Results 1 to 10 of 10
http://idgs.in/199479
  1. #1
    baokkey's Avatar
    Join Date
    Apr 2009
    Location
    bandung lautan asmara
    Posts
    589
    Points
    744.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Post Graffiti Sebagai Karya Seni

    sbelum dn sesudah maaf apa bila ada ksalahan di dalam tread sya..
    thx..b4

    Pernah lihat grafiti? Itu lho, tulisan-tulisan yang sering nangkring di tembok-tembok yang dijumpai saat kita lewat jembatan layang atau terowongan jalan. Corat-coret ga jelas, merusak keindahan kota? Eits, tunggu dulu. Grafiti itu bukan sembarang corat-coret tembok, namun merupakan tulisan-tulisan yang dibuat secara artistik, unik, kadang dilengkapi dengan gambar dari aerosol (cat semprot), dibuat dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kombinasi pewarnaan yang semenarik dan seindah mungkin. Pembuat grafiti ini disebut ‘bomber’. Bagi para bomber, grafiti ini justru merupakan salah satu bentuk seni yang memperindah kota! Grafiti juga bisa dijadikan sebagai sarana para bomber untuk menyuarakan kepedulian mereka akan lingkungan atau realita yang terjadi di negeri ini.

    Meskipun para bomber bebas menuangkan kreasi mereka, namun diantara sesama bomber tetap ada kode etik yang harus dipatuhi. Yang terpenting dari kode etik tersebut adalah: sesama bomber dilarang merusak apalagi menimpa grafiti yang dikerjakan oleh bomber lain. Dan masalah inilah yang mengawali novel ringan yang berkisah tentang para bomber ini.

    Brantac, nama bomber di Jakarta yang beranggotakan Anjas, Didit, Chandra, Ipung, Gege dan Roni, mendapati grafiti mereka ditimpa oleh bomber lain yang tak dikenal. Tentu saja mereka kesal, marah dan penasaran terhadap bomber pembuat masalah itu. Apalagi ternyata bukan hanya Brantac saja yang mengalami hal ini. Bomber tak dikenal itu juga sempat menimpa grafiti yang dibuat oleh beberapa bomber lainnya.

    Api perseteruan mulai tersulut. Puncaknya, terjadi perkelahian di malam saat Anjas dan Roni tanpa sengaja memergoki bomber amatir pengacau itu yang tengah menimpa grafiti milik kelompoknya. Akibatnya, mereka berdua harus bergelut dengan takdir di meja operasi. Nyawa mereka di ujung tanduk. Padahal saat itu Anjas tengah menghitung hari “H” pernikahannya. Dan Roni, anggota Brantac termuda yang masih SMA itu kondisinya lebih kritis, masuk ICU. Entah dari mana biaya perawatannya harus ditebus. Kasihan emak dan adiknya.

    Jelas saja anggota Brantac yang lain semakin geram. Mereka berusaha mencari jejak penganiaya Anjas dan Roni. Mereka juga sangat gelisah dan cemas dengan keadaan kedua kawan mereka itu. Saat itu mereka telah mendaftar kompetisi grafiti se-Indonesia yang digelar di Bandung. Gara-gara insiden tersebut, mereka berangkat ke Bandung tanpa Anjas dan Roni. Gara-gara itu juga, mereka hanya bisa mengikuti satu kelompok, padahal awalnya mereka sudah mendaftar untuk dua kelompok, dengan sketsa grafiti hasil kreasi Anjas dan Roni. Mereka bertekad untuk memenangkan hadiah utama kompetisi ini, uang 5 juta rupiah. Mereka harus jadi juara pertama! Harus! Mereka butuh uang itu untuk membantu menebus biaya perawatan Roni.

    Berhasilkah mereka menjadi juara pertama?
    Yang jelas, disinilah solidaritas dan keajaiban pertemanan diantara Graffiti Lovers dapat kamu temui. Benar-benar menggugah dan mengharukan. Selama membaca novel ini, memang terasa kental sekali ikatan persahabatan yang terjalin diantara para bomber tersebut.
    Persahabatan memang merupakan tema utama yang diangkat dalam novel ini. Kisahnya sederhana, dituturkan lewat dialog-dialog lepas dengan bahasa keseharian yang segar ala anak muda, tanpa banyak narasi. Dialog-dialognya juga kocak, ngocol, namun dibalik itu secara halus ‘menyentil’ kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang seolah telah ‘dimaklumi’. Seperti menertawakan kenaifan sendiri sebagai cermin masyarakat, begitu komentar Pipiet Senja. Hanya saja, yang membuat novel ini unik, kisah persahabatan yang diangkat adalah di kalangan para bomber, membuat kita menengok sejenak ke dunia para bomber, yang mungkin bagi sebagian kita tidak pernah membayangkannya. Dan tentu saja membaca novel ini memberi wawasan baru, atau setidaknya kita dapat berkenalan dengan apa itu grafiti dan bagaimana serba-serbi dan proses membuatnya...



    ==================================================



    Dinding-dinding di sepanjang Jalan Tamblong yang semula putih bersih, kini sedikit berwarna. Kini, selain dipenuhi oleh "flyers" dan poster yang ditempel sembarangan, coretan-coretan jahil yang dibuat dengan cat semprot, juga mulai memenuhi dinding-dinding tersebut. Bikin mata orang-orang yang lalu lalang, mau nggak mau seperti tersihir untuk melihat atau sekadar melirik. Katanya sih, itu adalah graffiti, coretan yang dibuat untuk mengekspresikan kebebasan.
    Graffiti yang berasal dari bahasa Yunani "graphein" (menuliskan), diartikan oleh wikipedia.org sebagai coretan pada dinding atau permukaan di tempat-tempat umum, atau tempat pribadi. Coretan tersebut, bentuknya bisa berupa seni, gambar, atau hanya berupa kata-kata. Graffiti yang banyak bertebaran di jalanan kota Bandung, masih sebatas coretan kata-kata yang merupakan identitas geng atau malah hanya berupa nama. "Itu masih bisa dikategorikan sebagai seni, walau mungkin pada levelnya berbeda, ya," ungkap Roy, seorang pelaku graffiti yang sempat belia temui ketika membuat satu graffiti di sebuah distro di bilangan Jalan Burangrang, Jumat (9/12).

    Penggunaan cat semprot untuk bikin sebuah graffiti, sudah mulai dikenal di New York, akhir tahun 60-an. Coretan pertama dengan cat semprot, dilakukan pada sebuah kereta subway. Seorang bernama Taki yang tinggal di 183rd Street Washington Heights, selalu menuliskan namanya, entah itu di dalam kereta subway, atau di bagian luar dan dalam bis. Taki183, gitu bunyi tulisan yang ia buat menggunakan spidol. Taki ini seperti ingin nunjukkin identitas dirinya. 183 yang ia tulis setelah namanya, nunjukkin tempat tinggalnya.

    Gara-gara coretannya tersebut, orang-orang di seluruh kota jadi kenal dengan Taki, lewat coretan-coretan misteriusnya. Di tahun 1971, mister Taki ini diinterview oleh sebuah majalah terbitan New York. Dari situlah, kepopuleran Taki diikuti oleh anak-anak seluruh New York. Anak-anak ini tertarik karena kepopuleran bisa diperoleh dengan hanya menuliskan identitas mereka --disebut juga tagging-- pada bus atau kereta yang melewati seluruh kota. Semakin banyak nama atau identitas seorang anak, sudah pasti ia akan semakin populer.

    Setelah spidol, media yang kemudian biasa digunakan adalah cat semprot, yang dipakai untuk nge-bomb (istilah untuk menyemprot) bagian luar kereta. Karena semakin banyaknya orang-orang yang bikin tagging, nggak heran kalau setiap writers, pengen punya style sendiri. Dari situ, mereka nambahin warna-warna yang eyecatching, efek-efek khusus, bahkan mereka mencoba untuk menuliskan namanya lebih besar. Dengan bantuan cat semprot, pengerjaan graffiti ini lebih cepet beres.

    Makanya, untuk mengantisipasi tagging yang mulai mewabah, pihak kepolisian setempat sampai melarang penjualan cat semprot pada anak-anak di bawah umur. Saking banyaknya pelaku graffiti, di Meksiko pun diberlakukan aturan serupa. Bahkan, setiap pembeli cat semprot harus menunjukkan identitas yang jelas dan menyertakan alasan untuk apa cat semprot itu digunakan.

    "Bikin graffiti di public space itu seperti punya gengsi sendiri. Selain itu adrenalin bakal terpacu, karena takut dikejar polisi atau gangster," kenang Roy, yang pernah ke-gap sama gangster pas bikin graffiti di public space. Yup. Selalu public space yang menjadi sasaran para seniman jalanan ini untuk berkreasi. "Sebagian orang ada yang nganggep graffiti sebagai karya seni, tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau coretan-coretan itu malah ngerusak," kata Radi, seorang mahasiswa seni lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

    Jika graffiti ini dilakukan tanpa seizin pemilik tempat, perbuatan ini dapat dikategorikan sebagai tindakan vandal. Mungkin banyak di antara Belia yang belum tau apa itu arti vandalisme. Vandalisme bisa diartikan sebagai tindakan yang merusak properti orang lain. It means, graffiti atau mural yang dilakukan tanpa izin di tempat-tempat umum, bisa dikategorikan sebagai vandalisme. Sementara, banyak orang yang berpendapat, kalau graffiti di dinding-dinding jalan, masih lebih baik daripada dinding-dinding tersebut kotor, tidak terawat, dan penuh dengan tempelan flyers atau brosur-brosur yang nggak penting.

    Kalau Belia lewat Jalan Siliwangi, mata terasa lebih segar karena ngeliat mural di sepanjang dinding jalan, pasti setuju kalau karya seni yang seperti itu bukan termasuk perbuatan vandal. "Iyalah. Soalnya mural di Siliwangi itu legal kok. Pihak Pemda, sekitar dua tahun lalu, pernah ngasih proyek itu buat kita," kata Yogie, yang bareng Radi, jadi konseptor pembuatan mural tersebut.

    Mural yang berarti lukisan pada permukaan yang lebar, memang terasa lebih legal dibandingkan dengan graffiti yang berkesan liar. "Bedanya sih, mungkin hanya pada medianya aja ya. Kalau graffiti banyak pake cat semprot, sementara mural make cat tembok. Kalau nyeni atau nggaknya ya, tergantung yang liat. Nggak ada parameter khusus," lanjut Yogie.

    Senada dengan Yogie, Roy pun bilang kalau bagus atau jelek itu relatif. "Susah sih, kalau mau bilang bagus atau jelek. Isi tulisan-tulisannya, mungkin dibilang jelek tapi malah keinget terus sama yang baca. Tapi graffiti di film Alexandria saya bilang butut, sementara orang lain mungkin bilang itu bagus," tandas Roy sembari memberi contoh.

    Legal atau nggaknya sebuah karya di jalanan, bagi Roy yang juga lulusan FSRD ini, tetap dinilai sebagai sebuah karya. "Di Jogja, graffiti dan mural malah dilegalkan. Pemerintah setempat ngebolehin, bahkan menyediakan lahan untuk para street art berkarya. Sementara di Bandung, belum ada pelegalan seperti itu. Beda ceritanya kalau lu punya duit," katanya sedikit berapi-api.

    Alih-alih sebagai tindakan vandal, graffiti, mural, tagging, dan sebagainya adalah merupakan kebebasan berekspresi. Tetapi, kebebasan berekspresi saat ini masih didominasi oleh kaum berduit, yang mampu membeli tempat untuk menumpahkan kreativitasnya. Sementara para seniman jalanan, mesti sembunyi-sembunyi atau malah kejar-kejaran dengan pihak aparat hanya untuk berkreasi. "Seniman yang jelas-jelas bikin karya di privat place aja sempat dibakar aparat, apalagi street art yang berkarya di public space," lanjut Roy.

    Setiap seniman punya style masing-masing untuk mengekspresikan karyanya. Makanya, tidak sedikit seniman yang malah "bersaing" untuk bisa menciptakan karya bagus di tempat yang lebih lebar, misalnya, atau untuk meraih kepopuleran. Selain saingan, ada juga proses pembelajaran yang diturunkan dari seniman yang tergolong kelas senior kepada juniornya. "Yang baru belajar biasanya jadi kenek dulu. Kerjaannya masih sebatas ngewarnain, atau bantuin yang gampang. Seniornya, yang bikin sketsa di kertas dan di dinding," ujar Roy.

    Proses bikin graffiti atau mural kurang lebih sama. Pertama, sketsa dibuat pada kertas, lalu kemudian sketsa tersebut dipindahkan ke dinding. "Yang lebih gampang sih, si sketsa udah "ditembakkin" pake proyektor, jadi nggak perlu bikin sketsa di tembok. Tapi, ya, gengsinya mungkin lebih turun kalau dibantu pake proyektor," kata Roy lagi.

    Nggak sedikit duit yang dikeluarin untuk bikin satu graffiti atau mural. "Untuk bikin gambar di tembok yang berukuran sedang, bisa habis kira-kira dua puluh kaleng cat semprot. Sementara ini (garasi distro yang sedang dibuat graffiti-red) abis 40an kaleng," jelas Roy.

    Sayang banget kan kalau hanya ngabisin cat semprot untuk tulisan-tulisan yang nggak ada maknanya, atau malah bikin sebel orang yang liat. Radi dan Yogie pun punya pendapat serupa. "Kalau mau bikin graffiti atau mural, mending sekalian yang edun, daripada hanya tulisan atau gambar yang teu kaharti."katanya.

    Graffiti sampai kapan pun mungkin bakal jadi kontroversi. Di satu pihak bakal bilang kalau graffiti itu perbuatan vandal, tapi pihak yang lain mengartikan seni, kebebasan berekspresi. Lain halnya di Yogyakarta, yang setiap seniman bebas berkarya, pihak pemerintah pun nggak perlu repot-repot ngejar-ngejar seniman yang bandel. Karya yang nggak bikin sakit mata, lebih-lebih sakit hati, tentu bakal diapresiasi dengan baik oleh masyarakat. Kebebasan berekspresi bisa saja diredam, tapi nggak bisa dihentikan.***

    Menurut mereka, Seni GRAFFITI adalah penyaluran terhadap bakat yang dituangkan pada sebuah media. Sebagian besar mereka menggunakan tembok, bahkan dengan ukuran yang sangat luas demi kepuasan mereka.

    Yang menjadi pertanyaan, Mengapa pihak-pihak yang diatas tidak pernah menegur terhadap pelaku-pelaku tersebut, walaupun secara logika seni GRAFFITI membuat suasana semakin menjenuhkan, terutama didaerah kota.Kadang juga sisa-sisa spray yang mereka gunakan tidak dibuang pada tempatnya, bisa juga dikatakan semena-mena dan buta terhadap aturan.

    Seni itu memang indah. Patut dihargai dan dinikmati oleh siapapun. Karena antara seni dan inspirasi tidak semudah didapat dari sebuah mobil mewah. Bukankah begitu?

    Andai saja di INDONESIA seni semacam GRAFFITI diberi kebebasan, mungkin dilihat secara global, negara ini tidak lagi hijau, tapi menjadi penuh warna. Sebab, akhir-akhir ini sering juga melihat bawasannya seni GRAFFITI sudah menjangkit sebagian seniman di kota kecil dan sekitarnya.

    =========================================
    Graffiti di Indonesia: Sebuah Politik Identitas ataukah Trend? (Kajian Politik Identitas pada Bomber di Surabaya)

    ABSTRAK

    Graffiti sering kali dipandang sebagai bentuk pencarian identitas anak muda atau untuk sekedar menunjukkan eksistensi mereka. Aksi mereka pun sering berhadapan dengan aparat kota (Satpol Pamong Praja) bahkan tidak jarang juga berhadapan dengan aparat kepolisian karena dipandang sebagai aksi yang merusak. Keberadaan bomber yang telah menjadi subkultur anak muda dipandang sebagai pemberontakan atas struktur urban semakin diterima. Meskipun di sisi lain pandangan yang sinis terhadap mereka tetap saja ada. Di era 1980-an, graffiti yang bertebaran di tembok-tembok kota sering menuliskan kelompok geng atau nama almamater sekolah. Hal-hal tersebut sering menjadi pemicu kekerasan antar kelompok, namun seiring perkembangan zaman, rupanya graffiti tidak sekedar menuliskan nama kelompok namun juga dikemas dengan cara yang lebih artistik dan tidak sekedar tagging belaka. Hingga kemudian seiring perkembangan gaya hidup yang ditopang oleh media massa maupun majalah dan buku-buku luar negeri yang membahas graffiti maupun dari internet, menjadikan graffiti tidak lagi dapat dipandang sebagai bentuk politik keberbedaan, namun hanya sekedar menjadi tuntutan tren saja. Graffiti hadir sebagai eksistensi mereka terhadap tanda zaman yang diwakili oleh tren gaya hidup dan hal ini lebih kuat tercermin daripada menunjukkan identitas mereka yang sarat ideologi keberbedaan.

    Kata kunci: graffiti, gaya hidup, tren, identitas, Surabaya, Indonesia.

    ABSTRACT

    Graffiti is often seen as a way for young people to find their identities, or to merely show their existence. Because their actions are seen as destructive, they are also often confronted by the city’s patrol units and even by the police. Their ”bomber” existence, that has become the youth subculture and viewed as deviance over the urban structure, are more and more accepted. Cynical views of them still exist however. In the 1980’s, graffiti spread all over the city’s walls, and often wrote about their gang’s name or which school they are from. These were the things that spark violence between gangs. But today, graffiti seems to not only write about gang’s names, but also present a more artistic look; not merely as tags. Then as lifestyles develop, with the support of mass media and foreign magazines and books that cover about graffiti and also the Internet, graffiti cannot be viewed anymore as a form of alternative politics, but only as a needed trend. Graffiti exists as their existence towards the signs of times that are represented by lifestyle trends. This is more strongly reflected than showing their identities that are full of difference ideology.


    Last edited by baokkey; 22-05-09 at 17:53.

  2. Hot Ad
  3. #2
    gegehare's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    root@linux:~#
    Posts
    5,365
    Points
    11.50
    Thanks: 153 / 213 / 165

    Default

    Graffiti memang seni kalo menurut gw....
    walaupun banyak grafitti yg dibuat dgn mencorat-coret tembok tanpa izin...
    tapi kalo dilakukan secara positif hasilnya akan bermanfaat bagi org laen...

    ibaratnya Tembok bagaikan kanvas....
    Pilok Baaikan Kuas....

    Who is Trafalgar Law? The Captain and Doctor of the Heart Pirates? a Man with bounty 200.000.000 Beli? Surgeon of Death? No , He is just a Rookie Pirate who know the meaning about "Will of D."

    "I told you, I'm waiting for the right time...Dont get rushed, "One Piece" isn't going anywhere...Now, enough talking, Shut up and follow my orders...I'll be sure, To steal the proper throne" - Trafalgar Law

    GeGeHaRe One Piece Predictions
    New Nakama - Country Of Brigands - Wano Country - X Mark - Fire Sword

  4. #3
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    er... ini keknya sih lebi cocok di indogamerspedia.. gw pindahin?


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  5. #4
    baokkey's Avatar
    Join Date
    Apr 2009
    Location
    bandung lautan asmara
    Posts
    589
    Points
    744.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    terserah kk MOD deh...^_^

  6. #5
    gegehare's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    root@linux:~#
    Posts
    5,365
    Points
    11.50
    Thanks: 153 / 213 / 165

    Default

    Quote Originally Posted by the_omicron View Post
    er... ini keknya sih lebi cocok di indogamerspedia.. gw pindahin?
    hmmm bagaimana kalo pindahnya ke Multimedia Art...
    Seni Grafiti bisa masuk kan...

    Who is Trafalgar Law? The Captain and Doctor of the Heart Pirates? a Man with bounty 200.000.000 Beli? Surgeon of Death? No , He is just a Rookie Pirate who know the meaning about "Will of D."

    "I told you, I'm waiting for the right time...Dont get rushed, "One Piece" isn't going anywhere...Now, enough talking, Shut up and follow my orders...I'll be sure, To steal the proper throne" - Trafalgar Law

    GeGeHaRe One Piece Predictions
    New Nakama - Country Of Brigands - Wano Country - X Mark - Fire Sword

  7. #6
    rexyz's Avatar
    Join Date
    Jan 2009
    Location
    _depan monitor_
    Posts
    246
    Points
    4,318.10
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    dulu dikampus gue ada bomber club.. ARTCOHOLIC namanya.....CADAZZZZ....

  8. #7
    GRAVEYARDBLUES's Avatar
    Join Date
    Apr 2009
    Location
    K-Stand Barmy Army!
    Posts
    1,087
    Points
    1,031.83
    Thanks: 5 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by rexyz View Post
    dulu dikampus gue ada bomber club.. ARTCOHOLIC namanya.....CADAZZZZ....
    wah itu mah temen gw dua orang, ones yg Nick nya Yeah di artco, sama curut yg nicknya Fine yg biasa buat 3D ahha, cadas tu org2.. Kalo gw setuju bgd graffity dibilang karya seni.. Ga gampang nunjukin karya di depan orang banyak, blm lagi banyaknya jumlah bomber ( si pembuat graffity) yg ada, yg mau ga mau harus kita harus nunjukin kreatifitas yg berbeda di setiap Piece yg kita bikin.. Salut dan terus maju buat bomber2 indonesia.. hehe

  9. #8
    rexyz's Avatar
    Join Date
    Jan 2009
    Location
    _depan monitor_
    Posts
    246
    Points
    4,318.10
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    waa.. lo temennya onez ma curut.....????
    udeh luluss si onez yeah sekarang... sarjana .. hehhe.....

    salam kenal ya brur.....

  10. #9
    GRAVEYARDBLUES's Avatar
    Join Date
    Apr 2009
    Location
    K-Stand Barmy Army!
    Posts
    1,087
    Points
    1,031.83
    Thanks: 5 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by rexyz View Post
    waa.. lo temennya onez ma curut.....????
    udeh luluss si onez yeah sekarang... sarjana .. hehhe.....

    salam kenal ya brur.....
    Iyaa salam kenal juga bro..
    Oya ones udah lulus yah hahaha si seno, curut gmn tuh kabarnya... designnya gila udah kaya orang jepang memukau! hahahha

  11. #10
    rexyz's Avatar
    Join Date
    Jan 2009
    Location
    _depan monitor_
    Posts
    246
    Points
    4,318.10
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by GRAVEYARDBLUES View Post
    Iyaa salam kenal juga bro..
    Oya ones udah lulus yah hahaha si seno, curut gmn tuh kabarnya... designnya gila udah kaya orang jepang memukau! hahahha

    waa.... udah 3 taon lebih tak kekampus brur.... kalo si seno.. eh ones.... ada tuh FB nya....

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •