Results 1 to 8 of 8
http://idgs.in/202049
  1. #1
    -LichKing-'s Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Pondok Gede, Bekasi.
    Posts
    2,334
    Points
    2,709.50
    Thanks: 18 / 51 / 37

    Exclamation First Encounter

    Legend of Ishtar by -LichKing- @IDGS

    Rencananya, temen gw yang merupakan murid dari Sensei Machiko Mayama, pengen membuat manga dengan tema dari cerita ini hopefully dapat terealisasikan! dan nanti mungkin ada selipan art-art dari temen gw itu dari tokoh-tokoh fiktif yang ada di story ini.

    Regards


    Prolog


    Spoiler untuk Prolog :
    Cerita dimulai dari tahun 1563, dimana dunia dipimpin oleh suatu negara yang bernama “Ishtar” yang berpusat di benua Ameria. Kerajaan Ishtar mendominasi hampir 80% dari seluruh negara yang ada pada zaman tersebut akibat kemenangan besar mereka melawan benua tetangga yang dipimpin oleh kerajaan Constantia yang berada di benua Alexian, peperangan tersebut membuahkan hasil besar namun sekaligus memberikan kerugian besar dalam finansial, kemenangan tersebut dapat terjadi karena kerja keras salah satu admiral Ishtar yang dihormati hampir oleh seluruh battalion bahkan keluarga kerajaan, admiral tersebut bernama Genesis, kemampuan Genesis dalam berpedang sangat mengejutkan bisa dibilang jenius sehingga dia dinobatkan menjadi salah satu pengguna pedang terbaik di dunia.

    Sayangnya kejayaan tersebut hanya berlangsung beberapa tahun saja, petinggi-petinggi yang haus akan kekuasaan memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perlawanan. Alhasil kerajaan Ishtar pun runtuh dari dalam, warga sipil menjadi korban kekejaman pasukan kerajaan pun akhirnya memilih untuk mengungsi ke luar dari benua Ameria, hanya dalam beberapa bulan dominasi Ishtar berakhir, dan petinggi Ishtar yang rusak pun keluar dari Ameria dan mendirikan negara baru dan mendirikan negara bernama “Krauzen”, sedangkan pemuka agama kerajaan pun lebih memilih untuk berpisah dari Ishtar dan mendirikan negara bernama “Edenia”. Pejabat-pejabat Ishtar yang tersisa pun mencoba mendirikan Ishtar kembali dan mengganti nama negara menjadi “the Great Nation of Ishtar”. Sementara itu admiral Genesis dipaksa oleh petinggi Krauzen untuk menjadi member dari pasukan negara itu, namun Genesis menolak sehingga ke-3 orang anak Genesis yang masih bayi di culik dan dibuang ke negara lain, menyadari hal tersebut membuat Genesis merasa tidak mempunyai apa-apa lagi dan hilang semangat hidup kemudian membuatnya menjadi gila dan akhirnya sang legenda kerajaan berakhir tragis dengan bunuh diri, sementara sisa keluarganya dibantai oleh assassin dari Krauzen.


    Setelah beberapa tahun ketegangan ke 3 negara tersebut akhirnya mengadakan perundingan demi menghindari kejadian yang lebih buruk namun rupanya perundingan tersebut merupakan awal dari kekacauan. Perundingan yang diwakili oleh utusan masing-masing negara. Dari Ishtar yaitu ambassador, asistennya dan 1 Imperial Guard (Imperial Guard adalah salah satu divisi elit pasukan Ishtar yang terdiri dari 30 orang dengan mengemban tugas melindungi keluarga kerajaan) sedangkan untuk Krauzen diwakili oleh 2 orang yaitu ambassador dan asistennya yang juga merangkap sebagai Black Knight (Royal Guardnya Krauzen), dan Edenia diwakili oleh 3 orang yaitu ambassador, asistennya, dan seorang Emissary of God (Imperial Guardnya Edenia), pada pertemuan tersebut awalnya berjalan lancar kemudian Krauzen mulai memunculkan tujuan awalnya yang disembunyikan, dia memberi Ishtar ampunan agar member separuh dari wilayah kekuasaanya agar menjadi milik Krauzen, sementara wakil dari Edenia lebih memilih netral, namun yang sangat tidak diinginkan pun terjadi, perwakilan Ishtar pun juga meminta agar Edenia kembali bersatu dengan Ishtar dengan ancaman bila menolak dari tawaran tersebut Ishtar akan menghilangkan nama Edenia dalam peta yang bermaksud penghancuran total Edenia, ambassador Edenia terkaget dan berkata

    “Kami tidak akan bersatu dengan kalian, bilapun kami harus bersatu dengan kalian artinya kami melanggar jalan Tuhan, kami lebih memilih agar berperang, semoga kalian hancur oleh palu kebenaran.”

    Sekejab saja ambassador Edenia pergi dengan anakbuahnya yang menandakan bahwa Ishtar dan Edenia akan berperang, sementara perwakilan Krauzen menunggu jawaban dari perwakilan Ishtar, Ishtar menjawab

    “Tidak! kami tidak akan menyerahkan daerah kami walau negara kami harus banjir dalam darah!”

    baiklah, artinya kalian sudah membunyikan genderang perang, dengan kami.. Krauzian! Setelah segeranya perwakilan Krauzen pergi. Asisten ambassador Ishtar berkata,

    “apa kita tidak salah? kita menyatakan perang kepada 2 negara dalam 1 waktu! Kita berada dalam posisi sulit, ditambah negara kita baru saja bangkit dan masih dalam tahap rehabilitasi."

    ambassador pun menjawab

    “Ya, aku tahu.”

    Setelah berkata itu mereka pun keluar dari ruangan itu. Beberapa hari kemudian ambassador ditemukan tewas bunuh diri, siapa mengira bahwa keputusan sepihak dari ambassador telah mengacaukan negara sekaligus menciptakan perang dingin dengan ke 3 negara, Ishtar pun hanya dapat berpura-pura dengan siap untuk perang dengan ke 2 negara yang akan menyerang mereka tanpa tahu kapan mereka akan menyerang…….

    Sementara itu……. Ke 3 bayi Genesis dibuang ke Ishtar, Edenia, dan Krauzen. Yang bisa membedakan ke 3 bayi itu bayi biasa atau tidak adalah cap keluarga Genesis yang diberikan 5 hari setelah mereka lahir.


    Chapter 1 : the Boy and his Mother

    Spoiler untuk Chapter 1 :
    Suatu hari di suatu desa di pinggiran Ishtar….. Wuzzzzzz, ayunan suara 2 bilah pedang dari Sean terlihat lembut dan tanpa celah, ibunya keluar dari rumah dan menyapanya


    “Sean, saatnya makan pagi!”


    Sean pun menjawab


    “Ya, aku segera masuk!”


    ibunya pun tersenyum walau tersenyum paksa karena mengetahui bahwa Sean hanya anak angkat, Sean pun masuk rumah dan segera memakan sarapannya sambil berbicara ringan dengan ibunya, ibunya bertanya,


    “Sean, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kamu sudah 18 tahun loh! Kamu sudah tidak cocok berdagang karena kamu kuat dan ibu rasa kamu sudah saatnya mencari pekerjaan baru.”


    Sean menjawab


    “Ya bu, aku berpikir untuk bergabung menjadi pasukan kerajaan."


    Apa!? Ibunya terkaget mendengarnya, kenapa kamu ingin menjadi pasukan kerajaan? Pekerjaan tersebut sangat membahayakan kamu tahu itu kan? Sean menjawab


    “Ya, aku tahu, tapi aku tidak ingin menyia-nyiakan bakatku, sekaligus aku ingin mencari jati diriku yang sebenarnya.”


    Jati diri? Sahut ibunya, ya, aku tahu aku ini hanya anak angkat. Ibunya terkaget. K..kamu tahu dari mana? Aku tidak mempunyai ciri-ciri yang sama seperti ibu dan dalam keluarga kita pun tidak ada satupun anggota keluarga kita yang bekas pasukan, lantas darimana aku memiliki bakat berpedang? …… Ibunya pun menghela nafas panjang, memang ini terasa menyakitkan, tapi ibu harus memberitahumu, kalau apa yang kamu katakana itu benar. Sean hanya terdiam, Sean berkata


    “Ibu, sebenarnya aku berasal dari mana? Dan aku ini anak siapa?”


    ibunya menjawab


    ”aku tidak tahu anakku, yang ibu tahu hanya ketika ibu berjalan di kota ibu diberikan sebuah keranjang oleh seorang pria berjubah hitam, kemudian pria tersebut pergi dengan cepat, ibu termenung dan tiba-tiba ibu terkaget mendengar suara tangisan dari dalam keranjang tersebut, dan ketika ibu buka ada seorang bayi di dalamnya, kemudian ibu merawatnya hingga dia menjadi anak besar yang sekarang berada di hadapan ibu, ibunya tersenyum penuh kehangatan."


    Hoo… ucap Sean sambil bermuka masam, Ibunya termenung dan kemudian berkata, Sean kamu mau berkelana? Sean mengangkat kepala dan dengan pasti berkata


    “Ya”!


    kalau begitu pergilah nak, ibu tidak bisa mengikatmu terus-terusan ibu juga berpikir kalau kamu juga lebih baik mencari tahu dirimu yang sebenarnya. Sean pun meminta izin untuk bepergian namun sebelum ia pergi ia ingin membantu ibunya berdagang untuk terakhir kalinya, kemudian, ia pun berangkat ke kota untuk menjual hasil ladang ibunya, setelah Sean pergi ibunya berpikir,


    “Apakah Sean akan baik-baik saja? Dia memang kuat tapi dia terlalu selebor dan mudah terpancing… aku menjadi khawatir.”


    Sebelum sean pulang ibunya pun bersiap-siap untuk menyiapkan makan siang. Ketika ibunya sedang memasak ibunya mendengar suara kuda dan keributan di luar rumahnya, ibunya keluar dan mendapati rumahnya dikepung gerombolan bandit, ketua bandit berkata


    “Hai wanita tua! Serahkan segala hartamu atau kamu akan mati!”


    ibu Sean pun menjawab


    “Maaf aku tidak punya apa-apa”


    tanpa basa-basi Wuzzzzzzzzzzzz kepala ibu pun terpisah dari lehernya… kemudian para bandit itu membakar rumahnya dan pergi.

    Ketika Sean pulang, ia melihat asap dari arah rumahnya, sekejab saja sean meninggalkan gerobaknya dan berlari menuju rumahnya, namun sean terkaget sambil menangis, melihat rumahnya terbakar dan kepala ibunya tertancap di pagar kayu rumahnya. Sean pun berterika sekencang-kencangnya


    “ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH”


    dan kemudian ia pun berlutut, termenung sejenak sambil berbisik


    “Aku akan membunuh orang yang telah membunuh ibu… dengan cara apapun aku akan mendapatkan kepalanya!”


    ia berkata hal yang berbau sama terus menerus sampai rumahnya habis terbakar….. sore harinya ia menguburkan mayat ibunya dan kemudian berdoa, setelah itu ia pun pergi dengan rasa penuh dendam dalam mencari tahu jati dirinya.

    End of Chapter 1



    Chapter 2 : the Boy meet the Girl

    Spoiler untuk Chapter 2 :
    Matahari bersinar sangat terik, Sean yang membawa ke 2 bilah pedangnya mulai merasa kehausan karena sejak rumahnya diserang oleh kawanan bandit, ia belum makan dan minum sama sekali, hanya dalam beberapa langkah saja mata sean menjadi berkunang-kunang, ia pun akhirnya jatuh pingsan, Sean kemudian bermimpi tentang ibunya, kenangan-kenangan indah selama ibunya masih hidup, namun, tiba-tiba saja ia terkena banjir.... banjir? Sean langsung terbangun, dia basah kuyup terkena siraman air dari sebuah gayung, orang yang menyiramnya berkata,


    "Disini bukan tempat tidur gratis, bila kamu ingin tidur pergi carilah penginapan, jangan tidur di restoranku!"


    ucapnya dengan tegas, pria itu pun keluar dari ruangan tersebut, Sean mendapati dirinya berada di dalam suatu kamar di sebuah restoran. Sean lalu melihat seorang perempuan mengintip dari celah pintu kamarnya, sean menyahut


    "Siapa disitu?!"


    terkaget perempuan itu pun keluar dari persembunyiannya dan nampak grogi,
    perempuan itu berkata


    "A... apakah kamu sudah merasa baikan? waktu aku menemukanmu kamu terlihat sangat pucat dan hampir tidak bernyawa. Kamu boleh tinggal disini sampai kamu benar-benar sembuh."


    Sean pun reflek langsung kaget dan berkata


    "Jadi kamu yang menemukanku?! sambil tersipu melihat kecantikan wanita tersebut."


    perempuan itu pun terkaget karena suara Sean yang tiba-tiba terdengar agak tegas, perempuan itu pun berniat untuk segera keluar dari kamar tersebut, namun Sean tiba-tiba langsung bersujud sambil berkata


    "Hoooo terima kasih tuhan, kau memang ada, kau membuatku ditolong wanita cantik bukan waria! terima kasih tuhan!!!"


    spontan saja wanita tersebut langsung lebih terkaget lagi, sean pun bangun dari sujudnya dan berkata dalam pose niceguy....


    "Terima kasih telah mengizinkanku untuk tinggal disini untuk sementara waktu, maafkan aku kalau aku sudah bersikap tidak sopan. Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku, namaku Sean, kamu?"


    perempuan itu berkata


    "N.. namaku Erika..."


    Sean menjawab


    "Wah, nama yang sangat indah, ucap sean sambil tersenyum ala niceguy ."


    sekejab saja perempuan itu tersipu malu, dan mereka terdiam untuk beberapa saat, namun, tiba-tiba terdengar suara bising dari lantai bawah, tempat restoran berada. Sekejab saja Sean langsung memakai jaketnya dan menyarungkan ke 2 bilah pedangnya yang tepat berada di samping ranjang Sean, kemudian turun ke lantai bawah bersama Erika.

    Ternyata di bawah ada keributan yang terjadi karena ada segerombolan prajurit yang komplain karena masakan koki yang ternyata ayah Erika. salah satu prajurit mercenaries berkata


    "Makanan apa ini? di barak kami koki kami pun masakannya lebih enak daripada sampah yang kau sebut sup sapi ini! kau mau membodohi kami ya?"


    dengan nada rendah ayah Erika menjawab


    "M.. maaf baru kali ini ada orang komplain dengan sup sapi tersebut, semua orang yang pernah memakannya tidak pernah berkomentar apapun....."


    prajurit menjawab


    "Hahhh!? kau berani menentang ku? kau harus memberikan bayaran yang setimpal karena sudah memberikanku makanan yang rasanya tidak enak ini!"


    Pedang prajurit itu pun melayang dengan cepat ke arah ayah Erika, Wuzzzzzzzzzz !!


    "Ayahhhhhhhhhhhhhhh, teriak Erika"


    Trangggg!!!!


    ayah Erika dan Erika yang sudah memejamkan matanya tiba-tiba saja terkaget dan kemudian membuka matanya, di depannya Sean menahan pedang prajurit itu dengan pedang yang berada di meja sebelah ayah Erika. Prajurit itu berkata


    "Hei bocah, apa yang kamu lakukan? jangan sok pahlawan kamu!


    Sean berkata


    "Maaf, aku hanya merasa melakukan sesuatu yang
    benar."



    "Cih! bocah jaman sekarang memang aneh, sudah berani memegang pedang dan sok pahlawan padahal kemampuannya masih seperti seekor kecoa! HAHAHAHA!" kata prajurit 2.


    "Hei bocah, kamu jangan berbicara yang sembarangan kami ini prajurit, sedangkan kau? kau masih seorang bocah dan masih hijau... kalau di kesatuan kami orang-orang sepertimu biasa dipanggil.... dipanggill apa ya?... oh ya aku ingat.... kalian biasa di panggil ****!" ucap prajurit 3.

    Sean hanya terdiam dengan tatapan tajam. Para prajurit pun merasa kesal melihat tatapan Sean yang berkesan sombong, kemudian prajurit tersebut menyuruh Sean keluar


    "Hei bocah, keluar sekarang! akan kutunjukkan perbedaan kemampuan prajurit kesatuan kepada **** sepertimu!"


    Sean pun keluar, dia di kepung oleh 3 orang prajurit yang tadi berada di restoran, Sean kemudian menghunuskan ke 2 bilah pedangnya...


    "Hei kamu mempunyai pedang yang bagus! **** sepertimu tidak pantas memiliki pedang sebagus itu, aku akan membunuhmu dan mengambil pedangmu... tenang saja kamu akan mati dengan perlahan, HAHAHAHAHA!" ucap sang prajurit.


    Sean berbisik


    "Hmmp, kita lihat saja."


    Tiba-tiba saja Sean diserang dari belakang, dan sekejab Sean menghindari serangan tersebut, prajurit terkaget


    "Hei **** kamu lincah juga ya!"


    "Itu hanya karena kalian saja yang terlalu lamban." ucap Sean.


    "APA!?" ucap para prajurit tersebut.


    Sekejab saja para prajurit tersebut menyerang Sean secara bersamaan, Sean melompat ke atas sehingga serangan mereka ber 3 dapat dihindari, semua serangan yang dilancarkan ke Sean tidak ada yang sanggup mengenainya... Erika yang melihat dari pintu masuk restoran pun terkesima melihat gerakan Sean yang sangat lincah, para prajurit pun mulai kesal


    "Cih, hei dia cukup lincah juga ya untuk ukuran seekor ****" ucap prajurit 1.

    "Ya, aku sudah mulai bosan kita bisa menjadi bahan tertawaan 1 desa kalau begini terus!" ucap prajurit 2.

    "Hei, aku punya ide bagaimana kalau kita sandera anak pemilik restoran itu? dengan begitu bocah itu akan kebingungan." ucap prajurit 3


    kemudian ke 3 prajurit itu pun sepakat dan menyandera Erika.


    "Hei bocah! bila ingin gadis ini selamat jatuhkan ke 2 pedangmu dan turuti apa kata kami!" ucap prajurit 1 yang menyandera Erika.


    Sean pun hanya dapat menuruti perkataan prajurit itu, ia pun menjatuhkan ke 2 bilah pedangnya.........

    End of Chapter 2



    Chapter 3 : Mysterious Boy


    Spoiler untuk Chapter 3 :
    Sean menjatuhkan ke 2 pedangnya, kemudian prajurit itu berkata


    "Hei bocah, bila ingin gadis ini selamat turuti apa kata kami, aku ingin kau menghabisi ayah gadis ini, HAHAHA!"


    Sean tiba-tiba terguncang hatinya dalam hatinya ia berkata


    "Bagaimana ini, bila aku melawannya Erika akan di bunuh! tapi bila aku membunuh ayahnya itu akan sangat memukul Erika dan membuatnya membenciku! bagaimana ini! "


    "Hei bocah cepat lakukan! aku sudah bosan menunggu! atau kau mau gadis ini mati hah!!??" ucap prajurit 1


    Sean :


    Prajurit yang mulai habis kesabarannya pun...


    "Cih sebaiknya aku segera membunuh gadis ini!" ucap prajurit 1

    "Tunggu!" ucap prajurit 2

    "Apa!?" kata prajurit 1

    "Gadis itu kalau diperhatikan boleh juga heheh... bagaimana kalau kita bermain-main sebentar dengannya heheheh... " kata prajurit 2

    "JANGANNNNNN" kata ayah Erika

    "Lebih baik aku mati daripada anakku yang menjadi korban, bunuh saja aku!"


    Para prajurit yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak...


    "Heh, pak tua! boleh juga nyalimu, baiklah kalau itu yang kau inginkan."


    Spontan saja prajurit itu melepas Erika dan Sean langsung mengambil pedangnya untuk melindunginya.


    "Sean! ayahku!" teriak Erika

    "Gawat, aku lupa!" ucap sean dalam hati


    Terlambat sudah pedang si prajurit melayang menuju leher sang ayah...


    Swunngggggggggggggggggg!

    Cratzzzzzzzzzzzzzzzzzz!


    Sean dan ke ke 2 prajurit itu pun terkaget, melihat tangan sang prajurit yang hendak menebas ayah Erika tiba-tiba melayang ke udara akibat di tebas oleh seseorang yang tidak dikenal yang melompat keluar dari restoran itu.


    "Hei, aku sudah bosan melihat tindakan prajurit rendahan seperti kalian. Kalian ini prajurit bukan? seharusnya kalian menolong rakyat bukan menindas orang!" ucapnya

    "ARGHHHHHHH! TANGANKU... TANGANKUUU ARGGHHH"


    Ucap prajurit itu sambil berlutut menahan rasa sakit akibat tangannya putus...


    "He..Hei, kamu tidak apa-apa?" ucap prajurit 3

    "Tidak apa-apanya bagaimana! lihat tanganku! tanganku putus sebelah! bunuh bocah itu CEPATTTTTTTT " kata prajurit 1

    "HEAAAAAaAAaAAaaaAAA"


    kedua prajurit serempak melompat sambil mengayunkan pedangnya ke arah si bocah tak dikenal.. kemudian bocah itu menghindari serangan mereka ber 2 dan kemudian si bocah menusuk perut si prajurit ke 2


    "Crotzzzzzzzzz"

    "Urgh........ brug!"


    Si prajurit ke 2 pun jatuh tak sadarkan diri, spontan, prajurit ke 3 langsung marah dan menyerang secara membabi buta ke arah si bocah misterius...


    "HEAAAAAA, BERANINYA KAU MELUKAI TEMAN-TEMANKU HEAAAAAAAA!!!"


    Seluruh serangan si prajurit tidak ada yang dapat mengenai si bocah misterius itu bahkan menggoresnya bajunya pun tidak.


    "Hmm, ayunan pedangmu boleh juga, kuat tapi sayangnya polanya tidak beraturan itu sebabnya kamu tidak dapat mengenai tubuhku." ucap si bocah


    Dengan marah bercampur malu, serangan sang prajurit semakin membabi buta dan tidak tentu arah, bocah yang mulai capai melayaninya pun berkata...


    "Hahhhhh, sudahlah, aku sudah bosan dengan kalian! sombong tapi sok jagoan"

    "Swunggggggggggg! Cratzzzzzzzzzzzzz"


    Si bocah menebas si prajurit dengan gerakan yang sangat cepat dan hampir tidak terlihat oleh mata biasa, si prajurit pun jatuh tak sadarkan diri dengan darah yang bercucuran, kecuali Sean yang dapat melihat semua itu dan kaget bahwa ada orang lain yang seumuran dengannya hampir sekuat dirinya...


    "Hei pak, kamu baik-baik saja kan?" kata si bocah

    "Y...ya terima kasih" ucap sang ayah

    "Kalau kamu nona?"

    "I..iya....."

    "Hei kau! tidak apa-apakah kau membunuh mereka semua?" tanya Sean

    "Tidak apa, aku tidak membunuh mereka, aku tidak mengincar bagian vital mereka, jadi mereka paling hanya pingsan." kata si bocah


    Sambil penuh rasa tanya Sean menanyakan siapa is bocah sebenarnya...


    "Siapa kau?"

    "Aku? aku adalah....."


    End of Chapter 3


    Chapter 4 : Tim...

    Spoiler untuk Chapter 4 :
    "Siapa kau?"

    "Aku? namaku Tim! kalau kamu?"

    "Namaku Sean.... Tim, terima kasih telah kami."

    "Ahahaha, tenang saja, sudah pasti kan orang akan menolong orang lain ketika orang itu dalam kesulitan?"


    Ucap Tim sambil tersenyum...


    "Oh ya! ngomong-ngomong, aku melihat kau membawa pedang, apakah kau ingin masuk seleksi masuk divisi 7 pasukan kerajaan


    Sean bingung dengan apa yang dikatakan Tim, sean kemudian bertanya...


    "Divisi 7? memangnya didekat sini ada tes masuk pasukan kerajaan?"

    "Hah! masa kau tidak tahu? memang di dekat sini ada tes masuk pasukan militer kerajaan, selain diberi makanan kita juga diberi tempat untuk tinggal, sebentar lagi aku mau pergi kesana... kamu mau ikut?" ucap Tim.


    Mendengar apa yang dikatakan Tim, Sean menjadi tertarik dan ingin mencoba masuk pasukan kerajaan seperti apa yang diinginkannya, sekaligus untuk mencari tahu bandit yang menyerang rumahnya...


    "Baiklah, aku ikut kamu Tim!"

    "Ok! jadi sudah diputuskan ya!"

    "Tunggu Tim, aku harus berpamitan dengan Erika dan ayahnya."


    Sean berjalan mendekati Erika dan ayahnya yang sedang terbaring, kemudian Sean berterima kasih karena telah menyelamatkannya dan memberikannya tempat untuk istirahat...


    "Terima kasih tuan... walau aku tidak bisa membayar apa-apa kalian tetap mau merawatku walau hanya sehari..."

    "Tidak apa bocah! pergilah jadilah tentara agar kamu bisa melindungi orang seperti kami!" ucap ayah Erika.


    Sean menghampiri Erika, kemudian Sean berpamitan dengannya...


    "Sean.... lain kali mampir kesini lagi ya!!!" teriak Erika sambil melambaikan tangannya.


    Sean pun melanjutkan perjalanan bersama Tim menuju ke pinggiran desa tersebut menuju kamp divisi 7 yang sedang melakukan tes uji coba masuk tentara. Ketika Sean sampai di kamp tersebut ia melihat keramaian yang bergerumul, ia pun mencoba mengintip dan melihat ada pertarungan 1 lawan 1 antara pasukan kerajaan dan seseorang tidak dikenal...


    "Tim, mereka sedang apa?" tanya Sean.

    "Inilah uji coba masuknya, kita harus melawan instruktur divisi 7 agar dapat diterima masuk divisi ini." jawab Tim.


    Sean melihat pertarungan tesebut dan melihat pertarungan yang berat sebelah, dimana instruktur divisi itu menguasai alur pertarungan sepenuhnya. Seperti yang dibayangkan peserta ujian itu pun rubuh...


    "Sudah? jgn melawak, bila ini medan perang kau sudah dicincang habis tau! cepat pulang dan menyusu ke ibumu sana!" ucap instruktur itu.

    "Mana lagi! peserta berikutnya harap maju!"


    Melihat hal itu, darah yang ada dalam diri Sean terasa mendidih, ingin mencoba melawan instruktur itu. Tapi, ketika Sean baru melangkah, langkahnya dihentikan Tim...


    "Tunggu Sean! biarkan aku maju duluan ya! sebagai upah informasi nih. Hehehe..." ucap Tim dengan senyum mengejek.

    "Huh! ya sudah kamu duluan deh" kata Sean.


    Tim pun maju ke depan untuk melawan instruktur itu, ia menghunuskan pedangnya yang bercorak aneh itu.


    "Jadi kamu ya? maaf aku tidak akan memberi belas kasih walau kau ini seorang bocah." kata si instruktur.

    "Tidak apa kok! serang saja dengan kekuatan penuh!" ucap Tim sambil tersenyum.

    "APA! jangan sombong kau bocah! HEAAAAAAAAAA!" teriak sang instruktur sambil melancarkan serangannya.


    Dalam sekejab Tim menghindar, dan muncul di belakang instruktur itu, kemudian Tim memukul leher belakangnya dengan sisi belakang pedangnya yang tumpul itu, dalam sekejab saja instruktur itu jatuh tak sadarkan diri.


    "Hihih, ternyata benar apa kata pepatah, "Tong kosong nyaring bunyinya!" ucap Tim sambil tersenyum.


    Wasit yang kaget pun akhirnya meloloskan Tim masuk ke divisi 7, kepala divisi 7 yang menonton dari barak terdiam dengan senyum sinis di mulutnya.


    "Sean! sekarang giliranmu!" ucap Tim.

    "Yoshhhh! aku pasti bisa!" gumam Sean.


    Sean pun maju, melawan instruktur yang baru saja digantikan, akan tetapi Sean tidak cukup beruntung mendapat lawan. Tim mendengar obrolan para peserta yang lain mengatakan bahwa kalau lawan Sean adalah salah satu instruktur yang akan menggunakan cara apapun untuk menang.


    "Hei bocah, medan perang tidaklah mudah lo! kalau mau mundur sekarang waktu yang tepat, keluarlah melewati gerbang itu dan larilah seperti tikus! HAHAHA!" gumam si instruktur ke 2.

    "Kita lihat saja." ucap Sean tanpa ekspresi.


    Instruktur itu langsung maju menuju Sean yang baru saja mengeluarkan ke 2 pedangnya, semua serangannya dapat ditangkis oleh Sean, Sean pun melancarkan serangan balasan...


    Cratss!


    Serangan Sean menyerempet pipi instruktur tersebut, menyadari dirinya terpojok, instruktur tersebut mengambil sedikit tanah dengan tangan kirinya yang tidak memegang pedang. Ketika Sean mendekat instruktur tersebut melemparkan tanah tersebut ke arah mata Sean...


    "Ouchh! mataku!" geram Sean.


    Langsung saja instruktur tersebut, menyerangnya, Sean yang menyadarinya langsung saja mundur kebelakang sehingga tebasan instruktur tersebut hanya menyerempet dahinya...


    "Hei! kau curang!" kata Sean.

    "Loh memangnya kenapa? ketika perang tidak ada kata curang lahhhh!! HAHAHAHA!" ucap instruktur itu dengan nada sombong.


    Sean yang kesal, mengambil kuda-kuda yang aneh, instruktur yang menyadarinya kemudian berhenti tertawa...


    "Kenapa ini, aura si bocah tiba-tiba berubah, lagipula kenapa dia mengambil kuda-kuda yang rendah dan memegang pedang dengan posisi terbalik?" gerutu sang instruktur.


    Tiba-tiba saja...


    Crotzzzzzzzzzzz!

    "ARRRGGHHHHHHHH!" teriak si instruktur itu.


    Ternyata Sean mengambil posisi kuda-kuda itu untuk melemparkan pedangnya dengan kecepatan tinggi yang langsung saja tertancap dalam di betis instruktur curang tersebut.


    "Hei! kita sedang tes kemampuan berpedang! kenapa kamu melemparkan pedangmu HAH!" gumam sang instruktur.

    "Loh, kalau di medan perang ada yang melemparkan tanah ke mata lawan, bukan berarti tidak ada orang yang tidak melemparkan pedangnya kan?" ucap Sean dengan tatapan tajam.


    Mendengar hal itu, instruktur pun terdiam. Langsung saja Sean mengambil kesempatan tersebut dengan menebas instruktur itu dengan pedang yang ada di tangan kirinya...


    Crrrratzzzzzzz!!


    Dalam sekejab instruktur itu pun jatuh pingsan karena rasa sakit yang tidak tertahankan, wasit pun memutuskan bahwa Sean lulus.


    "HAHAHAHAHA! boleh juga bocah ini." ucap kepala divisi 7 sambil tertawa yang mengamati Sean dari barak.

    "Tim, aku menang kan? hehe.." ucap Sean.

    "Hahahaha, bagus sekali Sean instruktur itu pasti akan kapok fuhahahahaha!" kata Tim.


    Kemudian mereka tertawa bersama.... Dari 317 orang yang mengikuti tes masuk divisi 7 hanya 114 orang yang lolos, dengan ini Sean memulai hidup barunya sebagai pasukan divisi 7.

    End of Chapter 4




    Chapter 4 has been released, now trying to make chapter 5!
    Last edited by -LichKing-; 01-06-09 at 23:33.
    Jadi momod ga usa ngemis cendol.

  2. Hot Ad
  3. #2
    SenichiSaga's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Jakarta, Indonesia
    Posts
    983
    Points
    1,090.50
    Thanks: 2 / 0 / 0

    Default

    wew chapter 1 nya seru

    TSnya suka cerita kek gini y ^^
    kasi unsur kejutan gan biar lebih seru lagi

  4. #3
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    wew kasi enter dong antar paragrafnya

    pusing gw bacanya @_@


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  5. #4
    -LichKing-'s Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Pondok Gede, Bekasi.
    Posts
    2,334
    Points
    2,709.50
    Thanks: 18 / 51 / 37

    Default

    ahahah sori2 itu baru gw masukin tadi malem dari ms word gw jadi belom sampe ke tahap perbaikan, entar malem gw usahain chapter 2 dah masuk ^_^
    Jadi momod ga usa ngemis cendol.

  6. #5
    borish's Avatar
    Join Date
    Apr 2009
    Location
    nowhere
    Posts
    51
    Points
    56.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    coba nebak ah.. pasti bocah misterius itu anaknya genesis yg satunya ya??

    Maap klo sotoy..

  7. #6
    -LichKing-'s Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Pondok Gede, Bekasi.
    Posts
    2,334
    Points
    2,709.50
    Thanks: 18 / 51 / 37

    Default

    up let see aja kedepannya kk hohoho ga asik kalo dikasi taw sekarang
    Jadi momod ga usa ngemis cendol.

  8. #7
    SenichiSaga's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Jakarta, Indonesia
    Posts
    983
    Points
    1,090.50
    Thanks: 2 / 0 / 0

    Default

    oke...

    mulai seru ini...
    lanjut gan !!

  9. #8
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    nah gini kek enak bacanya, nais gan


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •