Page 2 of 4 FirstFirst 1234 LastLast
Results 16 to 30 of 47

Thread: 2011\813

http://idgs.in/130751
  1. #16
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    @K4IX

    Reina bertujuan mengetes Vince apakah di dapat diperalat ataukah tidak dengan sedikit seduction
    Reina is a smart yet cruel girl remember?

    Hmmm, bisa disaksikan nanti mengapa Reina keluar malem2


    @Mirimon

    ntar bakal ada yg lebih seru daripada zombie yg bisa terbang sekalipun




    btw sepi yah.. kalo sepi terus mending gw tamatin dolo baru rilis sebagai ebook aja kali ya?




    __________________________________________________ __








    Story 3
    Ellinor Maiken















    Chapter 2 : Human Instinct (Part 1)





    Aku sendiri tak mengerti mengapa aku berlari kesini, ini adalah tempat zombie-zombie itu pertama kali muncul, dan mengapa kedua kakiku mengantarkanku kesini? Apakah Surviving Instinct ku sudah kacau? Atau bahkan hilang?

    *Sambil menatap gedung SD Sidehills yang sangat sepi*

    Lalu.. apa yang harus kulakukan sekarang? Dengan hanya bersenjatakan sebuah pemukul baseball aku harus melawan berpuluh-puluh, atau mungkin beribu-ribu zombie di kota ini dimulai dari sekolah ini? Tidak mungkin, hal itu tidak mungkin bisa kulakukan.

    *Terdengar suara seperti kayu dipukulkan, bersamaan dengan suara jeritan yang lebih dari satu*

    Hah? Masih adakah manusia yang hidup?? Bahkan di tempat zombie-zombie itu pertama kali muncul? Impossible!

    Kemudian karena penasaran dengan suara itu, Ellie berlari memasuki halaman sekolah dan segera menuju sumber suara.

    Ellie
    *terkejut*

    I-itu.. tak mungkin! Itu Bu Guru dan teman-teman! Dan.. siapa itu anak yang membawa kayu?

    Bu Guru dan teman-teman yang lainnya menjerit histeris, sementara anak lelaki yang membawa kayu itu dengan tanpa rasa takut (setidaknya itu yang terlihat dari mimik wajahnya) menghalau zombie-zombie yang berdatangan, mereka sekarang terpojok di tembok pagar.
    Anak itu berusaha mati-matian, sementara Bu Guru dan teman yang lain hanya berteriak-teriak saja, seolah teriakan mereka dapat menolong mereka dari zombie-zombie itu.
    Anak itu memukulkan tongkat kayunya kepada tubuh zombie itu. Tapi karena zombie tidak merasakan rasa sakit, hal itu tidak berpengaruh, zombie itu tetap berjalan sementara anak itu terus memukulnya.
    Pada akhirnya, tongkat kayu yang anak itu gunakan untuk memukul zombie itu patah, tak ada harapan lagi baginya untuk bertahan.
    Tepat pada saat zombie itu akan menyerang anak itu, Ellie datang kemudian memukul tempurung lutut zombie itu hingga sendinya menekuk ke dalam, zombie itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.

    Ellie
    “Tusuk kepalanya! Cepat!”

    Anak itu hanya gemetar ketakutan memegangi tongkat kayunya yang patah, sementara zombie itu berusaha kembali berdiri.

    Ellie
    “Dasar *****!”

    Ellie kemudian mengambil patahan tongkat kayu yang berada di tanah kemudian menusukkannya ke kepala zombie tepat sebelum zombie itu berdiri. Darah mengucur dari kepala zombie itu.

    Ellie
    “Jangan diam saja! Ayo cepat lari!”
    Ellie menarik lengan anak laki-laki itu

    Mereka akhirnya mendapat celah untuk melarikan diri dari zombie-zombie itu, kemudian mereka berlari mengikuti Ellie yang menarik lengan anak laki-laki itu. Setelah mereka merasa aman, mereka beristirahat sejenak di sebuah taman.

    Ellie – nafasnya terengah-engah
    “Bodoh, apa yang kau lakukan tadi? Kukira kau berani menusuk kepala zombie itu seperti kau berani menghalau para zombie itu sendirian?”

    Steve
    “Ma-maaf....”

    Ellie
    “Siapa namamu?”

    Steve
    “S-Steve..”

    Ellie
    “Baiklah Steve, aku punya 2 kata untukmu.”

    Steve – penasaran
    “Apa itu?”

    Ellie
    “Kau Pengecut”
    Kemudian berbalik badan.

    Ellie
    “Baiklah, aku pergi.. kita sudah terlalu lama berada disini..”
    Ellie berjalan tanpa mengajak siapapun

    Steve – hendak berjalan mengikuti Ellie
    “Ah, Ellie tunggu aku..”

    Bu Guru – menahan Steve
    “Steve!”

    Steve – menengok kepada Bu Guru
    “Tapi Bu...”

    Bu Guru – menggelengkan kepalanya
    “Tidak Steve, kita sekarang harus ke kantor polisi, lagipula kita tak bisa percaya pada anak itu, dengan tenangnya dia menusuk orang tadi, dia mengerikan!”

    Steve
    “T-tapi mereka itu zombie bu!”

    Bu Guru
    “Diam Steve, sekarang ayo kita semua pergi ke Kantor Polisi!”

    Steve terlihat tidak setuju dengan Bu Guru, tapi apa daya, dia terlalu takut untuk melawannya.. hingga Steve teringat kata-kata Ellie.

    “Kau Pengecut”

    Setelah terbakar mengingat kata-kata Ellie, keberanian Steve terkumpul, ia menolak tangan Bu Guru yang memegang bahunya kemudian mulai berlari menuju arah yang dilalui oleh Ellie

    Bu Guru – Kesal
    “Steve! Mau kemana kau!!?”

    Steve – sambil berlari
    “Pergi dari sini!”

    Steve terus berlari hingga suara Bu Guru tak terdengar lagi dan sosok Ellie terlihat sedang berjalan di depannya, membawa sebuah pemukul bisbol dari besi dengan sedikit bercak darah.

    Steve – berlari menuju Ellie
    “Hei tunggu!!”

    Ellie – menengok kepada Steve
    “Oh, kukira kau terlalu takut untuk ikut?”

    Steve – masih terengah-engah
    “Enak saja, aku bukan orang pengecut!”

    Ellie – berjalan kembali
    “Kudengar tadi kau mengetahui namaku, apa aku mengenalmu?”

    Steve – menyadari sesuatu
    “Ah ya, ada sesuatu yang harus kukembalikan...”
    Steve mencari sesuatu di dalam kantung celananya

    Steve
    “Ini dia, game Pacmon Platinum yang dulu kupinjam.”
    Sambil menyodorkan sebuah cartridge game EDS

    Ellie – bingung
    “Hah?? Aku tak ingat pernah meminjamkan game ku pada siapapun?”

    Steve – terlihat kecewa
    “.... Begitu ya....”
    Memasukkan cartridge EDS itu kembali ke dalam kantung celananya

    Ellie
    “Jadi, kembali ke pertanyaanku tadi, apa aku mengenalmu?”

    Steve
    “... 2 tahun yang lalu...”

    Ellie - penasaran
    “2 tahun yang lalu?”

    Steve
    “Ah sudahlah, lupakan saja.., anggap saja kita sudah saling mengenal OK?”
    Senyuman terlihat di wajah Steve

    Ellie
    “Terserahlah...”
    Berjalan lebih cepat

    Steve
    “Hei, jangan berjalan terlalu cepat!”

    Ellie
    “Kita harus cepat mencari sebuah senjata untuk kau gunakan, tak mungkin kau bertarung tangan kosong dengan zombie..”

    Mereka berjalan berdua, hingga beberapa menit, mencapai sebuah avenue, terlihat pemandangan yang mengerikan, mobil-mobil yang remuk bertumpuk seolah telah terjadi tabrakan yang hebat, bahkan beberapa diantaranya terguling, dan tak ada tanda-tanda seorangpun sepanjang jarak pandang mereka. Hanya keheningan dan raungan api dari beberapa kendaraan yang terbakar yang terdengar.

    Ini tidak baik, keadaan terlalu sepi, aku tak akan terjebak untuk yang kedua kalinya, aku tak mau kejadian di rumah terulang lagi. Menurut pengalamanku di “Resident Demon”, ini adalah jebakan, bila aku lengah aku bisa terkepung oleh zombie-zombie.. terlebih lagi ada si bodoh ini..
    Hei tunggu, kenapa aku jadi peduli pada si bodoh ini? Orang lain hanya akan menghambatku dan mungkin saja akan membuatku terbunuh karenanya, aku tak boleh lengah.

    *Ellie melihat sesuatu*

    Ah itu, itu toko senjata milik Paman Billy! Mungkin kita bisa mendapatkan senjata disana!

    Ellie
    “Steve, kau lihat itu?”
    Menunjuk toko senjata yang di depannya terdapat billboard iklan snack

    Steve
    “Ah ya? Ada apa ? Kau mau snack itu? Kebetulan aku bawa beberapa..”

    Ellie - swt
    “....”

    Ellie
    “Ah sudahlah, yg jelas saat aku berikan aba-aba, nanti berlarilah ke arahku, OK?”

    Steve
    “Uh.. Ok.. aku rasa..”

    Ellie
    “Baiklah, tunggu disini..”
    Ellie berjalan pelan-pelan

    Ellie berjalan setahap demi setahap , bersembunyi dibalik kendaraan yang rusak, satu demi satu, selangkah demi selangkah, hingga akhirnya Ellie mencapai “Billy’s Gun Shop” dengan selamat.

    Saat akan memasuki toko itu dan membuka pintunya, Ellie melihat ke arah Steve..

    Ellie
    “Steve di belakangmu!”

    Pada saat yang bersamaan

    Steve
    “Ellie, di depanmu!!”

    Terlihat seekor zombie tepat berada di depan Ellie.

    Ellie – menengok dengan cepat
    “!!!”






    _____________________________
    To Be Continued To Chapter 3






    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. #17
    K41X's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Location
    Wright & Co. Occupation:Defense Attorney Objective:OBJECTION!!
    Posts
    152
    Points
    170.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Woghh, endingnya... ARGHH...

    Kenapa diputus? KENAPA???

    Ugh, nanggung...

    Membuat gw pada saat liat ending chapter yang ini... Mungkin kebawa mood

    Btw, koq story 3 duluan sih?

    Emh, terserah sih, maw dibikin jadi ebook dulu ato gmn


    Quote Originally Posted by Liliana Lun Lun Guenther
    If only people would trip and kiss other people more often, you people wouldn't have your birthrate problem!

  4. #18
    shaorune's Avatar
    Join Date
    Jul 2008
    Location
    SoMeWheRe~
    Posts
    318
    Points
    441.70
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    moreeeeeeeeeeee need moreeeeeeeeeee...
    huahuahuah..

  5. #19
    MiriMoN's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    SoLo KOta MeGApoLIz
    Posts
    915
    Points
    740.10
    Thanks: 38 / 16 / 15

    Default

    Elli - menengok dengan cepat

    'Roy Suryo !!'

    <a href=http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/user.php?u=iucifer target=_blank rel=nofollow><a href=http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/sig.php?u=iucifer target=_blank rel=nofollow>http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/sig.php?u=iucifer</a></a>

  6. #20
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    Wuih.. sori telat.. banyak kerjaan gan!!

    @K4IX
    random kok storynya, jadi bacanya santai aja

    @shaorune
    your wish is granted

    @Mirimon





    silakan dinikmati!!


    ____________________________________________





    Story 1
    Reina Steingarten






    Chapter 3: The B-Day Party (Part 2)





    Malam hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Reina, dan para zombie tetapi tidak disukai oleh para survivor lain telah tiba, waktu menunjukkan pukul 18.22 di layar handphone Reina.
    Terlihat zombie-zombie mulai berkeliaran di jalanan, sementara Reina berada di atap sebuah rumah di dekat supermarket tempat Jarred, Vince dan yang lainnya berada.

    Hmmm, kukira sudah saatnya untuk menjalankan rencanaku, baiklah... Ini harus berjalan lancar atau aku terpaksa menjalankan plan B.

    Reina mengeluarkan pistol Beretta Elitenya kemudian memasang peredam suara buatannya sendiri. Peredam suara itu berupa botol plastik air minum 2L yang di dalamnya diisi oleh spons, yang kemudian diikatkan di moncong pistol Reina.

    Sempurna, peredam sudah terpasang, kait sudah terikat dengan tali, sekarang saatnya beraksi.

    Reina turun dari atap rumah yang ia singgahi tadi, dia bergerak dengan luwes dan tanpa suara, itulah hasil dari latihan militer yang ia dapatkan tahun lalu, ia bagaikan seorang professional.
    Berjalan menuju jalanan yang penuh zombie, Reina mengambil sebuah pipa besi yang tergeletak di jalan, kemudian memukulkannya ke bodi bangkai mobil yang berada di jalan, menciptakan suara keras yang menarik para zombie menuju kearahnya.

    Bagus, zombie-zombie itu sudah menyadari keberadaanku sekarang tinggal memukulkannya lebih keras agar lebih banyak zombie yang datang, kemudian menarik mereka menuju supermarket.

    Zombie-zombie mulai berdatangan dari segala arah, jumlahnya pun amat banyak, yang terlihat saja kira-kira ada puluhan, belum lagi yang masih berdatangan.
    Setelah dirasa jumlahnya cukup dan jaraknya terlalu dekat, Reina berhenti memukulkan pipa besi nya, membuangnya, kemudian ia menaiki bangkai mobil itu, ia melompat dan mendarat di bangkai mobil lainnya, dan seterusnya ia lakukan mengarah menuju supermarket, dengan kecepatan yang dapat diikuti zombie-zombie.
    Hingga akhirnya Reina, dan gerombolan zombie di belakangnya, mencapai supermarket yang dihuni oleh Jarred, Vince, dan beberapa survivor lainnya.
    Reina turun dari bangkai mobil yang terakhir, kemudian berjalan menuju pintu samping supermarket yang terbuat dari kaca. Kegelapan malam membuat Reina tak dapat dilihat dari dalam supermarket oleh para survivor. Beberapa Zombie terlihat tertarik memasuki supermarket melalui pintu depan, yang membuat para survivor sibuk mempertahankan pintu depan dan menembaki zombie yang berusaha memasuki supermarket, sementara sisa zombie yang lain tetap mengejar Reina.
    Sesampainya di depan pintu yang dituju, Reina segera melemparkan tali berjangkar, yang jangkarnya terbuat dari 4 buah palu panjat tebing yang ia rangkai sedemikian rupa, menuju atap supermarket.
    Setelah yakin bahwa jangkarnya terkait sesuatu diatas sana, Reina menembak pintu kaca itu dengan pistolnya yang berperedam suara, hingga membuat 2 lubang di pintu dan retakan yang besar. Reina bergantung pada tali jangkar, mundur beberapa langkah, kemudian meluncur melayang seperti ayunan dan menendang pintu kaca hingga pecah dan menghasilkan jalan masuk baru bagi gerombolan zombie. Reina dengan cekatan segera memanjat tali dan naik ke atas atap supermarket, aman dari para zombie.
    Segera setelah Reina tidak dapat mereka jangkau lagi, zombie itu beralih memasuki supermarket dari pintu samping yang tak dijaga, suara jeritan wanita dan anak kecil terdengar sesaat setelah gerombolan zombie memasuki pintu samping. Sementara Reina berlari menuju atap bagian depan untuk melihat situasi di depan.

    Rencanaku berjalan lancar, sekarang tinggal menunggu beberapa menit sebelum mereka kewalahan dan menyadari telah terkepung, pada saat itu aku akan turun dan menjalankan kembali rencanaku. Sempurna.

    Sementara itu di lantai bawah..

    Suara tembakan senapan dan shotgun terdengar dengan nyaring dan bertubi-tubi, jeritan-jeritan terdengar mengerikan, keadaan yang dapat membuat panik siapapun tengah terjadi, mereka membutuhkan seorang ‘Saviour’.

    Jarred – Sambil menembakkan shotgun-nya ke zombie yang berusaha masuk
    “Peluruku hampir habis, kita tak bisa begini terus!”

    Wayne
    “Sial, aku mendengar jeritan dari belakang sana!”

    Jarred
    “Kurasa Theresa dan yang lainnya membutuhkan pertolongan, aku akan pergi menolong mereka!”

    Wayne
    “Tidak! Kau tetap disini, tahan mereka sebisa mungkin, bila peluru kalian habis, larilah! Aku akan menolong Theresa!”

    Delroy
    “Ku-kurasa pergi sendirian menolong mereka adalah ide yang buruk Wayne..”

    Wayne
    “Jangan bodoh! Lalu siapa yang akan menyelamatkan mereka?!”

    Delroy
    “Tentu saja Kau, dan Aku!”

    Wayne – tertawa kecil
    “Hm, kukira kau akan mencegahku.., baiklah, kami berikan gerombolan pemakan daging ini pada kalian, Jarred, Vince!”

    Jarred
    “Ba-baiklah! Semoga kau berhasil !”

    Wayne
    “Kau juga Jarred, sampai jumpa!”

    Delroy
    “Sampai jumpa Jarred!”

    Jarred
    “Sampai bertemu lagi Wayne, Delroy..!”

    Wayne
    “Baiklah, ayo kita pergi Delroy!”
    Mundur dari wilayah pintu utama

    Delroy
    “Aye aye captain!”
    Berlari mengikuti Wayne

    Jarred
    “Sekarang kita harus bertahan dari semua zombie ini dengan sisa peluru yang kumiliki..”

    Vince
    “Jarred, ini buruk, peluru senapanku habis..”

    Jarred
    “Sekarang matilah kita...”

    Tiba-tiba, bunyi sebuah benda metal yang terjatuh terdengar, Jarred melihat benda itu dibantu cahaya dari percikan api shotgunnya.

    Jarred
    “!!!”

    Vince
    “Granat!! Mundur!!”

    Jarred dan Vince berlari ke dalam supermarket, tetapi baru beberapa langkah mereka menapak granat itu meledak, menghempaskan mereka berdua, dan membunuh semua zombie yang tengah berada di dalam radius ledakan granat itu.
    Sesosok bayangan terlihat muncul dari dalam asap dan debu sisa ledakan, sosok itu menggunakan sebuah sumber cahaya yang berada di tangannya. Perlahan-lahan bayangan itu semakin jelas.., dan dia tak lain adalah.. Reina!

    Jarred – kaget
    “R-R-Reina!!”

    Vince – juga kaget
    “!!!”

    Reina – berjalan melewati pintu supermarket yang sudah porak poranda
    “Apakah aku datang terlambat?”

    Jarred
    “Tidak! Kau datang tepat pada saatnya! Kau telah menyelamatkan kami!!”

    Reina – menghela nafasnya
    “Fuh.. kukira aku terlambat.. dimana yang lainnya?”

    Jarred
    “Wayne dan Delroy berada di dalam sana menolong Theresa, kupikir mereka dalam masalah, kita harus membantu mereka!”


    Delroy? Apa yang dia lakukan! Brengsek dia merusak rencanaku.. terpaksa kualihkan ke plan B..

    Reina
    “Tidak! Kulihat peluru kalian hampir habis biar aku yang menolong mereka!”

    Jarred
    “Ta-tapi..”

    Reina
    “Tenang aku tidak akan apa-apa, disamping peluruku masih banyak, aku masih memiliki machette dan katana kesayanganku..”

    Vince
    “Kurasa kali ini kita harus percaya padanya Jarred..”

    Jarred – agak ragu
    “Hmmm.... baiklah jika kau berkata begitu..”

    Reina
    “Ok, temui aku nanti di persimpangan East Trenton Avenue, bersembunyilah di atap sebuah toko pakaian yang tadi kutemukan, kalian bisa naik melalui tali di samping gedung yang tadi kupasang..”

    Jarred
    “Baiklah, aku mempercayakan mereka kepadamu Reina, Ayo Vince, kita harus bergegas!”

    Vince
    “Baiklah, ayo..”
    Mereka berdua pun kemudian bergegas menuju tempat pertemuan yang diberikan Reina.

    Baiklah, si bodoh Vince berhasil meyakinkan Jarred, sekarang saatnya menyelesaikan masalah ini..

    Reina berjalan memasuki Supermarket, sambil membawa Beretta Elite-nya yang sudah diberi peredam suara.

    Wayne
    “Sial! Maggie sudah tak terselamatkan lagi, ayo kita pergi Theresa!”

    Theresa
    “Ta-tapi.. Neta ku!!”
    Sambil terisak-isak

    Wayne
    “Neta sudah tak dapat ditolong lagi, ayo cepat kita pergi, Delroy, kau lindungi kami!”

    Delroy
    “Baik!!”

    Wayne menarik Theresa dari tempat itu, mereka berniat lari lewat pintu depan. Akan tetapi..

    *Psyu Psyu*

    2 buah peluru menembus tubuh Wayne dan Theresa. Wayne dan Theresa ambruk setelah diterjang peluru Full-Metal Jacket 9mm yang dimuntahkan dari sepucuk pistol Beretta Elite milik Reina, Reina membunuh mereka tanpa rasa bersalah.

    Yak, 2 orang pengganggu sudah mati, sisanya sudah menjadi zombie.. sekarang tinggal Delroy.. Hmm... apa lebih baik aku mencoba ketajaman dari Katana favoritku?

    Berjalan menuju Delroy yang tengah menembaki zombie dengan pistolnya demi mempertahankan Wayne dan Theresa yang hendak menyelamatkan diri, Reina menyingkap Katana Bergagang Hitam yang terbuat dari Titanium dari sarungnya.

    Maaf Delroy, aku terpaksa melakukan ini karena kau telah berbuat bodoh dengan mengikuti Wayne..

    Reina mengayunkan katana-nya menuju leher Delroy, yang dalam beberapa milisekon memisahkan kepala Delroy dari tubuhnya sebelum Delroy sempat menyadari bahwa kepalanya telah ditebas. Darah mengucur bagaikan air mancur dari leher Delroy yang terpotong.

    Haha, aku tak salah dalam memilih senjata, ternyata katana ini memiliki kualitas tertinggi dalam hal ketajaman bilah pedang..

    Reina menatap mayat Delroy yang tergeletak di lantai yang tergenang dengan darah, dengan tatapan keji kemudian berkata..

    “Maaf Teman, sesuai peraturan nomor 1 dalam zombie outbreak : Tak ada bermain menjadi pahlawan..”

    Reina berjalan kembali keluar supermarket, membiarkan mayat Delroy menjadi makanan zombie-zombie yang sejak tadi terlihat kelaparan, Reina melangkahkan kakinya menuju East Trenton Avenue, dengan rencana yang berjalan nyaris sempurna, dan penutup yang menyempurnakan rencananya, Reina menyiapkan rencana selanjutnya, untuk Jarred dan Vince.




    _____________________________
    To Be Continued To Chapter 4










    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  7. #21
    K41X's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Location
    Wright & Co. Occupation:Defense Attorney Objective:OBJECTION!!
    Posts
    152
    Points
    170.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Wah gawat, ga bisa thanks lage, muter = = a

    aih... Tar ganti ID deh... Gaswat...

    Nice gan, buset, Reinanya garang amat = = a

    Demi Jarred? Ciee ciee...

    Wkwkwk ditunggu next chapternya gan!


    Quote Originally Posted by Liliana Lun Lun Guenther
    If only people would trip and kiss other people more often, you people wouldn't have your birthrate problem!

  8. #22
    Kerrigan2nd's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Moe no Sekai
    Posts
    1,615
    Points
    1,888.60
    Thanks: 19 / 24 / 17

    Default

    sial mau muntah gw

    terlalu sadis, jd kebayang film jepang yg gw tonton kemaren...


  9. #23
    MiriMoN's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    SoLo KOta MeGApoLIz
    Posts
    915
    Points
    740.10
    Thanks: 38 / 16 / 15

    Default

    ngakak gwa liat nama daerah yg di beri label ijo 'Medium Fen*s'


    lanjut de dik

    jgn lupa zombie loncat nya..
    <a href=http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/user.php?u=iucifer target=_blank rel=nofollow><a href=http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/sig.php?u=iucifer target=_blank rel=nofollow>http://dnec.dota.web.id:8000/dnec/sig.php?u=iucifer</a></a>

  10. #24
    Mistletoe's Avatar
    Join Date
    Dec 2006
    Location
    BeYoNd YoUr ImAgInaTioN!!
    Posts
    398
    Points
    458.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    phew....nice...

    jarang-jarang gw baca cerita kayak gini...

    tentang cerita si edward gw jadi ingat character billy coen di RE.

    HEHEHE....keep up your good works.
    Spoiler untuk IDGS Story Character :

    Name : Black-Mistletoe (Dark/Mist)
    Occupation : Elite Darky (Demon Form)
    "We are ONE now"

  11. #25
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    hei... reina sure is pretty scary... omg

    maju terus para jombie, kalahkan tokoh yang satu ini!! err...
    TIDAK MENERIMA BARCEN

  12. #26
    Mistletoe's Avatar
    Join Date
    Dec 2006
    Location
    BeYoNd YoUr ImAgInaTioN!!
    Posts
    398
    Points
    458.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    hah...kedua character cewek di cerita ini memiliki sifat yang tomboy!!

    apakah unsur "TOMBOYISH" menjadi survival ability yang bener-bener wajib!!
    Spoiler untuk IDGS Story Character :

    Name : Black-Mistletoe (Dark/Mist)
    Occupation : Elite Darky (Demon Form)
    "We are ONE now"

  13. #27
    open_closed's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Indonesia Raya
    Posts
    848
    Points
    1,088.90
    Thanks: 1 / 0 / 0

    Default

    Duh lumayan cape bacanya
    Percayalah pada keajaiban tetapi jangan tergantung padanya

  14. #28
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    @K4IX
    hohoho Reina emang cruel and deadly..

    demi jarred? I smell blood here.. wokwokwok

    @kerrigan
    sebegitu sadisnya kah?

    ya.. emang sadis sih

    @Mirimon



    ayo tebak artinya Medium Finis apa hayo


    @mistletoe
    tarengkyu gan..

    Edward mengingatkan pada Billy Coen? *google-google*

    oh, tapi dia pas lagi dibawa ke penjara

    ya , keduanya bisa dibilang "tomboy" secara psikologi, tapi secara fisik mereka ga tomboy kok

    dan satu hal, mereka jadi gitu karena bekgron yang agak 'dark'



    @RiX777

    Reina saya pikir lebih keji dari zombie

    but i like her because of that

    loh loh, kok mala bela zombie ?


    @open_closed

    gpp cape, itu menandakan anda telah membaca sangat banyak, terimakasih gan


    eniwei, sambil mendengarkan lagu2 silverchair, saya persembahkan!

    _______________________________





    Story 3
    Ellinor Maiken










    Chapter 3 : Human Instinct (Part 2)





    Zombie yang berada di belakang Ellie tengah bersiap menyergap dan menggigit Ellie, sementara Steve tak dapat menolong Ellie karena di belakang dirinya pun terdapat seekor zombie.
    Ellie diserang oleh zombie itu, ia terdorong hingga terjatuh, sementara berusaha sekuat tenaga membuat kepala zombie itu tetap menjauh dari tubuhnya. Begitupun yang terjadi pada Steve, dia terdorong jatuh oleh zombie yang menyerangnya.
    Mereka berdua berusaha sekuat tenaga untuk tetap bertahan hidup. Keadaan semakin diperparah dengan menggelindingnya pemukul bisbol Ellie yang terjatuh saat zombie menyerang, jauh dari jangkauan tangannya, Ellie tak dapat mengambil senjatanya. Sementara Steve, yang memang sejak daritadi tidak bersenjata hanya bisa bertahan.
    Tenaga mereka berdua semakin terkuras, mereka harus memikirkan sesuatu untuk selamat. Steve menengok ke kanan dan kirinya, mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mempertahankan dirinya, tetapi tak terlihat satu bendapun yang dapat dia gunakan untuk mempertahankan dirinya, kemudian menolong Ellie.
    Steve mengingat sesuatu, ia masih memiliki sebuah pena di kantungnya, segera tanpa berpikir dua kali steve mengambil penanya lalu menancapkannya di mata zombie itu, menembus bola matanya dan menancap hingga otaknya, dalam sekejap, zombie itu roboh dan tewas oleh serangan Steve.
    Tanpa membuang waktu, Steve segera berlari menolong Ellie yang sedikit lagi akan tergigit oleh zombie yang menyerang. Sambil berlari, Steve menggapai pemukul bisbol Ellie yang berada di tanah kemudian melompat dan memukul kepala zombie yang tengah menyerang Ellie..

    Steve – sambil melompat dan mengayunkan pemukul bisbolnya
    “Mati kau!!!!”

    *Brak*

    Suara meretaknya tulang tengkorak zombie yang Steve pukul dengan pemukul bisbol Ellie yang terbuat dari besi. Zombie yang menyerang Ellie langsung roboh dalam sekejap, Ellie berhasil selamat dari serangan zombie itu, ia nyaris tergigit, beruntung ada Steve yang menolongnya.

    Steve – berusaha membantu Ellie berdiri
    “Hei kau tak apa-apa?”

    Tetapi Ellie menjawab perotolongan Steve dengan sapuan tangannya.

    Ellie – berusaha berdiri sendiri
    “Tidak, aku tak apa-apa..”

    Steve
    “B-baiklah... Er.. ini pemukul baseballmu..”
    Steve memberikan pemukul baseball milik Ellie

    Eliie - menerimanya
    “Sudahlah, sekarang kita cari senjata..”
    Kemudian Ellie memasuki toko senjata itu

    Meskipun isinya telah porak poranda, tetapi senjata-senjata yang ada disana tetap utuh dan berjumlah besar, berbagai macam senjata dapat diambil dengan gratis beserta pelurunya, tetapi apakah ada senjata yang cukup ringan dan mudah untuk digunakan 2 orang anak kecil?

    Steve – kagum
    “Wah.. banyak sekali pistol dan senapan...”

    Steve – berusaha mengambil sebuah AR-15 dari rak senjata
    “Aku ambil yang ini!”

    Ellie
    “Tidak! Senapan itu terlalu berat untuk dibawa.. dalam situasi ini, lebih baik kita pilih pistol yang ringan.. dan 9mm adalah yang terbaik.. seperti Beretta..”

    Steve
    “Wuah.. hebat.. darimana kau tahu hal seperti itu?”

    Ellie – dengan suara pelan
    “Dari.. game..”

    Ellie – melihat sebuah Beretta
    “Sepertinya ini adalah Beretta...”
    Mengambilnya dari lemari senjata

    Ellie – terkejut
    “!!”

    Steve – penasaran
    “Ada apa?”

    Ellie – menaruh Beretta itu kembali
    “Sepertinya tidak bisa... terlalu berat untukku...”

    Steve – mendatangi Ellie
    “Mana sini coba kulihat..”
    Steve mengambil Beretta itu dari lemari senjata

    Steve – mengangkat Beretta itu
    “Er.. kau benar.. ini terlalu berat..”

    Ellie
    “Lebih baik kita coba satu-satu.. tapi masalahnya kita tak punya banyak waktu..”

    Mereka berdua kemudian mencoba tiap pistol yang berada di dalam lemari senjata, hingga Steve tak sengaja melihat sebuah poster..

    Steve
    “Hei, kenapa kita tidak coba yang itu!”
    Steve menunjuk ke arah poster yang ia lihat

    Ellie – melihat ke poster yang ditunjuk oleh Steve
    “Ah, kau benar.. mungkin itu bisa kita gunakan...”

    Poster yang Steve tunjuk bertuliskan:

    “New Arrival, Kel-Tec P3AT, Lightweight with Heavyweight Power .360 caliber, Even Your Granny Can Use it”

    Dengan gambar sebuah pistol kompak.

    Ellie berjalan menuju poster itu kemudian melihat beberapa pucuk pistol yang dimaksud menggantung di rak yang ada di bawah poster tersebut. Kemudian Ellie mengangkat salah satunya dan..

    Ellie – terkejut
    “P-Pistol ini sangat ringan dibandingkan Beretta!”

    Steve – mengangkat suatu pistol yang ia dapatkan dari lemari senjata
    “Ini terlihat cukup bagus!”
    Kemudian Steve melihat grafir di sisi pistol itu bertuliskan Springfield XD .40 SW

    Ellie
    “Pistol apa yang kau dapatkan? Aku pilih ini, pelurunya .380 AUTO.. aku akan coba bawa sebanyak mungkin yang kubisa..”

    Steve
    “Hmm coba kubaca.. Springfield XD .40 SW, tampaknya peluruku lebih kuat darimu!”

    Ellie
    “Ini tidak ada hubungannya dengan kekuatan peluru, yang penting sekali tembak bisa menembus kepala zombie dan membunuh mereka.. ketepatan lebih penting..”

    Steve
    “Huh baiklah.. tampaknya kau tidak begitu suka bercanda..”

    Ellie
    “Sudahlah, kita bawa beberapa magazine, dan pelurunya hmm.. Aha, Tas itu akan membantu!”
    Ellie melihat beberapa buah tas yang menggantung di rak

    Ellie mengambil 2 buah tas itu, dan memberikan salah satunya kepada Steve. Mereka berdua lalu mengambil sebanyak-banyaknya peluru yang dapat mereka bawa, dan mengisi penuh beberapa magazine agar tidak kerepotan mengisi peluru saat melawan zombie yang berjumlah besar. Dengan tas yang sudah terisi penuh, mereka berdua siap berjalan kembali.

    Ellie
    “Baiklah, kita sudah siap, ayo kita pergi dari sini!”

    Steve
    “Lalu, kita akan pergi kemana?”

    Ellie
    “Kemana saja, yang jelas kita harus mencari manusia lain, survivor lain, sesuai peraturan nomor 2 dalam zombie outbreak, Semakin banyak orang, semakin baik. Ayo kita pergi dari sini!”

    Steve
    “Baiklah, Ayo kita pergi!”

    Mereka berdua berjalan keluar dari toko senjata itu, dengan tas berisi peluru di punggung mereka, dan sebuah pistol di tangan masing-masing, mereka berjalan menuju ke arah timur..

    Mereka terus berjalan menuju timur tanpa tahu arah tujuan mereka, selama perjalanan mereka tak menemukan satu bayangan manusia pun, yang ada hanya zombie, zombie, dan zombie. Hingga akhirnya matahari sudah berada di ufuk barat, menyinari New Hampshire yang telah mengalami kekacauan dan kehancuran dengan sinarnya yang berwarna merah bagaikan darah. Ellie dan Steve harus mencari tempat bermalam, yang aman dari serangan zombie.




    _____________________
    To Be Continued To Chapter 4














    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  15. #29
    -CraZy-KiLt's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Jakarta aj d..
    Posts
    46
    Points
    50.60
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Wuih...Baru baca gw..Keren did!!!
    Ad "bau" akane dari Ellie...oawkaokw...
    wow dida wow..

  16. #30
    shaorune's Avatar
    Join Date
    Jul 2008
    Location
    SoMeWheRe~
    Posts
    318
    Points
    441.70
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    KERENN GANN!!! gara2 si crazy kilt ampe gak sadar gw dah di update..

    CEPETIIINN Plz.. keren abiez nich cerita..

Page 2 of 4 FirstFirst 1234 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •