Chapter 9
Facts
”Sial.. tak kusangka ia akan berbuat seperti ini... Sialan Oceanus..”
Pikir David.
Cillia melirik kepada David, dan berkata
”Ya, dan dia akan membunuh kita jika kita tidak bergegas menuju Post 1”
”P-post 1? Apa kau yakin membawa... LunaMaria.. ke Post 1? Maksudku jika Deputi Cronos..-”
Dengan pandangan yang sinis, Cillia memotong kalimat David
“Dengar, jika kau punya ide yang lebih baik, katakan sekarang, dan jangan mengeluh lagi..”
Meskipun kesal, tapi David tahu bahwa yang dikatakan Cillia adalah benar. Tak ada tempat berlindung sementara yang lebih baik dari Post 1, Tempat mereka melakukan segala aktivitas investigasi. Yang sekaligus rumah sementara mereka.
Akhirnya, mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang cukup megah. Mereka memasuki gedung itu dan menaiki lift yang berada di lobby. Cillia menekan tombol lantai 12.
Suasana lift menjadi sunyi, karena tak satupun dari mereka berbicara satu sama lain. Kegembiraan 3 hari yang lalu bagaikan sebuah mimpi belaka.
Pintu lift terbuka, mereka menjumpai sebuah koridor terbuka yang sepi. Dengan tembok yang berwarna merah seperti darah bermandikan sinar matahari sore. Mereka berjalan di koridor, hingga melewati 4 pintu kamar apartemen, kemudian mereka tiba di depan sebuah pintu yang juga tak berbeda dengan pintu lainnya.
Cillia mengeluarkan sebuah kunci, kemudian dengan kunci itu ia membuka pintu, dan mempersilakan LunaMaria dan David masuk lebih dulu. Kemudian setelah mereka semua masuk, Cillia menutup pintu kembali. Apartemen itu terlihat gelap, Cillia berjalan lebih dulu sambil menekan saklar lampu yang berada di samping pintu depan. Ia kemudian berjalan membimbing mereka menuju sebuah pintu kamar.
Cillia membuka pintu itu.. kemudian..
“Oh, kalian sudah pu- !!”
“!!”
Deputi Cronos ternyata berada disana. Duduk di balik meja kayu di dalam kamar yang bergaya kontemporer itu. Ia terkejut dengan kehadiran LunaMaria bersama dengan Cillia dan David. Tetapi tidak dengan LunaMaria, ia tidak terkejut melihat Cronos di tempat itu, ia sudah menduga Cronos terlibat dalam semua ini.
“Ka-kalian.. apa yang kalian lakukan membawanya kesini?! Apa kalian sadar pada perbuatan ka-”
Tetapi, sebelum Cronos sempat menyelesaikan pertanyaannya, Cillia memotongnya.
“Dia sudah tahu tentang kita Deputi..., tentang Agenor, dan aku, dia sudah tahu..”
Cronos tampak terkejut, ia juga tampak bingung apa yang harus ia lakukan. Dengan target yang sudah mengetahui identitas agen-agennya, bahkan membawanya ke pos komando, ia tahu operasi investigasi ini sudah tamat.
“Sial.. jika Head General tahu ini...”
Keluh Cronos.
Tiba-tiba LunaMaria mendatangi Cronos, kemudian ia menggebrak mejanya
“JADI INI SEMUA PERBUATANMU?!”
Bentaknya.
“Perbuatanku....? Ya benar, mengirim mereka untuk berpura-pura menjadi temanmu untuk menjalankan investigasi memang perbuatanku..”
“J-Jadi....”
LunaMaria tampak kesal dengan jawaban yang Cronos berikan
“AKU INGIN TAHU APA YANG SEBENARNYA TERJADI, investigasi apa? Mengapa aku menjadi target investigasi?! Me-“
“Dengar LunaMaria, kami sudah mengetahui kejadian sebenarnya 2 tahun yang lalu..”
“!!”
LunaMaria terkejut dengan kata-kata yang Cronos ucapkan, bahwa ia telah mengetahui kebohongan neneknya.
“Kami menjadikanmu sebagai target investigasi karena kami curiga bahwa kaulah pelaku sebenarnya peristiwa pembantaian Utility Unit Loki, Utility Unit Hathor, dan.... Rheia....”
“Tetapi.. atas dasar apa kalian mencurigaiku?”
Tanya LunaMaria berusaha membela dirinya karena mengingat kata-kata neneknya untuk menjaga rahasia mereka dari ASASIN.
“Pada awalnya.. kami percaya, selama 2 tahun, Ouroboros lah pelaku dari peristiwa 7 Juli 2 tahun yang lalu... tetapi.. setelah investigasi lebih lanjut.. kami menemukan pecahan dan serpihan dari sisa handphone salah satu korban. Kemudian, berkat keaktifannya mendokumentasi setiap misi yang melibatkan timnya dengan kamera handphonenya, dan dengan bantuan Utility Unit Europa. Kami berhasil mendapatkan 2 foto berikut ini..”
Jelas Cronos kemudian memperlihatkan 2 foto yang ia maksud.
LunaMaria mengambil foto itu kemudian memperhatikannya. Ia serasa kembali ke waktu 2 tahun yang lalu. Ia gemetar, kemudian keringat dingin mulai mengalir di dahinya.
“Foto mahluk seperti malaikat itu mirip denganmu ya LunaMaria...?”
Tanya Cronos penuh selidik.
LunaMaria tahu ia tak dapat mengelak lagi. Ia berpikir sudah saatnya ia lepas dari semua kebohongan yang membebaninya selama 2 tahun, bahkan 9 tahun.
”Ya... sejak dulu.. aku merasa akulah yang membunuh mereka semua.. bahkan 9 tahun yang lalu kupikir aku juga yang melakukannya..”
Ujar LunaMaria pelan
Cronos tampak sangat terkejut dengan apa yang dikatakan LunaMaria. Ia tak menyangka LunaMaria akan mengaku begitu saja.
”Tapi... nenek bilang bukan aku yang melakukannya.. nenek bilang Iblis di dalam diriku lah yang melakukannya.. bahkan ia memberiku sebuah segel di punggungku...”
”!!”
Cronos tampak bereaksi pada kata-kata segel
”S-segel? Maksudmu segel sihir dengan pola seperti ini?!”
Tanyanya sambil menggambarkan pola segel yang ia pikirkan. Ia kemudian menunjukkannya pada LunaMaria.
“Y-ya.. kira-kira seperti ini..”
“Cillia! Cepat periksa segel yang berada di punggungnya!”
Cronos menyuruh Cillia memeriksa segel yang berada di punggung LunaMaria. Cillia kemudian membawa LunaMaria ke ruangan lain. Dan tak lama kemudian, mereka kembali.
“Anda benar Deputi.. segel dengan pola yang sama seperti yang anda gambarkan berada di punggung LunaMaria.. hanya saja polanya terbalik..”
Jelas Cillia.
Mendengar penjelasan dari Cillia, Cronos menutup wajahnya dengan kedua tangannya.. kemudian tawa mulai terdengar dari mulutnya..
“Ha..haha..hahahaha.. ternyata begitu... setelah 16 tahun berlalu...”
Tawa Cronos
”Kenapa kau tertawa?!”
Tanya LunaMaria tampak tersinggung
”Hahaha... maaf-maaf.. kurasa.. sudah saatnya aku mengatakan semuanya kepadamu...”
”Mengatakan.. semuanya?”
LunaMaria tampak bingung
”Ya.. semua fakta yang ada.. tentang Agenor, tentang Sirius, tentang diriku, dan semua ini.. tapi apakah kau dapat menerima semua kenyataan dan fakta yang akan kukatakan setelah ini?”
LunaMaria berfikir sebentar, kemudian, ia tampak siap
“Aku siap.. tapi apakah ada jaminan kau tak akan berbohong?”
“Memang tidak ada.. tinggal apakah kau percaya padaku atau tidak..”
Mendengar jawaban Cronos yang diluar dugaan, LunaMaria merasa ragu kembali. Tetapi ia berpikir.. daripada tidak akan pernah mengetahui apa-apa karena tidak pernah percaya seseorang, lebih baik kali ini ia mempercayai ucapan seseorang, meski itu adalah kebohongan ataupun kenyataan, setidaknya ia mendapatkan sesuatu yang dapat menjadi pegangan.
“Baiklah...”
Ujarnya pelan.
“Baik.., pertama-tama.. Agenor.. dia adalah adik dari Anubis.. salah satu anggota Loki.. dan ‘yang kau katakan iblis dalam dirimu’ telah membunuhnya, ia ikut dalam timku sebagai pengganti Oceanus..”
“...”
Baru satu fakta yang dikatakan oleh Cronos, LunaMaria hati LunaMaria sudah terasa berat. Karena ia tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang ia sayangi.
”Dan.. Sirius.. dia sudah menganggap Lex, ketua Hathor, bagaikan kakak perempuannya sendiri.. kemudian.. sama seperti Agenor.. ’iblis’ tadi membunuhnya.. bahkan memenggal kepala salah satu anggota Hathor..”
LunaMaria berada pada penyesalan atas sesuatu yang tak dapat ia cegah, ia tak pernah tahu dalam kehidupan diatas kebohongannya selama 2 tahun, ia berdiri diatas kesedihan orang lain. Bahkan dengan lancang menganggap mereka sebagai teman secara sepihak.
”Dan.. melihatmu dari dekat seperti ini... aku bagaikan melihat Rheia kembali...”
Dengan sangat tak terduga Cronos yang selalu terlihat tegas dan mencurigakan kini menitikkan air mata.. bahkan dengan lirih ia memanggil nama seseorang..
”..Cillia...”
”...apakah.. kau mengenal dekat nenekku di luar sesama anggota ASASIN..?”
Cronos memandang LunaMaria, ia melepas kacamatanya. Seketika rambut hitam panjang kebanggaannya berubah menjadi putih dan rontok. Wajahnya yang muda berubah menjadi keriput dan tubuhnya yang tegap menjadi bongkok. Kini ia tampak bagaikan kakek berumur 80 tahun.
“Aku adalah.. kakek kandungmu.. LunaMaria..”
Keterkejutan yang amat sangat dirasakan LunaMaria. Ia tak percaya pada pengakuan Cronos bahwa ialah Kakek kandungnya. Karena selama ini neneknya mengatakan bahwa seseorang bernama Philip lah kakeknya. Bahkan neneknya selalu mengatakan untuk menjauhi Cronos, karena menurutnya Cronos adalah seorang pria yang berbahaya, dan jangan pernah mempercayai segala perkataannya.
”Tidak! Tidak mungkin!! Philip adalah kakekku! Bukan kau! Penipu!! Pantas saja Nenek menyuruhku untuk tidak percaya padamu!”
Teriak LunaMaria tidak ingin mempercayai kata-kata Cronos.
“Philip adalah kakek tirimu LunaMaria.. Nenekmu, Cillia, meninggalkanku 56 tahun yang lalu.. pada saat ia mengandung Marcie yang berumur 2 bulan..”
“Ti-tidak mung-“
Tiba-tiba Cillia memotong pembicaraan antara LunaMaria dan Cronos
“Ehem, bisakah kita hentikan reuni keluarga ini dan membawa Agenor ke rumah sakit ASASIN? Keadaannya tampak memburuk”
Seketika Cronos dan LunaMaria mengalihkan pandangannya pada David yang tengah menahan sakit di bagian rusuknya.
“A-apa yang terjadi dengannya?! Kupikir dia hanya luka ringan setelah bertarung dengan LunaMaria?!”
Tanya Cronos heran
“Bertarung? Dengan LunaMaria? Tak akan pernah walau aku harus mati..”
Jawab David
”Dia terkena sabetan ekor Hydra ketika melindungiku..”
Tambah LunaMaria
”H-Hydra? Tidak mungkin monster bisa muncul ketika matahari masih bersinar! Kecuali...”
Ujar Cronos tidak percaya
”Oceanus yang melakukannya..”
Ujar Cillia menambahkan.
LunaMaria tidak percaya mendengarnya, Cillia berbohong begitu saja pada atasannya. Ia telah mendengar pengakuan Cillia sendiri bahwa ia yang memasang barrier dan memanggil monster-monster itu. Tapi LunaMaria tak memiliki bukti untuk menyangkalnya.
”O-Oceanus?!! Sial... gedung Biro Pengontrol Lingkungan sudah tutup.. kita harus segera menuju rumah Erica, segera! Cepat bawa Agenor menuju mobil ku! Kita harus segera memberi tahu head general sekaligus membawa Agenor ke rumah sakit!”
Ujar Cronos sambil kembali ke bentuk mudanya.
Kemudian mereka berempat bergegas menuju gedung parkir. Setelah mereka keluar dari lift, Cillia malah berjalan menuju arah yang berlawanan.
”Hei! Mau kemana kau!?”
Tanya Cronos
“Maaf, tapi aku ada urusan yang harus kuselesaikan..”
Ujar Cillia dingin tanpa menghentikan langkahnya sedikitpun.
”Cih, gadis itu selalu seenaknya sendiri.. sudahlah ayo kita harus cepat, Oceanus bisa datang kapan saja!”
Mereka berlari menuju sebuah mobil sedan besar berwarna hitam yang diparkir tak jauh dari mereka. Cronos segera mengambil alih kemudi. Ia mengemudi dengan kecepatan tinggi bak seorang pembalap. Sambil menyetir, Cronos mengingat masa lalu..
Flashback
New Hampshire 56 tahun yang lalu..
Cronos, Rheia, dan Oceanus adalah 3 orang sahabat yang sangat akrab. Mereka adalah salah satu dari anggota-anggota terbaik yang dimiliki oleh ASASIN. Bahkan mereka berada dalam 1 tim, Special Utility Unit Tartarus, yang merupakan salah satu dari unit terbaik dalam ASASIN, dengan Cronos sebagai pemimpin tim.
Suatu hari, Head General memberi mereka tugas untuk menginvestigasi kasus bermunculannya monster-monster level B di New Hampshire selatan, tepatnya daerah South Western Finis. Investigasi sebelumnya mengacu pada seseorang bernama Philip Somers. ASASIN mencurigainya karena setiap Philip dan keluarganya pindah, monster dengan level B selalu muncul dengan frekuensi yang tinggi. Bahkan penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa dimana Philip berada, disana selalu ada monster level B. ASASIN curiga padanya atas praktek Summoning ilegal, dan kini ia menugaskan SUUT untuk mengkonfirmasi apakah benar ia melakukan praktek tersebut.
Setelah mendapat semua berkas dan penjelasan dari Head General, Cronos mendapatkan ide untuk mendekati Philip sebagai manusia normal, dan untuk mendapat lebih banyak informasi darinya, maka ia menugaskan Rheia, istrinya, sebagai mata-mata, karena ia berlawanan jenis dengan target. Sementara ia menugaskan Oceanus untuk mengawasi mereka dari jauh dan melindungi Rheia bila terjadi sesuatu.
Setelah 3 bulan operasi dilaksanakan, investigasi mereka mencapai titik terang. Ternyata tidaklah benar Philip yang melakukan praktek summoning ilegal, ternyata orang tuanya lah yang melakukannya, dan motifnya selain untuk riset summon scroll yang dibeli secara ilegal dari pasar gelap, juga untuk melindungi Philip.
Tetapi tetap saja, mereka telah melakukan tindakan kriminal. Membeli summon scroll ilegal dan summon monster diatas level E tanpa ijin dari pemerintah adalah sebuah kejahatan yang berat. Bayangkan bila monster yang mereka summon lepas kendali, berapa banyak nyawa yang akan hilang karenanya.
Aksi penangkapan atas kedua orang tua Philip pun diizinkan oleh Head General. Kemudian pada suatu malam, mereka menjalankan rencana mereka. Cronos mengirim Rheia dan Oceanus untuk menangkap mereka, karena menganggap itu hanyalah hal yang mudah. Mereka menangkap basah kedua orang tua Philip sedang melakukan ritual Summon. Tetapi karena panik, mereka mensummon suatu scroll langka yang dapat memanggil seekor mahluk yang sangat kuat.
Tak dapat dicegah lagi, summon terselesaikan. Di dalam rumah mereka sendiri mereka memanggil sesuatu yang terlalu besar dan terlalu kuat untuk mereka kendalikan. Seekor monster level A, Sang Naga pembunuh, Fafnir.
Kemunculan Fafnir yang sangat besar meluluhlantakkan rumah mereka. Philip yang saat itu tengah tertidur tertimpa reruntuhan rumah, sementara kedua orang tua Philip tak dapat mengendalikannya, Fafnir membunuh mereka, dan kini ia adalah mahluk yang bebas.
Rheia dan Oceanus bertarung melawan Fafnir, hingga Rheia melihat Philip yang tengah pingsan dan terluka berat berada di antara reruntuhan, sementara pada saat yang sama Oceanus meminta Rheia untuk memanggil Cronos dan membantunya. Tetapi Rheia memilih menolong Philip yang tengah sekarat dan membawanya ke rumah sakit, meninggalkan Oceanus sendirian melawan seekor monster level A.
Setelah memastikan Philip dapat tertolong, Rheia baru teringat akan pesan Oceanus untuk memberi tahu hal ini pada Cronos. Kemudian Rheia bergegas memanggil Cronos dan memberi tahu tentang semuanya, tetapi saat mereka tiba di lokasi kejadian...
Semua sudah terlambat, Fafnir itu sudah tewas di tangan Oceanus, sementara keadaan Oceanus tampak sangat parah. Seluruh tubuhnya mengalami luka bakar setelah terkena bola api dari Fafnir dan nyaris menjadi abu, beruntung karena dia immortal maka ia tidak mati, tetapi ia tetap merasakan sakit dan penderitaan dari luka yang dideritanya itu.
Cronos yang melihat sahabat dekatnya berada pada kondisi yang seperti itu, membentak dan memarahi Rheia tanpa menyaring kata-katanya lagi, dan bahkan ia mengeluarkan Rheia dari SUUT karena kebodohan yang dilakukannya. Karena ia lebih memilih menolong target daripada mendahulukan keselamatan rekan satu timnya, bahkan sahabatnya sendiri.
Disatu sisi, Rheia merasa tidak bersalah karena ia telah menyelamatkan nyawa seorang manusia, dan manusiawi baginya untuk menolong seseorang yang tengah sekarat, siapapun dia.
Karena perbedaan paham itulah mereka bertengkar dengan hebat,. Hingga beberapa hari kemudian Rheia alias Cillia mengajukan gugatan cerai pada Cronos alias Marlin, meskipun ia tahu ia sedang mengandung 2 bulan. Perbedaan paham karena kejadian itu membutakan mata hati mereka, perceraian kemudian disetujui dan mereka berdua berpisah.
Cronos mencari tahu bagaimana cara agar dia dapat menyelamatkan sahabat baiknya, Oceanus dari penderitaannya. Sementara Rheia setiap hari mengunjungi Philip yang dirawat di rumah sakit, hingga cinta tumbuh diantara mereka.
Tetapi, mereka berdua tak pernah tahu penderitaan seperti apa yang dialami oleh Oceanus. Ia merasa dikhianati oleh kedua sahabat baiknya karena tidak satupun dari mereka datang menolongnya malam itu. Ia kini menaruh dendam yang sangat dalam pada mereka berdua dan bersumpah untuk membalasnya suatu hari nanti. Rasa sakit dan penderitaan yang dialaminya setiap hari membuat jiwa Oceanus menjadi kurang waras, ia kini terobsesi pada dendam dan kekuatan.
Hingga.. beberapa hari kemudian Cronos mendapat informasi akan proyek pemerintah, Project ESPER ( Extra Sensory Perception Enhancement Research ) yang mengatakan bahwa proyek tersebut dapat menyelamatkan Oceanus dari penderitaannya. Tetapi sebagai imbalannya mereka akan menjadikan siapapun yang mereka tolong untuk menjadi Test Subject.
Cronos kemudian menjenguk Oceanus sekaligus memberi tahu tentang Project ESPER. Tetapi apa yang terjadi adalah Oceanus malah mengusirnya dan berkata jangan pernah mengunjunginya lagi, ia tak butuh rasa kasihan dari Cronos. Tetapi, Cronos tetap meninggalkan berkas yang berisi tentang Project ESPER. Oceanus menjadi tertarik untuk membacanya karena Cronos bilang mereka dapat menyelamatkannya dari penderitaannya, dan pada saat ia membaca bahwa Project ESPER dapat memberikan kekuatan yang dahsyat pada test subject, ia ingin menjadi bagian dari Project ESPER, demi memuaskan hasratnya akan kekuatan dan dendam.
Kemudian esoknya secara misterius perlakuan Oceanus berubah, ia menghubungi Cronos melalui telepon bahwa ia bersedia menjadi test subject dari Project ESPER. Dengan senang hati ia mendaftarkan Oceanus sebagai test subject dan membawanya ke Laboraturium mereka. Mengira bahwa Oceanus telah memaafkannya.
Pada saat Cronos tersadar dari lamunannya karena teriakan LunaMaria, ia melihat sosok Oceanus berada sekitar 20 meter di depan mobilnya yang tengah melaju. Dengan HighPressure IcicleCannon-nya, Oceanus membelah mobil itu menjadi 2.
Cronos, LunaMaria dan David merangkak keluar dari rongsokan mobil yang telah terbelah menjadi 2. Oceanus tanpa berkata apapun melangkah dengan cepat menuju LunaMaria dan David.
“HEI KALIAN!! CEPAT LARI!!”
Teriak Cronos.
Tetapi apa daya, LunaMaria dengan membawa David yang terluka tak dapat melebihi kecepatan berjalan Oceanus. Kemudian..
“DUAR!!”
Punggung Oceanus tertembak oleh sihir api yang diluncurkan Cronos.
“Masih ingat rasa terbakar itu Oceanus?”
Ledeknya.
David yang tahu bahwa Cronos sengaja mengalihkan perhatian mereka agar dapat lolos menggunakan kekuatan Phasing-nya untuk dapat menembus benda padat yang ia juga salurkan pada LunaMaria.
“B-bodoh! Jika ia menggunakan kekuatannya sebesar itu.. sel-sel tubuhnya akan berubah menjadi hantu! Dan ia akan benar-benar menjadi hantu sepenuhnya!”
Pikir Cronos mengkhawatirkan apa yang David lakukan.
Oceanus menyerang David dan LunaMaria, tetapi, karena kekuatan David, serangan Oceanus tidak berpengaruh kepada mereka. David pun berkata pada LunaMaria untuk terus berjalan ke arah utara bersamanya. David memaksakan diri untuk berlari bersama LunaMaria, sementara Oceanus masih terus menyerang mereka. Tetapi, sekali lagi Cronos menyerang Oceanus, kali ini dengan bola api yang lebih besar.
“Sudah kubilang bodoh, urusanmu adalah denganku.. bukan dengan mereka..”
Ledeknya lagi.
Oceanus yang tampak kesal karena lolosnya David dan LunaMaria kini bersiap menyerang Cronos, apalagi dengan ledekannya itu.
”Baiklah.. kita lihat kemampuanmu setelah bertahun-tahun!”
Ujar Oceanus.
”Baiklah.. aku juga ingin melihat kemampuan seorang anggota independen SUUT..”
Balas Cronos.
Share This Thread