Si Meonk
Judul : Jam Weker ku !!
Meonk adalah seekor kucing yang kesehariannya bekerja di kantor berita Pertamax sebagai pengantar Koran. Ia sangat senang dengan pekerjaan nya tersebut karena ia bisa mendapat banyak wawasan dari Koran-koran yang ia antar.
Saat pagi hari, ia selalu di bangunkan oleh jam weker nya. Tetapi karena si Meonk sangat susah bangun, maka setiap pagi nya ia harus bertengkar dengan jam weker nya. Semua itu selalu di akhiri dengan jam weker nya yang hancur, dan dirinya yang panik karena takut terlambat mengantar Koran. Walaupun setiap hari nya jam weker nya hancur, ia selalu mempunyai ratusan jam weker baru untuk menggantikan yang lama. Ratusan jam weker tersebut ia simpan di dalam gudang.
Setiap hari nya, satu per satu weker selalu hancur karenanya.
Suatu pagi, ia sudah menunggu-nunggu jam weker nya berbunyi, tapi sudah di tunggu begitu lama, jam weker nya tak bunyi-bunyi juga. Ada apakah gerangan?? Setelah ia memberanikan diri untuk melihat ke arah jam weker nya, ternyata jam weker nya hilang!! Siapa yang mencuri nya?? Saat itu pun dia langsung patah semangat karena tidak dibangunkan oleh jam weker. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memikirkan itu lagi dan membuka gudang jam weker nya. Ternyata semua jam weker nya sudah habis !! Karena setiap hari nya para jam weker itu selalu dihancurkan, karena si Meonk yang kesel akan bunyi nya yang nyaring.
Meonk pun langsung patah semangat dan malas bekerja. Hari itu juga, dia buka celengan nya untuk membeli jam weker yang baru di kota. Setelah ia sampai di pusat perbelanjaan kota, ia tidak menemukan satupun jam weker tersebut. Dan menurut sang penjual, jam weker sudah tidak laku di pasaran sehingga mereka lebih senang menjual jam digital. Hancur sudah harapan si Meonk ketika mendengar itu semua. Tiba-tiba ia mempunyai ide untuk datang ke pabrik jam weker tersebut di pinggiran kota.
Sesampainya ia di pabrik tersebut, ia kaget karena pabrik itu sudah tidak memproduksi jam weker melainkan memproduksi jam digital. Walaupun Meonk sudah merasa sedih dan putus asa ia mendatangi direktur perusahaan jam tersebut dan bertanya mengapa mereka menghentikan produksi jam weker tersebut. Lalu dengan bangga nya ia mengatakan bahwa jam weker sudah kuno dan tidak lagi dilirik oleh konsumen. Konsumen lebih memilih jam digital yang lebih praktis, bahkan suara alarm nya bisa diganti-ganti, bahkan dengan lagu dangdut sekalipun.
Meonk pun merasa putus asa dan merasa sudah tidak punya harapan lagi. Ia pun memohon-mohon kepada direktur tersebut untuk memproduksi jam weker tersebut hanya untuk dia. Tapi sang direktur tidak mengabulkan permintaan Meonk dengan alasan ia sibuk dan tidak ada urusan dengan kucing yang ia anggap stress. Hancurlah sudah semua harapan si Meonk. Di tengah kesedihannya ada seorang buruh pabrik yang sejak tadi memperhatikan dia. Lalu sang buruh pabrik itu pun menghampiri si Meonk yang sedang bersedih dah putus asa tersebut. Ternyata sang buruh bernama otong tersebut mengatakan bahwa sebenarnya sang master pembuat jam weker masih hidup dan tinggal dengan tenang di pinggiran kota sebelah utara.
Begitu mendengar hal seperti itu, Meonk pun langsung pergi menemui sang master pembuat jam weker tersebut. Ketika ia sampai, ia langsung bertemu dengan master pembuat jam weker itu dan memohon untuk meminta di buatkan jam weker untuk nya. Lalu sang master yang bernama kakek Turto langsung menolak keinginan si Meonk. Ia mengatakan bahwa ia sudah melupakan masa lalu nya sebagai pembuat jam weker, karena ia sudah merasa di khianati masyarakat yang lebih menyukai jam digital. Tapi Meonk mengakui bahwa ia sangat suka karya kakek turto dan berharap di buatkan kembali jam weker untuk nya. Kakek turto tetap menolak dan tidak mau memikirkan nya lagi, bahkan mengusir Meonk dari rumah nya. Lalu si Meonk tetap tidak putus asa untuk meminta kepada kakek turto untuk kembali memproduksi jam weker. Sampai pada akhirnya kakek Turto mebuka pintu nya kembali dan bertanya, mengapa Meonk sangat menginginkan jam weker tersebut, dan bukankah sudah ada jam digital yang lebih praktis dan bagus. Meonk pun menceritakan kepada kakek tersebut tentang keseharian nya di bangunkan oleh jam weker dan menghancurkan jam tersebut.
Mendengar cerita tersebut Kakek Turto sangat marah, dan menganggap Meonk tak menghargai karya nya. Dengan sangat memohon, Meonk pun meminta maaf kepada kakek Turto dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi bila ia di buatkan. Lalu sang kakek, menceritakan arti dari menghargai sebuah barang mati yang sudah di buat susah-susah oleh orang. Mendengar cerita itu pun si Meonk langsung menitikkan air mata nya dan menangis. Melihat hal tersebut, kakek Turto kasihan kepadanya, dan akhirnya dengan segenap kekuatannya, ia kembali membuat jam weker khusus untuk si Meonk. Akhirnya, Meonk pun mendapatkan kembali weker yang dia inginkan, dan dia bertekad untuk terus menjaga jam weker tersebut.
Share This Thread