Page 3 of 9 FirstFirst 1234567 ... LastLast
Results 31 to 45 of 125
http://idgs.in/203030
  1. #31
    Saladin's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Liverpool!Tidak terima barter cendol!
    Posts
    2,646
    Points
    0.65
    Thanks: 25 / 42 / 35

    Default

    pura2 baca chapter 5 dan 6 ah
    I LOVE LIVERPOOL

    Quote Originally Posted by Someone with red heart
    There's only two kinds of men in this world
    Liverpool family and the others
    LIRIK YNWA

  2. Hot Ad
  3. #32
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    gw juga pura2 baca ga ya?
    OYE!

  4. #33
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    The Next Chapter


    Spoiler untuk Chapter 7 :

    Chapter 7
    Lie


    Esoknya, Cillia mendapati bahwa LunaMaria tidak masuk sekolah. Ia berpikir bahwa mungkin LunaMaria ikut tertular penyakitnya kemarin. Ia tampak sedikit merasa bersalah.
    Tanpa LunaMaria yang biasanya mengacuhkannya, pagi ini terasa sangat sepi bagi Cillia. Rasa kehilangan seorang teman dirasakan oleh Cillia, meski dia tahu LunaMaria tidak akan menghilang selamanya, seperti halnya ayah dan ibunya.

    Hingga.. 2 hari kemudian, saat waktu istirahat tiba..


    Kini LunaMaria sudah masuk sekolah kembali, dan seperti biasa, saat waktu istirahat tiba LunaMaria berjalan keluar kelas diikuti oleh Cillia. Dan tiba-tiba LunaMaria mendapatkan sms dari David, yang mengatakan ia tengah berada di kantin tempat biasanya, tentu tanpa memberitahu isi smsnya pada Cillia. Sementara Cillia mendapati handphonenya juga berbunyi, dan pada saat ia melihatnya, terdapat 1 sms dalam inbox. Sms itu dikirim oleh David,isinya mengatakan bahwa ia berada di halaman belakang sekolah dan ingin bertemu dengannya karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Cillia kemudian berkata bahwa ia ada urusan penting, dan LunaMaria malah tampak lega tidak diikuti oleh Cillia yang menjengkelkan.

    Menelusuri koridor demi koridor, Cillia berjalan menuju halaman belakang, tempat LunaMaria sering menghilang. Ia sampai di pintu halaman belakang, ia membukanya, kemudian berjalan menuju sebuah pohon besar yang teduh. Dibawahnya berdiri David, melambai pada Cillia yang tengah berjalan mendekatinya. Cillia kemudian duduk bersama David di bawah pohon besar itu.

    “Jadi… hal apa yang ingin kau bicarakan?”
    Tanya Cillia

    “…mungkin.. pertanyaanku akan terdengar aneh.. dan kupikir…”
    Ujar David ragu

    “Tidak apa.. aku akan menjawabnya semampuku..”
    Senyum Cillia dan membuat keraguan David sirna. Ia mulai membuka mulutnya

    “Aku.. aku pikir ini benar-benar aneh… pada awalnya aku membencinya, aku menaruh dendam padanya, ia membunuh kakakku, kemudian…”
    David berhenti berbicara, tetapi melanjutkannya kembali
    “Saat aku bertemu dengannya.. saat aku berbicara padanya.. saat aku melihatnya.. entah kenapa.. rasa dendamku lenyap.. tetapi.. jika melihat sosoknya dengan rapier.. aku.. aku merasa sangat ingin membunuhnya.. dan kini… ia.. aku melihatnya, ia berusaha mengendalikan Iblis dalam dirinya, ia menyiksa dirinya, aku bahkan dapat melihatnya terluka karena itu!”

    “Terluka… maksudmu?”
    Tanya Cillia bingung

    “Apa kau tahu.. mengapa ia selalu menutupi pergelangan tangannya? Mengapa ia selalu memakai pakaian dengan lengan panjang?”
    Tanya David balik, sementara Cillia tak dapat menjawabnya

    “Dia… berbuat seperti itu.. agar tak ada siapapun yang khawatir pada luka di pergelangan tangannya, luka karena rantai besi itu, dia.. terlalu baik.. aku.. aku.. aku rasa.. aku jatuh cinta padanya…”
    Ucap David dengan mata yang berkaca-kaca

    “Tenanglah.. tenanglah..”
    Ujar Cillia sambil mengusap punggung David

    “Aku.. apa yang harus aku lakukan Sirius?”

    “Aku punya 2 jawaban untukmu…”

    “Apa? Apa itu?”

    “Pertama, sebagai seorang anggota ASASIN, sebagai orang yang diberi perintah langsung dari Head General untuk menginvestigasi kasus ini, yang harus kau lakukan adalah membuang perasaanmu itu, dan fokus pada investigasi untuk menangkap seseorang- ah tidak, sesuatu yang telah membunuh kakakmu.”
    Kemudian Cillia menambahkan
    “Kemudian yang kedua…

    Sebagai seorang yang mencintainya.. yang harus kau lakukan adalah..

    Jika kau benar-benar mencintainya.. kau harus membebaskannya, kau harus membebaskannya dari kutukan itu, dan melindunginya dengan cara apapun..

    Mungkin itu yang dapat aku katakan padamu.. sebagai sahabat LunaMaria, dan sebagai sahabat dari seseorang yang mencintainya…”.

    David tampak memikirkan dalam-dalam pilihan yang diberikan oleh Cillia. Beberapa menit kemudian, ia tampak mendapatkan jawabannya, berdiri kemudian berterima kasih pada Cillia

    “Terimakasih atas saranmu Sirius, kau benar-benar membuatku tak ragu lagi!”
    Ujar David sambil berjalan kembali menuju gedung sekolah. Tampaknya ia akan menemui LunaMaria di kantin.

    “Sama sama…. Agenor…”
    Ujar CilliaSambil melambaikan tangannya

    Beberapa saat setelah David menjauh, senyuman tulus di wajahnya berubah menjadi senyuman licik, kemudian ia bergumam sendirian

    “Persis sekali.. seperti yang telah kau perkirakan… Oceanus…”
    Ujarnya sambil menekan nomor-nomor di handphonenya.


    Sementara itu, di atap sekolah yang sekaligus kantin.

    LunaMaria tampak menunggu David yang tak kunjung datang. Tetapi, ia kembali cerah saat David terlihat menaiki tangga menuju kantin.

    “Ah David, disini!”
    Panggil LunaMaria sambil melambaikan tangannya.

    David kemudian duduk di depannya, ia tampak lebih cerah dan ceria dari biasanya, begitupun dengan LunaMaria, seolah ia baru saja terbangun dari tidur yang panjang. Mereka tampak serasi sebagai pasangan, walaupun.. tidak ada hubungan lebih dari seorang teman diantara mereka. Belum.

    Waktu istirahat sudah usai. Seperti biasanya, LunaMaria kembali ke kelasnya lebih dulu daripada David. Pada saat LunaMaria telah turun dari kantin, sekelompok murid laki-laki mendatangi dan mengelilingi David. Salah satunya kemudian maju dan dengan kasarnya menarik serta mengangkat kerah baju David.

    “Kau benar-benar ******** tak tahu diuntung ya? Sekarang setelah LunaMaria kau rebut dari kami, kini kau juga berminat pada Cillia kami?!”
    Bentaknya pada David

    David tampak tidak terganggu ataupun terancam oleh mereka, dan dengan tenangnya ia bertanya

    “Lalu.. siapakah kalian? Ada hubungan apa kalian dengan LunaMaria dan Cillia?”
    Sambil tersenyum.

    “Kami adalah gabungan dari fans club LunaMaria dan fans club Cillia, dan kini kami amat marah padamu wahai manusia serakah!”
    Ujarnya dengan lantang.

    “Duh.. mulutmu benar-benar bau.. mulut sebau ini bahkan tidak pantas menyebut nama mereka..”
    Ledek David yang kemudian ditanggapi dengan dilemparkannya David oleh orang yang sejak tadi menarik kerah bajunya. Hingga David terpental dan menabrak kursi.

    Bangkit dari jatuhnya, David dengan tetap tenang bertanya kembali
    “Lalu.. apa yang akan kalian lakukan sekarang?”

    “Kami.. akan memberimu pelajaran..”
    Kata mereka sambil meregangkan otot jarinya.

    Sementara itu dibawah..

    LunaMaria yang sedang berjalan menuju kelasnya heran, mengapa semakin lama semakin banyak orang yang berlarian menuju kantin, padahal waktu istirahat sebentar lagi habis. Ia mendengar percakapan salah satu kelompok murid perempuan, dan mereka bilang..

    “Benarkah itu? Ada perkelahian seru di kantin?”

    “Ya, benar, pacarku bilang begitu!”

    “Jadi siapa yang berkelahi?”

    “Katanya sih.. sekelompok orang yang mengaku fans club begitu deh.. dan lawannya.. katanya anak 2E, namanya kalau tidak salah tadi.. David..”

    Nama David yang disebut terlibat dalam perkelahian terngiang-ngiang di kepala LunaMaria, ia khawatir terjadi sesuatu padanya, kemudian ia kembali menuju kantin dengan tergesa-gesa, dengan niat menolong David.

    Kembali ke kantin, disana sekarang bagaikan ring pro-wrestling, mereka mengerumuni lokasi perkelahian bagaikan penonton pertandingan sepakbola. LunaMaria berusaha memasuki kerumunan yang padat itu, dan ia mendengar

    “Hebat juga ya anak itu.. dia membuat mereka kesulitan bahkan tanpa menyentuh mereka…”

    Kemudian LunaMaria bertanya kepadanya dengan kepanikan

    “Apa, apa yang terjadi, bagaimana keadaan mereka sekarang! Katakan padaku!”

    Anak itu ragu menjawab pertanyaan LunaMaria, kemudian ia berpandangan pada temannya, dan berkata

    “Eh..ehm.. mereka terkapar karena semua serangan mereka berhasil dielak anak itu.. tampaknya anak itu tak ingin membalas mereka.. mereka semua berjatuhan kerena kelelahan..”
    Jelasnya.

    LunaMaria kembali berusaha melewati kerumunan itu, hingga akhirnya ia sampai di barisan paling depan. Dan ia melihat sendiri.. sekitar 6 orang terkapar tampak kelelahan, sementara David tidak berkeringat sama sekali. Salah satu dari mereka berada di dekat kaki David, ia mengatakan sesuatu

    “Brengsek.. hosh hosh.. tak kusangka kau…”

    Dengan senyuman lagi David kembali bertanya

    “Sekarang setelah semua ini, ada lagi yang ingin kau katakan?”

    “Ya, ini CUIH!”
    Orang itu meludahi kaki David. Ekspresi wajah David berubah, senyumnya perlahan pudar, kemudian ia menendang kepala orang itu hingga terpental beberapa meter darinya.

    Mata seorang pembunuh berdarah dingin kini tampak dari seorang David yang biasanya selalu ceria, ceroboh, naif, dan baik hati. Ia bagaikan David yang benar-benar berbeda dari yang LunaMaria kenal selama ini.
    Melihat sekelilingnya, semakin bersorak dan gembira bagai mendapatkan hiburan, LunaMaria mulai melihat mereka sebagai mahluk yang haus darah, mahluk yang menikmati penderitaan orang lain, mahluk yang pantas untuk dibasmi. Manusia. Tanpa sadar LunaMaria mulai mengucapkan mantera pemanggil 4 Moon Sabre. Beruntung David menyadari Moon sabre yang mulai terbentuk diatas LunaMaria, dan ia pun memanggil namanya.

    “LUNAMARIA!!”
    Teriaknya.

    “!!”
    LunaMaria tersadar, keempat moon sabre itu pun menghilang karena mantera yang belum terselesaikan. LunaMaria berlari, dan David mengejarnya. Kejar-kejaran antara LunaMaria dan David pun terjadi, hingga pada akhirnya David berhasil menangkap lengan LunaMaria.

    “Tu-tunggu! Hosh hosh..”

    “Apa.. apa yang ingin kau katakan?! Kau bukanlah David yang kukenal!”
    Tolak LunaMaria

    “Kau.. kau benar.. aku bukanlah David yang kau kenal selama ini.. aku.. adalah.. Agenor.. seorang anggota ASASIN, juga seseorang yang menyerangmu sewaktu di kelas 2B malam itu dan insiden Black Dog..”

    Tak pernah menyangka David adalah Agenor, orang yang menyerangnya 2 kali dan nyaris membunuhnya. LunaMaria shock, ia tak habis pikir, ternyata orang yang ia cintai adalah seorang anggota ASASIN yang bahkan berusaha membunuhnya.

    “Meskipun begitu, aku mencintaimu! Aku..”

    Belum sempat David menyelesaikan kalimatnya, mereka berdua merasakan hawa jahat yang sangat kuat mengelilingi dan menyelubungi sekolah ini.

    Ti-tidak mungkin! Monster tak mungkin muncul di siang hari! Ini tidak mungkin!

    Tetapi tiba-tiba..

    “DUAR!! PRANG!!”
    Salah satu Kepala dari seekor Hydra menjebol tembok dan kaca sekolah, menggigit dan menarik seorang murid keluar dari gedung.

    “Hy-hydra?!”
    Ujar mereka berdua heran.

    Kepanikan terjadi, semua orang berlarian mencari tempat yang aman dan pintu keluar. Lalu kaca koridor kembali pecah, kini mahluk-mahluk seperti kumbang berukuran sebesar ******, Scarab, memasuki koridor kaca dan mulai menyerang orang-orang yang panik. Keadaan sekolah menjadi kacau balau, baik LunaMaria maupun David tidak pernah mengira ini akan terjadi.

    “A-apa yang terjadi sebenarnya..?”
    Tanya David shock

    “Lihat itu!”
    Ujar LunaMaria. Ia menunjuk keluar jendela kepada sekerumunan orang-orang yang hendak keluar gerbang sekolah, tetapi bagaikan terhalang oleh suatu tembok tak terlihat. Begitupun orang-orang yang berusaha memanjat pagar, dan burung-burung di udara, mereka bagai dikurung di dalam sekolah itu, bersama dengan monster dan siluman ganas.

    “K-kita harus menolong mereka LunaMaria!”
    Seru David

    LunaMaria yang tampak masih shock dengan kenyataan bahwa David adalah Agenor, dan monster muncul di siang hari menyerang sekolahnya membuatnya terdiam.

    “LunaMaria! Kita tak punya waktu untuk ini, kita harus cepat sebelum korban bertambah lagi!”

    Sekali lagi kepala Hydra itu menjebol dan memasuki sebuah kelas, kini ia mengambil seorang murid lagi.

    “K-kau.. kau benar.. kita bisa bicarakan ini nanti.. yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan mereka semua!”
    Seru LunaMaria kembali bersemangat.

    Dan dari luar jendela, terlihat ekor Hydra itu sedang berayun dengan kecepatan yang tinggi menuju mereka, dan..

    “DUM!!”

    Ekor Hydra itu menghantam gedung sekolah hingga koridor tempat Lunamaria dan David berdiri rubuh, beruntung mereka berhasil menghindarinya.

    “David, telepon ASASIN, CEPAT!”

    “Ti-tidak bisa! Sinyalnya tidak ada!”

    LunaMaria melihat handphonenya sendiri, dan benar, tidak ada sinyal.

    “Tampaknya kita terpaksa berusaha sendiri..”
    Ujar LunaMaria

    “Baiklah kalau begitu, aku akan ke bawah dan menolong orang-orang yang berkumpul di lapangan, akan kubawa mereka ke GOR untuk bersembunyi, bagaimana denganmu?”
    Tanya David

    “Kalau begitu aku akan menuju ke arah atap dan mengumpulkan orang-orang yang selamat agar berkumpul di GOR!”

    “Baiklah! YOOOOOOOSH!”

    “David..”
    Panggil LunaMaria
    “Berhati-hatilah…”

    David hanya membalasnya dengan senyuman lebar dan jempol keatas. Kemudian ia berlari.

    LunaMaria yang menuju atap, menyuruh setiap orang yang ia temui untuk menuju GOR tanpa melewati koridor depan, mereka harus berputar melalui halaman belakang untuk menghindari Hydra. Hingga akhirnya LunaMaria sampai di kantin yang kini telah sepi.

    “Baiklah tampaknya tak ada orang..”

    Akan tetapi, ia melihat sosok seseorang, duduk di kursi dekat pengaman pinggir atap, memandangi kekacauan di bawah dengan pandangan yang kosong. Sosok itu adalah.. Cillia.

    “Cillia?!”
    Ujar LunaMaria sambil berlari mendatanginya.

    “Apa yang kau lakukan disini?!”

    “Menunggu…”
    Jawabnya pelan dan tenang.

    “Menunggu?!”
    Tanya LunaMaria bingung.

    “Menunggumu…”
    Ucap Cillia sambil melirik LunaMaria dengan pandangan yang kosong.

    Bersamaan dengan itu, pintu kantin tertutup, dan diatas bangunan tempat pintu berada, berdiri sosok yang tidak asing. Menggunakan long coat berwarna coklat, bertopi fedora, dan mengenakan gas mask. Pria kecil itu berada di atas atap sekolah Everwood High.

    “Ka-kau?!”
    Ujar LunaMaria mengenal sosok itu.




    Spoiler untuk Chapter 8 :

    Chapter 8
    Reality


    LunaMaria dihadapkan pada kenyataan demi kenyataan yang mengejutkan sekaligus menyakitkan. Kini sesosok pria pendek yang mencurigakan berada di atap sekolah yang telah kacau oleh monster-monster, bersama dengan LunaMaria dan Cillia.

    “K-kau.. orang yang berada di seberang rumahku waktu itu?!”

    Orang itu kemudian turun dari atap bangunan dan berdiri sekitar 4 meter di depan LunaMaria.

    “Ya.. dan ini bukanlah pertemuan pertama kita.. apa kau ingat sesuatu gadis kecil?”

    Mendengar pertanyaannya, LunaMaria menelusuri memori demi memori di otaknya. Hingga ia sampai pada saat ia masih menjadi anggota ASASIN, ia sering melihat orang itu, berada di dalam gedung Head General.

    “Jadi kau?! Anggota ASASIN?!!”
    Tanya LunaMaria terkejut dan bertanya-tanya mengapa ASASIN melakukan ini.

    “Hahaha.. ya.. begitulah LunaMaria.. dan coba lihat sekolah ini.. sekarang indah bukan?”

    LunaMaria bingung mendengar apa yang sebenarnya dibicarakan orang ini, apakah ia gila, ataukah ia punya selera humor yang jelek? LunaMaria menengok pada Cillia, dan bertanya

    “Cillia? Apa yang terjadi sebenarnya? Dan siapa orang itu?!”

    “Ck, tunggu tunggu..., kau salah LunaMaria.. namanya bukanlah Cillia.. tapi Sirius.. seorang anggota Special Utility Unit Uranus..”

    “!!”
    Satu lagi fakta yang mengejutkan LunaMaria, kini bahkan salah satu Special Utility Unit terkuat ikut terlibat, dan belum sempat ia memikirkannya orang itu menambahkan.

    “Dan perkenalkan, aku adalah Oceanus.. seorang anggota Special Utility Unit Tartarus..”

    “!!”
    Sekarang bahkan SUUT yang terkenal sebagai Special Utility Unit terkejam berada disini. Rumor mengatakan bahwa SUUT menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dan menghadapi manusia mengerikan seperti ini di depannya membuat LunaMaria gemetar. Dan Oceanus melihat LunaMaria yang tampak ketakutan.

    “Oh, tidak perlu takut gadis kecil.. aku disini bukan untuk membunuhmu.. tenangkan dirimu.. tidak perlu takut..”

    ”L-l-lalu apa yang kau inginkan? Dan mengapa monster-monster itu bisa muncul di siang hari?!”

    ”Oooo, jika masalah monster-monster, tanyakan itu pada Sirius..”
    Ujarnya.

    LunaMaria menengok pada Cillia, meminta jawaban dengan mimik wajahnya.

    ”Aku.. memasang barrier yang dapat memisahkan dimensi pada sekolah ini.. kemudian.. aku memanggil monster-monster itu melalui mantera kuno..”

    Sedih atas jawaban yang sangat jelas dari Cillia, LunaMaria tak dapat menahan air matanya. Ia bertanya-tanya mengapa seseorang yang sudah ia anggap sebagai seorang sahabat tega melakukan semua ini.

    ”Kenapa... kenapa kau melakukan ini...”
    Tanya LunaMaria dengan mata yang berkaca-kaca.

    Tetapi, Cillia tidak menjawab, sementara Oceanus tertawa

    “Hahaha... aku yang menyuruhnya gadis kecil.. kau puas sekarang?”

    Mendengar jawaban dari Oceanus, rasa sedih LunaMaria berubah menjadi kemarahan, ia merapal mantera mengeluarkan 4 moon sabre.

    Sementara itu, David dibawah.

    David berlari membimbing kerumunan murid-murid dan guru Everwood High menuju GOR yang hingga saat ini ia pikir merupakan tempat yang aman. Dengan monster-monster yang mengejar di belakang mereka.

    “Sial! Mengapa LunaMaria lama sekali!”

    Tiba-tiba seekor Black Dog menyerang David dari samping hingga David jatuh tersungkur ke samping. Kemudian saat ia hendak bangkit, ia melihat Cillia sudah berada di sebelahnya.

    “Da-dari mana saja kau Sirius?!”

    “Sudahlah, tak perlu banyak bertanya, kini kau harus mengalihkan perhatian monster-monster itu selagi aku memasang barrier pelindung pada GOR. Apa kau bisa melakukannya?”
    Tanya Cillia yang kemudian dijawab dengan anggukan dari David.

    “Baiklah, yang harus kau lakukan adalah membawa monster-monster itu menuju lapangan!”
    Seru Cillia kemudian berlari menuju GOR.

    “Baiklah.. AYO KEJAR AKU MAHLUK-MAHLUK HINA!”

    David berlari menuju lapangan sambil berteriak-teriak agar memancing perhatian monster-monster itu.

    Sementara itu di kantin.

    Terlihat 4 moon sabre meluncur menyerang Oceanus, kemudian Oceanus meletakkan telapak tangan kirinya di lantai. Tangan Oceanus berubah menjadi air, dan meluncur deras membentuk sebuah dinding air yang kemudian berubah menjadi es. Menangkis serangan LunaMaria. Sementara tangan kanannya ikut berubah menjadi air, mengarah menuju LunaMaria dan meluncur deras bagaikan meriam. Serangan Oceanus tak dapat dielak LunaMaria, ia terpental membentur pagar kawat pengaman pinggir bangunan. Bersamaan dengan itu, air yang mendorong LunaMaria berubah menjadi es. Mengunci dan menahannya dari bergerak sementara 4 moon sabre nya menyangkut di tembok es tadi.
    Oceanus berjalan mendekati LunaMaria dengan tangan yang masih utuh, seakan tangannya dapat tumbuh kembali. Cillia hanya duduk dan melihat pertarungan mereka berdua, dia tak berkata sepatah katapun.

    “Sudah kubilang gadis kecil.. aku tak berniat membunuhmu...”

    “Apa.. apa yang kau inginkan sebenarnya!?”
    Teriak LunaMaria.

    “Yang kuinginkan?”
    Jawab Oceanus menghentikan langkah kakinya.

    “Aku hanya ingin.. melihat sosok Sang Dewi yang agung.. Sang Dewi Bulan yang agung terbang dan membunuh manusia, menghancurkan kota.. aku ingin.. melihat perwujudan dari Balas Dendam, Sang Dewi Bulan.. yang ingin menuntut balas pada ayahnya karena telah membunuh ibu dan kekasihnya.. Sang Dewi Bulan, Selene..”

    Tidak mengerti akan maksud dari jawaban Oceanus, LunaMaria kembali bertanya
    ”A-apa maksudmu?”

    ”Hoo, kau tidak mengerti rupanya.. mahluk yang bersemayam dalam tubuhmu, yang membunuh ayah, ibu dan keluargamu, yang membunuh nenekmu beserta seluruh Utility Unit Hathor dan Loki.. adalah.. Selene.. Sang Dewi Bulan..”

    ”Aku.. tidak mengerti maksudmu.. tetapi.. yang kutahu... KAU MAHLUK TERKUTUK!”
    Pekik LunaMaria sambil menggunakan Psiwave nya untuk memecahkan dinding es dan es yang mengikat dirinya. Ia kemudian menggunakan Psikokinesisnya untuk menahan gerakan Oceanus bersamaan dengan menggerakkan 4 Moon Sabre untuk meluncur dan mencabik-cabik tubuh Oceanus. Tetapi sebelum ia sempat melakukan itu..

    ”Daripada menyerangku, lebih baik kau lihat anak yang kau panggil David itu dibawah.. tampaknya ia kewalahan..”
    Ujar Oceanus santai.

    LunaMaria menghentikan serangannya, ia kemudian melihat kebawah, ke arah lapangan.
    Tampak David sedang dikejar-kejar oleh segerombolan Black Dog, segerombolan Scarab, 2 ekor werewolf dan 1 ekor Hydra.

    ”Ugh.....”

    ”Kau beruntung Oceanus!”
    Ujar LunaMaria sambil berlari menuju pagar pengaman. Sebelum ia melompati pagar dan terbang ke bawah dengan psikokinesisnya, ia melirik pada Cillia, yang masih duduk dan diam memperhatikan semuanya.

    Aku tak percaya ia tega melakukan ini semua..

    LunaMaria melompati pagar dan turun dengan cepat menuju lapangan.

    Sementara itu..

    “Hei Sirius..”
    Panggil Oceanus
    “Aku sedikit heran.. mengapa korban dari serangan ini sedikit sekali.. dan aku tak melihat orang-orang berlarian atau gemetar ketakutan di bawah sana.. apa yang terjadi?”

    ”Atau boleh kukatakan.. apa yang telah kau lakukan?”
    Tanya Oceanus kini dengan nada marah.

    Sementara itu dibawah

    LunaMaria mendarat tepat di depan David.

    “Ah, LunaMaria!”

    “David.. bagaimana dengan orang-orang yang lainnya?”

    “Tenang, mereka semua sudah aman berada di GOR!”
    Jelas David.

    “Baiklah David.. karena aku tak membawa rapierku.. aku tak bisa bertarung jarak dekat.. aku ingin kau melindungiku selagi aku menggerakkan 4 moon sabre..”
    Pinta LunaMaria menggagaskan sebuah rencana.

    “Baiklah!”

    Monster-monster itu semakin mendekat, LunaMaria menggerakkan 4 moon sabre nya berputar menembus dan memotong-motong tubuh segerombolan Black Dog bagaikan mata bor menembus jelly. Darah dan potongan tubuh mahluk-mahluk itu berantakan dimana-mana.
    Tak disangka 2 ekor werewolf sudah berada di samping mereka dan salah satunya melompat menyerang LunaMaria. David mengeluarkan sabitnya dari kedua pergelangan tangan dan tumitnya. Ia kemudian melompat dan menyerang balik werewolf yang tengah melompat menyerang LunaMaria.

    Melihat David dengan sabit yang tumbuh dari tangan dan kakinya, LunaMaria semakin terpukul menerima bukti dari kata-kata David yang menyatakan ia adalah Agenor, mahluk seperti mumi yang menyerang dan berusaha membunuh LunaMaria beberapa waktu lalu. Hatinya semakin sakit, setelah dikhianati oleh teman pertamanya, Cillia, kini orang yang disukainya adalah orang yang sama dengan yang telah melukainya, berusaha membunuhnya. Tetes air mata tak tertahankan lagi olehnya.

    Dengan sabetan sabit dari tendangannya, David membelah dua werewolf itu di perutnya. Isi perut werewolf itu pun terburai kemana-mana. Kemudian David berputar kembali dengan menendang tubuh werewolf yang masih berada di udara itu, bersalto, dan mendarat dengan sabit yang tepat membelah kepala werewolf lainnya yang juga berusaha menyerang LunaMaria. Kepala werewolf itu terbelah dan otaknya tampak keluar.

    Tetapi David lengah, seekor Scarab nyaris memenggal kepalanya dari belakang dengan capitnya jika LunaMaria tidak mengerahkan Imbrium untuk menyelamatkannya.

    LunaMaria kemudian menggerakkan 4 moon sabre nya memutari mereka bagai dinding tornado tajam yang memotong-motong apapun yang melewatinya. Dan Scarab-Scarab yang sial terjebak dalam tornado silet itu hingga terpotong-potong habis.

    Kini tinggal tersisa Hydra yang sangat besar. Dengan kepalanya yang sebesar mobil, salah satu kepalanya menyerang David dan LunaMaria. Barisan ribuan gigi-gigi tajam sebesar pena menerjang mereka, tetapi reflek mereka lebih cepat dari serangan Hydra itu, hingga gagal menerkam mereka.

    Tetapi, meski LunaMaria berhasil menghindari gigitan kepala Hydra, ekor besarnya meluncur menuju LunaMaria dengan kecepatan yang tinggi, sementara LunaMaria tak punya waktu untuk menghindarinya.

    ”Awas!”

    David meluncur dan merangkul LunaMaria. Berusaha melindunginya dari terjangan ekor Hydra. Terjangan ekor yang buas itu menghantam mereka dengan telak, hingga terpental ke ujung lapangan, dekat dengan gerbang dengan kecepatan tinggi.

    LunaMaria tampak hanya mengalami lecet-lecet, tetapi tidak dengan David, akibat yang dideritanya dari serangan itu cukup parah, tampaknya salah satu tulang rusuk David patah.

    ”D-David! Kau terluka!”
    Seru LunaMaria khawatir

    ”Y-ya.. tampaknya salah satu tulang rusuk kananku patah.. ugh..”
    Ujar David terlihat menahan sakit.

    Hydra itu tidak membuang-buang waktu, ia tampak sangat lapar dan berjalan dengan kakinya yang besar menuju David dan LunaMaria. Hingga terdengar bunyi pesan masuk di handphone David.

    ”Kukira tidak ada sinyal disini..”
    Bingungnya sambil membuka isi sms itu.

    ”!!”

    ”Kita harus pergi LunaMaria, kita tak bisa menangani Hydra itu dengan cara ini! Kita harus bergegas keluar dari tempat ini!”

    “Tapi... tapi.. jika kita tidak menjatuhkannya sekarang, ia akan menghancurkan tempat ini! Bahkan seisi kota!”

    “Monster itu adalah monster level A LunaMaria! Sadarlah! Kita berdua tidak mungkin menanganinya!”

    ”Lalu.. apa yang harus kita lakukan!?”

    ”Sirius bilang padaku, barrier yang ia dirikan di GOR sudah selesai, dia menunggu di luar gerbang sekolah, dia bilang dia yang akan menyelesaikan Hydra itu.”

    ”Tapi.. bagaimana caranya?”

    ”LunaMaria... Sirius adalah temanmu.. temanku.. dan ia adalah anggota independen Special Utility Unit Uranus.. ia tahu apa yang ia katakan.”

    ”Baiklah jika kau berkata begitu..”

    Sementara mereka beradu argumen, Hydra itu sudah sangat dekat, kemudian mereka bergegas berlari menuju pintu gerbang. Kini tidak hanya satu kepala yang menyerang mereka, kini 3 kepala sekaligus meluncur menuju mereka dengan barisan ribuan gigi setajam silet dan sebesar pena. Tinggal sedikit lagi gigi-gigi itu akan menyentuh kaki LunaMaria.

    ”LunaMaria!!!!!!!!!!”
    Teriak David sambil menarik LunaMaria keluar dari gerbang sekolah.

    Kini tidak terelakkan lagi, riwayat LunaMaria akan habis dimulut Hydra itu.

    Akan tetapi..

    ”Tarik dia!”

    Cillia muncul dan ikut menarik LunaMaria. LunaMaria lolos dari maut sementara Hydra itu tampak tertahan oleh barrier tak terlihat.

    “Fuh.. nyaris saja..”
    Ujar Cillia sambil menghela nafasnya

    LunaMaria bingung dan kaget mengapa Cillia yang seharusnya berada di atap bersama dengan Oceanus, kini berada di depannya dan bahkan menolongnya dari terkaman Hydra tadi.

    “Ba-bagaimana kau??”

    “Sudahlah, tidak ada waktu lagi, ayo kita harus pergi dari sini!”
    Seru Cillia.

    Kemudian mereka bergegas menjauhi Everwood High.

    Sementara itu di kantin..

    Cillia tertawa kecil mendengar pertanyaan Oceanus
    “Hahaha.. yang aku lakukan?”
    Ledeknya

    “Kau.. kau bahkan menolong mereka melarikan diri dari Hydra itu.. KAU MENGKHIANATIKU SIRIUS!”

    ”Hmph.. mengkhianati? Tak kusangka mahluk berumur ribuan tahun sepertimu sangat naif.. ”

    ”DIAAAAAAM!”

    Oceanus mengarahkan tangannya yang berubah menjadi air dan meluncurkan HighPressure IcicleCannon yang ujung-ujungnya berupa tombak es.
    Serangan Oceanus menghantam Cillia, akan tetapi serangan itu menembus tubuh Cillia begitu saja. Hanya getaran seperti gangguan frekuensi pada TV yang tampak pada tubuh Cillia.

    ”Ah.. tampaknya aku lupa bilang.. bahwa aku hanya ilusi..”

    ”Sampai jumpa.. Oceanus..”

    Sementara itu 2 blok dari sana

    ”Sampai jumpa.. Oceanus..”
    Cillia tampak menggerakkan jari-jarinya dengan pola tertentu, kemudian.. kubah barrier yang menutup sekolah mengalami implosi. Semua yang berada di dalamnya, Hydra, Oceanus, termasuk gedung sekolah dan seisinya musnah menjadi abu. LunaMaria yang melihat itu tak bisa tinggal diam. Secara reflek ia mendorong Cillia hingga terjatuh.

    *Bruk*

    ”APA, APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!?”
    Teriak LunaMaria, ia tampak sangat marah dan nafas yang terengah-engah

    Sambil berdiri kembali Cillia menjawab

    “Aku tidak bodoh.., tenangkan dirimu, aku mengerti yang kau khawatirkan, tenanglah, orang-orang itu baik-baik saja, aku telah menggunakan barrier pelindung mengelilingi GOR itu..”

    LunaMaria tampak lebih tenang setelah mendengar penjelasan Cillia. Ia jatuh terduduk pada lututnya. Hatinya tak mampu mengatasi kekacauan dan kegundahan ini. Ia kembali menangis.

    Cillia terdiam, hanya memperhatikan LunaMaria yang menangis dan David yang berusaha menenangkannya. Tanpa perasaan ia kembali berjalan sambil berkata..

    “Kita harus cepat..”
    Ujarnya.

    Kini David tampak sangat marah melihat Cillia yang tampak tak punya perasaan

    “Kau.. kau memang brengsek Sirius!”

    Cillia menengok dan melirik David dengan pandangan sinis

    ”Katakan apa yang akan membuatmu merasa lebih baik, tapi kita tak memiliki banyak waktu, Oceanus akan kembali tak lama lagi..”

    Mendengar nama Oceanus, mimik wajah David berubah, ia tampak sangat terkejut

    ”O-Oceanus disini?!”
    Ujarnya bingung.




    Spoiler untuk Chapter 9 :

    Chapter 9
    Facts


    ”Sial.. tak kusangka ia akan berbuat seperti ini... Sialan Oceanus..”
    Pikir David.

    Cillia melirik kepada David, dan berkata

    ”Ya, dan dia akan membunuh kita jika kita tidak bergegas menuju Post 1”

    ”P-post 1? Apa kau yakin membawa... LunaMaria.. ke Post 1? Maksudku jika Deputi Cronos..-”

    Dengan pandangan yang sinis, Cillia memotong kalimat David

    “Dengar, jika kau punya ide yang lebih baik, katakan sekarang, dan jangan mengeluh lagi..”

    Meskipun kesal, tapi David tahu bahwa yang dikatakan Cillia adalah benar. Tak ada tempat berlindung sementara yang lebih baik dari Post 1, Tempat mereka melakukan segala aktivitas investigasi. Yang sekaligus rumah sementara mereka.

    Akhirnya, mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang cukup megah. Mereka memasuki gedung itu dan menaiki lift yang berada di lobby. Cillia menekan tombol lantai 12.

    Suasana lift menjadi sunyi, karena tak satupun dari mereka berbicara satu sama lain. Kegembiraan 3 hari yang lalu bagaikan sebuah mimpi belaka.

    Pintu lift terbuka, mereka menjumpai sebuah koridor terbuka yang sepi. Dengan tembok yang berwarna merah seperti darah bermandikan sinar matahari sore. Mereka berjalan di koridor, hingga melewati 4 pintu kamar apartemen, kemudian mereka tiba di depan sebuah pintu yang juga tak berbeda dengan pintu lainnya.

    Cillia mengeluarkan sebuah kunci, kemudian dengan kunci itu ia membuka pintu, dan mempersilakan LunaMaria dan David masuk lebih dulu. Kemudian setelah mereka semua masuk, Cillia menutup pintu kembali. Apartemen itu terlihat gelap, Cillia berjalan lebih dulu sambil menekan saklar lampu yang berada di samping pintu depan. Ia kemudian berjalan membimbing mereka menuju sebuah pintu kamar.

    Cillia membuka pintu itu.. kemudian..

    “Oh, kalian sudah pu- !!”

    “!!”

    Deputi Cronos ternyata berada disana. Duduk di balik meja kayu di dalam kamar yang bergaya kontemporer itu. Ia terkejut dengan kehadiran LunaMaria bersama dengan Cillia dan David. Tetapi tidak dengan LunaMaria, ia tidak terkejut melihat Cronos di tempat itu, ia sudah menduga Cronos terlibat dalam semua ini.

    “Ka-kalian.. apa yang kalian lakukan membawanya kesini?! Apa kalian sadar pada perbuatan ka-”
    Tetapi, sebelum Cronos sempat menyelesaikan pertanyaannya, Cillia memotongnya.

    “Dia sudah tahu tentang kita Deputi..., tentang Agenor, dan aku, dia sudah tahu..”

    Cronos tampak terkejut, ia juga tampak bingung apa yang harus ia lakukan. Dengan target yang sudah mengetahui identitas agen-agennya, bahkan membawanya ke pos komando, ia tahu operasi investigasi ini sudah tamat.

    “Sial.. jika Head General tahu ini...”
    Keluh Cronos.

    Tiba-tiba LunaMaria mendatangi Cronos, kemudian ia menggebrak mejanya

    “JADI INI SEMUA PERBUATANMU?!”
    Bentaknya.

    “Perbuatanku....? Ya benar, mengirim mereka untuk berpura-pura menjadi temanmu untuk menjalankan investigasi memang perbuatanku..”

    “J-Jadi....”
    LunaMaria tampak kesal dengan jawaban yang Cronos berikan
    “AKU INGIN TAHU APA YANG SEBENARNYA TERJADI, investigasi apa? Mengapa aku menjadi target investigasi?! Me-“

    “Dengar LunaMaria, kami sudah mengetahui kejadian sebenarnya 2 tahun yang lalu..”

    “!!”
    LunaMaria terkejut dengan kata-kata yang Cronos ucapkan, bahwa ia telah mengetahui kebohongan neneknya.

    “Kami menjadikanmu sebagai target investigasi karena kami curiga bahwa kaulah pelaku sebenarnya peristiwa pembantaian Utility Unit Loki, Utility Unit Hathor, dan.... Rheia....”

    “Tetapi.. atas dasar apa kalian mencurigaiku?”
    Tanya LunaMaria berusaha membela dirinya karena mengingat kata-kata neneknya untuk menjaga rahasia mereka dari ASASIN.

    “Pada awalnya.. kami percaya, selama 2 tahun, Ouroboros lah pelaku dari peristiwa 7 Juli 2 tahun yang lalu... tetapi.. setelah investigasi lebih lanjut.. kami menemukan pecahan dan serpihan dari sisa handphone salah satu korban. Kemudian, berkat keaktifannya mendokumentasi setiap misi yang melibatkan timnya dengan kamera handphonenya, dan dengan bantuan Utility Unit Europa. Kami berhasil mendapatkan 2 foto berikut ini..”
    Jelas Cronos kemudian memperlihatkan 2 foto yang ia maksud.

    LunaMaria mengambil foto itu kemudian memperhatikannya. Ia serasa kembali ke waktu 2 tahun yang lalu. Ia gemetar, kemudian keringat dingin mulai mengalir di dahinya.

    “Foto mahluk seperti malaikat itu mirip denganmu ya LunaMaria...?”
    Tanya Cronos penuh selidik.

    LunaMaria tahu ia tak dapat mengelak lagi. Ia berpikir sudah saatnya ia lepas dari semua kebohongan yang membebaninya selama 2 tahun, bahkan 9 tahun.

    ”Ya... sejak dulu.. aku merasa akulah yang membunuh mereka semua.. bahkan 9 tahun yang lalu kupikir aku juga yang melakukannya..”
    Ujar LunaMaria pelan

    Cronos tampak sangat terkejut dengan apa yang dikatakan LunaMaria. Ia tak menyangka LunaMaria akan mengaku begitu saja.

    ”Tapi... nenek bilang bukan aku yang melakukannya.. nenek bilang Iblis di dalam diriku lah yang melakukannya.. bahkan ia memberiku sebuah segel di punggungku...”

    ”!!”
    Cronos tampak bereaksi pada kata-kata segel
    ”S-segel? Maksudmu segel sihir dengan pola seperti ini?!”
    Tanyanya sambil menggambarkan pola segel yang ia pikirkan. Ia kemudian menunjukkannya pada LunaMaria.

    “Y-ya.. kira-kira seperti ini..”

    “Cillia! Cepat periksa segel yang berada di punggungnya!”

    Cronos menyuruh Cillia memeriksa segel yang berada di punggung LunaMaria. Cillia kemudian membawa LunaMaria ke ruangan lain. Dan tak lama kemudian, mereka kembali.

    “Anda benar Deputi.. segel dengan pola yang sama seperti yang anda gambarkan berada di punggung LunaMaria.. hanya saja polanya terbalik..”
    Jelas Cillia.

    Mendengar penjelasan dari Cillia, Cronos menutup wajahnya dengan kedua tangannya.. kemudian tawa mulai terdengar dari mulutnya..

    “Ha..haha..hahahaha.. ternyata begitu... setelah 16 tahun berlalu...”
    Tawa Cronos

    ”Kenapa kau tertawa?!”
    Tanya LunaMaria tampak tersinggung

    ”Hahaha... maaf-maaf.. kurasa.. sudah saatnya aku mengatakan semuanya kepadamu...”

    ”Mengatakan.. semuanya?”
    LunaMaria tampak bingung

    ”Ya.. semua fakta yang ada.. tentang Agenor, tentang Sirius, tentang diriku, dan semua ini.. tapi apakah kau dapat menerima semua kenyataan dan fakta yang akan kukatakan setelah ini?”

    LunaMaria berfikir sebentar, kemudian, ia tampak siap
    “Aku siap.. tapi apakah ada jaminan kau tak akan berbohong?”

    “Memang tidak ada.. tinggal apakah kau percaya padaku atau tidak..”

    Mendengar jawaban Cronos yang diluar dugaan, LunaMaria merasa ragu kembali. Tetapi ia berpikir.. daripada tidak akan pernah mengetahui apa-apa karena tidak pernah percaya seseorang, lebih baik kali ini ia mempercayai ucapan seseorang, meski itu adalah kebohongan ataupun kenyataan, setidaknya ia mendapatkan sesuatu yang dapat menjadi pegangan.

    “Baiklah...”
    Ujarnya pelan.

    “Baik.., pertama-tama.. Agenor.. dia adalah adik dari Anubis.. salah satu anggota Loki.. dan ‘yang kau katakan iblis dalam dirimu’ telah membunuhnya, ia ikut dalam timku sebagai pengganti Oceanus..”

    “...”
    Baru satu fakta yang dikatakan oleh Cronos, LunaMaria hati LunaMaria sudah terasa berat. Karena ia tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang ia sayangi.

    ”Dan.. Sirius.. dia sudah menganggap Lex, ketua Hathor, bagaikan kakak perempuannya sendiri.. kemudian.. sama seperti Agenor.. ’iblis’ tadi membunuhnya.. bahkan memenggal kepala salah satu anggota Hathor..”

    LunaMaria berada pada penyesalan atas sesuatu yang tak dapat ia cegah, ia tak pernah tahu dalam kehidupan diatas kebohongannya selama 2 tahun, ia berdiri diatas kesedihan orang lain. Bahkan dengan lancang menganggap mereka sebagai teman secara sepihak.

    ”Dan.. melihatmu dari dekat seperti ini... aku bagaikan melihat Rheia kembali...”
    Dengan sangat tak terduga Cronos yang selalu terlihat tegas dan mencurigakan kini menitikkan air mata.. bahkan dengan lirih ia memanggil nama seseorang..
    ”..Cillia...”

    ”...apakah.. kau mengenal dekat nenekku di luar sesama anggota ASASIN..?”

    Cronos memandang LunaMaria, ia melepas kacamatanya. Seketika rambut hitam panjang kebanggaannya berubah menjadi putih dan rontok. Wajahnya yang muda berubah menjadi keriput dan tubuhnya yang tegap menjadi bongkok. Kini ia tampak bagaikan kakek berumur 80 tahun.

    “Aku adalah.. kakek kandungmu.. LunaMaria..”

    Keterkejutan yang amat sangat dirasakan LunaMaria. Ia tak percaya pada pengakuan Cronos bahwa ialah Kakek kandungnya. Karena selama ini neneknya mengatakan bahwa seseorang bernama Philip lah kakeknya. Bahkan neneknya selalu mengatakan untuk menjauhi Cronos, karena menurutnya Cronos adalah seorang pria yang berbahaya, dan jangan pernah mempercayai segala perkataannya.

    ”Tidak! Tidak mungkin!! Philip adalah kakekku! Bukan kau! Penipu!! Pantas saja Nenek menyuruhku untuk tidak percaya padamu!”
    Teriak LunaMaria tidak ingin mempercayai kata-kata Cronos.

    “Philip adalah kakek tirimu LunaMaria.. Nenekmu, Cillia, meninggalkanku 56 tahun yang lalu.. pada saat ia mengandung Marcie yang berumur 2 bulan..”

    “Ti-tidak mung-“

    Tiba-tiba Cillia memotong pembicaraan antara LunaMaria dan Cronos

    “Ehem, bisakah kita hentikan reuni keluarga ini dan membawa Agenor ke rumah sakit ASASIN? Keadaannya tampak memburuk”

    Seketika Cronos dan LunaMaria mengalihkan pandangannya pada David yang tengah menahan sakit di bagian rusuknya.

    “A-apa yang terjadi dengannya?! Kupikir dia hanya luka ringan setelah bertarung dengan LunaMaria?!”
    Tanya Cronos heran

    “Bertarung? Dengan LunaMaria? Tak akan pernah walau aku harus mati..”
    Jawab David

    ”Dia terkena sabetan ekor Hydra ketika melindungiku..”
    Tambah LunaMaria

    ”H-Hydra? Tidak mungkin monster bisa muncul ketika matahari masih bersinar! Kecuali...”
    Ujar Cronos tidak percaya

    ”Oceanus yang melakukannya..”
    Ujar Cillia menambahkan.

    LunaMaria tidak percaya mendengarnya, Cillia berbohong begitu saja pada atasannya. Ia telah mendengar pengakuan Cillia sendiri bahwa ia yang memasang barrier dan memanggil monster-monster itu. Tapi LunaMaria tak memiliki bukti untuk menyangkalnya.

    ”O-Oceanus?!! Sial... gedung Biro Pengontrol Lingkungan sudah tutup.. kita harus segera menuju rumah Erica, segera! Cepat bawa Agenor menuju mobil ku! Kita harus segera memberi tahu head general sekaligus membawa Agenor ke rumah sakit!”
    Ujar Cronos sambil kembali ke bentuk mudanya.

    Kemudian mereka berempat bergegas menuju gedung parkir. Setelah mereka keluar dari lift, Cillia malah berjalan menuju arah yang berlawanan.

    ”Hei! Mau kemana kau!?”
    Tanya Cronos

    “Maaf, tapi aku ada urusan yang harus kuselesaikan..”
    Ujar Cillia dingin tanpa menghentikan langkahnya sedikitpun.

    ”Cih, gadis itu selalu seenaknya sendiri.. sudahlah ayo kita harus cepat, Oceanus bisa datang kapan saja!”

    Mereka berlari menuju sebuah mobil sedan besar berwarna hitam yang diparkir tak jauh dari mereka. Cronos segera mengambil alih kemudi. Ia mengemudi dengan kecepatan tinggi bak seorang pembalap. Sambil menyetir, Cronos mengingat masa lalu..


    Flashback

    New Hampshire 56 tahun yang lalu..


    Cronos, Rheia, dan Oceanus adalah 3 orang sahabat yang sangat akrab. Mereka adalah salah satu dari anggota-anggota terbaik yang dimiliki oleh ASASIN. Bahkan mereka berada dalam 1 tim, Special Utility Unit Tartarus, yang merupakan salah satu dari unit terbaik dalam ASASIN, dengan Cronos sebagai pemimpin tim.
    Suatu hari, Head General memberi mereka tugas untuk menginvestigasi kasus bermunculannya monster-monster level B di New Hampshire selatan, tepatnya daerah South Western Finis. Investigasi sebelumnya mengacu pada seseorang bernama Philip Somers. ASASIN mencurigainya karena setiap Philip dan keluarganya pindah, monster dengan level B selalu muncul dengan frekuensi yang tinggi. Bahkan penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa dimana Philip berada, disana selalu ada monster level B. ASASIN curiga padanya atas praktek Summoning ilegal, dan kini ia menugaskan SUUT untuk mengkonfirmasi apakah benar ia melakukan praktek tersebut.
    Setelah mendapat semua berkas dan penjelasan dari Head General, Cronos mendapatkan ide untuk mendekati Philip sebagai manusia normal, dan untuk mendapat lebih banyak informasi darinya, maka ia menugaskan Rheia, istrinya, sebagai mata-mata, karena ia berlawanan jenis dengan target. Sementara ia menugaskan Oceanus untuk mengawasi mereka dari jauh dan melindungi Rheia bila terjadi sesuatu.

    Setelah 3 bulan operasi dilaksanakan, investigasi mereka mencapai titik terang. Ternyata tidaklah benar Philip yang melakukan praktek summoning ilegal, ternyata orang tuanya lah yang melakukannya, dan motifnya selain untuk riset summon scroll yang dibeli secara ilegal dari pasar gelap, juga untuk melindungi Philip.
    Tetapi tetap saja, mereka telah melakukan tindakan kriminal. Membeli summon scroll ilegal dan summon monster diatas level E tanpa ijin dari pemerintah adalah sebuah kejahatan yang berat. Bayangkan bila monster yang mereka summon lepas kendali, berapa banyak nyawa yang akan hilang karenanya.
    Aksi penangkapan atas kedua orang tua Philip pun diizinkan oleh Head General. Kemudian pada suatu malam, mereka menjalankan rencana mereka. Cronos mengirim Rheia dan Oceanus untuk menangkap mereka, karena menganggap itu hanyalah hal yang mudah. Mereka menangkap basah kedua orang tua Philip sedang melakukan ritual Summon. Tetapi karena panik, mereka mensummon suatu scroll langka yang dapat memanggil seekor mahluk yang sangat kuat.
    Tak dapat dicegah lagi, summon terselesaikan. Di dalam rumah mereka sendiri mereka memanggil sesuatu yang terlalu besar dan terlalu kuat untuk mereka kendalikan. Seekor monster level A, Sang Naga pembunuh, Fafnir.
    Kemunculan Fafnir yang sangat besar meluluhlantakkan rumah mereka. Philip yang saat itu tengah tertidur tertimpa reruntuhan rumah, sementara kedua orang tua Philip tak dapat mengendalikannya, Fafnir membunuh mereka, dan kini ia adalah mahluk yang bebas.
    Rheia dan Oceanus bertarung melawan Fafnir, hingga Rheia melihat Philip yang tengah pingsan dan terluka berat berada di antara reruntuhan, sementara pada saat yang sama Oceanus meminta Rheia untuk memanggil Cronos dan membantunya. Tetapi Rheia memilih menolong Philip yang tengah sekarat dan membawanya ke rumah sakit, meninggalkan Oceanus sendirian melawan seekor monster level A.
    Setelah memastikan Philip dapat tertolong, Rheia baru teringat akan pesan Oceanus untuk memberi tahu hal ini pada Cronos. Kemudian Rheia bergegas memanggil Cronos dan memberi tahu tentang semuanya, tetapi saat mereka tiba di lokasi kejadian...

    Semua sudah terlambat, Fafnir itu sudah tewas di tangan Oceanus, sementara keadaan Oceanus tampak sangat parah. Seluruh tubuhnya mengalami luka bakar setelah terkena bola api dari Fafnir dan nyaris menjadi abu, beruntung karena dia immortal maka ia tidak mati, tetapi ia tetap merasakan sakit dan penderitaan dari luka yang dideritanya itu.

    Cronos yang melihat sahabat dekatnya berada pada kondisi yang seperti itu, membentak dan memarahi Rheia tanpa menyaring kata-katanya lagi, dan bahkan ia mengeluarkan Rheia dari SUUT karena kebodohan yang dilakukannya. Karena ia lebih memilih menolong target daripada mendahulukan keselamatan rekan satu timnya, bahkan sahabatnya sendiri.

    Disatu sisi, Rheia merasa tidak bersalah karena ia telah menyelamatkan nyawa seorang manusia, dan manusiawi baginya untuk menolong seseorang yang tengah sekarat, siapapun dia.

    Karena perbedaan paham itulah mereka bertengkar dengan hebat,. Hingga beberapa hari kemudian Rheia alias Cillia mengajukan gugatan cerai pada Cronos alias Marlin, meskipun ia tahu ia sedang mengandung 2 bulan. Perbedaan paham karena kejadian itu membutakan mata hati mereka, perceraian kemudian disetujui dan mereka berdua berpisah.

    Cronos mencari tahu bagaimana cara agar dia dapat menyelamatkan sahabat baiknya, Oceanus dari penderitaannya. Sementara Rheia setiap hari mengunjungi Philip yang dirawat di rumah sakit, hingga cinta tumbuh diantara mereka.
    Tetapi, mereka berdua tak pernah tahu penderitaan seperti apa yang dialami oleh Oceanus. Ia merasa dikhianati oleh kedua sahabat baiknya karena tidak satupun dari mereka datang menolongnya malam itu. Ia kini menaruh dendam yang sangat dalam pada mereka berdua dan bersumpah untuk membalasnya suatu hari nanti. Rasa sakit dan penderitaan yang dialaminya setiap hari membuat jiwa Oceanus menjadi kurang waras, ia kini terobsesi pada dendam dan kekuatan.
    Hingga.. beberapa hari kemudian Cronos mendapat informasi akan proyek pemerintah, Project ESPER ( Extra Sensory Perception Enhancement Research ) yang mengatakan bahwa proyek tersebut dapat menyelamatkan Oceanus dari penderitaannya. Tetapi sebagai imbalannya mereka akan menjadikan siapapun yang mereka tolong untuk menjadi Test Subject.
    Cronos kemudian menjenguk Oceanus sekaligus memberi tahu tentang Project ESPER. Tetapi apa yang terjadi adalah Oceanus malah mengusirnya dan berkata jangan pernah mengunjunginya lagi, ia tak butuh rasa kasihan dari Cronos. Tetapi, Cronos tetap meninggalkan berkas yang berisi tentang Project ESPER. Oceanus menjadi tertarik untuk membacanya karena Cronos bilang mereka dapat menyelamatkannya dari penderitaannya, dan pada saat ia membaca bahwa Project ESPER dapat memberikan kekuatan yang dahsyat pada test subject, ia ingin menjadi bagian dari Project ESPER, demi memuaskan hasratnya akan kekuatan dan dendam.
    Kemudian esoknya secara misterius perlakuan Oceanus berubah, ia menghubungi Cronos melalui telepon bahwa ia bersedia menjadi test subject dari Project ESPER. Dengan senang hati ia mendaftarkan Oceanus sebagai test subject dan membawanya ke Laboraturium mereka. Mengira bahwa Oceanus telah memaafkannya.




    Pada saat Cronos tersadar dari lamunannya karena teriakan LunaMaria, ia melihat sosok Oceanus berada sekitar 20 meter di depan mobilnya yang tengah melaju. Dengan HighPressure IcicleCannon-nya, Oceanus membelah mobil itu menjadi 2.
    Cronos, LunaMaria dan David merangkak keluar dari rongsokan mobil yang telah terbelah menjadi 2. Oceanus tanpa berkata apapun melangkah dengan cepat menuju LunaMaria dan David.

    “HEI KALIAN!! CEPAT LARI!!”
    Teriak Cronos.

    Tetapi apa daya, LunaMaria dengan membawa David yang terluka tak dapat melebihi kecepatan berjalan Oceanus. Kemudian..

    “DUAR!!”

    Punggung Oceanus tertembak oleh sihir api yang diluncurkan Cronos.

    “Masih ingat rasa terbakar itu Oceanus?”
    Ledeknya.

    David yang tahu bahwa Cronos sengaja mengalihkan perhatian mereka agar dapat lolos menggunakan kekuatan Phasing-nya untuk dapat menembus benda padat yang ia juga salurkan pada LunaMaria.

    “B-bodoh! Jika ia menggunakan kekuatannya sebesar itu.. sel-sel tubuhnya akan berubah menjadi hantu! Dan ia akan benar-benar menjadi hantu sepenuhnya!”
    Pikir Cronos mengkhawatirkan apa yang David lakukan.

    Oceanus menyerang David dan LunaMaria, tetapi, karena kekuatan David, serangan Oceanus tidak berpengaruh kepada mereka. David pun berkata pada LunaMaria untuk terus berjalan ke arah utara bersamanya. David memaksakan diri untuk berlari bersama LunaMaria, sementara Oceanus masih terus menyerang mereka. Tetapi, sekali lagi Cronos menyerang Oceanus, kali ini dengan bola api yang lebih besar.

    “Sudah kubilang bodoh, urusanmu adalah denganku.. bukan dengan mereka..”
    Ledeknya lagi.

    Oceanus yang tampak kesal karena lolosnya David dan LunaMaria kini bersiap menyerang Cronos, apalagi dengan ledekannya itu.

    ”Baiklah.. kita lihat kemampuanmu setelah bertahun-tahun!”
    Ujar Oceanus.

    ”Baiklah.. aku juga ingin melihat kemampuan seorang anggota independen SUUT..”
    Balas Cronos.





    Spoiler untuk Chapter 10 :

    Chapter 10
    Beginning


    LunaMaria bersama dengan David terus berlari menuju ke arah barat, tetapi beberapa menit kemudian David tidak dapat lagi menggunakan kekuatannya. Ia dan LunaMaria keluar dari mode Phasing, David jatuh bertumpu pada lututnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia tampak kelelahan. LunaMaria tampak panik melihat David.

    ”David!”

    ”Tidak.. aku tidak apa-apa.. tinggal sedikit lagi.. rumah Erica sudah terlihat..”
    Tunjuk David pada sebuah rumah yang berdiri tak jauh dari posisi mereka.

    David masih memaksakan dirinya berjalan, seiring dengan semakin pudarnya tubuh David, tubuhnya tampak semakin tembus pandang. Ia pun jatuh pingsan.

    Pada akhirnya mereka sampai di rumah Erica. LunaMaria menggedor-gedor pintu rumah Erica dengan panik, melihat David yang semakin lama semakin menghilang.

    Akhirnya seseorang membuka pintu, wajahnya tampak jengkel dengan gedoran di pintu rumahnya.

    “Haah.. apa sih malam-malam begini..”

    Tiba-tiba saja LunaMaria langsung berbicara dengan panik
    “Tolong David Erica! Tolong !! Aku mohon!”

    “H-H-Hei! Bukankah kau cucu dari Deputi Cillia? Ayo cepat bawa dia masuk! Rui! Cepat kedepan!”
    Erica menyuruh LunaMaria segera membawa David ke dalam rumahnya, dan ia pun memanggil seseorang bernama Rui, seorang gadis kecil kira-kira berumur 10 tahun yang ternyata adalah seorang praktisi Dispell Magic sekaligus adiknya.

    Rui menggunakan jurus Invert Magic Effect pada David, yang seketika mengembalikan tubuh David dari setengah tembus pandang menjadi normal kembali.

    “Baiklah.. kurasa ini cukup untuk pertolongan pertama.. tetapi ia harus tetap dibawa ke rumah sakit ASASIN...”
    Jelas Rui setelah selesai menggunakan jurusnya.

    ”LunaMaria, ada apa ini sebenarnya? Siapa dia?”
    Tanya Erica yang heran dengan tindakan LunaMaria yang terburu-buru.

    ”Dia adalah Agenor, salah seorang anggota ASASIN.. dan kami perlu segera bertemu dengan Head General, ada sesuatu yang penting yang harus kami sampaikan padanya!”
    Jelas LunaMaria dengan lantang.

    ”Tapi.. kau sudah bukan anggota ASASIN lagi.. dan aku tak bisa mengirim orang luar tanpa rekomendasi seorang anggota ASASIN.. bahkan aku tak tahu orang itu anggota ASASIN atau bukan.. maaf LunaMaria..”

    ”Tapi.. tapi.. ini menyangkut nyawa orang banyak dan Cronos! ”

    ”Maaf LunaMaria.... tapi peraturan tetaplah peraturan..”
    Tolak Erica.

    “...”
    LunaMaria kecewa dan putus asa mendengar tolakan dari Erica, bahkan ia berpikir jika Oceanus menemukan mereka disini, ia akan membunuh semua orang di rumah ini.

    “Kakak.. kupikir kakak seharusnya mengirim mereka berdua... orang itu membutuhkan pertolongan dari RS ASASIN.. dia bukanlah manusia biasa yang bisa ditolong oleh rumah sakit biasa....”
    Pinta Rui pada Erica.

    ”Tapi... ”
    Ujar Erica ragu-ragu.

    ”Ayolah kak.. demi aku...”
    Tambah Rui sambil menatap kakaknya dengan pandangan memelas.

    ”Aaaaaakh, baiklah baiklah.. ugh aku tak bisa menolak jika kau sudah menunjukkan wajahmu itu..”

    Rui tampak senang dengan pilihan kakaknya, begitupun dengan LunaMaria. Ia berpikir bahwa karena ucapan Rui lah nyawa mereka semua akan terselamatkan dari Oceanus.

    ”Baiklah.. hm... bagaimana ya... aku tak punya ruang kosong lagi....”
    Erica bingung dimana ia dapat menggunakan kemampuan teleportnya, kemudian ia melihat lemarinya yang tak terpakai yang berada di sudut ruangan.
    ”Ah, kita bisa gunakan lemari itu...”

    Erica berjalan menuju lemari itu dan membuka pintunya.

    “Baiklah.. silakan kalian masuk ke dalam..”
    Ujarnya.

    Pada awalnya LunaMaria tampak heran pada Erica. Tetapi karena ia tak punya pilihan lain ia menurut saja dan membawa serta David ke dalam lemari itu.

    “Baiklah, setelah kututup pintu ini, hitunglah sampai 10, kemudian kalian boleh keluar, mengerti?”

    “Baik..”
    Jawab LunaMaria.

    Pintu tertutup. Keadaan di dalam lemari itu menjadi sangat gelap. Sekejap tidak terdengar suara apapun lagi, LunaMaria pun menghitung sampai 10 dalam hatinya.

    “10!”
    Ia membuka pintu lemari. Dan ternyata..

    “!!”
    Head General tampak terkejut setengah mati melihat ada 2 orang keluar dari dalam lemari di dalam kantornya.. tentu.. siapa yang tidak terkejut.

    “A-apa yang kalian lakukan dari dalam lemariku?!”
    Tanyanya.

    “Head General! Ini penting! Tolonglah Da- Agenor!! Ia terluka parah!”

    Head General melihat David yang tengah tak sadarkan diri dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Ia tahu ada yang tak beres kemudian memanggil tim medis.

    ”LunaMaria.. kau tahu apa yang telah kau lakukan bukan..? sebagai penyusup.. aku seharusnya menghapus ingatanmu dan mengirimmu kembali ke bumi...”
    Ujar Head General

    ”Aku... tahu...”
    Jawab LunaMaria lirih

    ”Tapi.. karena kau telah menyelamatkan salah satu anggota kami.. kau kuperbolehkan menunggunya sampai ia tersadar dan dapat memberikan keterangan...”
    Ujar Head General secara mengejutkan.

    LunaMaria merasa sangat berterimakasih pada segala kebaikan Head General pada dirinya. Sejak dulu. Ia merasa sangat terharu.

    “Terimakasih Head General..”
    LunaMaria bergegas keluar dari ruangan Head General sambil menyembunyikan wajah harunya. Ia pergi menuju rumah sakit ASASIN. Dan menunggu di depan ruang ICU tempat dimana David berada.

    Pada saat LunaMaria tengah duduk di kursi di depan sambil menatap ke bawah, terdengar suara langkah kaki dari ujung koridor.

    “Hai..”
    Ujarnya.

    Dari sepatunya, LunaMaria tahu itu adalah Cillia. Tetapi ia tetap tidak mengubah pandangannya dari lantai, dan menjawab sapaan Cillia dengan kebisuan.

    Cillia kemudian duduk di sebelah LunaMaria. Mereka berdua terduduk dalam kesunyian, tanpa ada satupun yang memulai berbicara, hingga..

    “Kau tahu LunaMaria?”
    Ujar Cillia bertanya, tetapi tak terdengar jawaban dari LunaMaria. Ia pun melanjutkan
    “Kurasa... aku harus meminta maaf padamu..”

    “Begitukah...”
    Hanya satu kata itu yang terdengar dari LunaMaria, seolah ia tak perduli pada permintaan maaf Cillia.

    “Maaf.. aku telah berbohong banyak hal padamu..”

    “Maaf.. aku telah mengkhianatimu sebagai seorang teman..”

    “Dan maaf.. aku telah memanggil monster-monster itu..”.

    LunaMaria melirik pada Cillia dengan pandangan yang terlihat marah
    ”Lalu kaupikir aku akan memaafkanmu begitu saja?”

    Cillia hanya terdiam mendengar kata-kata LunaMaria, ia kemudian menaruh sesuatu di samping LunaMaria. Kemudian bangkit dari duduknya.

    “Benar juga..., baiklah.. kupikir kau akan membutuhkan benda ini... sampai jumpa..”
    Cilla berjalan kembali menuju arahnya datang tadi, meninggalkan LunaMaria terduduk sendirian di koridor rumah sakit.

    Saat LunaMaria melihat benda apa yang ditinggalkan oleh Cillia disampingnya, ia melihat.. sepasang rapier miliknya.. Vaporum.. dan Aitken.

    LunaMaria menyentuh rapier tersebut dengan pandangan yang menyiratkan kesedihan.

    Sementara itu, di lokasi mobil yang terbelah.

    Pertarungan yang seru tengah terjadi di tempat itu antara Cronos dan Oceanus. Dua sahabat lama yang kini menjadi musuh bertarung untuk mempertahankan hidupnya.

    Cronos melontarkan bola api besar menuju Oceanus, tetapi berhasil ia hindari. Tetapi pada saat yang sama Cronos melompat ke depan Oceanus, dan menghentikan waktu pada dirinya selama beberapa detik. Kemudian Cronos menggunakan sihir elemen udaranya, “Implosion” dan meledakkan tubuh Oceanus hingga badannya terbelah dua.

    Tetapi, sungguh mengejutkan, tubuh bagian atas Oceanus menumbuhkan kembali kakinya, bahkan lengkap dengan pakaiannya kembali.. seolah tak terjadi apa-apa padanya. Dan pada saat yang sama, kaki yang tertinggal berubah menjadi segumpal air dan menggenang di atas aspal.

    Oceanus yang telah pulih membalas Cronos dengan membuat gelombang air bagaikan dinding yang bergerak dengan cepat menuju Cronos. Cronos tahu ia tak dapat menghindarinya, kemudian dengan sihir elemen tanahnya aspal dan tanah yang berada di depannya bergerak membentuk tameng pelindung. Menahan serangan gelombang air Oceanus.

    Tetapi suatu langkah yang salah dengan menggunakan sihir elemen tanah untuk melindungi dirinya, Cronos kehilangan pengelihatan pada Oceanus selama ia menangkis serangannya, tidak mengetahui bahwa Oceanus sudah berada di sebelahnya, bersiap menyerang dengan HighPressure IcicleCannon yang sudah siap untuk ia luncurkan dari tangannya.

    Belum sempat Cronos menyelesaikan mantera sihir elemen anginnya untuk membuat tameng udara di sampingnya, serangan Oceanus telah meluncur dan dengan telak mengenai tubuh Cronos dari samping. Menyayat tubuh bagian kanannya dan mementalkannya hingga Cronos tergeletak di aspal. Dengan luka yang parah disekujur tubuhnya.

    “Uhuk uhuk..”
    Cronos terbatuk darah, tubuhnya tak mampu menerima serangan telak dari Oceanus. Ia tak dapat bergerak.

    Oceanus melangkah mendekati Cronos, dan dengan sombongnya ia berkata..

    ”Hanya beginikah kemampuanmu setelah berpuluh-puluh tahun? Sungguh menyedihkan...”

    ”Hahaha.. mungkin aku sudah terlalu tua...”

    ”Tidak juga, kau hanya terlalu lemah.. kalau begitu aku permisi dulu.. aku harus mengejar mereka sekarang... selamat menikmati penderitaanmu.. kudoakan kau akan mati dengan cepat..”
    Oceanus berjalan menjauhi Cronos yang tengah terbaring di aspal, tetapi, Cronos menggenggam pergelangan kaki Oceanus.

    ”Terimakasih atas doamu, dan sampaikan hadiahku untuk LunaMaria ini Oceanus..

    DEIMMORTALIZE!!”
    Cronos menggunakan sihir terakhirnya, DeImmortalize untuk menghapus kekuatan Immortal dari Oceanus sebagai usaha terakhirnya.

    ”!!”
    ”BRENGSEK KAU CRONOS!!!”

    Oceanus yang marah menghantam Cronos dengan HighPressure IcicleCannon nya berkali-kali. Bahkan setelah Cronos tak bergerak lagi pun ia masih terus menyerang tubuhnya, hingga pada saat ia telah merasa puas, tubuh Cronos tak lagi memiliki bentuk. Tubuhnya sudah hancur berkeping-keping. Darah berceceran dimana-mana bersama dengan potongan-potongan tubuh yang tak bertuan.

    “BRENGSEK.. BRENGSEK.. BRENGSEEEEEEEK!!!!!!!”

    “Aku harus cepat menyelesaikan semua ini..”
    Ujar Oceanus.

    Oceanus kini telah kehilangan salah satu poin lebihnya, Immortalitas. Kini ia dapat mati seperti layaknya mortal. Dan ia tak menyukai hal ini, karena hal ini ia akan melakukan segala cara apapun untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai.. secepatnya..


    Sementara.. Cronos merasa dirinya tengah melayang-layang diantara sinar putih di sekelilingnya.

    “Haha.. aku telah mati ya...”
    Ujarnya pelan dan pasrah diiringi sedikit tawa.

    “Padahal.. aku belum sempat memberitahukan arti dari segel itu pada LunaMaria.. aku sungguh bodoh..”

    Kemudian tubuh Cronos perlahan-lahan menghilang menjadi butiran cahaya, yang satu demi satu terbang ke arah langit.

    “Selamat tinggal.. cucuku... aku akan selalu menjagamu bersama dengan Cillia.. dari alam sana..”.


    Flashback


    5 bulan telah berlalu sejak insiden Fafnir. Cillia yang sejak saat itu setiap hari mengunjungi Philip jatuh cinta padanya. Begitupun dengan Philip yang jatuh cinta pada Cillia. Dan mereka telah menikah. Kemudian 2 bulan setelah pernikahan mereka, Anak pertama mereka lahir, seorang bayi perempuan.
    Dengan sangat memaksa Cillia ingin memberi nama anak itu Marcie, meski Philip menginginkan nama yang lain, Cillia menolaknya. Ia tetap ingin memberi nama anak itu Marcie. Marcie Edwarton XIII. Dan pada akhirnya Philip menyetujuinya, bahkan walau Marcie menggunakan nama keluarga ibunya.

    Marcie tumbuh bersama dengan rapier-rapier, dengan didikan Cillia dan dukungan Philip, pada umur yang sangat muda ia telah menjadi atlit anggar, sesuai cita-citanya. Karirnya sebagai atlit anggar semakin melonjak, pada umur 20 tahun ia berhasil menjadi juara nasional turnamen anggar. mereka hidup dalam kedamaian selama berpuluh-puluh tahun.

    Pada saat Marcie tengah mengikuti turnamen anggar internasional, ia mengenal Addison, yang kemudian menjadi Juara Turnamen anggar dunia dan 2 tahun kemudian suaminya. Mereka menikah pada saat umur Marcie 36 tahun sementara Addison 37 tahun. Masing-masing menikah pada umur yang cukup terlambat karena pada awalnya mereka memfokuskan kepada karir mereka, sehingga mereka merasa belum perlu untuk menjalin sebuah keluarga. Tetapi saat ini mereka merasa bahwa mereka dapat menjalin sebuah keluarga.

    Tetap saja, semangat mereka pada anggar masih membara. Biarpun telah menikah, Marcie dan Addison belum mau memiliki anak. Mereka masih ingin menggeluti dunia anggar, hingga akhirnya 3 tahun kemudian Marcie dan Addison merasa sudah cukup lelah dan terlalu tua untuk terus berkutat pada anggar. Mereka akhirnya memutuskan untuk memiliki seorang anak, dan hal itu sangat didukung oleh Cillia dan Philip karena pada akhirnya mereka akan memiliki seorang cucu.

    Tetapi.. pada 6 Juli, sehari sebelum hari kelahiran LunaMaria..

    Tiba-tiba Philip merasakan getaran yang amat kuat dari dadanya diiringi dengan panas yang amat sangat pada punggungnya. Cillia yang panik melihat sinar merah muncul dari punggung Philip. Dan pada saat ia melihat punggung Philip.. Ia melihat tattoo di punggung Philip yang selalu berubah polanya setiap satu tahun sekali menyala dengan terang.

    Dan pada akhirnya, Tattoo itu berhenti menyala dan mengeluarkan asap putih, bersamaan dengan meledaknya dada Philip. Kejadian itu membuat Cillia menjadi sangat Shock. Ia pun menghubungi ASASIN yang kemudian mengirimkan Cronos untuk melakukan penyelidikan (Karena Cronos sendiri yang mengajukan dirinya untuk menangani kasus ini).

    Cronos pun melihat mayat Philip dengan lubang yang menganga di dada kirinya, tepat di bagian jantungnya. Dan melihat tattoo di punggung Philip, Cronos merasa ia pernah melihat pola tattoo tersebut di suatu tempat berpuluh-puluh tahun yang lalu. Dengan bantuan Rheia, ia pun melakukan riset dan membuka ulang berkas-berkas kasus yang berhubungan dengan ritual ataupun segel. Hingga pada akhirnya, Cronos menyadari bahwa ia pernah melihat pola tattoo itu pada scroll summon yang menjadi barang bukti pada peristiwa Fafnir 40 tahun yang lalu setelah Cillia mengatakan tattoo itu telah ada di punggung Philip semenjak 40 tahun yang lalu hanya saja polanya tidak seperti itu. Tattoo itu secara misterius berubah pola setiap tahun.

    Lalu.. summon scroll yang dimaksud Cronos akhirnya berhasil ditemukan, dan setelah membaca ensiklopedi Segel dan Formasi Sihir.. mereka menemukan bahwa tattoo itu adalah segel summon yang selalu berubah pola setiap tahun tergantung dari pergerakan benda langit, dan akan aktif tergantung dari setting yang diberikan oleh sang praktisi. Jika segel itu aktif, maka ia akan memanggil monster, iblis, atau siluman dengan level S ataupun entitas yang sekalipun tak dapat dibayangkan oleh umat manusia. Para Dewa. Mahluk yang sudah terpanggil dapat dikembalikan dengan membalik pola dan menjalankan suatu ritual khusus. Yang secara sembunyi-sembunyi halaman yang menceritakan tentang itu diambil oleh Cillia.

    Akan tetapi, hingga saat ini, 2 bulan setelah kejadian itu, tidak ada hal aneh yang terjadi di manapun di belahan bumi ini. Satu-satunya keanehan berada di dekat mereka, yaitu warna rambut dan mata LunaMaria, cucu pertama Cillia yang menjadi putih dan merah. Dan sejak saat itu, Cillia yang curiga pada LunaMaria selalu mengawasinya.





    Spoiler untuk Chapter 11 :

    Chapter 11
    Desperation


    LunaMaria menggenggam Aitken di tangannya. Memperhatikannya dengan seksama sambil mengenang masa-masa yang telah ia lalui sebelum semua ini terjadi. Membawa Aitken ke pelukannya, LunaMaria merasakan kehangatan seperti saat neneknya berada di sampingnya. Hingga..

    Pintu ruang ICU terbuka, 4 orang perawat dan seorang dokter membawa David yang tengah terbaring di kasur beroda menuju kamar pasien. Melihatnya, LunaMaria bergegas bangkit dari duduknya dan mengikuti mereka tanpa lupa membawa Aitken dan Vaporum.

    Tetapi dokter melarangnya untuk masuk ke dalam kamar pasien, dokter bilang bahwa David masih belum boleh dikunjungi. Dengan rasa kecewa LunaMaria melangkah kembali keluar kamar pasien, dan di depan pintu kamar Head General menemuinya.

    “LunaMaria.. aku ingin bicara denganmu.. datanglah ke kantorku segera..”
    Ujar Head General.

    “Tapi.. Dav- Agenor..”

    “Tenang saja, sudah kutugaskan 2 orang untuk menjaganya..”

    “Baiklah..”

    Head General kemudian berjalan menuju kantornya, diikuti oleh LunaMaria.

    Sesampainya di kantor Head General...

    Head General berjalan menuju jendela besar di belakang meja dan kursinya. Sambil memandangi langit yang setiap LunaMaria berkunjung ke sini selalu berwarna ungu tanpa awan, Head General bertanya..

    ”Apakah.. kau yang benar-benar pelaku peristiwa 2 tahun lalu itu?”
    Tanyanya menatap LunaMaria dengan punggungnya.

    Pertanyaan yang diberikan oleh Head General begitu mendadak, LunaMaria tak dapat memikirkan jawabannya terlalu lama. Ia hanya bisa menjawab apa adanya karena ia tak ingin hidup dalam kebohongan lagi.

    “Tidak.. tapi iblis dalam diriku yang melakukannya...”

    ”... coba jelaskan padaku maksud dari kata-katamu itu...”

    ”Nenek bilang padaku.. bahwa suatu iblis bersemayam dalam tubuhku.. dan ialah yang melakukan semua pembantaian itu.. diluar kesadaranku..”

    ”...”
    Head General terdiam sebentar, kemudian..
    “Kau tahu.. kata-kata mu itu bisa membuatmu di karantina selamanya di Dimensional Vault..?”
    Tanyanya...


    Sementara itu di rumah sakit..

    Terlihat sosok yang tertutup dengan topi fedora dan longcoat bertanya pada resepsionis..

    “Maaf, dimana letak kamar Agenor dirawat?”
    Tanyanya dengan sopan dan ramah.

    ”Tunggu sebentar ya tuan, saya cari terlebih dahulu data-datanya ya..”
    Ujar petugas resepsionis dengan ramah dan lembut.

    ”Maaf lama menunggu, ia dirawat di gedung B lantai 3 kamar nomor 21 tuan..”

    ”Terima kasih banyak..”

    ”Ah tuan, mohon tunggu sebentar, bisakah tuan mengisi nama di buku tamu kami?”
    Tanya petugas itu sambil mengeluarkan sebuah buku dan pena dari dalam lemarinya.

    Ia kemudian menuliskan sesuatu, lalu ia berterima kasih sekali lagi dan pergi menyusuri koridor rumah sakit. Menuju David.

    Pada saat petugas resepsionis mengecek apa yang ditulis oleh orang tadi, ia melihat tulisan

    ”DEATH”

    Yang ditulis satu halaman penuh.

    Sosok itu kemudian sampai di depan kamar David yang di depannya dijaga oleh 2 orang anggota ASASIN lainnya. Dan menghalangi sosok itu dari memasuki kamar David.

    ”Hei tunggu seben-”

    ”CRAK!! JLEB!!”

    Dua buah tombak es muncul dari tangan sosok itu dan menembus jantung kedua penjaga. Mereka pun tewas seketika bersamaan dengan masuknya sosok itu ke dalam kamar.

    Sementara itu di kantor Head General..

    Dengan pandangan yang tegas dan penuh keyakinan, LunaMaria berkata

    “Aku bersedia dikarantina agar iblis itu tak akan membunuh lagi”.

    Head General berpaling dan menatap LunaMaria dari balik punggungnya dengan tatapan yang tajam. Tiba-tiba..

    “Brak”
    Pintu kantor dibuka oleh seorang pria muda dengan sayap putih besar di punggungnya. Ia tampak terburu-buru, dan dari wajahnya tampak kepanikan.
    ”Head General, keadaan darurat!”

    ”Ada apa Daedalus? Setidaknya kau bisa mengetuk dulu sebelum masuk.. aku sedang berbicara dengan seseorang..”

    ”Maafkan aku telah mengganggu pembicaraan anda, tetapi ini sangat penting! Ada penyusup di rumah sakit, dan kedua anggota kita yang bertugas menjaga kamar Agenor tewas!”

    Mimik wajah Head General berubah, ia berjalan dengan cepat mendekati Pria itu.

    “Apa katamu? Mereka tewas?! Siapa yang melakukannya?!”

    ”Kurasa anda harus melihat sendiri lokasi kejadiannya Head General, saya tak dapat menjelaskannya..”

    Pria itu bergegas kembali ke rumah sakit, sementara Head General mengikutinya. Begitupun dengan LunaMaria.

    Sesampainya di rumah sakit, di depan kamar David..

    2 mayat dengan dada yang berlubang tergeletak di depan kamar, dengan jejak darah yang mengarah ke dalam kamar.

    “A-apa apaan ini..”
    Ujar Head General kaget pada apa yang ia lihat.

    “Head General, menurut keterangan resepsionis, pada jam kejadian seseorang yang mencurigakan dengan topi fedora dan long coat yang menutupi wajahnya, kemudian ia menuliskan ini pada buku tamu..”
    Ujar Daedalus sambil menunjukkan buku tamu di tangannya.

    “!!”

    “Tulisan ini…. Tidak salah lagi.. Oceanus..”

    “?!”
    LunaMaria yang mendengar nama Oceanus langsung bergerak memasuki ruang kamar. Dan begitu mereka masuk ke dalam ruangan, mereka lebih terkejut lagi. Seisi kamar porak poranda bagaikan terkena ledakan ***, sementara pada dinding kamar, terdapat sebuah kalimat ditulis dengan darah.

    ”JIKA INGIN IA TETAP HIDUP, DATANGLAH SEGERA GUDANG BEKAS DI HAMPSHIRE HARBOR”

    Setelah membaca tulisan itu, tiba-tiba LunaMaria berlari keluar dari ruangan. Head General yang melihatnya menyuruh Daedalus untuk segera menghentikannya.

    Berlari dengan kecepatan penuh dari rumah sakit menuju teleporter, LunaMaria tersadar bahwa Oceanus telah menyandera David untuk menariknya keluar. Dan LunaMaria merasa sangat bersalah telah membuat David harus mengalami semua ini, walaupun tidak sepenuhnya kesalahannya.

    “Cepat kirim aku kembali !”
    Seru LunaMaria pada teleporter

    “Tunggu!!”
    Panggil Daedalus, tetapi tidak terdengar oleh LunaMaria yang sudah terlanjur terkirim.

    LunaMaria kembali terkirim ke bumi, ia berada di depan gedung Environment Control Bureau. Tanpa pikir panjang ia bergegas menuju ke arah timur, dengan bantuan Psikokinesisnya ia melompat dari atap rumah ke atap rumah yang lain bagaikan memiliki sayap di punggungnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi ia akhirnya tiba di Hampshire Harbor.

    LunaMaria berjalan menuju kumpulan gudang tua di sebelah selatan pelabuhan itu, ia memeriksanya satu persatu. Hingga saat ia tiba di gudang yang paling besar..

    “Selamat datang gadis kecil..”
    Sebuah suara yang familiar terdengar, bersamaan dengan pintu gudang yang tiba-tiba tertutup.

    Setelah pandangan LunaMaria menyesuaikan diri dengan gelapnya tempat itu, ia dapat melihat Oceanus, berada sekitar 20 meter darinya. Berdiri di sebelah sebuah kristal es besar yang terlihat bayangan tubuh seseorang di dalamnya.

    “D-David!!”
    Seru LunaMaria melihatnya.
    “Lepaskan dia!”
    Tambahnya.

    ”Ckckck gadis kecil.. aku tak akan melepaskannya begitu saja.. aku menginginkan sesuatu sebagai gantinya..”
    Ujar Oceanus.

    ”Apa yang kau inginkan!? Katakan padaku!”
    Tanya LunaMaria. Dan Oceanus malah membalasnya dengan pertanyaan

    ”Apakah kau tahu? Membebaskan Sang Dewi dari dalam dirimu tidak harus melalui gerhana bulan..

    Tetapi kita juga bisa membebaskannya melalui keputusasaan, kesedihan, marah, dan.. dendam..”

    Dan secara tiba-tiba Oceanus meluncurkan Gigantic Tidal Pressure nya, sebuah jurus yang mengeluarkan gelombang air yang sangat besar yang dapat menekan dan menghancurkan apapun yang berada di bawahnya. Ia meluncurkannya pada kristal es yang berada di sebelahnya hingga hancur berkeping-keping.

    ”TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!”
    Teriak LunaMaria, melihat kristal es yang berisi David dihancurkan oleh Oceanus.

    ”Ups.. aku menghancurkannya..”
    Ujar Oceanus tanpa merasa berdosa.

    LunaMaria tampak sangat, sangat marah melihat semua itu. Segalanya telah direnggut darinya, keluarganya, temannya, dan kini.. orang yang dicintainya. Ia tak memiliki siapapun lagi, ia sangat sedih, ia marah, dan ia kini sangat-sangat ingin membunuh Oceanus yang berada di depannya. LunaMaria merapal mantera memanggil 4 moon sabrenya, kemudian ia mengeluarkan Vaporum dengan tangan kirinya, dan.. Aitken, sang rapier terkutuk.. dengan tangan kanannya.

    LunaMaria menyerang Oceanus dengan keempat moon sabrenya, namun Oceanus dapat menghindarinya. Serangan yang bertubi-tubi tampak membuat Oceanus kewalahan, dan tiba-tiba ia tak dapat menggerakkan tubuhnya. Ternyata LunaMaria menggunakan Psikokinesisnya untuk menahan Oceanus. Dengan langkah yang tegas dan alunan yang indah, LunaMaria menebas tubuh Oceanus dengan sabetan kedua rapiernya bersamaan dengan serangan 4 moon sabrenya secara bersamaan.
    Tubuh Oceanus terbelah-belah, LunaMaria berhasil mengalahkan Oceanus. Tetapi mengingat ia sudah tak dapat lagi bertemu dengan David, membuatnya merasakan kepedihan di hatinya. Dan secara tiba-tiba, ia merasa pusing.

    ”Bagaimana penampilanku tadi? Cukup meyakinkan bukan?”

    LunaMaria menengok ke belakang, bagian-bagian tubuh Oceanus yang tadi telah ia belah berubah menjadi air, sementara Oceanus sendiri dengan pakaiannya yang masi lengkap dan rapi berdiri di atasnya.

    “Ka-kau?! Apa yang kau lakukan padaku?!”
    Tanya LunaMaria, merasa rasa pusingnya itu adalah perbuatan Oceanus.

    “Sudah kubilang bukan? Keputusasaan, kesedihan, marah, dan dendam dapat melepaskan Sang Dewi yang bersemayam di dalam dirimu..”

    Dengan pandangan yang berkunang-kunang dan bergoyang-goyang, LunaMaria masih mencoba mempertahankan kesadarannya.

    “Kau.. bagaimana kau tahu semua ini?!”

    “Mudah saja.. aku menemukan sebuah kitab kuno di ruang arsip ASASIN yang menceritakan lengkap tentang kisah dendam Selene, Sang Dewi Bulan pada ayahnya, Gaia.. bahkan cara memanggilnya pun dijelaskan.. sungguh buku yang bermanfaat..”
    Melihat LunaMaria yang semakin kehilangan kesadarannya dan bertumpu pada rapiernya, Oceanus menambahkan
    “Ups.. tampaknya ocehanku membuatmu mengantuk.. kalau begitu.. sampai jumpa di lain waktu..”

    “Tidak... Tidak lagi...”
    Ucap LunaMaria lirih dengan air mata yang menetes dari kelopak matanya, seiring dengan hilangnya kesadarannya.

    Kemudian, sepasang sayap hitam yang besar muncul dari punggung LunaMaria, pandangan matanya menjadi kosong, dan sorotannya bagaikan sorot mata mahluk haus darah. Selene telah berhasil terlepas.

    “Akhirnya.. akhirnya aku berhasil... setelah bertahun-tahun penantianku.. setelah semua yang kualami bahkan harus mengorbankan keabadianku.. akhirnya aku dapat menyaksikan keagungan entitas bersayap hitam itu.. Selene.. Sang Dewi Dendam..”
    Gumam Oceanus.

    Selene menatap Oceanus yang berdiri di depannya, kemudian Oceanus memberi penghormatan seperti kepada ratu padanya. Dengan tangan kanan yang melintang di perutnya ia menunduk dan berkata..

    ”Selamat datang Dewiku...”.

    Daedalus yang mengintip dari balik pintu gudang menyaksikan semuanya, ia berusaha menghubungi kantor ASASIN dengan handphone nya.

    ”Ini buruk.. ini sangat buruk...”
    Ujar Daedalus panik.






    Next Chapter Click Here
    Last edited by the_omicron; 19-06-09 at 00:07.


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  5. #34
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    kasih thanks ga yaaaaaa

    ntar aja ah

    kalo udah tamat baru gw kasih thanks
    OYE!

  6. #35

    Join Date
    May 2009
    Posts
    99
    Points
    124.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    wahh.. rahasianya lgsg kebongkar cepet amatt...

    but..

    kereeeennnn... smile:

  7. #36
    open_closed's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Indonesia Raya
    Posts
    848
    Points
    1,088.90
    Thanks: 1 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by the_omicron View Post
    The Next Chapter


    Spoiler untuk Chapter 7 :

    Chapter 7
    Lie


    Esoknya, Cillia mendapati bahwa LunaMaria tidak masuk sekolah. Ia berpikir bahwa mungkin LunaMaria ikut tertular penyakitnya kemarin. Ia tampak sedikit merasa bersalah.
    Tanpa LunaMaria yang biasanya mengacuhkannya, pagi ini terasa sangat sepi bagi Cillia. Rasa kehilangan seorang teman dirasakan oleh Cillia, meski dia tahu LunaMaria tidak akan menghilang selamanya, seperti halnya ayah dan ibunya.

    Hingga.. 2 hari kemudian, saat waktu istirahat tiba..


    Kini LunaMaria sudah masuk sekolah kembali, dan seperti biasa, saat waktu istirahat tiba LunaMaria berjalan keluar kelas diikuti oleh Cillia. Dan tiba-tiba LunaMaria mendapatkan sms dari David, yang mengatakan ia tengah berada di kantin tempat biasanya, tentu tanpa memberitahu isi smsnya pada Cillia. Sementara Cillia mendapati handphonenya juga berbunyi, dan pada saat ia melihatnya, terdapat 1 sms dalam inbox. Sms itu dikirim oleh David,isinya mengatakan bahwa ia berada di halaman belakang sekolah dan ingin bertemu dengannya karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Cillia kemudian berkata bahwa ia ada urusan penting, dan LunaMaria malah tampak lega tidak diikuti oleh Cillia yang menjengkelkan.

    Menelusuri koridor demi koridor, Cillia berjalan menuju halaman belakang, tempat LunaMaria sering menghilang. Ia sampai di pintu halaman belakang, ia membukanya, kemudian berjalan menuju sebuah pohon besar yang teduh. Dibawahnya berdiri David, melambai pada Cillia yang tengah berjalan mendekatinya. Cillia kemudian duduk bersama David di bawah pohon besar itu.

    “Jadi… hal apa yang ingin kau bicarakan?”
    Tanya Cillia

    “…mungkin.. pertanyaanku akan terdengar aneh.. dan kupikir…”
    Ujar David ragu

    “Tidak apa.. aku akan menjawabnya semampuku..”
    Senyum Cillia dan membuat keraguan David sirna. Ia mulai membuka mulutnya

    “Aku.. aku pikir ini benar-benar aneh… pada awalnya aku membencinya, aku menaruh dendam padanya, ia membunuh kakakku, kemudian…”
    David berhenti berbicara, tetapi melanjutkannya kembali
    “Saat aku bertemu dengannya.. saat aku berbicara padanya.. saat aku melihatnya.. entah kenapa.. rasa dendamku lenyap.. tetapi.. jika melihat sosoknya dengan rapier.. aku.. aku merasa sangat ingin membunuhnya.. dan kini… ia.. aku melihatnya, ia berusaha mengendalikan Iblis dalam dirinya, ia menyiksa dirinya, aku bahkan dapat melihatnya terluka karena itu!”

    “Terluka… maksudmu?”
    Tanya Cillia bingung

    “Apa kau tahu.. mengapa ia selalu menutupi pergelangan tangannya? Mengapa ia selalu memakai pakaian dengan lengan panjang?”
    Tanya David balik, sementara Cillia tak dapat menjawabnya

    “Dia… berbuat seperti itu.. agar tak ada siapapun yang khawatir pada luka di pergelangan tangannya, luka karena rantai besi itu, dia.. terlalu baik.. aku.. aku.. aku rasa.. aku jatuh cinta padanya…”
    Ucap David dengan mata yang berkaca-kaca

    “Tenanglah.. tenanglah..”
    Ujar Cillia sambil mengusap punggung David

    “Aku.. apa yang harus aku lakukan Sirius?”

    “Aku punya 2 jawaban untukmu…”

    “Apa? Apa itu?”

    “Pertama, sebagai seorang anggota ASASIN, sebagai orang yang diberi perintah langsung dari Head General untuk menginvestigasi kasus ini, yang harus kau lakukan adalah membuang perasaanmu itu, dan fokus pada investigasi untuk menangkap seseorang- ah tidak, sesuatu yang telah membunuh kakakmu.”
    Kemudian Cillia menambahkan
    “Kemudian yang kedua…

    Sebagai seorang yang mencintainya.. yang harus kau lakukan adalah..

    Jika kau benar-benar mencintainya.. kau harus membebaskannya, kau harus membebaskannya dari kutukan itu, dan melindunginya dengan cara apapun..

    Mungkin itu yang dapat aku katakan padamu.. sebagai sahabat LunaMaria, dan sebagai sahabat dari seseorang yang mencintainya…”.

    David tampak memikirkan dalam-dalam pilihan yang diberikan oleh Cillia. Beberapa menit kemudian, ia tampak mendapatkan jawabannya, berdiri kemudian berterima kasih pada Cillia

    “Terimakasih atas saranmu Sirius, kau benar-benar membuatku tak ragu lagi!”
    Ujar David sambil berjalan kembali menuju gedung sekolah. Tampaknya ia akan menemui LunaMaria di kantin.

    “Sama sama…. Agenor…”
    Ujar CilliaSambil melambaikan tangannya

    Beberapa saat setelah David menjauh, senyuman tulus di wajahnya berubah menjadi senyuman licik, kemudian ia bergumam sendirian

    “Persis sekali.. seperti yang telah kau perkirakan… Oceanus…”
    Ujarnya sambil menekan nomor-nomor di handphonenya.


    Sementara itu, di atap sekolah yang sekaligus kantin.

    LunaMaria tampak menunggu David yang tak kunjung datang. Tetapi, ia kembali cerah saat David terlihat menaiki tangga menuju kantin.

    “Ah David, disini!”
    Panggil LunaMaria sambil melambaikan tangannya.

    David kemudian duduk di depannya, ia tampak lebih cerah dan ceria dari biasanya, begitupun dengan LunaMaria, seolah ia baru saja terbangun dari tidur yang panjang. Mereka tampak serasi sebagai pasangan, walaupun.. tidak ada hubungan lebih dari seorang teman diantara mereka. Belum.

    Waktu istirahat sudah usai. Seperti biasanya, LunaMaria kembali ke kelasnya lebih dulu daripada David. Pada saat LunaMaria telah turun dari kantin, sekelompok murid laki-laki mendatangi dan mengelilingi David. Salah satunya kemudian maju dan dengan kasarnya menarik serta mengangkat kerah baju David.

    “Kau benar-benar ******** tak tahu diuntung ya? Sekarang setelah LunaMaria kau rebut dari kami, kini kau juga berminat pada Cillia kami?!”
    Bentaknya pada David

    David tampak tidak terganggu ataupun terancam oleh mereka, dan dengan tenangnya ia bertanya

    “Lalu.. siapakah kalian? Ada hubungan apa kalian dengan LunaMaria dan Cillia?”
    Sambil tersenyum.

    “Kami adalah gabungan dari fans club LunaMaria dan fans club Cillia, dan kini kami amat marah padamu wahai manusia serakah!”
    Ujarnya dengan lantang.

    “Duh.. mulutmu benar-benar bau.. mulut sebau ini bahkan tidak pantas menyebut nama mereka..”
    Ledek David yang kemudian ditanggapi dengan dilemparkannya David oleh orang yang sejak tadi menarik kerah bajunya. Hingga David terpental dan menabrak kursi.

    Bangkit dari jatuhnya, David dengan tetap tenang bertanya kembali
    “Lalu.. apa yang akan kalian lakukan sekarang?”

    “Kami.. akan memberimu pelajaran..”
    Kata mereka sambil meregangkan otot jarinya.

    Sementara itu dibawah..

    LunaMaria yang sedang berjalan menuju kelasnya heran, mengapa semakin lama semakin banyak orang yang berlarian menuju kantin, padahal waktu istirahat sebentar lagi habis. Ia mendengar percakapan salah satu kelompok murid perempuan, dan mereka bilang..

    “Benarkah itu? Ada perkelahian seru di kantin?”

    “Ya, benar, pacarku bilang begitu!”

    “Jadi siapa yang berkelahi?”

    “Katanya sih.. sekelompok orang yang mengaku fans club begitu deh.. dan lawannya.. katanya anak 2E, namanya kalau tidak salah tadi.. David..”

    Nama David yang disebut terlibat dalam perkelahian terngiang-ngiang di kepala LunaMaria, ia khawatir terjadi sesuatu padanya, kemudian ia kembali menuju kantin dengan tergesa-gesa, dengan niat menolong David.

    Kembali ke kantin, disana sekarang bagaikan ring pro-wrestling, mereka mengerumuni lokasi perkelahian bagaikan penonton pertandingan sepakbola. LunaMaria berusaha memasuki kerumunan yang padat itu, dan ia mendengar

    “Hebat juga ya anak itu.. dia membuat mereka kesulitan bahkan tanpa menyentuh mereka…”

    Kemudian LunaMaria bertanya kepadanya dengan kepanikan

    “Apa, apa yang terjadi, bagaimana keadaan mereka sekarang! Katakan padaku!”

    Anak itu ragu menjawab pertanyaan Cillia, kemudian ia berpandangan pada temannya, dan berkata

    “Eh..ehm.. mereka terkapar karena semua serangan mereka berhasil dielak anak itu.. tampaknya anak itu tak ingin membalas mereka.. mereka semua berjatuhan kerena kelelahan..”
    Jelasnya.

    LunaMaria kembali berusaha melewati kerumunan itu, hingga akhirnya ia sampai di barisan paling depan. Dan ia melihat sendiri.. sekitar 6 orang terkapar tampak kelelahan, sementara David tidak berkeringat sama sekali. Salah satu dari mereka berada di dekat kaki David, ia mengatakan sesuatu

    “Brengsek.. hosh hosh.. tak kusangka kau…”

    Dengan senyuman lagi David kembali bertanya

    “Sekarang setelah semua ini, ada lagi yang ingin kau katakan?”

    “Ya, ini CUIH!”
    Orang itu meludahi kaki David. Ekspresi wajah David berubah, senyumnya perlahan pudar, kemudian ia menendang kepala orang itu hingga terpental beberapa meter darinya.

    Mata seorang pembunuh berdarah dingin kini tampak dari seorang David yang biasanya selalu ceria, ceroboh, naif, dan baik hati. Ia bagaikan David yang benar-benar berbeda dari yang LunaMaria kenal selama ini.
    Melihat sekelilingnya, semakin bersorak dan gembira bagai mendapatkan hiburan, LunaMaria mulai melihat mereka sebagai mahluk yang haus darah, mahluk yang menikmati penderitaan orang lain, mahluk yang pantas untuk dibasmi. Manusia. Tanpa sadar LunaMaria mulai mengucapkan mantera pemanggil 4 Moon Sabre. Beruntung David menyadari Moon sabre yang mulai terbentuk diatas LunaMaria, dan ia pun memanggil namanya.

    “LUNAMARIA!!”
    Teriaknya.

    “!!”
    LunaMaria tersadar, keempat moon sabre itu pun menghilang karena mantera yang belum terselesaikan. LunaMaria berlari, dan David mengejarnya. Kejar-kejaran antara LunaMaria dan David pun terjadi, hingga pada akhirnya David berhasil menangkap lengan LunaMaria.

    “Tu-tunggu! Hosh hosh..”

    “Apa.. apa yang ingin kau katakan?! Kau bukanlah David yang kukenal!”
    Tolak LunaMaria

    “Kau.. kau benar.. aku bukanlah David yang kau kenal selama ini.. aku.. adalah.. Agenor.. seorang anggota ASASIN, juga seseorang yang menyerangmu sewaktu di kelas 2B malam itu dan insiden Black Dog..”

    Tak pernah menyangka David adalah Agenor, orang yang menyerangnya 2 kali dan nyaris membunuhnya. LunaMaria shock, ia tak habis pikir, ternyata orang yang ia cintai adalah seorang anggota ASASIN yang bahkan berusaha membunuhnya.

    “Meskipun begitu, aku mencintaimu! Aku..”

    Belum sempat David menyelesaikan kalimatnya, mereka berdua merasakan hawa jahat yang sangat kuat mengelilingi dan menyelubungi sekolah ini.

    Ti-tidak mungkin! Monster tak mungkin muncul di siang hari! Ini tidak mungkin!

    Tetapi tiba-tiba..

    “DUAR!! PRANG!!”
    Salah satu Kepala dari seekor Hydra menjebol tembok dan kaca sekolah, menggigit dan menarik seorang murid keluar dari gedung.

    “Hy-hydra?!”
    Ujar mereka berdua heran.

    Kepanikan terjadi, semua orang berlarian mencari tempat yang aman dan pintu keluar. Lalu kaca koridor kembali pecah, kini mahluk-mahluk seperti kumbang berukuran sebesar ******, Scarab, memasuki koridor kaca dan mulai menyerang orang-orang yang panik. Keadaan sekolah menjadi kacau balau, baik LunaMaria maupun David tidak pernah mengira ini akan terjadi.

    “A-apa yang terjadi sebenarnya..?”
    Tanya David shock

    “Lihat itu!”
    Ujar LunaMaria. Ia menunjuk keluar jendela kepada sekerumunan orang-orang yang hendak keluar gerbang sekolah, tetapi bagaikan terhalang oleh suatu tembok tak terlihat. Begitupun orang-orang yang berusaha memanjat pagar, dan burung-burung di udara, mereka bagai dikurung di dalam sekolah itu, bersama dengan monster dan siluman ganas.

    “K-kita harus menolong mereka LunaMaria!”
    Seru David

    LunaMaria yang tampak masih shock dengan kenyataan bahwa David adalah Agenor, dan monster muncul di siang hari menyerang sekolahnya membuatnya terdiam.

    “LunaMaria! Kita tak punya waktu untuk ini, kita harus cepat sebelum korban bertambah lagi!”

    Sekali lagi kepala Hydra itu menjebol dan memasuki sebuah kelas, kini ia mengambil seorang murid lagi.

    “K-kau.. kau benar.. kita bisa bicarakan ini nanti.. yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan mereka semua!”
    Seru LunaMaria kembali bersemangat.

    Dan dari luar jendela, terlihat ekor Hydra itu sedang berayun dengan kecepatan yang tinggi menuju mereka, dan..

    “DUM!!”

    Ekor Hydra itu menghantam gedung sekolah hingga koridor tempat Lunamaria dan David berdiri rubuh, beruntung mereka berhasil menghindarinya.

    “David, telepon ASASIN, CEPAT!”

    “Ti-tidak bisa! Sinyalnya tidak ada!”

    LunaMaria melihat handphonenya sendiri, dan benar, tidak ada sinyal.

    “Tampaknya kita terpaksa berusaha sendiri..”
    Ujar LunaMaria

    “Baiklah kalau begitu, aku akan ke bawah dan menolong orang-orang yang berkumpul di lapangan, akan kubawa mereka ke GOR untuk bersembunyi, bagaimana denganmu?”
    Tanya David

    “Kalau begitu aku akan menuju ke arah atap dan mengumpulan orang-orang yang selamat agar berkumpul di GOR!”

    “Baiklah! YOOOOOOOSH!”

    “David..”
    Panggil LunaMaria
    “Berhati-hatilah…”

    David hanya membalasnya dengan senyuman lebar dan jempol keatas. Kemudian ia berlari.

    LunaMaria yang menuju atap, menyuruh setiap orang yang ia temui untuk menuju GOR tanpa melewati koridor depan, mereka harus berputar melalui halaman belakang untuk menghindari Hydra. Hingga akhirnya LunaMaria sampai di kantin yang kini telah sepi.

    “Baiklah tampaknya tak ada orang..”

    Akan tetapi, ia melihat sosok seseorang, duduk di kursi dekat pengaman pinggir atap, memandangi kekacauan di bawah dengan pandangan yang kosong. Sosok itu adalah.. Cillia.

    “Cillia?!”
    Ujar LunaMaria sambil berlari mendatanginya.

    “Apa yang kau lakukan disini?!”

    “Menunggu…”
    Jawabnya pelan dan tenang.

    “Menunggu?!”
    Tanya LunaMaria bingung.

    “Menunggumu…”
    Ucap Cillia sambil melirik LunaMaria dengan pandangan yang kosong.

    Bersamaan dengan itu, pintu kantin tertutup, dan diatas bangunan tempat pintu berada, berdiri sosok yang tidak asing. Menggunakan long coat berwarna coklat, bertopi fedora, dan mengenakan gas mask. Pria kecil itu berada di atas atap sekolah Everwood High.

    “Ka-kau?!”
    Ujar LunaMaria mengenal sosok itu.



    Chapter 7 nya ga Di UP di depan aja ?!
    kesian yang baru baca...
    Klo ga liat ke page 3 ga tau udah Up chapter 7
    Percayalah pada keajaiban tetapi jangan tergantung padanya

  8. #37
    Siaunen2's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    あなたの中心
    Posts
    2,115
    Points
    2,388.20
    Thanks: 0 / 3 / 3

    Default

    Did....kalo upload taro di ym lha....biar ga bingung tiap cari

  9. #38
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    next chapter , chapter 8 up

    semakin seru


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  10. #39
    lola_laperterus's Avatar
    Join Date
    Mar 2009
    Location
    Bandung- City of Flower
    Posts
    45
    Points
    51.70
    Thanks: 4 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by the_omicron View Post
    next chapter , chapter 8 up

    semakin seru
    ditunggu2 akhirnya
    i come, i cheat, i win

  11. #40
    Saladin's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Liverpool!Tidak terima barter cendol!
    Posts
    2,646
    Points
    0.65
    Thanks: 25 / 42 / 35

    Default

    pura2 baca chapter 7 dan 8 ah....
    I LOVE LIVERPOOL

    Quote Originally Posted by Someone with red heart
    There's only two kinds of men in this world
    Liverpool family and the others
    LIRIK YNWA

  12. #41
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    chapter 9 dah up smile:


    terungkap lagi kenyataan demi kenyataan


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  13. #42
    Saladin's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Liverpool!Tidak terima barter cendol!
    Posts
    2,646
    Points
    0.65
    Thanks: 25 / 42 / 35

    Default

    wew chapter 9nya keren kk
    kk kuliah dimana sih?kok jago nulisnya?
    I LOVE LIVERPOOL

    Quote Originally Posted by Someone with red heart
    There's only two kinds of men in this world
    Liverpool family and the others
    LIRIK YNWA

  14. #43
    lola_laperterus's Avatar
    Join Date
    Mar 2009
    Location
    Bandung- City of Flower
    Posts
    45
    Points
    51.70
    Thanks: 4 / 0 / 0

    Default

    ga nyangka sma cronos

    seruuuuu

    chap 10 nya dtggu ya
    i come, i cheat, i win

  15. #44
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    Quote Originally Posted by Saladin View Post
    wew chapter 9nya keren kk
    kk kuliah dimana sih?kok jago nulisnya?
    iya kk

    saya jadi mau masuk kampus kk

    OYE!

  16. #45
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    @saladin

    KUL DI GUNDAR DONG

    tq2

    @lola

    ga nyangka apa lol ama Cronos?

    @yus

    hehehe




    eniwei chapter 10 dah up


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

Page 3 of 9 FirstFirst 1234567 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •