Part 1 Saat Aku masih seorang manusia
Hari ini seperti biasanya, aku memimpin perang untuk membasmi para pasukan dan hero scourge yang menyerang kerajaanku, Lordareon...
Tuanku, kita bersiap-siap menyerang, kita tinggal menunggu komando Anda
Suara itu membangunkanku dari lamunanku, saat aku menoleh, dia adalah Davion, keturunan dari elf dan dragon, yang ku adopsi dan kulatih sebagai tangan kananku.
Baik, bagaimana posisi kita sekarang?, Siapa yang memimpin para undead itu?
Kita ada di lembah Ashenvale, sedangkan mereka tepat 10 mil di bawah kita. Pemimpin mereka adalah Slardar, musuh bebuyutan Ayah, maksudku Tuan, ia membawa seribu ghoul, lima ratus necromancer, dan tujuh puluh lima meat wagon ., Ayah, maksudku Tuanku, bisakah kita menang kali ini?
Ayah..., sudah berkali-kali kukatakan jangan memanggilku Tuanku, Ayah saja, namun dia masih saja belum terbiasa...,
Anakku, yakinlah kita menang, apalagi pedang Ayah adalah Claymore yang sudah di tempa dengan Demon Edge, yang kita rebut dari pasukan gnoll di perang sebelumnya, dan pedang ini akan kau pegang nanti, saat aku mati , dan aku ingin kau menempanya dengan SacredRelic yang bias kita dapatkan dari Abaddon, sehingga pedang ini menjadi Divine Rapier
Ayah, maksudku
Panggil saja Ayah
Maaf Ayah, tapi Ayah tidak akan mati kan?, mengapa Ayah bicara begitu?, lagipula hammer Ayah masih tersisa empat buah bukan?
Nak, kita tak akan tahu kapan kita akan mati, baik, kita akan bersiap-siap, kita juga harus berterima kasih kepada Furion yang telah memberi kita bantuan berupa tujuh ratus lima puluh treants, empat ratus druid of the talon, dan empat puluh glaive thrower
Baik Ayah..
Sore ini tidak seperti biasa, aku tidak mencium bau kemenangan, aku merasa sesuatu yang aneh, dada ini terasa berat, pikiran juga penat, apakah karena bau para ghoul dan Naix yang kemarin baru saja aku bantai?, ataukah bau dari Pudge yang kuhancurkan menjadi bubuk itu?, entahlah, mereka sungguh menjijikkan.
BUOOOOOOOOOOONG
Suara terompet mulai di tiup oleh Davion, para treants, footman, dan semua pasukanku mulai turun menerjang musuh. Tak mau kalah, Aku dan Davion yang ada di garis depan langsung mengayunkan pedang dan membunuh sekitar sepuluh ghoul.
Tidak terasa, pasukan di kubu kami dan musuh sudah berkurang drastis. Teriakan para footman yang sedang di mangsa oleh ghoul, terdengar tidak asing di telingaku.
Akhirnya, kulihat dia.., SLARDAR!!!!, aku yang sudah dua bulan berperang melawannya langsung naik pitam dan menerjangnya. Aku lempar sebuah palu dari empat palu yang ada di sabukku ke arahnya, dan Slardar dengan mudahnya membelah palu itu menjadi dua, saat aku akan menebasnya, dia sudah menghilang, dia berlari menuju arah DAVION!!!!
DAVION AWAS!!!!
Grrah, mati kau putra musuh bebuyutanku!!!!
Dengan kekuatannya yang besar, Slardar menebaskan Trisulanya yang besar ke tubuh Davion, ia terhempas sekitar lima meter, saat Slardar akan menusukkan Trisulanya, aku dengan cepat lari dan mendorong tubuh Davion hingga...
CROOOT!!!!!!
AYAAAAAH!!!!!
Huahahahaha, bodohnya kau wahai manusia, mengorbankan diri untuk anak kecil seperti dia, huahahahaha!!!!
Da..Davion, tenang..lah.., tenanglah anak..ku.., AAAARGH!!!!
Kutebaskan pedangku kea rah leher Slardar dan..
TO BE CONTINUED
Share This Thread