inter menang melawan jawara prancis, lille.
ga nyangka banget dah.
apalagi itu hasil dari pazzini..
kasian forlan g bs maen di LC
inter menang melawan jawara prancis, lille.
ga nyangka banget dah.
apalagi itu hasil dari pazzini..
kasian forlan g bs maen di LC
ah . . .
intermilan meragukan nih . . .
performa nya naik turun naik turun muluh![]()
Chivu Tunggu Sikap Inter
http://images.detik.com/content/2011/10/22/71/chivu.jpg
Milan - Kontrak Cristian Chivu bersama Inter Milan akan berakhir di akhir musim nanti. Namun, mendekati enam bulan masa kontraknya habis belum ada tanda-tanda tawaran pembaruan kontrak.
Kondisi ini membuat masa depan Chivu di Inter mulai dispekulasikan. Pemain 30 tahun asal Rumania itu disebut-sebut akan mencari klub baru pada bursa transfer di bulan Januari.
Terlebih lagi minggu lalu Chivu mengungkapkan kekecewaannya dimainkan sebagai bek kiri selama empat musim bermain bersama Inter. Maka pintu keluar dari Stadion Giuseppe Meazza pun terlihat lebih terbuka bagi mantan pemain Ajax dan Roma itu.
Namun kabar itu langsung dibantah oleh yang bersangkutan. Melalui agennya yang bernama Victor Becali, Chivu membantah untuk berganti seragam di bulan Januari nanti.
"Kami belum melakukan pembicaraan dengan siapapun," kata Becali pada Calciomercato.it. "Satu hal yang pasti saat ini adalah Chivu tidak akan pindah ke klub lain selama musim ini. Dia akan tetap bersama Inter hingga Juni."
Meski mengikrarkan janji setianya pada Inter, Becali tak lantas terus bersabar menunggu tawaran kontrak dari La Beneamata. Ia memberikan batas waktu bagi Inter hingga Desember untuk mengambil sikap.
"Kami akan menunggu Inter hingga bulan Desember dan setelah itu, jika perlu, kami akan mulai memikirkan masa depan," katanya.
Capello Tak Ada Jodoh dengan Inter
Milan - Fabio Capello pernah bermain untuk tiga klub top Italia yang kemudian pernah ia latih juga: AC Milan, Juventus, dan AS Roma. Kenapa ia tak punya sejarah dengan Inter Milan, itu karena ia merasa "tak berjodoh".
Sewaktu menjadi pemain, Capello hanya memperkuat empat klub. Setelah memulai kariernya bersama SPAL, ia berturut-turut membela Roma, Juve dan Milan, sampai gantung sepatu di San Siro di tahun 1980.
Rossoneri kemudian menjadi klub pertama yang ia latih sebelum Real Madrid, Milan (lagi), Roma, Juve, dan Madrid lagi. Sejak 2008 pria 65 tahun itu menukangi tim nasional Inggris.
"Anda klub-klub di mana kita tak pernah bisa bergabung dengan mereka," ungkap Capello kepada kantor berita Italia, ANSA, terkait Inter yang beberapa kali menawarinya pekerjaan allenatore.
"Waktu umurku 18, dan Helenio Herrera meminta Angelo Moratti untuk merekrutku, tapi presiden calon klubku waktu itu, SPAL, bilang tidak.
"Di lain kesempatan kami pernah nyaris bersepakatan, tapi ternyata tak pernah tercapai. Tak ada yang bisa kami lakukan. Rasanya seperti menerpa mistar gawang dari ruang tembak yang sudah kosong, dan Anda tahu itu berarti tidak gol. Aku seperti itu dengan Inter," paparnya, seperti dikutip Football Italia.
Dari setiap klub yang pernah ia tukangi, semua ia beri piala, termasuk dua titel Scudetto untuk Juventus, walaupun kemudian dicopot karena skandal Calciopoli.
200% Inter Tak Akan Degradasi
MILAN – Marcello Lippi membantah prediksi yang menyebut Inter Milan akan mengakhiri musim ini di zona merah Serie A. Lippi yakin La Beneamata akan bangkit dari keterpurukan.
Mimpi buruk masih menghinggapi La Beneamata yang kalah empat kali dari enam pertandingan Serie A. I Nerazzurri pun terperosok ke urutan 17 klasemen sementara setelah hanya mengoleksi empat poin, dari total maksimal 18 angka yang seharusnya didapat.
Peluang Inter merebut Scudetto bisa dibilang berat, malah beberapa kalangan memprediksi skuad besutan Claudio Ranieri akan terdegradasi ke Serie B. Namun, Lippi menepis anggapan tersebut.
“Sangat tidak mungkin Inter terdegradasi ke Serie B,” tegas mantan arsitek Timnas Italia kepada Radio Rai, Sabtu (22/10/2011).
“Saya pastikan itu. Saya yakin 100% itu tak akan terjadi, sebenarnya 200% yakin Inter tak akan terdegradasi,” lanjut pria 65 tahun tersebut.
Sepanjang sejarah, Inter tak pernah terdegradasi ke divisi kedua di Italia. Posisi terendah La Beneamata berada di peringkat 13 pada musim 1993/1994. Namun, sejak ditinggal Jose Mourinho, Inter sudah empat kali berganti pelatih; Rafael Benitez, Leonardo Araujo, Gian Piero Gasperini dan Claudio Ranieri.
(wei)
Sumber : http://bola.okezone.com/read/2011/10...akan-degradasi
ALL WILL BE BEAUTIFUL ON TIME
Branca Bela Keputusannya Hadirkan Sejumlah Pemain di Inter
Direktur teknik Inter Milan, Marco Branca mengaku puas dan tak menyesal dengan keputusannya mendatangkan sejumlah pemain di jendela transfer musim panas lalu.
Padahal, kehadiran pemain baru seperti Jonathan, Luc Castaignos, Ricky Alvarez, Mauro Zarate, Diego Forlan tak memberi dampak berarti bagi Inter. Buktinya, Inter terseok-seok di awal musim ini, yang belakangan menimbulkan anggapan kalau mereka tak layak meraih gelar juara di Liga Italia Serie A musim ini.
Dalam enam laganya di liga, Inter sendiri baru sekali mencicipi kemenangan. Sisanya? Inter mengalami empat kekalahan dan satu laga berakhir imbang. Pencapaian itu pun membuat juara Italia dimusim 2005/06, 2006/07, 2007/08, 2008/09, 2009/10 terpuruk di tangga ke-17 atau satu tingkat di atas zona degradasi, dengan empat poin.
"Saya tidak tertarik dengan apa yang orang katakan (tentang skuat), saya hanya ingin fokus melakukan yang terbaik untuk klub," kata Branca seperti yang dikutip dari Football Italia.
Hasil buruk yang dicapai Inter itu sendiri telah menimbulkan pertanyaan terkait perekrutan Inter yang dianggap salah. Seperti contoh pembelian Diego Forlan, di mana Inter tidak menyadari kalau mereka tak bisa menurunkan eks bintang Atletico Madrid itu di Liga Champion akibat Cup-tied.
Kendati begitu, sang direktur teknik Inter itu tetap percaya keputusannya mendatangkan pemain seperti yang disebutkan di atas tak salah. "Saya justru ingin merekrut pemain yang sama hari ini, tentunya apabila saya punya kesempatan untuk itu. Wajah-wajah baru itu hanya perlu beberapa waktu lagi untuk membayar kepercayaan yang diberikan."
"Jonathan, misalnya. Saya yakin penampilannya akan memukau semua orang apabila ia sudah bisa meyesuaikan diri dengan ritme sepak bola Italia," sambungnya.
Wesley Sneijder: Claudio Ranieri Bagus, Jose Mourinho Terbaik
Bagi gelandang Inter, mantan pelatihnya yang kini menangani Real Madrid masih menjadi manajer terbaik baginya.
Wesley Sneijder sepertinya masih belum bisa melupakan Jose Mourinho. Soalnya kesan yang ditinggalkan pelatih asal Portugal itu masih tersimpan jelas dibenaknya.
Buktinya, sampai saat ini, dia masih merasa Mourinho adalah pelatih terbaik yang pernah bekerja bersamanya di satu klub.
Namun Sneijder bukannya tidak menaruh hormat kepada pelatih yang kini menangani Inter, Claudio Ranieri.
"Ranieri pelatih yang sangat bagus dan dia berbicara kepada saya seperti halnya yang dilakukan Mourinho," kesan Sneijder seperti dikutip Football Italia.
Pemain asal Belanda itu menambahkan Ranieri juga tahu apa yang diinginkannya di tim.
"Ranieri tahu di mana saya harusnya ditempatkan di lapangan, karena saya lebih suka memberikan assists daripada mencetak gol," paparnya.
"Tapi jangan rancu, Mourinho masih yang terbaik," lanjut Sneijder.
sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1353/...urinho-terbaik
Glory Glory Manchester United
Inter Ingin Tularkan Performa Eropa ke Liga
Milan - Performa Inter Milan di Liga Champions dan Liga Italia bertolak belakang. La Beneamata pun bertekad untuk membuat performa di liga sebaik di Eropa.
Jika di Liga Champions Inter sukses menduduki puncak klasemen Grup B dengan dua kemenangan dan satu kekalahan, tak demikian halnya di Seri A. Javier Zanetti dkk. kini masih terpuruk di posisi 16 dengan baru meraih satu kemenangan dan sudah menelan empat kekalahan.
Pekan ini, mereka bakal menjamu Chievo di Stadion Giuseppe Meazza. Jika tak ingin mengucapkan selamat tinggal pada scudetto lebih cepat, maka Inter sudah harus mulai bangkit.
"Masih terlalu awal untuk berkata selamat tinggal pada scudetto. Banyak tim di masa lalu memulai dengan buruk, namun kemudian mereka berhasil bangkit," ujar gelandang Inter, Thiago Motta, kepada AFP.
"Sekarang, kami akan kembali ke jalur kemenangan ketika melawan Chievo dan kemenangan itu akan memberikan kami kontinuitas."
"Tim-tim di atas kami saat ini, bisa saja melewati saat-saat yang buruk," tukas Motta.
Belakangan, Inter dikritik lantaran punya barisan pertahanan yang rapuh. Mereka sudah kebobolan sebanyak 13 gol dalam enam laga, yang mana merupakan catatan kebobolan terbanyak di antara tim-tim Seri A lainnya.
Dengan catatan seperti itu, rata-rata gawang Inter kebobolan dua gol atau lebih dalam setiap pertandingan.
HASIL PERTANDINGAN LIGA KEMAREN
Inter Milan kalahkan Chievo di depan publik San Siro 1-0, dalam laga Serie A Italia (23/10/2011).
Guna memperbaiki posisinya di klasemen sementara Thiago Motta menjadi pahlawan kemenangan Inter melalui gol tunggal di menit ke-34 yang berhasil mengoyak gawang Chievo. Kemenangan kandang pertama di Serie A Italia ini membuat Nerazzurri menjauh dari zona degradasi.
»»» VIDEO Goal Inter Milan - Chievo 1 - 0 «««
»»» VIDEO Goal Manchester United VS Manchester City 1 - 6 «««
»»» VIDEO Goal Lecce - AC Milan 3 - 4 «««
»»» VIDEO Goal AS Roma vs Palermo 1-0 «««
»»» VIDEO Goal Arsenal VS Stoke City 3 - 1 «««
»»» VIDEO Goal Udinese vs Novara 3-0 «««
»»» VIDEO Goal Queens Park Rangers vs Chelsea 1-0 «««
»»» VIDEO Goal Bologna vs Lazio 0-2 «««
»»» VIDEO Goal Valencia vs Athletic Bilbao 1-1 «««
»»» VIDEO Goal Villareal vs Levante UD 0-3 «««
Nerazurri Akhiri 'Tabu San Siro'
Milan - Inter Milan memetik kemenangan tipis dengan skor 1-0 atas Chievo, Minggu (23/10/2011) malam WIB. Setelah serangkaian hasil buruk di kandang, Claudio Ranieri menyebut ini sebagai akhir dari 'Tabu San Siro'.
Sebuah gol tandukan Thiago Motta dimenit ke-34 menjadi penanda berakhirnya hasil buruk Inter saat bermain di kandang. Sebagai catatan, di tiga laga kandang sebelumnya, La Beneamatta mencatat hasi buruk saat kalah dari Trabzonspor dan Napoli, serta diimbangi AS Roma.
Atas hasil-hasil buruk yang diraih oleh tim asuhannya itu, Ranieri sempat menjuluki laga kandang Inter dengan nama 'tabu San Siro'. Kini setelah memperoleh kemenangan, pelatih yang menggantikan Gian Piero Gaperini di pekan ke-3 Liga Italia itu menyebutkan kalau 'tabu San Siro' itu sudah berakhir.
"Kami dapat lebih tajam, tapi yang terpenting adalah kami mengakhiri tabu San Siro," sebut Ranieri pada Football Italia.
"Sangat penting kami mengalahkan Chievo yang membuat banyak tim papan atas berada dalam tekanan, karena merka bermain bagus dan bekerja keras." lanjut Ranieri
Atas kemenangan perdana tim asuhannya itu, The Thinker Man pun tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Baginya, perjuangan keras dan tak kenal lelah usai tampil di Liga Champios pada tengah pekan kemarin jadi kuncinya.
"Aku senang, karena kami juga bekerja keras, meskipun kami bermain di Liga Champions di hari Selasa, dan terus berusaha gol yang kedua," sambungnya.
"Kami mencoba untuk jadi lebih baik di setiap pertandingan, baik secara taktik maupun fisik, **** itu tidak mudah ketika bermain setiap tiga hari sekali," tuntas Ranieri.
Ranieri Fokus dan Waspadai Atalanta
Milan - Pertandingan melawan Juventus akhir pekan nanti tak membuat pelatih Inter, Caludio Ranieri teralih perhatiannya. Dia memilih untuk fokus pada laga lawan Atalanta yang disebutnya punya potensi menyulitkan.
Inter akan bertandang ke Bergamo, Kamis (27/10/2011) dinihari WIB. Dalam laga tengah pekan itu, La Beneamata jelas menargetkan poin maksimal. Selain untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen, kemenangan di laga ini bisa menjadi modal bagus untuk berhadapan dengan Juve di akhir pekan nanti.
Meski demikian ditunggu laga big match, Ranieri tak ingin memikirkan pertandingan bertajuk Derby Italia itu. Dia hanya ingin berkonsentrasi pada pertandingan terdekat yang akan dijalani.
"Pertandingan berikutnya selalu menjadi pertandingan penting. Saya selalu berpikir tentang pertandingan yang akan kami mainkan selanjutnya," tutur Ranieri di Football Italia.
"Pilihan yang saya buat berdasarkan pemain, bagaimana pertandingan sebelumnya mempengaruhi mereka dan berapa lama mereka pulih. Sekarang saya akan berpikir keras dan antara malam ini dan besok saya akan mendapat kesimpulan," sambungnya.
Pelatih yang dijuluki The Tinkerman itu juga menyadari bahwa calon Atalanta bukanlah lawan yang mudah. La Dea kini memang ada di peringkat 15 dengan poin delapan, namun jika tak mendapat hukuman pengurangan enam poin di awal musim karena kasus pengaturan skor, mereka kini harusnya berada di posisi tiga besar.
"Bermain di sana selalu sulit untuk setiap orang. Mereka memulai musim dengan sangat kuat. Mungkin pengurangan enam poin merangsang mereka untuk melakukan lebih, baik pelatih maupun pemain. Mereka akan ada di posisi dua tanpa penalti itu."
"Mereka memiliki pemain berkualitas. Mereka bermain dengan padu, cepat, dengan skema yang baik. Tapi kami bersama dan pergi ke sana untuk mendapatkan poin dan menjaga clean sheet," tuntas Ranieri.
Jelang Inter vs Juve
Menunggu yang Terbaik dari Il Biscione
Milan - Inter Milan belum juga menemukan penampilan terbaiknya musim ini. Saat dihadapkan dengan pemuncak klasemen, Juventus, akhir pekan ini, Dejan Stankovic menjanjikan yang terbaik dari Il Biscione akan muncul.
Penunjukkan Gian Piero Gasperini sebagai pelatih Inter di awal musim ini jadi awal keterpurukan klub itu. Tak mampu membawa Inter menang di lima laga pertamanya, Gasperini pun dipecat.
Sesudahnya Claudio Ranieri ditunjuk sebagai pelatih baru hingga dua musim ke depan. Peruntungan klub itu pun belum berubah karen masih terseok-seok di papan bawah klasemen, yakni peringkat ke-16 dan selisih delapan poin dengan Juve di puncak.
Akhir pekan ini Inter akan kedatangan Bianconeri di Giuseppe Meazza. Dengan kondisi terkini, jelas Juve akan lebih diunggulkan untuk meraih poin.
Tapi tentu La Beneamata tak ingin kehilangan muka di depan pendukungnya dan ingin segera meraih kemenangan demi menaikkan moral serta mental para pemainnya.
Untuk itu Stankovic menegaskan jika dia dan rekan-rekannya akan tampil pada bentuk terbaiknya dan meraih kemenangan atas rivalnya tersebut.
"Ini seperti laga yang sangat besar bagi saya, terlepas dari situasi yang tercipta di sekelilingnya" ujar gelandang asal Serbia itu di Football Italia.
"Kami pun juga akan menghadapinya. Kami akan mempersiapkan setenang mungkin selama tiga hari sesi latihan dan lalu Inter akan berada dalam bentuk terbaiknya," pungkasnya.
Lagi, Claudio Ranieri Keluhkan Kinerja Ofisial Pertandingan
Claudio Ranieri kembali menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja ofisial pertandingan yang memimpin laga Inter Milan di Serie A 2011/12.
Kali ini juru taktik Il Biscione itu menyorot diberikannya penalti untuk tuan rumah Atalanta kala pasukannya tandang ke Atleti Azzurri D'Italia dinihari tadi.
Dalam kedudukan sama kuat 1-1, wasit Paolo Vareli menunjuk titik putih setelah mendapat masukan dari hakim garis yang menilai Cristian Chivu melanggar Guido Marilungo di kotak rawan.
Beruntung bagi Inter, tendangan eksekusi German Denis jelang waktu normal berakhir itu bisa dimentahkan oleh Luca Castellazzi, yang tampil sejak awal babak II mengisi tempat Julio Cesar yang dibebat cedera.
"Apakah kami terganggu dengan penalti lagi? Sekarang kami di Inter mulai terbiasa dengan hal itu," sindir Ranieri mengomentari hukuman titik putih kelima yang diderita Inter musim ini seperti dilansir Sky Sport Italia.
"Kami berharap keadaan ini segera berakhir, terutama karena sang wasit tak memberikan penalti tersebut, tapi asistennya yang mengibarkan bendera dan mengambil tanggung jawab itu."
"Melihat replay, saya pikir Cristian Chivu dan Guido Marilungo saling menarik tangan satu sama lain. Tapi, tampaknya keadaan seperti itu justru selalu merugikan kami musim ini," imbuh The Tinkerman.
Sebiji angka di markas La Dea tak membantu banyak buat Inter di klasemen. Mereka masih mendekam di posisi 16. Akhir pekan ini, I Nerazzurri bakal menjamu Juventus.
Soal Wasit, Inter Bukan Sedang Cari Alasan
Milan - Selain oleh Claudio Ranieri, kekecewaan terhadap wasit juga disuarakan manajemen Inter Milan. Menurut Lucio, tudingan bahwa wasit telah bersikap tak adil pada Nerazzuri bukan berarti mereka sedang cari-cari alasan.
Penalti terakhir yang dijatuhkan wasit pada Inter adalah saat mereka bermain imbang 1-1 kontra Atalanta. Nerazzurri beruntung penalti di akhir laga tersebut gagal berujung gol, hal mana tetap membuat mereka berang karena menganggap kerap dirugikan wasit.
Usai laga, Ranieri sempat mempertanyakan keputusan tersebut, hal mana dilanjutkan dengan protes yang dilontarkan CEO Inter, Ernesto Paolillo. Kini Lucio juga mengungkapkan kekecewaannya pada korps sang pengadil, yang disebutnya tak pernah memihak La Beneamata.
Namun soal protes-protes terhadap performa wasit tersebut dia menegaskan kalau itu bukan merupakan alasan yang dicari-cari lantaran Inter sementara ini memang masih terpuruk.
"Bahkan saat kami menang, wasit tidak memihak kepada Inter. Ini bukan saatnya kami mencari alasan, tapi saatnya meraih poin demi poin di klasemen. Itu yang bisa kami lakukan," tegas Lucio seperti diberitakan Football Italia.
Inter saat ini duduk di posisi 16 klasemen sementara dengan poin dikumpulkan berjumlah delapan. Perjuangan mereka untuk bangkit akhir pekan ini masih akan sulit karena harus menghadapi Juventus, sang pemuncak klasemen.
"Sekarang kami harus menghadapi setiap pertandingan dengan lebih terkendali," tuntas bek asal Brasil itu.
Julio Cesar Absen Di Derby d'Italia
Julio Cesar tidak akan berada di bawah mistar gawang Inter Milan saat meladeni Juventus di Giuseppe Meazza akhir minggu ini lantaran cedera yang dideritanya.
Julio Cesar mendapatkan cedera saat Inter Milan ditahan imbang Atalanta kemarin. Hasi pemindaian menunjukkan ia mengalami masalah pada otot paha kiri.
Karena cedera itu, Julio Cesar harus absen sebulan. Selain laga melawan Juventus, duel melawan Genoa dan Cagliari juga Lille dan Trabzonspor di Liga Champions pun juga dilewatkannya.
Julio Cesar kemungkinan baru bisa kembali bermain saat menghadapi Siena pada 27 November.
Share This Thread