Yah sebuah tulisan yang bagus.
Realita dan persepsi kita harus ada allignment, kalau tidak kemauan kita tidak akan terpenuhi. Tentunya banyak orang yg melihat realita secara tidak keseluruhan, dimana mereka tidak bisa melihat "the bigger picture".
The bigger picture menunjukan bahwa negara kita benar2 sedang menuju prophecy 2030, yaitu pelestarian ekonomi, sosial, budaya, dan politik kita. Di saat 2030 tentunya akan terjadi awalnya kemakmuran, kejayaan, dan kemajuan yang agung di negri Indonesia.
Prophecy 2030 juga bukan hanya sekedar "myth", tetapi juga sebuah subyek yg dipelajari oleh orang barat, tentunya di Harvard administration of International Affairs.
Walaupun dunia sedang krisis dan juga dampak tersebut melanda Indonesia, kita akan melihat bahwa pada Quarter ketiga di tahun 2009, akan terjadi Production Boom <--> Buyers Market Shift. Disaat ini semua investor yg fokus ke industri makanan, manufacturing, dan industri kreativitas akan merasakan demand yg besar, sehingga akan terjadi kenaikan growth. Hal tersebut akan menjadi tangga yang pertama untuk kejayaan kita.
Di sejarah, negara maju seperti Jerman dan AS diawali oleh production boom ==> Manufacturing Capacity yang luar biasa. Hal seperti ini menyebabkan ekonomi kedua negara tersebut jadi besar karena sumber daya alam domestik dan foreign di utilasi semaksimal mungkin dan secara efficient, sehingga dapat menguntungkan rakyat semata. Proses tersebut dapat di breakdown menjadi detail, sampai bisa dibikin buku 500 halaman. Tetapi dalam general, hal yang sama akan terjadi di Indonesia.
Cuma Indonesia saja? Tidak... justru China, India sudah memulai duluan. ASEAN bergantungan kepada Indonesia, kita harus menjadi leader dan harus memulai hal tersebut biar negara2 ASEAN lain juga akan dapet head start.
Apa yang akan terjadi kepada negara lain? Di Asia akan menjadi seperti Eropa, dimana New Great Powers dilahirkan dan akan ada kompetisi yang besar. Bedanya, di Eropa kompetisi tersebut di ilustrasikan lewat perang besar seperti WWI dan WWII. Saya hanya harap negara2 Asia dapat melontarkan kompetisi tersebut kepada area bisnis, olah raga, teknologi, dan informasi - bukan militarisme.
Share This Thread