Page 1 of 4 1234 LastLast
Results 1 to 15 of 46
http://idgs.in/136044
  1. #1
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Thumbs up Jumlah Entrepreneur RI Menuju 2%

    Jumlah Entrepreneur RI Menuju 2%



    Jakarta - Jumlah pelaku bisnis mandiri atau enterpreneur di Indonesia memang masih sedikit. Namun ada tren pertambahan yang positif dan diperkirakan akan mencapai angka 2% dari total seluruh penduduk.

    Demikian hal tersebut disampaikan oleh Surasono Soebari, salah satu pembicara sekaligus penulis buku Pensiunprener dalam seminar Indonesia Small & Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) 2008 di Balroom Hotel Sahid, Jl Jendral Sudirman, Jakarta, Sabtu (30/8/2008).

    "Entrepreneur di Indonesia semakin menjamur, seperti dilihat dalam riset milik Ir. Ciputra yang mengatakan jumlahnya saat ini sebanyak 0,18% dari total penduduk dan diperkirakan akan naik menjadi 2% bahkan lebih," katanya.

    Jumlah tersebut mendekati jumlah entrepreneur di Amerika yang saat ini berjumlah 2,14% walaupun masih jauh dibandingkan dengan negara tetangga kita Singapura yang memiliki jumlah 7,2% dari total jumlah penduduknya.

    "Pertumbuhannya di Indonesia sangat luar biasa, orang sudah mulai memilih menjadi entrepreneur di tengah kesulitan mencari lapangan pekerjaan," ujar mantan wartawan Tempo tersebut.

    Dengan bertambahnya jumlah entrepreneur, Ia berharap Indonesia bisa siap menghadapi kenaikan jumlah penduduk di masa yang akan datang. "Ke depan Indonesia akan mengalami baby booming, dimana akan lebih banyak bayi yang lahir daripada orang tua yang meninggal," imbuhnya.

    Menurutnya, hal tersebut bisa diketahui dari data BKKBN tentang estimasi pertambahan jumlah penduduk Indonesia. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 220 juta jiwa. Diperkirakan pada tahun 2013 saja meningkat hingga 247,5 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2025 melonjak hingga 273 juta jiwa.

    "Masih ada kemungkinan untuk mencapai angka 300 juta jiwa. Jika sudah begitu maka persaingan mencari lapangan pekerjaan semakin ketat," tambahnya. Ia pun berharap anak muda Indonesia bisa berpikir kritis menghadapi permasalahan ini.

    "Saat ini sudah banyak saya lihat anak-anak muda yang memulai bisnis kecil-kecilan. Saya rasa ini sudah bagus, mereka sudah mulai mengerti," pungkasnya.

    http://www.detikfinance.com/read/200...ur-ri-menuju-2

    Wiraswasta, road to success!

  2. Hot Ad
  3. #2
    jkt-Black_Devil's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    250
    Points
    344.20
    Thanks: 0 / 3 / 3

    Default

    "Entrepreneur di Indonesia semakin menjamur, seperti dilihat dalam riset milik Ir. Ciputra yang mengatakan jumlahnya saat ini sebanyak 0,18% dari total penduduk dan diperkirakan akan naik menjadi 2% bahkan lebih," katanya.

    Sungguh suatu kemajuan! Mungkin salah satunya merupakan pengaruh dari suksesnya program PNPM Mandiri.

  4. #3
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Mayoritas penduduk Indonesia yang saat ini cenderung berpikiran bahwa pekerjaan wiraswasta adalah kejahataan sosial terhadap kaum-kaum miskin. Hal ini menyebabkan lapangan kerja Indonesia sangat dikit, banyak pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi tidak pas. Secara teori yang benar, agar satu negara bisa maju diperlukan lebih dari 3% penduduk negeri tersebut untuk menjadi wiraswasta. Hal ini masuk akal, karena wiraswasta adalah pekerjaan yang membuka usaha dan membuka lapangan kerja, sehingga banyak orang yang tadinya menganggur atau sedang mencari pekerjaan, dapat bekerja di sebuah usaha. Apabila ini terjadi, maka mayoritas penduduk negeri ini mempunyai pendapatan yang lebih banyak, sehingga konsumsi mayoritas penduduk lancar, kaum miskin di negeri ini berkurang, dan ekonomi negeri ini akan bergerak lebih cepat (pertumbuhan dan pembangunan). Karena itu pemikiran mayoritas penduduk Indonesia yang cendrung berpikiran bahwa pekerjaan wiraswasta adalah pekerjaan yang merugikan kaum-kaum miskin harus dirubah.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  5. #4
    jkt-Black_Devil's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    250
    Points
    344.20
    Thanks: 0 / 3 / 3

    Default

    Quote Originally Posted by Menara_Jakarta View Post
    Mayoritas penduduk Indonesia yang saat ini cenderung berpikiran bahwa pekerjaan wiraswasta adalah kejahataan sosial terhadap kaum-kaum miskin. Hal ini menyebabkan lapangan kerja Indonesia sangat dikit, banyak pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi tidak pas. Secara teori yang benar, agar satu negara bisa maju diperlukan lebih dari 3% penduduk negeri tersebut untuk menjadi wiraswasta. Hal ini masuk akal, karena wiraswasta adalah pekerjaan yang membuka usaha dan membuka lapangan kerja, sehingga banyak orang yang tadinya menganggur atau sedang mencari pekerjaan, dapat bekerja di sebuah usaha. Apabila ini terjadi, maka mayoritas penduduk negeri ini mempunyai pendapatan yang lebih banyak, sehingga konsumsi mayoritas penduduk lancar, kaum miskin di negeri ini berkurang, dan ekonomi negeri ini akan bergerak lebih cepat (pertumbuhan dan pembangunan). Karena itu pemikiran mayoritas penduduk Indonesia yang cendrung berpikiran bahwa pekerjaan wiraswasta adalah pekerjaan yang merugikan kaum-kaum miskin harus dirubah.
    Tinggal satu persen lagi, jalankan terus program PNPM Mandiri, rendahkan BI Rate, ubah kebijakan BI jadi pro investor domestik.

  6. #5
    jkt-Black_Devil's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    250
    Points
    344.20
    Thanks: 0 / 3 / 3

    Default

    Kutipan dari thread sebelah

    Quote Originally Posted by DoOs_101 View Post
    Rekonsiliasi Kebenaran

    by DoOs_101

    [I]. Pembuka:

    Kebenaran, adalah kata yang menggarap perhatian kita semua. Apakah kebenaran yang kita ketahui sebenarnya benar atau salah. Tidak ada yang pasti kecuali satu, negara Indonesia dilumuti kebodohan.

    Mengenang peristiwa krisis moneter 1997, sudah 11 tahun berlanjut dan pantas apabila kita bertanya, apa sebetulnya kebenaran dibalik krismon'97. Tentunya ada yang mengatakan bahwa itu semua terjadi karena kelicikan mafia Berkeley, betul atau salah tetapi tidak pasti. Ada yang mengatakan itu semua keahlian George Soross, seorang venture capitalist yang menggoda kestabilan tukar/menukar keuangan rupiah di currency exchange market, betul atau salah tetapi tidak pasti penyebab nya hilang seluruh budget moneter. Kemudian ada yang mengatakan, semua terjadi karena IMF, betul atau salah tetapi tidak pasti kejadian sebetulnya. Semua konsep yang dikatakan oleh para konspiran bisa saja betul tetapi tidak pasti, hanya satu yang pasti, kebodohan nepotisme.

    [II]. Sistem moneter korup:

    Pada era kepemimpinan presiden Soeharto, banyak sekali kemajuan ekonomi, membuktikan hal-hal yang positif terjadi di masa lalu, tetapi ada sisi negatif dibalik masa lalu kepemimpinan presiden Soeharto. Banyak orang sudah mengetahui tentang nepotisme yang dibuahi oleh kepemimpinan presiden Soeharto, tetapi apakah mereka semua mengenal nepotisme tersebut? Mari kita pelajari nepotisme era masa lalu yang telah melukai pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan detik ini.

    Sistem moneter adalah sistem keuangan negara, mempunyai dua tugas terhadap rakyat yaitu, memberi pelayanan nabung dana dan memberi pelayanan meminjamkan dana. Yang standar, seorang konsumen yang menabung dana ke bank akan mendapatkan bunga setiap bulan. Yang standar, seorang peminjam akan mendapatkan modal dari bank tetapi juga harus mengembalikan jumlah modal yang sama tambah bunga. Bunga tersebut ditentukan oleh benchmark rate, keputusan direktorat Bank Indonesia.

    Tetapi abominal apa yang terjadi di era jaman nepotisme 1997? Jawaban nya adalah exklusif nepotism. Layanan peminjaman dana kepada rakyat hanya diberikan kepada kelas atas tertentu dan terutama keluarga besar Soeharto. Rakyat kecil yang berkeinginan untuk membangun usaha susah dapat modal karena tidak punya akses, sedangkan kaum superkaya yang mempunyai akses meminjam modal ke bank makin menjadi kaya. Dan kebodohan menghancurkan semuanya. Keputusan peminjamaan modal pun ditentukan oleh keluarga besar Soeharto. Sistem menjadi tidak jelas karena peminjamaan dana bukan sesuai analisa usaha pembangunan tetapi lebih kepada teori kepentingan. Sehingga, yang punya nama pasti dapat modal. Sayang sekali orang Indonesia terutama kelas atas konon dalam sejarah sering sekali tertipu. Modal yang dipinjam berupa 100 milyar, 1 trilliun, dll oleh kaum-kaum superkaya tidak dibalikan, mereka semua tertawa akan kebodohan ini sementara mereka kabur ke negara luar seperti Singapore, Australia, dan Amerika. Hasilnya, dana moneter Indonesia habis diserap oleh para pejabat dan superkaya nakal. Lebih memalukan lagi dana tersebut membuahi negara baru, yaitu Singapore sementara Indonesia jatuh kepada resesi ekonomi, semua menjadi miskin, uang2 tabungan di bank hilang, yang tadinya berharap jadi merunduk.

    [III]. Effek Sampingan terhadap masa depan:

    Trauma, adalah kata yang tepat untuk dipakai sebagai alesan kelemahan kita. Saat ini harapan banyak sekali, oportunitas didepan mata, banyak sekali jalur pembangunan, tetapi tidak optimal. Karena semua dicegah oleh sistem moneter pelit.

    Saat ini sistem moneter Indonesia sangat pelit dan menggarap keuntungan. Rakyat diberikan bunga 4% untuk penabungan sedangkan untuk meminjam modal Rakyat diberikan interest rate 14%, jadi bank untung 10% dari keuangan yang masuk karena penabungan atau keluar karena peminjaman. Sedangkan ekonomi Indonesia berjalan tidak optimal, World Bank berkomentar bahwa optimal production Indonesia berada di 9-11% tetapi mengapa kita berpoduksi dibawah 6%. Semuanya karena sistem moneter tidak membantu. Investasi sangat relatif kepada interest rate yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Bila interest rate 14%, maka investasi akan menjadi disinsentif karena cost buat membaliki interest sangat mahal sedangkan di luar negri, mereka mendapatkan interest rate hanya 2-5%, sangat menguntungkan.

    Industrial production (paling penting)
    16.0% - China | interest rate: 4.35%
    10.5% - Thailand | interest rate: 3.80%
    4.4% - Indonesia | interest rate: 9.78%
    3.8% - India | NA
    2.6% - Malaysia | interest rate: 3.70%

    Lihatlah perhubungan antara produksi dan interest rate dari kebijakan policy moneter setiap negara. Indonesia paling tinggi maka itu pertumbuhan belom optimal. Padahal Indonesia mempunyai opportunitas buat pembangunan industrial (industrial production) yang bagus, berhubungan kita negara agrari, labor intensif, dan banyak keuntungan yll. Tetapi mengapa?

    Trade Balance Indonesia (Net Trade Account)
    38%

    Current Account Indonesia (Export/Import barang2 + services)
    10%

    38 - 10 = 28%

    28% dari trade balance adalah capital inflow, tandanya banyak dana investasi dari luar masuk ke indonesia. Ini menunjukan bahwa mayoritas wiraswasta yang sudah/sedang membangun usaha mendapatkan modal/dana dari investor luar. Sehingga apa? Investasi di Indonesia terhambat dana macat, susah cari dana, berkompetisi mencari dana kepada investor luar yang sama, dan proses waktu captal inflow masuk ke Indonesia membutuhkan waktu 1 tahun. Sehingga bisa dibilang pembangunan di Indonesia bergantung kepada modal luar yang seharusnya bisa independen dari bantuan sistem moneter negri sendiri.

    Investasi lambat, pembangunan lambat, kemajuan Indonesia tidak optimal.

    Solusi nya adalah untuk merubah kebijakaan moneter sistem tetapi banyak sekali ahli ekonomist dan direktorat bank yang berkata, "tidak mungkin". Mengapa?

    Dijawab saja, "karena takut", mereka akan tutup mulut tidak membalas.

    [IV]. Solusi, selalu ada solusi!!!!

    Tentunya selalu ada optimisme dan jalur keluar untuk menyelesaikan masalah. Solusinya adalah untuk mempelajari kesalahan dan memperbaiki nya dengan analisa yang tajam.

    Sebelumnya mari kita samakan kejadian krismon'97 terhadap kejadian The Great Depression 1930, di USA. Dua kejadian tersebut sama parahnya, rakyat kehilangan uang yang mereka tabung di bank dan dana moneter habis, pembangunan terpaksa berhenti. Tetapi ada perbedaan. Di USA, kejadian krismon terjadi karena bank mempunyai insentif untuk meminjamkan rakyat uang untuk bermain di stock market (Bursa Effek, seperti IDX di Jakarta). Lalu pada saat buyout terlalu banyak, stock market melemah, sehingga semua orang kehilangan uang dan juga bank. Ini adalah kegagalan analisa peminjamaan, beda dengan kejadian krismon'97 di Indonesia. Kejadian tersebut terjadi karena kebodohan nepotisme. Keluarga yang berkuasa mengatur peminjamaan keuangan dari bank, mereka meminjamkan dengan teori kepentingan, dan begitu saja dikasih tanpa menanya usaha apa yang dibangun, tujuan, profile income flow, status kriminal, dll. Secara singkat, uang hanya diberikan begitu saja seperti anak diberikan uang jajan oleh ibunya. Hal ini bisa dibilang, dicopet karena bodoh.

    Mengapa takut apabila masa lalu sudah telak? Alesan kejadian subprime mortage crisis di Amerika dipakai sebagai alibi untuk menetapkan kebijakaan pelit Bank Indonesia. Sebetulnya kejadian subprime mortage crisis sangat berbeda karena apa yang terjadi adalah bank memberikan credit pinjaman buat konsumsi terutama konsumsi rumah buat keluarga-keluarga baru. Karena mereka melewati batas hitungan, pada saat keluarga-keluarga tersebut tidak dapat membayar kembali credit pinjaman tersebut, akhirnya bank jadi kehilangan uang, sama saja seperti krismon'97. Tetapi harus diingant, bahwa ini adalah pinjaman konsumtif, bukan produktif. Di Amerika, pinjaman produktif alias credit buat investasi lancar. Bila uang tidak balik, mereka sita usaha tersebut lalu di jual ke merger. Sistem produksi mereka berjalan lancar.

    Solusi...

    1). Mayoritas bank Indonesia perlu merekruit ahli-ahli ekonom dan MBA yang mengerti banyak hal tentang membangun usaha. Rekruit tersebut dijadikan tim analisa pengisuan usaha oleh peminjam dana. Bila mempunyai profesionalisme untuk menganalisa karakteristik usaha dan masa depan nya, bank dapat menilai apabila usaha yang diisukan oleh peminjam dana itu aman, produktif, menjaminkan, dll.

    2). Sistem kolateral dengan digital profiling adalah alternatif yang bagus. Untuk mencegah kecurangan peminjam dana, bank harus dapat menganalisa sejarah peminjam tersebut, mempelajari latar belakang keluarga nya, pekerjaan sebelumnya, catatan kriminal, dan aktifitas kredit selama 10 tahun. Apabila mencurigakan, akan ditolak dan peminjam dana harus mengasih bukti kuat bahwa dia akan memakai dana tersebut untuk membangun usaha.

    3). Membangun perusahaan yang menjual/beli perusahaan gagal. Pertama, mereka membeli usaha yang telah di sita oleh bank. Kedua, mereka membenarkan kesalahaan dari kegagalan perusahaan tersebut. Ketiga, dijual ke korporasi besar yang ingin mempunyai banyak cabang bisnis. (Seperti di film Preety Woman).

    Alasan untuk tidak takut:

    1). Krismon'97 terjadi karena kebodohan nepotisme, sekarang ini sistem berjalan.

    2). Takut akan terjadinya credit crunch seperti Mortage Crisis di Amerika tidak akan terjadi di sektor pembangunan, karena penyebab Mortage Crisis di Amerika adalah peminjaman credit konsumtif berlebihan.

    3). Negri Indonesia mempunyai banyak oportunitas pembangunan, untuk keamaanan liquiditas credit, dapat dijaga apabila mempunyai statistik dan data setiap usaha yang beroperasi, jumlah kapastias setiap sektor industri, prediksi jumlah sumber daya alam, inventory seluruh sumber daya alam di Indonesia.


    Penutup:

    Sekian artikel yang saya tulis buat kalian semua. Semoga dengan membaca tulisan ini kalian jadi mengerti sejarah Indonesia yang membentuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

    Referensi:
    * http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page
    * http://www.1ndonesia.info/
    * http://www.indogamers.com/f144/polit...o_ocean-68623/

    "Abandon fear, embrace hope". ~Nelson Mandela
    Quote Originally Posted by DoOs_101 View Post
    Benar sekali, kita harus belajar dari sejarah yang melebihi jaman revolusi sejak kejayaan Majapahit, bahwa setiap kegagalaan kepemerintahan Indonesia disebabkan oleh konflik internal dan misi negara yang tidak sesuai dengan struktur sosial negri tersebut.

    Bila kita perbandingkan antara kepemerintahan jaman dahulu dan jaman sekarang, keadaan saat ini seratus percent lebih baik.

    Professor saya yang berasal dari India mengatakan,

    "Indonesia's economy can sky rocket India if it were to complete its economic reconstruction."

    Dia menyetujui teori saya bahwa policy perbankan kita perlu dijadikan linen terhadap investor domestik.

  7. #6
    Wr-10's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    46
    Points
    54.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Tapi BI malah menaikan suku bunga jadi 9.5%...

  8. #7
    Antasari_Azhar's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Location
    Kantor KPK dan Rumah Rhani
    Posts
    276
    Points
    422.00
    Thanks: 3 / 6 / 5

    Default

    Wirasata memiliki risiko yang besar, tetapi mendapat hasil yang besar pula.

  9. #8
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    "Jumlah tersebut mendekati jumlah entrepreneur di Amerika yang saat ini berjumlah 2,14% walaupun masih jauh dibandingkan dengan negara tetangga kita Singapura yang memiliki jumlah 7,2% dari total jumlah penduduknya."

    Ayo sedikit lagi tiga persen. Kuatkan terus sektor riil.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  10. #9
    DoOs_101's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    2,371
    Points
    3,181.21
    Thanks: 0 / 9 / 8

    Default

    Saat ini adalah waktu untuk investasi, BI harus mengerti hal ini...

    http://sites.kauffman.org/pdf/gem_2003_us_report.pdf

    Menurut dokumen tersebut,

    Entrepreneurship di US berjumlah 15.7% dari seluruh populasi Amerika.
    Saya mempunyai estimasi bahwa dalam 2015, tingkat tersebut di Indonesia akan menjadi 6.2%. Dalam 2030, akan mencapai ideal rate yaitu 10% - 13%.
    Quotes of the week:
    "He vanishes only to return as a tyrant."


  11. #10
    [a]ll_stars[4]'s Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    depan komputer
    Posts
    21
    Points
    23.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Bagooos! teruslah menambah para wiraswasta dan gw akan menangis karena tersaingi toko gw.... T.T
    hue!?
    mendingan aye samain aja dah sama 54t4n
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  12. #11
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    2%nya dari wiraswasta indonesia itu termasuk investor asing?
    ato hanya lokal saja?
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  13. #12
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default

    Quote Originally Posted by luna_croz View Post
    2%nya dari wiraswasta indonesia itu termasuk investor asing?
    ato hanya lokal saja?
    Tentu saja investor lokal yang dimaksud Ciputra.

  14. #13
    ekspresi2nd's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Posts
    91
    Points
    108.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by DoOs_101 View Post
    Saat ini adalah waktu untuk investasi, BI harus mengerti hal ini...

    http://sites.kauffman.org/pdf/gem_2003_us_report.pdf

    Menurut dokumen tersebut,

    Entrepreneurship di US berjumlah 15.7% dari seluruh populasi Amerika.
    Saya mempunyai estimasi bahwa dalam 2015, tingkat tersebut di Indonesia akan menjadi 6.2%. Dalam 2030, akan mencapai ideal rate yaitu 10% - 13%.
    Masih jauh ya, tapi pasti bisa.

  15. #14
    SpiRiTzZz_12's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Posts
    65
    Points
    86.10
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Wildan, dari Asongan Jadi Pengusaha Sukses



    Jumat, 7 November 2008 | 13:53 WIB

    JAKARTA, JUMAT - Menjadi orang sukses adalah pilihan hidup setiap orang yang mau berusaha. Pemikiran itu yang membawa Wildan, pria berumur 38 tahun, sukses menjalankan beberapa bisnis sekaligus. la membuka bengkel jok mobil Mr. Seat, bengkel knalpot, menjual pisang goreng pasir Pisangku, dan menciptakan kompor hemat bahan bakar.

    Kerja keras dan terus menciptakan inovasi dalam berbisnis membuat seorang anak daerah dari Lampung bernama Wildan sukses menaklukkan ibukota. Saat ini, ia telah memiliki bengkel jok mobil yang sudah dikenal luas kualitas dan inovasinya. Namanya Mr. Seat di daerah Jl. Pangeran Antasari, Cipete, Jakarta Selatan.

    Dalam sebulan, Wildan mengaku bisa mengantongi omzet dari pesanan jok mobil antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Ia sering mengikuti pameran-pameran mobil dengan memamerkan kreasi jok mobil nyeleneh. "Saya pernah membungkus satu badan luar mobil Avanza baru dengan jok kulit buatan sendiri," kenangnya.

    Di samping itu, Wildan memiliki bengkel knalpot dan AC yang bersebelahan dengan lokasi bengkel Mr. Seat. Tidak hanya itu, sejak dua tahun silam, ia menjajal peruntungan dengan menjual pisang goreng pasir yang kala itu menjadi tren. Ia menamakan pisang pasirnya dengan merek Pisangku. Dari enam gerai miliknya, Wildan mengaku bisa menjual hingga 4.000 potong pisang goreng per gerai setiap akhir pekan. Pada hari biasa, rata-rata penjualannya 2.000 pisang.

    Untuk bisa menghemat ongkos produksi pisang pasirnya, Wildan mencoba menciptakan kompor hemat bahan bakar yang membuat proses penggorengan lebih cepat. Kompor bikinannya ini memiliki banyak semburan mata gas sehingga membuat wajan cepat papas. "Dengan menggunakan kompor ini, kami bisa mengefisiensikan bahan bakar dan menambah kapasitas penggorengan," ujarnya.

    Pencapaiannya itu tidak begitu saja dia dapatkan dalam sekejap mata. Ia bahkan tidak menyangka bisa sesukses sekarang. "Semua ini anugerah dan kehendak Tuhan sehingga saya bisa sesukses seperti saat ini," ujarnya merendah.

    Padahal, pada tahun 90-an, Wildan belum menjadi apa-apa. Ia bahkan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya di Lampung lantaran harus segera menghasilkan uang agar bisa melanjutkan hidup secara mandiri. la sempat menjual kartu-kartu ucapan di daerah Blok M sementara belum memiliki pekerjaan tetap. "Saya sering tidur di gudang-gudang daerah Aldiron karena tidak memiliki tempat tinggal tetap," kenangnya.

    Kala itu, untuk mencari pekerjaan lebih layak, selain menjadi penjual kartu ucapan, Wildan juga nyambi menjadi tenaga penjual (salesman) alatalat rumah tangga. "Saya menjalani pekerjaan tersebut sebaik-baiknya walaupun sebagai tukang jualan alat rumah tangga dari rumah ke rumah sering mendapat penolakan," kenangnya.

    Melakoni profesi sebagai tenaga penjual alias salesman alat-alat rumah tangga, Wildan sempat menjadi supervisor. la mulai menabung hasil jerih payahnya. Malang tak bisa ditolak, perusahaan tempat ia bekerja bangkrut. Wildan harus mencari tempat kerja lain agar bisa bertahan hidup.

    Tuhan memberi jalan. Dari koneksi sang kakak, Wildan mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan jasa pembebasan tanah. "Saya waktu itu sempat membebaskan tanah di Bali dan Lombok," ujarnya.

    Perlahan tapi pasti, tabungan Wildan mulai terkumpul. Tabungan ini kemudian ia jadikan modal membuka bengkel knalpot dan mesin penyejuk udara alias air conditioner (AC). "Waktu itu, abang Saya juga sudah lebih dulu membuka bengkel yang sama, tidak jauh dari bengkel saya. Lalu, kami patungan mendirikan bengkel, saya ditugasi untuk mengelolanya," ujar Wildan.

    Awalnya bisnis ini tak gampang. Wildan sempat putus asa, sebab ternyata peminat bengkelnya sangat sedikit. Sepi dan terus merugi. Saking frustrasi, sempat terbersit menjual tanah tempat bengkelnya berdiri. Untung langkah ini urung lantaran penawaran harganya sangat rendah. "Mungkin sudah takdir saya tidak boleh menjual bengkel itu," ujar Wildan.

    Tawaran lain datang. Tak seberapa lama, ada seseorang yang ingin bekerjasama membuka usaha jok mobil. Wildan diminta menyediakan tempat dan mencari pesanan, sang rekan mengerjakan pesanan jok mobil. Tapi, lagi-lagi, rencana ini tidak berjalan lancar. Sebab, mitranya selalu mangkir dari tenggat penyelesaian pesanan.

    Wildan lantas memutuskan kerjasama. Tapi, satu dari tiga pegawainya menyarankan terus menjalankan bisnis jok ini. Awalnya, ia sempat ragu, sebab ia tidak mengerti sama sekali bisnis jok mobil dan otomotif. Untunglah, sang pegawai yang sudah piawai mau membantu. Wildan mencoba menginvestasikan uangnya dengan membeli bahan-bahan jok. la memberi nama usahanya dengan sebutan Mr. Seat pada tahun 2002. Tapi, usahanya tetap saja sepi.

    Wildan belum menyerah. la lalu berusaha mengamati dan mempelajari bagaimana menjalankan usaha jok mobil di tempat lain yang lebih ramai peminat. Selain itu, ia rajin mempelajari teknik pemasangan jok dari media massa. Berbekal ilmu yang didapat, Wildan lalu menerapkannya. la memasang strategi lain: beriklan dengan janji kualitas bagus dan harga miring.

    Ternyata, dengan memberi diskon dan gebrakan saat membuka bengkel jok, Mr Seat mulai dikenal orang dan lama kelamaan banyak orang yang datang mengganti jok. "Saya sempat banting harga jok mobil sedan menjadi Rp 1 juta. Padahal, di bengkel lain, saat itu harganya Rp 1,6 juta," kenang Wildan.

    Tidak hanya itu, Wildan juga membuat terobosan dalam berpromosi, yaitu dengan membungkus body mobil dengan kain jok. Setelah itu, ia menambah bola besar dari kulit jok di badan mobil. Tuiuannya, mencuri perhatian masyarakat terhadap merek Mr. Seat. Hasilnya, masyarakat benarbenar tertarik dan memutuskan mengganti jok di Mr Seat.

    Namun, kesuksesan bisnis bengkel jok Mr. Seat tidak lantas membuat Wildan berpuas diri. Pada tahun 2005, bisnis pisang goreng Pontianak tiba-tiba populer di Jakarta. Jiwa bisnis Wildan mendorongnya menjajal peruntungan di bisnis ini juga.

    Pada awal 2006, Wildan mulai membuat pisang goreng premium dengan merek PisangKu di Bintaro, Tangerang. Kebetulan, ia pernah berjualan pisang goreng sejenis itu di Lampung, meskipun mandek dan gagal. Nah, agar tidak gagal lagi, sebelum membuat PisangKu, Wildan sempat mengantre membeli Pisang Goreng Pontianak yang sudah lebih dulu populer. "Tapi, saya khawatir usaha ini akan cepat mati. Sebab, mereka sangat terbuka soal resepnya sehingga sangat mudah ditiru orang," ujar Wildan.

    Faktanya, banyak sekali pisang pasir goreng sejenis bermunculan. Makanya, Wildan akhirnya membuat resep rahasia dengan pemilihan pisang dari Lampung, bukan dari Pontianak. "Sampai sekarang, karyawan saya tidak pernah tahu resep pembuatan pisang goreng pasir Saya tersebut," kata Wildan.

    Wildan mengaku, kegigihannya dalam menjalankan bisnisnya lahir dari perjalanan hidup sejak kecil. Waktu itu, Wildan harus membantu perekonomian keluarga dengan berdagang teh kotak dan tisu dari bus ke bus saat masih bersekolah di Lampung. Bahkan, ia sempat berjualan bakwan dan es. "Dari sana, saya tahu bahwa manusia harus berusaha jika ingin berhasil," ujamya.

    Saat ini, Wildan bisa membawahi ratusan pekerja di bengkel maupun gerai PisangKu. Kedepan, ia bercita-cita menciptakan makanan murah meriah tapi memiliki keunikan yang bisa menjadi tren di Jakarta. "Masih saya pikirkan jenis makanan apa. Yang jelas, saya akan menjaga bisnis saya terus berjalan," ujarnya.

    Rizki Caturini

    http://kompas.com/read/xml/2008/11/0...ngusaha.sukses

    Contoh orang yang mau berusaha, coba 15 persen orang Indonesia mau kayak gini.

  16. #15
    SpiRiTzZz_12's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Posts
    65
    Points
    86.10
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Wayan Mertha, Memadukan Bisnis dan Penghijauan

    Selasa, 18 November 2008 | 12:45 WIB

    Awalnya, I Wayan Mertha tidak berpikir muluk-muluk saat menanam berbagai jenis bibit pohon di antara tanaman kakaonya di Desa Balinggi, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, sekitar 120 kilometer arah timur Palu, pada tahun 2000.

    Tanaman kakao harus dilindungi dengan tanaman lebih besar dan rimbun demi mendapatkan buah-buah yang bagus,” cerita Wayan Mertha mengenai pemikiran sederhananya waktu itu.

    Selain itu, ia juga berharap, tanaman pelindung tersebut suatu saat bisa dipanen dan menghasilkan uang. Di sisi lain, untuk lingkungan sekitarnya, tanaman pelindung juga dapat berfungsi menguatkan tanah dan menyerap air.

    Maka, Wayan Mertha pun menanam berbagai jenis tanaman berakar kuat, berdaun rimbun, dan berbatang besar di antara tanaman kakao. Bibitnya dia pungut di hutan sekitar kebunnya. Pembibitan dia lakukan sendiri hingga menjadi anakan pohon siap tanam.

    ”Saat itu, banyak yang mencemooh dan menertawakan apa yang saya lakukan. Kata mereka, ngapain tanam pohon, enggak ada untungnya, enggak bisa jadi uang. Lagi pula, orang-orang pada menebang pohon, saya malah menanam pohon,” tutur Wayan Mertha.

    Dicemooh, dia bergeming. Dengan tekun, ia terus menanam bibit pohon, seperti meranti, palupi, nantu, dan durian. Khusus pohon durian, Wayan tidak menanam untuk mengambil buahnya, tetapi lebih memanfaatkan batang kayunya.

    Suami Ni Wayan Aryani ini tak peduli bahwa penanaman pohon itu mengakibatkan tanaman kakao miliknya jadi tak sebanyak di kebun orang lain yang memenuhi kebunnya hanya dengan tanaman kakao. Namun, kebun sekaligus hutan kecil Wayan Mertha itu terus bertambah sedikit demi sedikit karena ia membeli lahan terbengkalai di sekitar kebunnya. Luas kebunnya pun mencapai 17 hektar.

    Ketekunan Wayan kemudian mulai membuka mata warga sekitarnya, terutama para pemilik kebun. Sebab, pohon kakao di kebun Wayan ternyata tumbuh lebih subur dan berbuah lebih bagus dibandingkan kakao di kebun milik petani lainnya. Selain itu, tanah di kebunnya juga menjadi lebih subur. Sumber airnya pun tak pernah kering pada musim kemarau sekalipun.

    ”Warga lain lalu mulai ikut menanam pohon di antara tanaman kakaonya, atau menebang tanaman kakao yang sudah tua dan menggantinya dengan tanaman pohon. Bibitnya mereka ambil gratis dari saya. Memang, hampir sepanjang waktu saya terus melakukan pembibitan dan memberikan kepada siapa saja yang mau,” katanya.

    Industri kayu

    Mata warga sekitar betul-betul terbuka, bahkan tidak sedikit yang terenyak ketika, Agustus lalu, Wayan Mertha memanen tanaman pohon yang sudah berumur dari lahan sekitar satu hektar. Kayu dari hutan miliknya itu dijual dengan harga ”lumayan”. Bahkan, ia bisa membuat industri kayu kecil-kecilan untuk mengolah kayu dari hutannya tersebut.

    ”Tetapi, saya tidak memanen pohon dengan begitu saja. Jauh sebelum saya panen, saya sudah menanam anakan pohon di sejumlah luas areal, atau batang yang saya panen. Jadi, lahannya tidak akan kosong. Lagi pula, pola penanamannya saya atur juga agar panen tidak serentak, melainkan bergiliran sesuai usia pohon dan besarnya anakan yang ditanam,” ceritanya.

    Wayan Mertha sejauh ini sudah terbilang berhasil memadukan bisnis dan penghijauan, dengan mengawinkan kebun dan hutan. Dari sisi penghijauan, lahan kosong yang semula telantar kini sudah penuh tanaman dan menjelma menjadi hutan.

    Dari sisi bisnis, kayu yang ditanamnya pun menghasilkan uang. Bahkan seperti virus, apa yang dilakukan Wayan mulai menjalar kepada para pemilik kebun lainnya. Di sekitar kebunnya saja sudah ada 50-an petani yang mengikuti jejaknya.

    Mukramin, Kepala Dinas Kehutanan Parigi Moutong, bahkan mengakui, konsep bisnis dan penghijauan yang dilakukan Wayan Mertha dijadikan percontohan oleh dinas kehutanan untuk disosialisasikan kepada para pemilik kebun yang lain.

    ”Masyarakat sudah mulai mengikuti apa yang dilakukan Wayan. Dampaknya, selain menjaga kesuburan tanah dan terpeliharanya sumber air, warga juga sedikit demi sedikit mulai sadar agar tidak menebang hutan sembarangan. Mereka sadar pada pentingnya fungsi tanaman pelindung, sekaligus melihat tanaman pelindung sebagai investasi jangka panjang,” tutur Mukramin.

    Manja dan seenak hati

    Wayan Mertha adalah lelaki sederhana yang hanya tamat sekolah dasar. Sebagai anak tunggal diakuinya membuat dia menjadi manja dan berlaku seenak hati, termasuk tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

    Masa muda lebih banyak dia habiskan dengan bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Keinginannya merantau keluar dari Bali, kendati pada awalnya ditentang orangtuanya, membawa Wayan ke Parigi Moutong pada tahun 1976. Saat itu ia sekadar mengikuti beberapa temannya yang sudah terlebih dahulu pergi ke Parigi.

    Tanpa bekal keterampilan dan pendidikan memadai, Wayan Mertha bertahan hidup dengan menjadi kenek. Hidup jauh dari orangtua dan sanak keluarga membuat dia sadar harus menata sendiri kehidupannya, dan tidak bergantung kepada orang lain. Terlebih saat ia memutuskan menikahi Ni Wayan Aryani pada 1982.

    Pendapatan jadi kenek dan buruh kasar sebagian dia tabung, dan digunakan untuk membeli sebidang sawah. Penghasilan dari sawah itu dia kumpulkan pula guna membuka usaha warung kecil-kecilan.

    Seiring berjalannya waktu, Wayan Mertha lalu membeli lahan kebun untuk bertanam kakao. Lahan yang semula cuma sepetak terus bertambah. Dia kemudian mulai menanam pohon pada tahun 2000.

    Pengetahuannya mengenai penanaman pohon, antara lain, diperoleh saat masih tinggal di Bali. Wayan bercerita, tempat tinggalnya di Bali berada di tepi hutan sehingga dia mengenal jenis-jenis pohon, termasuk bagaimana pemeliharaannya.

    Belakangan, Wayan Mertha juga melakukan berbagai eksperimen menanam pohon dengan menggunakan batang pohon, bukan bibit.

    Kalau semula menanam pohon sekadar melindungi tanaman kakaonya, kini Wayan Mertha terobsesi menghijaukan lahan gersang. Setidaknya hal ini sudah dia mulai dengan membeli 17 hektar lahan kosong di Kayumalue, Palu. Lahan ini akan dia tanami berbagai jenis pohon. Penanaman dilakukan pada November ini, bersamaan dengan datangnya musim hujan.

    ”Menanam pohon itu mudah, yang penting bibitnya bagus, anakan yang ditanam sudah cukup umur, dan waktu penanamannya tepat. Kalau akarnya sudah cukup kuat, dibiarkan saja juga tidak jadi soal karena pohon akan tumbuh alami. Setelah itu kita tinggal menikmati hasilnya, baik dampaknya pada lingkungan, maupun sebagai tambahan penghasilan,” tutur Wayan Mertha bersemangat.

    Reny Sri Ayu Taslim
    Sumber : Kompas Cetak

    http://www.kompas.com/read/xml/2008/...an.penghijauan

    Seharusnya apa yang dilakukan Pak Wayan perlu ditiru oleh perusahaan besar yang menggunduli hutan kita

Page 1 of 4 1234 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •