknya dikasih sarana lapangan kerja/jiwa wirausaha, supaya gak balik jadi preman lagi.
Tanah abang mau ditongkrongin sama polisi selama sebulan tuh.......
Nothing is so common as the wish to be remarkable. - Shakespeare
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Kamis, 27 November 2008
Mencari Akar Premanisme
Oleh: Basuki Bahdi SPd*
Dalam perjalanan sejarahnya, budaya kekerasan dan premanisme menjadi penyakit yang tak juga hilang dari negeri ini, bahkan tampak makin tumbuh subur setelah reformasi bergulir. Ini adalah fenomena yang makin meresahkan dan menjadi catatan gelap dalam refleksi 100 tahun kebangkitan nasional.
Bukan cuma premanisme jalanan yang makin marak. Praktiknya bahkan sudah bermetamorfosa ke berbagai bentuk lain. Ada preman politik, ada preman berdasi. Ada kekerasan antar etnis, antar agama. Daerah yang dulu tenang-tenang saja, kini justru terus bergolak, sebagian karena sengketa Pilkada, dipicu oleh sengketa kewenangan, sebagian lain bahkan karena alasan yang tak jelas.
Seratus tahun lalu budaya preman diwakili oleh kaum penjajah, sebagian berafiliasi dengan penduduk lokal yang menjadi “centeng” kompeni. Di era orde baru, giliran negara yang mengambil peran tersebut. Catatan pelanggaran HAM-nya belum tuntas hingga kini.
Begitu reformasi bergulir, peran negara menjadi melemah. Prosesnya memang belum tuntas. Sebagian masyarakat memilih menegakkan sendiri aturan hukum. Hasilnya tentu sudah dapat ditebak. Merebaknya perilaku 'preman' dan 'premanisme'. Tindakan main hakim sendiri, menerabas prosedur demi kepentingan sepihak atau kecenderungan memaksakan pendapat pada orang lain, dewasa ini, cenderung dilihat sebagai perwujudan premanisme.
'Isme' baru ini lahir sebagai kontraksi atas pertarungan antara mekanisme pasar, yang pada dasarnya adalah hukum rimba, dan mekanisme normatif, yang bersandar pada aturan.
Perilaku preman, dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. Pertama, mereka yang hanya ingin memilih cara hidup bebas, tidak mau terikat pada aturan. Kedua, mereka yang tidak mempunyai nilai tawar karena ekonominya lemah. Mereka ingin membuat dirinya berarti dengan menciptakan rasa takut pada orang lain. Dua kelompok ini merupakan gejala sosiologis, tidak bisa didekati dengan upaya hukum. Permasalahan terletak pada sisi ekonomi.
Tetapi ada juga kelompok ketiga, yaitu mereka yang belum tentu preman, hanya perilakunya tidak taat hukum. Namun, sebetulnya tidak banyak preman yang lalu naik kelas sampai melakukan kejahatan berat. Meski begitu, dengan praktik preman jalanan seperti itu saja, mereka sudah cukup meresahkan masyarakat.
Sebelum masa reformasi, kelompok preman ini banyak yang dimanfaatkan oleh polisi untuk membantu 'mengamankan' wilayah karena keterbatasan SDM di kepolisian. Sebagai imbalannya, polisi akan menutup mata atas perbuatan mereka.
Premanisme politik
Para preman jenis ini lebih banyak bermain di jalan, menjadi tukang palak, debt collector, dan berbagai tindakan public disorder lainnya. Sebagian diantaranya juga terlibat dalam premanisme politik.
Yang mengkhawatirkan, ketika masyarakat semakin terhimpit oleh masalah ekonomi, akan ada saja orang yang memilih untuk 'turun ke jalan' karena meyakini cara itu akan lebih 'menjanjikan' untuk menopang hidup.
Dengan kondisi krisis seperti sekarang, praktik premanisme sangat berpotensi melonjak. Solusinya, tidak bisa hanya mengandalkan tindakan represif. Diperlukan juga upaya preventif dengan memperbaiki ekonomi dan pendidikan masyarakat. Kedua cara itu harus dilakukan secara simultan.
Dilihat dari kacamata sosiologis, momentum era globalisasi dewasa ini bersahutan dengan penetrasi global yang makin luas cakupannya.
Pengaruh globalisasi setidaknya menimbulkan dua dampak besar di Indonesia. Pertama, globalisasi menarik sebagian kedaulatan negara pada otoritas multinasional. Dalam hal ini negara dirasa menjadi terlalu kecil untuk menyelesaikan permasalahan global, seperti global warming, terorisme, dan human trafficking. Lewat proses ini juga Indonesia dihadapkan pada arus masuk gerakan-gerakan keagamaan di dalam suatu postur baru. Dulu gerakan keagamaan datang lewat proses seleksi, proses dua tahap. Pengaruh timur tengah diserap oleh ulama besar, lalu mengalami adaptasi dan akulturasi dengan budaya setempat. Jadi tidak langsung ditelan mentah-mentah.
Di sisi lain, globalisasi juga menekan ke bawah. Hal itu memunculkan tarikan pada desentralisasi, otonomisasi, varietas lokal. Ketika itu negara dirasa terlalu besar untuk menyelesaikan problem di tingkat lokal.
Situasi itu menyebabkan posisi negara kini ditarik sebagian dari otoritas internasional dan digembosi dari bawah. Negara memang menjadi sangat rapuh, dan ketika rapuh demokratisasi yang dikembangkan tidak menghadirkan negara kuat, yaitu negara yang mempunyai kapasitas untuk menegakkan hukum.
Reformasi sebenarnya tidak konsisten dalam perkembangan Indonesia, karena tidak diikuti dengan perubahan secara gradual dalam kerangka hukum. Yang terjadi sangat revolusioner dan ekspansif, tetapi kerangka hukumnya juga lemah,
Negara menjadi terseret untuk mengatur banyak hal. Seperti lahirnya banyak komisi baru, desentralisasi, otonomisasi, multiplikasi jabatan kenegaraan.
Jangkauan negara makin luas tetapi kapasitas negara untuk menegakkan peraturan itu lemah. Dengan kondisi negara yang lemah, negara menjadi tidak mempunyai instrumen untuk melakukan moderasi.
Parahnya lagi, kondisi ekonomi tidak kunjung membaik. Akhirnya, orang menjadi berada dalam situasi ketidakpastian yang luar biasa. Situasi itu memberi godaan untuk mencari sumber-sumber kepastian. Bisa datang dari premanisme, bisa juga dari kelompok fundamentalisme yang menawarkan resep-resep kepastian.
Padahal, untuk dapat bangkit di era globalisasi, kuncinya bukan dengan menjadi sosok yang xenopobhia, anti pluralitas, justru harus punya global vision. Untuk itu dibutuhkan sikap terbuka. Fundamentalisme justru cenderung menutup diri. China dan India, bisa mengambil keuntungan dari globalisasi karena terbuka bagi berbagai masukan yang datang.
Apakah negeri ini dapat melepaskan diri dari masalah premanisme?***
*) Staf Pengajar pada MAN 2 Model Banjarmasin
http://www.radarbanjarmasin.com/beri...Opini&id=71924
Selain tindakan supresif juga diperlukan tindakan preventif.
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Jumat, 28 2008 16:55 WIB
Polda Kepri Ringkus 201 Preman di Batam
Penulis : Hendri Kremer
BATAM--MI: Sekitar 201 preman yang biasa beraksi di sejumlah kawasan di Batam, Jumat (28/11) dini hari, terjaring razia yang dilakukan oleh jajaran Polda Kepulauan Riau (Kepri).
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, razia dilakukan mulai pukul 00.00 hingga 05.00 WIB di sejumlah kawasan yang dicurigai sebagai tempat mangkal para preman.
Antara lain di belakang pusat perbelanjaan BCS Mall Sei Jodoh, lokasi prostitusi Sam Yong, pasar Sei Jodoh dan pasar pagi Nagoya.
Sebagian besar preman yang ditangkap tidak memiliki kartu identitas dengan tubuh dipenuhi tato. Mereka umumnya kerap menganggu ketenntraman wilayah sekitar.
"Razia ini untuk memberikan rasa aman baik kepada warga Batam maupun turis mancanegara yang sedang berwisata di daerah ini. Razia serupa akan terus digelar minimal seminggu sekali," kata Kepala Bidang Humas Polda Kepri Ajun Komisaris Besar Anggaria Lopis, Jumat.
Selain menangkap para preman, petugas juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya sejumlah senjata tajam dan minuman keras. Preman dan barang bukti dibawa ke kantor Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Batam-Rempang-Galang (Barelang) untuk diproses lebih lanjut. (HK/OL-01)
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDcxMDY=
Hasilnya memang mengejutkan, ada ribuan preman ditangkap, pastinya mereka perlu pendidikan pekerjaan agar setelah lepas tidak jadi preman lagi.
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Kl gw perhatiin, memang bagus sih pemerintah nangkep2in Preman...
Yg jadi pertanyaan skrg :
1. Apa yang dilakukan Polisi/pemerintah thdp Preman?
2. Jangan bilang kalau Preman diminta bayaran/tebusan atas penangkapan tsb!
3. Preman2 kecil ditangkepin, Preman lainnya? Diantaranya mgkn Polisi/satuan keamanan lainnya bisa jadi Preman jg...<< perhatiin ga?
4. Preman kelas atas diem2 aja tuh...
Bnr2 deh...miris gw ngeliatnya...
Tp, utk sementara, yha~ lumayan lah...daripada lu manyun alias diem2 aja...!
Bergerak donk !! Bergerak !!
Preman udah lumayan Ok...! KKN tuh! Basmi!
Gw sampe enek ngeliatin org KKN dah kaya Kuman...byk bgt...--"
![]()
Cinta dengan Indogamers? Mau punya Signature sampai 8 Baris? Mau ngedit Banner? Jadi Donatur aja !
Apa sih kelebihan Status DONATUR itu? klik disini
[ Event ] Make Your Own Story of Indogamers! Berhadiah Point Vbookie + Uang Tunai
http://kaskus.us/showthread.php?t=1229305
Apakah benar?
Mendidik Para Preman
Mantan narapidana Anton Medan saat bersantai di kediamannya, Kampung Sawah, Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat, Sabtu (29/11). Anton Medan merupakan Pemimpin pondok pesantren AT-Taibin dan juga sekaligus pembina di balai latihan kerja para mantan napi dan para preman untuk dididik berwira usaha agar tidak terjerumus kembali di dunia kejahatan dan premanisme.
http://foto.inilah.com/topik.php?id=5038
Pemerintah perlu mendukung gerakan ini nih, apalagi dididik untuk berwirausaha.
Menurut gw sih bagus preman-preman di razia and ditangkep, asal jgn salah tangkep aj !!!!!
Share This Thread