Page 1 of 5 12345 LastLast
Results 1 to 15 of 72
http://idgs.in/153443
  1. #1
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default Sweet~. [Warm Breeze of the Spring a.k.a Book 1]








    Sweet~.






    Author : Dida a.k.a The_Omicron
    Site : www.the-omicron.co.cc
    Sweet~. is under copyright law © 2008 the-omicron.co.cc


    Sweet~. adalah sebuah novel yang terdiri dari 4 book yang menceritakan tentang kisah seorang murid pertukaran pelajar di luar negeri, tepatnya Jepang. Dengan penulisan bermodel skenario, penulis berharap agar pembaca dapat lebih mendalami dan memahami peran masing-masing karakter. Selamat membaca dan terimakasih.




    Book 1 Sudah dapat di download di www.the-omicron.co.cc


    mencakup ke semua chapter~









    Spoiler untuk Chapter 1 :

    Chapter 1 Last Day of Promise


    Doni duduk sendirian di sebuah restoran, memandangi langit hitam tanpa bintang yang berada di balik jendela, malam itu adalah titik penting di dalam kisah hidup Doni...

    Hari ini.. adalah hari terakhirku di Jakarta.. aku dipilih oleh kepala sekolah sebagai murid pertukaran pelajar selama setahun di Jepang, Tokyo tepatnya...
    Setahun penuh... ya... itulah waktu yang akan kujalani ketika aku berada disana.. waktu yang akan kujalani tanpa bisa bertemu Nindy.. seorang yang telah menjadi kekasihku selama 2 tahun lamanya..
    Tapi tak apa, kami masih bisa melanjutkan hubungan kami dengan teknologi saat ini.. aku cukup yakin akan hal itu..

    Terlihat seorang gadis dengan paras cantik datang menuju meja tempat Doni berada, dan duduk di tepat di hadapannya.

    Nindy : “Ah maaf, aku terlambat ya?”

    Doni : “Ah, tidak-tidak, aku yang terlalu cepat datangnya.. lihat, belum jam 8 kan?”
    (Sambil menunjukkan angka di jam tangannya)

    Doni : “Ah ya, kamu mau pesan apa?”
    (Sambil memanggil waitress)

    Nindy : “Hmm aku pesan seperti biasanya, chicken steak dan jus stroberi!”

    Doni : “Kamu memang tak pernah berubah..”
    (Sambil tertawa sedikit)

    Kemudian, setelah Doni menyebutkan pesanannya, waitress itu pun segera pergi.., tetapi keduanya tak berbicara sepatah katapun, Nindy terlihat sedang mengutak-atik handphonenya, sementara Doni terlihat menatap pemandangan yang terlihat dari jendela restoran..

    Apa yang harus kukatakan padanya, bagaimana caraku meminta maaf.. besok adalah hari ulang tahunnya dan aku harus pergi ke Jepang..

    Doni : “Besok hari pertama masuk sekolah ya.. setelah UAS.. sialnya kita tidak sekelas lagi.. huh”

    Nindy : “Ya.. aku juga kecewa ni.., untung ada Sherryl dan Bobby di kelasku!”

    Doni : “Huh, sementara wali kelasku Pak Ambar.. si ikan paus itu..”

    Nindy (Tertawa cekikikan sambil berusaha menutupi mulutnya) : “Hihihi Ikan Paus, Hahahahai”

    Doni (Hanya Senyum)

    Doni (ragu-ragu) : “Ngomong-ngomong... H-Hei aku ingat, besok hari ulang tahunmu kan?”

    Nindy (memperhatikan Doni kemudian mengembalikan handphonenya ke dalam tasnya) : “Hmm ya, ternyata kamu ingat”

    Tentu saja aku tak akan lupa, orang bodoh macam mana yang melupakan hari kelahiran seseorang yang dicintainya..

    Doni : “Kamu sudah mendengarnya?”

    Nindy (Terlihat Bingung) : “Mendengar apa?”

    Doni : “Besok aku akan...”

    Nindy (Dengan wajah yang sedih) : “Cukup.. aku tak mau mendengarnya”

    Kemudian Nindy beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Doni..

    Doni (Berbicara sendiri) : “Beginikah akhirnya...??”

    Betapa menyedihkannya diriku ini.. di saat terakhir aku tak akan bertemu dengannya lagi, aku malah membuatnya marah..

    Doni (Melipat kedua tangannya di meja dan membenamkan wajahnya)

    Hari Esoknya

    Hari ini adalah hari keberangkatanku... kepala sekolah bilang hanya beberapa teman yang boleh mengantarku sampai bandara, karena hari ini bukanlah hari libur.. biarpun begitu, aku tak melihat Nindy diantara mereka...

    Doni : “Hei Bob, kau lihat Nindy?”

    Boby : “Hmm tadi sih kulihat dia ikut pelajaran di kelas..”

    Doni (Hatinya terhenyak)

    Ternyata... dia benar-benar sudah tak mau melihatku.. benar-benar menyedihkan...

    Kepala Sekolah : “Baiklah , kalau ada yang terlupa, ambillah segera, kita akan berangkat!”

    Doni (Berteriak tiba-tiba) : “PAK, KITA ADA YANG TERLUPA, SEBENTAR PAK!”

    Kepala Sekolah : “Oh ya? cepat bawa kesini!”

    Doni (Berlari ke arah gedung sekolah) sementara teman-temannya pergi ke arah yang lain..

    Tiba-tiba pintu kelas 2-3 , tempat Nindy berada dibuka, Doni berjalan cepat memasuki kelas

    Doni (Berjalan cepat) : “Permisi bu, maaf ada yg harus saya ambil..”

    Doni berjalan menuju bangku Nindy kemudian ia menggenggam tangannya dan menariknya keluar ruangan..

    Nindy (Dengan nada ngambek) : “Apa-apaan sih kamu, sakit tau!”

    Bu Guru : Doni! Apa yang kamu lakukan!

    Tetapi Doni tak menjawabnya dan terus menariknya, semua mata di kelas itu memandang mereka, hingga mereka berada di luar kelas murid-murid di kelas berhamburan keluar penasaran ingin melihat apa yang terjadi..

    Nindy : “Doni, lepasin aku!!”

    Doni : “Tidak”

    Nindy : “Semua orang melihat kita”

    Doni : “Biar mereka semua jadi saksi kita akan putus disini”

    Nindy (Kaget) : “Putus? Apa maksudmu?”

    Doni : “Jangan berlagak tidak tahu dan melupakan yang kemarin kamu lakukan, sekarang kita akan putus, dan aku akan pergi.. jadi kamu bisa tenang..”

    Nindy (mulai menangis) : “Aku..aku hanya tak ingin kamu pergi! Aku hanya sedih dan khawatir, Bukan aku membencimu!”

    Doni (berhenti melangkah, melepas gengamannya, kemudian senyum terlihat di bibirnya) : “....”

    Doni (mulai tertawa) : “haha..haha.. HAHAHAHA!! YEAAH! HAHAHAHA!!”

    Nindy (bingung) : “Kenapa kamu tertawa? Apa yang lucu?”

    Doni (menahan ketawanya) : “Tidak, tidak, aku hanya senang, karena ternyata kamu tak membenciku, dan yang kedua...”

    Nindy : “Yang kedua?”

    Doni (mengeluarkan mike wireless dari kantongnya, kemudian berdehem) : “Ehem, Teman-teman sekalian.. Hari ini adalah hari yang spesial, terutama untuk seseorang.. yah.. buatku juga sih.. hehe.... hari ini adalah..”

    Doni (mengambil dan menahan nafasnya, kemudian tersenyum) : “HARI INI ADALAH HARI ULANG TAHUN NINDY, KITA BERI SELAMAT PADA NINDY!!!”

    Seluruh murid yang melihat memberi selamat kepada Nindy, sehingga terdengar seperti suara gemuruh.. terlihat teman-teman dekat mereka berdua datang dengan membawa kue dengan lilin diatasnya..

    Teman2 : “Selamat ulang tahun ya Nin..!”

    Nindy tak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa melanjutkan tangisnya.

    Doni : “Hei Nin, kamu mau hadiah apa?? Nanti aku beliin di Jepang!”

    Nindy (menggelengkan kepalanya)

    Doni : “Jadi... kamu mau apa??”

    Nindy : “Aku hanya mau kamu berjanji tak akan..”

    Doni : “Berjanji tak akan..?”

    Nindy : “Aku mau kamu berjanji tak akan terpikat dengan wanita lain disana.., maukah kamu berjanji...”

    Doni (tersenyum, kemudian mendekatkan mike ke mulutnya) : “PERHATIAN TEMAN-TEMAN SEKALIAN, AKU INGIN KALIAN MENJADI SAKSI JANJIKU!”

    Doni : “Aku, Ramadoni Herdiawan, BERJANJI KEPADA Anindita Prameswari BAHWA AKU TAK AKAN TERPIKAT WANITA LAIN DI JEPANG ! WOOOOGH!!”

    Semua orang yang berada di sana tergetar oleh kata-kata Doni, mereka kemudian bersorak dengan keras..

    Doni (Giggling): “Apa ini sudah cukup??”

    Nindy (menganggukan kepalanya)

    Kepala sekolah melihat jam tangannya , kemudian ia berjalan ke tengah lapangan mendatangi Doni..

    Kepala Sekolah : “Doni, waktunya sudah habis, kita harus segera ke bandara, dan tolong berikan mikenya..”

    Doni (memberikan mikenya)

    Kepala Sekolah : “Ayo, sekarang waktunya kalian masuk ke kelas masing – masing, sudah tak ada yang perlu ditonton lagi..”

    Doni : “Baiklah Nind... aku per..”

    Nindy : “Stop! Aku tak ingin mendengar atau melihatmu pergi..”

    Doni (khawatir) : “Jadi.. apa yang harus aku la..”

    Nindy (Membalikkan badannya) : “Pergilah..”

    Doni : “Baiklah... Nind... Sampai jumpa...”

    Doni melangkah pergi.. sementara Nindy diam dan tidak menjawab..

    Doni tak pernah tahu, bahwa saat itu Nindy menangis.. Ia berkata begitu karena tak ingin Doni melihatnya menangis dan membuat kepergiannya terasa berat...

    Doni (dalam hati) : Sampai jumpa.. Nindy..”










    Spoiler untuk Chapter 2 :

    Chapter 2 Meet The Family

    Mulai dari chapter ini segala percakapan dilakukan dalam bahasa jepang



    Doni tampak berdiri di depan pintu sebuah rumah bersama dengan barang-barangnya..

    Doni : “Jadi inikah rumahnya... yang akan menjadi tempat tinggalku setahun kedepan?”

    Doni: “Hmmm baiklah.. tampaknya terlihat normal...”

    Doni (mengulurkan tangannya kemudian menekan bel)

    Berkali-kali ia mengebel tak seorangpun keluar dari rumah itu...

    Doni (menghela nafasnya) : “Huf... tampaknya tak ada seorangpun dirumah ini.., ataukah aku salah alamat??” (sambil melihat kertasnya)

    Doni: “Alamatnya benar, papan namanya juga benar... tapi mengapa tak ada orang...”

    Doni (Duduk di depan pintu) : “Benar-benar 2 hari yang buruk...”

    Lama kemudian...

    Terdengar langkah kaki mendekat.. seorang ibu-ibu separuh baya, anak perempuan dan anak lelaki yang sepertinya sebaya denganku.. mereka datang dengan beberapa kantung plastik di tangannya..

    Doni (tersadar dan agak kaget) : “Ah, anda pasti Bibi Mizuki!”

    Bibi Mizuki (kaget) : “Oooh, kamu pasti siswa dari Inudonishi itu kan?”

    Ichirou (menyela) : “Indonesia Ma!”

    Bibi Mizuki: “Maaf-maaf, kami baru saja pulang membeli bahan-bahan masakan.. sudah menunggu lama ya?? Mari silakan masuk” (kemudian membuka pintu rumahnya)

    Bibi Mizuki: “Ichirou tolong kau bantu.. siapa namamu?”

    Doni: “Oh maaf, perkenalkan, nama saya Ramadoni Herdiawan, biasa dipanggil Doni..”

    Bibi Mizuki (Tersenyum) : “Salam kenal Dino-kun, nama Bibi Mizuki Ai, ayo,ayo, silahkan masuk, biar Ichirou yang membawa barang-barangmu..”

    Ichirou (Protes) : “Hah? Apa-apaan ?”

    Bibi Mizuki (Berwajah Seram) : “Sudah jangan banyak protes, Natsuki, tolong bantu mama membawa belanjaan”

    Natsuki : “Baik Ma!”

    Bibi Mizuki (Tersenyum ramah kembali) : “Yuk, kita masuk Dino-kun!”

    Doni (Merasa aneh tapi memaksakan untuk tersenyum) : “I-iya, baiklah..”

    What the.. apa-apaan Bibi ini.. ekspresinya bisa berubah drastis begitu, salah menyebut dua kali pula, namaku Doni, Doni !

    Di dalam...

    Bibi Mizuki: “Maaf ya.., rumah kami kecil begini...”

    Doni: “Ah, tidak kok, saya lihat rumah ini bagus..”

    Rumah ini memang kecil bila dibandingkan dengan rumahku.. tapi setidaknya aku tidak berbohong..

    Bibi Mizuki: “Natsukiiiii, tolong antarkan Dino-kun ke kamarnya!!”

    Natsuki : “Baik Ma!”

    Natsuki kemudian berjalan menuju lantai dua, diikuti oleh Doni.

    Ia kemudian berhenti di depan pintu sebuah kamar dengan wajah tertunduk..

    Doni: “Inikah kamarku?”

    Natsuki (Mengangguk, kemudian lari kembali ke bawah)

    Doni (Bingung) : “Haah? Apa-apaan itu??”

    Doni (tak ambil pusing) : “Ah sudahlah, kulihat dulu kamarku” (membuka pintu)

    Doni (kagum) : “Wah.. bagus juga kamarnya, kukira aku akan tidur di lantai.. ternyata ada kasurnya.. ada barang-barang elektronik pula... “

    Terdengar suara langkah kaki yang berat dan dan suara beban yang berat ditaruh, kemudian pintu diketuk

    Ichirou (Ngos-ngosan sambil membawa barang-barang Doni) : “Hah..hah.. bisa kutaruh dimana barang-barangmu?”
    Doni: “Ah maaf, seharusnya tadi kubawa sendiri” (bergegas mengambil barang-barangnya)

    Ichirou (tersenyum) : “ah, Jangan, jangan, nenek itu bisa mengamuk bila kau tak menuruti perintahnya”

    Bibi Mizuki (tersenyum sambil menjewer Ichirou) : “Ah jangan dengarkan dia Dino-kun, dia suka asal bicara hohoho”

    Ichirou (meronta-ronta kesakitan)

    Bibi Mizuki: “Ya sudah, bibi tinggal dulu ya.. silakan mengeluarkan barang-barangmu.. nanti bibi panggil ya kalau sudah waktunya makan malam” (terus menjewer Ichirou dan menariknya)

    Kemudian pintu ditutup..

    Doni (dengan swt besar di kepalanya) : “Aduh aduh... aku mendapat keluarga yang aneh..”

    Doni (berkeliling kamar, kemudian membuka jendela dan menaiki beranda) : “Wah.. bagus juga pemandangannya... menghadap barat pula.. jadi aku tak akan silau pagi-pagi..”

    Tiba-tiba Doni merasa ada seseorang yang memperhatikannya

    Doni (menengok ke jendela rumah sebelah yang gordennya terlihat bergerak): “Apa itu?”

    Doni: “Ah sudahlah.. sebaiknya aku membereskan barang-barangku dulu... waktu bercapek ria dimulaiiiii!”

    Doni membereskan barang-barangnya, hingga tak terasa matahari telah terbenam...

    Doni (menghela nafasnya) : “Huff.. akhirnya.. selesai juga” (Melirik ke arah jam)

    Doni: “Sudah jam setengah tujuh rupanya.. , lama juga ternyata aku bekerja..”

    Terdengar pintu kamar Doni diketuk..

    Ichirou : “Boleh aku masuk??”

    Doni: “Ah ya, silakan masuk!”

    Pintu terbuka kemudian Ichirou menunjukkan wajahnya

    Ichirou : “Dino-kun, makan malam sudah siap..”

    Doni: “Oh, baiklah, aku akan turun sebentar lagi..”

    Ichirou : “Baiklah, kami menunggu” (menutup pintu)

    Doni (geregetan) : “Zzzz ya ampun, kenapa mereka memanggilku Dino-kun”

    Tak lama kemudian.. di ruang makan...

    Terlihat mereka sekeluarga telah duduk di kursi masing-masing, ada 2 kursi kosong, salah satunya berbeda karena mempunyai alas duduk yang terlihat empuk.

    Ah, mungkin itu kursi untuk Kepala Keluarga.. baiklah.. duduk di kursi satunya saja..

    Doni (menarik kursi satunya) : “Baiklah.. aku duduk disini ya?”

    Bibi Mizuki (berdiri tiba-tiba) : “Tidak, tidak, kursimu yang itu, silakan duduk disitu” (tersenyum sambil menunjuk kursi mewah tadi)

    Doni (heran) : “A-apa boleh aku duduk disitu?”

    Bibi Mizuki: “Tentu saja, bibi menyiapkan kursi itu khusus untukmu”

    Doni (masih heran, merasa tidak enak hati tapi terpaksa pindah) : “B-baiklah.. aku pindah..”

    Bibi Mizuki: “Nah, sebelum makan, mari kita memperkenalkan diri, dimulai dari bibi ya..”

    Bibi Mizuki: “Nama bibi adalah Mizuki Ai, tahun ini bibi berumur 37 tahun, masih muda kan? Salam kenal Doni-kun!” (sambil berpose sok imut, ugh)

    Bibi Mizuki (sambil menunjuk Ichirou) : “Nah, kalau itu, anak pertama bibi, namanya Ichirou, dia seumur denganmu bila data-datamu benar.... yah.. meskipun wajahnya terlihat bodoh, tapi dia sebenarnya pintar lho, dia sering menjadi ranking pertama di sekolah!”

    Ichirou (protes) : “Enak saja terlihat bodoh!”

    Bibi Mizuki: “Sudah, diam saja kau.., nah berikutnya anak perempuan bibi yang manis itu namanya Natsuki, anak kedua bibi umurnya 14 tahun... dia memang pemalu terhadap orang yang belum dia kenal.. tapi hati-hati, dia juara judo turnamen daerah lho..”

    Bibi Mizuki: “Ayo kalian berdua, beri salam pada Dino-kun!”

    Ichirou : “Namaku Ichirou, salam kenal”

    Natsuki (Mulutnya bergerak tetapi suaranya tak terdengar) : “... ..., .. ...”

    Bibi Mizuki: “Natsuki bilang salam kenal, senang bertemu denganmu Dino-kun”

    Doni (heran, bicara dalam hati) : “Hah.. kok dia bisa tahu apa yang anak itu katakan?”

    Bibi Mizuki : “Nah, sekarang kamu dong Dino-kun, perkenalkan dirimu”

    Doni: “Ah, baiklah..”

    Doni (berdiri) : “Ehem.. Namaku Ramadoni Herdiawan, tahun ini umurku 16 tahun.., aku biasa dipanggil Doni.. asalku dari Jakarta, ibukota Indonesia..”

    Ichirou : “Wah, umur kita sama ya.. ulang tahun tanggal berapa?”

    Doni: “Wah, sudah lewat tuh.. ulang tahunku tanggal 28 Desember kemarin..”

    Ichirou : “Oooh begitu...”

    Bibi Mizuki : “Ngomong-ngomong Dino-kun, apakah kamu bisa memasak masakan khas tempat tinggalmu?”

    Doni : “Yah.. bisa sih sedikit.. semacam ayam goreng atau soto aku rasa aku bisa..”

    Bibi Mizuki : “Wah.. kalau Ichirou sih tidak bisa apa-apa.. nanti ajarkan bibi ya!”

    Ichirou (jengkel) : “Mama, apa-apaan?!”

    Doni: “Mmm.. ngomong-ngomong, namaku Doni, bukan Dino..”

    Bibi Mizuki (kecewa) : Yah.. padahal kami pikir lebih baik memanggilmu Dino.. kan lebih lucu..

    Bibi Mizuki (melirik ke kedua anaknya) : “Kalian juga berpikir begitu kan?”

    Keduanya menganggukkan kepalanya.

    Doni (dengan terpaksa, dan memaksakan tetap tersenyum) : “Ah... baiklah...”

    Sialan, bibi ini seenaknya saja memanggil orang!

    Doni : “Ngomong-ngomong... dimana Paman , Bi??”

    Tiba-tiba mereka semua terdiam sejenak... lalu Bibi Mizuki mulai berbicara..

    Bibi Mizuki (wajah sedih) : “Suamiku sudah tiada.... sudah lama....... Ichirou dan Natsuki juga sangat merindukannya..”

    Terlihat wajah Natsuki dan Ichirou tanpa ekspresi..

    Doni (merasa bersalah) : “Ma-maaf bibi, saya tidak tahu..”

    Bibi Mizuki : “Tapi kami masih bisa tertawa... karena...”

    Bibi Mizuki : “Karena Kami Bohong! Hohohohohohoho”

    Ichirou ikut tertawa, sementara Natsuki tertawa kecil dengan menutup mulutnya..

    Doni (Heran, swt besar, jengkel, merasa aneh, dst, dll, dsb) : “Haaaaaaaah??????”

    Bibi Mizuki : “Hohohoho tidak perlu kaget Dino-kun, itu adalah cara keluarga kami dalam mengetes hati seseorang.. selamat kamu lulus!”

    Bibi Mizuki : “Mari kita mulai makaaaan! Ittadakimasu!!”

    Ya ampun mereka mempermainkanku.. benar-benar keluarga yang aneh..

    Doni: “Saya masih penasaran, dimana sebenarnya paman??”

    Bibi Mizuki : “Ah, dia hanya dinas luar selama seminggu di Kyushu kok, tenang saja!” (sambil melanjutkan makannya)

    Setelah mereka semua selesai makan dan menaruh mangkok di wastafel..

    Bibi Mizuki : “Baiklah kita sudah selesai makan malam, bibi mau nonton dulu ya di ruang keluarga” (berjalan menuju ruang keluarga diikuti oleh Natsuki)

    Doni: “Hei Ichirou-kun.. boleh aku memanggilmu begitu?”

    Ichirou : “Yah boleh saja.. ada apa ?”

    Doni: “Kapan sekolah dimulai??”

    Ichirou : “Hmmm lusa baru dimulai, santai saja... nah aku mau pergi dulu ya, aku ada janji dengan pacarku!”

    Doni (agak tersentak) : “Ah, baiklah, kalau begitu aku tidur dulu.. sungguh capek hari ini”

    Doni kemudian berjalan menuju kamarnya , menutup pintu, kemudian melemparkan tubuhnya ke kasur..

    Doni (dalam hati) : “Pacar... apa yang sedang Nindy lakukan ya... sial aku harus membeli handphone baru atau mencari warnet..”

    Doni kemudian terlelap karena terlalu lelah, hari ini adalah hari yang cukup berat, setidaknya bagi Doni...









    Spoiler untuk Chapter 3 Part 1 :

    Chapter 3 Morning Trip (Part 1)

    Nindy : “Mulai saat ini, aku tak akan percaya lagi padamu Doni”

    Doni (kaget) : “Hah?? Kenapa kau tiba-tiba bicara begitu??”

    Nindy : “Sudahlah, kamu hanya memberikan janji palsu...” (kemudian berjalan pergi)

    Doni : “Nindy, tunggu.. Nindy!!” (berlari mengejar Nindy)

    Tiba-tiba sebuah sinar terang muncul, lalu...

    Doni sedang melihat langit-langit kamar barunya...

    Doni (Terduduk, masih setengah sadar) : “Oh.. ternyata Cuma mimpi...”

    Doni : “Baru juga sehari disini sudah mimpi seperti itu... payah..”

    Doni (Melihat jam yang berada di sebelah kasurnya) : “Huaaah, sudah jam setengah tujuh pagi... haha.. kalau di Indonesia aku pasti sudah kelabakan karena bakalan telat...”

    Doni (Mencari handuknya) : “Sudahlah, sebaiknya aku mandi saja..”

    Doni membuka pintu kamarnya, kemudian berjalan menuruni tangga... suasana rumah masih sepi..

    Saat Doni berbelok di lorong..

    Ichirou (kaget) : “Woah, Dino-kun, kau bangun pagi amat.. ada apa?”

    Doni : “Hmm, tidak ada apa-apa, aku biasa bangun jam segini..”

    Ichirou : “Wah, pagi amat bangunnya, kalau aku biasa bangun jam delapan”

    Doni : “Haha.. kalau di Indonesia, sekolah dimulai jam 7 pagi... ngomong-ngomong, kenapa kau sekarang sudah bangun?”

    Ichirou : “Oh, aku tak bisa tidur lalu aku nonton TV saja, semalam pulang nonton konser terlalu malam sih...”

    Doni : “Oh, bersama pacarmu itu?”

    Ichirou : “Hahaha.. bisa saja kau Doni-kun.. baiklah.. rasa kantuk akhirnya menyerang, kau tidur dulu..”

    Doni : “Baiklah.. kalau begitu aku mandi dulu..”

    Ichirou (kaget) : “Sebentar, kau bilang mandi? Pagi-pagi begini?”

    Doni : “Ah ya.. itu sudah jadi kebiasaan kami.. mandi 2 kali sehari.. pagi dan sore..”

    Ichirou : “Wah.. aneh benar... ya sudah aku tidur dulu, sampai nanti Doni-kun” (kemudian berjalan menuju kamarnya)

    Doni : “Ok, baiklah, selamat tidur” (kembali berjalan menuju kamar mandi)



    Tak lama setelah selesai mandi, Doni berjalan kembali ke kamarnya... setelah menaiki tangga, terlihat Natsuki berdiri di depan kamarnya dengan wajah yang terlihat bingung..

    Natsuki terlihat akan mengetuk pintu kamarnya, tetapi kemudian ia menarik kembali tangannya, setelah itu akan mengetuk lagi, tapi tak jadi lagi.. dan terus ia ulangi..

    Doni sengaja diam saja melihatnya, karena tingkahnya terlihat lucu..

    Doni (sambil menahan tertawa) : Hmmph haha hmmph hahaha”

    Natsuki (menengok pada Doni karena mendengar tawanya)

    Natsuki (mulutnya terlihat bergerak, tetapi suaranya tidak terdengar) : “... ... ... ...!”

    Kemudian Natsuki berlari turun kembali ke lantai bawah..

    Doni (sambil melihat ke tangga dengan heran) : “Hah?? Apa maksudnya??”

    Terlihat Natsuki mengintip dari balik tembok lorong dibawah tangga..

    Doni : “Hei ada apa?? Apakah aku disuruh ke bawah??”

    Natsuki (Menganggukkan kepalanya, kemudian pergi)

    Doni (heran) : “Benar-benar anak yang aneh...., tapi lucu juga.. apalagi tingkahnya tadi” (sambil menahan tawanya)

    Doni : “Hmmm kira-kira aku disuruh kemana ya...? Oh ya mungkin sarapan sudah siap.. sekitar 68% kemungkinan benar.. haha”

    Doni (Berjalan menuju ruang makan) : “Oh, ternyata benar..”

    Terlihat Bibi Mizuki sedang menyiapkan sarapan telur mata sapi sementara Natsuki sedang duduk di kursi meja makan menunggu makanan siap..

    Bibi Mizuki : “Ah, Dino-kun, kau sudah bangun rupanya, ayo silakan duduk.. tunggu ya sarapannya bibi siapkan dulu”

    Doni : “Baik bi”

    Doni (Dalam hati) : “Hmm aku ingin tahu reaksinya bila aku duduk di sebelahnya, hehehe”

    Doni kemudian menarik kursi di sebelah Natsuki dan duduk di sebelahnya.

    Doni (tersenyum) : “Ohayo Natsuki-chan!”

    Natsuki (duduk tertunduk, kemudian menggeser kursinya menjauhi Doni)

    Natsuki (sambil tertunduk mulutnya bergerak, tapi tetap saja suaranya tak terdengar) : “... .. .”

    Doni (dalam hati) : “Hahaha, hasilnya benar-benar seperti dugaanku hahahaha”

    Bibi Mizuki : “Baiklaaah, sarapan sudah siap!” (sambil menyajikan makanan)

    Bibi Mizuki : “Mana Ichirou? ICHIROUUU BANGUN!! SARAPAN SUDAH SIAP!!” (berteriak dengan keras)

    Doni : “Ah.. bibi, tadi Ichirou baru saja tidur.... karena..”

    Bibi Mizuki : “Tidak apa-apa, tidak apa-apa, biar dia bangun.. ICHIROUUUUUUU!!!”

    Berkali-kali Bibi Mizuki memanggil etap saja Ichirou tidak keluar dari kamarnya... lalu...

    Bibi Mizuki : “Huh.. ya sudah... Natsuki, tolong bangunkan kakakmu”

    Natsuki (mengangguk, kemudian berjalan menuju lantai atas)

    Tak lama kemudian..

    “BEDEBUM!” suara yang keras terdengar dari atas..

    Doni (Kaget) : “A-apa itu??”

    Bibi Mizuki (tersenyum) : “Tenang saja, itu sudah biasa.. hohohoho”

    Terdengar langkah kaki menuruni tangga, kemudian Natsuki memasuki ruang makan diikuti oleh Ichirou dengan mata berkantung dan wajah yang berantakan

    Natsuki duduk di tempatnya kembali, sementar Ichirou duduk di sebelah Bibi Mizuki..
    Doni (penasaran) : “Ichirou-kun, apa yang terjadi??”

    Ichirou (lemas) : “Kau takkan mau tahu Dino-kun..”

    Bibi Mizuki (tiba-tiba) : “Hohohoho, baiklah, mari kita makan, ittadakimasu!!”



    Setelah sarapan selesai..

    Bibi Mizuki : “Dino-kun, apa yang akan kau lakukan setelah ini?”

    Doni : “Hmm saya masih belum tahu.. dan lagi saya belum mengenal daerah ini..”

    Ichirou (pada saat yang bersamaan di background) : “Baiklah aku tidur lagi..”

    Bibi Mizuki : “Wah, ide yang bagus Doni-kun, Ichirou, tolong kamu antar Doni-kun melihat-lihat daerah ini!”

    Ichirou (Protes) : “Ha?? Tidak, aku menolak!! Aku capek ma, Natsuki saja!!”

    Natsuki (Blushing)

    Bibi Mizuki (berwajah seram) : “Jadi kamu tidak mau menolong ya??”

    Ichirou (menelan ludah) : “Gulp, baiklah-baiklah.. aku ganti baju dulu...” (sambil menghela nafas)

    Doni (dalam hati) : “Kasihan juga Ichirou, tapi sepertinya Bibi Mizuki sangat menakutkan hingga ia terpaksa menurutinya..”

    Doni : “Baiklah bibi, saya menunggu Ichirou-kun diluar saja..” (sambil beranjak dari kursi)

    Bibi Mizuki (sambil mencuci piring) : “Baiklah, hati-hati di jalan ya Dino-kun, akhir-akhir ini banyak kecelakaan..”

    Doni : “Ok, saya akan berhati-hati.. ittekimasu..”

    Doni membuka pintu depan, kemudian berdiri dan merenggangkan tubuhnya

    Doni : “Huaah pagi yang cerah...”

    Doni (menengok ke jendela rumah sebelah) : “Hah? Siapa itu” (terlihat gorden jendela bergerak seperti baru saja ada yg mengintip)

    Doni (heran) : “Aneh sekali.. nanti akan kutanyakan pada Ichirou saja..”

    Tak lama Ichirou keluar dari pintu depan..

    Ichirou : “Ittekimasu...”

    Ichirou : “Baiklah... kita kemana sekarang??”

    Doni : “Hmm mungkin bisa dimulai dari sekolah..”

    Ichirou : “Oh baiklah.. tinggal jalan 15 menit ke arah sana.. yuk..”

    Doni berjalan menuju sekolah barunya dengan mengikuti Ichirou..

    Doni : “Ichirou-kun, aku ingin bertanya..”

    Ichirou : “Hmm? Boleh saja.. ada apa??”

    Doni : “Tadi aku merasa diintip oleh seseorang di rumah tetangga kananmu.. kau tahu sesuatu?”

    Ichirou : “Mengintip.. hmmm aku tak tahu ada yg punya kebiasaan seperti itu di rumah itu..”

    Ichirou : “Oh, orang yang dibicarakan muncul!”

    Terlihat seorang anak perempuan dengan rambut diikat ke belakang yang kira-kira sebaya denganku sedang berlari dengan baju training.. mungkin sedang jogging....

    Ichirou : “Hooi Hina-chan!”

    Hinako : “Ah, Ichirou-kun... ohayou! (sambil berlari menuju Ichirou dan Doni)

    Ichirou : “Sedang jogging nih ?”

    Hinako : “Ya.. apa lagi sih kalau lari pagi-pagi.. ngomong-ngomong kau sedang apa? Dan .. siapa ini??”

    Ichirou : “Kenalkan Hina-chan, ini Dino-kun, murid pindahan dari Indonesia yang sekarang tinggal di rumahku..”

    Doni : “Salam kenal, namaku Ramadoni Herdiawan, senang bertemu denganmu!”

    Hinako : “Salam kenal emmm..”

    Ichirou (menyela) : “Dino-kun”

    Hinako : “Oh ya.. salam kenal Dino-kun.. namaku Aihara Hinako, senang bertemu denganmu!”

    Hinako (tersenyum) : “Eh iya.. Ichirou-kun terimakasih ya semalam mengantarku pulang..”

    Ichirou (blushing) : “Ah.. tidak apa-apa.. lagipula kamu sudah mentraktirku nonton konser semalam..”

    Doni : “Oooh jadi ini pacarmu yang sampai membuatmu tak bisa tidur Ichirou-kun?”

    Ichirou (wajah makin memerah) : “Hei!! Jangan bicara sembarangan!”

    Hinako : “Pacar? Dengan Ichirou-kun?? Enak saja.. siapa yang mau jadi pacar orang culun begini!

    Hinako (kembali berlari) : “Sudahlah, aku mau kembali berlari.., sampai nanti Dino-kun!”

    Ichirou (wajah sedih dan kecewa) : “Hiks.. ini gara-gara kau bicara sembarangan..”

    Doni (tertawa) : “Hahaha maaf-maaf.., aku hanya bercanda..”

    Ichirou (masih dengan wajah sedih dan kecewa) : “Baiklah baiklah.. mari kita lanjutkan berjalannya...”

    Doni (sambil berjalan) : “Hei hei, sebenarnya siapa sih Aihara-san itu?”

    Ichirou : “Hina-chan itu temank sejak umur 8 tahun... waktu itu dia baru pindah kesini menjadi tetanggaku...”

    Doni : “Oooh.. lalu dia sekolah dimana?”

    Ichirou (menyeringai) : “Ooo, jangan jangan kau tertarik padanya ya?? Kau beruntung dia sekolah di tempat yang sama dengan kita..”

    Doni : “Tidak-tidak.. Aihara-san kan pacarmu..”

    Ichirou : “Jangan katakan itu lagi!”

    Doni (tertawa) : “Hahahahha, baik, baik, aku tak akan begitu lagi..”

    Ichirou : “Nah ini dia sekolahnya..”




















    Spoiler untuk Chapter 3 Part 2 :




    Chapter 3 Morning Trip (Part 2)



    Doni (Memandangi sekolah) : “Wah.... luas juga ya lapangannya... gedungnya juga bagus..”

    Ichirou : “Benarkah? Kupikir kau akan kecewa begitu melihatnya...”

    Doni : “Tidak mungkin, dengan sekolah sebagus ini...”

    Ichirou : “Haha.. aku jadi ingin tahu reaksimu bila melihat Sekolah Putri St.Alice...”

    Doni (penasaran) : “St.Alice? apakah sekolah itu begitu besar?”

    Ichirou : “Ya... begitulah... St.Alice adalah sekolah terbaik di daerah ini..”

    Doni (kagum) : “Wah.. hebat juga...”

    Doni : “Ah, ngomong-ngomong gedung yang mirip di seberang jalan itu apa?”

    Ichirou : “Oh.. itu adalah bagian SMP dari Satou Gakuen.. sekolah kita ini... Natsuki sekolah disana”

    Doni : “Hooo.. baiklah, yuk kita lanjutkan...”

    Ichirou : “Hmmm ok, kali ini kita ke mini-market.. sekaligus membeli pasta gigi yg mama pesan tadi..”

    Doni : “Ok, ok..”

    Kemudian mereka berdua mulai berjalan..

    Di perjalanan, Ichirou berhenti melangkahkan kakinya di depan sebuah Cafe..

    Ichirou : “Nah.. kalau ini Cafe tempatku biasa bersantai..”

    Doni : “Biar kutebak, Aihara-san sering bekerja part-time disini sebagai waitress, apa aku benar?”

    Ichirou (kaget) : “Hah? Kenapa kau bisa tahu Dino-kun?”

    Doni : “Sudah kuduga.. ternyata kau benar-benar orang yang klasik Ichirou-kun” (tertawa)

    Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di mini-market

    Di dalam Mini-market...

    Ichirou : “Baiklah, aku ke beli pasta gigi dulu.. “ (sambil menunjuk ke suatu arah kemudian berjalan ke sama)

    Doni : “Ah, ok, kalau begitu aku lihat-lihat saja..”

    Doni (berjalan-jalan melihat-lihat mini-market)

    Terlihat seorang anak kecil hendak mengambil sesuatu di rak bagian video game tapi tak sampai..

    Doni (Dalam hati) : “Tampaknya anak itu butuh bantuan..”

    Doni (mendekati anak itu) : “Halo dik.. apakah ada yang ingin kamu ambil?”

    Anak Kecil : “Ah.. aku ingin mengambil game yang diatas itu..” (sambil menunjuk ke atas rak)

    Doni (melirik ke atas rak tersebut) : “Hmmm... game yang mana?”

    Anak Kecil : “Aku tak tahu, yang kutahu kakakku hanya menyuruhku membeli game PSD yang terbaru...”

    Doni : “Oooh, kalau begitu yang ini yang judulnya ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’” (sambil menyerahkan game tersebut)

    Anak Kecil (menerima game tersebut) : “Ah iya, yang ini, katanya judulnya F.. F.. apa gitu aku lupa.. terimakasih ya kak!” (berjalan menuju kasir sambil tersenyum dan melambaikan tangannya)

    Doni (tersenyum dan melambaikan tangannya) : “Ya.. hati-hati ya dijalan!”

    Ichirou (tiba-tiba berada di sebelah Doni) : “Wah, ternyata kau baik juga ya Dino-kun”

    Doni (menggaruk kepalanya) : “Hahaha.. tidak juga...”

    Doni : “Ngomong-ngomong, sudah dapat pasta giginya?”

    Ichirou : “Ah.. ya.. ini sudah” (sambil memperlihatkan pasta gigi yang dibawanya)

    Mereka berdua kemudian berjalan ke kasir..

    Ichirou (kaget) : “Hah? Takeo?”

    Takeo (kaget juga) : “Wah, Ichirou!”

    Ichirou : “Sejak kapan kau kembali ke Tokyo??”

    Takeo : “Baru kemarin aku tiba di Tokyo! Bagaimana kabarmu Ichirou?”

    Ichirou : “Baik.. kalau begitu lusa kau sekolah bersama kami lagi dong?”

    Takeo : “Ah ya tentu saja!”

    Takeo : “Ngomong-ngomong, orang ini siapa Ichirou?”

    Ichirou : “Ah, perkenalkan, ini Dino-kun , seorang siswa dari Indonesia yang sekarang tinggal dirumahku”

    Takeo : “Woaah berarti kau orang asing ya, salam kenal , namaku Matsuyama Takeo!” (mengulurkan tangannya, mengajak Doni bersalaman)

    Doni (menyambut salamnya) : “Salam kenal juga, namaku Ramadoni Herdiawan, senang bertemu denganmu Matsuyama-kun”

    Takeo : “Ah, tidak usah terlalu formal, panggil saja aku Takeo, Hahahaha!”

    Ichirou : “Bagaimana kabar ibumu ?”

    Takeo : “Ibu sedang pergi belanja stok barang.. mungkin nanti sore baru pulang.. yang jelas dia sehat-sehat saja..”

    Doni : “Hei Takeo, berarti bila aku belanja disini aku dapat diskon dong?” (bercanda)

    Takeo (tertawa) : “Hahaha, tenang saja.... harga teman sama dengan harga biasa hahaha”

    Doni (merasa aneh dengan kata-katanya, tapi mengerti maksudnya) : “Hahaha.. ternyata memang tak mungkin didiskon ya...”

    Doni (dalam hati) : “Orang-orang disini memang benar-benar aneh..”

    Ichirou : “Baiklah, sebenarnya aku masih ingin ngobrol denganmu, tapi aku harus mengantar Dino-kun melihat-lihat dulu.. sampai nanti Takeo!”

    Takeo : “Oh baiklah.. selamat jalan....”

    Takeo (tiba-tiba) : “Hei aku lupa bilang.. dari tadi aku melihat seseorang membuntuti kalian, sebaiknya kalian hati-hati!”

    Ichirou : “Hahaha, baiklah-baiklah..”

    Takeo : “Aku serius !”

    Ichirou (sambil keluar mini-market) : “Baiklah, kami jalan dulu, hahaha”

    Mereka berdua berjalan kembali...

    Ichirou : “Kebetulan disini dekat dengan stasiun, kita lihat kesana saja ya”

    Doni: “Apakah tak apa-apa tidak menggubris peringatan Takeo?”

    Ichirou : “Tak apa-apa, Takeo kadang suka mendramatisir sesuatu, santai saja Dino-kun!”

    Doni: “Oooo, baiklah... tapi siapa sebenarnya Takeo?”

    Ichirou : “Takeo itu teman baikku sejak kecil, dia anak pemilik mini-market itu.. setelah lulus SMP dia pindah ke Mito bersama ayahnya... sekarang ia kembali mungkin karena ayah dan ibunya rujuk kembali.. ”

    Doni : “Oooh begitu...aku turut gembira deh..”

    Ichirou : “Hahaha aneh-aneh saja kau Dino-kun...”

    Setelah itu mereka melihat-lihat stasiun...., pertokoan, bank, dsb.. hingga..

    Ichirou (melihat jamnya) : “Wah, sudah sore rupanya.. baiklah.. tujuan terakhir adalah taman di dekat rumahku..”

    Mereka kembali berjalan....

    Doni : “Hei Ichirou-kun.. apa kau merasakannya juga?”

    Ichirou : “Ya.. sejak tadi... apa yang akan kita lakukan?”

    Doni : “Baiklah.. di saat begini.. ada satu hal yang harus kita lakukan.. kau tahu hal itu?”

    Ichirou : “Aku pikir aku tahu apa yang kau maksud Dino-kun..”

    Doni : “LARI!!”

    Mereka berlari tiba-tiba dengan sangat cepat.. terlihat sosok yang mengikuti mereka mengintip dari balik tembok pagar....

    Sosok itu ikut berlari mengikuti mereka yang sudah tak terlihat lagi... kemudian saat di persimpangan...

    Ichirou dan Doni muncul tiba-tiba dari balik tembok dan menyergap penguntit mereka..

    Ichirou : “HEI, APA MAUMU!”

    Ternyata......

    Doni (kaget) : “Hah?? Natsuki-chan?”

    Ichirou (kaget) : “Haah , Natsuki? Apa yang kau lakukan?”

    Natsuki (kaget juga, mulutnya bergerak tapi suaranya tak terdengar) : “... ... ...!!”

    Ichirou (menutup wajahnya dengan satu tangan) : “Ah ya ya.. aku lupa...”

    Ichirou : “Mmmm, Dino-kun, tolong kau menjauh sebentar ya, mungkin ke balik tembok itu” (sambil menunjuk ke persimpangan selanjutnya)

    Doni (Tak mengerti) : “Ha?? Baiklah..” (berjalan menjauh kemudian bersandar di balik tembok yang ditunjuk)

    Tak lama kemudian...

    Ichirou (tiba di sebelah Doni, bersama dengan Natsuki) : “Hahaha, ternyata Natsuki hanya ingin ikut.. tak perlu sembunyi-sembunyi begitu, ya kan Dino-kun?”

    Doni : “Ya.. kalau ingin ikut bilang saja.. tak usah sembunyi-sembunyi begitu.. membuat kami takut saja hahaha...”

    Ichirou: “Loh, ternyata kita sudah tiba di depan taman ya? Baiklah, bagaimana kalau kita duduk dulu di sana.. kakiku capek setelah berjalan seharian..”

    Doni : “Yah.. boleh juga.. bagaimana denganmu Natsuki-chan?”

    Natsuki (menganggukkan kepalanya)

    Mereka bertiga kemudian duduk di bangku taman..

    Ichirou : “Hei, apa kalian merasa haus? Aku akan membeli minuman dulu di sana.. kalian pesan apa?”

    Doni : “Ah,aku cola saja..”

    Ichirou : “Kalau kau Natsuki?”

    Natsuki (mulutnya bergerak tapi tanpa suara) : “... ... ...”

    Ichirou (menutup matanya dengan satu tangannya) : “Ya ampun..... bisakah kau keluarkan suaramu di depan Dino-kun?”

    Natsuki (diam dan menunduk)

    Doni : “Sudah-sudah... aku pesankan jus strawberry saja, bagaimana? Kau mau Natsuki-chan?”

    Natsuki (menganggukkan kepalanya)

    Ichirou : “Ah.. baiklah.. aku pergi dulu..” (berjalan menjauh)

    Doni : “Hei Natsuki-chan, tahun ini kamu kelas berapa?”

    Natsuki (diam saja dengan wajah tegang)

    Doni : “Hmmm apa hobi mu Natsuki-chan?”

    Natsuki (tetap diam)

    Doni : “Hmmm kalau aku penggemar anime dan manga... tapi tak ada yang pernah tahu.. ah, tapi sekarang kau jadi tahu... hahaha...”

    Natsuki (melihat Doni)

    Doni : “Huff aku kesal dengan ending ‘The Journey’, sia-sia aku menonton 30 episode..”

    Natsuki (dengan malu-malu dan suara kecil): “A..aku juga.......”

    Doni (agak kaget) : “Wah, ternyata Natsuki-chan nonton ‘The Journey’ juga ya?? Kamu juga kesal kan?? Masa akhirnya Einhart mati.. benar-benar aneh..”

    Natsuki: “Ya.. tapi..... Bu-bukan itu saja....Schnee juga..”

    Ichirou (datang membawa 3 kaleng minuman dingin) : “Loh, Natsuki sudah bisa berbicara dengan Dino-kun?”

    Natsuki (terdiam kembali)

    Ichirou : “Yah.. diam lagi.. sudahlah.. ini pesanan kalian” (menyerahkan pesanan masing-masing)

    Setelah meminumnya...

    Ichirou : “Huaaaaah segarnya.. baiklah, ayo kita pulang.. sudah jam 5..”

    Doni : “Ah, ya..”

    Mereka bertiga berjalan pulang yang jaraknya tak jauh dari situ...

    Ichirou (sambil membuka pintu) : “Tadaimaaaa!”

    Saat akan memasuki rumah, Doni merasa seseorang mengintip dari jendela rumah sebelah, meninggalkan gorden yang bergoyang..

    Doni (dalam hati) : “Lagi-lagi... siapa sebenarnya yang mengintip.. aku jadi penasaran..”

    Doni (memasuki rumah dan menutup pintu)












    Spoiler untuk Chapter 4 :


    Chapter 4 The Violin Girl



    “Sreggg” suara pintu yang sekaligus jendela menuju beranda dibuka oleh Doni..

    Doni (sambil melangkahkan kakinya ke beranda) : “Hmm, pagi ini tidak begitu cerah...” (terlihat awan hujan di kejauhan)

    Doni (menengok ke jendela rumah sebelah) : “Lagi-lagi ada yang mengintip..” (terlihat gordennya bergoyang)

    Pintu kamar Doni tiba-tiba diketuk, Doni segera membukanya..

    Doni (sambil membuka pintu) : “Ya, ya aku buka..”

    Natsuki (malu-malu sambil tertunduk) : “D-Dino-kun... Mama memanggilmu untuk ikut sarapan..” (kemudian langsung lari ke bawah)

    Doni (dalam hati) : “Wah.. sekarang dia sudah bisa berbicara denganku...” (berjalan menuruni tangga)

    Di ruang makan....

    Doni : “Ohayou Bibi Mizuki, Ohayou Natsuki-chan”

    Bibi Mizuki : “Ohayou Dino-kun!”

    Natsuki (dengan suara yang amat pelan) : “Ohayou...”

    Bibi Mizuki (agak terkejut) : “Hah? Apa aku tak salah dengar?? Natsuki bersuara di depan Dino-kun!! Selamat Dino-kun, itu berarti Natsuki tidak menganggapmu orang asing lagi!!”

    Doni (tersenyum) : “Wah, benarkah itu Bibi Mizuki? Hahahaha”

    Bibi Mizuki : “Benar lho, biasanya Natsuki butuh waktu lama untuk bisa berbicara dengan orang asing, biasanya paling tidak satu bulan, hohohohoho”

    Doni : “Ew.. lama juga yah.... ngomong-ngomong kemana Ichirou-kun?”

    Bibi Mizuki : “Entahlah.. beberapa menit yang lalu dia baru saja pergi.. katanya sih ada janji dengan Hina-chan..”

    Doni : “Oooo begitu... padahal saya ingin bertanya bagaimana dengan seragam saya...”

    Bibi Mizuki : “Oooooooh ya, bibi ingat, tadi dia bilang akan mengambil seragamnya bersama dengan Hina-chan, huh dasar anak itu kenapa tidak mengajak Dino-kun dan Natsuki sekalian??” (terlihat jengkel)

    Bibi Mizuki : “Baiklah... kalau begitu kau sekalian saja mengambil seragam bersama Natsuki, Ayo Natsuki, antarkan Dino-kun!”

    Natsuki (dengan suara yang amat pelan) : “A..a..”

    Bibi Mizuki (tersenyum) : “Sepertinya Natsuki setuju, betul kan Dino-kun?”

    Doni (swt sambil terpaksa senyum) : “Hahaha.. sepertinya...”

    Bibi Mizuki : “Baiklah, silakan bergegas.. nanti pengambilannya tutup lho!”

    Doni (agak kaget) : “Hah? Memangnya tutup jam berapa bi?”

    Bibi Mizuki (dengan enteng) : “Sebenarnya tutupnya nanti sore.. tapi biar kamu panik saja Dino-kun hohohohoho”

    Natsuki (tertawa pelan)

    Doni (swt tp tersenyum, dalam hatinya) : “Bibi ini benar-benar sudah gila kali ya?!”

    Bibi Mizuki : “Sudah-sudah, ayo Natsuki, ambil seragam mu sana..”

    Natsuki (mengangguk, kemudian berjalan menuju pintu)

    Doni : “Ah.. baiklah.. saya pergi dulu... ittekimasu”

    Bibi Mizuki (tersenyum sambil melambaikan tangannya)

    Doni dan Natsuki kemudian berjalan bersama menuju sekolah..

    Natsuki hanya diam saja.. dan Doni hanya bersenandung..

    Ah, sepi sekali.. aku bosan... kuajak bicara saja Natsuki..

    Doni : “Ah ya.. tadi malam aku menonton anime ‘Wilhemina’, kamu nonton Natsuki-chan?”

    Natsuki (mengangguk)

    Doni : “Sedih juga ya ternyata Aelus harus pindah ke Inggris... ini semua gara-gara Orion!”

    Natsuki (dengan suara pelan) : “T-tidak, itu gara-gara Cygia.. dialah yang menyuruh Orion.....” (berhenti berbicara karena Doni terlihat memperhatikannya)

    Doni : “Loh, kenapa berhenti? Teruskan saja! Hahahaha”

    Natsuki (tetap diam dan menundukkan kepalanya)

    Doni : “Yah.. tapi aku kaget juga.. ternyata kamu penggemar anime juga..., di tempatku.. penggemar anime sering dipanggil ‘otaku, otaku’, dianggap culun dan sering diejek ‘Masa kecil kurang bahagia’ atau ‘Seperti anak kecil saja’ dan seterusnya..”

    Natsuki (suara tiba-tiba keras) : “Menjadi Otaku kan bukan sebuah tindakan kriminal! Kenapa harus dibenci?! Hobi dan kesenangan orang kan berbeda-beda!! Di mana hak asasi!!?”

    Doni (kaget) : “Woahh.. tak kusangka bicaramu sangat bagus Natsuki, aku juga berpikir begitu! Kita kan tidak mencuri dan merampok!!”

    Natsuki (tersenyum dan mengangguk)

    Tak terasa mereka sudah sampai di Satou Gakuen..

    Doni : “Baiklah.. aku ke SMA dulu.. sampai bertemu nanti Natsuki!” (sambil memberi tangan dan berjalan memasuki SMA)

    Natsuki (tersenyum dan melambaikan tangannya)

    Doni : “Hmm kukira sudah ramai.. ternyata masih sepi...” (sambil terus melanjutkan langkahnya)

    Setelah berada di pintu gedung, Doni menghentikan langkahnya...

    Doni (bicara pada diri sendiri) : “Ngomong-ngomong... aku baru ingat.. dimana ya loketnya?? Waduh, aku benar-benar tak tahu... masih sepi pula..”

    Doni : “Ah, ya, kutanyakan pada Natsuki saja!” (menengok ke belakang)

    Doni (bengong, melihat Natsuki sudah tak ada di depan gerbang)

    Doni (ragu) : “Waduh, sebaiknya bagaimana ya... apakah kembali lagi ke rumah?”

    Doni berpikir sejenak.. kemudian..

    Doni (dengan yakinnya) : “Baiklah, kucari sendiri saja! Memangnya sebesar apa sih sekolah ini?”

    Doni melanjutkan langkahnya dan memasuki gedung..

    Dia menelusuri gedung.. tapi loket pengambilan seragam tidak dapat ia temukan, dan lagi tidak ada seorang pun di sana..
    Doni (swt) : “Tampaknya aku terlalu meremehkan sekolah ini.. sial aku tersesat..”

    Sayup-sayup terdengar suara permainan biola.. Doni mendengarnya..

    Doni : “Ah, ada suara biola.. baiklah akan kutanya pada yang memainkannya...”

    Doni berjalan menuju sumber suara tersebut, kemudian dia berakhir di depan sebuah ruangan..

    Doni : “Kalau aku tak salah baca.. ini adalah ruangan seni musik..., baiklah..” (membuka pintunya)

    Di dalamnya, terlihat seorang gadis berambut panjang berwarna hitam, dengan mengenakan pita ungu sedang memainkan biola dengan indahnya, bermandikan sinar matahari pagi yang menembus melalui jendela..

    Doni (terpana)

    Gadis itu kemudian menyadari Doni berada di pintu kelas yang terbuka, kemudian ia menghentikan permainannya..

    Gadis Itu (tersenyum kepada Doni)

    Doni (tersadar) : “Ah, maaf aku mengganggu permainanmu! A-a-aaa boleh aku tahu dimana tempat mengambil seragam??”

    Gadis itu terlihat berpikir, kemudian mengeluarkan beberapa kertas dari sakunya, melihat-lihat nya, kemudian mengambil salah satunya dan berjalan menuju Doni..

    Gadis itu (membuka kertas itu, tergambar peta sekolah disana, lalu menunjuk pada kotak bertuliskan ‘Ruang Guru’, kemudian menunjuk pada kotak bertuliskan ‘Ruang Musik’)

    Doni : “Oooo disana rupanya...”

    Gadis Itu (memberikan kertas itu pada Doni)

    Doni : “Ah, ini untukku?”

    Gadis Itu (mengangguk)

    Doni : “Baiklah, terimakasih..”

    Kemudian ia berlari menuju ruang guru..

    Doni (menengok ke belakang, sambil berteriak) : “Hei, permainan Beethoven Romance mu tadi benar-benar bagus!” (terus berlari)

    Gadis Itu (Tersenyum)

    Setelah berputar-putar itu, Doni akhirnya sampai di ruang guru... tentu saja berkat bantuan peta itu..

    Doni (sambil ngos ngosan) : “Hah hah... akhirnya sampai juga... tapi... buat apa aku lari tadi??”

    Doni (membuka pintunya) : “Wah, Ichirou-kun, Aihara-san!”

    Ichirou (kaget) : “Loh, Dino-kun, kau datang juga rupanya??”

    Hinako : “Loh, katamu Dino-kun tidak mau diajak? Apa maksudnya Ichirou??”

    Ichirou (gagap) : “A-a.. emm itu... errrr...”

    Doni (mengerti situasinya) : “Ah ya, tadi aku masih ngantuk, benar kan Ichirou-kun?” (sambil melirik Ichirou)

    Ichirou : “Aaa...aaa ya, tadi kau sudah kuajak malah tak mau, hahahaha” (tertawa bohongan)

    Hinako : “Ooo baiklah kalau Dino-kun bilang begitu...”

    Hinako : “Dino-kun, sini biar kuambilkan, apa ukuranmu?”

    Doni : “Ah, ukuranku biasanya M”

    Hinako : “Hmm baiklah.. biar kuambilkan...” (berjalan menuju loket)

    Ichirou (mendekati Doni dan berbisik) : “Hei aku berhutang padamu... untung dia percaya.. maaf tadi aku pergi duluan..”

    Doni : “Haha.. aku mengerti kok, kau hanya ingin berjalan berduaan kan? Hehehe”

    Ichirou (panik) : “Sssttt kecilkan suaramu!”

    Hinako (tiba-tiba muncul) : “Hei sedang bicara apa nih?”

    Ichirou (kaget) : “A-a.. aaa ee tidak, tidak ada apa-apa, hahaha!” (pura-pura tertawa)

    Hinako (menyerahkan seragam yang baru diambil kepada Doni) : “Nih Dino-kun, seragammu”

    Doni (menerimanya) : “Arigatou Aihara-san”

    Doni (teringat gadis tadi) : “Ah ya.. Ichirou-kun, Aihara-san..”

    Di perjalanan kembali, di lorong sekolah..

    Hinako : “Peta??”

    Doni : “Ya... tadi aku sempat er... tersesat , lalu aku bertanya seorang gadis, kemudian ia malah memberiku peta ini..”

    Ichirou : “Seperti apa dia??”

    Doni (mengingat kembali) : “Hmmmm... yang kuingat.. rambutnya hitam dan panjang... matanya berwarna kemerahan...memakai pita ungu di rambutnya... dan jago bermain biola..”

    Hinako : “Hmmm, aku tak pernah melihat cewe seperti itu disini.. mungkin murid baru..?”

    Ichirou : “Aku juga tak pernah melihatnya....”

    Hinako : “Coba kau lihat petanya.. mungkin ada namanya..?”

    Doni (membuka peta itu dan memperhatikannya) : “Ah, kau benar Aihara-san, disini ada namanya”

    Ichirou : “Siapa namanya?”

    Doni : “Furukawa Setsuna, begitu tulisannya..”

    Hinako (bergumam) : “Furukawa Setsuna... Setsuna.. Setsuna..., biola.. rambut panjang....”

    Doni : “Hmm? Kau ingat sesuatu Aihara-san?”

    Hinako (tiba-tiba) : “Ah ya, aku ingat, dia Furukawa-senpai, dia 1 tahun diatas kita, dia salah seorang anggota Tokyo Philharmonic Orchestra, tapi...”

    Doni (penasaran) : “Tapi apa?”

    Ichirou : “Tapi dia mengalami kecelakaan dan setelah itu dia tidak masuk sekolah lagi..”

    Hinako : “Kudengar ia dirawat dirumah sakit.. bila yang memberikan peta itu pada Dino-kun benar-benar Furukawa-senpai berarti ia sudah sembuh dan kemungkinan besar satu angkatan dengan kita..”

    Doni : “Ooo begitu.. Furukawa-senpai ya..”
    Tak terasa mereka telah berada di luar gedung sekolah, terlihat Natsuki sedang menunggu mereka di gerbang sekolah..

    Hinako (memberikan seragam yang dibawanya pada Ichirou kemudian berlari) : “Natsu-chaaaaaaaan!! Haiiii!!!”

    Ichirou : “Aduh, berat nih Hina-chan!”

    Doni (dalam hati) : “Furukawa-senpai... permainan biolanya mengingatkanku pada Nindy....” (menengok ke gedung sekolah)

    Terlihat seorang gadis berambut hitam dengan pita ungu melihatnya dari salah satu jendela..

    Doni (menepuk bahu Ichirou) : “Ah, itu dia orangnya” (sambil menunjuk ke jendela tadi)

    Ternyata gadis itu sudah tak berada disana.. hanya menyisakan pantulan sinar matahari dari jendela..

    Ichirou (penasaran) : “Hah, mana??”

    Doni : “Ah.. lupakan saja, mungkin aku salah lihat...”

    Doni (dalam hati) : “Tapi aku benar-benar melihatnya...itu dia, tak salah lagi..”

    Kemudian mereka berempat kembali ke rumahnya...














    Spoiler untuk Chapter 5 Part 1 :


    Chapter 5 First Day Jam (Part 1)



    Hari ini adalah hari pertamaku belajar di Jepang.....

    Dengan menggunakan seragam ini.. aku akan berbaur dengan murid-murid lainnya...

    Ya, menjadi salah seorang murid di Satou Gakuen......


    Doni (setelah mengenakan seragam, kemudian membuka pintu dan berjalan menuruni tangga)


    Doni (Memasuki ruang makan yang sekaligus dapur)

    Bibi Mizuki (menyadari Doni memasuki ruang makan) : “Oh, Dino-kun, kau sudah siap berangkat rupanya, padahal ini masih jam 7!”


    Doni (tertawa) : “Hahaha Bibi Mizuki, di Indonesia sekolah masuk jam 7, berarti sekarang saya sudah terlambat..”

    Bibi Mizuki : “Wah, bagus itu, biar anak-anak semacam Ichirou tidak malas bangun pagi!”


    Doni (tertawa)


    Doni : “Oh ya, ngomong-ngomong dimana Natsuki-chan? Biasanya dia sudah bangun dan membantu bibi??”

    Bibi Mizuki : “Hmmm mungkin masih tidur... bisakah kau bangunkan mereka berdua Dino-kun?”


    Doni : “Apa tak apa-apa Bi? Saya kan hanya orang luar..”

    Bibi Mizuki (tersenyum, lalu tertawa) : “Hahaha, Dino-kun.. siapapun yang tinggal di rumah ini adalah bagian dari keluarga kami.. jangan merasa dirimu orang luar, ya?”


    Doni : “Ah.. ya, terimakasih Bibi Mizuki..”


    Doni : “Baiklah, akan kupanggil Ichirou-kun dan Natsuki-chan!”

    Bibi Mizuki : “Tolong ya Dino-kun.. soalnya Bibi sedang memasak..”


    Doni (Berjalan keluar ruang makan, kemudian menaiki tangga)




    Di atas..





    Doni (Berhenti setelah menaiki tangga, di depannya terdapat 4 pintu yang salah satunya adalah kamarnya)


    Doni (Dalam hati) : “Ngomong-ngomong.... aku kan belum tahu yang mana kamar mereka..”


    Doni : “Sudahlah, nekat saja, kuketuk satu-satu pintunya!”


    Doni (Mengetuk pintu kamar pertama) : “Halo... ada orang?”

    Doni terus mengetuknya, tapi tak ada jawaban.. kemudian ia menempelkan telinganya pada daun pintu..


    Doni (dalam hati) : “Oh.. tak ada suara apa-apa.. mungkin ini kamar bibi..”


    Doni (mengetuk pintu kamar kedua) : “Halo... ada orang... ?”

    Terdengar suara laki-laki menggumam tak jelas dari balik pintu..


    Doni (dalam hati) : “Oh, ini pasti kamar Ichirou..”


    Doni : “Baiklah, aku masuk ya!” (sambil membuka pintunya)


    Doni (Kaget, di depannya terlihat kamar yang seperti ditinggal 10 tahun oleh penghuninya kemudian terserang badai) : “A-apa apaan kamar ini gelap, berantakan dan bau!??”


    Doni (melangkah masuk, dan mencari-cari Ichirou yang tak terlihat) : “Hei Ichirou-kun, dimana kau?? WOAAAH KECOAK, SIAL!!” (seekor kecoa terbang dari tumpukan barang yang berserakan tersebut dan menyambar Doni)


    Doni (dalam hati) : “Benar-benar kamar yang kacau.. dimana sebenarnya Ichirou tidur?? Ah, mungkin di bawah tumpukan kain yang terlihat seperti selimut itu..” (sambil berjalan menuju tumpukan kain itu)


    Doni (mengangkat dan membuka kain itu) : “Loh, kok kain lagi?” (kemudian ia terus membuka kain demi kain hingga kira-kira 3-4 kali)


    Doni (melihat sesuatu dibalik helai kain terakhir) : “Loh, apa ini..? kaki??”


    Doni (dalam hati) : “Baiklah, akan kutarik kaki ini” (bersiap menarik kaki yang terjulur dari tumpukan kain)


    Doni : “Yak!” (sambil menarik kaki itu)

    Terlihat Ichirou tertarik keluar dari tumpukan kain itu dengan wajah yang kacau..

    Ichirou (kaget dan terbangun) : “Huaa apa-apaan ini!”


    Doni : “Hei, bangun Ichirou-kun, Bibi Mizuki menyuruhku membangunkanmu!”

    Ichirou (mengeluh) : “Aargh, kau tak lihat aku masih tidur?”


    Doni (swt) : “Maka itu aku membangunkanmu, sini kubuka gordennya!” (hendak membuka gorden)

    Ichirou (panik) : “Jangaaaaaaaan!”


    Doni (terlanjur membuka gorden) : “Hah? Kenapa?”

    Sinar matahari memasuki ruangan dan menyinari wajah Ichirou..

    Ichirou (berusaha menghalangi sinar yang jatuh di wajahnya dengan kedua tangannya) : “Aaaargh sinar matahari pagiiiiii” (kemudian berlari keluar kamar dan berlari menuruni tangga ke lantai bawah)


    Doni (Heran) : “Hah?? Kenapa dia?”


    Doni (melihat kecoak yang tadi hendak terbang) : “Agh, aku harus cepat keluar dari ini!” (berlari keluar kamar lalu menutup pintunya)


    Doni (berjalan menuju kamar ketiga, kemudian berhenti di depannya)


    Doni (mengetuk pintunya) : “Haloo,, Natsuki-chan.. bangun.. sudah pagi nih!”

    Berapa kalipun Doni mengetuk pintunya tak ada jawaban, ia kemudian membuka pintu itu..


    Doni (sambil membuka pintu) : “Baiklah, aku masuk ya..”


    Doni (kaget) : “Loh, kok tak ada orang..” (terlihat kamar yang kosong tapi rapi, dengan kasur king size double dan foto keluarga di meja rias)


    Doni : “Loh, ini kamar Bibi Mizuki, berarti.. yang tadi kamar Natsuki dong??” (kembali menutup pintunya)


    Doni (kembali menuju kamar pertama)


    Doni (mengetuk pintunya sekali lagi) : “Ugh.. benar-benar mereka semua susah bangun..”



    Doni (membuka pintu) : “Baiklah, aku masuk ya!”


    Doni (terkejut) : “A-apa apaan ini, lagi-lagi kamar yang berantakan!” (Terlihat banyak Manga dan DVD , bahkan VCD anime dari berbagai macam genre berserakan tak karuan, dengan TV yang masih menyala)


    Doni : “Woah, Natsuki benar-benar otaku parah! Tak kusangka!”

    Kemudian Doni berjalan mendekati Natsuki yang sedang tidur..


    Doni : “Natsuki-chan, bangun.. sudah pagi nih..”

    Natsuki (Menggumam tak jelas, sama seperti Ichirou)


    Doni : “Huff.. kakak adik sama saja... bangunlah Natsuki-chan!”

    Natsuki (sedikit membuka matanya sambil menggumam)

    Natsuki (melompat kemudian memeluk Doni hingga terjatuh) : “Ayah sudah pulang rupanyaaa...”


    Doni (panik) : “Hei hei Natsuki-chan, aku Doni, bukan ayahmu!”

    Natsuki (membuka penuh matanya)

    Natsuki (kaget, kemudian menyingkir dari Doni) : “!!!” (dengan wajah yang memerah berlari keluar dari kamar)


    Doni (dalam hati) : “A-apa itu tadi...”

    Doni kemudian berjalan kembali ke ruang makan.. dan duduk di salah satu kursinya..

    Bibi Mizuki : “Bagaimana Dino-kun? Mereka sudah kau bangunkan?”


    Doni (memaksa tersenyum) : “Yah.. err.. secara teknis sudah... hehehe”

    Bibi Mizuki (tersenyum sinis) : “Hmm, dari cara bicaramu bibi yakin kamu sudah melihat kamar mereka berdua..”


    Doni (masih memaksa tersenyum) : “Yah... begitulah..hehe...”

    Bibi Mizuki : “Bagaimana pendapatmu Dino-kun? Terhadap kamar mereka?”


    Doni : “Yah... er... sedikit... kacau hahaha” (tertawa)

    Bibi Mizuki : “Ah, bilang saja seperti kapal pecah, hohohoho!” (tertawa)

    Terlihat Ichirou memasuki ruang, kemudian duduk..


    Doni : “Ah Ichirou-kun, Ohayou.. maaf tadi aku membuka gordennya juga.. hahaha”

    Ichirou (bingung) : “Gorden? Gorden apa??”


    Doni : “Gorden kamarmu tadi... “

    Ichirou (masih bingung) : “Ah, aku tidak mengerti, Ma, sarapannya sudah siap?”

    Bibi Mizuki : “Sudah nih..” (sambil menyajikan roti di 4 piring)


    Doni (dalam hati) : “Haa? Dia pura-pura tak tahu atau dia memang aneh??”

    Ichirou : “Hmm? Ngomong-ngomong mana Natsuki?”


    Doni : “Entahlah, kukira dia sudah turun tadi?”

    Bibi Mizuki (menengok ke pintu ruang makan) : “Ah, Natsuki, ayo makan dulu”

    Natsuki (dengan wajah blushing yang setengah terlihat, mengintip dari balik pintu, berbicara dengan suara pelan) : “Ah..., tidak usah Ma, aku berangkat duluan, Ittekimasu” (kemudian berlari dan membuka pintu depan)

    Bibi Mizuki (heran) : “Looh anak itu kenapa?”

    Ichirou (sambil melahap rotinya) : “Entahlah, dia memang suka aneh..”

    Ichirou (meminum tehnya) : “Sudahlah, yuk kita juga berangkat Dino-kun!”


    Doni (menghabiskan rotinya) : “Baiklah.. tunggu kuminum dulu tehnya..” (kemudian meminum tehnya)


    Doni : “Kalau begitu kami berangkat dulu Bibi Mizuki, Ittekimasu!”

    Ichirou : “Aku berangkat dulu Ma, Ittekimasu!”

    Bibi Mizuki (tersenyum) : “Hati-hati di jalan ya!”

    Doni dan Ichirou kemudian keluar dari rumah dan di depan, Hinako terlihat sedang berdiri menunggu..

    Ichirou (terlihat gembira) : “Ah, Hina-chan!” (berlari menuju Hinako)

    Hinako (ketus) : “Hina-chan Hina-chan kepalamu! Katamu janji mau berangkat lebih pagi, ternyata sama saja seperti dulu! Beda dengan Natsu-chan, tadi dia sudah duluan kuajak tak mau katanya buru-buru..”

    Ichirou : “Maaf-maaf hehehe”


    Doni : “Tadi Ichirou-kun susah dibangunkan Aihara-san, makanya jadi terlambat...”

    Hinako : “Hah?? Apa perlu aku yang membangunkanmu?” (sambil melihat Ichirou)

    Ichirou : “Ah.. tidak usah tidak usah, aku bisa bangun sendiri kok!” (menolak tapi terlihat senang)

    Hinako (tidak yakin) : “Benarkah? Dino-kun, bila Ichirou-kun tidak mau bangun, panggil aku saja!”


    Doni : “Ah tentu saja, aku jamin Ichirou-kun langsung bangun setelah kau datang! Hahahaha” (tertawa)

    Hinako : “Baiklah, yuk kita berangkat sekarang!” (membalikkan badan kemudian berjalan)

    Ichirou (mendekati Doni) : “Hei, lain kali biar Hinako saja ya yang membangunkanku!”


    Doni (tersenyum) : “Tenang saja, tenang saja, aku mengerti hahaha”

    Hinako (menyahut) : “Heeeii apa yang kalian lakukan? Ayo nanti kita telat upacara pembukaan!”

    Ichirou (berlari menuju Hinako) : “Ok ok, aku datang!”

    Doni (dalam hati) : “Huff dasar Ichirou, dia benar-benar menyukai Aihara-san rupanya.. benar-benar polos...”

    Doni (merasa ada yg memperhatikan, kemudian menengok ke salah satu jendela rumah Hinako)

    Terlihat seperti sekelebat bayangan orang dan meninggalkan gorden yang bergoyang..

    Doni (Dalam Hati) : “Lagi-lagi.. hal ini sudah mulai membuatku jengkel..”

    Ichirou (Berteriak) : “Heeeeeeeiiii Dino-kun!! Ayo cepaaaat!!”

    Doni : “Ah, baik baik!” (berlari menuju Hinako dan Ichirou)








    Spoiler untuk Chapter 5 Part 2 :

    Chapter 5 First Day Jam (Part 2)




    Berjalan bertiga, mereka akhirnya sampai di depan gerbang sekolah..

    Doni (kaget) : “Woah, ramai sekali, Ichirou-kun, Aihara-san?”

    Ichirou : “Oh, setiap hari di Satou Gakuen, memang ramai seperti ini..”

    Hinako : “Ya, memang beginilah keadaan Satou Gakuen .. ramai seperti ini...”

    Doni (kagum) : “Ooo, tapi tak kusangka muridnya sebanyak ini..!”

    Hinako (bangga) : “Hehehe, Satou Gakuen merupakan sekolah umum terbesar di daerah ini..!”

    Ichirou : “Ya ya, tapi soal kualitas, St.Alice tetap lebih baik!”

    Hinako (tersinggung) : “Hei, jangan menghina sekolahmu sendiri!”

    Lalu suara bel pemberitahuan berbunyi, terdengar bunyi pengumuman dari speaker sekolah..

    Speaker : “Pengumuman Pengumuman, Dimohon bagi seluruh murid Satou Gakuen, harap berkumpul di aula utama.. terimakasih..”

    Hinako : “Ah, ayo kita cepat cepat, kalu tidak kita akan kebagian kursi paling belakang!”

    Doni (bingung) : “Loh, memangnya berpengaruh posisi duduk kita?”

    Ichirou : “Sebenarnya tidak, tapi Hina-chan hanya tak suka dikalahkan, ataupun menjadi yang terakhir..”

    Doni (swt) : “Oh.. hahaha...”

    Setelah berlarian dan saling dorong mendorong di pintu aula, mereka akhirnya berhasil masuk ke dalamnya..

    Ichirou (sambil duduk) : “Aah.. akhirnya kita mendapat kursi di barisan depan.. untung ya Hina-chan!”

    Hinako (sambil duduk juga) : “Ya.. sekarang kita bisa dengan jelas melihat upacara dari sini.. betul kan Dino-kun?” (sambil menengok ke kanannya)

    Hinako (bingung, ternyata Doni tak ada di sebelahnya) : “Loh, Dino-kun? Ichirou-kun, Dino-kun tak ada!!”

    Ichirou : “Waah, pasti tadi terpisah sewaktu kita berdesakan di pintu masuk.. yare yare..”

    Sementara itu Doni tengah mencari-cari Ichirou dan Hinako, dan kursi kosong.. tapi ia tak menemukan mereka.. apalagi dengan banyak orang yang berseliweran..

    Doni (sambil menyeka keringat) : “Duh.. mereka tak ketemu... sudahlah aku cari tempat kosong saja...” (sambil menengok kanan-kiri mencari kursi yang kosong)

    Doni (melihat tempat yang kosong) : “Aha, disitu kosong!” (bergegas ke tempat yang kosong itu)

    Doni (memegang sandaran kursi)

    Ternyata, ada seorang gadis berambut merah pendek hendak duduk disitu juga, mereka memegang sandaran kursi pada saat yang bersamaan..

    Gadis Itu (Memasang tampang jutek) : “Hei, aku mau duduk disini, enyah kau..”

    Doni (jengkel, dalam hati) : “What the... apa-apaan ini..”

    Gadis Itu (kesal) : “Hei, sudah kubilang aku mau duduk disini, minggir sana, apa kau tuli??!”

    Doni (juga kesal) : “Oi, aku yang pertama melihat kursi ini!”

    Gadis Itu (marah) : “Enak saja, aku yang pertama kali melihatnya!!”

    Doni (makin kesal) : “Hah? Apa buktinya?!”

    Gadis Itu (sinis) : “Buktinya? Sudah jelas.. lihat.. (sambil menunjuk kepada tangannya)

    Gadis Itu : “Tanganku berada di bawah tanganmu, berarti aku duluan yang melihatnya, sudah jelas?!”

    Doni (kesal tapi malu, kemudian menarik tangannya) : “E-enak saja, menyentuh duluan bukan berarti melihat duluan!!”

    Ternyata mereka tak menyadari tengah menjadi pusat perhatian isi aula yang semuanya telah duduk rapi.. semua pandangan berada pada mereka..

    Speaker : “Mohon kepada 2 orang yang disana, jangan membuat keributan pada sesi upacara....”

    Doni (malu)

    Gadis Itu (duduk dengan wajah cemberut)

    Doni (dalam hati) : “Brengsek, cewe ini mempermalukanku di hari pertamaku..”

    Ichirou dan Hinako melihat mereka dari jauh, ternyata mereka sudah mengosongkan kursi di kanan Hinako untuk berjaga-jaga bila Doni tak mendapat tempat..

    Ichirou (melambai) : “Hooi Dino-kun disini!!”

    Doni (melihat Ichirou, kemudian berjalan kesana)

    Doni (duduk di sebelah kanan Hinako) : “Aah, terimasih kalian berdua..”

    Hinako : “Ah, tidak apa-apa.. ngomong-ngomong, ada apa tadi ribut-ribut disana Dino-kun?”

    Doni (wajah malu, karena alasan yang konyol) : “Ah, tidak apa-apa.. jangan dipikirkan.. hehehe” (tersenyum paksa)

    Hinako : “Baiklah, lihat upacara sudah akan dimulai!”

    Upacara telah dimulai, dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan.. kemudian kepala sekolah memberikan sambutannya yang dilanjutkan oleh Ketua Osis...

    Ketua Osis : “Apa kabar semuanya?? Apakah liburan kalian menyenangkan?!!” (sambil menunjuk ke arah peserta upacara)

    Aula menggema oleh jawaban semangat dari murid-murid...

    Ketua Osis : “Baiklah, tenang,tenang semuanya.. kali ini saya akan menghadirkan tamu spesial! Kalian tahu siapa itu???!!”

    Aula menjadi ricuh kembali. Bertanya-tanya siapa yang dimaksud.. sementara Doni sudah merasa ia akan dipanggil.. jantungnya berdebar-debar..

    Seorang murid wanita keluar dari samping panggung kemudian memberikan secarik kertas kepada Ketua Osis..

    Ketua Osis : “Ok, ok, tenanglah, saya akan membacakan nama tamu spesial kita kali ini.., tamu kita kali ini berasal dari luar negeri, nama negaranya adalah Indonesia.. sekarang berada di antara kalian..... namanya adalah......deng deng deng deng..” (sambil membuka kertasnya, kemudian berbisik-bisik pada cewe di sebelahnya)

    Ichirou : “Hehehe bersiaplah Dino-kun!” (tertawa-tawa)

    Hinako : “Jangan gugup ya Dino-kun!” (tersenyum)

    Doni (masih deg-degan) : “Tenang-tenang.. a-aku tidak gugup!”

    Ketua Osis : “Baiklah, nama panjangnya sulit kubaca, kubacakan panggilannya saja ya!?”

    Ketua Osis : “Rino-kun!!! Mari kita tepuk tangan!! Silakan maju Rino-kun!!!”

    Murid-murid bertepuk tangan dengan meriah..

    Ichirou & Hinako (terbengong-bengong dengan mulut menganga)

    Doni (cukup kaget tapi sedikit lega, dalam hati) : “Hufff kukira aku akan dipanggil.... ternyata bukan hanya aku saja yang home stay dari Indonesia..”

    Terlihat seorang anak laki-laki maju dari barisan belakang.. , kemudian menaiki panggung...

    Ketua Osis: “Tunggu-tunggu, tamu spesial kita dari Indonesia bukan hanya satu orang, tapi dua orang.. yang satunya adalah...”

    Ichirou & Hinako (menengok ke Doni)

    Doni (dalam hati) : “Oh tidak.... kumohon jangan sampai, jangan sampai..”

    Ketua Osis : “DINO-KUN!!! Mari kita tepuk tangan!! Silakan maju Dino-kun!!”

    Ichirou & Hinako (tepuk tangan dengan semangat)

    Doni (menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dalam hati) : “Terjadi juga... tamatlah sudah, namaku berubah di Jepang....”

    Doni kemudian berdiri dan maju ke panggung..

    Ketua Osis (menengok kepada mereka) : “Hei kalian perkenalkan diri kalian ya? Ok?” (sambil mengacungkan jempol dan senyum dengan gigi yang terlihat mengkilat)

    Ketua Osis : “Baiklah, mereka akan memperkenalkan diri, harap tenang semua..!!!”

    Ketua Osis (berjalan dan memberikan microphone kepada Rino) : “Silakan Rino-kun”

    Rino : “Ehm, Nama saya Apostolos Rino Wijayaputra, sekian.” (tanpa ekspresi, kemudian mengembalikan mic nya ke Ketua Osis)

    Ketua Osis (swt) : “Err... agaknya Rino-kun tidak terlalu suka bicara yah.. hehehehe, baiklah, Silakan Dino-kun!” (sambil memberikan mic nya ke Doni)

    Doni (menerima micnya) : “Ehm ehm... Nama saya RamaDONI Herdiawan.. saya berasal dari Ibukota Indonesia, yaitu Jakarta.. mmm, mungkin saya rasa cukup??”

    Ketua Osis : “Terimakasih-terimakasih Dino-kun..., terimakasih Rino-kun... kalian dapat kembali ke tempat duduk masing-masing..!!”

    Doni dan Rino kemudian turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya masing-masing..

    Ketua Osis (tiba-tiba wajahnya jadi serius) : “Baiklah.. kali ini saat yang kita semua tunggu-tunggu...”

    Ichirou & Hinako (tiba-tiba mengambil posisi seperti hendak berdiri)

    Doni (bingung) : “Loh, ada apa?”

    Ketua Osis : “Ingatlah.. sportivitas dan kerjasama tim amat diperlukan.. waktunya hanya 30 menit.. bagi yang masih berada di sana setelah 30 menit akan mendapat hukuman yang amat berat.. muhahahaha” (tertawa jahat)

    Ichirou (wajah serius) : “Sebaiknya kau bersiap juga Dino-kun”

    Hinako (wajah serius juga) : “Ya, kami tak ingin kau tertinggal..”

    Doni (bingung, tapi menuruti saran mereka) : “Ba-baiklah.. walau aku tak mengerti..” (mengambil ancang-ancang juga)

    Ketua Osis : “5... 4... 3.... 2.... 1...”

    Ketua Osis : “Pembagian kelas dimulai!!! Silakan melihat nama kalian di papan!!!”

    Serentak seluruh murid berlarian dari kursinya menuju luar ruangan dengan rusuh.. tak terkecuali Ichirou dan Hinako...

    Wakil Ketua Osis : “Ketua Osis.. aku rasa hal ini berlebihan...”

    Ketua Osis : “Hahaha tenang saja Sakura-chan, selama ini kan belum ada korban dari event-event ku, Hahahaha” (tertawa dengan enteng)

    Wakil Ketua Osis : “Dasar Hayate-kun.. kau tetap tak berubah..”

    Ketua Osis : “Tidak apa-apa.. ini agar mereka terbiasa dengan Satou Gakuen dan saling mengenal... lagipula masa jabatanku sebentar lagi akan habis...”

    Wakil Ketua Osis : “Hayate-kun....”




    Sementara diluar, tepatnya di depan papan pengumuman terjadi kerusuhan yang luar biasa.. semua berdesakan ingin melihat nama mereka... ada yang bekerjasama.. ada yang individualis... bermacam cara terlihat disana.....

    Hingga....

    Hinako : “Berhasil, aku melihat nama kita bertiga!!”

    Ichirou (dengan seragam yang kotor dan berantakan) : “Ya.. berkat bantuanku menjadi alas kakimu...”

    Hinako (tertawa) : “Hahaha, maaf-maaf, nanti kutraktir deh di Maizo!”

    Hinako : “Ngomong-ngomong... sayang sekali ya...”

    Ichirou : “Ya... sayang sekali...”

    Doni (penasaran) : “Ada apa ini, ada apa ini?”

    Ichirou : “Aku dan Hina-chan berada dalam satu kelas.. 2-4...”

    Hinako : “Tapi sayangnya kau berada di kelas 2-9 Dino-kun...”

    Doni (agak kecewa) : “Ah.... begitu ya... apa boleh buat...”

    Tiba-tiba terdengar peluit berbunyi, tanda 30 menit sudah lewat..

    Ichirou (panik) : “Ah, ayo cepat, nanti kita akan terkena!!”

    Hinako : “Ayo kita lari, kelasmu berada di lantai 3 Dino-kun, sampai jumpa!!”

    Hinako (sambil menarik tangan Ichirou) : “Ayo Ichirou!”

    Ichirou (wajah gembira, dan melambaikan tangan pada Doni)

    Terlihat beberapa anggota Osis sedang menangkapi orang-orang yang terlambat dengan liarnya.... Melihat hal itu Doni segera berlari menuju lantai 3...

    Doni (nafas ngos-ngosan) : “Hosh Hosh... akhirnya aku sampai.. hmmm ruang 2-9” (sambil matanya menyururi lorong kelas)

    Doni (menemukan kelas 2-9) : “Ah, itu dia” (kemudian berjalan menuju kelas 2-9)

    Doni (membuka pintu kelas) : “Ohayou..”

    Tiba-tiba suasana menjadi hening, semua mata tertuju pada Doni..

    Murid-murid kelas heboh dan berkumpul mengerumuni Doni, sambil bertanya ini-itu dengan cerewetnya.. hingga Doni dibuat kewalahan jadinya..

    Tiba-tiba pintu terbuka, seorang guru perempuan memasuki kelas...

    Bu Tomoko : “Baiklah-baiklah, silakan duduk di tempat masing-masing!!”

    Mendengar Bu Tomoko, mereka semua duduk di kursi masing-masing.. seperti biasa, dengan jendela menghadap timur, tak seorangpun menempati kursi belakang yang dekat dengan jendela... kebetulan Doni menyukai tempat duduk di sudut ruangan yang dekat dengan jendela, maka ia mengambil tempat duduk paling belakang dekat jendela.. menyisakan satu bangku di depannya..

    Doni (duduk, dalam hati) : “Hahaha, posisi tempat duduk yang persis dengan di Indonesia.., dalam situasi ini depanku adalah Nindy..”

    Tiba-tiba pintu kelas terbuka kembali.....

    Doni (terkejut) : “Loh, itu kan cewe brengsek yang tadi!!”

    Gadis Itu (sambil memainkan PSD nya) : “Ohayou Tomoko-sensei..”

    Bu Tomoko : “Ya ampun... kau lagi... sudahlah duduk sana... dasar otomegane..”

    Doni (dalam hati) : “Oh tidak, dia akan duduk di depanku.....”

    Gadis itu kemudian berjalan sambil terus memainkan PSD nya dan duduk di bangku depan Doni, tanpa sepatah kata pun, bahkan melihat Doni pun tidak...

    Doni (heran, dalam hati) : “Hah.. dia tak melihatku...? Baguslah..”

    Bu Tomoko : “Baiklah... mari kita berkenalan dulu.. nama Ibu adalah Tomonaga Tomoko, kalian bisa memanggil ibu dengan Tomoko-sensei.. ibu mengajar bahasa inggris, bahasa & sastra jepang, serta sejarah jepang, ada pertanyaan??”

    Seorang murid mengangkat tangannya..

    Bu Tomoko : “Ya, silakan..”

    Murid 1 : “Umur ibu berapa? Status? Dan mengapa ibu begitu cantik?? Hahahaha!” (sambil tertawa dengan wajah blushing)

    Bu Tomoko (swt) : “Err... terimakasih pertanyaannya... umur ibu tahun ini 24 tahun.. status masih single..... dan.. pertanyaan ketiga ibu sendiri tidak tahu jawabannya, mungkinkah ini pemberian dari langit?? Hahahaha” (tertawa)

    Kata-kata Bu Tomoko disambut dengan gelak tawa oleh para murid, kecuali gadis di depan Doni yang terus memainkan PSD nya..

    Bu Tomoko : “Baiklah, kali ini giliran kalian, dimulai dari kau tadi!”

    Murid 1 : “Nama saya Sasayama Hideaki, umur 16, status single, sedang membuka lowongan pacar, bagi yang berminat silakan taruh surat cinta di loker ku” (dengan pedenya)

    Bu Tomoko (swt) : “Errr.... perkenalan yang cukup bagus Sasayama-kun..”

    Hideaki : “Silakan panggil saya Hideaki saja”

    Bu Tomoko (double swt) : “Baiklah.. Hideaki-kun, terimakasih... selanjutnya..!”

    Kemudian mereka semua memperkenalkan diri.. hingga tiba giliran gadis di depan Doni..

    Tapi... berapa kalipun Bu Tomoko memanggilnya, dia tetap memainkan PSD nya.. Doni merasa kesal melihat tingkahnya, kemudian Doni mencolek punggungnya..

    Doni (Sambil mencolek punggungnya) : “Hei sekarang giliranmu!”

    Gadis Itu (Melihat dengan pandangan sinis kepada Doni, kemudian berdiri) : “Namaku Yasuharu Akane, yang disukai bermain game, yang tidak disukai bila diganggu saat bermain game, sekian” (kemudian kembali duduk)

    Bu Tomoko (swt lagi) : “Er.. baiklah.. terimakasih Yasuharu-san.. selanjutnya!”

    Doni (berdiri) : “Ah.. nama saya..”

    Murid sekelas kecuali Akane : “Dino-kun!!”

    Doni : “Hahaha... dan saya berasal dari..”

    Murid sekelas kecuali Akane : “Indonesia!”

    Doni (swt) : “Errr Tomoko-sensei.. tampaknya semua sudah mengenal saya...”

    Bu Tomoko (tertawa) : “Hahaha, kau cukup terkenal ya Dino-kun.. terimakasih, silakan duduk!”

    Kemudian Doni duduk, dan pelajaran pun dimulai...















    Spoiler untuk Chapter 5 Part 3 :

    Chapter 5 First Day Jam (Part 3)



    “Kriiiiing kriiiiing” Bel berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba..

    Bu Tomoko (sedang mengajar) : “Ah, tampaknya sudah waktunya istirahat.. baiklah pelajaran kita lanjutkan nanti..” (sambil merapikan alat tulis dan bukunya di meja guru)

    Bersamaan dengan keluarnya Bu Tomoko dari ruangan kelas yang diikuti oleh Hideaki, seisi kelas, kecuali Akane mengerumuni Doni..

    Mereka tampak sangat penasaran dengan Doni dan menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan, gabungan suara mereka bagaikan suasana pasar ikan di saat para nelayan baru kembali dari melaut.. ribut!

    Tentu saja keributan seperti itu dapat mengganggu siapapun.... hingga....

    Akane (berdiri tapi sambil terus memainkan PSD nya) : “AAAArgh, Berisiiiik!!” (kemudian berjalan menuju luar kelas)

    Mereka yang mengerumuni Doni terdiam sesaat dan memandangi Akane yang berjalan dengan acuh...., tentu saja Doni tak melepaskan kesempatan itu, dia ikut menyelinap keluar dari kelas dengan menunduk-nunduk..


    Di luar kelas...

    Doni (menyeka keringat) : “Fiuh... akhirnya aku berhasil lolos dari lalat-lalat itu...”

    Ichirou (melambaikan tangannya) : “Hei Dino-kun!” (berjalan mendekati Doni)

    Ichirou : “Kupikir kau sudah pergi ke kantin...”

    Doni : “Aku baru saja mau kesana, kau mau ikut Ichirou-kun?”

    Ichirou : “Ah, tidak tidak, jangan ke kantin kalau kau tak mau menjadi sardin, lebih baik makan bersama Hina-chan di tempat biasa kami..”

    Doni : “Boleh saja.. tapi makanannya?”

    Ichirou (tersenyum) : “Hehehe.. sudahlah ikut saja!”

    Doni (penasaran) : “Eh... baiklah... tapi apa aku tak mengganggumu dan Aihara-san, Ichirou-kun?”

    Ichirou (tertawa) : “Hahaha, tidak, itu tidak seperti yang kau pikirkan, ‘kami’ disini bukan hanya aku dan Hina-chan!”

    Doni (makin penasaran) : “Oh ya, jadi siapa saja disana?”

    Ichirou : “Kalau ingin tahu, ikut saja..” (sambil berjalan)

    Doni : “Baiklah...” (mengikuti Ichirou)

    Mereka berjalan menaiki tangga menuju lantai 4, kemudian menyusuri lorong dan sampai di tangga yang terlihat gelap dengan pintu di ujungnya..

    Ichirou : “Sebentar lagi kita sampai” (sambil menaiki tangga)

    Terlihat pintu dengan papan bertuliskan ‘Dilarang Masuk, Khusus Staff’ dibuka dengan tenangnya oleh Ichirou.. ruangan itu sangat gelap, dan hanya terdengar suara benda mekanik yang bergerak..

    Doni (khawatir) : “Hei, apa tak apa-apa kita masuk ke sini? Bukankah ruangan ini khusus staff??”

    Ichirou (santai) : “Hah? Siapa bilang kita masuk kesini? Kita kan hanya lewat saja..”

    Doni (swt, pura-pura tertawa) : “Hahaha... begitu ya...”

    Doni (swt, dalam hati) : “Benar-benar penjelasan yang egois..”

    Tak lama, terlihat sebuah pintu lagi..

    Ichirou (membuka pintu) : “Kita sampai....”

    Terlihat sinar yang menyilaukan dan hembusan angin memasuki ruangan yang gelap itu..

    Ichirou (dengan bangga) : “Selamat datang di tempat rahasia kami Dino-kun!”

    Dibalik pintu itu terlihat lapangan beton yang luas, tanpa pagar di tepinya bersanding dengan pemandangan yang menakjubkan dan semilir angin yang menyegarkan..

    Doni (kagum) : “Wahhh hebat sekali tempat ini.. ini atap sekolah kan?”

    Ichirou (bangga) : “Ya, disinilah tempat yang paling tepat untuk makan.. tenang, sejuk, terang, dan memiliki pemandangan yang bagus!”

    Doni : “Lalu , ruang gelap yang tadi kita lewati adalah...”

    Ichirou : “Ya, itu adalah jam sekolah, hehehehe” (tertawa)

    Hinako : “Heeeeii , Ichirou-kun, kau sudah mengajak Dino-kun??”

    Ichirou (berlari menuju Hinako yang sedang duduk) : “Yaaa, aku sudah membawanya.. itu dia!” (sambil menunjuk Doni yang muncul dari kegelapan ruangan jam)

    Doni : “Ah, konichiwa Aihara-san”

    Hinako (tersenyum) : “Konichiwa..., mari, silakan duduk Dino-kun!”

    Doni : “Ah ya, terima kasih..” (sambil bergerak duduk)

    Ichirou : “Loh, dimana Yuu-neesan?”

    Hinako : “Tadi dia sedang telepon pacarnya... biasa, biasa.. pasangan baru memang begitu, hehehehe” (tertawa)

    Ichirou (tertawa juga)

    Doni (dalam hati) : “Memang betul... dulu aku juga begitu...”

    Doni : “Oh ya, ngomong-ngomong siapa Yuu-neesan itu?”

    Ichirou : “Yuu-neesan itu kakak sepupu Hina-chan, dia tinggal tak jauh dari sini..”

    Hinako : “Aku, Ichirou-kun dan Yuu-neesan sudah berteman sejak kecil, tepatnya sejak aku pindah ke Tokyo!”

    Doni : “Ooo begitu..”

    Ichirou (menunjuk ke pintu ruang jam yang terbuka) : “Nah, itu dia..”

    Seorang gadis berambut coklat panjang, dengan bando merah berpita terlihat berjalan menuju mereka.. ia kemudian ikut duduk disana..

    Yuumi (sambil duduk, tersenyum) : “Maaf-maaf aku terlambat..” (kemudian melirik Doni)

    Yuumi (tersenyum) : “Ah, kau pasti Dino-kun yang tadi pagi.. perkenalkan, namaku Aozora Yuumi, aku adalah kakak sepupu Hina-chan.. senang bertemu denganmu..”

    Doni (terpana)

    Ichirou : “Hei hei Dino-kun, kau tak perlu terpana begitu.. Yuu-neesan memang sangat cantik kok, lagipula dia adalah idola sekolah ini!” (dengan bangga)

    Doni (malu) : “A-ah, maaf namaku Ramadoni Herdiawan, senang bertemu denganmu er.. Aozora-senpai...”

    Yuumi (tersenyum, tertawa sedikit)

    Hinako : “Baiklah, yuk kita makan..” (sambil membuka bungkusan berisi kotak makan yang besar)

    Hinako (sambil membuka tutup kotak makan itu) : “Nah.. kali ini aku membuatnya lebih banyak dari biasanya.. karena anggota kita bertambah lagi..”

    Doni (kagum melihat kotak besar berisi makanan yang terlihat sangat enak itu) : “Waaaah.. hebat... kau yang membuatnya sendiri Aihara-san?”

    Hinako (tersenyum bangga) : “Yaa... begitulah...”

    Ichirou : “Jangan salah Dino-kun, meskipun terlihat kasar tapi Hina-chan sangat pandai memasak, bahkan masakan ibuku kalah enak dari masakannya!” (dengan bangga)

    Ichirou : “Aduh!” (kesakitan pinggangnya dicubit Hinako)

    Ichirou (protes) : “Apa-apaan sih, aku kan hanya ingin memujimu!”

    Hinako (dengan wajah blushing tapi jengkel) : “Seharusnya tak perlu memakai kata-kata ‘kasar’ itu kan?!”

    Doni : “Mmm Aozora-senpai... apakah mereka selalu begini??”

    Yuumi : “Ya.. sejak dulu memang mereka selalu begitu.. seperti sepasang kekasih ya?” (sambil tersenyum)

    Ichirou & Hinako (berhenti bertengkar setelah mendengar kata-kata Yuumi, dengan wajah memerah)

    Yuumi : “Oh ya Dino-kun, kau tak perlu memanggilku senpai kok..” (tersenyum ramah)

    Doni (blushing) : “Aa.. baiklah.. Aozora-san..”

    Yuumi (tersenyum) : “Nah.. begitu kan lebih enak didengar..”

    Yuumi : “Baiklah, yuk kita mulai makannya!”

    Ichirou, Hinako, & Doni : “Ittadakimasu!”

    .................

    Matahari sudah berada di barat.. dengan sinarnya yang berwarna kemerahan.. menandakan hari sudah sore dan waktu pulang semakin dekat...

    Bel pun berdering... waktu pulang sudah tiba...

    Di kelas 2-9, guru yang mengajar sudah keluar dari kelas...

    Di kelas..

    Doni (Lega) : “Fiuh...akhirnya pelajaran selesai juga...” (kemudian berdiri, hendak pulang)

    Di depan Doni, terlihat Akane masih duduk dan terus memainkan PSD nya dengan wajah yang serius...

    Doni (dalam hati) : “Main apa sih dia sampai serius begitu..?” (melirik ke layar PSD Akane)

    Doni (dalam hati) : “Hooo.. ternyata ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’... sampai seserius itu dia memainkannya...”

    Doni (melihat jam tangannya, dalam hati) : “Ah, sudah jam segini.. nanti aku bisa terlambat diajak pulang bareng Ichirou dan Hinako” (bergegas dari bangkunya)

    Saat akan melewati Akane, tas Doni yang berayun-ayun mengenai lengan Akane, hingga PSD Akane terlepas dari genggamannya, dan jatuh ke lantai.. layarnya kemudian berkedip, kemudian muncul logo PSD di sana.. menandakan PSD nya ter-restart...

    Akane (panik) : “Aaaaaaa, PSD ku!” (sambil mengambil kembali PSDnya, kemudian melihat layarnya)

    Akane (terkejut) : “Tidaaaaaaak, kenapa restart!! Aku belum men-save datanya, hilang sudah Golden Ultimate Blade yang sudah susah payah kudapatkan!! (menutup wajahnya dengan kedua tangannya)

    Doni (merasa bersalah) : “A-ah.. maaf Yasuharu-san.. aku tidak sengaja..”

    Akane (berdiri menatap Doni, dengan wajah seperti mau menangis) : “Kamu harus bertanggung jawab!! Golden Ultimate Blade yang sudah susah payah kudapatkan hilang!!”

    Doni : “Maaf, aku benar-benar minta maaf.. nanti akan kukembalikan..”

    Akane (kesal) : “Kamu kembalikan? Kamu tak akan bisa mengembalikan Golden Ultimate Blade yang super langka itu!!”

    Doni : “Maaf, aku tak sengaja.. aku berjanji akan kukembalikan..!”

    Akane (marah besar) : “Perlukah kukatakan seribu kali? Kamu tak akan bisa mengembalikannya!! Kamu benar-benar BRENGSEK!!” (mengambil tasnya kemudian berlari keluar dari kelas..”

    Doni (dalam hati) : “Aku tak pernah mengingkari janjiku.. lihat saja.. akan kukembalikan..”

    Doni (berjalan keluar kelas)




    Di gerbang sekolah...


    Ichirou (jengkel) : “Lama sekali kau Dino-kun, apa yang kau lakukan?”


    Hinako (jengkel) : “Ya.. kami sudah menunggu selama 15 menit..!”

    Doni (tersenyum) : “Maaf maaf... tadi ada hal yang tak dapat dihindari..”

    Ichirou (mereda) : “Huh.. baiklah.. ayo kita pulang..”

    Doni : “Maaf, kalian pulang saja duluan ya! Ada hal yang harus kulakukan!” (sambil berlari dan melambaikan tangan)

    Ichirou (heran) : “Haaah? Apa-apaan dia??”



    Di Mini-market......

    Doni (berlari memasuki mini-market, kemudian menuju rak game dan mencari-cari game ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’)

    Doni (panik) : “Duh... mana sih... kok tak ada??”

    Anak Kecil (menatap wajah Doni yang panik disebelahnya) : “Loh, kakak sedang apa?”

    Doni (menengok ke anak kecil itu) : “Ah.. kamu yang waktu itu ya! Sebentar ya kakak sedang sibuk..”

    Doni (panik, dan berjalan menuju kasir) : “Ah Takeo.. kebetulan sekali..

    Takeo (gembira) : “Aha Dino-kun, ada apa?”

    Doni: “Itu... ng.. apakah ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’ masih ada??”

    Takeo : “Woaah sayang sekali kau telat Dino-kun, baru saja seorang anak kecil membelinya tadi!”

    Doni (menutup wajahnya dengan kedua tangannya) : “Aaargh.. bagaimana ini... kalau aku mencari di toko lain, belum tentu ada, dan lagi aku tak tahu tempatnya... kalau menunggu besok... tidak-tidak, setiap detik amat berharga, bisa-bisa dia sudah mendapatkan Golden Ultimate Swordnya kembali dan aku tak bisa menepati janjiku.. oh tidak.........” (stress)

    Anak Kecil (menarik-narik seragam Doni) : “Kakak kakak, sebenarnya ada apa?”

    Takeo : “Begini.. kakak ini sedang mencari game ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’ , tapi ia kehabisan dan... HEI!! KAU KAN ANAK YANG TADI!!”

    Doni (kaget dan menengok kepada anak itu)

    Anak Kecil (mengeluarkan sebuah game dari kantungnya) : “Maksud kakak game yang ini?” (terlihat tulisannya berjudul ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’)

    Doni (terkejut) : “Ah kamu benar, yang ini yang aku cari!!”

    Anak Kecil (tersenyum) : “Kalau begitu ini untuk kakak saja!”

    Doni (kaget) : “Hah? Benar tidak apa-apa??”

    Anak Kecil (menggelengkan kepalanya) : “Tidak apa-apa, kata mama kita harus menolong orang yang telah menolong kita!” (tersenyum)

    Doni (tidak enak) : “Tapi kamu kan telah membelinya?”

    Anak Kecil : “Tidak apa-apa kak, lagipula aku tidak terlalu suka game ini, aku hanya ingin mencobanya saja..”

    Doni (tetap tidak enak) : “Tapi... kamu telah membelinya dengan uangmu kan?”

    Takeo (memberi saran) : “Sudah-sudah, bagaimana bila begini saja.... kamu memberikan game itu pada Dino-kun, sementara Dino-kun membeli game..” (mengambil sebuah game dari rak game)

    Takeo (sambil menunjukkan gamenya) : “..ini seharga ‘Fierce Fantasy : Crisis Core’ , dan memberikannya padamu, bagaimana Dino-kun, Dik?”

    Anak Kecil (senang) : “Wuaaah ‘Super Frog Ball’ aku suka!”

    Doni (menyerah) : “Yah... baiklah.. lagipula dia menyukainya...” (menerima FF:CC)

    Doni (menyerahkan uangnya) : “Baiklah.. aku buru-buru.. terima kasih Takeo dan.. mmm.. siapa namamu dik?”

    Anak Kecil (semangat) : “Daisuke!!”

    Doni (tersenyum) : “Baiklah, terimakasih ya Daisuke.. jaaa!” (melambaikan tangannya dan berlari pulang)

    Doni (sambil berlari, dalam hati) : “Hmmm tapi kok aku merasa ditipu ya?? Ah sudahlah..”

    Sesampainya di rumah, Doni segera berlari menuju kamarnya, kemudian membongkar tasnya mencari PSD nya, setelah ketemu, ia segera memasukkan CD nya ke dalam PSD dan menyalakannya...

    Doni : “Baiklahh, saatnya mencari Golden Ultimate Sword!!”











    Spoiler untuk Chapter 6 :

    Chapter 6 Find The Golden Ultimate Sword!



    Terlihat Doni sedang memainkan PSD nya sambil berbaring di kasurnya...

    Doni (sambil memainkan PSDnya) : “Aaagh sial.. lagi-lagi tewas terkena Tri-Thundaga!! Grrrr” (kesal)

    Terdengar ketukan di pintu kamar, tapi Doni tak ambil pusing, ia terus memainkan PSD nya dan mengacuhkan ketukan itu..

    Tetapi.. pintu terus diketuk tak henti-hentinya, sehingga membuat Doni merasa terganggu..

    Doni (kekesalanya bertambah) : “Aaargh, siapa sih?! Lagi sibuk juga!!” (kemudian berjalan menuju pintu)

    Doni (membuka pintu dengan keras) : “Siapa sih malam-malam begini?!”

    Natsuki (jatuh terduduk dan memegangi hidungnya)

    Doni (merasa bersalah) : “Ah.. maaf Natsuki-chan, kamu tidak apa-apa??”

    Natsuki (menggelengkan kepalanya)

    Doni (menggaruk belakang kepalanya) : “Maaf maaf, aku tadi sedang kesal karena tewas terus di G Regidice...”

    Doni : “Ngomong-ngomong, ada apa malam-malam begini?”

    Natsuki (dengan suara pelan) : “Ng... mama memanggilmu untuk sarapan...”

    Doni (kaget) : “Hah? Sarapan??” (kemudian melihat ke jendela di ujung lorong)

    Doni (tak menyangka) : “Wuah, sudah pagi rupanya! Maaf Natsuki-chan, aku ganti baju dulu!” (menutup pintunya)

    Doni (membuka lemari, kemudian teringat sesuatu) : “Oh ya, belum ku save..”

    Doni (kembali ke PSD nya)

    Doni (terkejut) : “Aaaaaaargh mati lagi, padahal nyaris menang!! Gara-gara lupa ku pause!!” (kesal)

    Setelah men-save permainannya Doni segera ganti baju seragam dan turun ke ruang makan...

    Bibi Mizuki (tersenyum) : “Dino-kun, Ohayou!”

    Doni (membalas tersenyum) : “Ohayou Bibi Mizuki..”

    Ichirou (heran) : “Aneh, biasanya kau bangun lebih cepat dariku Dino-kun?” (sambil melahap roti di tangannya)

    Doni (tertawa) : “Hahaha.. ada suatu hal yang sedang kulakukan..” (kemudian duduk dan meminum teh yg sudah disediakan)

    Bibi Mizuki (mengamati wajah Doni dengan wajah heran)

    Doni (sadar diperhatikan) : “Ah, apa ada sesuatu di wajahku?”

    Bibi Mizuki (sambil terus mengamati) : “Matamu sedikit berkantung, kau tak tidur semalam??”

    Doni (terkejut, berusaha menutupi bagian bawah matanya) : “Ahahaha, tidak juga.. mungkin karena terlalu lelah.. ahahahah” (tertawa palsu)

    Doni (menghabiskan rotinya dan meminum habis tehnya) : “Terimakasih, aku berangkat duluan ya!” (berdiri kemudian berjalan ke pintu depan)

    Ichirou (heran) : “Aneh...”

    Di luar...

    Hinako (tersenyum dan melambaikan tangannya) : “Ohayou Dino-kun!”

    Doni (sambil terus berjalan) : “Ohayou Aihara-san..”

    Hinako (heran) : “Loh, kau tak berangkat bersama aku dan Ichirou-kun?”

    Doni (sambil melihat ke Hinako) : “Maaf-maaf, ada sesuatu yang harus kulakukan, sampai nanti ya” (melambaikan tangannya)

    Hinako (heran) : “Aneh....”

    Di jalan....

    Doni (mengeluarkan PSDnya) : “Baiklah, saatnya melanjutkan tanpa pengganggu!” (kemudian teringat sesuatu saat akan menyalakan PSD nya)

    Doni : “Ah, jangan, jangan.. bisa-bisa aku tertabrak sesuatu hingga PSD nya ter-restart sendiri seperti Akane..” (memasukkan kembali PSD nya ke dalam kantungnya)

    Doni : “Kumainkan saja begitu berada di kelas nanti....”


    Kenyataannya........

    Terlihat kerumunan teman-teman sekelas mengerumuni Doni dengan ributnya...

    Doni (swt) : “Akh.. sial.. aku lupa pada lalat-lalat ini....”

    Doni (dalam hati) : “Oh ya, aku ke atap saja... dan menunggu kelas dimulai di sana sambil melanjutkan permainan dan menghindari mereka..”

    Doni : “Maaf-maaf teman-teman... aku ke WC dulu yah...” (sambil tersenyum dan keluar dari kerumunan itu kemudian keluar dari kelas)

    Doni (keluar dari kelas dan menutup pintunya, kemudian menghela nafasnya) : “Hahh... akhirnya lolos juga... ok, cepat, waktunya tak banyak” (lalu berlari dengan cepat menuju atap)

    Doni (membuka pintu atap dengan keras, dengan nafas yang masih terengah-engah) : “Hosh hosh, akhirnya sampai juga..., cepat cepat!” (kemudian berjalan ke bagian belakang tembok ruang jam dan duduk disana)

    Tiba-tiba terdengar suara seseorang membuka pintu ruang jam...

    Doni (kaget) : “Woah, siapa itu?!” (kemudian menengok pintu ruang jam dari balik tembok)

    Terlihat seorang gadis dengan rambut hitam panjang yang indah masuk ke dalam ruang jam dan kemudian menutup pintunya..

    Doni (penasaran) : “Hmmm.. siapa itu... pagi-pagi sudah ada disini..”

    Doni (kembali tersadar) : “Oh ya, tak ada waktu lagi! (mengeluarkan PSD nya kemudian melanjutkan permainannya)



    Tak lama.. terdengar suara dering bel sekolah...

    Doni : “Ah, bel sudah berbunyi... tapi tanggung... 5 menit lagi deh..” (melanjutkan bermain)


    Lama kemudian..........

    Suara dering bel kembali berbunyi, tapi kali ini Doni tak mendengarnya karena sedang fokus melawan suatu boss di permainan tersebut..

    Kemudian.. pintu ruang jam dibuka dengan keras.. tentu saja Doni menjadi kaget..

    Doni (kaget dan panik) : “Aaargh save dulu, save dulu!” (sambil men-save permainannya)

    Doni (menengok ke pintu ruang jam) : “Siapa lagi yang membuka pintunya?”

    Terdengar suara orang mengobrol yang lama-lama terlihat keluar dari ruang jam..

    Ichirou: “Ya.. jadi begitu Yuunee-san... kemudian Hinako...” (melihat wajah doni yang sedang mengintip)

    Ichirou: “Wah Dino-kun, kau sudah duluan ke sini ternyata!”

    Doni (sambil masih terus dalam posisi mengintip, sementara tangannya mematikan PSD nya) : “Hahaha... ya.. kebetulan aku sangat ingin merasakan masakan Aihara-san yang enak lagi!” (kemudian memasukkan PSD nya ke kantongnya)

    Doni (dalam hati) : “Ugh.. aku memberikan alasan yang bodoh..”

    Hinako (berbinar) : “Benarkah masakanku begitu enak Dino-kun?”

    Doni (mengangguk sambil tersenyum)

    Ichirou: “Jangan terlalu berlebihan Dino-kun, nanti Hina-chan besar kepala..”

    Hinako (marah) : “Apaaaa?? Kalau begitu kau tak boleh makan hari ini!”

    Ichirou (terkejut) : “Haaaa?? Jangan dong Hina-chan, aku kan hanya bercanda!!”

    Hinako (ketus) : “Huh, tiiidak!”

    Saat Hinako dan Ichirou sedang ribut, Yuumi hanya tersenyum, kemudian menengok kepada Doni..

    Yuumi (tersenyum) : “Apa yang sedang kau lakukan disana Dino-kun?”

    Doni (dengan sigap berdiri dan keluar dari balik tembok) : “Hahaha tidak.. aku hanya duduk menunggu kalian, ya betul, hahahah!” (pura-pura tertawa)

    Yuumi : “Sudah, sudah yuk, Ichi-chan, Hina-chan, kita segera makan” (sambil tetap tersenyum)

    Hinako & Ichirou (menengok kepada Yuumi) : “Baik Yumi-neesan...”

    Yuumi (tersenyum, dan mengelus kepala keduanya) : “Anak baik.. yuk!”

    Hinako dan Ichirou langsung berhenti ribut, kemudian segera duduk.. diikuti dengan Yuumi..

    Yuumi : “Dino-kun, ayo kau juga sini!” (melambaikan tangannya memanggil Doni)

    Doni : “Ah, ya Aozora-san!” (bergegas menuju mereka kemudian duduk disana)

    Mereka berempat kemudian memakan makan siang yang dibuat oleh Hinako, hingga bel masuk berbunyi.. dan mereka kembali ke kelas masing-masing..

    Di depan kelas 2-9..

    Doni (membuka pintu kelas, ternyata Bu Tomoko ada di sana) : “Eh, bukankah sekarang pelajaran Matematika?”

    Bu Tomoko (Mendekati Doni dengan wajah kesal dan tolak pinggang) : “Eh, eh kepalamu! Kemana saja kau daritadi? Aku mendapat laporan kau tak mengikuti kelas sejak tadi pagi, tapi kata teman-temanmu tadi kau ada kemudian pergi ke WC dan tak kembali lagi, apa yang kau lakukan??”

    Doni (panik) : “Ah, eeh err... sebenarnya tadi saya terkunci di WC, hingga seseorang menemukan saya, ya, betul begitu!”

    Doni (dalam hati) : “Sial.. lagi-lagi aku membuat alasan yang bodoh..”

    Bu Tomoko (wajah tak yakin) : “Benarkah...?”

    Doni (menggangguk saja dengan wajah tersenyum polos)

    Bu Tomoko (tersenyum kembali) : “Ternyata seseorang terkunci di WC yang tadi aku dengar adalah kamu ya.. baiklah, silakan duduk!” (kemudian kembali ke meja guru)

    Doni (dalam hati) : “Oh, terimakasih Tuhan, kau telah menyelamatkanku!!!” (kemudian berjalan kembali ke kursinya)

    Doni (melihat ke kursi depannya yang kosong, dalam hati) : “Loh.. kemana Akane? Apa dia tak masuk??” (lalu duduk di kursinya)

    Bu Tomoko : “Baiklah, karena Sotomura-senpai tak masuk, dan juga karena kita belum menentukan ketua kelas, maka kita akan adakan pemilihan sekarang! Siapa yang berminat mencalonkan diri menjadi ketua kelas??”

    Hideaki (berdiri sambil mengangkat tangannya) : “Aku aku!”

    Bu Tomoko : “Baiklah, Hideaki-kun... , lalu, siapa yang ingin menjadi calon berikutnya??” (sambil tersenyum)

    Tapi tak satupun anak mengangkat tangannya...

    Bu Tomoko (swt) : “Er... sepertinya tak ada lagi yang mau ya...”

    Hideaki (menyela) : “Kalau begitu aku langsung menang mutlak dong!” (dengan semangat)

    Bu Tomoko : “Maaf, tapi tak bisa begitu Hideaki-kun/.. pemilihan harus dilakukan dengan voting apapun alasannya..”

    Bu Tomoko (melihat satu-satu murid di kelas) : “Baiklah, kupilih saja calon berikutnya.. hmmm..”

    Tiba-tiba pandangan murid kelas tertuju pada Doni...

    Bu Tomoko : “Ah, baiklah, kau saja Dino-kun!” (sambil menunjuk Doni)

    Doni (terkejut) : “Hah? Apa? Saya??”

    Bu Tomoko : “Baiklah!! Kita mulai votingnya! Dimohon semuanya mengambil kertas di depan dan menuliskan nama calon yang kalian pilih!”

    Kemudian seisi kelas maju satu persatu ke depan kelas untuk mengambil kertas pemilihan..

    Bu Tomoko : “Oh ya, Sasayama-kun, Dino-kun, kalian silakan duduk saja ya!”

    Doni (kembali duduk) : “Ah, baiklah..”

    Hideaki (kembali duduk sambil melambai-lambaikan tangannya) : “Pilih aku ya! Pilih aku ya!”


    Tak lama kemudian..

    Doni (bengong) : “Haaaaaaaaaaaah??”

    Hideaki (bengong dan shock) : “Ti-ti-tidak mungkin...”

    Di papan tulis, terlihat hasil pemilihan..

    Dino-kun : 38 Suara
    Sasayama-kun : 0 suara

    Bu Tomoko (swt) : “Wah wah wah, maaf ya Hideaki-kun, sepertinya Dino-kun menang mutlak...”

    Bu Tomoko : “Bagaimanapun, mari kita beri selamat pada Dino-kun! Selamat ya Dino-kun!!”

    Seisi kelas kemudian bertepuk tangan dan bersorak..

    Doni (swt, sambil tertawa) : “Aha.. ahahahah...”

    Hideaki (bangkit dari kursinya, kemudian berjalan mendekati Doni)

    Hideaki (berdiri di sebelah Doni dengan wajah seram) : “Hei kau, mulai sekarang kau adalah...”

    Hideaki (tiba-tiba tersenyum) : “Temanku! Hahahaha, selamat Dino-kun.. kau telah menang.. huh persaingan memang kejam....” (tertawa sambil menyalami Doni)

    Doni (swt) : “Hahaha.. terimakasih Sasayama-kun...”

    Hideaki (dengan bangganya) : “Panggil aku Hideaki saja!” (sambil menunjuk dadanya dengan jempolnya)

    Doni (dalam hati) : “Orang ini seenaknya saja membuatku jadi temannya..”

    Setelah itu, Hideaki kembali ke tempat duduknya kemudian..

    Bu Tomoko : “Baiklah, karena waktunya masih banyak.. kita akan memulai pelajaran bahasa jepang saja!”

    Kemudian pelajaran pun dimulai.. tetapi Doni malah mengeluarkan PSD nya dan bermain kembali..

    Hingga......


    Bu Tomoko : “Dino-kun sekarang giliranmu..”

    Bu Tomoko : “Dino-kun, sekarang giliranmu..”

    Bu Tomoko (kesal) : “Dino-kunnnnnnn sekarang giliranmu!”

    Berkali-kali Bu Tomoko memanggilnya, Doni tetap tak menjawab..

    Bu Tomoko (menghela nafasnya) : “Huff.. anak-anak, coba beritahu dia..” (sambil menopang dahinya dengan satu tangan)

    Murid sekelas (menarik nafas, kemudian serempak dengan keras) : “DINO-KUUUUUUUUN!!!”

    Doni (sangat kaget, hingga melepaskan PSD nya dari genggamannya) : “Wuaaaaaaaaah!” (melihat PSD nya jatuh, dengan posisi layar dibawah)

    Doni (dalam hati) : “Oh tidak, jangan... aku mohon jangan...” (mengambil kembali PSDnya, dan melihat layarnya)

    Doni (melihat layarnya berkedip putih, kemudian restart)

    Doni (shock, bagaikan tersambar petir) : “A-a...aku belum mensave...”

    Bu Tomoko (jengkel, kemudian mendatangi Doni) : “Ehm ehm.. Dino-kuuuuun” (dengan wajah menyeramkan)

    Doni (melihat wajah Bu Tomoko yang terlihat marah) : “Eh...he he.. hehe..” (tertawa palsu)

    Bu Tomoko (kesal) : “Ternyata kau sedang bermain game pada saat pelajaran ya, sini berikan padaku!” (mengambil PSD Doni)

    Bu Tomoko : “Temui ibu di ruang guru 2 setelah waktu pulang nanti!” (kembali ke meja guru)

    Doni (panik) : “Ba-baik Tomoko-sensei!”

    Doni (dalam hati) : “Habislah sudah.. tak ada harapan lagi...”



    Setelah itu... saat waktu pulang...

    Doni (bangkit dari kursinya) : “Sial... sekarang aku harus menemui Tomoko-sensei lalu meminta PSD ku kembali...”

    Doni (berjalan sambil melihat bangku Akane yang kosong) : “Kemana ya dia... jangan-jangan dia bunuh diri gara-gara kemarin, mungkin saja, soalnya dia kan Game-Otaku...” (khawatir)

    Doni (menghentikan langkahnya) : “Aaah.. sial aku kan tak tahu dimana letak ruang guru 2... ..”

    Doni (teringat sesuatu) : “Oh ya, mungkin saja ada di peta yak waktu itu Furukawa-senpai berikan padaku...” (kemudian membuka tasnya dan mengambil peta itu)

    Doni (melihat peta itu) : “Wah aku beruntung, ternyata ada di peta ini..”

    Doni : “Hmm kupikir aku harus mengembalikan peta ini secepatnya sekaligus mengucapkan terimakasih pada Furukawa-senpai...” (kembali berjalan menuju ruang guru 2 dengan bimbingan peta itu)

    Doni (membuka pintu ruang guru 2) : “Konbanwa...” (kemudian mencari-cari Bu Tomoko)

    Bu Tomoko (melambaikan tangannya memanggil Doni) : “Ah, Dino-kun, sini-sini!”

    Doni (melihat Bu Tomoko, kemudian berjalan ke sana)

    Bu Tomoko : “Silakan duduk Dino-kun”

    Doni (duduk di kursi di depan meja Bu Tomoko) : “Ah, terimakasih Tomoko-sensei..”

    Bu Tomoko : “Baiklah, kita mulai pembicaraan kita.. Kau tahu apa yang telah kau lakukan?” (berwajah jengkel)

    Doni : “Ya.. bermain PSD ketika waktu pelajaran...”

    Bu Tomoko : “Apa kau tahu itu melanggar peraturan sekolah?”

    Doni : “Bila peraturannya sama seperti di Indonesia, jawabannya Ya..”

    Bu Tomoko : “Apa kau menyesal?”

    Doni : “Saya rasa ya...”

    Bu Tomoko : “Baguslah..”

    Doni : “Tapi saya heran..”

    Bu Tomoko (mengerenyitkan dahi) : “Heran? Heran kenapa?”

    Doni : “Perlakuan Tomoko-sensei pada saya sangat berbeda dengan Yasuharu-san, kenapa dia boleh seenaknya bermain PSD sewaktu jam pelajaran?? Bukankah itu tidak adil??” (wajah kaku)

    Bu Tomoko (terdiam sejenak mendengar pertanyaan Doni) : “....”

    Bu Tomoko (berwajah sedih) : “Kau tahu.. setahun lalu.. aku juga pernah menyita PSD nya, karena dia tak memperhatikan pelajaran, seperti yang kau lakukan tadi... kau tahu apa yang ia lakukan setelah itu?”

    Doni (malu) : “Mmm ya.. apa itu?”

    Bu Tomoko : “Tiba-tiba, dia berdiri dari kursinya kemudian berlari keluar kelas..”

    Doni : “Lalu??”

    Bu Tomoko : “Tak lama kemudian, terdengar teriakan dari murid-murid kelas lain yang sedang berolahraga di lapangan..”

    Doni : “Kenapa??”

    Bu Tomoko : “Awalnya aku juga tak tahu, karena penasaran, kubuka jendela dan melihat mereka..”

    Bu Tomoko : “Mereka melihat ke atap sekolah dan menunjuk-nunjuk ke sana, lalu kulihat apa yang mereka lihat.. disana... dia berdiri di pinggir atap, dengan pandangan mata yang kosong...”

    Doni (makin penasaran) : “La-lalu?”

    Bu Tomoko : “Lalu aku, dan para guru segera naik ke atap.. untuk menghentikannya...”

    Bu Tomoko : “Kami tak berani mendekatinya, karena salah-salah dia akan benar-benar melompat.. sebagai wali-kelasnya... aku bertanya kenapa ia melakukan itu..”

    Doni : “Lalu apa katanya?”

    Bu Tomoko : “Dia hanya ingin PSD yang kuambil dikembalikan.. tapi sialnya, aku lupa PSD itu tertinggal di kelas.. aku berlari kembali ke kelas tanpa mengatakan aku akan mengambilnya..”

    Bu Tomoko : “Saat berada di ruang jam, aku mendengar ada seseorang berlari melewatiku dari lantai bawah.. saat itu aku tak peduli siapa itu... kemudian, saat tiba di kelas, aku mendengar teriakan panik semua orang...”

    Bu Tomoko : “Begitupun aku juga panik, saat kulihat keluar..... aku melihatnya...” (terdiam sesaat)

    Doni (tambah penasaran) : “Yasuharu-san terjatuh???”

    Bu Tomoko : “Ya....”

    Doni (heran) : “Lalu? Bagaimana ia bisa selamat setelah jatuh dari ketinggian 15 meter lebih??”

    Bu Tomoko (menghela nafasnya) : “Terlihat dua tubuh penuh darah dibawah... Yasuhara-san... dan teman satu-satunya... Kawatani-kun....”

    Doni (terkejut) : “Jadi Kawatani-kun?”

    Bu Tomoko (memotong) : “Ya... menurut para saksi.. Kawatani-kun berusaha menolong Yasuharu-san yang tengah melompat... ia kemudian ikut melompat dan merangkul tubuh Yasuharu-san dan menggunakan tubuhnya sebagai bantalan saat jatuh.... kusadari dialah yang waktu itu berlari melewatiku di dalam ruang jam yang gelap itu...”

    Doni (kaget) : “Lalu bagaimana keadaan mereka setelah itu? Apakah Yasuharu-san luka berat??”

    Bu Tomoko (menggelengkan kepalanya) : “Tidak.. Yasuharu-san hanya luka ringan, tetapi karena shock ia pingsan... sementara Kawatani-kun... dia....”

    Doni (terdiam) : “...”

    Bu Tomoko (matanya berkaca-kaca) : “Dia meninggal karena gegar otak di Ambulance dalam perjalanan menuju rumah sakit....” (air mata menetes di pipinya)

    Bu Tomoko (menyeka air matanya) : “Duh, kenapa aku jadi menangis.. maaf Dino-kun..”

    Bu Tomoko (heran) : “Dino-kun??”

    Doni (wajahnya sangat sangat khawatir dan ketakutan, dengan pandangan mata yang kosong)











    Spoiler untuk Chapter 7 :

    Chapter 7 A Lot Of Effort





    Bu Tomoko : “Dino-kun? Ada apa??”

    Doni (masih dengan wajah khawatir)

    Bu Tomoko : “Dino-kun... jangan-jangan kau telah melakukan sesuatu..?”

    Doni (berusaha menutupi) : “Ah.. tidak... tidak ada apa..” (memaksa tersenyum)

    Bu Tomoko (tidak yakin) : “Benarkah begitu?”

    Doni (memaksakan tertawa) : “Hahaha.. ya.. begitulah... dan ummm.. maaf Tomoko-sensei, bisakah PSD saya.. dikembalikan..?”

    Bu Tomoko (terdiam, terlihat berpikir) : “...”

    Bu Tomoko (mengambil PSD milik Doni dari lemari mejanya) : “Baiklah, ini PSD mu.. lain kali jangan ulangi lagi ya..” (memberikan PSD tersebut pada Doni)


    Doni (menerima PSD tersebut) : “Ah... terimakasih Tomoko-sensei... maaf, tapi saya buru-buru...” (berdiri)

    Bu Tomoko : “Ah, tunggu sebentar.. ada yang ingin kuberikan padamu..” (menuliskan sesuatu di bukunya kemudian menyobeknya dan memberikannya pada Doni)

    Bu Tomoko : “Karena mulai hari ini kau adalah ketua kelas 2-9.. bisakah kau menjenguk Yasuharu-san? Ini alamatnya..” (memberikan kertas itu)

    Doni (menerima kertas itu) : “Saya mengerti... akan saya kunjungi....”

    Doni : “Saya permisi dulu Tomoko-sensei... konbanwa..” (kemudian berjalan keluar dari ruang guru 2)

    Bu Tomoko (berteriak) : “Ingat ya! Langsung kunjungi sebelum malam!”

    Doni (setengah badan sudah di luar ruang guru 2) : “Baik baik!”

    Bu Tomoko (bersandar pada tangannya sambil melihat Doni dengan wajah tidak percaya)



    Di luar....

    Doni berlari dengan sekuat tenaga menuju gerbang sekolah.. ternyata Hinako dan Ichirou masih menunggunya disana..

    Doni (Heran) : “Loh, kenapa kalian belum pulang?”

    Ichirou (jengkel) : “Lagi-lagi kau terlambat..”

    Hinako (jengkel) : “Ada apa sih sampai membuat kami menunggu setengah jam disini?”

    Doni (dengan nafas yang masih terengah-engah) : “Hosh, hosh.. nanti akan kujelaskan... sekarang.. kalian tahu alamat ini?” (sambil menunjukkan kertas bertuliskan alamat Akane)

    Ichirou (melihat kertas itu) : “Hmm kalau tidak salah sih di dekat stasiun..”

    Hinako : “Mana, mana, biar kulihat!” (sambil mengambil kertas itu dari Ichirou)

    Hinako : “Oooh.. ini... letaknya sekitar 100 meter di sebelah barat stasiun.. patokannya adalah mesin penjual minuman...” (sambil memberikan kertas itu kembali pada Doni)

    Doni (menerima kertas itu kemudian langsung berlari) : “Terimakasih Aihara-san, Ichirou-kun” (berlari sambil melambaikan tangannya)

    Hinako (heran) : “Kenapa dia??”

    Ichirou (mengerenyitkan dahi dan memegang dagunya) : “Aneh.. benar-benar aneh...”

    Di perjalanan...

    Doni (dalam hati, sambil terus berlari) : “Sial, tak ada waktu lagi untuk mencari Golden Ultimate Sword.. tapi tanpa itu.. bagaimana bisa aku punya muka untuk menemui Akane??”

    Doni (dalam hati) : “Hanya itu satu-satunya jalan.. meski aku tak ingin melakukannya!”


    Di Mini Market..

    Doni (memasuki mini market dengan berlari) : “TAKEO!”

    Takeo : “Aha Dino-kun.. apa ada yang kau perlukan??” (tersenyum)

    Doni : “G-G-GameShock! Aku butuh GameShock untuk PSD ku!!”

    Takeo : “Hmm.. sebentar.. kulihat dulu...” (masuk ke dalam ruangan penyimpanan)

    Tak lama...

    Takeo (kembali dengan tangan kosong) : “Wah.. maaf Dino-kun.. aku kehabisan stok GameShock... mungkin beberapa hari lagi baru datang...”

    Doni (lemas) : “Aaah.. sialll.... bagaimana ini...?” (putus asa)

    Takeo (penasaran) : “Memangnya kenapa sih kau butuh GameShock sekarang juga?”

    Doni : “Aku harus mendapatkan Golden Ultimate Sword sekarang juga.... tapi.. sekarang habislah aku...”

    Takeo (berpikir) : “Hmmm apakah Golden Ultimate Sword yang kau maksud itu.. G.U.S di game FF:CC?”

    Doni : “Ya.... dan benda itu sangat langka......”

    Takeo: “Bila kau mau, aku punya file save nya...”

    Doni (terkejut) : “Hah?? Kau serius Takeo??”

    Takeo : “Hooo kau tidak percaya ya.. sini biar kuperlihatkan!” (masuk ke dalam ruangan di belakang kasir)

    Takeo (kembali ke meja kasir sambil membawa PSD nya) : “Nih kalau kau tak percaya!” (sambil memperlihatkan layar PSDnya, dan benar, dia memiliki Golden Ultimate Sword di equipmentnya)

    Doni (ceria kembali) : “Waaah Takeo, kau memang penyelamatku!! Boleh kuminta??”

    Takeo (tersenyum) : “Tentu saja......... ini tidak gratis” (tersenyum licik)

    Doni (bingung) : “Hah?? Maksudmu aku harus membayar untuk mendapatkan save itu?”

    Takeo : “Tentu saja!”

    Doni : “Baik,baik.. kalau begitu aku beli.. berapa harganya??”

    Takeo (mengambil kalkulatornya) : “Hmmmm... kira-kira segini” (sambil memperlihatkan angka-angka di layar kalkulator)

    Doni (terbengong-bengong) : “HAaaaaaah?? Kau gila ya? Harga sebanyak itu untuk save file saja?? Dengan uang sebanyak itu aku bisa beli 2 memory card!”

    Takeo : “Tsk tsk tsk, harga ini bukan hanya save file nya saja, tapi kau harus membelinya sepaket dengan memory card ku! Lagipula kau tahu kan betapa sulitnya mendapatkan Golden Ultimate Sword??”

    Doni (dalam hati) : “Grrrrr orang ini benar-benar pemeras...”

    Doni (kesal, tapi terpaksa) : “Aaaaargh baik baik, aku bayar...” (mengeluarkan dompetnya)

    Doni (memberikan beberapa lembar uang pecahan besar) : “Habislah sudah uang jajanku seminggu..”

    Takeo (tersenyum, menerima uangnya) : “Waah.. terimakasih banyak Dino-kun... ini memory cardnya, sekarang jadi milikmu!” (memberikan memory cardnya)

    Doni (mengambil memory cardnya, kemudian langsung berlari keluar mini market) : “Sudah ya, aku harus pergi sekarang!”

    Takeo (melambaikan tangan sambil tersenyum) : “Terimakasih ya Dino-kun, hati-hatilah di jalan!!”



    Doni terus berlari secepatnya menuju ke arah stasiun.. hingga..


    Di stasiun......



    Doni (berhenti sebentar untuk Istirahat, sambil terengah-engah dan menyeka keringatnya) : “Hosh hosh hosh.. tinggal 100 meter lagi...”

    Doni (berjalan pelan-pelan karena kecapekan) : “Hosh hosh... kata Hinako.. patokannya Mesin penjual minuman..” (sambil melihat-lihat)

    Doni (menemukannya) : “Aha, ini dia.. berarti rumahnya ada di sekitar sini..” (melihat papan nama satu persatu)

    Doni : “Nah, ini dia..” (sambil melihat papan nama bertuliskan ‘Yasuharu’)

    Doni (berdiri depan rumah Akane yang terlihat sepi)

    Doni (ragu-ragu) : “Kok sepi banget... jangan-jangan dia.......” (wajah ketakutan)

    Doni (berusaha menekan bel) : “Ba-baiklah... akan kutekan belnya...” (menekan belnya, terdengar suara bel berbunyi dari dalam)

    Tapi.. berkali-kali Doni menekan belnya tetapi tak seorang pun keluar ataupun menyahut... Doni semakin khawatir......

    Doni (khawatir) : “Aduh.... jangan-jangan dia gantung diri ....” (wajahnya pucat)

    Tiba-tiba ada yg menarik-narik seragam Doni..

    Doni (kaget kemudian menengok) : “!!”

    Anak Kecil (bingung) : “Loh... kakak sedang apa disini??”

    Doni : “Loh, Daisuke??”

    Daisuke (dengan riang) : “Ya!! Dan ini adalah rumah Daisuke!!”

    Lalu, datanglah seorang wanita berumur sekitar 30-an yang membawa kantung plastik berisi belanjaan..

    Ibu Daisuke (berjalan menuju rumah) : “Aduh Daisuke, kamu jangan lari-lari begitu dong.... Oh..” (melihat Doni, kemudian tersenyum ramah)

    Doni : “Ah, konbanwa.. apakah benar disini tempat tinggal Yasuharu Akane?”

    Ibu Daisuke : “Oh, teman Akane... ingin bertemu Akane??” (tersenyum ramah)

    Doni : “Umm.. sebelumnya perkenalkan, nama saya Ramadoni Herdiawan.. senang bertemu dengan anda”

    Ibu Daisuke : “Ooo kalau begitu silakan masuk Dino-kun!”

    Daisuke: “Oooh, jadi nama kakak Dino ya! Apa kakak kenal Tireksu*??”

    *Note: Daisuke menyebut T-Rex dengan Tireksu.

    Doni (swt) : “Hahaha... begitulah Daisuke...”

    Doni (dalam hati) : “Pasrah deh, semua orang Jepang memanggilku dengan Dino-kun...”

    Doni (tersenyum) : “Ah ya.. terimakasih..”

    Ibu Daisuke (membuka pintunya) : “Maaf ya Dino-kun.. Akane tidak membukakanmu.. tadi pagi ia bilang sedang tidak enak badan makanya tidak masuk...”

    Doni (lega) : “Huff.. kukira dia bunuh diri...”

    Ibu Daisuke (sambil berjalan) : “Ngomong-ngomong, sepertinya kau dan Daisuke saling kenal?”

    Daisuke (dengan bangga) : “Dino-nii adalah kakak baik yang kuceritakan waktu itu ma!”

    Ibu Daisuke: “Oh, benarkah itu Dino-kun? Terimakasih ya telah menolong Daisuke..” (tersenyum)

    Doni (tersenyum) : “Ah.. tidak apa-apa... lagipula Daisuke juga pernah menolong saya!”

    Ibu Daisuke: “Tunggu sebentar ya Dino-kun.. bibi panggilkan Akane dulu.. (kemudian naik ke lantai 2)

    Doni : “Ya.. baiklah...saya tunggu disini saja..”

    Daisuke: “Dino-nii , bagaimana gamenya, menarik tidak?”

    Doni : “Maksudmu Fierce Fantasy : Crisis Core? Ya, cukup menarik.. meski agak sulit...”

    Daisuke (riang) : “Kalau aku suka sekali Super Frog Ball yang kemarin kakak berikan! Aku mainkan terus lho!! Tapi.. aku dimarahi ibu karena tidak belajar...” (memasang wajah sedih)

    Doni (tertawa) : “Hahaha... kau boleh main Daisuke, tapi jangan sampai lupa belajar ya!”

    Daisuke (Tersenyum, kemudian hormat) : “Siap Komandan!!”

    Doni (tertawa melihat tingkah Daisuke)

    Ibu Daisuke (kembali ke bawah) : “Wah maaf Dino-kun... sepertinya Akane tidak mau ke bawah... bagaimana ya....”

    Daisuke (dengan polos) : “Kalau begitu Dino-nii saja yang keatas!” (tersenyum polos)

    Ibu Daisuke (melihat Daisuke) : “Hmmm benar juga ya... baiklah.. Daisuke, tolong antarkan Dino-kun ke kamar Akane ya!”

    Daisuke (hormat) : “Siap Ma!”

    Daisuke (riang) : “Ayo Dino-nii, kita balapan keatas!!” (kemudian berlari ke atas)

    Doni (merasa tidak enak) : “Ah.. maaf ya Bibi..” (kemudian mengikuti Daisuke)

    Ibu Daisuke (tersenyum) : “Tidak apa-apa kok Dino-kun, santai saja..”

    Ibu Daisuke: “Hei Daisuke, jangan berlari di tangga!!”

    Daisuke (terdengar suaranya dari jauh) : “Oke ma!”


    Diatas........


    Terlihat Daisuke sedang berdiri menunggu Doni di depan pintu sebuah kamar..

    Doni (menunjuk ke pintu itu) : “Itukah kamar Yasuharu-san?”

    Daisuke (menyilangkan tangannya) : “Neeet, salah, ini kamar Aka-neesan!!”

    Doni (swt, tertawa) : “Ahahaha...”

    Daisuke (mengetuk pintunya 3 kali) : “Tok Tok Tok, Inspektur Daisuke disini! Akan kudobrak pintunya dalam hitungan ke 3!”

    Akane : “Jangan masuk Daisuke!”

    Daisuke (tidak perduli) : “3! 2! 1! Dobraaaak!!” (membuka pintunya dengan keras)

    Terlihat kamar yang rapi dan bersih, dan rak yang penuh berisi CD game... terdapat LCD TV 32” dan beberapa console game..

    Doni (kagum) : “Wah... tak kusangka kamarnya serapi ini.. kukira semacam Natsuki atau Ichirou...”

    Terlihat Akane sedang memainkan PSD nya sambil tiduran , tanpa kacamata, tak menyadari ada Doni disana..

    Akane (melirik ke arah pintu) : “!!” (terkejut, kemudian mengambil kacamatanya dari meja di sebelah kasur kemudian memakainya)

    Akane (berwajah ketus) : “A-apa yang kau lakukan disini, kenapa kau datang kemari?”

    Doni : “Ah.. Daisuke menyuruhku naik saja.. ibumu juga mengizinkannya.. lalu.. aku datang sebagai wakil dari kelas 2-9 untuk menjengukmu..”

    Daisuke: “Kakak duduk saja di sini!!” (sambil memegang kursi meja belajar Akane)

    Doni (berjalan menuju kursi) : “Ah.. ya terimakasih Daisuke..” (kemudian duduk disana)

    Akane (menatap Daisuke dengan tatapan yang tajam, Daisuke bersembunyi dibalik Doni) : “Wakil kelas? Kukira hanya ketua kelas yang ditugaskan menjenguk?”

    Doni : “Ah ya.. mulai hari ini aku adalah ketua kelas 2-9... entah kenapa teman-teman memilihku hahaha..”

    Akane: “Ya, aku juga heran mengapa orang brengsek sepertimu dipilih menjadi ketua kelas, apa sih yang mereka lihat darimu?”

    Doni (dalam hati) : “Brengsek..”

    Doni (memaksa tersenyum) : “Hahaha.. tapi aku lega.. kupikir kau bunuh diri... hahaha” (tertawa enteng)

    Akane (terdiam, berwajah sedih) : “...”

    Doni (tersadar dia salah bicara) : “Ups, maaf, bukan begitu maksudku.. maa..”

    Akane (menyela) : “Aku sudah berjanji pada seseorang tak akan berbuat seperti itu... aku tak ingin menyianyiakan pengorbanannya......”

    Doni (simpati) : “Yasuharu-san.....”

    Doni (melihat ada beberapa foto di meja, mengalihkan topik) : “Wah, apa ini foto mu sewaktu kecil Yasuharu-san?”

    Akane : “Ya..”

    Doni : “Tapi wajah ibumu berubah ya?? Daisuke juga tak ada.. Lalu ayahmu sekarang ada dimana??” (tersenyum)

    Akane : “Ibuku sudah meninggal sewaktu aku berumur 4 tahun, sementara ayah meninggal 2 tahun yang lalu setelah menikah lagi dengan Tanaka-san....”

    Doni : “Ma-maaf.. aku tidak tahu...”

    Daisuke (tiba-tiba) : “Daisuke juga anaknya Ayah lho!!”

    Akane (menatap Daisuke dengan tajam, Daisuke kembali bersembunyi, kali ini dibalik meja) : Ya... meskipun kami berasal dari rahim yang berbeda, Daisuke tetaplah adik kandungku...”

    Doni (terdiam) : “...”

    Akane (kembali berwajah ketus) : “Lalu, masih adakah urusanmu disini? Bila tak ada silakan pulang, aku sibuk..” (kembali memainkan PSDnya)

    Doni (mengambil sesuatu dari tasnya) : “Ah ya.. ada yang ingin kuberikan padamu... ini...” (memberikan memory card yang tadi dibelinya)

    Akane (bingung) : “Memory card? Untuk apa??”

    Doni : “Di dalam memory card ini berisi permintaan maafku untuk kejadian kemarin...”

    Akane (kaget) : “Ma-maksudmu Ultimate Golden Sword??? Aku tak serius menyuruhmu menggantinya!”

    Doni : “Tidak, tidak apa-apa.... lagipula aku sudah berjanji...” (tersenyum)

    Akane : “Wah.. hebat juga.. kan sulit sekali mendapatkannya!” (kagum)

    Doni (tertawa) : “Hahaha, memang.. aku berusaha dengan keras mendapatkannya..!”

    Doni (dalam hati) : “Dan membuat uangku habis....”

    Doni : “Baiklah.. aku tak punya urusan lagi disini... aku pulang ya Yasuharu-san..!”

    Daisuke (kecewa) : “Yah, masa pulang.. temani aku main dulu dong Dino-nii!”

    Akane (menatap Daisuke dengan tajam) : “Dai-su-keeee~”

    Doni (tersenyum) : “Maaf ya Daisuke... hari sudah sore... lain kali saja ya..” (sambil mengelus kepala Daisuke)

    Doni (berjalan keluar kamar diikuti Daisuke) : “Konbanwa Yasuharu-san..”

    Doni (sebelum menutup pintu) : “Oh ya, tadi kupikir kau lebih manis tanpa kacamata..” (menutup pintu)

    Akane (blushing)

    Akane (memasang memory card ke dalam PSD nya, kemudian menyalakannya)
    AkaneAkane (terkejut) : “Waaah, dia benar-benar mendapatkan Golden Ultimate Sword... hebat...” (kemudian mengecek Inventory)

    Akane (kaget) : “!!”

    Akane (menghela nafasnya) : “Hmmm... dasar Dino-kun...” (kemudian tersenyum sambil melihat langit senja yang merah dari balik jendela kamarnya)

    Terlihat tulisan di layar PSD nya..

    Gold : 99999999999
    Exp : 99999999999












    Spoiler untuk Chapter 8 Part 1 :

    Chapter 8 The Great Dino-kun (Part 1)






    Ini adalah hari ketiga Doni belajar di Satou Gakuen.. hanya dalam 3 hari dia telah mendapatkan banyak pengalaman menarik, bahkan mengetahui masa lalu seseorang yang baru ia kenal.. sungguh Doni tidak pernah menduganya..

    Di ruang makan..

    Doni : “Ohayou Bibi Mizuki..”

    Bibi Mizuki : “Ohayou Dino-kun... mau telur mata sapi atau roti panggang?”

    Doni : “Ah.. telur mata sapi saja Bibi Mizuki..”

    Bibi Mizuki (menyajikan telur mata sapi kepada Doni)

    Ichirou (baru turun dari lantai 2 bersama Natsuki, sambil menguap) : “Oaaahm.. ohayou..” (menarik kursi dengan wajah yang masih terlihat mengantuk)

    Natsuki : “Ohayou...”

    Natsuki (teringat sesuatu) : “Ah ya Ma.. hari ini aku pulang sedikit sore.. latihan klub judo sudah dimulai...”

    Bibi Mizuki : “Oh ya? Cepat sekali ya.. tak terasa sudah hari ketiga..”

    Ichirou : “Ah.. aku juga... hari ini ada pertemuan anggota klub elektro.. jadi kemungkinan pulang agak sore juga..”

    Doni (kagum) : “Hoo kau anggota klub elektro ya Ichirou-kun..”

    Ichirou (tersenyum, kemudian tertawa) : “Hmph hahahaha, bukan hanya anggota biasa.. aku adalah ketuanya... Natsuki juga ketua klub Judo...”

    Doni (kagum) : “Wow.. hebat...”

    Ichirou : “Ah ya Dino-kun.. kau berencana akan ikut klub apa?”

    Doni (bingung) : “Hmm apa ya?? Aku belum tahu.. lagipula aku hanya setahun berada disini..”

    Ichirou (agak kecewa) : “Ooo sayang sekali.. kupikir kau berminat pada klub elektro ku.. oh ya kau harus berhati-hati hari ini.. sebab.. hari ini adalah hari rekruitmen anggota baru.. kau harus extra hati-hati... jangan sampai terjebak, jangan sampai dipaksa...” (tiba-tiba berwajah seram)

    Doni (menelan ludah) : *gulp* “Oh ya? Begitukah?”

    Ichirou : “Ya... mereka amat licik.. berhati-hatilah.... ... tapi tenang saja, aku tak seperti mereka, aku tahu pahitnya dipaksa..!” (tersenyum kembali)

    Doni : “Er.. baiklah.. akan kupegang kata-katamu...”

    Ichirou : “Baiklah, ayo kita berangkat, aku pergi dulu ma!” (bangkit dari kursinya)

    Doni : “Saya juga bi, terimakasih makanannya!” (bangkit dari kursinya)

    Natsuki : “Aku juga ma..” (bangkit dari kursinya)

    Bibi Mizuki (tersenyum) : “Kalian hati-hati ya dijalan!”

    Kemudian mereka bertiga berjalan menuju pintu depan dan keluar dari rumah...

    Di depan, seperti biasa.. Hinako sudah menunggu..

    Hinako : “Ohayou!”

    Ichirou : “Ohayou Hina-chan!”

    Natsuki : “Ohayou Hina-neesan!”

    Doni : “Ohayou Aihara-san..”

    Lalu mereka berempat berjalan bersama menuju sekolah...

    Di perjalanan...

    Hinako : “Hari ini hari rekruitmen klub ya... huff.. berarti aku harus mencari anggota baru nih...” (menghela nafasnya)

    Doni (penasaran) : “Memangnya kau ikut klub apa Aihara-san?”

    Hinako : “Yah.. aku bersama Yuu-neesan mengikuti klub upacara teh.. aku pesimis peminatnya akan banyak...”

    Doni : “Hoo begitu...”

    Ichirou : “Kau pasti heran kenapa cewe kasar seperti Hina-chan bisa mengikuti klub seperti itu kan Dino-kun?”

    Hinako (marah, mencubit punggung Ichirou) : “Jangan berbicara macam-macam ya!”

    Ichirou (berteriak kesakitan) : “Aduh aduh, sakit!”

    Doni (swt) : “Ahahahaha...”

    Doni : “Lalu Natsuki-chan, kapan kau akan bertanding?”

    Natsuki (dengan suara pelan) : “Mmm.. penyisihan turnamen daerah akan diadakan bulan depan... berarti sekitar 2-3 minggu lagi pertandingan akan dimulai...”

    Doni : “Wah, kalau begitu ganbatte Natsuki-chan!”

    Ichirou (tertawa) : “Hahaha tak perlu khawatir Dino-kun.. Natsuki selalu menang, bahkan dia dijuluki ‘Si Permen Asam’, dari luar terlihat manis, tetapi asam rasanya, hahahha!”

    Natsuki (wajahnya memerah malu)

    Hinako: “Dan Ichirou-kun dijuluki ‘Si Wajah Penipu’, dari luar terlihat bodoh, tetapi berbeda isinya! Hahahaha” (tertawa)

    Ichirou (wajah memerah malu, sekaligus senang) : “Hei, tak ada yg meminta komentarmu, lagipula sebutan itu juga berlaku untukmu!”

    Hinako : “Enak saja!!”

    Doni (swt) : “Ah ahahaha... kalian memang pasangan yang lucu!”

    Ichirou & Hinako (blushing)

    Ichirou (panik) : “Si-siapa!? Enak saja!”

    Hinako (panik juga) : “Ih, enak saja pasangan si culun ini!!”

    Selagi mereka ngobrol, tak terasa sudah sampai di depan Satou Gakuen...

    Natsuki (dengan suara pelan) : “Baiklah.. aku duluan ya..”

    Doni : “Baiklah Natsuki-chan!” (melambaikan tangannya)

    Ichirou (terkejut) : “Oh, ternyata sudah sampai ya..”

    Hinako (berjalan cepat, dengan wajah yang masih memerah) : “Aku duluan!” (meninggalkan Ichirou)

    Ichirou : “Ah tunggu Hina-chan!” (berlari mengejar Hinako)

    Ichirou (menengok ke Doni) : “Jangan lupa, hati hati Dino-kun!”

    Doni : “Ah ya, baik-baik..”

    Kemudian Doni berjalan hingga kelas 2-9.. di perjalanan ia melihat beberapa klub sudah melancarkan aksinya mencari anggota baru dari anak-anak kelas 1...

    Doni (membuka pintunya) : “Ohayou..”

    Teman-teman : “Ohayou Dino-kun!”

    Hideaki (mendekati Doni) : “Hey, Ohayou Dino-kun!”

    Hideaki (menepuk pundak Doni) : “Hei, kau akan ikut klub apa hari ini? Kalau aku adalah anggota klub basket, kau juga harus ikut ya!”

    Doni (swt) : “Umm... maaf, aku belum memikirkannya... hahaha..”

    Hideaki (terlihat kecewa) : “Haaaaa? Kenapa? Kukira kau temanku??”

    Doni (swt, dalam hati) : “Kau sendiri yang seenaknya memutuskan jadi temanku..”

    Doni : “Ah, tenang saja, nanti akan kupikirkan!”

    Hideaki (bersemangat kembali) : “Wuaah, benarkah, jangan sampai lupa ya!”

    Terdengar suara bel masuk berbunyi, bersamaan dengan masuknya Bu Tomoko ke dalam kelas..

    Bu Tomoko (sambil memasuki kelas) : “Ayo ayo.. silakan duduk..!” (menutup pintu kelas)

    Kemudian murid-murid kembali ke tempat duduknya masing-masing, sementara Doni berjalan menuju tempat duduknya..

    Doni (dalam hati) : “Loh... bangku Akane kosong... dia belum masuk rupanya...” (kemudian duduk di bangkunya)

    Tiba-tiba pintu kelas dibuka...

    Akane (memasuki kelas) : “Ohayou..” (sambil memainkan PSD nya)

    Seisi kelas, termasuk Doni dan Bu Tomoko terbengong-bengong.., kemudian murid laki-laki saling berbisik..

    Bu Tomoko (bingung) : “Ka-kamu Yasuharu-san?”

    Akane (menggunakan soft lens, dengan rambut yang rapi dan lurus, dengan jepit rambut menempel di kepalanya) : “Ya? Memangnya ada apa?”

    Bu Tomoko : “Ti-tidak ada apa-apa.. ibu hanya bingung karena kamu tak menggunakan kacamata..”

    Akane : “Oh, aku hanya bosan.... boleh aku duduk sekarang?”

    Bu Tomoko : “Ah ya , silakan Yasuharu-san..” (sambil melirik ke Doni)

    Doni ( menggelengkan kepalanya, menandakan tidak tahu apa-apa)

    Akane (berjalan ke tempat duduknya dan diperhatikan seisi kelas)

    Akane (di sebelah bangkunya, dengan wajah ketus) : “O-ohayou..” (kemudian duduk)

    Doni (dalam hati) : “Siapa yang dia beri salam?? Apakah aku??”

    Doni (mencolek Akane)

    Akane (menengok)

    Doni (berbisik) : “Hei, tak kusangka kau benar-benar melepas kacamatamu.. hehehe” (tersenyum)

    Akane (wajah ketus, blushing) : “Ja-Jangan salah sangka ya! Aku hanya bosan, itu saja!” (kemudian kembali menengok ke depan, lalu memasukkan PSD nya ke tas)

    Doni (dalam hati) : “Loh, kukira dia akan main terus seperti kemarin?”

    Kemudian pelajaran bahasa inggris dimulai, para murid diharuskan membaca satu paragraf kemudian membacakan artinya.. mereka terlihat kesulitan... hingga..

    Bu Tomoko : “Baiklah, kali ini giliranmu Dino-kun!”

    Doni : “A-ah, baik!” (membuka bukunya kemudian membaca paragraf berbahasa inggris itu dengan lancarnya)

    Teman-teman sekelas (kagum)

    Bu Tomoko (kaget sekaligus kagum) : “W-wah.. kau melakukannya lebih baik dariku Dino-kun! Hebat!”

    Doni (menggaruk kepalanya) : “Ah.. tidak.. itu karena di Indonesia bisa berbahasa Inggris sudah menjadi kewajiban.. sejak SD kami sudah diberi pelajaran bahasa inggris.. kalau saya sejak Taman Kanak-kanak sudah belajar bahasa inggris.. begitu.. hahaha” (tertawa)

    Teman-teman sekelas (tambah kagum)

    Bu Tomoko : “Wah.. hebat.., baiklah, selanjutnya!”




    Setelah pelajaran bahasa inggris selesai... dilanjutkan dengan pelajaran olahraga.. mereka disuruh berkumpul di gedung olahraga...

    Uetani-sensei : “Baiklah, materi pelajaran olahraga kali ini adalah bola basket! Saya ingin mengetahui kemampuan kalian!! Cepat berbaris!!!” (dengan teriak membentak)

    Hideaki (berbisik ke Doni) : “Uetani-sensei memang histeris, jadi harap maklum Dino-kun..”

    Doni (swt) : “Kenapa di sekitarku banyak orang aneh begini...”

    Uetani-sensei (melihat ke Doni) : “Hei anak baru! Aku ingin melihat kemampuanmu!” (menunjuk Doni)

    Doni (bingung, menunjuk dirinya) : “Sa-saya??”

    Uetani-sensei (berteriak) : “Tentu saja!! Kau pikir kau siapa??! Cepat maju kesini!”

    Doni (berjalan maju, dalam hati) : “Orang ini benar-benar gila..”

    Uetani-sensei : “Hei, Kau dari klub basket, lalu kau dan kau, lawanlah anak ini!” (menunjuk Hideaki dan 2 orang lainnya)

    Hideaki (sambil maju) : “Wah.. ini dia yang kutunggu-tunggu.. aku ingin melihat kemampuanmu Dino-kun!” (sambil tersenyum)

    Mereka berempat mengambil posisi.. sementara Uetani-sensei memberikan peraturannya

    Uetani-sensei (histeris) : “Dengar Baik Baik! Ini adalah pertandingan 3 on 1!! Kalian semua menjadi lawan anak baru ini!! Cukup satu poin dari siapapun berarti pertandingan selesai! Yang kalah.. Nilai 0!!

    Doni (dalam hati) : “Orang ini benar-benar *******”

    Hideaki (tersenyum yakin) : “Dengar itu Dino-kun, aku tak akan segan-segan.. bersiaplah.. hehehe..”

    Doni (tersenyum)

    Uetani-sensei (meniup peluit) : *Priiiiiit* “Pertandingan Dimulai!!” (kemudian melempar bola ke atas)

    Doni segera melompat dan mengambil bola itu, kemudian ia mendribel bolanya dengan cepat.. dan melewati 2 orang lainnya..

    Hideaki (menghalangi Doni) : “Aku tak akan membiarkanmu lewat Dino-kun!”

    Tetapi, Doni berputar sambil mendribel bolanya dengan cekatan, melewati Hideaki yang tak berkutik..

    Hideaki (terkejut) : “A-apa??”

    Doni mendribel dengan sangat cepat dan melakukan lay up dengan mulusnya..

    Bola jatuh dan memantul bersamaan dengan mendaratnya Doni...

    Pertandingan selesai hanya dalam waktu beberapa detik saja..

    Uetani-sensei (terbengong-bengong, menjatuhkan peluit dari mulutnya)

    Kemudian para murid yang lain bersorak dengan keras dan bertepuk tangan, kemudian meng-elu-elukan Doni..

    Uetani-sensei (berteriak) : “Memalukan! Kalian semua kalah oleh satu orang! Kalian kuberi nilai 0!!”

    Hideaki & 2 murid lainnya : “Haaaah??? Tapi.......”

    Uetani-sensei : “Mengeluh, nilai -10!” (dengan wajah geram)

    Uetani-sensei (mendatangi Doni dengan wajah yang menakutkan) : “Hei, jadi kau anak baru yang bernama Dino-kun?”

    Doni : “Mmm sebenarnya Doni-kun..”

    Uetani-sensei : “Dari gerakanmu, kau adalah profesional, benarkah itu??” (masih dengan wajah seram)

    Doni (swt) : “Ti-tidak juga...”

    Uetani-sensei : “Kau berbohong, kuberi nilai -5, padahal kau belum mendapat nilai..” (akan menulis nilai)

    Doni (panik) : “Ahhh jangan-jangan.. baiklah, aku mengaku, aku mengikuti suatu klub basket di Indonesia!”

    Uetani-sensei (tersenyum) : “Hmm, benarkan sesuai dugaanku... baiklah, kuberi nilai maximum, dan kau boleh beristirahat..”

    Doni (swt) : “Ahahaha.. terimakasih Uetani-sensei..”

    Uetani-sensei (berteriak) : “Ayo!!! Yang lain segera bergantian berlatih shooting!! Cepaaaaat!!!”

    Doni (teringat sesuatu, dalam hati) : “Ah ya, aku lupa membawa dompetku..”

    Doni : “Uetani-sensei, boleh aku ke kelas mengambil dompetku??”

    Uetani-sensei : “Pergilah, keberadaanmu tak dibutuhkan lagi disini!” (berteriak)

    Doni (swt, dalam hati) : “Benar-benar cara memberi izin yang aneh..”

    Kemudian Doni keluar dari Aula dan berjalan menuju kelas 2-9.







    Spoiler untuk Chapter 8 Part 2 :


    [b]Chapter 8 The Great Dino-kun (Part 2)[b]



    Di kelas 2-9...

    Doni (dalam hati) : “Hmm.. sebaiknya aku ganti seragam dulu.. lagipula sudah tak perlu kembali ke gedung olahraga lagi...”

    Setelah Doni mengganti seragamnya, dia berada di dalam kelas.. sendirian.. duduk di bangkunya.. melihat pemandangan dari balik jendela kelas.. dengan angin yang sepoi-sepoi dan sinar matahari pagi yang masuk menembus jendela..

    Doni (dalam hati) : “Fuh... sudah 3 hari aku berada disini... tapi rasanya sudah seperti 3 tahun saja...”

    Doni (dalam hati) : “Dan lagi.. aku belum memberi kabar apapun pada Nindy....” (menghela nafasnya)

    Doni (melihat seseorang dibawah, sedang berjalan menuju halaman sekolah) : “Loh, pita ungu itu jangan-jangan... Furukawa-senpai..” (kemudian berdiri dan berlari keluar kelas)

    Doni (berlari, dalam hati) : “Kebetulan aku sedang membawa peta itu... baiklah.. kukembalikan sekarang...” (berlari menuju halaman sekolah)





    Di Halaman sekolah....

    Doni (nafas terengah-engah) : “Hosh hosh.. mana dia...?” (sambil menengok mencari-cari)

    Terlihat seorang gadis.. dengan rambut panjang hitam terurai.. dan memakai pita ungu dirambutnya sedang berdiri di bawah pohon.. menatap gedung sekolah...

    Doni : “Ah, itu dia! Tak salah lagi itu Furukawa-senpai..” (berjalan mendekatinya)

    Doni (di dekatnya) : “Furukawa-senpai!”

    Gadis itu menengok, dengan mata kemerahannya yang memancarkan kelembutan.. dan semilir angin yang meniup rambut hitamnya yang disinari matahari pagi, dia tersenyum.. Doni merasakan suatu desiran di dalam dadanya...

    Doni (terpana)

    Doni (tersadar) : “Ah.. maaf.. apakah benar kau yang bernama Furukawa Setsuna?”

    Setsuna (menganggukkan kepalanya)

    Doni (mengeluarkan peta yang dibawanya) : “Ah aku ingin mengembalikan ini.. apakah Furukawa-senpai masih ingat padaku?”

    Setsuna (menerima peta itu kemudian melihatnya, lalu tersenyum pada Doni dan mengangguk)

    Setsuna (mengeluarkan notes kecil dan pena, kemudian menuliskan sesuatu)

    *Dialog Setsuna adalah apa yang ia tulis di notesnya.

    Setsuna (memperlihatkan notesnya) : “Arigatou Dino-kun”

    Doni (membacanya) : “Wah, kau bahkan tahu namaku!”

    Setsuna (tersenyum ,kemudian menuliskan sesuatu lagi) : “Semua orang yang mengikuti Upacara di hari pertama pasti tahu.”

    Doni (tertawa) : “Hahaha.. benar juga ya... baiklah.. aku permisi dulu Furukawa-senpai!” (bergerak akan pergi)

    Tiba-tiba, Setsuna menahan Doni dengan memegang bajunya..

    Doni (berhenti) : “Ah, ada apa Furukawa-senpai?”

    Setsuna (menuliskan sesuatu) : “Bisakah Dino-kun mengantarku ke kelas 2-1?”

    Doni (bingung) : “Loh, memangnya ada apa?”

    Setsuna (menuliskan lagi sesuatu di notesnya) : “Aku mohon” (dengan wajah penuh harap)

    Tentu saja Doni tak dapat menolaknya, lagipula itu permintaan yang mudah. Tetapi Doni hanya bingung kenapa ia minta diantar..

    Doni (tersenyum) : “Ah ya.. baiklah..” (kemudian berjalan menuju gedung sekolah)

    Doni berjalan dengan diikuti oleh Setsuna di belakangnya...

    Di lorong sekolah...

    Doni : “Aozora-san halo..”

    Yuumi (sambil mendekap buku, tersenyum) : “Konichiwa Dino-kun... sedang apa kamu?”

    Doni : “Ah, aku sedang beristirahat setelah pelajaran olahraga.. kemudian aku bertemu Furukawa-senpai dan diminta mengantarnya ke kelas 2-1”

    Yuumi : “Oooh begitu.. konichiwa Furukawa-san!” (tersenyum pada Setsuna)

    Setsuna (menundukkan badannya, memberi salam Yuumi)

    Doni : “Lalu kau sendiri sedang apa Aozora-san?”

    Yuumi : “Aku hanya hendak mengerjakan tugas di perpustakaan...”

    Doni (terkejut) : “Oh maaf telah mengganggu, kalau begitu aku permisi dulu..” (menundukkan badannya memberi salam Yuumi)

    Yuumi : “Oh ya.. berhati-hatilah pada waktu istirahat siang nanti Dino-kun... ja..” (melambaikan tangannya di sebelah wajahnya)

    Kemudian Doni berjalan kembali diikuti oleh Setsuna...


    Setelah sampai di depan kelas 2-1..

    Doni : “Nah.. kita sudah sampai di depan kelas 2-1 Furukawa-senpai... silakan..”

    Setsuna (mengeluarkan notesnya kembali dan menuliskan sesuatu) : “Terimakasih banyak telah mengantarku Dino-kun.. maaf aku mengganggu waktu istirahatmu..”

    Doni (tersenyum) : “Ah.. tidak apa-apa kok... anggap saja itu sebagai balasan dari peta itu.. hahaha” (tertawa)

    Setsuna (mengeluarkan sesuatu dari kantungnya, kemudian memberikannya pada Doni)

    Doni (menerimanya)

    Setsuna (membuka pintu kelas kemudian masuk ke dalam kelas sambil tersenyum pada Doni dan menutup pintunya)

    Doni (membuka tangannya, melihat benda yang diberikan) : “Permen merah??”

    Doni (menyimpan permen itu di kantungnya) : “Ah biar kusimpan saja.. sebaiknya aku istirahat di atap saja..” (kemudian berjalan menuju lantai atas)


    Di lantai 4...


    Doni (membuka pintu menuju ruang jam yg terdapat tulisan dilarang masuk)

    Doni (satu kakinya melangkah masuk)

    Tiba-tiba..

    Akane : “AHA! Ketahuan ya!?” (menunjuk Doni)

    Doni (panik, kembali dan menutup pintunya) : “A-apa Yasuharu-san?”

    Akane : “Nah ya.. aku melihatnya lho...” (dengan wajah licik)

    Doni (menelan ludah) : *gulp* “Li-lihat apa?? Lagipula.. kenapa kau disini? Apa pelajaran Uetani-sensei sudah selesai??”

    Akane : “Jangan mengalihkan pembicaraan deh.. aku tahu lho...”

    Doni (terdiam) : “...”

    Akane : “Hmm apa yang akan terjadi ya kalau aku bilang pada guru..?” (berpikir)

    Doni (dalam hati) : “Sial.. kenapa bisa ketahuan dia.. meski dia bilang pada guru.. tak akan ada pengaruhnya bagiku.. tapi Ichirou, Hinako, dan Aozora-san...”

    Doni (kesal) : “Aaaaaagh baik-baik... kau mau apa agar ini tetap menjadi rahasia?”

    Akane : “Hmmm hanya hal yang mudah kok.. yaitu...”

    Doni (penasaran) : “??”


    Pintu ruang jam menuju atap sekolah dibuka.. terlihat Doni dan Akane keluar dari ruang jam menuju atap sekolah..

    Doni (bingung) : “Hanya ini?”

    Akane : “Ya! Memangnya ada yang salah?” (wajah ketus)

    Doni : “Tidak.. aku hanya heran...”

    Akane (berlari ke pinggir atap)

    Doni : “Hei hati-hati!” (khawatir)

    Akane (melihat ke bawah) : “Dari sini.. aku pernah jatuh...”

    Doni (tersadar, dalam hati) : “Ah, sial! Aku lupa dia pernah mencoba bunuh diri dari sini!!”

    Akane (melihat ke bawah dengan pandangan sedih yang dalam)

    Doni (khawatir, dalam hati) : “Akh, jangan-jangan dia mau bunuh diri lagi”

    Akane (menengok dan tertawa) : “Ternyata tinggi juga ya! Hahaha”

    Doni (panik, berseru bersamaan dengan Akane) : “Yasuharu-san! Jangan!!”

    Akane (kaget) : “Jangan?? Apa maksudmu?”

    Doni : “Ti-tidak.. kupikir kau mau bunuh diri lagi.. Ups” (menyadari kelepasan bicara)

    Akane (menghela nafasnya) : “Sudah kuduga.. ternyata kau sudah tahu...”

    Doni (terdiam) : “.......... “

    Akane : “Aku sudah tahu sejak kau menekan bel rumahku dengan wajah pucat yang panik.. aku tahu pasti ada apa-apa... tapi..... tidak apa-apa.. aku tak akan melakukannya lagi.. aku tak akan menyianyiakan pengorbanan Hideo.....” (melihat ke langit)

    Doni (tertunduk) : “....maaf...”

    Akane : “Tidak apa-apa..” (kemudian berjalan menuju tembok ruang jam)

    Akane (duduk menyandar tembok kemudian mengeluarkan PSD nya, dan menyalakannya) : “Lebih baik aku main PSD.. sambil menunggu waktu istirahat...” (kemudian memainkannya)

    Doni (duduk menyandar tembok, di sebelah Akane)

    Akane (sambil bermain) : “Hei..”

    Doni : “Ya?”

    Akane (sambil terus bermain) : “Kau bawa PSD?”

    Doni : “Hmm.. tidak..”

    Akane : “Ooo” (sambil bermain)

    Akane (kesal) : “Ah, sial kalah lagi..”

    Doni (penasaran) : “Sedang main apasih?”

    Akane : “Token : Dark Ressurection, kau punya?” (masih terus bermain)

    Doni (tersenyum) : “Hahaha.. tentu saja.. bahkan aku sudah meng-unlock semua characternya..”

    Akane (terkejut) : “Hah benarkah?”

    Doni (bangga) : “Tentu saja.. aku tahu pasti sulit melawan Junpachi, sini biar kukalahkan” (mengambil PSD Akane)

    Akane (menyerahkan PSDnya) : “Mana, aku ingin lihat kemampuanmu!”

    Doni (tersenyum) : “Hehehe lihat saja!”

    Kemudian Doni memainkan PSD dengan gembira sambil bercanda bersama dengan Akane... berdua.. di atap sekolah.. sebuah tempat yang seharusnya menjadi kenangan buruk bagi Akane.......












    Chapter Selanjutnya

    ________________________________________



    To Be Continued ~.

    Last edited by the_omicron; 07-02-09 at 21:39.


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. #2
    anakataxia's Avatar
    Join Date
    Mar 2008
    Location
    Bandung .
    Posts
    367
    Points
    456.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    wah nice.
    lu bisa bkn kaya gini sukar dipercaya
    tp mantep de.
    two thumbs up.


    mw grepe ga lo ?
    Last edited by anakataxia; 10-01-09 at 23:46.
    Haru Glory

  4. #3
    GM-Lemonade's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Location
    Yogyakarta
    Posts
    737
    Points
    110.65
    Thanks: 0 / 4

    Default

    xixixi.. niat amat nulis novelnya di thread ini . awkawkawo

  5. #4
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    hmm... gw masukin linknya k VM gw akh

    gw mao grepe lo tapi bisa ga ya?? ?
    OYE!

  6. #5
    anakataxia's Avatar
    Join Date
    Mar 2008
    Location
    Bandung .
    Posts
    367
    Points
    456.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    ada rncana bkin buku ga
    Haru Glory

  7. #6
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    @atas semua

    tarengkyu gan

    chapter 3 part 1 udah terapdet


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  8. #7
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    ukh.. baru buka langsung puyeng did..

    bisa tolong di spoiler aja ga ?
    OYE!

  9. #8
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    edited as requested


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  10. #9
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default



    thanks did smile:

    gw jamin pasti gw baca
    OYE!

  11. #10
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    Sudah terapdet, Chapter 3 part 2 dirilis


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  12. #11
    SenichiSaga's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Jakarta, Indonesia
    Posts
    983
    Points
    1,090.50
    Thanks: 2 / 0 / 0

    Default

    ini diupdate tiap brapa hari om?

  13. #12
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    gw kasih thanks aja ya did
    OYE!

  14. #13
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    @senichi

    diupdate nya kalo bisa tiap hari om


    @atas

    ok gan, dimari thanksnya yah



    btw dah update chapter 4


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  15. #14
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    kyaaaa~

    udah chapter 4
    OYE!

  16. #15
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    chapter 5 udah terupdate


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

Page 1 of 5 12345 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •