Bimini Road

[-ID_BaRu-]

Para diver (penyelam) yang tentu pernah melihat sebentuk jalan setapak di bawah laut utara Pulau Bimini di Kepulauan Bahama. Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam. Namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam). Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu. Dan Jalan Bimini masih menjadi pertanyaan : apakah jalan itu dibuat alam atau manusia? Siapa pembuatnya?

[-ID_BaRu-]

Atlantis
Tenggelamnya Ibu Segala Peradaban

Jakarta, 7 Juli 2001 00:59
BAGI sebagian besar orang, Atlantis adalah sebuah benua yang hilang, rumah pertama peradaban, tanah terang dan keemasan yang diterbangkan oleh serangkaian puncak kekuatan ledakan. Ia kemudian terbaring lelap di dasar samudra, dengan pucuk-pucuk pegunungannya menjulang dari alas laut. Bagi sebagian orang lagi, Atlantis lebih dipandang sebagai legenda ketimbang fakta.

Legenda itu ''dibangun'' oleh Plato, filsuf Yunani, sebagai latar belakang dua dialognya yang terkenal. Bangunan itulah yang kemudian dikembangkan para romantikus besar melalui perjalanan abad. Tapi, ada juga yang menganggap Atlantis sebagai tonggak yang nyata dari awal peradaban. Ia didokumentasikan di lokasi yang berbeda-beda, namun tetap di sekitar Samudra Atlantik.

Namun, di dalam hampir semua ensiklopedia, Atlantis tak lebih dari sebuah dongeng. Ia tak pernah dirujukkan ke dalam catatan sejarah mana pun. Tapi, ''Betapapun, para geolog dan oseanografer seolah bersetuju bahwa 'sesuatu' yang menyerupai benua pernah hadir di sekitar Atlantik,'' tulis Charles Berlitz di dalam bukunya, The Mystery of Atlantis, yang terbit pada 1976.

Misalkan pun Atlantis hanya dongeng, ia adalah dongeng yang hidup sampai masa kini. Lebih dari 5.000 buku telah ditulis tentang benua yang raib ini. ''Atlantis, sepertinya, tetap merupakan bagian dari kebudayaan kita --terserah kita percaya atau tidak,'' tulis Berlitz. ''Ia menginspirasi karya klasik, mempengaruhi sejarah, bahkan menyumbang bagi penemuan dunia baru.''

Nama Atlantis muncul dalam dua dialog yang ditulis Plato pada abad ke-4 Sebelum Masehi (SM), Timaeus dan Critias. Dialog ini bercerita tentang kunjungan Solon ke Mesir. Di negeri itu Solon menemukan, para pendeta Mesir kuno di Sais pernah menulis catatan tentang keberadaan ''sebuah pulau benua di bawah Pilar-pilar Hercules'' --nama purba untuk Gibraltar.

Negeri itu dideskripsikan sebagai jantung sebuah imperium yang besar dan menakjubkan. Penduduknya banyak, kota-kotanya beratapkan emas. Ia mempunyai armada besar dan pasukan tentara yang masif untuk melakukan invasi dan penaklukan. Lebih jauh Plato melukiskan, negeri itu lebih besar dari Libya dan Asia digabungkan jadi satu. Dan namanya adalah Atlantis.

Pulau Raksasa di Seberang Mediterania

MENURUT Plato, Atlantis tenggelam 9.000 tahun sebelum masanya. Jadi, sekitar 11.600 tahun yang silam. Di dalam Critias dinarasikan, gempa dan banjir yang kejam telah menenggelamkan benua itu hanya dalam sehari semalam. Tetapi, sejak awal ''tesis'' Plato sudah mengutubkan dua kelompok: yang percaya dan yang tidak percaya terhadap ''penemuan'' itu.

Aristoteles, bekas murid Plato yang hidup pada 384-322 SM, tercatat sebagai salah seorang pertama yang tidak percaya pada sang guru. Anehnya, dia sendiri menulis tentang sebuah pulau besar di Samudra Atlantik, yang oleh orang-orang Cathaginia disebut ''Antilia''. Pada abad ke-4 SM, Krantor, murid Plato yang lain, malah mengaku menyaksikan sisa tiang peninggalan Atlantis.

Herodotus, ahli sejarah berkebangsaan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, juga meninggalkan beberapa naskah rujukan yang menyebut keberadaan kota misterius di Samudra Atlantik. Walau tidak secara eksplisit menyebut Atlantis, Herodotus menyebut nama bangsa yang memiliki kesamaan bunyi dengan Atlantis, semisal ''Atarantes'' dan ''Atalantes''.

Sebagian penulis terkemuka masa silam, yang yakin terhadap kebenaran legenda benua hilang ini, enggan menyebut nama Atlantis. Alih-alih, mereka menyebut benua itu dengan nama Poseidonis. Nama ini diambil dari nama Poseidon, Dewa Laut dan penguasa Atlantis. Plutarch, penulis yang hidup pada 46-120 Masehi, juga menceritakan adanya benua semacam Atlantis. Ia menyebutnya ''Saturnia''.

Tapi, dari ribuan karya tertulis tentang Atlantis, ada satu yang tak bisa tidak harus disebut dalam setiap perbincangan tentang Atlantis, yaitu buku Atlantis--Myths of the Antediluvian World karya Ignatius Donnelly. Jika karya Plato, Timaeus dan Critias, memperkenalkan keberadaan Atlantis, buku karya Donnelly yang terbit pada 1882 ini boleh dikata memicu ''gerakan'' pencarian Atlantis.

Donnelly percaya, pada masa lalu di Samudra Atlantik, berseberangan dengan mulut Laut Mediterania, benar-benar pernah terdapat pulau raksasa. Menurut Donnelly, deskripsi Plato tentang pulau ini sama sekali bukan dongeng, melainkan fakta yang bisa dilacak kebenarannya lewat pendekatan keilmuan. Pendekatan inilah yang membedakan buku Donnelly dengan karya tentang Atlantis yang ada sebelumnya.

Surga Dunia di Samudra Barat

YANG menarik, Donnelly berteori bahwa Atlantis adalah peradaban pertama yang dimiliki umat manusia. Atlantis pula yang merupakan kekuatan kolonial yang mengajarkan peradaban ke seluruh pesisir dan daratan di seputar Atlantik. Tak hanya berhenti di situ, Donelly mengungkapkan, Atlantis pula yang menularkan peradaban ke Mediterania, Kaukasus, Amerika Selatan dan Utara, bahkan hingga Baltik dan Asia Tengah.

Maka, sangat wajar jika dalam argumen Donnelly, seluruh mitologi yang dikenal di Mesir serta Peru adalah perwujudan dari agama bangsa Atlantis, yaitu mengabdi matahari. Aksara Phoenicia, ibu dari seluruh alfabet bangsa Eropa, juga dipandang Donnelly sebagai keturunan langsung dari aksara yang digunakan penduduk Atlantis.

Donnelly juga merujuk pada sebab-sebab alamiah untuk menjelaskan fenomena gempa bumi dan banjir besar yang menenggelamkan Atlantis. Sebagai contoh bahwa tenggelamnya sebuah daratan yang luas pernah terjadi dalam sejarah, Donnelly memadankan gempa bumi yang menenggelamkan sebagian Sisilia dan 2.000 mil persegi daratan di Lembah Indus.

Sebagian argumen ilmiah yang dikemukakan Donnelly dalam bukunya terbukti usang, sejalan dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Tapi, preposisi dasar yang dikemukakannya tetap menjadi asas kepercayaan para pencari dan fanatisi Atlantis --kaum yang percaya keberadaan Atlantis. Salah satunya adalah kesamaan legenda tentang sebuah surga di Samudra Atlantis, yang secara bersamaan hidup dalam mitos kuno berbagai bangsa.

Mereka yang percaya pada Atlantis memang yakin, jika benua hilang itu benar-benar ada, pastilah kenangan tentangnya hidup di benak bangsa-bangsa di kedua sisi Samudra Atlantik. Ternyata, catatan tertulis dan dongeng di berbagai bangsa seolah membenarkan keyakinan ini. Kaum Welsh, nenek moyang bangsa Inggris, misalnya, selalu menunjuk ''samudra di sebelah barat'' setiap membincangkan surga dunia.

Kaum Welsh menyebut surga itu ''Avalon''. Bangsa Babylonia juga menempatkan surga dunia mereka di ''samudra barat'', dan menamakannya ''Aralu''. Bangsa Mesir kuno menunjuk ''kediaman para jiwa'' di sebuah tempat jauh di barat, di tengah-tengah samudra. Bangsa Mesir menyebut tempat itu dengan berbagai nama: ''Aaru'' atau ''Aalu'', atau ''Amenti''.

Banjir Kiriman Dewa Hurakan

BANGSA Celtic, nenek moyang bangsa Spanyol, dan kaum Basque, juga punya tradisi yang menyebut bahwa kampung halaman mereka ada di samudra sebelah barat. Bangsa Gauls di Prancis, terutama suku bangsa di sebelah barat, punya legenda bahwa nenek moyang mereka datang mengungsi dari tengah samudra barat, sebagai akibat bencana yang menghancurkan negeri asalnya.

Suku-suku kuno di Afrika juga punya cerita dalam tradisi mereka yang menyebut adanya ''benua'' di sebelah barat Afrika. Suku-suku Afrika ini menyebut bangsa penghuni daratan itu sebagai ''Atarantes'' dan ''Atlantioi''. Sementara pada seberang lain Samudra Atlantik, di Kepulauan Canary, ada suku penghuni gua kuno yang menyebut diri ''Atalaya''. Mereka pun punya dongeng tentang tenggelamnya Atlantis.

Sementara itu, bangsa-bangsa Arab memiliki legenda tentang kaum ''Ad'' yang musnah dihancurkan banjir yang dikirim Tuhan sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Bahkan, menurut Charles Berlitz, para fanatisi Atlantis percaya adanya kemungkinan bahwa Adam (Ad-am) tidaklah merujuk pada manusia pertama, tapi ras pertama.

Di Amerika Selatan dan Amerika Utara, mayoritas suku Indian punya legenda yang menceritakan bahwa nenek moyang mereka adalah manusia super yang datang dari arah timur. Bangsa Aztec, misalnya, melestarikan nama ''Aztlan'', negeri asal nenek moyang mereka, sebagai nama suku. Quetzalcoatl, dewa kaum Aztec dan bangsa Meksiko, disebut sebagai laki-laki kulit putih yang penuh cambang.

Dewa ini, menurut legenda, datang ke Lembah Meksiko dari tengah samudra untuk mengajarkan peradaban baru. Dalam kitab suci bangsa Quiche Maya, terdapat kisah tentang negeri di timur, tempat nenek moyang kaum Quiche Maya sempat hidup dalam surga ideal ''kala kaum putih dan hitam hidup dalam perdamaian sejati'', sebelum dewa Hurakan (Hurricane) marah dan mengirimkan banjir ke bumi.

Kepercayaan, atau legenda, tentang adanya banjir besar yang memusnahkan peradaban juga menjadi alasan lain yang menyebabkan banyak orang meyakini keberadaan Atlantis. Hampir seluruh peradaban memang memiliki legenda tersendiri tentang banjir besar yang menghancurkan, yang menyisakan sebagian kecil orang yang selamat untuk melanjutkan kehidupan di tempat lain.


Piramida Bertaburan di Amerika Tengah

DALAM bentuk yang sedikit berbeda, legenda semacam ini hidup pada bangsa-bangsa Babylonia, Persia, Mesir, Yunani, Italia, ****, India, dan hampir seluruh bangsa Asia. Legenda tentang banjir ini bahkan juga hidup di kalangan Indian Amerika. Pada banyak suku Indian, malah hidup legenda bahwa nenek moyang mereka datang dari timur, dengan kapal yang selamat dari banjir besar.

Tapi, tak hanya legenda yang membuat argumen Atlantis sebagai asal peradaban laku dipercaya. Temuan-temuan arkeologis besar sempat membuat teori ''asal tunggal peradaban'' ini makin kuat. Beberapa peradaban kuno ternyata memiliki kemiripan, padahal letak mereka begitu berjauhan. Lihat saja kemiripan antara piramida di Mesir dan piramida-piramida di belahan lain Samudra Atlantik.

Temuan arkeologis menunjukkan, betapa Amerika Tengah ternyata penuh dengan piramida. Bangsa Toltec, bangsa Aztec, bangsa Teotihuacan, dan bangsa Maya, semua memiliki piramida. Lalu, siapa yang membangun piramida-piramida itu? Apa hubungannya dengan piramida Mesir yang bentuk serta teknologinya sangat mirip?

Bangsa-bangsa yang terpisah jarak begitu jauh ini ternyata memiliki kesamaan begitu besar. ''Di Mesir terdapat piramida, di Meksiko juga ada. Tentu muncul dugaan bahwa kedua jenis piramida itu berasal dari sumber yang sama,'' kata Dr. Ken Feder, arkeolog pada Central Connecticut State University, dalam ''Atlantis Uncovered'', program spesial televisi BBC, yang ditayangkan 28 Oktober 1999.

Tak hanya itu, ilmu pengetahuan juga harus bisa menjelaskan, mengapa beberapa peradaban yang terpisah jauh itu sama-sama menulis dengan hieroglif. Juga menjelaskan, mengapa kebudayaan-kebudayaan itu bisa memiliki pemahaman astronomi dan keagamaan yang begitu mirip. Bagi Ignatius Donnelly dan pengikutnya, yang percaya pada asal-usul tunggal peradaban, jawaban pertanyaan itu jelas belaka.

Semua membuktikan bahwa Atlantis memang pernah benar-benar ada. Teori Atlantis ini memang sangat masuk akal. Dan bukan hanya kaum awam yang percaya. Kepada BBC, Dr. Ken Feder menceritakan bahwa setiap tahun, empat dari lima mahasiswa arkeologi di kelasnya percaya bahwa Atlantis kemungkinan besar memang pernah ada.


Bukti-bukti Baru Terus Bermunculan

NAMUN, secara umum, para arkeolog ternama kini tetap memandang teori Atlantis sebagai isapan jempol. Semua keraguan itu bermula dari revolusi yang terjadi pada ilmu arkeologi pada 1950-an. Pada dekade itu, ditemukannya teknologi carbon dating boleh dikata telah mengubah secara dramatis cara arkeolog memandang peninggalan masa lalu.

Dengan carbon dating, untuk pertama kalinya para arkeolog dan saintis bisa menetapkan usia pasti peninggalan arkeologis dengan menguji unsur kimiawi sampel situs itu. Hasil penelitian carbon dating ternyata menunjukkan bahwa piramida-piramida yang dipisahkan jarak di kedua sisi Samudra Atlantik itu dibangun pada masa yang tak berdekatan.

Para arkeolog juga menemukan bahwa piramida Mesir dan piramida Maya dibangun dengan cara dan teknik yang sama sekali berbeda. Adapun soal bentuk? Jawabannya --menurut para arkeolog-- sederhana saja: insinyur-insinyur pada dua peradaban itu belum mengenal teknologi kubah untuk membangun konstruksi ekstra tinggi. Bentuk piramida adalah konstruksi paling sederhana yang mereka kenal.

Jika piramida tak bisa membuktikan kebenaran teori Atlantis Donnelly, bagaimana dengan tulisan hieroglif pada kebudayaan Maya dan Mesir kuno? ''Kalau bisa membaca hieroglif Mesir kuno, apakah Anda bisa membaca sembarang hieroglif Maya? Jawabannya: tidak. Dua kebudayaan tulis itu sama sekali tak punya simbol dan teknik yang sama,'' kata Dr. Ken Feder.

Apa pun bukti dan teori yang dikemukakan para arkeolog untuk menisbikan teori Atlantis, jumlah mereka yang percaya ternyata tak pernah berkurang. Bukti-bukti baru mengenai keberadaan Atlantis pun terus bermunculan. Pada 1968, misalnya, Dr. Manson Valentine menemukan reruntuhan yang kemudian ternama dengan sebutan ''Bimini Road''.

Jalan Bimini itu adalah sejumlah tembok, fondasi, jalan, dan dermaga yang tersembunyi di kedalaman, di sebelah timur Bimini Utara. Temuan itu sekali lagi menyebabkan kontroversi keberadaan Atlantis menjadi pembicaraan ramai. Bagi para saintis penentang teori Atlantis, ''Bimini Road'' tak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa.


Perdana Menteri Inggris Mencari Atlantis

TAPI, bagi mereka yang percaya, tak mungkin ada bebatuan laut yang membentuk pola-pola sedemikian rapi, dalam skala yang begitu besar. Juga, apakah mungkin ada sekumpulan bebatuan laut yang secara kebetulan memiliki bentuk semacam tiang-tiang besar sejenis di bawah permukaannya? Bagi kaum yang percaya, ditemukannya ''Bimini Road'' adalah kebenaran ramalan Edgar Cayce.

Edgar Cayce adalah seorang paranormal asal Virginia, Amerika Seriukat, dan periset fenomena-fenomena supranatural yang meninggal pada 1945. Pada masa hidupnya, Edgar Cayce telah melakukan ratusan wawancara dengan ''alam gaib'' serta amatan spiritual yang membuktikan bahwa Atlantis memang pernah benar-benar ada. Uniknya, pada 1940, Edgar Cayce telah meramalkan penemuan Jalan Bimini oleh Dr. Manson Valentine.

''Poseidia akan menjadi bagian Atlantis yang paling awal muncul ke permukaan bumi. Pada 1968 paling terlambat,'' kata Edgar Cayce. Paranormal ini juga telah menyebutkan bahwa Poseidia, bagian paling barat dari Atlantis, akan muncul di dekat Bimini. Menurut Edgar Cayce, bagian yang muncul di kedalaman 18.000 kaki di Bimini adalah titik tertinggi dari benua hilang yang tenggelam itu.

Layaknya sebuah legenda, kebenaran Atlantis boleh jadi akan selalu menjadi misteri. Yang jelas, sebagai legenda, keberadaan Atlantis telah mempengaruhi banyak figur besar dalam sejarah. Menurut Charles Berlitz, dalam The Mystery of Atlantis, Christopher Columbus pun terpengaruh oleh legenda ini. Ia termasuk tergoda mencari ''Antilia'', nama lain Atlantis, sebelum akhirnya menemukan Amerika.

Pada akhir abad ke-19, William Gladstone, Perdana Menteri Inggris pada pemerintahan Ratu Victoria, sempat secara resmi meminta parlemen menyiapkan undang-undang yang menjamin penyediaan dana bagi ekspedisi pencarian Atlantis. Namun, permintaan Gladstone itu ditolak sebagian besar anggota parlemen, yang tak bisa mengerti antusiasme perdana menteri ini.

Legenda Atlantis ternyata juga merupakan sumber ideologi Nazi. Walau jarang diungkap, kepercayaan Nazi bahwa ras Arya adalah ras paling mulia jelas-jelas didasarkan pada legenda Atlantis. Dalam dokumen-dokumen rahasia Nazi tertulis jelas bahwa Heinrich Himmler, pemimpin SS, satuan elite Nazi, pernah meminta para ilmuwan Jerman untuk membuktikan bahwa ras Arya adalah keturunan langsung dari ras super penghuni Atlantis.

[Krisnadi Yuliawan]
[Ragam Gatra nomor 33 Beredar 2 Juli 2001]

http://www.gatra.com/2001-07-07/artikel.php?id=7785

[-ID_BaRu-]

The Ancient Bimini Road is not all natural


Very Cool Documentary about Atlantis. The part focusing on the Bimini Road here-
http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-4-of.aspx

Whole Documentary

http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-1-of.aspx
http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-2-of.aspx
http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-3-of.aspx
http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-4-of.aspx
http://www.livevideo.com/video/rizze...ntis-5-of.aspx

Here is an article about how Skeptics perpetrated a hoax to claim the Bimini Road was only natural formations. Deliberately ignoring evidence and being dishonest about the actual arrangement of the blocks-
http://www.mysterious-america.net/biminihoax.html

Isla Cerritos—Skeptics' Beachrock Theory Sunk! 2000-Year Old Maya Breakwater Made From Cut Beachrock
http://www.mysterious-america.net/islacerritosexpe.html

Videos-
http://www.mysterious-america.net/quicktimebiminif.html
http://www.mysterious-america.net/2003atlantissear.html
http://www.mysterious-america.net/index.html

The way the blocks are stacked on top of short pillar stones at the corners isn't really natural, and the evidence does indeed indicate it was arranged by humans thousands of years ago for either a road, a harbor, and probably as a way to stop incoming waves-

Above water, nearby the Bimini Road are massive images of Fish
http://edgarcayce.org/am/biminiexpedition.html



background info-
Quote:
Since 1968, with the discovery of the so-called "Bimini Road," a heated controversy has ensued. Several skeptical geologists have, over the years, insisted that it was a natural underwater formation of stones. Located about a mile offshore of the small island of Bimini, in the Bahamas, the "Bimini Road" is a 1600 foot long formation of stone blocks. Soon after its discovery various researchers and followers of the famous "Sleeping Prophet" Edgar Cayce noted that in a 1940 reading Mr. Cayce had in fact predicted that a portion of Atlantis would be found near Bimini in 1968 and 1969.

The geologists skeptical claims soon became accepted as fact by the academic community, and initially Dr. Greg Little, the producer of this documentary, accepted those claims as fact himself. That is, until 2003 and 2004, when Greg and his wife Lora noticed when diving and photographing this formation of underwater stones that some things weren't adding up as the geologists had reported.

And so, in May 2005, Greg, Lora, their friend and colleague Doris Van Auken, all three working on behalf of the Association for Research and Enlightenment, joined up with archaeologist William Donato to try and resolve this matter once and for all. In just five full days at Bimini Road, diving and collecting samples, taking just under 1000 photographs and producing over 20 hours of video, this team of investigators had reached some startling conclusions. They had found at least eight ancient stone anchors, rectangular slabs of cut stone used for leveling large stone blocks, stones with mortise cuts on them, and many stone circles. Why and how the geologists had missed these things often became a topic of discussion among these investigators.

Dr. Little notes in his narration that despite the team's exhausting efforts and hard work to observe and document as much of the site as possible, they had probably been able to closely examine and inspect less than ten percent of the stone blocks. Skeptic Eugene Shinn had described in his writings that he had made a thorough study of the site in only two weekends, which this team viewed as not possible. Shinn's published findings in Nature and The Skeptical Inquirer were found to be riddled with many errors and blunders. He attempted to put down anyone who disagreed with him as a part of the lunatic fringe. He even wrote that "true believers say it is a prehistorical archaeological site build by extraterrestrials from the Pleiades." Though described by fellow skeptics as an eminent and highly respected geologist, Shinn turns out only to have a bachelor's degree in biology. Geologist John Gifford, of the University of Miami, had written that there was not a single example of a stone block laid on top of other stone blocks at this site, but the ARE team and Donato found that there were many! When Dr. Little initially contacted Dr. Gifford, he stated that he was "open" to new findings, but when Dr. Little informed him of their findings and offered to pay his way to the site to reinspect it for himself, despite repeated attempts, communications from Dr. Gifford ceased.

Dr. Little concludes that as the skeptics have long insisted, a hoax was indeed perpetrated at Bimini. However, instead of being wild eyed believers in unfounded absurdies, as the skeptics had claimed, it turned out to be the skeptical geologists themselves who had held the truth hostage and kept real scientific progress at bay. With emotional zeal, under the guise of science, skeptics denounced evidence on the possibility of the "Bimini Road" being anything other than a natural formation of stones. They seemed overzealous to suppress and lay to rest the questions and controversy over the site's discovery in connection with Atlantis and a psychic named Edgar Cayce.

Thus, as a result, the academic community overlooked significant and anomalous evidence, even from those with sound credentials and reputations, like marine engineer Dr. Dimitri Rebikoff, said to be a brilliant oceanographer, who had stated back in 1969 that the Bimini Road formation was identical to numerous ancient man-made harbors discovered throughout the Mediterranean. Rebikoff also disagreed with the skeptics when they claimed that there were no prop or leveling stones underneath the large stone blocks at Bimini.

The ARE team and Donato came to agree with Dr. Rebikoff's assertions. In fact, on this incredible video you will see for yourself comparisons with the anchors, stone circle formations, the stone harbor formations, and other artifacts at Bimini and Mediterranean sites like Cosa, Italy, Dor and Akko, Israel, and Samos, Greece, among many other places. In addition, you will see how remarkably the Bimini anchors compare with ancient Greek, Roman and Phoenician anchors. You will also be taken to Isla Cerritos, a small island off the coast of the Yucatan, which was a Mayan port back around 400 B.C., with remains of an enclosed man-made harbor there.

[-ID_BaRu-]

Mungkin penemuan dari Bimini road bisa menjadi suatu bukti akan eksisnya Atlantis pada masa silam, seperti yang pernah diutarakan oleh seorang ahli metafisik terkenal Amerika, Edgar Cayce yang meramalkan bahwa bukti dari sisa2 peradaban Atlantis akan muncul di sekitar Bahama diantara tahun 1968 dan 1969. Dan tanpa disangka2, memang benar pada tahun 1968 Bamini road ini ditemukan. Karena letaknya tidak terlalu dalam, maka Bimini road akan mudah terlihat citranya dari atas permukaan air. Namun sampai saat ini Bimini road sendiri masih banyak diliputi kontroversi, bagi orang-orang yang percaya bahwa Atlantis benar2 eksis, mereka beranggapan mungkin ini dulunya merupakan sebuah jalan raya kuno, adapula yang menganggap reruntuhan sebuah tembok bangunan/benteng dari peradaban tsb. Namun, ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa Bimini road terbentuk secara alami. Saat ini, pencarian dari sisa2 daratan atlantis masih terus dilakaukan, terutama diperairan Bahama ini, karena menurut beberapa prediksi dari para arkeolog, mungkin masih banyak temuan yang bisa didapat untuk menguak misteri Atlantis. Tapi yang lebih menakjubkan adalah ditemukannya piramida dasar laut diarea Segitiga Bermuda.

[-ID_BaRu-]

Bimini Roads
Below is a post by Mr. Darby South concerning linear clusters
of rectangular blocks of limestone that some people claim to be
prehistoric roads related to the alleged lost continent of Atlantis.
It is posted with Mr. South's permission.
Bimini Roads

Re: Atlantis-any proof ?- Beachrock, Not Atlantean Road (Long Post)
From: southdar
Date: 1995/12/10
MessageID: v01510100acf022b53373@[199.249.10.62]
x-nntp-posting-host: www.tyrell.net
x-sender: [email protected] (Unverified)
content-type: text/plain; charset="us-ascii"
mime-version: 1.0
newsgroups: sci.archaeology

Subject: Re: Atlantis-any proof ?- Beachrock, Not Atlantean Road (Long Post)
Distribution: world
Organization: Friends of Fossils

In _Re: Atlantis-any proof ?_, [email protected] wrote;
>Doug Weller correctly notes that there may be columns other
>than the ones that were tested and apparently are concrete,

.....material about the barrels/columns found in near Bimini
island omitted. These artifacts are an entirely different issue
then the alleged "roads" because nobody has presented any
proof that the barrels and columns are connected in any way
to what people claim to be roadways. Thus, they are
discussed in a post that is in preparation.

The Pleistocene limestones on which the barrels and columns
lie range in age from 15,000 to 23,000 B.P. (Gifford 1973).
Because wave action from storms and currents periodically
mix the deposits that lie on the Pleistocene limestones, the
shells and artifacts that lie upon can be of any age that
postdate it. In examples documented by Flessa (1993), the
mixing of nearshore surficial deposits by storms has produced
deposits containing shells that range in age from modern to
greater than 36,000 B.P. as dated by radiocarbon method. A
similar mixing of old and new shells and artifacts has
likely occurred within the Bimini nearshore deposits given
the periodic hurricanes that have hit the region.

Reference Cited;
Flessa, Karl W., 1993, Time-averaging and temporal resolution
in Recent marine shelly faunas. in S. M. Kidwell and A. K.
Behrensmeyer (eds.), pp. 34-56, Taphomonic Approaches to
Time Resolution in Fossil Assemblages. Short Courses in
Paleontology, no. 6, The Paleontological Society, University
of Tennessee, Knoxville.

Gifford, John A, 1973, A description of the geology of the
Bimini Islands, Bahamas. University of Miami, Florida, 88 p.

>The central problem is that too few really travel there and
>too many carp on the silly and do not take the meat of the
>matter seriously. I don't know if this is Atlantis and don't

These are untrue statements indicative of sloppy scholarship.
Carbonate sedimentologists and other geologists have traveled
to the Bimini Islands to study the large slabs of limestone
that people claim are ancient "roads". They have produced
detailed studies of the Bimini area. Specific studies are
Ball and Gifford (1980), Gifford (1973), Harrison (1971),
Shinn 1978), and McKusick, and Shinn (1978). Other
important Bimini studies are Davaud and Strasser (1984),
Strasser and Davaud (1986), and Supko and others (1970).

References cited;
1. Ball, Mahlon M., and Gifford, John A., 1980, Investigation
of submerged beachrock deposits off Bimini, Bahamas. Research
Reports National Geographic Society. vol. 12., p. 21-38.

2. Gifford, John A, 1973, A description of the geology of the
Bimini Islands, Bahamas. University of Miami, Florida, 88 p.

3. McKusick, M., and Shinn, E. A., 1980, Bahamian Atlantis
reconsidered. Nature, vol. 287, no. 5777, pp. 11-12.

4. Harrison, W., 1971, Atlantis undiscovered; Bimini,
Bahamas. Nature. vol. 230, no. 5292, p. 287-289.

5. Davaud, Eric, and Strasser, A., 1984, Progradation,
cimentation, erosion; evolution sedimentaire et diagenetique
recente d'un littoral carbonate (Bimini, Bahamas). [Translated
title: Progradation; cementation, erosion; Recent diagenetic
and sedimentary evolution in a carbonate coastal environment,
Bimini, Bahamas.] Eclogae Geologicae Helvetiae. vol. 77,
no. 3, p. 449-468.

6. Strasser, A., and Davaud, E, 1986, Formation of Holocene
limestone sequences by progradation, cementation, and
erosion; two examples from the Bahamas. Journal of
Sedimentary Petrology. vol. 56. no. 3, p. 422-428.

7. Shin, E. A., 1978, ??, Sea Frontiers. vol. 24, p. 130.

8. Supko, P. R., Marszalek, D. S., and Bock, W. D., 1970,
Sedimentary environments and carbonate rocks of Bimini,
Bahamas. Miami Geological Society Annual Field Trip
Guidebook no. 4, 30 p. Miami geol. Soc., Miami, Florida.

>care. It is not a natural phenomenon at the Bimini Road.
>Very expert divers who have dove many times there do not
>find it natural. I have spent hours and days with them

Just being a diver does not give a person the ability to
understand the complex processes that create beachrock and
other carbonate rocks. Some knowledge of and experience
in studying carbonate rocks (limestones and dolomites) is
needed to interpret what is going on. As I will go into
detail below, expert carbonate geologists, Gifford (1973),
Ball and Gifford (1980), Sinn (1978), and McKusick and
Shinn (1980) have examined the slabs of limestone and
found overwhelming evidence that the so-called "Bimini
Roads are nothing more than rectangular slabs of beachrock.

.....material omitted

In article ,
(Re: Atlantis-any proof ?) [email protected] says;
>[email protected] (Eugene Powell) wrote:
>>I believe a slight correction or amendment to this comment might
>>be that the so-called Bimini road APPEARS to be similar to natural
>>formations that do mimic the rectangular blocks and joints, but I do
>>not think the Nature article PROOVED the Bimini road is a natural
>>formation. However, you have read the article and I have not, so
>>perhaps you could elucidat as to whether McKusick and Shinn
>>DID proove this or not.

>For mercy's sake! LOOK at the photographs.

The picture which are available at the below web page have
been scanned from figures 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10 of
the book by Roberto Ferro and Michael Grumley (1970) that
is titled _Atlantis: the Autobiography of a Search_ printed
by Doubleday and Company for those interested in a better
look at them.

>http://archon.lib.umn.edu/ruins.htm

With a grant from National Geographic, Ball and Gifford
(1980) and Gifford (1973), did a detailed study of the
so-called "Bimini Roads" presuming them to be archaeological
remains. For the study of these blocks, they completely
surveyed the three linear strips of slabs that comprise the
"Bimini Roads"; completed photomosaics of the features
composed of a linear concentration of slabs; described
the orientation and physical characteristics of slabs;
surveyed in the position of the strips of slabs in relation to
benchmarks on North Bimini; obtained core samples from
individual slabs within the "Bimini Roads"; prepared
petrographic thin sections from the cores and other samples
from individual slabs; and dated samples from the slabs by
radiocarbon and uranium-thorium methods.

They observed that these linear features lay roughly parallel
to the modern shore and no discernible destination at their
ends.

Field Investigations

The observations made by Ball and Gifford (1980) are;

"1. The three features are unconnected at the southwest end;
scattered blocks are present there but do not form a
well-defined linear feature connecting the seaward, middle,
and shoreward features.

2. No evidence exists anywhere over the three features of
two courses of blocks, or even a single block set squarely
atop another.

3. Not enough blocks lie in the vicinity of the three features
to have formed a now-destroyed second course of blocks.

4. Bedrock closely underlies the entire area of the three
features eliminating the possibility of excavations or
channels between them.

5. Indications are that the blocks of the inner and middle
features have always rested on a layer of loose sand. No
evidence was found of the blocks being cut into or founded
on the underlying bedrock surface.

6. In areas of the seaward feature where blocks rest directly
on the bedrock surface, no evidence was found of regular
or symmetrical supports beneath any of the blocks.

7. We saw no evidence on any of the blocks of regular or
repeated patterns of grooves or depressions that might be
interpreted as tool marks.

8. The inner and middle features are continuous only over
a distance of about 50 meters. Though the seaward feature
extends several hundred meters farther to the northeast, it
too is not well founded or continuous enough to have served
as some kind of thoroughfare. In fact, the only attributes
of the three linear features that suggest a human origin are
the regular shapes of some of the blocks. These are also
attributes of natural beachrock deposits."

Laboratory Analysis

Their laboratory analysis found overwhelming evidence that
the slabs that composed the three linear features studied
above consist of natural beachrock of local origin. First,
the shells and other grains that compose the slabs are
identical to the grains in the loose sediment underlying
the slabs. Second, the carbonate cements are typical of
cements found in modern beachrock. Third, oxygen and
carbon isotope composition of the cements that form the
beachrock are consistent with the composition of modern
beachrock cements. Finally, the radiocarbon dates obtained
from the slabs of beachrock ranged in age from about 2300
to 3200 B.P. for the shoreward line of beachrock and a
single date of about 6800 B.P. for the seaward
line of beachrock (Gifford 1973; Ball and Gifford 1980).

McKusick and Shinn (1980) obtained some oriented cores
from one of the linear features. X-radiographs of 17
oriented cores showed that the slope, particle size, dip
direction, of the bedding is consistent from one block to
another within two areas studied. If the blocks had been
quarried from one place and laid out as a road, the original
stratigraphy of the beachrock would not have been preserved.
Clearly, these slabs represent beachrock that developed in
situ along three shorelines. They also dated 7 samples
from the slabs and obtained dates ranging from about 2750
to 3500 B.P. (Shinn 1978; McKusick and Shinn 1980).

Results

The results of the studies by Gifford (1973), Ball and
Gifford (1980), McKusick and Shinn (1980) clearly
demonstrated that so-called "Bimini Roads" are not man-made
features. Rather, they represent beachrock that formed along
the shore of North Bimini Island at three different shoreline
during the Holocene when sea level was lower than present.
Also, the photomosaics demonstrate that the lines of slabs
are not well founded or continuous enough to have served as
any kind of road.

>There are clearly shown dressed stone columns in 30 feet of water.
> I can't remember the magazine, but somewhere I saw an article on
>a piece of carved sculpture that was brought up from this site. The
>figure was reportedly of some abstract feline form, and was a
>"cornerstone" of some sort.

At this time, you have failed to post any evidence that
shows that your "feline form" is in any way related to the
limestone slabs which you claim to be the "Bimini Road".
Therefore, it is discussed in a separate post with the "stone
columns."

>Whether or not this is a fragment of something called Atlantis,
>those stone "formations" are OBVIOUSLY artificial, even with
>ages of ocean slime on them. They are not natural, as anyone

The only characteristic of these stone slabs suggestive of
human manufacture is their rectangular shape. If a person
take the time and trouble to study the available literature,
that person would find that there are several places where
rectangular slabs of beachrock are associated with carbonate
beaches. In fact, rectangular-jointed beachrock that time
will become rectangular slabs of beachrock occurs on the
west shore of South Bimini Island.

Places where observed (reference)

1. Puerto Rica (Kye 1959)
2. Barbados (McLean 1964)
3. west shore of South Bimini (Ball and Gifford 1980)
4. Joulter Cays, Bahamas (Strasser and Davaud 1986:Figure 6a)
5. Heron Island, Australia (McKusick and Shinn (1980).
6. eastern Australia (Randi 1981).

Given the numerous locations at which the formation of
rectangular blocks is occurring, the rectangular shape of
the slabs of beach rock found off of Bimini Island cannot
be used as evidence for their human manufacture.
Therefore, there is a complete lack of evidence for any
human modification of these slabs.

References cited;
Ball and Gifford (1980) - see above for citations.

Kye, Charles A, 1959, Shoreline features and Quaternary
shoreline changes, Puerto Rico. U. S. Geological Survey
Professional Paper no. 317-B, pp. 49-140.

McLean, Roger F., 1964, A regional study of the
distribution, forms, processes, and rates of mechanical and
biological erosion of a carbonate clastic rock in the littoral
zone. Unpublished Ph.D. dissertation, McGill University.

McKusick and Shinn (1980) - see above citations

Randi, J., 1981, Atlantean Road: the Bimini beach-rock.
Skeptical Inquirer, vol. 5, n0. 3, pp. 42-43.

Strasser and Davaud (1986) - see above citations

>ages of ocean slime on them. They are not natural, as anyone
>with enough gumption to actually look at the photographs before
>arguing against them would plainly see. All this knee-jerk "there

Ball and Gifford (1980) and Gifford (1973) had the "gumption"
to out and look at these beachrock slabs in person. As previously
noted, they were extremely unimpressed with the hypothesis that
they were artificially made. As describe above they, found
overwhelming evidence that these were indeed natural slabs of
beachrock lacking any human modification.

>was no Atlantis" is pure parrot party line. Even if it was there in
>pristine condition, I bet the majority of historians would say it
>was a Disney invention, rather than have to face the possibility there
>might be something about history they didn't know--and didn't have
>the mettle to admit their ignorance.

This is all malarkey and hot air. There are numerous archaeologists
that would sell their grandmother for evidence that Atlantis actually
existed and lust for the publications and grant money that such a
discovery would bring. Archaeologists are all too aware of what
they do not know. However, theories and speculation is cheap, it
is being able to prove a theory that makes a true scientist.

Back to article ,
in which [email protected] says;
>Something artificial is sitting on the ocean floor off Bimini,
>very much like old Port O Prince came to be in historical times,
>and the pedagogs have not a single word to account for it
>--except DENIAL.

I my opinion, the real people who are in denial are the people
who keep insisting that what they call the _Bimini Roads_ are
actual artificial structures. As above publications document,
there is an absolute lack of any evidence that they are roads or
any other man-made structures.

However, if people want to waste their lives chasing a ghost,
it is not my problem. However, they should not be claiming that
features are man-made structure without presenting some evidence
that they are artificial structures. Also, they have to refute the
work done by Ball (1980), Gifford (1973), and McKusick and
Shinn (1980) that provide direct evidence that these "roads" are
something more than natural beds of beachrock for specific reasons.
Simply dismissing this research as the work of bigoted and biased
archaeologists is insufficient reason to dismiss to hard work and
detailed research that clearly proves that the so-called Bimini Roads
are nothing more than Holocene beachrock formations.

Sincerely Yours;
Darby South
[email protected]
Baton Rouge, LA

[sariayu]

wow, tapi kayaknya ini buatan deh, kalo alami keknya terlalu rapi.

[-GajahLampung-]

Bimini Road

Mungkin penemuan dari Bimini road bisa menjadi suatu bukti akan eksisnya Atlantis pada masa silam,seperti yang pernah diutarakan oleh seorang ahli metafisik terkenal Amerika,Edgar Cayce yang meramalkan bahwa bukti dari sisa2 peradaban Atlantis akan muncul di sekitar Bahama diantara tahun 1968 dan 1969.

Dan tanpa disangka2,memang benar pada tahun 1968 Bamini road ini ditemukan.Karena letaknya tidak terlalu dalam,maka Bimini road akan mudah terlihat citranya dari atas permukaan air.
Namun sampai saat ini Bimini road sendiri masih banyak diliputi kontroversi,bagi orang-orang yang percaya bahwa Atlantis benar2 eksis,mereka beranggapan mungkin ini dulunya merupakan sebuah jalan raya kuno,adapula yang menganggap reruntuhan sebuah tembok bangunan/benteng dari peradaban tsb.

Namun,ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa Bimini road terbentuk secara alami.
Saat ini,pencarian dari sisa2 daratan atlantis masih terus dilakaukan,terutama diperairan Bahama ini,karena menurut beberapa prediksi dari para arkeolog,mungkin masih banyak temuan yang bisa didapat untuk menguak misteri Atlantis.

[LuCkyM3]

Klo gw bilang sih mungkin2 aja peninggalan atlantis.
Tapi klo ngak salah plato bilang batu berwarna merah ini kok ngak?

[Ache]

Klo gw bilang sih mungkin2 aja peninggalan atlantis.
Tapi klo ngak salah plato bilang batu berwarna merah ini kok ngak?

Tapi apa lokasi Bimini gak terlalu jauh dari "Pilar Herkules" di Gibraltar? Gw rasa ini malah sisa Lemuria, bukan Atlantis.

[palubesi]

itu dia , mungkin banyak yg salah terka, Lemuria kan ada? semua fokus ke atlantis, gue setuju ama Ache, sisa lemuria bukan atlantis

[adit. .]

gw stuju sama Ache juga. .
soalnya yang gw denger atlantis itu ada di sekitar pilar Herkules . .

[mahar_6743]

mantep penjelasanya gan!!! keren aja tuh kalo isa diving kesana

[rulez]

ada kehidupan di dunia itu dulunya...

hrs buat yah semacam protipe kecil luamayan buat pariwisata.. atau pelestariaan alam..

[colzer]

kalo kebetulan aja mungkin gak?

[rulez]

ga mungkin lah.. feeling gw dulu nya itu hidup itu tempat.. emang ada..

kan sebuah dataran tuh kan ada yg bisa naik kepermukaan, dan yang bisa turun dari permukaan.