Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 15 of 16
http://idgs.in/139694
  1. #1
    3agl3one's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Posts
    2,594
    Points
    761.00
    Thanks: 68 / 30 / 14

    Default [Kritik] Jakarta Dimata Jurnalis Internasional

    tidak dpt dipungkiri lagi, Kota Jakarta merupakan cermin dari Indonesia sebagai 1 negara
    bagamaina tanggapan orang luar mengenai Ibokota negara kita, yang selalu dibangga2kan oleh penduduknya? seberapa besarkah pengaruh jakarta dalam menunjukkan perbaikan di segala bidang oleh pemerintah?
    let's see
    Spoiler untuk Jakarta: In Need of Improvements :



    Andre Vitchek
    Worldpress.org contributing editor
    July 26, 2007


    Today, high-rises dot the skyline, hundreds of thousands of vehicles belch fumes on congested traffic arteries and super-malls have become the cultural centers of gravity in Jakarta , the fourth largest city in the world. In between towering super-structures, humble kampongs house the majority of the city dwellers, who often have no access to basic sanitation, running water or waste management.
    Pada saat ini, gedung pencakar langit, jalanan macet dipadati oleh ratusan ribu kendaraan, dan mal2 raksasa telah menjadi pusat kebudayaan Jakarta, yg notabene merupakan kota terbesar ke-4 di dunia. Terjepit diantara gedung tinggi, terhampar perkampungan dimana bermukim sebagian besar penduduk Jakarta yg tdk memiliki akses sanitasi dasar, air bersih atau pengelolaan limbah.

    While almost all major capitals in the Southeast Asian region are investing heavily in public transportation, parks, playgrounds, sidewalks and cultural institutions like museums, concert halls and convention centers, Jakarta remains brutally and determinately 'pro-market' profit-driven and openly indifferent to the plight of a majority of its citizens who are poor.
    Disaat hampir semua kota-kota utama lain di Asia Tenggara menginvestasikan dana besar-besaran utk transportasi publik, taman kota, taman bermain, trotoar besar; dan lembaga kebudayaan spt museum, gedung konser, dan pusat pameran; Jakarta tumbuh secara BRUTAL dgn berpihak hanya pada PEMILIK MODAL dan TIDAK PEDULI akan nasib mayoritas penduduknya yg MISKIN.

    Most Jakartans have never left Indonesia , so they cannot compare their capital with Kuala Lumpur or Singapore ; with Hanoi or Bangkok . Comparative statistics and reports hardly make it into the local media. Despite the fact that the Indonesian capital is for many foreign visitors a 'hell on earth,' the local media describes Jakarta as "modern," "cosmopolitan, " and "a sprawling metropolis."
    Kebanyakan penduduk Jakarta belum pernah pergi ke luar negeri, sehingga mereka tdk dpt membandingkan kota Jakarta dengan Kuala Lumpur,Singapura,Hanoi,atau Bangkok . Liputan dan statistik pembanding juga jarang ditampilkan oleh media massa setempat. Meskipun bagi para wisatawan asing Jakarta merupakan NERAKA DUNIA, media massa setempat menggambarkan Jakarta sebagai kota "modern", "kosmopolitan" , dan "metropolis" .

    Newcomers are often puzzled by Jakarta 's lack of public amenities. Bangkok , not exactly known as a user-friendly city, still has several beautiful parks. Even cash-strapped Port Moresby , capital of Papua New Guinea , boasts wide promenades, playgrounds, long stretches of beach and sea walks. Singapore and Kuala Lumpur compete with each other in building wide sidewalks, green areas as well as cultural establishments. Manila , another city without a glowing reputation for its public amenities, has succeeded in constructing an impressive sea promenade dotted with countless cafes and entertainment venues while preserving its World Heri tage Site at In tramuros. Hanoi repaved its wide sidewalks and turned a park around Huan-Kiem Lake into an open-air sculpture museum.
    Para pendatang/wisatawan seringkali terheran-heran dengan kondisi Jakarta yg tdk memiliki taman rekreasi publik. Bangkok, yg tdk dikenal sbg kota yg ramah publik, masih memiliki beberapa taman yg menawan. Bahkan, Port Moresby, ibukota Papua Nugini yg miskin, terkenal akan taman bermain yg besar, pantai dan jalan setapak di pinggir laut yg indah.Singapura & Kuala Lumpur bersaing membangun trotoar lebar,area hijau,juga tempat2 kebudayaan. Manila,kota lain yg tdk terkenal oleh kalangan umum,telah sukses mengkrontruksi sebuah area dgn pemandangan laut yg berisi cafe & pusat hiburan yg tak terhitung jumlahnya. Hanoi memperlebar trotoarnya dan mengubah sebuah taman di sekitar Huan-Kiem menjadi sebuah Museaum terbuka

    But in Jakarta , there is a fee for everything. Many green spaces have been converted to golf courses for the exclusive use of the rich. The approximately one square kilometer of Monas seems to be the only real public area in a city of more than 10 million. Despite being a maritime city, Jakarta has been separated from the sea, with the only focal point being Ancol, with a tiny, mostly decrepit walkway along the dirty beach dotted with private businesses.
    Tapi di Jakarta,perlu biaya untuk segala sesuatu. Banyak lahan hijau diubah menjadi lapangan golf demi kepentingan orang kaya. Kawasan Monas seluas kurang lebih 1 km persegi bisa jadi merupakan satu-satunya kawasan publik di kota berpenduduk lebih dari 10 juta ini. Meskipun menyandang predikat kota maritim, Jakarta telah terpisah dari laut dgn Ancol; dgn pantainya yg kecil,kotor,yg terjepit oleh bisnis2/peruasahaan2 pribadi.


    Even to take a walk in Ancol, a family of four has to spend approximately $4.50 (40,000 Indonesian Rupiahs) in entrance fees, something unthinkable anywhere else in the world. The few tiny public parks which survived privatization are in desperate condition and mostly unsafe to use.
    Bahkan kalau mau jalan-jalan ke Ancol, satu keluarga dengan 4 orang anggota keluarga harus mengeluarkan uang Rp 40.000 untuk tiket masuk; satu hal yg tak masuk akal di belahan lain dunia. Beberapa taman publik kecil kondisinya menyedihkan dan tidak aman.


    There are no sidewalks in the entire city, if one applies international standards to the word "sidewalk." Almost anywhere in the world (with the striking exception of some cities in the United State , like Houston and Los Angeles ) the cities themselves belong to pedestrians. Cars are increasingly discouraged from travelling in the city centres. Wide sidewalks are understood to be the most ecological, healthy and efficient forms of short-distance public transportation in areas with high concentrations of people.
    Sama sekali tdk ditemui tempat pejalan kaki di seluruh penjuru kota (tempat pejalan kaki yg dimaksud adalah sesuai dgn standar "internasional" ). Nyaris seluruh kota-kota di dunia (kecuali beberapa kota di AS, seperti Houston dan LA) ramah terhadap pejalan kaki. Mobil seringkali tdk diperkenankan berkeliaran di pusat kota . Trotoar yg lebar merupakan sarana transportasi publik jarak pendek yg paling efisien, sehat, dan ramah lingkungan di daerah yg padat penduduk.


    In Jakarta , there are hardly any benches for people to sit and relax, and no free drinking water fountains or public toilets. It is these small, but important, 'details' that are symbols of urban life anywhere else in the world.
    Di Jakarta, nyaris tdk dijumpai bangku utk duduk dan rileks, tdk ada keran air minum gratis atau toilet umum. Ini memang remeh, tp sangat penting, merupakan suatu detil yg menjadi simbol kehidupan perkotaan di bagian lain dunia.


    Most world cities, including those in the region, want to be visited and remembered for their culture. Singapore is managing to change its 'shop-till-you- drop' image to that of the centre of Southeast Asian arts. The monumental Esplanade Theatre has reshaped the skyline, offering first-rate international concerts in classical music, opera, ballet, and also featuring performances from some of the leading contemporary artists from the region. Many performances are subsidized and are either free or cheap, relative to the high incomes in the city-state.
    Sebagian besar kota-kota dunia, ingin dikunjungi dan dikenang akan kebudayaannya. Singapura sedang berupaya mengubah citra kota belanjanya menjadi jantung kesenian Asia Tenggara. Esplanade Theatre yg monumental telah mengubah wajah kota Singapura, dimana ia menawarkan konser musik klasik, balet, dan opera internasional kelas satu, disamping pertunjukan artis kontemporer kawasan. Banyak pertunjukan yg disubsidi dan seringkali gratis atau murah, bila dibandingkan dgn pendapatan warga kota yg relatif tinggi.


    Kuala Lumpur spent $100 million on its philharmonic concert hall, which is located right under the Petronas Towers , among the tallest buildings in the world. This impressive and prestigious concert hall hosts local orches tr a companies as well top internationalperformers. The city is currently spending further millions to refurbish its museums and galleries, from the National Museum to the National Art Gallery .
    Kuala Lumpur menghabiskan $100 juta utk membangun balai konser philharmonic yg terletak persis di bawah Petronas Tower, salah satu gedung tertinggi di dunia. Balai konser prestisius dan impresif ini mempertunjukkan grup orkestra lokal dan internasional. Kuala Lumpur juga sedang menginvestasikan beberapa juta dolar utk memugar museum dan galeri, dari Museum Nasional hingga Galeri Seni Nasional.


    Hanoi is proud of its culture and arts, which are promoted as its major at tr action millions of visitors flock into the city to visit countless galleries stocked with canvases, which can be easily described as some of the best in Southeast Asia . Its beautifully restored Opera House regularly offers Western and Asian music treats.
    Hanoi bangga akan budaya dan seninya, yg dipromosikan guna menarik jutaan turis utk mengunjungi galeri-galeri lukisan yg tak terhitung jumlahnya, dimana lukisan2 tersebut merupakan salah satu yg terbaik di Asia Tenggara. Gedung Operanya yg dipugar secara reguler mempertunjukkan pagelaran musik Asia dan Barat.


    Bangkok's colossal temples and palaces coexist with ex tr emely cosmopolitan fare international theater and film festivals, countless performances, jazz clubs with local and foreign artists on the bill, as well as authentic culinary delights from all corners of the world. When it comes to music, live performances and nightlife, there is no city in Southeast Asia as vibrant as Manila .
    Candi-candi dan istana kolosal di Bangkok eksis berdampingan dengan teater dan festival film internasional, klub jazz yg tak terhitung jumlahnya, dan juga pilihan kuliner otentik dari segala penjuru dunia. Kalau bicara musik dan kehidupan malam, tak ada kota di Asia Tenggara yang semeriah Manila .


    Now back to Jakarta . Those who have ever visited the city's 'public libraries' or National Archives building will know the difference. No wonder; in Indonesia education, culture and arts are not considered to be 'profitable' (with the exception of pop music), and are therefore made absolutely irrelevant. The country spends the third lowest amount in the world on education (according to The Economist, only1.2 percent of its GDP) after Equatorial Guinea and Ecuador (there the situation is now rapidly improving with the new progressive government).
    Nah, sekarang balik ke Jakarta. Siapapun yg pernah berkunjung ke "perpustakaan umum" atau gedung Arsip Nasional pasti tahu bedanya. Tak heran, dlm pendidikan Indonesia, budaya dan seni tdk dianggap "menguntungkan" (kecuali musik pop), sehingga menjadi tdk relevan. Indonesia merupakan negara dgn ANGGARAN PENDIDIKAN TERENDAH nomor 3 di dunia (menurut The Economist, hanya 1,2% dari PDB) setelah Guyana Khatulistiwa dan Ekuador (di kedua negara tersebut keadaan sekarang berkembang cepat berkat pemerintahan baru yang progresif)


    Museums in Jakarta are in appalling condition, offering absolutely no important international exhibitions. They look like they fell on the city from a different era and no wonder the Dutch built almost all of them. Not only are their collections poorly kept, but they lack elements of modernity there are no elegant cafes, museum shops, bookstores or even public archives. It appears that the individuals running them are without vision and creativity. However, even if they did have inspired ideas, there would be no funding to carry them out.
    Museum2 di Jakarta berada dalam kondisi memprihatinkan, sama sekali tidak menawarkan eksibisi internasional. Museum tersebut terlihat spt berasal dari zaman baheula dan tak heran kalau Belanda yg membangun kesemuanya. Tdk hny koleksinya yg tak terawat, tp jg ketiadaan unsur2 modern spt kafe, toko cinderamata, toko buku atau perpustakaan publik. Kelihatannya manajemen museum tdk pny visi atau kreativitas. Bahkan, meskipun mereka pny visi atau kreativitas, pasti akan terkendala dgn ketiadaan dana.


    It seems that Jakarta has no city planners, only private developers that have no respect for the majority of its inhabitants who are poor (the great majority, no matter what the understated and manipulated government statistics say). The city abandoned itself to the private sector, which now controls almost everything, from residential housing to what were once public areas.
    Sepertinya Jakarta tdk pny perencana kota, hanya ada pengembang swasta yg tdk pny respek atau kepedulian akan mayoritas penduduk yg miskin (mayoritas besar, tak peduli apa yg dikatakan oleh data statistik yg seringkali DIMANIPULIR pemerintah). Kota Jakarta praktis menyerahkan dirinya ke sektor swasta, yg kini nyaris mengendalikan semua hal, mulai dari perumahan hingga ke area publik.


    While Singapore decades ago, and Kuala Lumpur recently, managed to fully eradicate poor, unsanitary and depressing kampongs from their urban areas, Jakarta is unable or unwilling to offer its citizens subsidized, affordable housing equipped with running water, electricity, a sewage system, wastewater tr eatment facilities, playgrounds, parks, sidewalks and a mass public transportation system.
    Sedangkan beberapa dekade yang lalu di Singapura, dan baru-baru ini di Kualalumpur, mereka berhasil menghilangkan total perkampungan kumuh dari wilayah kota. Namun Jakarta tdk mampu atau tdk mau memberikan warganya perumahan bersubsidi dgn harga terjangkau yg dilengkapi dgn air ledeng, listrik, sistem pembuangan limbah, taman bermain, trotoar dan sistem transportasi massal.


    Rich Singapore aside, Kuala Lumpur with only 2 million inhabitants boasts one metroline (Putra Line), one monorail, several efficient Star LRT lines, suburban tr ain links and high-speed rail system connecting the city with its new capital Putrajaya. The "Rapid" system counts on hundreds of modern, clean and air-conditioned buses. Transit is subsidized; a bus ticket on "Rapid" costs only $.60 (2 Malaysian Ringgits) for unlimited day use on the same line. Heavily discounted daily and monthly passes are also available.
    Selain Singapura, Kualalumpur dengan berpenduduk hanya 2 juta jiwa memiliki satu jalur Metro (Putra Line), satu monorail, beberapa jalur LRT Star yg efisien, dan jaringan kereta api kecepatan tinggi yg menghubungkan kota dgn ibu kota baru Putrajaya. Sistem "RApid" memiliki ratusan bus modern, bersih, dan ber-AC. Tarifnya disubsidi, tiket bus Rapid hanya sekitar 2 Ringgit (kuranglebih Rp 4600) utk penggunaan tak terbatas sepanjang hari di jalur yg sama. Tiket abonemen bulanan dan harian yg sangat murah juga tersedia.


    Bangkok contracted German firm Siemens to build two long "Sky Train" lines and one me tr o line. It is also utilizing its river and channels as both public transportation and as a tourist attraction. Despite this enormous progress, the Bangkok city administration claims that it is building an additional 50 miles (80 kilometers) of tracks for these systems in order to convince citizens to leave their cars at home and use public transportation. Polluting pre-historic buses are being banned from Hanoi , Singapore , Kuala Lumpur and gradually from Bangkok .. Jakarta , thanks to corruption and phlegmatic officials, is in its own league even in this field.
    Bangkok menunjuk kontraktor Siemens dari Jerman utk membangun 2 jalur panjang "Sky Train" dan 1 jalur metro. Bangkok juga memanfaatkan sungai dan kanal sbg transportasi publik dan objek wisata. Pemerintahan kota Bangkok jg mengklaim bahwa mereka sedang membangun jalur tambahan sepanjang 80 km utk sistem tersebut guna meyakinkan penduduk utk meninggalkan mobil mereka di rumah dan memanfaatkan transportasi umum. Bus2 kuno yg berpolusi sudah sepenuhnya dilarang beroperasi di Hanoi , Singapura, Kualalumpur, dan Bangkok . Jakarta ? Berkat korupsi dan pejabat pemerintahan yg tak kompeten, Jakarta tenggelam dlm kondisi yg berkebalikan dengan kota-kota tersebut.


    Mercer Human Resource Consulting, in its reports covering quality of life, places Jakarta repeatedly on the level of poor African and South Asian cities, below metropolises like Nairobi and Medellin .
    Mercer Human Resource Consulting, dlm laporannya tentang kualitas hidup, menempatkan Jakarta di posisi setara dengan kota-kota miskin di Afrika dan Asia Selatan, bahkan di bawah kota Nairobi dan Medellin!!


    Considering that it is in the league with some of the poorest capitals of the world, Jakarta is not cheap. According to the Mercer Human Resource Consulting 2006 Survey, Jakarta ranked as the 48th most expensive city in the world for expatriate employees, well above Berlin (72nd), Melbourne (74th) and Washington D.C. (83rd). And if it is expensive for expa tr iates, how is it for local people with a GDP per capita below $1,000?
    Walaupun Jakarta menjadi salah satu ibukota terburuk di dunia, hidup disana TIDAK murah.Menurut Survey Mercer Human Resource Consulting tahun 2006, Jakarta menduduki peringkat 48 kota termahal di dunia utk ekspatriat, jauh di atas Berlin (peringkat 72), Melbourne (74) dan Washington DC (83). Nah, kalau utk ekspatriat saja mahal, apalagi buat penduduk lokal yg pendapatan perkapita DIBAWAH $1000??


    Curiously, Jakartans are silent. They have become inured to appalling air quality just as they have gotten used to the sight of children begging, even selling themselves at the major intersections; to entire communities living under elevated highways and in slums on the shores of canals turned into toxic waste dumps; to the hours-long commutes; to floods and rats.
    Anehnya, orang Jakarta diam seribu bahasa. Mereka pasrah akan kualitas udara yg jelek, terbiasa dgn pemandangan pengemis di perempatan jalan, dgn kampung kumuh di bawah jalan layang dan di pinggir sungai yg kotor dan penuh limbah beracun, dgn kemacetan berjam-jam, dgn banjir dan tikus2.


    But if there is to be any hope, the truth has to eventually be told, and the sooner the better. Only a realistic and brutal diagnosis can lead to treatment and a cure. As painful as the truth can be, it is always better than self-deceptions and lies. Jakarta has fallen decades behind capitals in the neighbouring countries in aesthetics, housing, urban planning, standard of living, quality of life, health, education, culture, transportation, food quality and hygiene. It has to swallow its pride and learn from Kuala Lumpur , Singapore , Brisbane and even in some instances from its poorer neighbours like Port Moresby , Manila and Hanoi .
    Kalau saja ada sedikit harapan, kebenaran pasti akan terucap, dan semakin cepat semakin baik. Hanya diagnosis kejam dan realistis yg bisa mengarah pada obat. Betapapun pahitnya kebenaran, tetap saja lebih baik ketimbang dusta dan penipuan. Jakarta telah tertinggal jauh di belakang ibukota lain negara tetangga dalam hal estetika, pemukiman, kebudayaan, transportasi, dan kualitas dan higienis makanan. Sekarang Jakarta telah kehilangan kebanggaan dan hrs belajar dari Kualalumpur, Singapura, Brisbane, dan bhkn dlm beberapa hal dari tetangganya yg lebih miskin seperti Port Moresby, Manila, dan Hanoi.


    Comparative statistics have to be transparent and widely available. Citizens have to learn how to ask questions again, and how to demand answers and accountability. Only if they understand to what depths their city has sunk can there be any hope of change. "We have to watch out," said a concerned Malaysian filmmaker during New Year's Eve celebrations in Kuala Lumpur . " Malaysia suddenly has too many problems. If we are not careful, Kuala Lumpur could end up in 20 or 30 years like Jakarta !"
    Data statistik harus transparan dan tersedia luas. Warga harus belajar bertanya dan bagaimana utk memperoleh jawaban dan akuntabilitas. Hanya kalau mereka memahami seberapa dalamnya kota mereka telah terperosok, maka barulah ada harapan. "Kita harus berhati-hati" kata produser film Malaysia dalam perayaan tahun baru di Kualalumpur. " Malaysia punya banyak masalah. Kalau kita tidak hati-hati, dalam 20-30 tahun Kualalumpur akan bernasib sama seperti Jakarta !"


    Could this statement be reversed? Can Jakarta find the strength and solidarity to mobilize in time catch up with Kuala Lumpur ? Can decency overcome greed? Can corruption be eradicated and replaced by creativity? Can private villas shrink in size and green spaces, public housing, playgrounds, libraries, schools and hospitals expand?
    Dapatkah pernyataan ini dibalik? Mampukah Jakarta menemukan kekuatan dan solidaritas utk mobilisasi sehingga dpt menyaingi Kualalumpur? Mampukah kecukupan mengatasi keserakahan? Dapatkah korupsi diberantas dan diganti dgn kreatifitas? Akankah ukuran vila pribadi mengecil; dan kawasan hijau, perumahan publik, taman bermain, perpustakaan, sekolah dan rumah sakit berkembang pesat?


    An outsider like me can observe, tell the story and ask questions. Only the people of Jakarta can offer the answers and solutions.
    Orang luar seperti saya hanya dpt mengamati, bercerita, dan bertanya. Dan hanya masyarakat Jakarta yg punya jawaban dan solusinya.


    http://www.akppi.org/index2.php?opti...do_pdf=1&id=97

    Jadi, dengan berat hati saya katakan, apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini, sangat2 kecil dampaknya bagi keseluruhan aspek pembangunan di masyarakat.
    Last edited by Menara_Jakarta; 03-12-08 at 17:22.
    yang suka becanda autis, BACA

  2. Hot Ad
  3. #2
    kucinkz's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    City of Emenkz
    Posts
    1,227
    Points
    1,364.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    artikerlnya memang cukup realistis dimata gwe yg tiap hari liatin kehidupan di Jakarta...kalo istilah mata kuliah perencanaaan kotanya aanak arsitek.jakarta itu udah kronis.perencanaan perkotaannya dari awalnya udah ga bener.

    to modz...req tolong jgn diclosed ato kalo ngga di pindah aja...ini topik bagus..sayang kalo di closed gara2 kurang link TSnya
    Last edited by kucinkz; 03-12-08 at 14:18.
    "let them live in peace among us"

  4. #3
    raidenX's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Posts
    945
    Points
    1,232.30
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    indoneisa bukan cuma jakarta....
    maybe saat ini pemerintah lebih memfokuskan pembangunan di daerah2 laen....
    Last edited by Menara_Jakarta; 03-12-08 at 17:22.

    anjrit.....speednya bikin ngiler

  5. #4
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Setelah Ali Sadikin turun hingga Sutiyoso, masterplan yang ada dilanggar, dari sembarangan penambahan monorail hingga pembangunan mall dan apartemen besar-besaran. Sutiyoso memberi izin dengan tujuan agar dapat menjadi kota internasional.

    Sejak zaman Fauzi Bowo, pelan-pelan tapi berjalan, bangunan tanpa izin digusur, SPU tanpa izin digusur, pembangunan taman-taman (ada yang udah jadi juga, contoh Taman Menteng, Taman Jogging Kelapa Gading), dan terus berusaha RTH. MRT, BKT pun terus menunjukan progress yang berarti. Kita tunggu apakah Fauzi Bowo yang ahli tata kota akan berhasil, dan kita jadikan ini sebagai cambuk untuk maju, bukan untuk membuat kita malu sebagai bangsa Indonesia yang sedang on progress menuju 2030.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  6. #5
    3agl3one's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Posts
    2,594
    Points
    761.00
    Thanks: 68 / 30 / 14

    Default

    Quote Originally Posted by Menara_Jakarta View Post
    Setelah Ali Sadikin turun hingga Sutiyoso, masterplan yang ada dilanggar, dari sembarangan penambahan monorail hingga pembangunan mall dan apartemen besar-besaran. Sutiyoso memberi izin dengan tujuan agar dapat menjadi kota internasional.

    Sejak zaman Fauzi Bowo, pelan-pelan tapi berjalan, bangunan tanpa izin digusur, SPU tanpa izin digusur, pembangunan taman-taman (ada yang udah jadi juga, contoh Taman Menteng, Taman Jogging Kelapa Gading), dan terus berusaha RTH. MRT, BKT pun terus menunjukan progress yang berarti. Kita tunggu apakah Fauzi Bowo yang ahli tata kota akan berhasil, dan kita jadikan ini sebagai cambuk untuk maju, bukan untuk membuat kita malu sebagai bangsa Indonesia yang sedang on progress menuju 2030.
    yup memang benar ada taman dibangun, tapi hanya bisa dinikmati orang2 yang punya duit !!!
    yang suka becanda autis, BACA

  7. #6
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by 3agl3one View Post
    yup memang benar ada taman dibangun, tapi hanya bisa dinikmati orang2 yang punya duit !!!
    nope, taman seperti Taman Jogging Kelapa Gading itu gratis kok.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  8. #7

    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Earth
    Posts
    196
    Points
    222.20
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    terakhir yang gw liat jakarta makin bersih....tp memang msh bnyak bangunan liar dan lebih lagi....jgn buang sampah disungai donk, budaya kebersian ini yang sulit dilestarikan.

    Mudah2an aja...banjir yang jadi langganan resmi kota jakarta bs dihilangkan, soalnya kota jakarta tuh dibawah permukaan air laut, bayangkan aja bila terjadi hujan.

    seperti belanda, tp belanda bs jaga kebersihan....setahu gw di Metro tv, pemerintah setempat datangkan truck pengeruk sungai kan?? tp blom dimaksimalkan soalnya yang bisa operasikan cuma 2 orang...giliran orang belanda datang buat training Operator buat pengoperasian truck pengeruk..orang2 yang mo jadi Operatornya malah molor waktu (kebiasaan jam karet sih) heheheeh....

  9. #8
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Bangunan Liar di Kali Apuran Mulai Dibongkar


    BERITAJAKARTA.COM — 02-12-2008 17:06
    Janji Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat membongkar bangunan liar di Kali Apuran ternyata benar-benar dibuktikan. Sejumlah bangunan mulai dibongkar hari ini, Selasa (2/12). Dan ditargetkan rampung akhir Desember mendatang. Pembongkaran dimulai dengan merobohkan bangunan yang digunakan untuk usaha bengkel, kemudian dilanjutkan dengan membongkar dua bangunan berbentuk rumah tinggal milik Neneng (35) dan Jumadi (42).

    Dengan mengerahkan sekitar 200 aparat gabungan dari Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, Sudin Tramtib Jakarta Barat, TNI, dan kepolisian setempat, sebuah bengkel mobil dengan nama PT EP langsung dapat dirobohkan menggunakan bekho. Bangunan seluas 1,5x 16 meter itu dibangun di bantaran kali dengan cara menguruk hingga menyebabkan lebar kali menjadi 4 meter. "Kita akan bongkar semua bangunan yang berdiri di atas aliran Kali Apuran, dan kita akan lakukan secepatnya," ujar Heryanto, Kasudin PU Tata Air Jakarta Barat, Selasa (2/12).

    Ia menuturkan, untuk merealisasikan program normalisasi Kali Apuran, sebanyak 1.468 bangunan liar akan dibongkar, dan ditargetkan pembongkaran akan selesai akhir Desember tahun ini. Bangunan-bangunan yang dianggap mengganggu aliran kali itu terdapat di empat kelurahan, yaitu 267 bangunan di Kelurahan Kapuk, 889 Kelurahan Kedaung Kaliangke, 196 bangunan di Kelurahan Cengkarengbarat, dan 116 bangunan di Kelurahan Cengkarengtimur.

    Seperti diketahui, akibat dilakukan pengurukan oleh warga, kali yang menghubungkan Kali Angke dengan Kali Cengkareng Drain itu membuat Kali Apuran menyempit hingga menjadi 1,5-4 meter meter. Padahal, lebar normalnya bisa mencapai 8 meter. "Akibat pengurukan itu kali jadi menyempit, dan itu perlu dinormalkan lagi agar daya tampung kali kembali normal. Dan perlu diketahui juga, bangunan liar yang berada di bantaran Kali Apuran itu sekitar 2 kilometer, karena itu untuk membongkar bangunan sebanyak itu tentu memerlukan waktu yang lama," katanya.

    Menurut Heryanto, pembongkaran tidak dilakukan secara serta merta, melainkan warga telah diberikan sosialisasi terlebih dahulu. Bahkan, di dalam sosialisasi itu warga diminta membongkar sendiri bangunannya. "Sebelum kita bongkar, warga sudah kita beri peringatan untuk membongkar sendiri bangunannya. Tapi kenyataannya mereka tidak mau membongkar, karena itu kita bongkar sendiri," ungkapnya.

    Sementara itu, Neneng, salah satu korban penggusuran mengaku sedih lantaran rumahnya dirobohkan petugas. Bahkan, ia tidak tahu lagi malam ini harus tinggal di mana. Sebab, ia tidak memiliki uang untuk mengontrak rumah. "Sekarang saya bingung mau tinggal di mana? Saya juga nggak punya duit buat kontrak," keluh Neneng (35), warga RT 008/10 Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat, Selasa (2/12).

    Sementara Jumadi (42), mengaku telah mengeluarkan uang hingga puluhan juta untuk membangunan rumah tersebut. Meski demikian, bapak dua anak itu mengaku pasrah. Sebab, ia sadar bahwa membangun tempat tinggal di bantaran kali merupakan perbuatan yang salah dan melanggar hukum. "Sekarang saya pasrah, habisnya kalaupun melawan kita tetap saja salah," tuturnya.

    Djoko Ramadhan, Walikota Jakarta Barat, mengungkapkan, pembongkaran bangunan liar di Kali Apuran ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Jakarta Barat untuk mengembalikan fungsi Kali Apuran sebagai kali penghubung Cengkareng Drain dengan Kali Angke. "Kita harapkan normalisasi Kali Apuran bisa segera dilakukan, sehingga Kali Apuran bisa berfungsi sebagaimana mestinya, dan saya harapkan akhir Desember penertiban bangunan liar itu bisa selesai," ujarnya singkat.


    Reporter: purwoko

    http://202.57.16.35/2008/id/berita_d...&nNewsId=31593

    Contoh bangunan yang baru aja digusur baru-baru ini.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  10. #9
    3agl3one's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Posts
    2,594
    Points
    761.00
    Thanks: 68 / 30 / 14

    Default

    tapi selama pembangunan diarahkan ke objek yang bernilai ekonomis, maka selama itu pula jakarta tidak akan berkembang kearah yang benar...
    yang suka becanda autis, BACA

  11. #10
    kucinkz's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    City of Emenkz
    Posts
    1,227
    Points
    1,364.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Belanda Pun Membendung Laut
    Zeeland, provinsi di ujung selatan Belanda, 1 Februari 1953. Musim dingin masih berlangsung ketika malam itu Laut Utara mengamuk dan mengirim badai. Gelombang setinggi 30 meter mengempas pantai, menghancurkan tanggul-tanggul. Air yang hampir membeku menerjang kota, menewaskan 1.835 orang dan memaksa 110.000 warga mengungsi.

    Di tanah yang sama, 55 tahun kemudian. Laut Utara masih sesekali mengirim badai. Daratan di Belanda bagian selatan itu masih tetap lebih rendah daripada laut. Bahkan, perbedaan ketinggian muka daratan dibandingkan laut terus bertambah sebagai dampak pemanasan global. Tetapi, jumlah warga yang tinggal di Zeeland makin banyak.

    ”Warga merasa aman tinggal di kawasan itu. Proyek Delta Plan telah membentengi daratan dari ancaman Laut Utara,” kata Roy Neijland, Project Officer Netherlands Water Partnership (NWP).

    Roy tidak membual. Setelah bencana banjir besar tahun 1953 itu, Belanda berjuang keras memenangi pertarungan melawan alam. Tiga belas bendungan raksasa dibangun secara bertahap selama 39 tahun. Bendungan pertama selesai dibangun pada 1958 di Sungai The Hollandse Ijssel, sebelah timur Rotterdam. Kemudian dibangun bendungan The Ooster Dam (The Oosterschelde Stormvloedkering), yang panjangnya hampir mencapai 11 kilometer. Bendungan ini membentengi seluruh daratan Zeeland yang langsung berhadapan dengan bagian Laut Utara.

    Dan, bendungan terakhir yang selesai dibangun adalah The Maeslantkering pada 1997. Siang itu matahari terik. Tetapi, suhu yang mencapai 10 derajat celsius pada pertengahan Oktober 2008 mengirim angin yang mencipta gigil. Saya mengerut, baik oleh karena gigil angin maupun karena ketakjuban saat melihat konstruksi Maeslantkering yang dicipta untuk mengantisipasi bencana.

    Maeslantkering dibangun di muara Nieuwe Waterweg, yaitu kanal yang menjadi gerbang masuk ke Pelabuhan Rotterdam. Tanggul ini terdiri dari dua bagian lengan yang masing-masing panjangnya 300 meter. Jika diberdirikan, satu lengan setara dengan ketinggian menara Eiffle di Perancis.

    Kedua lengan raksasa Maeslantkering ini bisa dibuka-tutup. Komputer secara otomatis akan menutup gerbang ini jika terjadi badai dari Laut Utara mencapai ketinggian di atas tiga meter. Sejak dibangun, dam ini hanya ditutup sekali pada 8 November 2007. Selebihnya, dam ini menjadi obyek wisata dan pendidikan. Tetapi, lebih dari itu, konstruksi ini adalah bukti keseriusan negara dalam memberi rasa aman kepada warganya.

    ”Air merupakan bagian dari budaya kami. Dan, kami tidak boleh kalah darinya. Air yang bisa memicu banjir harus bisa dikendalikan dan juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” ungkap Roy Neijland.

    Roy seperti mewakili tekad warga Belanda dalam menyiasati alam, yang sebenarnya tak terlalu bersahabat terhadap mereka karena sepertiga daratan di Belanda lebih rendah dari muka air laut.

    Manajemen bencana

    Jika Belanda berhasil membendung laut untuk mengatasi bencana, Indonesia seakan tak berdaya menghadapi bencana yang datang bertubi-tubi. Sebut misalnya banjir pasang di pantai utara Jakarta yang rutin datangnya, banjir tahunan yang melanda sejumlah kawasan di Indonesia, terutama di Jakarta, juga tak teratasi, hingga banjir lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, yang berlarut-larut tanpa kepastian penanganan.

    Bahkan, tsunami yang melanda Aceh dan berpotensi terjadi di daerah lain di Indonesia pun masih disikapi setengah hati. Di Aceh, rumah-rumah tetap dibangun di tempat yang sama yang dulu pernah disapu tsunami tanpa ada penghalang untuk menghadapi laut yang sewaktu-waktu mengancam.

    ”Di Indonesia, nyawa rakyat seakan tak begitu berharga,” kata Amien Widodo, ahli manajemen bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang ditemui di Surabaya, beberapa waktu lalu.

    Amien geram melihat pemerintah yang lamban memindahkan warga Desa Siring Barat, Kecamatan Porong, Sidoarjo, yang sudah dua tahun hidup di daerah rawan bencana. Ribuan warga di Siring Barat selama dua tahun lebih harus hidup menghirup udara beracun dan ancaman amblesnya tanah karena penurunan muka tanah yang nyata.

    Menurut Amien, sebagai negara yang rawan bencana, Indonesia tidak memiliki kepekaan untuk mengelola lingkungan. Padahal, kunci untuk mengurangi dampak bencana adalah dengan melakukan mitigasi bencana.

    ”Antisipasi pemetaan risiko semestinya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Analisa risiko dibuat untuk menggambarkan bencana dan kemungkinan peristiwa susulan,” ujar Amien.

    Analisis risiko juga akan menghasilkan kejelasan tugas tiap-tiap pihak jika dampak terus meluas, termasuk prosedur yang harus disiapkan untuk kondisi darurat.

    Alam sebenarnya bukan masalah. Tetapi, manusia mesti belajar beradaptasi dengan alam. Dalam hal ini, Belanda adalah contoh negara yang gigih menghadapi tantangan alamnya.

    Air adalah problem bagi seluruh Belanda. Nama Netherlands pun sejatinya berasal dari kata Belanda ”neder” yang berarti rendah dan ”land” yang berarti tanah. Karena itu, mereka sudah sejak lama berjuang melawan laut yang terus merangsek ke daratan.

    Bendungan pertama dibangun Belanda seribu tahun lalu, danau-danau dikeringkan, polder dibuat, dan ketinggian air dikontrol agar daratan Belanda tetap mengapung. Sebagian dana untuk mengapungkan daratan Belanda itu disedot dari sumber daya alam Nusantara yang dibawa VOC (Perhimpunan Dagang Hindia Belanda) pada abad ke-17 sampai ke-19.

    Belanda terus berjuang melawan air hingga kini. ”Saat ini kami berjuang melawan kenaikan muka lautan yang terus bertambah akibat pemanasan global. Kami terus beradaptasi,” ungkap Roy Neijland.

    Melalui Komisi Delta, yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda, negara ini merancang langkah-langkah teknis guna menghadapi tantangan baru berupa naiknya muka lautan. Program Delta hingga 2050 membutuhkan dana sebesar 1,2 miliar euro sampai 1,6 miliar euro per tahun.

    Menurut Roy, salah satu kunci dari penanganan bencana yang diakibatkan air di Belanda adalah konsistensi perencanaan dan keinginan untuk terus mencari solusi terbaik dengan melibatkan semua pihak. Masterplan yang dibuat diaplikasikan. Para ahli dan praktisi diundang untuk mengikuti sayembara guna mencari solusi konstruksi terbaik. Dam Maeslantkering juga dibuat dari desain pemenang sayembara.

    Di Indonesia, untuk membuat proyek pengendalian kanal banjir di Jakarta yang sudah dimulai sejak zaman kolonial Belanda pun terseok-seok dan belum selesai hingga sekarang. Sampai kapan kita mau belajar terhadap bencana yang datang bertubi-tubi?

    http://kompas.co.id/read/xml/2008/11...embendung.laut

    liat postingan si shadow jadi inget ini.1 hal yg perlu jakarta tiru.....kalo mau survive beberapa tahun mendatang.
    "let them live in peace among us"

  12. #11
    ekspresi's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    Jakarta - Lampung - Jogja - Kediri
    Posts
    2,178
    Points
    3,169.30
    Thanks: 5 / 3

    Default

    Quote Originally Posted by 3agl3one View Post
    tapi selama pembangunan diarahkan ke objek yang bernilai ekonomis, maka selama itu pula jakarta tidak akan berkembang kearah yang benar...
    itu juga bagaimana kita para pemuda turun serta dalam mengembangkan kota kita tercinta,,misal mengurangi gaya hidup hedonis & mencoba mengejar prestasi,,karena estafet kepemimpinan nantinya akan kita yg pegang,,para pemuda.

    dan untuk masalah jakarta saat ini klo kita liat nampak sekali ada perubahan" yg lebih signifikan dibandingkan masa ali sadikin atau sutiyoso.

    yah semoga saja fauzi bowo tidak mengecewakan harapan masyarakat jakarta kepadanya untuk me menage jakarta menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  13. #12
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by kucinkz View Post
    Belanda Pun Membendung Laut
    Zeeland, provinsi di ujung selatan Belanda, 1 Februari 1953. Musim dingin masih berlangsung ketika malam itu Laut Utara mengamuk dan mengirim badai. Gelombang setinggi 30 meter mengempas pantai, menghancurkan tanggul-tanggul. Air yang hampir membeku menerjang kota, menewaskan 1.835 orang dan memaksa 110.000 warga mengungsi.

    Di tanah yang sama, 55 tahun kemudian. Laut Utara masih sesekali mengirim badai. Daratan di Belanda bagian selatan itu masih tetap lebih rendah daripada laut. Bahkan, perbedaan ketinggian muka daratan dibandingkan laut terus bertambah sebagai dampak pemanasan global. Tetapi, jumlah warga yang tinggal di Zeeland makin banyak.

    ”Warga merasa aman tinggal di kawasan itu. Proyek Delta Plan telah membentengi daratan dari ancaman Laut Utara,” kata Roy Neijland, Project Officer Netherlands Water Partnership (NWP).

    Roy tidak membual. Setelah bencana banjir besar tahun 1953 itu, Belanda berjuang keras memenangi pertarungan melawan alam. Tiga belas bendungan raksasa dibangun secara bertahap selama 39 tahun. Bendungan pertama selesai dibangun pada 1958 di Sungai The Hollandse Ijssel, sebelah timur Rotterdam. Kemudian dibangun bendungan The Ooster Dam (The Oosterschelde Stormvloedkering), yang panjangnya hampir mencapai 11 kilometer. Bendungan ini membentengi seluruh daratan Zeeland yang langsung berhadapan dengan bagian Laut Utara.

    Dan, bendungan terakhir yang selesai dibangun adalah The Maeslantkering pada 1997. Siang itu matahari terik. Tetapi, suhu yang mencapai 10 derajat celsius pada pertengahan Oktober 2008 mengirim angin yang mencipta gigil. Saya mengerut, baik oleh karena gigil angin maupun karena ketakjuban saat melihat konstruksi Maeslantkering yang dicipta untuk mengantisipasi bencana.

    Maeslantkering dibangun di muara Nieuwe Waterweg, yaitu kanal yang menjadi gerbang masuk ke Pelabuhan Rotterdam. Tanggul ini terdiri dari dua bagian lengan yang masing-masing panjangnya 300 meter. Jika diberdirikan, satu lengan setara dengan ketinggian menara Eiffle di Perancis.

    Kedua lengan raksasa Maeslantkering ini bisa dibuka-tutup. Komputer secara otomatis akan menutup gerbang ini jika terjadi badai dari Laut Utara mencapai ketinggian di atas tiga meter. Sejak dibangun, dam ini hanya ditutup sekali pada 8 November 2007. Selebihnya, dam ini menjadi obyek wisata dan pendidikan. Tetapi, lebih dari itu, konstruksi ini adalah bukti keseriusan negara dalam memberi rasa aman kepada warganya.

    ”Air merupakan bagian dari budaya kami. Dan, kami tidak boleh kalah darinya. Air yang bisa memicu banjir harus bisa dikendalikan dan juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” ungkap Roy Neijland.

    Roy seperti mewakili tekad warga Belanda dalam menyiasati alam, yang sebenarnya tak terlalu bersahabat terhadap mereka karena sepertiga daratan di Belanda lebih rendah dari muka air laut.

    Manajemen bencana

    Jika Belanda berhasil membendung laut untuk mengatasi bencana, Indonesia seakan tak berdaya menghadapi bencana yang datang bertubi-tubi. Sebut misalnya banjir pasang di pantai utara Jakarta yang rutin datangnya, banjir tahunan yang melanda sejumlah kawasan di Indonesia, terutama di Jakarta, juga tak teratasi, hingga banjir lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, yang berlarut-larut tanpa kepastian penanganan.

    Bahkan, tsunami yang melanda Aceh dan berpotensi terjadi di daerah lain di Indonesia pun masih disikapi setengah hati. Di Aceh, rumah-rumah tetap dibangun di tempat yang sama yang dulu pernah disapu tsunami tanpa ada penghalang untuk menghadapi laut yang sewaktu-waktu mengancam.

    ”Di Indonesia, nyawa rakyat seakan tak begitu berharga,” kata Amien Widodo, ahli manajemen bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang ditemui di Surabaya, beberapa waktu lalu.

    Amien geram melihat pemerintah yang lamban memindahkan warga Desa Siring Barat, Kecamatan Porong, Sidoarjo, yang sudah dua tahun hidup di daerah rawan bencana. Ribuan warga di Siring Barat selama dua tahun lebih harus hidup menghirup udara beracun dan ancaman amblesnya tanah karena penurunan muka tanah yang nyata.

    Menurut Amien, sebagai negara yang rawan bencana, Indonesia tidak memiliki kepekaan untuk mengelola lingkungan. Padahal, kunci untuk mengurangi dampak bencana adalah dengan melakukan mitigasi bencana.

    ”Antisipasi pemetaan risiko semestinya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Analisa risiko dibuat untuk menggambarkan bencana dan kemungkinan peristiwa susulan,” ujar Amien.

    Analisis risiko juga akan menghasilkan kejelasan tugas tiap-tiap pihak jika dampak terus meluas, termasuk prosedur yang harus disiapkan untuk kondisi darurat.

    Alam sebenarnya bukan masalah. Tetapi, manusia mesti belajar beradaptasi dengan alam. Dalam hal ini, Belanda adalah contoh negara yang gigih menghadapi tantangan alamnya.

    Air adalah problem bagi seluruh Belanda. Nama Netherlands pun sejatinya berasal dari kata Belanda ”neder” yang berarti rendah dan ”land” yang berarti tanah. Karena itu, mereka sudah sejak lama berjuang melawan laut yang terus merangsek ke daratan.

    Bendungan pertama dibangun Belanda seribu tahun lalu, danau-danau dikeringkan, polder dibuat, dan ketinggian air dikontrol agar daratan Belanda tetap mengapung. Sebagian dana untuk mengapungkan daratan Belanda itu disedot dari sumber daya alam Nusantara yang dibawa VOC (Perhimpunan Dagang Hindia Belanda) pada abad ke-17 sampai ke-19.

    Belanda terus berjuang melawan air hingga kini. ”Saat ini kami berjuang melawan kenaikan muka lautan yang terus bertambah akibat pemanasan global. Kami terus beradaptasi,” ungkap Roy Neijland.

    Melalui Komisi Delta, yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda, negara ini merancang langkah-langkah teknis guna menghadapi tantangan baru berupa naiknya muka lautan. Program Delta hingga 2050 membutuhkan dana sebesar 1,2 miliar euro sampai 1,6 miliar euro per tahun.

    Menurut Roy, salah satu kunci dari penanganan bencana yang diakibatkan air di Belanda adalah konsistensi perencanaan dan keinginan untuk terus mencari solusi terbaik dengan melibatkan semua pihak. Masterplan yang dibuat diaplikasikan. Para ahli dan praktisi diundang untuk mengikuti sayembara guna mencari solusi konstruksi terbaik. Dam Maeslantkering juga dibuat dari desain pemenang sayembara.

    Di Indonesia, untuk membuat proyek pengendalian kanal banjir di Jakarta yang sudah dimulai sejak zaman kolonial Belanda pun terseok-seok dan belum selesai hingga sekarang. Sampai kapan kita mau belajar terhadap bencana yang datang bertubi-tubi?

    http://kompas.co.id/read/xml/2008/11...embendung.laut

    liat postingan si shadow jadi inget ini.1 hal yg perlu jakarta tiru.....kalo mau survive beberapa tahun mendatang.
    Yap, Belanda bisa dijadikan teladan pemberantasan banjir.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  14. #13
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by ekspresi View Post
    itu juga bagaimana kita para pemuda turun serta dalam mengembangkan kota kita tercinta,,misal mengurangi gaya hidup hedonis & mencoba mengejar prestasi,,karena estafet kepemimpinan nantinya akan kita yg pegang,,para pemuda.

    dan untuk masalah jakarta saat ini klo kita liat nampak sekali ada perubahan" yg lebih signifikan dibandingkan masa ali sadikin atau sutiyoso.

    yah semoga saja fauzi bowo tidak mengecewakan harapan masyarakat jakarta kepadanya untuk me menage jakarta menjadi lebih baik dari sebelumnya.
    Fauzi Bowo memang bagus, cuma prestasinya jarang diulas dan kurang kelihatan. Kita tunggu saja beberapa tahun kedepan saat udah mencolok prestasinya, mungkin bisa melebihi Ali Sadikin malah, karena Ali Sadikin sendiri juga pernah sangat berharap Fauzi Bowo menangkan pilkada.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  15. #14
    kucinkz's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    City of Emenkz
    Posts
    1,227
    Points
    1,364.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    hhahaha.. bang Ali memang Gub jakarta yg visioner....walau ada beberapa case yg kesandung, dia concern ama pengembangan perkotaan
    sayang gubernur2 selanjutnya ga bisa ngikutin....sampai sekarang yg jadi gubernur nanggung masalah warisan kesalahan yg sebelom2nya...
    "let them live in peace among us"

  16. #15
    3agl3one's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Posts
    2,594
    Points
    761.00
    Thanks: 68 / 30 / 14

    Default

    Yup... i agree...
    disini diharapkan ada peran dari masyarakat jakarta sendiri.
    sampai dimana kepedulian kalian terhadap tempat tinggal/kota kalian sendiri
    jadi apa jkt kedepan, masyarakat dibantu pemerintah yang menentukan.

    hal pertama yang sangat gw harapkan, adalah perbaikan sarana transportasi
    sediakan sarana transportasi umum yang aman, nyaman, dan layak. agar kemacetan, polusi, dan Lakalantas dpt dikurangi.
    yang suka becanda autis, BACA

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •