Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 15 of 19
http://idgs.in/203488
  1. #1
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default Age Of Enlightenment

    Title: Age Of Enlightenment
    Author: RiX777
    Affiliation(s):
    Fireling: The Fallen Form


    Index:
    Part 00
    Part 01 - Start
    Part 02 - A Lonely Deck
    Part 03 - 120% Sure
    Part 04 - Storm Demon
    Last edited by RiXtopia; 22-06-09 at 16:04.
    TIDAK MENERIMA BARCEN

  2. Hot Ad
  3. #2
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    Spoiler untuk Part 00 :
    Earth Realm - April 30, YOE 49

    Omnidrake 5 - On board
    Indonesia-749*S1,02 - 0520 hours

    Spoiler untuk Color Identity :
    Arrow Violin Falco

    ...

    Omnidrake menurunkan ketinggiannya, dalam ketinggian seperti ini - aku sudah bisa melompat ke bawah dengan baik, tapi ini belum saatnya turun. Kubiarkan Falco tetap menerbangkan Omnidrake dan berputar di sekitar lokasi pendaratan untuk terlebih dahulu memeriksa keadaan kota yang hanya dipenuhi oleh puing-puing bangunan raksasa ini.

    "Kosong... tak ada seekorpun Kurixa," ujar Falco dengan tenang tanpa menoleh ke arahku, perhatiannya masih terfokus ke kemudi Omnidrake. Kuintip kaca samping Omnidrake, memang tidak ada tanda-tanda makhluk itu, tanpa menggunakan Kurixa detector Omnidrake-pun... aku sudah bisa memastikannya.

    "Ayo kita lompat sekarang...!", tampak sudah tidak sabar, Vio yang duduk di sebelahku sejak tadi, langsung memakai headgear-nya, bergerak ke pintu Omnidrake dan melompat turun segera setelah menoleh ke arahku sesaat - mengajakku untuk segera lompat juga.

    *set!*

    Aku melompat turun, Vio sudah terlebih dahulu mendarat di bawah.

    *drap!!!*

    Cukup keras, pendaratan ini akan jadi sangat menyakitkan kalau aku tidak sedang mengenakan StormSuit. Kuperiksa kembali apakah semua bagian StormSuit masih online setelah pendaratan keras tadi melalui status-checker yang ditampilkan di scouter pada headgear-ku. Tentu saja, semua masih bekerja dengan baik.

    "...tidak mungkin ...baru 30 menit sejak kita menerima permintaan bantuan... sekarang tidak ada seorangpun yang tersisa??", Vio memeriksa reruntuhan-reruntuhan yang ada di dekatnya, rasanya sangat mustahil untuk melenyapkan seluruh penduduk kota ini hanya dalam 30 menit, sampai tanpa jejak sedikitpun. ...apakah bangsa Kurixa ini kembali berevolusi dan mendapatkan kekuatan baru? ...atau jangan-jangan...

    "...Arrow! Kenapa diam saja??", Vio mendorong lenganku, tanpa kusadari dia sudah berada di sampingku, tampaknya dia sudah sangat jengkel karena aku tidak mempedulikan kata-katanya sejak tadi. Walau dia masih menunggu jawabanku, aku masih diam dan berpikir - kemungkinan apa saja yang telah terjadi di sini... seharusnya aku melakukan ini sambil memeriksa seluruh tempat ini, ...tapi aku lebih terbiasa dengan caraku, diam dan berpikir agak lama sebelum memeriksa lapangan. Lagipula, Vio yang tidak bisa diam sudah dapat menutup jatahku dengan terus berkeliling sendiri dan tugas bagianku.

    *whuuuu*

    "...?!", sedikit terkejut - kusaksikan debu dan pasir yang terbang tertiup angin yang berhembus, kurasakan banyaknya debu dan pasir yang terbang tertiup angin itu agak tidak normal... sangat banyak, terlalu banyak.

    "...menurutmu, semua debu itu darimana?"

    "Hm? ...tentu saja dari semua reruntuhan bangunan ini"

    "...", aku diam sejenak... jalan tempatku berdiri adalah aspal biasa, warnanya abu-abu... pucat seperti warna awan di langit saat ini, ...kabut tidak normal yang sejak tadi kurasakan ini juga agak mencurigakan. Setelah beberapa detik kuperhatikan jalan di sekitarku, akhirnya aku menemukan keanehan yang cukup mencolok... tampaknya ada 'tumpukan' debu dan pasir yang lebar di setiap beberapa centimeter. Aku semakin yakin... itu tidak berasal dari reruntuhan bangunan ini.

    *pip*

    *Arrow, Vio... aku menemukan pesawat besar yang aneh, 70 meter dari lokasi kalian berdua, akan kukirimkan koordinatnya sekarang...*

    "...bukan pesawat Kurixa?"

    *Bukan... aku juga tidak mendeteksi adanya pasukan Kurixa*

    "...kita segera ke sana"

    ...

    ...

    Aku berjalan ke arah koordinat yang dikirimkan Falco ke satelit headgear-ku, Vio berjalan di belakangku dengan tenang, tapi dia tampak masih penasaran dengan betapa kosongnya tempat ini, wajar saja... kota ini termasuk yang cukup besar di negara ini... dan bagi penduduknya untuk lenyap tanpa sisa dalam 30 menit...

    "Huaaa... itu pesawatnya?!"

    Kita sudah sampai, tampak di hadapan kita sebuah... bagiku, pesawat ini lebih mirip dengan kepiting baja raksasa, tubuhnya dilapisi baja yang mengkilap, berwarna hitam, sepertiga bagian tubuhnya yang di belakang tampak terperosok masuk ke dalam jalan. Sepertinya terjadi saat mendarat dengan keras.

    *klug klug*

    "Hm?"

    Ada semacam cairan kental berwarna hitam yang mengalir keluar dari bagian bawah pesawat aneh itu.

    *klug klug*

    Semakin lama semakin banyak cairan yang keluar, lama-kelamaan membentuk wujud seperti manusia.

    "T-Tidaaaaak!! Tolooong!!"

    "Hh?!", aku menoleh ke belakang, seorang laki-laki dewasa buru-buru berlari menjauh, rupanya masih ada yang hidup dan bersembunyi di sekitar sini. Sepertinya orang itu berlari ketakutan karena melihat cairan aneh ini.

    KRAWWHH!!

    Cairan aneh itu sekarang punya mulut! Ia membuka mulutnya dan mengeluarkan suara tinggi seperti kucing yang marah. Sisi-sisi atas dan bawah mulutnya membentuk gerigi tajam sehingga tampak seperti gigi yang siap merobek mangsanya.

    SPRUUUT!

    Makhluk 'kental' itu tiba-tiba menyemprot cairan hitam yang encer ke arah laki-laki yang sedang berusaha lari itu.

    "AAAAAAGH!!"

    *sssshhh*

    ...dalam waktu yang singkat, laki-laki itu berubah menjadi abu.

    "A-Apa itu?!"

    "Bukan saatnya bertanya"

    Tanpa banyak basa-basi, kutarik SLG-01 dari pinggangku dan kutembakkan pistol itu berkali-kali ke arah cairan yang masih berbentuk manusia kental itu.

    *jlub jlub jlub*

    "Sepertinya tidak mempan"

    "..."

    SPRUUUT!

    Makhluk itu kembali menyemprotkan cairan berbahaya itu dari mulutnya, kali ini sasarannya adalah Vio yang masih berdiri di dekatnya, beruntung Vio sudah siap dan segera menghindarinya.

    "Kenapa dia menyerangku?! Kan kau yang menembaknya?!"

    "They say... 'ladies first'...", ujarku sambil tetap terus menembak makhluk itu, aku ingin tahu apakah makhluk itu benar-benar 100% kebal peluru.

    KRAWWHH!!

    Sekarang makhluk itu mengalihkan perhatiannya padaku, mungkin dia sudah mulai muak padaku. Kuarahkan tembakanku pada wajahnya, ...tunggu, dia tidak punya wajah, ya setidaknya di situlah posisi wajahnya kalau dia manusia.

    *dzing! dzing!! jruk! jruk!*

    KRAAAA!!

    Dia mengamuk, pasti karena dia tidak suka wajahnya yang rata dibuat berlubang.

    SPRUTT!!

    *set!*

    Aku segera berlari ke belakang sebuah reruntuhan bangunan untuk berlindung dari cairan itu, ...dinding bagunan tempatku berlindung itupun langsung retak dan pecah berkeping-keping saat tersentuh cairan itu. Pecah? Tadinya kukira akan meleleh...

    "Arrow! Belakang!"

    Aku segera menoleh ke belakang, di hadapanku sudah ada makhluk kental yang lain, kuarahkan SLG-01 ke arahnya, tapi makhluk itu segera menepis pistolku itu dari tanganku dengan tangannya yang kenyal seperti agar-agar super alot.

    SPITT!!

    Dia meludah, aku merendahkan tubuhku tepat waktu dan langsung menyeruduk perut makhluk itu, dia terdorong ke belakang, tetapi dia sangat kuat dan tidak dapat kujatuhkan. Kulepaskan tubuhnya dan langsung kutarik SSG-01 yang terpasang di belakang pinggangku. Kuarahkan Shotgun bertenaga besar ini langsung ke dada makhluk itu.

    *THOM!!*

    KRAH!!!!

    *splat! plak! plak*

    Seperti dugaanku, makhluk itu tidak mati, malah pecah menjadi tiga dan membentuk tubuh-tubuh baru yang lebih kecil. Ini tidak akan ada habisnya.

    "Mereka semakin banyak..."

    Vio juga tampak sedang sibuk meladeni makhluk-makhluk aneh itu, lama-kelamaan semakin banyak, pantas saja kota yang begitu ramai ini bisa habis dalam waktu yang singkat, tidak mungkin hanya oleh beberapa 'liter' makhluk aneh ini, pastinya ada sangat banyak.

    "Falco, kita akan kembali"

    *Baik, dalam 10 detik, ...9 ...8*

    "Hah?! Arrow!! Bagaimana kalau masih ada yang hidup di sekitar sini?!"

    "Mereka sudah sama dengan mati. Kita tidak akan bisa menolong mereka dengan persenjataan kita yang sekarang."

    "T-Tapi... aku tidak bisa... membiarkan mereka mati begitu saja... paling tidak, aku harus yakin sudah tidak ada yang masih hidup di sini. Kita periksa lagi bagian yang belum kita datangi"

    "...then, do it yourself.", ujarku cuek. Vio tampak yakin masih ada yang hidup, dan seperti biasa... dia tidak akan bisa pergi meninggalkan kemungkinan adanya survivor.

    *wung*

    Omnidrake 5 yang dikemudikan Falco sudah terlihat.

    "Huh! Ya sudah! Kalian duluan!"

    "...?!"

    Vio berlari menjauh sambil menghindari kejaran makhluk-makhluk aneh itu, dia berlari ke arah yang belum sempat di-scout sebelumnya, sepertinya dia benar-benar serius untuk mencari orang yang masih selamat. Biasanya dia akan mengalah saat kusuruh dia mencari sendiri, tapi kali ini...

    *Hei! Jadi tidak?!*

    "...", aku tidak jadi melompat ke Omnidrake, kukejar Vio yang masih kelihatan, tidak mudah mengejarnya, selain karena larinya cepat sekali, aku masih harus menghindari makhluk-makhluk menjengkelkan itu.

    ...






    TIDAK MENERIMA BARCEN

  4. #3
    Ilyasviel's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    100
    Points
    114.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    nyahoohoo! Series baru!

    beda format penulisan, ga ditulis lagi nama2nya siapa2 aja o_O agak susah buat gw yang ingatannya bloon.

    nyehhee, kurixa, kalo gw ngedenger kurixa = pet eric di FB =)) asli kocak ngebayanginnya... nyahaha...

    buat opening, well, cukup bingung. apa yang terjadi setelah mereka kembali dari petualangan di J-Town? nyuhuhu..

  5. #4
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    ea akhirnya nongol


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  6. #5
    Jkt-kOpaJa608's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Hutan Pinus
    Posts
    8,041
    Points
    6,804.01
    Thanks: 48 / 241 / 137

    Default

    karya terbaru dari Si Eric.

  7. #6
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    Spoiler untuk Part 01 - Start :
    3 years ago

    Earth Realm - January 28, YOE 46

    Blackdragon 4 - On board
    Training Zone

    ...

    Dua tahun sejak bangsa Kurixa menginvasi bumi, kehidupan manusia mengalami krisis. Manusia hidup di bawah bayang-bayang rasa takut akan kematian, mereka melupakan masa depan mereka, mimpi dan cita-cita mereka. Semua itu diganti dengan 'bagaimana supaya bisa tetap hidup sampai terbitnya matahari di keesokan harinya?'

    "Yosh... berhenti dulu di sini"

    Laki-laki yang sejak tadi memimpin di depan itu berbalik dan menghadap ke arahku. Suaranya terdengar agak berat dan berwibawa. Sepertinya dia punya pangkat yang tinggi di organisasi ini, tapi aku tidak tahu siapa dia. Ini hari pertamaku berada di salah satu spaceship terbesar milik ERG (Earth Realm Guardians)

    "Inilah tempat kalian akan berlatih nanti apabila kalian terpilih menjadi salah satu elite-unit terbaru ERG"

    Di samping kanan kiriku ada dua orang lagi, seorang laki-laki dan seorang wanita. Keduanya seumuran denganku, dan apapun latar belakang mereka... mereka adalah orang yang luar biasa, karena mereka dipilih dari antara 1000 member baru yang di-draft kemarin. Itu artinya aku juga orang luar biasa di sini.

    "ID nomor 199, Violin."

    "Yo!"

    Hmph, sepertinya dia tipe orang yang cukup bersemangat. Satu dari 300 member wanita yang baru. Rambutnya pirang pucat, dan... semuanya 'berdiri' dan mengarah ke belakang, entah berapa lama waktu yang dia habiskan untuk itu.
    Spoiler untuk Violin :

    Eyes: Blue


    "Tes tertulismu hanya mencapai 76%, nilaimu adalah yang terendah di antara kalian bertiga"

    "Yes!"

    Dia mengangguk mantap -_-

    "...ehem, ya... tapi karena tes tertulis ERG memang sangat sulit, nilai ini sudah merupakan salah satu nilai tertinggi di antara 1000 member baru yang menjalani tes itu."

    ...

    "Kemudian, ID nomor 205... Arrow."

    "..."

    "...96%, nilai yang mengagumkan, ada kemungkinan kau bisa menjadi sweeper yang baru."

    ...

    "Itu kalau kau bisa mengalahkan... ID nomor 390... Bolt."

    "...ya"

    Laki-laki di sebelahku, berambut coklat muda. Dia sedikit menundukkan kepalanya saat aliasnya dipanggil, sepertinya dia mengerti benar bagaimana cara menunjukkan rasa hormat pada petinggi di sini.

    "Nilai tesmu, ...100%... ini adalah yang pertama kalinya di sejarah penerimaan member baru di ERG... akan sangat disayangkan apabila member sepertimu harus gagal di sesi pemilihan akhir ini dan diturunkan ke normal unit. Berjuanglah."

    "...terima kasih"

    Bolt kembali menundukkan kepalanya. Violin tampak agak terkejut mendengar nilai sempurna itu. Aku juga... agak salut dengan nilainya yang nyaris mustahil itu, dan harus kuakui... memang akan sangat disayangkan apabila member dengan nilai sempurna itu harus diturunkan ke unit normal.

    Setiap bulan Januari dan Juni, akan direkrut 1000 member baru untuk ERG dari berbagai tempat tertentu di muka bumi, tiap 1000 member itu akan menjalani ujian tertulis dari matematika, pengetahuan umum, sampai pengetahuan akan senjata-senjata. Tiga member dengan nilai tertinggi akan diambil dan diuji kembali di tahap akhir, yang akhirnya hanya akan dipilih satu orang baru untuk masuk ke elite member.

    ...

    Setelah menjalani berbagai macam tes dan simulasi, jelaslah bahwa Bolt tidak hanya menguasai teori dan tulisan, tapi dia juga sangat mahir di lapangan. Pada akhirnya, aku dan Bolt mendapatkan total nilai yang sama persis, dengan perbedaan tipis di kategori-kategori yang berbeda. Sedangkan Violin sendiri, hanya memperoleh nilai yang mengagumkan di ujian melee-weapon, cocok dengan tingkah lakunya, ...mungkin.

    Melihat situasi seperti ini, jelas sekali Bolt yang akan terpilih, karena masih ada pertimbangan dari nilai ujian tertulisnya yang 100%. Aku dan Violin akan tersisih dan akan bertarung sebagai unit normal ERG. Boleh dibilang, unit normal ERG adalah pasukan yang paling cepat berakhir riwayatnya, selain perlengkapan dan senjata mereka yang paling sederhana, mereka juga sering dikirim untuk all-out-attack plan tanpa taktik.

    ...

    Benar saja, setelah para petinggi ERG berdiskusi, Bolt-lah yang terpilih. Berdasarkan prestasinya, dia dikategorikan sebagai Sweeper Type-A, bersenjatakan Assault Rifle dan Sniper Rifle.

    ...

    "Baiklah, dengan begini... Bolt akan masuk sebagai salah satu-"

    *BRUGH!! ...NGUING!! NGUING!!*

    Tiba-tiba terjadi sebuah guncangan yang keras pada Blackdragon 4, sepertinya pesawat raksasa ini diserang. Tampak seorang messenger yang berlari mendekat ke laki-laki yang sejak tadi membimbing kita, ia menyampaikan pesan dengan cepat tapi jelas.

    "Sepertinya ini akan jadi pertarungan kalian yang pertama"

    Laki-laki itu tampak tenang, malah sedikit tersenyum.

    "Bolt, messenger ini akan mengantarmu ke ruanganmu yang baru dan memberikanmu sebuah StormSuit, setelah itu segeralah pergi ke Command Deck"

    "Siap!"

    Bolt dan messenger itu langsung berlari pergi.

    "Kemudian kalian berdua."

    Laki-laki itu beralih kepadaku dan Violin.

    "Violin."

    "Yap?"

    Dia masih semangat.

    "Haha... kau selalu ceria seperti ini?"

    "Ah, sudah terlalu banyak orang yang bersedih, aku tidak ingin memperkeruh suasana hati orang yang melihat wajahku!"

    Da tersenyum mantap. Wajahnya tidak menggambarkan kekalahan sama sekali.

    "Bagus, aku suka dengan semangatmu. Kemudian... Arrow."

    "..."

    Laki-laki itu menatapku sambil tersenyum, tampak ada sedikit rasa heran di wajahnya.

    "Kau... sedikit berbeda dengan member baru lainnya, setiap tindakan yang kau lakukan di simulasi tadi... tampak sudah terlatih dengan baik... atau boleh kubilang kau sudah cukup berpengalaman.. berapa umurmu?"

    "...16 tahun"

    "Hm... adakah anggota keluargamu yang merupakan anggota ERG?"

    "...nenekku"

    "Nenekmu? Siapa namanya?"

    "...Kanika Shierka"

    "...?! Kau serius?"

    Laki-laki itu tampak kaget dan agak tidak percaya mendengarku menyebut nama nenekku. Mungkin nenek adalah member yang terhormat? Mungkin juga member yang punya banyak masalah dan sejarah buruk di ERG? Aku hanya tau nenek pernah jadi bagian dari ERG, itu saja.

    "...ya"

    Sesaat setelah aku menjawab, messenger yang barusan pergi bersama Bolt tadi, sudah kembali. Kali ini laki-laki itu mengatakan sesuatu pada messenger itu, kemudian kembali berpaling ke arahku dan Violin.

    "Arrow, mulai sekarang, kau juga masuk ke jajaran elite-member ERG."

    "Heee??"

    Violin kaget, aku juga kaget. Tapi aku berusaha menyembunyikannya dengan tetap diam.

    "Lalu... aku akan menggunakan StormSuit?"

    "Tentu saja, itu adalah perlengkapan standar yang harus dimiliki tiap elite-member, ...ah dan kau akan masuk ke kategori Sweeper Type-B"

    Sweeper Type-B, Shotgun dan Pistol. Aku akan bertarung dari jarak yang cukup dekat sepertinya.

    "Bagaimana denganku?"

    Kau akan turun ke normal unit.

    "Kau juga masuk ke elite-member"

    ...?

    "Hah?! K-Kenapa??"

    "Elite-member ERG dipenuhi oleh orang-orang yang terlalu serius dan miskin senyum, kami butuh orang sepertimu untuk mengembalikan warna di hari-hari umat manusia."

    "..."

    Great..

    "Hei, ke mana semangatmu tadi?"

    "...ah? Ahahahaha"

    Terlalu dipaksakan.

    "Kau, Violin... Striker Type-B"

    Sesuai kelebihannya, seingatku... Striker Type-B akan membawa dua pedang kembar sebagai senjata utamanya, senjata lainnya... tergantung apa yang dia pilih nanti.

    "Baiklah, karena ini darurat... aku tidak punya banyak waktu untuk bicara lagi, ambil StormSuit kalian dan buktikan kehebatan kalian!"

    "Siap!"
    "..."

    ...

    Aku dan Violin pun segera keluar dari Training Zone dan berlari mengikuti messenger ERG itu.

    "Hei, Arrow... ya?"

    Seraya berlari di sampingku, dia memanggil aliasku.

    "...ya", aku menjawab tanpa menoleh ke arahnya.

    "Nenekmu orang hebat ya?"

    "...hmph, mungkin"

    Messenger itu berbelok di salah satu koridor, kemudian masuk ke sebuah elevator. Aku dan Violin mengikutinya. Setelah beberapa detik, sampailah kita pada area pesawat yang belum pernah kulihat... messenger itu kemudian membawa kita ke sebuah ruangan kecil yang tampaknya digunakan untuk menyimpan StormSuit. Di dalamnya hanya ada dua StormSuit yang tersisa.

    "Tugasku hanya mengantar kalian sampai di sini."

    Setelah mengatakan itu, messenger itupun pergi meninggalkan aku dan Violin.

    "Hmmm... jadi elite-member ERG itu bebas sekali ya, kita langsung lepas dari pengawasan," ujar Violin sambil berjalan ke salah satu StormSuit. Dia langsung memakainya, StormSuit itupun dalam sekejap menyesuaikan bentuk dan ukurannya pada tubuh Violin.

    *suiiing... zit*

    Violin memasang headgear-nya dan memasukkan ID dan passcode miliknya. Aku pun segera mengambil StormSuit yang terakhir dan memakainya.

    "StormSuit System Online... ID #01.46-199, Violin. Authorized Striker Type-B. Adjusting suit..."

    "Wuah, namaku sudah terdaftar sebagai elite-member"

    "...", StormSuit hitam miliknya sekarang dihiasi dua stripe diagonal pendek berwarna biru di bagian pinggangnya, melambangkan kelasnya sebagai Striker Type-B.

    "StormSuit System Online... ID #01.46-205, Arrow. Authorized Sweeper Type-B. Adjusting suit..."

    Sedangkan milikku, dua stripe diagonal pendek berwarna merah di bagian pinggang.

    "Hei, ngomong-ngomong..."

    "...hm?", aku setengah tidak peduli, kupastikan tidak ada yang cacat dari StormSuit ini, aku diluluskan dengan tidak normal, bisa saja ini produk sisa atau produk gagal.

    "Tanggal lahirmu... boleh aku tahu?"

    "...24 Desember 29", aku terlalu malas untuk membahasnya, jadi kujawab saja langsung tanpa banyak basa-basi, sambil kusiapkan senjata-senjata yang diijinkan untukku.

    "Wah, aku 28 Maret 29! Rupanya aku lebih senior! Berarti kau harus memanggilku dengan sebutan-"

    "...ini emergency.", ucapku sambil berjalan keluar ruangan.

    "H-Hei! Bukan emergency!"

    "...", aku masuk ke elevator tadi, Violin buru-buru mengikutiku.

    "...dengan sebutan 'kakak'..."

    "...kita hanya terpaut beberapa bulan", aku menyerah, jadi kuladeni dia untuk kali ini saja.

    "..."

    Dia terdiam tiba-tiba, tidak lama kemudian dia menundukkan kepalanya.

    ...

    Sunyi sekali.

    "...aku punya seorang adik laki-laki.", tiba-tiba dia bicara lagi.

    "..."

    "...dia tewas terbunuh oleh bangsa Kurixa"

    "...", aku ingin segera keluar dari sini.

    "...aku merindukan panggilan 'kakak'..."

    "...baik, baiklah. Cukup."

    "He? Jadi kau mau memanggilku dengan sebutan 'kakak'?"

    "Tidak", tanpa berpikir dua kali.

    "..."

    Pintu elevator terbuka, bagus. Aku langsung berlari keluar, tujuanku adalah command deck. Violin berlari di sampingku.

    "...kalau begitu, panggil aku Vio saja"

    "..."

    "...sebenarnya adikku tidak pernah mau memanggilku dengan sebutan 'kakak', dia selalu memanggilku Vio. Kebetulan aliasku di ERG hampir sama dengan nama asliku. Jadi kalau kau-"

    "...", kuaktifkan mode screen di layar headgear-ku, dengan mataku, kuarahkan pointer ke Burst Mode.

    "Burst Mode"

    *WUZZZZ*

    "H-Huah!! Tunggu aku!!"

    Dalam sekejap aku sudah pergi jauh meninggalkan Violin, ...atau Vio. Ternyata lebih mudah memanggilnya dengan Vio. Burst Mode ini agak sulit dikendalikan bagi pemula, Burst Mode membuat tubuh dan otot pemakainya dapat bergerak dan bekerja melebih kecepatan manusia normal.

    ...

    "Oh, Arrow. Kau sudah siap"

    Begitu aku sampai di command deck, laki-laki yang membimbingku tadi datang menghampiriku.

    "Sepertinya kita agak kesulitan mempertahankan Blackdragon kali ini, aku butuh sebuah tim kecil untuk diluncurkan ke kapal induk Kurixa yang ada di luar sana."

    "..."

    "Kau akan masuk dalam tim kecil itu, bersama Falco dan Violin"

    "Aku di sini"

    Seorang member ERG yang mengenakan seragam pilot melambai pelan ke arahku, jelas sekali dia akan bertugas sebagai pilotnya.

    "Kalian akan ke sana dengan Omnidrake 4, Falco sudah sangat berpengalaman dan dia yang akan memimpin tim ini. Kalian tidak perlu khawatir, ...dan ...Violin, kau tidak apa-apa?"

    "..hh ...hh... ah? T-Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja kapten!"

    "Sejak kapan aku jadi kaptenmu? HahaHAHAHA"

    "E-Eh... iya, aku lupa... hh..."

    Sepertinya dia berusaha mengejarku dengan Burst Mode barusan, dan dia sama sekali tidak terbiasa dengan itu! Semoga saja dia tidak menyusahkanku nanti.

    "Baiklah, kita tidak ada waktu lagi. Inti dari misi ini adalah kekompakkan, kalian sudah siap?!"

    "T-Tunggu.."
    "Anytime"

    "..."

    Kekompakkan.


    Spoiler untuk Arrow :

    Eyes Color: Grey
    TIDAK MENERIMA BARCEN

  8. #7
    BaronTrance's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    -
    Posts
    1,685
    Points
    5,896.05
    Thanks: 127 / 63 / 37

    Default

    hiyaaaaaaaaaaaaaaahh..

    gw baru mampir dan baca.. @__@


    cape juga ya baca (dengan lantang) cerita ini.. (klo ga lantang.. ga seru..)

    banyak istilah2 baru, bau2 sci-fi ni.. agak canggung juga bgitu baca ini setelah beberapa periode terakhir gw baca karya2 RiX sebelumnya yang "Absurd, Aneh, dan Kompleks." hehe smile:

    gambatteruyooooo


    btw.. itu Vio tampangnya sepertinya ga asing..

    I to Patchy

    Quote Originally Posted by -[nVc]-Kairxa View Post
    itu desktop apa sawah?
    ladang pak~!

    ---b.l.e.d.a.r.---

  9. #8
    Ilyasviel's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    100
    Points
    114.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    arrownya dingin. grr, gmn ya =| padahal neneknya ga gitu =| kanika! gyaa kanikaa~

    jadi pengen punya stormsuit, keknya bakal stylish abis. nyahaha, super ketat tapi, mesti bagusin body dulu.

    vio kalo tidur, rambutnya masih begitu ga?

  10. #9
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    @baron
    Vio familiar? Wah, ini pasti gara2 gaya gambar gw yg gitu2 aja

    @Ilya
    Vio kalo tidur... ya ngga lah ya, nanti gw gambar juga deh yang pas rambutnya ga dimacem2in

    Spoiler untuk Part 02 - A Lonely Deck :
    "Sepertinya kita agak kesulitan mempertahankan Blackdragon kali ini, aku butuh sebuah tim kecil untuk diluncurkan ke kapal induk Kurixa yang ada di luar sana."

    ...

    "Kalian akan ke sana dengan Omnidrake 4, Falco sudah sangat berpengalaman dan dia yang akan memimpin tim ini."

    ...

    "Baiklah, kita tidak ada waktu lagi. Inti dari misi ini adalah kekompakkan, kalian sudah siap?!"

    "T-Tunggu.."
    "Anytime"

    "..."

    Kekompakkan.
    Earth Realm - January 28, YOE 46

    Omnidrake 4 - On Board
    Sky of Japan-749*Main,01 - 1300 hours


    ...

    "...sebentar lagi kita akan masuk ke cloak mode, aku akan terbang sedekat mungkin ke kapal induk Kurixa untuk memudahkan pendaratan kalian"

    "Yossh... ini akan jadi misiku yang pertama!"

    "...", Vio tampak sangat bersemangat, kubetulkan posisi headgear-ku sambil mendekat ke arahnya. Lalu kutepuk bahunya.

    "Kau tidak akan ikut turun, tetaplah di sini"

    "Heee?? Kenapa?!"

    "Ini misi pertamamu, lebih baik kau pelajari dulu beberapa tehnik infiltrasi dengan memperhatikan gerakanku nanti."

    "Haa? Ini kan misi pertamamu juga!"

    "..."

    Benar, ini misi pertamaku juga, karena itulah aku tidak ingin mengambil resiko menambah tingkat kesulitan misi ini dengan orang sepertimu, ...kalau aku berkata seperti itu, dia tidak akan terima.

    "Pokoknya kau tetap di sini"

    "Tidak. Untuk apa aku tetap di sini? Tidak ada yang bisa kulakukan!"

    Anak kecil
    "..."

    "..."

    "Kita sudah dekat, bersiaplah kalian... kesempatan kita hanya sekali"

    Kulihat ke arah Falco, dia tampak menerbangkan Omnidrake 4 ke sisi jauh kapal induk Kurixa, berusaha menghindari kawalan pesawat-pesawat fighter Kurixa. Kemudian aku menoleh kembali ke arah Vio.

    "...aku butuh kau untuk tetap di sini"

    "...dan kenapa aku harus tetap di si-"

    "...untuk menyelamatkanku kalau aku tertangkap."

    "...eh?"

    Ide itu tersirat tiba-tiba di kepalaku, kuisyaratkan agar Vio mendekatkan telinganya padaku, kemudian kubisikkan...

    "Dengarkan aku, kalau kita berdua gagal dan tertangkap oleh Kurixa, kau kira ERG akan mengirimkan elite-member lain untuk menolong kita?"

    "...t-tidak"

    Kulanjutkan...

    "Benar, misi ini sangat berbahaya, ...tapi kita sebagai elite-member baru, malah dipilih untuk menjalankan misi ini, sebenarnya ERG tidak akan peduli dengan nasib kita, jelas... kita berdua hanyalah 'si tidak terpilih'. Mereka tidak membutuhkan orang-orang seperti kita, kalau kita berhasil, itu bagus. Kalau gagal, ya sudah - semua berakhir untuk kita."

    "..."

    Dia tampak termakan kata-kataku

    "...karena itulah, aku hanya bisa mempercayaimu sebagai satu-satunya orang yang bernasib sama denganku. Kita harus tetap bertahan di misi ini dan kembali dengan selamat untuk membuktikan kemampuan kita."

    "...A-Arrow..."

    Dia melihat ke wajahku begitu aku mengucapkan kalimat itu, dia masih mengenakan headgear-nya, aku tidak bisa melihat reaksi wajahnya. Tapi dari suaranya saja aku sudah tau dia benar-benar terpengaruhi kalimatku.

    "Hei... kalian, pasangan elite-member baru... sudah selesai? Lanjutkan bulan madu kalian setelah kita kembali nanti... dan... 10 detik lagi, kalian boleh lompat. Mulai hitung, 10... 9... 8..."

    Tampaknya Falco sempat melihatku berbisik pada Vio.
    Kita sudah memasuki cloak mode, tidak ada pesawat lain yang dapat melihat Omnidrake 4 ini baik melalui visual maupun radar.

    "Baiklah"

    Vio mengangguk sekali kepadaku.

    5..

    4..

    3..

    Aku menepuk pelan headgear Vio dan langsung melompat keluar, ke arah deck kapal induk Kurixa.

    *BHAM!!*

    Aku mendarat cukup keras dengan kedua kaki dan kedua tanganku...

    *WHUP WHUZZZ*

    Omnidrake 4 yang diterbangkan Falco langsung berputar balik 180 derajat sebelum menabrak kapal Kurixa. Omnidrake akan tetap terbang mengikuti kapal induk Kurixa ini dari jarak yang cukup jauh untuk menghindari kontak dengan fighter Kurixa yang berpatroli di sekitar kapal induk ini. Sementara dari sini, kulihat Blackdragon 4 sedang dalam kesulitan menahan serangan pesawat-pesawat Kurixa yang menyerang, semakin cepat aku menjatuhkan kapal ini, semakin cepat pula Blackdragon akan selamat.

    "Heminu!! Heminu!!"

    Aku menoleh ke arah suara itu, suara yang bernada tinggi seperti suara alien dari planet asing itu adalah suara seorang Deck Guard kapal ini yang menyadari keberadaanku, sepertinya dia berteriak untuk memanggil bala bantuan.

    Inilah pertama kalinya aku melihat bangsa Kurixa dari jarak yang cukup dekat, mereka seperti manusia, dua kaki dua tangan, hanya saja aku belum pernah melihat seperti apa tubuh mereka yang ada di balik suit dan headgear itu. 'Kostum' mereka merupakan perpaduan warna perak dan hitam.

    *Argh! Kau sudah ketahuan begitu mendarat! Katanya aku harus mempelajari tehnik infiltrasimu!!*

    Tiba-tiba kudengar suara Vio dari earphone yang terpasang di headgear-ku. Ya, dari dalam Omnidrake, Vio dan Falco dapat melihat apa yang 'dilihat' oleh headgear-ku.

    "Ah, sayangnya aku berubah pikiran saat mendarat, yang akan kutunjukkan kali ini adalah... brute force strategy"

    *...bah*

    Kutarik SLG-00 dari pinggangku dan segera menembakkannya 3 sampai 4 kali ke guard itu sebelum ia sempat menembakkan apapun. Dua tembakanku menghantam headgear-nya, dua tembakan lagi mendarat di dadanya.

    Segera setelah guard itu terjatuh, datang dua guard lagi, sepertinya mereka sempat mendengar teriakan dari korban pertamaku, karena suara pistolku barusan tidak mungkin dicurigai di tengah-tengah perang udara seperti ini. Tanpa basa-basi mereka langsung mengarahkan senapan mereka ke arahku.

    *dziu! dziu!*

    Aku sempat menghindari dua kilatan laser biru yang ditembakkan dari senapan mereka, tampaknya mereka agak ragu dan sedikit berhati-hati, tentu saja, mereka tidak ingin merusak kapal induk mereka sendiri. Kugunakan keragu-raguan mereka untuk balas menembak salah seorang guard itu bertubi-tubi.

    *blugh...*

    Setelah satu gugur, kuarahkan tembakanku ke guard yang berdiri di sebelahnya, dia balas menembak, tapi tembakannya tidak mengenaiku karena aku terus mengantisipasi tiap gerakan tangannya.

    *blug*

    *Arrow, gerakanmu cepat sekali!*

    "Mereka yang terlalu lamban, ada kemungkinan 3 Kurixa ini adalah pasukan baru", aku berkata sambil memeriksa tubuh ketiganya, yang kucari adalah semacam card atau kunci untuk masuk ke kapal ini dengan 'damai'.

    *Apa yang kau lakukan?*

    "...cari kunci", sebenarnya aku agak terganggu oleh komentar-komentarnya.

    *Kau bilang brute-force ? Kenapa tidak kau hancurkan saja pintu atau apapun yang menghalangimu, oh ya seharusnya kau bawa *** dan ledakkan kapal itu dari awal, lihat... tidak ada yang menyadari keberadaanmu sekarang*

    "Ya, tentu saja, kalau kapal Kurixa dapat dihancurkan semudah itu dengan *** atau senjata yang kita bawa sekarang, umat manusia tidak akan mengalami krisis seperti sekarang ini."

    *A-Ah...*

    *Sebenarnya ini pertama kalinya aku mendengar percakapan hangat seperti ini dalam sebuah misi*

    Kudengar suara Falco yang baru saja angkat bicara.

    *He?*

    *Hahahaha, lanjutkan saja... jangan pedulikan aku*

    Dan aku tidak menemukan kunci apapun, wajar saja, tidak mungkin guard level rendah seperti ini akan memegang kunci yang kucari. Aku berdiri dan melihat ke ujung deck.

    *Hmmm, aku penasaran dengan wajah bangsa Kurixa*

    "...", benar juga... aku juga belum pernah melihatnya, Vio mengingatkanku akan hal itu. Aku kembali mendekati tubuh salah satu guard itu dan berusaha melepaskan headgear-nya yang sudah rusak dan pecah di bagian depannya akibat tembakan dari SLG-00 ku.

    *set*

    Terbuka.

    "...?!"

    *WHUA!! Kucing!!*

    Ya, wajahnya seperti kucing... tapi tidak berbulu, permukaan kulitnya tampak mengkilap seperti kaca, warnanya hitam... atau mungkin bisa dibilang ungu gelap. Kusentuh wajahnya dengan jari telunjukku... rasanya seperti daging normal.

    *Oh, ini pertama kalinya kalian melihat wujud Kurixa*

    *Falco sudah sering?*

    *Hmm... hanya dari foto dan database di Blackdragon, aku tidak pernah melihatnya langsung dari kamera headgear secara langsung, apalagi menyentuhnya, maklum pekerjaanku pilot.*

    *Hoo*

    Seharusnya aku tidak memeriksa wajah mereka tadi, sekarang aku jadi merasa seperti pembunuh kucing.

    *sreg!*

    Tiba-tiba sebuah pintu di ujung deck yang sempat kulihat tadi terbuka, dan ada seorang Kurixa yang keluar. Aku segera menyandarkan tubuhku ke dinding kapal dan menyembunyikan diriku dari pandangannya, gear yang dia kenakan tampak lebih megah dan lengkap, jelas dia adalah salah satu officer kapal ini, ditambah lagi lima Kurixa yang mengawal di belakangnya.

    *Ah! Arrow! Dia pasti punya kuncinya! Tapi... untuk apa dia keluar ke deck?! Itu kan berbahaya untuk dirinya sendiri*

    *Dia berani keluar karena dia yakin dengan kekuatannya*

    "...," we'll see about that. Jaraknya masih terlalu jauh dari jangkauan SSG-00 ku, sedangkan SLG-00 sepertinya tidak akan menembus armor yang dikenakannya.

    "...!"

    Dia melihat ke tubuh 3 guard yang tergeletak tadi dan segera berjalan mendekat dengan cepat bersama 5 pengawalnya. Inilah saat yang tepat untuk mengejutkannya... kuaktifkan mode screen di layar headgear-ku, dengan mataku, lalu... kuarahkan pointer ke Burst Mode dengan mataku.

    *trit*

    "Burst Mode"

    *WHUZZZZ*

    Dalam sekejap, aku muncul tepat di depan officer itu karena kecepatan lariku yang dibantu Burst Mode, dan kuarahkan SSG-00 ke perutnya dalam jarak point-blank, hanya tersisa sekitar 2 inci ke armornya, kutembakkan sebelum ia sempat kaget sekalipun.

    *THOM!! ...gabrugh!!*

    Tubuh officer itu terpental ke belakang, menjatuhkan dua pengawalnya. Sementara, tiga pengawal lainnya masih belum sempat sadar apa yang sedang terjadi, kutembakkan lagi SSG-00, shotgun yang hanya memiliki delay antar tembakan selama 2 detik ini, ke arah salah satu dari 3 pengawal yang masih berdiri...

    *THOM!!*

    ...tentu saja tembakan itu membuat gear level rendahnya hancur berkeping-keping. Setelah tembakan kedua itu, barulah mereka sadar dan langsung mengangkat senapan mereka, masih sempat satu tembakan.

    *THOM!!*

    Rubuh satu lagi, segera sebelum pengawal terakhir yang masih berdiri ini menembakku, kuayunkan SSG-00 untuk menghantam kepalanya dengan cepat, aku masih di bawah pengaruh Burst Mode, dia terdorong mundur sebelum tau apa yang kulakukan, kuarahkan SSG-00 dan satu tembakan lagi.

    *THOMP!!*

    Sang officer masih hidup, dia berusaha bangkit, saat kuarahkan SSG-00 ke arahnya, kedua pengawalnya yang tadi hanya terdorong oleh tubuhnya segera bangkit, keduanya langsung menyerbu ke arahku dengan pedang masing-masing di tangan mereka.

    *Uah!! Swordfighter !!*

    Sepertinya Vio tertarik dengan swordfighter Kurixa, tipe pasukan Kurixa yang bertarung dengan sebilah longsword. Aku tidak boleh memaksakan Burst Mode terlalu lama, otot-otot tubuhku tidak akan kuat. Ini artinya, kedua Swordfighter ini cukup beruntung karena dapat menghadapiku dalam kecepatan normal, tapi itu bukan berarti aku jadi bisa dihentikan.

    *WHUP!*

    Swordfighter yang pertama melakukan tebasan horizontal ke arahku, aku segera merendahkan tubuhku seraya mengangkat SSG-00 ke arahnya, dan menembakkannya.

    *THOMP!!*, gear-nya hancur berkeping-keping dan dia tamat, one down.

    *swish!! swish!!*

    Yang satu ini menyerangku dengan lebih waspada, ayunannya tampak lebih ringan, seakan-akan berusaha mencari celah sambil tetap berjaga-jaga dari tembakan SSG-00 ku yang sangat destruktif.

    *dziu!! dziu!!*

    "...?!", tiba-tiba dua tembakan laser menyerangku, untunglah aku masih sempat menghindarinya, rupanya officer yang kutembak tadi sudah bangkit kembali, dia yang menembakku barusan.

    *Trang!! klotak!!*

    "...!", karena lengah, swordfighter di depanku langsung menjatuhkan SSG-00 di tanganku dengan pedangnya.

    "HMPH!!"

    Oh? Dia tampak bangga? Segera kutarik SLG-00 di pinggangku dan kuarahkan ke kepalanya, kutembakkan dua kali tanpa aba-aba.

    *dzing!! prak! dzing!! zeb!*

    *brugh*

    Akhirnya dia rubuh, karena kebodohannya sendiri. Sekarang tinggal sang officer, sekarang dia terus menembakkan senapannya ke arahku, setiap kali aku berusaha mendekati SSG-00 yang terjatuh, dia segera menembaknya dengan senapannya, agar aku tidak dapat meraihnya.

    Aku mulai muak dengan ini, aku harus segera menjatuhkannya sebelum tempat ini dipenuhi oleh Kurixa. Sekali lagi aku berlari ke arah SSG-00, ...dia mengarahkan senapannya ke arah SSG-00 juga, pada saat itulah aku menghentikan langkahku dan..

    *dziu!! DZING!!*

    Aku menembak tangannya dengan SLG-00, senapannya terlepas dari tangannya, tanpa membuang banyak waktu, aku berlari ke arah SSG-00 dan menerjangnya.

    *set!*

    "...hh?!", saat aku bangkit dan bersiap menembaknya dia hilang dari pandanganku.

    *DRAP!!*

    Tiba-tiba dia mendarat di depanku, sepertinya dia melompat dari tempatnya saat kujatuhkan senapannya tadi. Kuarahkan SSG-00 ke perutnya lagi.

    *grep!*
    *THOMP!!*

    Tapi dia langsung menyergap lenganku dan mengarahkannya ke arah lain sesaat sebelum kutembakkan, dan dia menggenggam lenganku dengan sangat kuat, seakan-akan ingin meremukkan tulang lenganku. Aku tidak bisa melepaskannya, officer ini sangat kuat. Kutarik lengan kiriku yang masih bebas dan kutinju wajahnya.

    *wuts! bugh!*

    "Hrr..."

    Tidak berefek apapun.

    *grep... sret set... brugh!!*

    "...gh", dengan sebelah tangannya lagi dia mencekik leherku dan mendorongku ke tepi deck, sepertinya dia bermaksud melemparku keluar deck. SSG-00 terjatuh dari tanganku.

    *A-Arrow!! Aku akan ke sana!! Falco, ayo terbang mendekat!!*

    *Jangan dulu*

    *Kenapa?! Arrow dalam bahaya!!*

    *...*

    ...

    "Gh...hehehe..."

    Dengan cepat, aku kembali ke mode screen di layar headgear-ku dan kuaktifkan salah satu mode favoritku. Cyclone mode.

    *trit*

    "Cyclone mode online. Energy source is... sunlight."

    "Hm?"

    Kemudian, kuarahkan lagi pointer di mode screen dengan mataku ke Storm Barrier.

    "Storm Barrier activated"

    *ZRET ZRET ZRET brugh!!*

    "GAH!!"

    Terbentuk semacam barrier dari angin di sekeliling StormSuit-ku yang langsung memukul mundur sang officer sampai terjatuh. Aku berjalan cepat ke arahnya, dia segera meraih senapannya dan langsung menembakkannya beberapa kali ke arahku. Tapi kali ini aku tidak perlu menghindarinya...

    *dziu dziu dziu duar!!*

    Semua tembakkannya terpental ke arah lain, setelah sadar tembakannya tidak efektif, dia segera bangkit dan langsung menyerbu ke arahku dengan membabi buta, kuhentikan Storm Barrier.

    "Storm Barrier deactivated"

    ...dan kusambut terjangan officer itu dengan tinjuku.

    *BLARR!!!*

    ...tinjuku mendarat di wajahnya.

    *whusss*

    ...terpental cukup jauh

    *gabrugh*

    Untung dia tidak terlempar keluar deck, aku sempat menyesal saat dia melayang cukup tinggi barusan. Tampaknya dia pingsan oleh pukulan dari Cyclone Mode. Segera kudekati officer itu dan kuperiksa tubuhnya.

    *H-Hah? ...Arrow kuat sekali... yang barusan itu apa?*

    *...? Hei, kau termasuk peringkat 3 besar ujian tertulis elite-member yang terakhir kan?*

    *E-Eh... Iya.*

    *...??*

    "...", StormSuit mendapatkan namanya dari Cyclone Mode, saat Storm Barrier diaktifkan, StormSuit akan menciptakan perisai angin yang kuat untuk melindungi pemakainya, energi yang digunakan adalah sinar matahari dan angin. Apabila bertarung di tempat tertutup, StormSuit akan menggunakan energi cadangan dari suit core.
    Di saat Storm Barrier tidak diaktifkan, pukulan dan tendangan yang dilakukan oleh pemakai StormSuit akan mendapatkan daya tambahan.

    *sret*

    Sebuah cardkey, akan kugunakan untuk masuk ke pintu tempat officer ini keluar tadi, sebentar lagi tempat ini akan jadi sangat ramai.

    TIDAK MENERIMA BARCEN

  11. #10

    Join Date
    May 2009
    Posts
    99
    Points
    124.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Waah.. yg seri 2 sdh keluar..

    Itu efek cyclone kek efek Eul cuma lbh sakti yah...

  12. #11
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    Spoiler untuk reply :
    @merica

    Hmm, eul yah...?
    Intinya sie dia cuma nambah kuat aja, ga ada epek laen-laen kok, paling-paling cuma jadi kayak semacem perisai kalo diaktipin Storm Barriernya


    Spoiler untuk Part 3 - 120% Sure :
    Untung dia tidak terlempar keluar deck, aku sempat menyesal saat dia melayang cukup tinggi barusan. Tampaknya dia pingsan oleh pukulan dari Cyclone Mode. Segera kudekati officer itu dan kuperiksa tubuhnya.

    *H-Hah? ...Arrow kuat sekali... yang barusan itu apa?*

    *...? Hei, kau termasuk peringkat 3 besar ujian tertulis elite-member yang terakhir kan?*

    *E-Eh... Iya.*

    *...??*

    "...", StormSuit mendapatkan namanya dari Cyclone Mode, saat Storm Barrier diaktifkan, StormSuit akan menciptakan perisai angin yang kuat untuk melindungi pemakainya, energi yang digunakan adalah sinar matahari dan angin. Apabila bertarung di tempat tertutup, StormSuit akan menggunakan energi cadangan dari suit core.
    Di saat Storm Barrier tidak diaktifkan, pukulan dan tendangan yang dilakukan oleh pemakai StormSuit akan mendapatkan daya tambahan.

    *sret*

    Sebuah cardkey, akan kugunakan untuk masuk ke pintu tempat officer ini keluar tadi, sebentar lagi tempat ini akan jadi sangat ramai.
    Earth Realm - January 28, YOE 46

    Dengan cardkey itu, aku berhasil masuk ke bagian sisi kapal, ...tidak ada referensi yang mengatakan bahwa ini adalah bagian sisi kapal, aku menyebutnya bagian sisi kapal karena memang pintu ini terletak di bagian sisi kapal. Di hadapanku sekarang hanya tampak sebuah lorong panjang yang kosong, akan jadi sangat menyulitkan apabila ada yang muncul di ujung lorong itu dan mengarahkan senjata laser atau apapun itu ke arahku saat aku berada di tengah-tengah, karena aku tidak akan bisa menghindar ke kanan ataupun ke kiri.

    Sebelum aku mulai berjalan lebih dalam, 'kusalin' kedua permukaan cardkey barusan dengan scanner light dari headgear-ku.

    "Scanning...

    *ziii*

    Dengan begini, pintu ini akan dapat dengan mudah dibuka oleh breacher yang dimiliki tiap anggota elite-member ERG yang sudah mendapatkan data cardkey ini dariku.

    *Arrow, sekarang tugasmu adalah untuk menjatuhkan kapal itu selama kapal itu masih terbang di atas laut*

    Kurasa aku cukup ke ruang kendali kapal ini, kemudian kuhancurkan segalanya agar kapal ini tidak dapat dikendalikan dan akhirnya jatuh ke laut, atau mungkin lebih baik mencari bagian inti kapal ini dan menghancurkan sumber energinya sehingga kapal ini tidak mampu terbang lagi.

    Keduanya tidak akan mudah, kapal ini memiliki ukuran yang hanya sedikit lebih kecil dari Blackdragon 4, dan Blackdragon 4 sendiri sudah memiliki area latihan, barak, cafetaria, dormitory, dan segala fasilitas lainnya yang kau butuhkan untuk tinggal selama beberapa bulan lamanya. Kapal ini juga pasti memiliki semua itu. Bayangkan saja, mungkinkah tugas untuk menjatuhkan kapal ini dalam waktu singkat dapat dilakukan oleh seorang manusia yang hanya diberikan seperangkat StormSuit?

    *Sepertinya agak mustahil menjatuhkan kapal itu dalam waktu singkat untuk Arrow seorang diri...*

    Tiba-tiba Vio mengucapkan hal yang baru saja terlewatkan di kepalaku.

    "Ini hal mudah," dengan santai aku mengatakan itu sambil mulai berjalan menyusuri lorong di hadapanku. Aku berjalan agak cepat sambil tetap berjaga agar suara langkah kakiku tidak terlalu keras, kuperiksa juga di sekitarku, apakah ada sejenis kamera pengintai... sebenarnya itu tidak terlalu penting, karena aku saja belum tahu seperti apa bentuk kamera pengintai bangsa Kurixa.

    "Hm?", untunglah apa yang kubayangkan tadi tidak terjadi. Aku sampai di ujung lorong, sebuah ruangan kosong yang kecil dan terdapat dua pintu di depanku. Kanan atau kiri?

    *Hei, Arrow... kau tidak merasa aneh? Seteah keributan yang kau lakukan di depan tadi... kenapa tidak ada satupun pasukan Kurixa yang menghampiri tempatmu?*

    "...", memang benar, sejak tadi aku memang sudah merasa aneh... bisa saja mereka sudah menungguku di balik kedua pintu ini, begitu kubuka salah satu pintu ini, mereka akan segera menyambutku dengan segala macam senjata pemusnah. ...tapi, mungkin juga perhatian mereka benar-benar terfokus ke serangan mereka pada Blackdragon, sehingga tidak terlalu memperhatikan pertahanan mereka.

    *Hei, jadi bagaimana?*

    "...jangan berisik,"

    Aku memeriksa sekitarku, mundur kembali ke lorong tadi, kemudian kulihat ke atas dan menemukan apa yang kucari, ada semacam ventilasi yang ditutup jeruji besi. Kuletakkan ujung kaki kananku pada sedikit celah kecil di dinding kapal setinggi pinggangku, dengan sebelah kaki kiriku aku melompat kecil dengan sedikit bantuan kaki kananku yang masih tetap pada celah kecil di dinding kapal, segera setelah itu kuhentakkan kaki kiriku ke dinding kapal pada sisi berlawanan.

    Sekarang aku bisa meraih jeruji besi itu.

    *Kau mau masuk lewat situ?*

    "...kalau bisa dibuka," dan jeruji besi itu sangat mudah dibuka, cukup didorong sedikit, kemudian digeser ke kanan. Tanpa membuang waktu, langsung saja kuletakkan kedua tanganku di mulut ventilasi itu dan memanjat ke dalam.

    Gelap dan sempit. Kunyalakan nightvision.

    *ziii*

    Aku harus merangkak di dalam ventilasi sempit ini, ventilasi ini bercabang-cabang, aku tidak tahu denah kapal ini, tapi aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, aku hanya memilih belokan secara bergantian, kiri kanan kiri kanan, tentu saja kuingat-ingat belokan yang kupilih. Tak lama kemudian, sampailah aku pada sebuah mulut ventilasi lain.

    "...," kusingkirkan jeruji besinya, kemudia kupastikan dulu situasi di bawah, tampak sebuah lorong lagi, tapi kali ini lebih lebar dan ada beberapa pintu di kanan dan kiri, salah satunya ada yang sedikit terbuka. Tidak ada seorangpun penjaga.

    *tep!*

    Aku melompat turun, kuhampiri pintu yang sedikit terbuka itu dan mengintip. Rupanya sebuah kamar, lengkap dengan sebuah tempat tidur kecil... dan ada seseorang yang duduk di atasnya. Seorang wanita, manusia! Dia menyadari keberadaanku.

    "...?! Kau... manusia? Bagaimana caranya kau masuk ke sini?"

    "...", dia mendahuluiku, seharusnya aku yang bertanya duluan, apa yang dikerjakan seorang manusia di kapal induk Kurixa.
    Wanita itu berambut hitam panjang, umurnya mungkin sekitar 16-17 tahun, melihat dari pakaiannya... dia sepertinya bukan tentara, mungkin dia ditangkap oleh Kurixa. Biasanya Kurixa tidak menangkap manusia kecuali manusia itu memiliki kemampuan khusus atau suatu kegunaan tertentu.

    "Hh?!"

    Tiba-tiba saja seorang Kurixa keluar dari kamar seberang, dia tampak terkejut melihatku dan langsung menarik senapannya, tanpa basa-basi langsung kutinju wajahnya.

    *Bugh!*

    *grep*

    Kusergap lehernya

    *krek*

    ...dan kupatahkan tulang lehernya, dia tidak akan bersuara lagi.

    "...k-kau membunuhnya?"

    "Ya, sebelum dia membunuhku. Apa yang kau kerjakan di sini? Di kapal ini," aku tidak mempedulikan wajahnya yang masih terkejut itu.

    "...A-Aku... aku hanya merawat pasukan yang terluka..."

    "...oh? Bagaimana penghuni kapal ini memperlakukanmu?"

    "...mereka sangat baik padaku"

    Hm...

    "...kau tau letak ruang kendali kapal ini?"

    "...kalau aku tahupun, tidak akan kuberitahu!"

    "...heh?", mau apa wanita ini??

    "...kau mau merusak kapal ini dan menjatuhkannya bukan? Aku sudah dengar dari pasukan Kurixa yang lain... dan aku juga tidak mau bekerja sama dengan manusia yang sembarangan membunuh Kurixa!"

    Yang benar saja, dia marah padaku karena aku membunuh Kurixa yang barusan di depannya?

    "...lalu apa yang kau lakukan di sini? Merawat pasukan yang membunuh manusia sembarangan?"

    "..."

    Dia diam, tampak berusaha mencari jawaban untuk membalasku. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main di sini.

    "...ya sudah, aku bisa cari sendiri," dengan berkata begitu, akupun berjalan pergi dari kamar itu.

    "T-Tunggu sebentar..."

    "...?"

    Aku berhenti, wanita itu berjalan ke meja kecil yang ada di sudut ruangan, mengambil sesuatu di laci mejanya.

    "Ini..."

    Sebuah ERG Map Card.

    "Kau anggota ERG kan? Kartu ini berisi denah semua bagian kapal yang sudah pernah kumasuki, termasuk ruang kendali yang kau cari."

    "...darimana ...kau dapatkan kartu ini?"

    "Ayahku adalah anggota ERG, dia selalu mengingatkanku untuk membawa kartu ini..."

    Aku mengambil kartu itu dari tangannya.

    "...thanks," aku berbalik dan memasukkan kartu itu pada card slot di tangan kiriku.

    *crek.. trit*

    Sekarang, denah bagian kapal yang pernah dilalui oleh wanita itu, dapat diakses dan dilihat dari layar headgear-ku. Ruang kendali yang kucari itupun sudah terlihat posisinya, tidak terlalu jauh dari tempat ini. Wanita itu masih memperhatikanku.

    "...apakah ada manusia lain di kapal ini selain dirimu?", aku hanya ingin memastikan.

    "Tidak ada..."

    "...baiklah, adios"

    *pok*

    Aku mengucapkan salam perpisahan, sambil menepuk bahunya... tanpa sepengetahuannya, aku menempelkan sebuah satelit kecil penyadap di bagian belakang bahunya, warnanya sama persis dengan pakaiannya, tidak akan ada yang menyadarinya. Setelah itu, aku pun berjalan pergi.

    "Lalu bagaimana denganku??"

    "...hm? Kau akan ikut jatuh bersama kapal ini tentunya."

    "Hah? Aku... Aku kan sudah membantumu!"

    "...dan aku sudah bilang 'thanks'... tadinya aku ingin membawamu pergi juga, tapi katamu kau tidak suka bekerja sama dengan orang yang membunuh Kurixa sembarangan. Jadi aku tidak akan mengganggumu lebih lama lagi," aku mengucapkan itu tanpa menoleh lagi dan tetap berjalan dengan bantuan peta digital di layar headgear-ku.

    "..."

    Dia tidak bersuara lagi, apapun yang ada di pikirannya sekarang aku tidak peduli, dengan peta ini, tugasku akan selesai jauh lebih cepat.

    *Aha, barusan itu ternyata tipe wanita yang disukai Arrow*

    "Hmph, jangan bercanda," aku nyaris tertawa mendengar celetukan Vio yang mendadak itu, sejak aku bertemu wanita itu, dia diam saja daritadi, jangan bilang dia serius menyimak percakapanku dengan wanita tadi.

    *Iya, soalnya kau tahan berbicara lebih lama dari 2 menit dengannya, sedangkan denganku - kau akan segera berhenti setelah beberapa kata!*

    "Kita baru bertemu tadi pagi, jangan sembarangan menilai,"

    *Ah! Kau bahkan meniru kata-katanya! 'Sembarangan'*

    "Kata yang sangat umum,"

    Aku sudah keluar dari koridor tadi, area ini sangat sepi karena merupakan tempat istirahat untuk para pasukan, sedangkan para pasukan itu sedang berada di luar, tentu akan berbeda di saat aku sampai di ruang kendali nanti, menurut peta yang kudapat barusan, ruang kendali berada dua lantai di bawah lantai ini.

    *ting... grek*

    Di hadapanku sekarang adalah sebuah elevator kosong, pintunya baru saja terbuka, aku menengok ke dalam... ada sesuatu seperti sebuah kamera di bagian atas ruang elevator itu, bentuknya hampir sama dengan kamera pengintai yang umum di bumi. Kulihat ke samping, masih ada tangga ke bawah di ujung koridor, itu pilihan terbaik daripada menggunakan elevator.

    Aku masuk ke elevator itu, kutekan tombol ke bawah, kemudian kutembak kamera itu dengan SSG-00.

    *THOM!! BLARR*

    Kamera itu hancur berkeping-keping, kemudian aku keluar dari elevator itu. Tentu saja aku tidak cukup bodoh untuk menggunakan elevator itu, bisa saja mereka sudah menungguku di bawah sana, atau mereka akan mematikan elevator itu saat aku masih di dalam. Ini hanya untuk membuat mereka menduga bahwa aku sudah ada di dalam elevator yang berjalan ke bawah.

    Begitu pintu elevator tertutup....

    *trit*

    "Burst Mode"

    *BLASSSS*

    Aku berlari secepatnya dengan Burst Mode, menuruni tangga yang panjang itu ke bawah, mendahului elevator itu.

    *WUZZ*

    Sesampainya dua lantai di bawah, kutemukan banyak sekali pasukan Kurixa yang mengarahkan senapannya ke pintu elevator itu, aku hampir tidak percaya dengan strategi mereka yang terlalu bodoh ini. Tentu saja aku tidak meladeni mereka, aku terus berlari menuju ruang kendali, tidak lama kemudian... aku melihat sebuah pintu dari metal selebar dua orang manusia yang dijaga oleh dua orang Kurixa di samping kanan kirinya.

    Masih dalam Burst Mode, aku berlari kencang ke arah mereka dan menghantam wajah keduanya dengan SSG-00, akibat benturan yang sangat keras dan mendadak dari Burst Mode, mereka langsung tak sadarkan diri.

    Di bagian kanan pintu itu terdapat slot kartu, sepertinya akan terbuka apabila aku menggunakan cardkey yang kudapatkan dari officer tadi. Sebelum kulakukan itu... ada yang harus kulakukan...

    "Vio, kau dengar aku?"

    *Yap?*

    "Aku kirimkan data denah kapal ini dan cardkey yang telah ku-scan tadi dari headgear-ku"

    *Oooh, kau ingin aku bersiap-siap menyelamatkanmu kalau kau dijebak di balik pintu itu? Baiklah!*

    "Bukan, ...sekarang Falco... berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mengejar kapal ini dan menjemputku?"

    *Hanya 3 menit, tapi karena penjagaan yang ketat di sekitar kapal itu, aku butuh waktu 2 kali lebih lama, mungkin sekitar 5 menit.*

    "Bagus... Vio?"

    *Ya?*

    "Kau masih ingat ruteku sampai bertemu dengan wanita itu?"

    *...err, masuk pintu tadi... kemudian ventilasi... kanan kiri kanan kiri?*

    "Terbalik. Kiri duluan. Falco, tolong catat itu dan ingatkan dia nanti"

    *Oke*

    *Lalu apa?*

    "Vio akan turun ke kapal ini, dan bawa wanita itu keluar dari kapal ini, bagaimana caranya itu terserah kalian, aku sudah memasang radar penyadap pada tubuhnya, kalian dapat melihat posisinya di kapal ini. Aku akan kembali ke Blackdragon dengan cara lain."

    *Dengan cara lain?*

    "Ya, kalian tidak perlu menjemputku. Urus wanita itu saja"

    *Heee? Sebesar itukah cintamu padanya?*

    *Arrow, kau yakin akan ini?*

    "Yakin 120%"

    *Baiklah, aku akan menurunkan Vio dan kembali menjemputnya setelah dia berhasil membawa wanita itu keluar, setelah itu kami akan langsung kembali ke Blackdragon tanpamu, seperti itu yang kau mau?*

    "Ya, lakukan seperti itu, akan kuhubungi kalian lagi saat aku siap menjatuhkan kapal ini."

    *Roger*

    ...

    Setelah itu, koneksiku dengan mereka kuputuskan, hanya supaya mereka bisa berkonsentrasi pada pekerjaan mereka. Kudekati slot kartu pintu ruang kendali itu dan kumasukkan kartu itu.

    *crek*

    *nguiing nguiiing*

    Bukannya terbuka, pintu di arah berlawanan tempatku datang tadi malah tertutup bersamaan dengan bunyi alarm yang keras, sedangkan pintu ruang kendali di hadapanku tetap tertutup seperti semula. Sekarang aku terjebak di ruangan pemisah ini. Ternyata tidak semudah yang kukira.
    Saat aku menoleh ke belakang, pintu ruang kendali itu terbuka dan ...

    *wush! BUGH!!*

    Ada sesuatu yang menghantam tubuhku dan aku langsung terpental ke tengah-tengah ruangan pemisah ini. Kuangkat kepalaku dan kulihat ada seorang Kurixa, dengan light gear yang lengkap dari kepala sampai ujung kaki, tapi dia tidak membawa senapan sama sekali. Dari data-data yang pernah kupelajari... Kurixa ini diidentifikasikan sebagai Elite-Kurixa Type-A.

    *grek*

    Pintu ke ruang kendali itu kembali tertutup. Sepertinya dia akan menghabisiku satu lawan satu, dan mungkin bagi mereka... melumpuhkanku dengan cara ini akan lebih efektif.

    Aku bangkit berdiri...

    *wush! BUGH!! brugh!!*

    "Gh!", secepat kilat, Elite-Kurixa itu melesat ke arahku dan menendang perutku dengan keras, aku terpental ke samping dan tubuhku membentur dinding. Tendangannya sangat kuat, kalau bukan karena StormSuit yang kupakai, mungkin tubuhku sudah hancur dan tidak bisa kugerakkan lagi.

    *set*

    Sebelum dia mendaratkan serangan padaku lagi, kutarik SLG-00 dari pinggangku dan kutembakkan ke arahnya.

    *dziu! dziu!*

    *wut! wuts!*

    Dengan kecepatan dan reflek yang mengagumkan, Elite-Kurixa itu melangkah zig-zag dengan cepat ke arahku tanpa berniat memperlambat serangan, begitu dia sampai di hadapanku...

    *Bugh!! JBUGH!!*

    Dia meninju headgear-ku sekali dan dilanjutkan dengan menendang perutku sekali lagi, aku sempat berusaha menghindar ke samping agar tidak terkunci ke sudut ruangan. Tetap saja semua serangannya mendarat telak di tubuhku, dan aku tidak akan bertahan lama melawan makhluk super seperti dia di ruangan yang tidak terlalu besar ini.

    Aku harus menggunakannya sekali lagi...

    *trit*

    "Cyclone mode online. Energy source is... suit core."

    *wush*

    Dia benar-benar makhluk yang tidak sabaran, dia langsung menerjang ke arahku lagi.

    "Storm Barrier activated"

    *wuung*

    *DRAP!*

    Dia menghentikan langkahnya tepat di depanku bersamaan saat Storm Barrier kuaktifkan, dan tanpa membuang waktu, dia menarik kedua tangannya ke belakangan dan tampak sedang membentuk bola energi berwarna putih, sepertinya dia akan menjebol Storm Barrier-ku dengan itu, aku segera berlari ke dekat pintu ruang kendali, dia melepaskan bola energi itu ke arahku.

    *BLARRRRRR*

    Tentu saja tidak kena, aku tidak suka menguji Storm Barrier yang hanya terbuat dari angin artificial ini, dan kabar baiknya adalah: pintu ruang kendali itu rusak oleh serangan bola energi itu, aku sudah bisa melihat staff kapal yang terkejut di dalam dan mulai panik. Kabar buruknya: makhluk ini sangat kuat.



    TIDAK MENERIMA BARCEN

  13. #12
    -[nVc]-Kairxa's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Negai no kara basho ni
    Posts
    2,215
    Points
    2,080.81
    Thanks: 101 / 91 / 48

    Default

    maaf ya, baru sempet baca sekarang, kemaren2 banyak "kerjaan"

    huhu...

    burst mode... CLOCK UP!

    ga tau, komedinya dikit di sini, serius mulu dari pertama

    tapi keren, nuansanya beda, dah gitu mulai ada fitur bales reply di post lagi, sip mantab. wkwkwkwk...

    ini... cerita seputar arrow. padahal vio lucu, gimana ya, kaya tsundere2 mau gmn gitu... nyuhuhu...

    need moar vio

    eq2nya keren, kayanya senjatanya mantab, pesen 1 donk, buat ngamuk kalo stress
    Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.

  14. #13

    Join Date
    May 2009
    Posts
    99
    Points
    124.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    kok ceritanya berhenti..

  15. #14
    SenichiSaga's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Jakarta, Indonesia
    Posts
    983
    Points
    1,090.50
    Thanks: 2 / 0 / 0

    Default

    ooi Rix-san

    ini mana lanjutannya
    da ditunggu 10 hari ga apdet apdet >.<

  16. #15
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    Spoiler untuk replies :
    @kairxa
    Ya, memang soal Arrow, mungkin nanti akan ada kesempatan buat Vio tampil lebih. We'll see.

    @merica and SenichiSaga
    wah, lama bener ni lanjutannya, sori ada ini dan itu yang datang menghadang.
    Makasi ya masih ngikutin. Here goes part 4
    =D


    Spoiler untuk Part 4 - Storm Demon :
    Dia menghentikan langkahnya tepat di depanku bersamaan saat Storm Barrier kuaktifkan, dan tanpa membuang waktu, dia menarik kedua tangannya ke belakangan dan tampak sedang membentuk bola energi berwarna putih, sepertinya dia akan menjebol Storm Barrier-ku dengan itu, aku segera berlari ke dekat pintu ruang kendali, dia melepaskan bola energi itu ke arahku.

    *BLARRRRRR*

    Tentu saja tidak kena, aku tidak suka menguji Storm Barrier yang hanya terbuat dari angin artificial ini, dan kabar baiknya adalah: pintu ruang kendali itu rusak oleh serangan bola energi itu, aku sudah bisa melihat staff kapal yang terkejut di dalam dan mulai panik. Kabar buruknya: makhluk ini sangat kuat.
    Aku meneliti isi ruang kendali dengan sekilas, tidak ada waktu yang cukup 'mencerna' keseluruhan ruang kendali itu dan mengalihkan perhatianku dari Elite-Kurixa di hadapanku ini. Saat aku menoleh ke arahnya kembali, dia sudah mulai membentuk sebuah bola energi lagi, di kesempatan inilah... kuaktifkan Burst Mode, masih dengan Cyclone Mode dalam keadaan aktif.

    *trit... zuangggg!!!*

    "Storm Demon"

    *BLAS!*

    Bersamaan dengan itu, Elite-Kurixa itu menembakkan bola energinya ke arahku, pada saat itulah aku berlari membentuk parabola untuk menghindari tembakannya dan sekaligus melesat ke depannya.

    *WUSSS!!*

    "..hh?!"

    Sepertinya aku mengejutkannya, siapapun pasti terkejut apabila ada orang yang berjarak 10 langkah ke depan, bisa muncul tiba-tiba di hadapannya dalam satu kedipan mata, ...masih terkejut dan baru saja melepaskan bola energinya, langsung kudaratkan pukulan pertama ke wajahnya yang dilindungi headgear.

    *BUGH!*

    Keseimbangannya langsung hilang, tapi sebelum dia sempat jatuh atau terhempas mundur, kumasukkan lagi beberapa pukulan yang kukombinasikan dengan tendangan dalam kecepatan Burst Mode.

    *BUGH BUGH DESH!*

    Serangan yang paling terakhir adalah satu tendangan dari kaki kananku.

    *DUAGH!! wushhh*

    Tendanganku yang barusan menyebabkan Elite-Kurixa itu terpental jauh ke ujung ruangan...

    *BRUGH!!*

    ...dan membentur dinding ruangan, itu seharusnya sudah cukup untuk melumpuhkannya.

    *zuang...*

    Pintu dari arah berlawanan ruang kendali kembali terbuka, dan para staff ruang kendali berhamburan keluar melewatiku dengan terburu-buru, sepertinya staff kapal tidak terlalu patriotik, meninggalkan ruang kendali kapal induk ini saat tau tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikanku.

    *trit*

    Efek Storm Demon sudah berakhir, aku segera masuk ke ruang kendali yang nyaris kosong itu. Ya, nyaris kosong, karena masih ada satu orang Kurixa lagi, dia mengarahkan senapannya padaku, sepertinya dia termasuk salah satu pilot yang bertugas mengendalikan kapal ini. Walaupun sekarang dia terlihat seperti pemberani yang berusaha mempertahankan ruang kendali ini sendirian, tangannya yang gemetaran itu menunjukkan bahwa ia juga sebenarnya sedang ketakutan.

    Wajar saja, dia hanya seorang pilot, tidak mengenakan armor atau helm yang berarti untuk melindungi tubuhnya, Elite-Kurixa saja tidak dapat menghentikan manusia yang berada di hadapannya sekarang ini, lalu apa yang bisa dia perbuat dengan sepucuk senapan laser di tangannya itu? Kalau aku bisa mengerti bahasa Kurixa, aku akan menyuruhnya pergi tanpa perlu membunuhnya.

    Kuarahkan SLG-00 ke arahnya, satu tembakan dari pistol ini sudah pasti membunuhnya, dia tidak mengenakan armor yang berarti karena dia hanya pilot. Melihatku mengarahkan pistolku ke arahnya, dia segera membidikku dan menarik trigger senapannya.

    *DZIU!!*

    Bidikan yang bagus, segaris laser berwarna merah melesat ke wajahku, kumiringkan kepalaku ke kanan tepat sesaat sebelum laser itu menyentuh permukaan headgear-ku...

    *wung... duar!!*

    Tembakannya meleset. Aku balas membidik ke wajahnya juga, kutembakkan tanpa aba-aba.

    *DZIU!!! clak*

    Darah berwarna merah tersembur keluar dari dahinya. Warna darahnya sama dengan warna darah manusia.

    ...

    *blugh*

    Tewas seketika. Tubuhnya rubuh setelah tembakanku menghancurkan tulang kraniumnya.

    Aku segera meneliti seisi ruangan, tampaknya kapal ini sekarang berjalan dengan auto-pilot, mereka mengira aku tidak mungkin menjatuhkan kapal ini karena aku sendiri masih terperangkap di sini? Atau mungkin mereka sudah pasrah dengan jatuhnya kapal ini? Apapun pikiran mereka, aku tidak akan segan-segan menjatuhkan kapal ini.

    ... sebelumnya, aku harus menghubungi Vio dan Falco, mereka seharusnya sudah selesai apabila semua berjalan sesuai rencana.

    *trit*

    *Arrow?*

    "Vio? Kau sudah selesai?"

    *Yap, aku baru saja naik ke Omnidrake bersama wanita itu*

    "Bagus, rupanya kau bisa diandalkan"

    *Tentu saja!*

    *Arrow, Omnidrake tidak bisa mendekat ke sana lagi, mereka sudah menyadari camouflage kita yang kedua kali*

    "Tidak masalah, kembalilah ke Blackdragon sekarang"

    *Roger. ...dan kembalilah dengan selamat*

    Itulah kalimat terakhir yang akan kudengar dari Falco...

    ...

    ...ya, itu kalau kita berada di cerita-cerita pahlawan perang tipikal yang gugur demi kebaikan yang lebih besar. Sayangnya aku bukan tipe pahlawan seperti itu, terlalu banyak membunuh makhluk lain, aku bisa langsung dikirim ke neraka kalau neraka itu benar-benar ada, aku tidak suka itu. Sekarang, masih dengan auto-pilot yang aktif... kuperhatikan layar radar kapal yang menangkap sinyal Blackdragon.

    Kusentuh posisi Blackdragon di layar itu dengan ujung jari telunjukku...

    *klik*

    *nguuung*

    Terdengar suara klik yang menandakan kapal ini akan bergerak lurus langsung ke arah Blackdragon dengan otomatis, tentu ini akan jadi masalah kalau Blackdragon tidak dapat menghancurkan kapal ini sebelum keduanya bertabrakan. Jadi, yang akan kulakukan sekarang adalah untuk mencegah hal itu terjadi.

    Segera kuperiksa kembali denah kapal ini dari peta di headgear-ku, sebentar saja langsung kutemukan Core Room yang terletak satu lantai di bawah, tanpa membuang waktu lagi...

    "Burst Mode"

    *WUZZZZ*

    Aku berlari keluar secepatnya, kutemui beberapa pasukan Kurixa yang datang berlari ke arah ruang kendali, mungkin mereka adalah sisa pasukan yang ingin mengambil kembali ruang kendalinya. Itu tidak boleh terjadi, segera kutarik SSG-00, berhenti sebentar dan..

    *THOM!!*

    ...

    *THOM!*

    Satu tembakan pertama berhasil menghempaskan dua orang Kurixa, tembakan kedua hanya mengenai satu orang. Begitu menyadari kehadiranku yang tiba-tiba, mereka segera mengarahkan senapannya padaku. Kutembakkan SSG-00 sekali lagi ke salah satu Kurixa itu sebelum kemudian melesat cepat dengan Burst Mode dan menghantam mereka satu persatu. Setelah semuanya kubereskan, aku kembali melesat ke tangga yang menuju Core Room.

    *WUZZ*

    ...

    *DHUARR!!! Gruduk gruduk!*

    Suara ledakan yang keras, juga menimbulkan getaran yang kuat pada kapal ini, aku hampir terjatuh akibat getaran itu... sepertinya Blackdragon sudah mulai menembaki kapal ini dengan segala persenjataannya.

    Untuk memastikan kapal ini benar-benar hancur sebelum menabrak, aku akan menghancurkan paling tidak salah satu power generator-nya. Kalau mereka mengerti betapa pentingnya Core Room ini, seharusnya mereka menjaganya dengan sangat baik.

    *tep*

    Aku berhenti di ujung tangga, di depanku hanya ada sebuah ruangan kosong yang sangat terang, ada banyak sekali tabung-tabung besar berlapis baja yang tidak kuketahui isinya, kemudian kulihat ada beberapa tuas besar di dinding berlawanan dari arahku berdiri.

    Tidak ada seorang Kurixa-pun yang menjaga ruangan ini? Aku segera berlari secepatnya ke tuas-tuas itu.

    *grep!*

    Kutarik salah satu tuasnya dan kutarik ke bawah.

    *grek!!*

    *DZIU!! DZIU!!*

    "...?!", tiba-tiba dari kedua sisi kanan dan kiriku muncul dua pasukan Kurixa yang langsung menembak ke arahku, aku masih sempat menghindar...

    *ctar!!*

    "Gh!!"... ada satu tembakan yang mengenai lengan kiriku, rasanya panas sekali, kalau bukan karena StormSuit ini, lenganku sudah pasti putus.

    *Nguinnng nguiiing*

    Suara alarm kapal berbunyi keras, kemudian kedua pasukan itu tampak mulai panik, salah satu dari mereka buru-buru berlari ke arah tuas yang kutarik tadi, aku mengerti sekali... dia ingin mengembalikannya ke atas. Dengan segera, kutarik SSG-00 dan langsung kusumbat celah tuas itu dengan SSG-00. Celahnya cukup untuk shotgun ini, tidak lupa kutembak sekali untuk salam perpisahanku.

    *THOMP!!*

    Kemudian kutarik SLG-00 dan kutembak lengan kedua pasukan Kurixa itu untuk membalas perbuatan mereka tadi, sekaligus untuk mengurangi kekuatan lengan mereka.

    *DZING DZING!! DZING DZING!!*

    ...supaya mereka tidak memiliki cukup tenaga untuk menarik SSG-00 keluar dari tuas itu, dengan turunnya salah satu power generator kapal ini, Blackdragon 4 yang megah pasti dapat menjatuhkan kapal ini dengan lebih mudah, atau bahkan menghancurkannya di udara.

    Saatnya berlari ke atas, kupastikan jalur yang akan kulalui sampai ke atas secara sepintas, aku tidak akan melewati ventilasi tadi lagi, karena itu akan sangat memperlambat langkah Burst Mode-ku.

    *WUZZZZ*

    Aku berlari ke arah tangga, setiap kali aku mencapai latai di atasku, langsung saja tujuan yang kucari adalah tangga lagi, secepatnya aku harus mencapai lantai teratas.

    *BLARRRR*

    Ledakan barusan menyebabkan guncangan yang sangat kuat pada kapal ini, aku hampir kehilangan keseimbanganku, tapi aku tetap berlari dengan Burst Mode yang masih aktif, kalau aku jatuh sekali saja, mungkin aku tidak akan sempat keluar dari kapal ini.

    *tep tep!*

    Akhirnya aku sampai di 'permukaan', aku sudah berdiri di deck atas kapal... dan pemandangan di depanku adalah Blackdragon yang besar... jaraknya masih cukup jauh, tapi ukuran Blackdragon 4 yang besar sudah cukup untuk menutup cahaya matahari, dan yang lebih mengerikan lagi... Blackdragon 4 tidak menahan tembakan-tembakannya untuk menghancurkan kapal ini.

    *DUAR!!! BLARRR*

    Rencanaku adalah melompat ke Blackdragon dengan Burst Mode saat kapal ini sudah berada cukup dekat, itu awalnya merupakan rencana yang baik karena kapal ini perlahan-lahan mengalami penurunan ketinggian akibat kekurangan tenaga... tapi aku tidak menyangka tembakan dan serangan Blackdragon akan sedahsyat ini, kalau aku berusaha melompat ke Blackdragon sesuai rencana awalku, bisa saja tubuhku jadi abu apabila terkena tembakan nyasar Blackdragon.

    "Hmph," tentu saja kalau aku diam di sini juga aku akan hancur bersama kapal ini beserta isinya.

    *BLARR DHUARR!!*

    ...

    *WHUP! DHUARR!!*

    *trit*

    "Burst Mode"

    "Arrow!! Hei!! Arrow!!"

    "...?!", baru saja aku ingin memulai awalan lompatanku, kudengar teriakan Vio... aku menoleh ke kanan dan kulihat Vio berpegangan pada ujung pintu Omnidrake 4 yang terbuka, Omnidrake terbang sejajar dengan kapal ini dalam jarak yang cukup dekat, entah mengapa aku merasa agak lega melihat pemandangan itu.

    "Apa yang kau lakukan?! Mau melompat ke sana?? Dasar gila!! Cepat kemari!!"

    "...", bukankah aku sudah menyuruh mereka kembali ke Blackdragon? Apa yang mereka lakukan, menolongku? Segera aku berlari dengan Burst Mode ke arah Omnidrake, melompat di ujung deck sekuat tenagaku.

    *DESH!!!! WUSHH!!!*

    "Aku akan menangkapmu kalau kau terjatuh!"

    "...," bodoh.

    *WUSH!!!*

    ...

    Melayang di udara, pemandangan yang terlihat di bawah hanyalah laut yang biru. Perasaan yang luar biasa.

    ...

    *BRUGH!!!!*

    "HUA!!!"

    Aku menabrak Vio yang cukup bodoh karena berusaha menangkapku, dia terhempas jatuh cukup keras, sepertinya sakit.

    "...a-aduduh..."

    Vio mengelus bagian belakang kepalanya, wajahnya menggambarkan kesakitan yang amat sangat... tanpa sadar, aku tidak bisa menahan senyumku, tentu saja dia tidak bisa melihatku tersenyum geli, aku masih mengenakan headgear-ku.

    "Apa yang kalian lakukan, kalian seharusnya sudah kembali ke Blackdragon,"

    "Ah, kami tidak mungkin membiarkanmu jadi Single Hero In Action. Haha.."

    "..."

    "Ya! Lagipula tidak ada yang bilang kau yang jadi pemimpin kan? A-Aduh..."

    ...dia masih kesakitan, aku berusaha tidak mempedulikannya.

    "...wanita tadi? Di mana?"

    "Dia sudah ada di Blackdragon."

    "...hm? Jadi kalian memang sudah kembali?"

    "Ya, kemudian Vio yang memaksaku untuk terbang lagi dan menjemputmu. Berterimakasihlah padanya."

    *DHUARRRRR!!!!*

    ...aku menoleh keluar, tampak kapal induk Kurixa itu hancur di udara, pesawat fighter Kurixa yang tersisa tampak mulai terbang menjauh dari area pertarungan. Kemudian aku menoleh ke Vio.

    "...ghh"

    Tampak masih mengelus kepalanya, tapi kemudian ia menyadari aku sedang melihat ke arahnya.

    "...apa? Lihat apa? Mau berterima kasih? Betul! Ini saat yang tepat, silahkan, aku siap mendengarkan!"

    Wajahnya mendadak jadi sangat berwibawa, dan perilaku 'bangsawan'nya terihat agak bodoh dengan posisinya yang masih duduk bersila di lantai Omnidrake dengan tangannya yang dilipat di depan dadanya.

    "Betulkan dulu rambutmu," kudekati Vio dan kuacak-acak rambutnya yang 'berdiri' itu, perlu diketahui: aku membutuhkan tenaga ekstra untuk merusak tataan rambutnya, aku tidak tahu bahan apa yang dia gunakan untuk membentuk rambut sampai sekuat itu. Headgear yang dipakainya saja tampak tidak dapat 'menurunkan' rambutnya.

    "...h-huee!! Hentikan!!"

    Vio mendorongku, aku pergi meninggalkannya dan mendekat ke Falco yang ada di depan kemudi Omnidrake.

    "Lalu... dia dibawa ke mana?"

    "He? ...oh, maksudmu wanita tadi?"

    "Ya"

    "Hmm... Vio yang membawanya turun, aku tidak tahu..."

    "...," aku menoleh ke Vio, dia masih berusaha membetulkan rambutnya.

    "..."

    Serius sekali.

    "...hei," aku memanggilnya, aku mau menanyakan soal wanita tadi.

    "...HUH!"

    Membuang muka.
    Penolakan.
    TIDAK MENERIMA BARCEN

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •