Page 1 of 9 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 125
http://idgs.in/203030
  1. #1
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default Selene | LunaMaria : Redemption


    Author : The_Omicron
    Site : www.the-omicron.co.cc
    Genre : Fiction, Drama, Light Novel

    Selene | LunaMaria series is under copyright law © 2009 the-omicron.co.cc



    ________

    www.the-omicron.co.cc presents...






    _______

    Requiem
    Spoiler untuk Prologue :

    Prologue


    Pada zaman dahulu kala, jauh sekali di zaman para Dewa, Gaia sang Dewa Bumi bertemu dengan Theia sang Dewi Cahaya. Mereka berdua saling jatuh cinta pada pandangan pertama, hingga akhirnya mereka menikah, dan mempunyai seorang anak perempuan dengan wajah yang sangat cantik dengan kulit seputih salju dan selembut sutra serta rambut perak yang lembut dan indah beserta sepasang mata yang bagaikan batu ruby yang berkilau yang diberi nama, Selene.

    Bertahun-tahun Selene menjadi pengiring ayahnya, Gaia dan selalu bersama dengannya kemanapun Gaia pergi. Gaia dan Theia pun sangat menyayangi Selene, hingga suatu hari, Selene bertemu dengan Chaos.

    Chaos yang membenci Gaia karena ia merebut pujaan hatinya, Theia, mengetahui bahwa Gaia dan Theia memiliki seorang anak perempuan. Kemudian Chaos yang licik dan dipenuhi rasa dengki membuat suatu rencana untuk menghancurkan kebahagiaan mereka, dan kemudian Chaos menyamar menjadi Endymion, seorang mortal yang memiliki wajah yang sangat tampan.

    Chaos sebagai Endymion mendekati Selene agar Selene jatuh cinta dengannya. Selene pun terjebak dalam tipuan Chaos, ia jatuh cinta pada Endymion, seorang mortal. Tetapi Gaia, tidak merestui hubungan mereka karena Gaia tahu bahwa Endymion adalah Chaos, sang Dewa Ketiadaan, musuhnya. Berbeda dengan Theia yang merestui hubungan antara Selene dan Endymion, tanpa mengetahui bahwa Endymion adalah Chaos, ia membela Selene mati-matian, bahkan melindunginya dengan cahaya putih nan lembut darinya agar tidak tertutup bayang-bayang Gaia yang melindunginya siang dan malam.

    Geram dengan apa yang telah Theia lakukan, karena telah menjatuhkan anak yang Ia sayangi ke dalam jebakan Chaos dan menentangnya, Gaia akhirnya memutuskan akan mereka dan akan mengambil kembali anaknya, Selene serta membunuh Endymion.

    Gaia pun menemukan mereka, tetapi di bawah cahaya Theia, Gaia tak dapat menyentuh anaknya. Akhirnya dengan sangat terpaksa karena tak ingin anaknya terjebak oleh Chaos, Gaia membunuh Theia dalam tangisan, dan menghapus sebagian cahayanya pada Selene. Setelah itu Gaia kembali pada Selene, kemudian membunuh Endymion di depan mata Selene. Endymion pun tewas di tangan Gaia, dan Selene kembali pada ayahnya, Gaia.

    Kemudian, Chaos menghasut Selene yang tengah merasa sedih. Chaos memberi tahu bahwa Gaia telah membunuh Ibunya, Theia dan kemudian membunuh kekasih yang ia cintai, Endymion. Termakan hasutan Chaos, Selene bersumpah akan membunuh ayahnya, ia pun mendapatkan kekuatan memanggil mahluk-mahluk terkutuk dari Erebus. Tetapi rencana Selene diketahui oleh Gaia yang kemudian membuang Selene ke luar angkasa, dan mengutuknya agar rohnya terpisah dari tubuhnya dan tak bisa kembali.

    Selene bersumpah bahwa ia akan bangkit kembali dan akan menghancurkan Gaia juga membunuh semua mortal ciptaannya dengan membawa mahluk-mahluk terkutuk menggunakan kekuatan yang Chaos berikan, untuk membalaskan dendamnya akan Theia dan Endymion.



    Spoiler untuk Chapter 1 :

    Chapter 1
    LunaMaria


    New Hampshire, masa kini, 7 Juli, gerhana bulan total.

    Seorang bayi perempuan, anak pertama dari pasangan dari atlit anggar sekaligus Exorcist Addison dan Marcie Edwarton XIII dilahirkan dengan selamat. Kedua pasangan itu sangat bersyukur pada Tuhan akhirnya mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik dengan rambut coklat yang indah seperti ibunya dan mata biru yang indah seperti ayahnya, kemudian karena lahir pada saat gerhana bulan, mereka memberi nama bayi perempuan itu “Lunamaria” dengan nama keluarga Edwarton XIV, sebagai tanda bahwa ialah yang nanti akan menjadi penerus mereka.

    Tetapi, dalam beberapa bulan, perlahan-lahan rambut Lunamaria berubah menjadi perak, dan matanya berangsur-angsur berubah menjadi merah. Dokter pun tidak dapat mengatahui bagaimana bayi yang terlahir dengan rambut coklat dan mata biru dapat berubah menjadi berambut perak dan bermata ruby.

    Tak ambil pusing dengan keanehan pada Lunamaria, Addison dan Marcie menganggap hal itu sebagai karunia dari Tuhan dan menganggap bahwa Lunamaria adalah anak yang ‘spesial’.

    Memang, Lunamaria benar-benar anak yang ‘spesial’, ia sangat menyukai benda-benda yang berhubungan dengan bulan, kemudian ia dapat berjalan sendiri bahkan sebelum diajarkan oleh kedua orang tuanya, lebih menyukai malam daripada siang, dan ia memiliki kemampuan Psikokinesis, kekuatan untuk dapat menggerakkan benda-benda hanya dengan pikirannya, satu hal yang tak pernah diketahui oleh Addison dan Marcie.
    Pada umur 4 tahun, LunaMaria kecil tertarik pada olahraga sekaligus seni yang menjadi profesi keluarganya, yaitu fencing atau anggar. Mengetahui kecepatan mempelajari sesuatu yang sangat tinggi dari LunaMaria, mereka, Addison dan Marcie berpikir bahwa jika LunaMaria diajarkan fencing sejak dini, ia yakin bahwa anaknya akan menjadi seorang atlit anggar yang bahkan akan melebihi ayahnya sang juara fencing sedunia.

    Keputusan sangat tepat yang mereka buat, hanya dalam 3 tahun mempelajari fencing Lunamaria sudah dapat mengalahkan ibunya sendiri, atlit fencing profesional juara turnamen fencing domestik. Mereka tidak membiarkan LunaMaria mengikuti turnamen-turnamen fencing junior, karena menurut mereka kemampuan LunaMaria terlalu tinggi untuk anak seumurnya dan dapat membunuh tunas-tunas atlit, lagipula mereka ingin membuat kejutan pada dunia saat LunaMaria sudah cukup umur untuk dapat mengikuti turnamen fencing reguler. Addison dan Marcie sangat bahagia dan bersyukur bahwa mereka memiliki seorang anak yang diberkahi kelebihan dari anak-anak biasa. Dan merekapun mengajaknya dalam perburuan dan pembasmian monster, iblis dan siluman yang sudah menjadi tugas keluarga Edwarton sejak generasi terdahulu, dan hal itu semakin meningkatkan keberanian dan kemampuan LunaMaria sebagai Exorcist termuda di keluarganya.

    Tetapi, kebahagiaan mereka tidak lama. Pada saat ulang tahun LunaMaria yang ketujuh, tepatnya 7 Juli, gerhana bulan total terjadi, dan pada saat gerhana bulan mencapai kesempurnaan, di tengah hiruk pikuk pesta ulang tahunnya, kesadaran LunaMaria perlahan-lahan menghilang. Dan pada saat ia terbangun, ia sudah berada di rumah sakit, dengan neneknya duduk menunggunya di samping tempat tidurnya.

    LunaMaria yang kebingungan bertanya pada neneknya, mengapa ia berada di rumah sakit dan dimanakah kedua orang tuanya, lalu bagaimana dengan pesta ulang tahunnya. Neneknya hanya terdiam seribu bahasa, dan menyalakan TV yang berada di depan mereka.

    Sungguh terkejut LunaMaria kecil melihat berita di TV yang menyatakan bahwa pesta ulang tahunnya berubah menjadi sebuah ladang pembantaian, dengan wajah dan nama kedua orang tuanya sebagai salah satu dari korban pembantaian tersebut.
    Lunamaria bertanya-tanya mengapa semua itu bisa terjadi, mengapa hari yang seharusnya menjadi hari kebahagiannya harus berakhir seperti ini. Kemudian Neneknya menjawab

    “Iblis…”

    LunaMaria tidak mengerti maksud dari kata-kata Neneknya, Cillia Edwarton XII, seorang Exorcist sekaligus deputi 1 dari ASASIN Bureau (Active Special Assignment Supranatural Investigation Bureau ).

    “Iblis? Apa maksud nenek dengan ‘Iblis’? Katakan padaku nek!”

    Neneknya terdiam sebentar, dengan pandangan yang memancarkan kesedihan, menatap kedua mata LunaMaria kecil yang kebingungan, ia kembali berbicara.

    “Iblis, dialah yang membuat segalanya terjadi, dan membunuh kedua orang tuamu dan semua orang disana, Iblis lah yang membunuh mereka, Iblis!”

    LunaMaria terdiam melihat neneknya yang kemudian menangis, dan ia berusaha menenangkan Neneknya dari tangisnya karena telah kehilangan anak dan menantunya.

    “Aku bersumpah nek, aku berjanji akan membalas kematian mereka, aku berjanji akan membasmi semua iblis, siluman, monster, dan mahluk jahat yang ada di muka bumi ini, aku bersumpah!”

    Kemudian Neneknya berhenti menangis, dan menatap dalam-dalam kedua mata LunaMaria.

    “LunaMaria!”

    “Y-ya?!”

    “Aku ingin kau menjadi anggota ASASIN! Dengan menjadi anggota ASASIN kau akan menjadi semakin kuat, dan akupun akan mengajarkanmu ilmu yang kumiliki agar lebih kuat lagi agar dapat menjalankan janjimu itu!”

    “… Baik, tentu saja Nek! Aku akan menjadi anggota ASASIN, dan aku akan membasmi semua mahluk jahat di muka bumi ini, aku akan mencari Iblis yang membunuh ayah dan ibu! Aku mohon ajarkan aku ilmu yang engkau miliki Nek!”

    Setelah janji terucap oleh LunaMaria, ia memutuskan untuk mengikuti jejak kedua orangtuanya dengan menjadi anggota ASASIN, dan menjadi seorang Exorcist yang akan menghapuskan keberadaan mahluk jahat dari muka bumi.

    Extra Information : ASASIN Bureau

    ASASIN (Active Special Assignment Supranatural Investigation Bureau ) adalah biro yang dibuat pemerintah yang ditugaskan untuk mengatasi gangguan supranatural dan meng-investigasi kejadian-kejadian supranatural yang mengganggu kegiatan manusia, ASASIN berada langsung dibawah perintah Menteri Pertahanan dan bergerak secara rahasia, bahkan masing-masing anggota hanya mengetahui satu sama lainnya dengan sebuah codename unik yang dimiliki masing-masing anggota. Dengan dikepalai seorang Head General dan diwakili oleh 2 orang Deputi, yang salah satunya adalah Nenek LunaMaria, Cillia Edwarton XII a.k.a Rheia.

    Setiap Unit Utilitas ( Utility Unit ) ASASIN terdiri dari kelompok-kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang sebagai suatu tim yang diseleksi dari orang-orang yang memiliki kemampuan spesial yang kemampuannya saling melengkapi. Tetapi untuk kasus LunaMaria, ia satu tim dengan Neneknya sendiri sang Deputi 1 ASASIN dan hanya terdiri dari 2 orang. Mereka disebut sebagai Special Utility Unit Nyx ( SUUN ) yang terfokus pada Ofensif dan pembasmian, dan merupakan salah satu dari Unit terkuat di ASASIN disamping SUUT ( Special Utility Unit Tartarus ) yang berfokus pada Investigasi dan biasanya menggunakan kekerasan dalam menjalankan fungsinya dan SUUU ( Special Utility Unit Uranus ) yang berfokus kepada Pengumpulan Informasi dan biasanya menggunakan tipu daya dan manipulasi untuk mendapat informasi yang diinginkan.




    Spoiler untuk Chapter 2 :

    Chapter 2
    Training


    Setelah LunaMaria keluar dari rumah sakit, ia segera menuju Mansion Neneknya yang terletak di Western Eckhart Hills untuk mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kekuatannya agar dapat melawan Iblis yang membunuh kedua orang tuanya. Untuk menjadi anggota ASASIN, kemampuan LunaMaria kecil masih sangat jauh dari cukup, wajar mengingat umurnya yang masih sangat muda, 7 tahun.
    Mansion keluarga Edwarton memiliki sebuah ruang rahasia untuk tempat pelatihan khusus, dan sudah menjadi tradisi untuk menurunkan ilmu khusus keluarga Edwarton, Sabre Summoning. Sabre Summoning adalah ilmu yang menggunakan kekuatan mental seorang Edwarton untuk memanggil sebuah Sabre yang dapat dikendalikan dengan pikiran.

    “Kupikir aku perlu mengetahui hal yang belum aku ketahui LunaMaria, aku tahu kau menyembunyikan sesuatu yang dapat berguna untuk pelatihan ini, katakanlah padaku wahai cucuku sebelum kita bisa memulai latihan kita.”

    LunaMaria terkejut, bagaimana Neneknya dapat mengetahui ia menyembunyikan kekuatan Psikokinesisnya, ia masih ragu untuk memberi tahu bahwa ia memiliki kekuatan Psikokinesis, hingga

    “Tidak perlu terkejut LunaMaria, di dalam tubuh kita mengalir darah yang sama, darah keluarga Edwarton, kau tidak perlu ragu untuk memberi tahu apa yang tidak aku ketahui.”

    “A-aku.. sejak dulu aku pikir aku dapat menggerakkan benda-benda jika aku sedikit berkonsentrasi.. apakah itu cukup Nek?”

    “Jadi itukah sebabnya kau bisa mengambil kue coklat yang ditaruh ibumu diatas lemari 2 tahun lalu? Dasar anak nakal… hahahaha”

    “I-iya.. maafkan aku Nek..”

    Ujar LunaMaria dengan sedikit senyum di bibirnya.

    “Tetapi aku hanya dapat menggerakkan benda-benda kecil nek, aku tidak mampu menggerakkan benda yang lebih besar dari sebuah bangku.”

    “Itulah yang perlu aku ketahui LunaMaria, sekarang kita akan mulai dengan melatih kekuatan Psikokinesis mu dahulu agar kau bahkan dapat mengangkat dirimu sendiri atau melemparkan sebuah mobil”

    “Sehebat itukah kekuatan Psikokinesisku Nek?”

    Sahut LunaMaria antusias

    “Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dan aku yakin kau akan mampu melakukannya.”

    “Baiklah, ayo kita mulai latihan kita nek!”

    “Sebelumnya aku peringatkan bahwa latihan kita tidaklah mudah dan tidak dapat dikuasai dengan cepat, dan kita pun harus menjalankan tugas kita sebagai Exorcist yang dapat sekaligus menambah pengalamanmu, apa kau mengerti LunaMaria?”

    “Aku mengerti nek”

    “Melihat kemampuanmu, dalam dua tahun aku yakin kau akan dapat menjadi anggota ASASIN, dan sebelum kita berlatih, aku akan memberikanmu sebuah segel untuk menjagamu dari kekuatan jahat”

    Sang Nenek pun menggerakkan jari tangannya seperti menggambar sebuah simbol sihir di punggung LunaMaria, seketika simbol sihir itu pun menyala merah dan masuk ke dalam tubuh LunaMaria, menyisakan bentuk simbol itu seperti sebuah tato merah seukuran telapak tangan di punggung LunaMaria.

    Sungguh fantastis, hanya dalam 6 bulan LunaMaria sudah dapat mengangkat dirinya sendiri keudara dan mengangkat sebuah batu berbobot 1 ton hanya dengan kekuatan Psikokinesisnya, Nenek Cillia pun merasa takjub dan setengah tidak percaya dengan perkembangan LunaMaria, perkirannya yang semula 2 tahun dipotong menjadi 6 bulan saja.

    “Aku setengah tidak percaya menyaksikan perkembanganmu, kau sangat cepat…., tidak, mungkin terlalu cepat menguasai sebuah kemampuan yang bahkan sulit dikembangkan oleh anggota ASASIN dengan kemampuan Psikokinesis terbaik sekalipun”

    “Apakah aku harus bangga ataukah takut akan kekuatanku nek? Kadang aku berpikir dengan kekuatan seperti ini aku bagaikan monster, aku takut jika suatu saat aku dikuasai oleh sesuatu aku akan mencelakakan banyak orang..”

    “Apakah kau sungguh tidak percaya padaku yang setiap hari menjagamu hingga kau dapat berpikir seperti itu?”

    “Ti-ti..dak… maafkan aku nek..”

    Nenek Cillia terdiam sebentar, menghela nafasnya, kemudian berkata

    “Baiklah, kali ini aku akan menurunkan teknik khusus keluarga Edwarton yang diberikan secara turun temurun, Sabre Summoning.”

    Akhirnya, LunaMaria akan mendapatkan teknik khusus keluarga Edwarton sebagai Seorang Edwarton termuda yang akan menguasai Sabre Summoning. Dengan membuat sebuah pentagram besar dan sebuah pentagram kecil yang dipenuhi oleh simbol-simbol sihir yang digambar di tanah, LunaMaria duduk di pusat pentagram dengan Nenek Cillia berada di pentagram kecil di depan LunaMaria. Upacara proses penurunan teknik khusus keluarga Edwarton dimulai.

    “Konsentrasilah sekuat-kuatnya LunaMaria, berikan yang terbaik, prosesi ini membutuhkan konsentrasi yang luar biasa besar! Temuilah Sabre mu!”

    Pandangan dan kesadaran LunaMaria semakin pudar, ia melihat sebuah cahaya dan rohnya bagaikan melayang, hingga ia tersadar ia telah tiba di suatu tempat yang sangat gelap.

    “Dimana aku?”
    Tanya LunaMaria

    Tak lama setelah ia bertanya, muncullah 4 sosok yang mirip bayangan manusia, kemudian mereka berbicara

    “Engkau adalah Tuan kami yang baru, kami bersumpah akan selalu setia kepada Tuan kami apapun yang terjadi”

    “Aku Imbrium bersumpah setia”

    “Aku Serenitatis bersumpah setia”

    “Aku Crisium bersumpah setia”

    “Aku Nectaris bersumpah setia”

    Setelah mereka bersumpah, mereka menghilang dan kesadaran LunaMaria mulai menghilang lagi dan tubuhnya serasa melayang, dalam sekejap mata ia telah kembali ke atas pentagram dengan Neneknya berada di hadapannya.

    “A-apa yang terjadi Nek?!”

    “Apa yang kau lihat disana LunaMaria?”

    “Aku melihat dunia yang sangat gelap, kemudian 4 sosok yang mirip bayangan manusia muncul, dan mereka bersumpah akan setia padaku, mereka masing-masing menyebutkan namanya dan bersumpah setia untuk yang kedua kalinya..”

    “Tunggu, 4?? 4 katamu?! Tidak mungkin 4!”

    “Ada apa Nek? Apa ada yang salah dengan itu?!”

    “T-tidak.. tidak ada.. hanya saja… sudahlah, lupakan saja”
    Sementara dalam hati Nenek Cillia
    “Tidak mungkin 4 Sabre, seharusnya maksimal 2 sabre karena mahluk apapun pasti hanya memiliki 2 orang tua, ayah dan ibu, lalu bagaimana dia bisa?-“

    “Lalu siapakah nama mereka?”

    “Hmm.. Imbrium, Serenitatis, Crisium dan Nectaris..”

    “Baiklah, coba kau ucapkan yang kukatakan..”

    “Baik nek..”

    “O meus vernula , ego dico vos vobis ut testimonium vestri fidelitas, Imbrium, Serenitatis, Crisium, Nectaris , Adveho!”
    (Wahai para pelayanku, aku memanggil kalian agar kalian dapat membuktikan kesetiaan kalian, Imbrium, Serenitatis, Crisium, Nectaris, Datanglah!)

    Setelah LunaMaria mengucapkan apa yang Neneknya ucapkan, perlahan-lahan sosok 4 buah Sabre muncul melayang di sekitar LunaMaria.

    “A-apakah itu Sabre nya nek?!”

    “Ya, dan begitulah caramu memanggil mereka, ucapkan mantera tadi, maka sabre yang telah mengikat kontrak denganmu dan menjadi pelayanmu akan segera muncul”

    “Lalu bagaimana aku dapat mengendalikan mereka nek?”

    “Aku tak tahu bagaimana dan konsentrasi seperti apa yang dibutuhkan untuk mengendalikan 4 sabre sekaligus, tetapi pada dasarnya kita dapat mengendalikan 2 sabre dengan konsentrasi dan menggerakkan dua buah jari di tangan kiri kita, jari yang mana aku tidak tahu karena tergantung dari sabre yang kita miliki, lagipula mereka dapat bergerak sendiri untuk menjalankan apa yang kita perintahkan jika tidak ingin kita kendalikan sendiri”

    Dengan menggerakkan jari tangan kirinya satu persatu, LunaMaria akhirnya mengetahui bahwa ia dapat menggerakkan keempat sabre itu dengan menggunakan jari telunjuk untuk Imbrium, tengah untuk Serenitatis, manis untuk Crisium, dan kelingking untuk Nectaris. Lalu ia memberikan beberapa perintah sederhana pada keempatnya, dan seperti yang telah dijelaskan oleh Nenek Cillia, mereka menuruti perintah yang diberikan oleh LunaMaria.

    “Dengan ini tidak ada lagi yang dapat kuajarkan, kau sudah siap untuk menjadi anggota ASASIN. Dan besok kita akan menghadap kepada Head General Mnemosyne, agar kau dapat menjadi seorang anggota ASASIN..”

    Setelah latihan demi latihan yang telah ia jalani, LunaMaria akhirnya akan menjadi seorang anggota ASASIN, demi membalaskan kematian kedua orang tuanya dan demi melindungi dunia, ia akan berjuang untuk membasmi semua mahluk jahat di muka bumi ini.


    Extra Information : The Sabre Summoning Technique

    Sabre Summoning Technique adalah teknik khusus keluarga Edwarton yang diturunkan secara turun temurun tanpa terbatas pada orang tua kepada anaknya asalkan masih memiliki darah Edwarton di tubuhnya.
    Hanya sedikit Edwartonian yang memiliki kemampuan untuk memanggil Sabre, kerena memanggil Sabre membutuhkan syarat yang cukup berat, yaitu:
    -Seorang Edwarton
    -Memiliki kekuatan mental yang spesial
    -Terpilih oleh Sabre sebagai penerus ilmu

    Sejak Edwarton pertama, hanya 5 orang yang dapat memanggil Sabre sebagai servant, yaitu Charles Edwarton I sang nenek moyang, Chris Edwarton II, Jill Edwarton VI, Jeane Edwarton X, Cillia Edwarton XII dan kini LunaMaria Edwarton XIV dalam kurun waktu 500 tahun.

    Pada dasarnya, hanya 2 Sabre yang dapat menjadi pelayan seorang Edwarton, tetapi khusus pada LunaMaria ia mendapatkan 4 Sabre sekaligus yang alasannya belum diketahui.

    Nama-nama Sabre yang muncul adalah unik, maksudnya satu Sabre tidak pernah menjadi Servant dari Master sebelumnya dan selalu berbeda-beda. Contohnya LunaMaria dengan Imbrium, Serenitatis, Crisium, dan Nectaris nya, sementara Nenek Cillia dengan Avernus dan Lethe nya.


    Spoiler untuk Chapter 3 :

    Chapter 3
    ASASIN Bureau


    LunaMaria kecil dan Nenek Cillia berada di depan sebuah gedung pemerintahan berlantai 5 yang tampak normal, tak ada keanehan apapun bila dilihat dari luar. Hanya terlihat tulisan besar yang terbuat dari alumunium bertuliskan “Environment Control Bureau” ( Biro Pengendali Lingkungan ).

    “Disinikah kantor ASASIN nek?”

    “Ya..”

    “Tapi tidak terlihat seperti itu..”

    “Jangan sampai penampilan bisa menipu mu LunaMaria”

    “Baiklah nek.”

    “Ya sudah, mari kita masuk..”

    Interior kantor pusat ASASIN terlihat tidak aneh, semua terlihat normal. Lantai dan tembok berlapis marmer, meja resepsionis dari kayu, dan gaya minimalis pada detil-detil interiornya.

    Nenek Cillia dan LunaMaria berjalan mendekati resepsionis yang menyambut mereka dengan senyuman yang ramah.

    “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”

    “Selamat pagi Erica apa kabarmu hari ini?”

    “Luar biasa Nyonya Cillia”
    Jawabnya sambil tersenyum ramah.

    “Lalu, inikah cucu anda yang ramai dibicarakan itu?”
    Tanyanya sambil tersenyum kepada LunaMaria.

    “Ya.. begitulah.. dia sangat cantik bukan?”

    “Tentu saja, mengingat dia seorang Edwarton. Hahaha”

    “Hahaha.. bisa saja kau Erica…, baiklah, bisa antarkan kami ke ‘biro’?”

    “Tentu, silakan masuk ke ruangan di sebelah sana dan menunggu sebentar”
    Katanya sambil menunjukkan sebuah ruangan di sebelah barat meja resepsionis”

    “Baiklah terimakasih Erica.., mari LunaMaria..”

    Nenek Cillia berkata sambil mengajak LunaMaria mengikutinya menuju ruangan itu.

    “Oh ya, semoga hubunganmu dengan Reed tetap lancar..”

    “Hahaha.. terimakasih Nyonya..”
    Kata Erica tersipu malu.

    Nenek Cillia dan LunaMaria pun memasuki ruangan itu dan menutup pintunya. Ruangan berukuran 4x4 meter itu tidak berisi benda apapun, sangat janggal bagi LunaMaria kecil.

    “Nek, siapa itu tadi? Dan ruangan apa ini?”

    “Oh, tadi itu Erica, resepsionis Biro Pengendalian Lingkungan sekaligus resepsionis dan anggota Utility Unit Hecate..”

    “Kemampuan apa yang ia miliki nek?”

    “Kau akan tahu begitu kita keluar dari ruangan ini..”

    Setelah itu, terdengar suara keramaian dari balik pintu, Nenek Cillia membuka pintu tadi, dan alangkah mengejutkan bagi LunaMaria, keadaan di balik pintu itu berubah total, menjadi sebuah tempat yang mirip sebuah desa ditengah padang pasir dengan langit yang berwarna keunguan dan orang-orang yang hiruk pikuk disana.

    “Teleport?”
    Tanya LunaMaria

    “Ya, teleport..”
    Jawab sang Nenek

    “Lalu dimana sekarang kita berada?”

    “Entahlah, aku tidak tahu, kami tidak pernah tahu, hanya para teleporter sajalah yang mengetahui dimanakah tempat ini.. tapi aku kira kita bukan berada di bumi..”

    Kemudian mereka keluar dari ruangan itu, udara di luar sangat bersih dan sejuk, tidak terasa seperti di gurun pasir di bumi. Suasana di tempat itu sangat ramai dan dipenuhi orang-orang dari berbagai macam ras yang lalu lalang.

    “Apakah mereka anggota ASASIN juga nek?”

    “Sebagian ya, dan sebagian bukan…”

    “Jadi apakah sebagian lain itu?”

    “Siluman, Monster, Alien, Manusia biasa, Iblis..”

    Mendengarnya, spontan LunaMaria mencabut rapiernya, tetapi Nenek Cillia menahannya..

    “Meski mereka mungkin jahat, tetapi mereka adalah Informan ASASIN, kita tidak boleh membasmi informan kita sendiri, mereka berada di bawah kode etik ASASIN..”

    LunaMaria mengembalikan kembali rapiernya dan kembali berjalan, dengan kebencian yang meluap-luap terhadap mereka, menatap mereka dengan mata penuh rasa dendam. Hingga akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah besar dengan arsitektur bagaikan mansion eropa abad pertengahan yang sangat kontras dengan keadaan dan bangunan lain yang terbuat dari pasir dan tanah di sekelilingnya. Mereka memasuki mansion itu dan naik melewati tangga besar di dalam sebuah aula yang berisi lukisan-lukisan yang berukuran sangat besar, kemudian mereka berada di depan sebuah ruangan dengan pintu kayu yang besar.

    Pintu dibuka sang Nenek, dan di dalam ruangan itu terlihat 2 orang, yang satu seorang pria muda yang tinggi, berkacamata, berambut hitam panjang diikat dengan setelan berwarna biru gelap berdiri di depan meja dari seorang gadis yang tampak berumur sekitar 12 tahunan dengan mata berwarna biru dan rambut pirang yang sangat panjang hingga menyentuh lantai duduk di sebuah kursi besar yang tampaknya terbuat dari kulit. Mereka berjalan perlahan-lahan mendekati meja orang itu.

    “Head General Mnemosyne, seperti surat yang telah aku kirimkan waktu lalu, aku membawa cucuku, LunaMaria Edwarton XIV untuk menjadi seorang ASASIN.”

    Dalam beberapa menit, belum ada jawaban apapun, baik dari pria berambut panjang itu atau gadis pirang itu.

    “Apa pendapatmu Deputi 2 Cronos?”
    Tanya Nenek Cillia

    “Menurutku, sungguh sudah merupakan suatu ketidakbijaksanaan membawanya kesini”
    Kata pria itu sambil tersenyum

    “Apakah karena dia sama seperti dirimu dulu?”
    Tanya Nenek Cillia dengan nada meledek

    Pria itu tampak kesal dengan pertanyaan Nenek Cillia, tetapi beberapa saat kemudian, ia tersenyum, membetulkan posisi kacamatanya, kemudian berjalan keluar dari ruangan itu..

    “Hmph.. terserah kau saja gadis kecilku, ah tidak, kini kau sudah menjadi seorang nenek yang keriput, Hahahaha”
    Sambil tertawa ia menutup kembali pintu ruangan itu.

    “Maafkan aku atas ketidaknyamanan tadi, silakan kalian berdua duduk..”
    Ujar Gadis pirang itu tiba-tiba

    Suara gadis itu seketika menggetarkan hati LunaMaria, suara yang lembut tetapi berkharisma itu secara ajaib membuat LunaMaria memiliki keinginan tak tertahankan untuk duduk di kursi yang telah disediakan.

    “Tidak, saya tidak ada masalah sama sekali dengan itu.”
    Ujar Nenek Cillia

    “Lalu bagaimana dengan penerimaan cucuku ini Head General?”
    Tambahnya

    “Seperti yang kau tahu Cillia, aku belum pernah menolak usulanmu.. tentu, tentu saja aku setuju dan memperbolehkan cucumu menjadi seorang anggota ASASIN.. seorang anggota ASASIN termuda aku rasa.. dan kau harus membimbingnya sendiri dibawah SUUN”

    “SUUN?”

    “Ya, SUUN, Special Utility Unit Nyx, baru saja kubentuk khusus untuk mengakomodasi kau dan cucumu.. aku sudah memperkirakan hal ini..”

    Nenek Cillia dan LunaMaria tampak terkejut mendengar jawaban Head General Mnemosyne yang dengan ringannya menerima LunaMaria begitu saja, setengah tak percaya mereka mendengarnya.

    “J-j-jadi, anda menerimanya, dan bahkan menugaskannya dibawah supervisi saya??!! Anda tidak sedang bercanda kan?!”

    “Apakah kau pernah mendengarku bercanda pada suatu keputusan Cillia? Jika ya, silakan anggap kata-kataku tadi sebagai candaan”

    “Tentu saja tidak, baiklah, terimakasih atas waktunya Head General Mnemosyne! Berterima kasihlah padanya LunaMaria!”

    Terpukau dengan diterimanya ia menjadi seorang anggota ASASIN membuat LunaMaria tak dapat mengucapkan sepatah katapun, ia hanya diam.

    “Ah…. maaf Head General, kurasa cucuku malu padamu, kami permisi dulu, dan sekali lagi terimakasih..”
    Nenek Cillia menganggukkan kepalanya

    Kemudian saat mereka berdua berjalan menuju pintu keluar

    “Oh ya, satu hal lagi Cillia, bisakah kau menghentikan formalitasmu dan berhenti memanggilku Head General Mnemosyne dan cukup memanggilku Corynn seperti dulu? Formalitasmu membuatku gila Cillia..”

    “Hahahaha, maaf sudah menjadi kebiasaanku He- Corynn, sampai jumpa lagi”
    Jawab Nenek Cillia sambil melambaikan tangannya

    Sementara Pria itu, Deputi 2 Cronos ternyata menunggu mereka di depan ruangan dengan berdiri bersandar pada tembok di depan pintu ruangan, menatap mereka berdua yang baru saja keluar dari ruangan.

    “Ada lagi yang kau ingin katakan setelah segala ‘ketidakbijaksanaanku’ Deputi 2 Cronos?”

    “Hei, hei, tenanglah Cillia, aku hanya ingin memberi selamat padamu dan padanya karena telah diterima menjadi anggota ASASIN..”
    Nenek Cillia terdiam sebentar dengan wajah tak yakin, lalu
    “Baiklah, terimakasih kalau begitu”
    Dengan ketus Nenek Cillia menjawabnya

    “Oh ya, dan satu hal lagi.. tampaknya kau sangat senang menjadi magnet kutukan, sungguh aku kasihan pada apa yang terjadi menimpa Philip dulu..”

    “Apa yang kau katakan..?”
    Dengan pandangan mata yang tajam dari Nenek Cillia

    Nenek Cillia bersiap menarik rapiernya, dan dua buah sabre tampak mulai muncul, sementara pria itu tetap tersenyum tetapi ia tampak mengeluarkan aura jahat yang sangat kuat, dengan tangan kanan yang berada di dalam saku dalam jasnya tampak seperti mengambil sesuatu.

    “Sudah lama aku tak melihat ‘Rhea’ muncul dari dirimu Cillia”

    Mendengarnya, Nenek Cillia berhenti menarik rapiernya, dan men-unsummon sabre yang telah ia panggil. Kemudian ia berjalan kembali menuju keluar mansion itu bersama dengan LunaMaria

    “Mari kita pulang LunaMaria..”

    Dan meninggalkan Pria itu begitu saja tanpa meladeninya lebih lanjut. LunaMaria yang tak tahu apa yang terjadi bertanya-tanya

    “Siapa mereka tadi nek? Dan mengapa mereka memanggil nenek dengan nama? Padahal mereka kan jauh lebih muda daripada nenek!?”

    “Sudah kubilang LunaMaria, engkau tidak boleh tertipu oleh penampilan… biarpun terlihat lebih muda, tetapi sebenarnya mereka lebih tua dari Nenek, Cronus, pria tadi berumur 80 tahun, sementara Head General Mnemosyne umurnya tidak diketahui, kudengar dia sudah menjadi Head General ASASIN semenjak pertama kali didirikan, dan ASASIN telah ada sejak 500 tahun, jadi mungkin ia bahkan lebih tua dari itu, walaupun penampilannya tetap seperti seorang gadis kecil.”

    “Dan satu hal lagi LunaMaria, kini kau telah menjadi seorang anggota ASASIN, dan itu bukanlah sebuah tujuan, tetapi hanya merupakan awal dari sesuatu yang besar, kau harus selalu mengingatnya, mengingat tujuan dan kewajibanmu, sebagai seorang ASASIN, dan seorang Edwarton..”

    Setelah itu mereka berdua pulang kembali melalui ruangan itu. Beberapa jam di markas ASASIN sama seperti beberapa menit di New Hampshire. Mereka kembali hanya beberapa menit sesaat setelah mereka memasuki ruang tadi.

    Mulai dari hari ini, dimulailah kehidupan LunaMaria sebagai seorang Exorcist, sebagai seorang anggota SUUN ASASIN.


    Spoiler untuk Chapter 4 :

    Chapter 4
    Requiem


    Kehidupan sebagai seorang ASASIN dan Exorcist sekaligus murid Sekolah Dasar sudah pasti sangat berat, bahkan bagi LunaMaria. Bangun pukul 7 di pagi hari, kemudian berangkat sekolah pukul 8, kemudian pulang pukul 2 dan berlatih hingga pukul 5 sore, pukul 6 berangkat berpatroli keliling kota hingga pukul 3 dini hari. Belum lagi bila bertemu monster atau siluman yang cukup kuat, bisa bertambah hingga satu jam pekerjaan mereka.
    Tak jarang LunaMaria sering jatuh sakit, tubuhnya tampak tak dapat bertahan dengan rutinitas yang sangat menyerap tenaga itu. Tapi dengan berpegang teguh pada janjinya, semangatnya dapat mengalahkan keterbatasan daya tahan tubuhnya, ia dapat tetap bertahan pada rutinitasnya, ia mengerti konsekuensi dari janji yang ia buat sendiri. Pola pikir LunaMaria tampaknya terlalu cepat dewasa dalam umurnya. Dan hal itu terlihat oleh Nenek Cillia, yang kadang kali merasa iba dengan keadaan cucunya itu.

    “Dengan umur semuda ini ia harus menanggung beban seberat ini…”

    Dan biasanya ia menyuruh LunaMaria untuk beristirahat saja di waktu patroli, yang selalu ditolak oleh LunaMaria, tapi yah.. anda tahu.. yang tua yang menang. LunaMaria terpaksa harus tinggal di rumah jika neneknya sudah mulai memaksanya, dan tanpa sepengetahuan neneknya kadang ia membandel dan berpatroli di lingkungan di sekitar rumahnya, suatu hal yang wajar dari seorang anak kecil seperti LunaMaria.

    Seiring dengan rutinitasnya sebagai seorang ASASIN, yang setiap hari berkutat dengan perburuan dan pembasmian monster di New Hampshire, kemampuan bertarung LunaMaria terus meningkat seiring dengan pengalaman demi pengalaman yang ia terima. Ditambah lagi kemampuan penyerapan dan pemahamannya yang diatas manusia normal, membuat SUUN menjadi Utility Unit dengan anggota termuda yang kekuatannya dapat dibandingkan dengan SUUU dan SUUT yang merupakan Special Utility Unit yang sudah menjadi top level SUU sejak dulu.

    Rutinitas pembunuhan (meskipun itu membunuh monster) secara psikologis jelas tidak baik untuk anak kecil, dan tidak ada pengecualian untuk LunaMaria. Perlahan-lahan LunaMaria menjadi semakin menikmati pembunuhan yang ia lakukan bersama dengan neneknya, keriangan sebagai seorang anak kecil perlahan-lahan pudar dari diri LunaMaria. Kini pandangan matanya mulai menunjukkan pandangan mata seorang pembunuh berdarah dingin. Kondisi seperti ini terus menerus memburuk, hingga 7 tahun kemudian, terjadi sesuatu yang selamanya disesali oleh Nenek Cillia..…

    7 Juli , 7 tahun kemudian, LunaMaria 14 tahun.


    Seekor Ouroboros dilaporkan oleh Utility Unit Loki terlihat di Northern Hampshire, terbang tanpa tujuan dan kapan saja dapat mengamuk dan membahayakan kota dengan kekuatan Level A yang dimilikinya. SUUN yang kebetulan sedang berpatroli di sekitar daerah itu langsung merespon laporan UUL. Mereka kemudian bertemu diatap sebuah apartemen.
    Terdapat 3 Utility Unit yang berkumpul diatas apartemen itu untuk briefing penanganan Ouroboros itu, mereka adalah SUU Nyx, UU Loki, dan UU Hathor.

    “Seperti yang kalian lihat, seekor Ouroboros muncul entah darimana, tapi sejauh yang aku tahu Ouroboros tidak akan muncul begitu saja, ia adalah mahluk summon yang artinya ia immortal, kita hanya bisa menemukan pengendalinya kemudian menyegel kembali Ouroboros itu sebelum ia lepas kendali, apa kalian mengerti Loki, Hathor?”
    Jelas Nenek Cillia pada ketiga tim.

    “Aku punya pertanyaan Deputi Rheia, bagaimana cara kita menemukan pengendali dari Ouroboros itu? Kita tidak memiliki seorang Detector sekarang ini..”
    Tanya salah seorang anggota Loki

    “Kita memiliki seorang Detector yang sekaligus seorang Infiltrator dan Attacker disini Anubis..”
    Jelas Nenek Cillia pada Anubis, anggota Loki yang tadi bertanya

    “Aku tidak mengetahui kita memiliki orang dengan tiga fungsi sekaligus disini? Siapa dia?”
    Tanya Anubis lagi

    Nenek Cillia kemudian mengalihkan pandangannya pada LunaMaria

    “Dia? Siapa dia aku tak pernah mengenalnya?”

    “Wajar saja kau tak pernah mengenalnya, ia berada di Unit independen bersamaku selama ini, hanya kali ini saja kami tak dapat menanganinya sendirian, ia adalah cucuku, LunaMaria tanpa codename…

    Baiklah kita punya waktu yang terbatas, LunaMaria akan memimpin kalian, Anubis, Minerva, dalam pencarian pengendali Ouroboros, jalankan”

    “B-baik…”
    Jawab Anubis agak ragu pada keputusan Nenek Cillia

    LunaMaria kemudian bergerak, diikuti oleh Anubis dari Loki dan Minerva dari Hathor.

    “Apa kau yakin mereka dapat menanganinya Deputi Rheia? Aku punya perasaan buruk tentang ini..”
    Tanya Volcanus, pemimpin tim Loki

    “Apakah kau pernah mendengarku salah mengambil keputusan Volcanus?”

    “Kurasa tidak.. maaf aku meragukanmu.. tapi…”.


    LunaMaria, diikuti Anubis dan Minerva menyusuri jalanan dan gang di perumahan Northern Hampshire, dalam misi menemukan pengendali dari Ouroboros, sang Naga Immortal.

    “Hei, menurutmu dimana si pengendali ini berada?”
    Tanya Anubis pada LunaMaria, yang hanya dijawab dengan kebisuan

    “Hello nona rambut perak.. aku bertanya~”
    Tetapi, tetap dijawab dengan kebisuan

    “Hei, aku bertanya padamu!”
    Ujar Anubis kesal

    LunaMaria menengok, kemudian berkata dengan nada yang dingin

    “Kukira aku tak menerima perintah untuk menjawabmu, tugasku hanya memimpin kalian mencari pengendali Ouroboros, apa kau mengerti?”

    Anubis hanya diam menerima jawaban sedingin es dari LunaMaria.

    Tiba-tiba, LunaMaria menghentikan langkahnya.

    “Ada apa lagi sekarang?”

    “Aku merasakan keberadaan seekor monster di sekitar sini.. kita berpencar, hubungi aku bila kalian menemukannya”
    Setalah memberi komando tanpa basa basi LunaMaria langsung meninggalkan Anubis dan Minerva begitu saja.

    “Sungguh angkuh..”
    Keluh Anubis

    “Hei.. aku merasakan hawa jahat yang semakin menguat darinya, apa kau merasakannya juga?”
    Tanya Minerva

    “Ya.. hawa yang sangat jahat bagaikan seekor iblis level S….”

    “Jadi kau juga merasakannya?”

    “Tidak, aku hanya asal bicara”.

    Beberapa menit berlalu semenjak komando diberikan, Ouroboros sudah mulai diserang oleh Nenek Cillia dan anggota Loki serta Hathor lainnya, tetapi belum ada kabar juga dari LunaMaria, tetapi tiba-tiba..

    Ponsel Anubis berbunyi, pada layar tertera bahwa Minerva yang meneleponnya

    “Ya , halo, ada apa Minerva?”

    “Aku menemukan LunaMaria telah menghabisi pengendali Ourobos, seekor Doppelganger, tetapi ada sesuatu yang aneh, kau harus kesini sekarang, aku berada di depan sebuah toko roti di barat”
    Minerva kemudian memutuskan sambungan

    “Sesuatu yang aneh?”
    Tanya Anubis dalam hati sambil bergegas menuju Minerva.

    “SEKARANG!! BUKA SEGELNYA!!”
    Seru Nenek Cillia telah berhasil menjatuhkan Ouroboros itu yang kemudian diikuti oleh dibukanya segel pengunci Ouroboros oleh Volcanus.

    Setelah Ouroboros berhasil disegel..

    “Fiuh, kerjasama yang bagus Deputi Rheia, tampaknya pekerjaan LunaMaria bagus juga aku menarik keraguanku padanya..”

    Tetapi Nenek Cillia diam saja, hingga..

    “Oh, maaf, aku baru saja berpikir mengapa tidak mendapat laporan dari LunaMaria sendiri bahwa pengendalinya telah ditemukan.. tapi mungkin aku hanya terlalu memikirkannya..”.

    Sementara itu, Anubis telah sampai di tempat Minerva dan LunaMaria..

    “Ada apa Minerva?”

    “Lihatlah, daritadi LunaMaria diam saja di depan mayat Doppelganger itu, aku takut Doppelganger itu telah melakukan sesuatu padanya, hawa jahat yang ia pancarkan kuat sekali.. dan sayap aura hitam yang muncul dari punggungnya-….”

    “Kau benar, tunggu disini..”
    Ujar Anubis mendatangi LunaMaria yang tengah berlutut di depan mayat Doppelganger.
    Anubis memegang bahu LunaMaria
    “Hei, apa yang..”

    LunaMaria menengok dengan tatapan mata tanpa cahaya dan wajah tanpa ekspresi..


    Beberapa menit yang lalu..

    “Akhirnya aku menemukanmu wahai mahluk terkutuk!”
    Ujar LunaMaria berhasil menemukan sang pengendali Ouroboros, yang ternyata adalah seekor Doppelganger.

    “HAHAHAHA tak akan ada yang bisa menghentikanku! Tak akan ada yang bisa mengalahkan Ouroboros!!!”
    Pekik Doppelganger itu.

    “Oh ya? Kupikir kau harus berpikir 1000 kali lagi dan 1000 tahun lagi untuk mengatakan itu..”
    Tambah LunaMaria sambil men-summon 4 Moon Sabre nya dan mengeluarkan Rapiernya.

    Dalam beberapa detik saja, Doppelganger itu berhasil di-immobilisasi oleh LunaMaria, kedua tangan dan kakinya terpaku ke tanah oleh 4 Moon Sabre LunaMaria.
    LunaMaria mendatangi Doppelganger itu untuk menghabisinya dengan tusukan Rapier yang diarahkan ke jantungnya, hingga.. LunaMaria melihat wajah ayahnya di wajah Doppelganger itu.
    Rupanya Doppelganger itu menggunakan memori LunaMaria yang menyentuh Doppelganger itu secara fisik, dan menggunakan wajah seseorang yang paling disayangi oleh LunaMaria agar ia ragu untuk menghabisinya.

    “A-ayah…?”
    Ucap LunaMaria

    “Ya nak, aku ayahmu… lepaskanlah aku..”
    Pinta Doppelganger itu sambil berpura-pura menjadi ayah LunaMaria

    “T-t-tidak! Ayahku sudah tewas! Kau adalah Monster, MONSTER!!”

    LunaMaria tak ragu menusuk jantung Doppelganger itu hingga tewas, tetapi sesuatu bergetar di hati LunaMaria, perasaan bersalah dan penyesalan muncul. Sekelebatan memori yang hilang dari ketidak sadaran LunaMaria 7 tahun yang lalu muncul, LunaMaria menjatuhkan rapiernya dan memegangi kepalanya yang terasa sakit.

    “Aku.. aku.. aku telah membunuh ayah… aku yang telah… membunuh… ayahku dan ibuku sendiri… aku telah membunuh kedua orang tuaku..”

    “Aku telah membunuh KEDUA ORANGTUAKU!!!!!!!!”
    Teriaknya sambil menatap bulan yang kini tengah berada pada fase terakhir gerhana bulan total.

    Kemudian, kesadaran LunaMaria mulai menghilang, perlahan, perlahan, menuju kegelapan..

    Hingga Minerva datang dan Anubis menepuk bahunya..

    Sementara itu, di tempat Nenek Cillia..

    “Dimana mereka? Mengapa tidak ada kabar dari Anubis?!”
    Tanya Volcanus khawatir

    “Bukan hanya kau saja yang khawatir, aku dan Lexa (Pemimpin Hathor) juga kehilangan kontak dengan seorang anggota kami..”

    Tiba-tiba, Anubis dengan kecepatan yang luar biasa datang dengan penuh luka disekujur tubuhnya, dan jatuh tersungkur di depan Volcanus

    “A-Apa yang terjadi Anubis?! Siapa yang melakukan ini padamu!??!!”
    Tanya Volcanus

    Sambil terbatuk-batuk darah, Anubis berkata perlahan-lahan

    “Uhuk, Luna.. Maria.. Uhuk.. Minerva, tolong dia.. uhuk…”

    Kemudian Anubis kehilangan kesadarannya.

    “HEI Horus! Cepat bawa Anubis ke rumah sakit! Deputi, kita harus mencari LunaMaria dan Minerva!”

    Tetapi, belum sempat memindahkan Anubis, sesosok gadis, dengan sayap hitam, berambut perak dan tatapan mata ruby tanpa cahaya datang dari langit, bermandikan cahaya kegelapan gerhana bulan total, dengan membawa kepala seorang gadis berkerudung ungu di tangan kirinya.

    “I-i-itu..itu….”
    Ucap Nenek Cillia terbata-bata

    “I-i-itu… LunaMaria? Dan di tangannya…”
    Tanya Volcanus

    “OH TUHAN, ITU MINERVA !! OH TUHAN!!”
    Panik Lexa melihat kepala Minerva yang dibawa di tangan kiri LunaMaria

    LunaMaria berujar dengan pelan..

    “Sekarang aku ingin.. kalian….. mati..”
    Sambil mengacungkan Rapiernya perlahan ke arah mereka.

    LunaMaria menyerang mereka semua, dan dalam sekejap terjadi pertempuran yang maha dahsyat antara LunaMaria dan 2 Utility Unit serta Nenek Cillia.
    Tetapi kekuatan LunaMaria tampak tak terkalahkan, hingga pada akhirnya Loki dan Hathor hancur olehnya, mereka semua tewas, menyisakan Nenek Cillia yang tersungkur sekarat di depan kaki LunaMaria.

    Gerhana bulan selesai, Kesadaran LunaMaria kembali di saat yang tak tepat, ia tersadar ketika tangan dan rapiernya bermandikan darah, di sekelilingnya bergeletakan tubuh para anggota Loki dan Hathor, bahkan beberapa diantaranya tidak utuh lagi. Sementara di depannya tergeletak Neneknya yang tengah sekarat. Tetapi tampaknya ingatannya sesaat sebelum berubah terlupakan.

    LunaMaria yang tersadar melihat kedua tangannya berlumuran darah, rapiernya bermandikan darah, potongan tubuh dan mayat di sekelilingnya, serta Neneknya yang tersungkur penuh darah didepannya menjadi pukulan berat bagi LunaMaria, dalam hatinya berkecamuk berbagai macam perasaan yang tercampur aduk. LunaMaria menjatuhkan rapiernya.

    “Aku.. aku.. apa yang telah aku lakukan?!”

    “Akhirnya kau kembali padaku LunaMaria..”

    “Nenek!”
    Ucap LunaMaria sambil bergegas merangkul tubuh neneknya yang tersungkur.

    “Bertahanlah Nek!”

    “Maaf LunaMaria.. nenek gagal melindungimu.. nenek gagal melindungimu dari iblis itu..”

    “Iblis? Sudahlah, nenek jangan bicara lagi.. aku akan mengantarmu ke rumah sakit..”

    “Percuma cucuku tersayang, waktuku sudah habis, aku sudah gagal menyelamatkanmu dari iblis yang membunuh kedua orang tuamu.. aku telah gagal..”

    “Iblis.. yang.. membunuh orang tuaku?”

    “Ya LunaMaria.. Iblis itu bersemayam di dalam dirimu, dan ia sangatlah kuat.. kau bisa melihat sendiri hasilnya disini..”

    “Jadi.. aku.. aku yang..”

    “Tidak, bukan kau, tapi iblis itu yang melakukannya…”

    Nenek Cillia kemudian memegang Rapiernya, kemudian mengangkatnya

    “Aku tak pernah menyangka akan menggunakan ini untuk melawan cucuku sendiri… dan ironisnya aku tak dapat memenanginya…….


    LunaMaria.. kendalikanlah iblis itu dengan seluruh kekuatanmu..”
    Tiba-tiba Nenek Cillia menusuk perutnya sendiri dengan rapier merah darahnya itu.

    “NENEK!!!!! APA YANG KAU LAKUKAN!?”
    Pekik LunaMaria

    “Kau harus tetap hidup dan kendalikan iblis dalam dirimu… jangan sampai ASASIN mengetahui hal ini..... aku serahkan Aitken padamu... aku akan terus menjagamu dari dalam Aitken..”

    “Aku menyayangimu LunaMaria..”

    Nenek Cillia membelai kepala LunaMaria dengan tangan kirinya.

    Perlahan-lahan darah yang mengalir dan menggenang dari tubuh Nenek Cillia terserap ke dalam pedang itu, kemudian

    “LunaMaria.. kemarilah..”

    DUAR!!

    Saat wajah LunaMaria mendekati neneknya, ia dihantam oleh sihir neneknya tepat di kepalanya hingga ia terpental dan tak sadarkan diri, dan sebelum tewas, nenek Cillia menuliskan simbol Ouroboros di samping dirinya.

    “Dengan ini ASASIN tak akan mencurigaimu.. hiduplah.. dan teruslah hidup LunaMaria..”
    Katanya perlahan sambil menutup matanya.


    LunaMaria mendengar suara-suara, ia dapat mencium bau rumah sakit, dalam keadaan setengah sadar ia mendengar keributan dan suara osciloscope, kemudian ia pingsan kembali, dan tersadar beberapa jam kemudian di kamar rumah sakit.

    “Jadi kau sudah sadar?”
    Tanya seseorang dari sebelah kanan tempat tidur LunaMaria, dan sungguh mengejutkan ternyata Head General Mnemosyne berada disana.

    “…”

    “Nenek??????? Mana Nenek?!”
    Tanya LunaMaria panik

    “…

    Maafkan aku…. Cillia tidak berhasil melaluinya….

    Aku turut berduka cita…”

    “A-aitken, dimana Aitken!?”
    Panik LunaMaria sambil mencari-cari Aitken

    “Tenanglah, Aitken ada di sana..”
    Ujar Head General sambil menunjuk ke pojok ruangan dengan Aitken bersandar ke tembok, dan membuat LunaMaria tenang kembali.

    “Aku sungguh tak menyangka seekor Ouroboros mampu melakukan itu semua.. kau sungguh beruntung selamat dari serangannya…”

    LunaMaria hanya terdiam.

    “Kami akan melakukan investigasi pada kasus ini, mungkin saja kali ini kita bukan berurusan dengan Ouroboros biasa, atau mungkin mahluk yang lebih kuat dari Ouroboros, demi ASASIN, demi UULoki dan UUHathor, demi nenekmu….


    Apa kau ingin ikut pada tim investigasi yang baru saja kubentuk?”

    LunaMaria masih terdiam, terlintas dalam pikirannya untuk mengakui semuanya

    “Sebenarnya, sebenarnya..”

    “Sebenarnya?”
    Tanya Head General heran

    “ . . . . “

    “Silahkan katakan saja, hanya ada kau dan aku di ruangan ini..”

    Sebelum melanjutkan pengakuannya, terlintas pesan Nenek Cillia sebelum tewas padanya yang menyuruhnya agar merahasiakan kejadian itu dari ASASIN.

    “Silahkan, katakan saja.”

    “Sebenarnya.. aku…


    Ingin mengundurkan diri dari ASASIN..”

    Head General cukup terkejut mendengar pernyataan LunaMaria

    “Apa kau yakin pada apa yang kau katakan?”

    “Ya.. aku cukup yakin akan itu..”

    “Apa betul.. kau tak ingin memikirkannya lagi?”

    “Ya.. kurasa…”

    “Tidak ingin mengetahui apa yang membunuh nenekmu? Orang tuamu?”

    “Aku sudah cukup muak akan hal ini, dendam, dendam , dan dendam, selama 7 tahun aku hidup diatas dendam, aku sudah cukup lelah menanggung semua dendam ini, aku ingin keluar dari semua ini.. keberadaanku dalam ASASIN sudah tak ada artinya lagi tanpa Nenek..”

    Head General terdiam sesaat.

    “Mendengar jawabanmu, aku merasa cukup mengerti keadaanmu.. bila kau mengundurkan diri dari ASASIN, kami akan terus memberikan tunjangan kesehatan, pendidikan, dan kehidupan, tetapi prosedur mengharuskanku menghapus semua ingatanmu yang berhubungan dengan ASASIN.. apa kau mau itu?”

    LunaMaria terkejut mendengar pertanyaan yang Head General ajukan.

    “Kumohon, apapun tapi jangan hapus ingatanku tentang ASASIN, semua ingatan berhargaku bersama nenek adalah ketika aku menjadi anggota ASASIN, aku mohon Head General Mnemosyne..”

    “Maaf, tapi kurasa aku tak bisa melakukannya.. lebih baik kau pikirkan sekali lagi..”
    Jawab Head General sambil bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu keluar

    “Aku mohon Head General!”

    “Aku mohon!!”

    “Aku.. aku.. aku mohon Corynn!!”.

    Pada saat kalimat itu terucap, Head General Mnemosyne tampak terkejut, dan memandang LunaMaria dengan tatapan penuh amarah.

    Tetapi yang terjadi malah Head General Mnemosyne mencekik LunaMaria dengan kekuatan yang tak terlihat

    “Kau pikir siapa dirimu memanggilku begitu gadis kecil? Aku bisa saja membunuhmu di sini sekarang, kau tahu itu?”

    “KAU TAHU ITU?!”
    Pekik Head General sambil memperkuat cekikannya pada LunaMaria

    LunaMaria menganggukkan kepalanya, dan Head General melepaskan cekikan gaibnya pada LunaMaria yang kini terbatuk-batuk..

    “Jangan sekali lagi kau melakukan itu, yang boleh memanggilku dengan nama asliku hanyalah Cillia, kau dengar itu?”

    “Uhuk uhuk, ma-maafkan aku..”
    Ucap LunaMaria sambil terbatuk-batuk

    “Tidak, aku juga terbawa emosi.. Cillia sudah seperti adikku sendiri, dan kini ia telah meninggal.. dan mendengar seseorang dengan suara yang mirip dirinya memanggil namaku membuatku lepas kendali.. maafkan aku juga..”

    “Tidak.. aku yang salah, maafkan aku..”

    “Tidak, ini salahku..”

    “Tidak.. ini kesalahanku karena telah lancang memanggilmu dengan nama aslimu..”

    “Hmph, hahaha … kau sangat kerasa kepala, mirip dengan Cillia…

    Dan setelah kupertimbangkan…”
    Menatap wajah LunaMaria

    “Baiklah, kau dibebastugaskan, sesuai permintaanmu, mulai hari ini, tanpa penghapusan ingatan, aku percaya padamu..

    Aku permisi dulu..”

    Kemudian Head General keluar dari kamar itu.

    LunaMaria pun berterima kasih pada Head General Mnemosyne yang telah berbaik hati mengabulkan keinginannya agar tidak menghapus segala ingatan LunaMaria yang berhubungan dengan ASASIN.

    Tetapi..

    Kini LunaMaria telah kehilangan semua orang yang disayanginya, Ayahnya, Ibunya, dan sekarang Neneknya. Kini LunaMaria tidak memiliki siapapun di dalam hidupnya, kini ia sebatangkara, pada umur yang begitu muda, dengan nasib yang begitu tragis, dan beban yang begitu berat, harus ia terima.
    Tinggal tersisa satu tujuan hidup, yang sekaligus menjadi kewajiban LunaMaria, sebagai seorang Edwarton, walaupun ia telah meninggalkan ASASIN, ia masih memiliki sebuah kewajiban. Sebagai seorang Edwartionian Exorcist.

    Extra Information : The Fight

    Ouroboros adalah sejenis naga (dragon) Immortal yang dapat disummon dengan teknik khusus, Ouroboros diklasifikasikan sebagai Monster Level A, salah satu monster terkuat yang pernah ada, dibawah beberapa Monster Level S.
    Sementara Doppelganger adalah siluman humanoid Level C+ yang memiliki ilmu sihir yang cukup tinggi, hanya saja fisiknya tidak terlalu kuat. Tapi senjata andalannya adalah kemampuan berubahnya menjadi siapapun, dan dapat mengekstrak informasi memori dari siapapun yang melakukan kontak fisik padanya, dan karena itulah wujudnya dapat menyerupai Addison Edwarton XIII, ayah LunaMaria.

    Utility Unit Loki
    Adalah Utility Unit yang berfokus pada pengintaian, dan rata-rata anggotanya memiliki agility yang tinggi, dan Anubis adalah yang paling cepat diantara anggota Loki lainnya. Dengan Vulcanus sebagai pemimpin tim yang berfokus pada kekuatan fisik sebagai pelengkap sekaligus pelindung tim.

    Utility Unit Hathor
    Adalah Utility Unit yang berfokus pada Supporting. Rata-rata anggotanya memiliki kemampuan sihir yang tinggi, dengan Minerva sebagai yang merupakan praktisi healing magic satu-satunya diantara anggota Hathor lainnya. Lex adalah pemimpin dari unit ini, merupakan penyihir terhebat peringkat ke 28 pada ASASIN.

    Aitken adalah Rapier terkutuk yang berwarna merah marun dan bergagang hitam. Daya serangnya amat tinggi, namun menyerap darah penggunanya perlahan-lahan dan membutuhkan tumbal berupa darah dan jiwa untuk memasukkannya kembali ke sarung pedangnya. Biasanya dikeluarkan pada saat terdesak saja. Rapier ini diberikan dari Cillia kepada LunaMaria, dengan mengorbankan darahnya dan jiwanya sendiri untuk memasukkan kembali rapier yang telah ia keluarkan untuk melawan Selene.







    ________

    To be continued to Selene | LunaMaria : Redemption (Click Here)

    and here (Click Here for Chapter 7-11)

    Finally Here (Chapter 12 and up)


    LunaMaria Selene Mode
    Spoiler untuk Selene :



    Last edited by the_omicron; 19-06-09 at 00:08.


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. #2

    Join Date
    May 2009
    Posts
    99
    Points
    124.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Edit: ternyata bisa dibuka


    Hmm.. cerita ttg assasin ya.. awal2 nya cukup menarik, lanjuuttt....

  4. #3
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    bisa kok, idupin aja javascriptnya


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  5. #4
    chibibo's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Shibuya
    Posts
    3,040
    Points
    3,498.53
    Thanks: 15 / 20 / 17

    Default

    Luna renkan dari si selene bukan? si luna ga sadar itu gara2 selene?

    anjret banyak pertanyaan nih... malah sedikit amat lagi ga puas !!!!

    cukup membingungkan dan gw penasaran!!


    btw Nice did di tunggu neh lanjutannya

    Tertawa Itu Sehat
    ( ̄ー ̄)凸

    Status :
    ZatsuneMiku パンヤ

  6. #5
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    chapter 3 udah up


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  7. #6
    Ilyasviel's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    100
    Points
    114.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    oryaaaaa blood+ versi dida, lebih gore dan lebih maknyos karakternya, serta storyline yang jauh lebih complicated!! MUAHAHAHAHA!!

    TOP DID! TOP! awas kalo sampe dropped lage, gw tabok!

  8. #7
    JopunkOnly's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    In your mind
    Posts
    764
    Points
    946.10
    Thanks: 3 / 1 / 1

    Default

    cara ngidupin java scrip gmn ya kk??
    gk bisa baca neh

  9. #8
    open_closed's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Indonesia Raya
    Posts
    848
    Points
    1,088.90
    Thanks: 1 / 0 / 0

    Default

    Next Capter dong....
    capter 5

    waH seru banget ini...
    Percayalah pada keajaiban tetapi jangan tergantung padanya

  10. #9
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default


    Redemption


    Spoiler untuk Chapter 1 :

    Chapter 1
    Redemption


    2 tahun telah berlalu sejak kejadian itu…

    Kejadian itu meninggalkan berbagai kenangan buruk tentang kematian. Kematian Nenek, kematian Ayah, kematian Ibu, dan.. para anggota ASASIN.

    Aku merasa diriku seperti seorang monster. Membunuh manusia lain tanpa perasaan apapun terbesit di dadaku, meski aku tahu, itu bukanlah diriku yang sesungguhnya, tapi aku tak dapat melakukan apapun untuk dapat menyelamatkan mereka, mereka semua. Aku merasa sangat hina.

    Selama 2 tahun ini aku berusaha sekuat tenaga dan pikiranku untuk tetap berjalan di dunia kegelapan yang telah kupijak ini. Membunuh, membunuh, dan membunuh, setiap malam kedua tanganku dipenuhi dengan darah, setiap malam hatiku tertutup dari belas kasih dan hati nurani. Tetapi.., semua ini kulakukan untuk dapat mengenang kematian orang-orang yang kucintai, untuk menghormati jiwa mereka yang telah berkorban demi diriku, dan untuk keselamatan dunia...

    Kupikir.


    2 tahun aku menjalani 2 kehidupan. Sebagai seorang gadis SMU normal pada pagi dan siang hari, dan menjadi seorang Exorcist, seorang Edwartonian Exorcist, sebagai pemburu monster, sebagai pembasmi monster, sebagai mahluk hina yang membunuh mahluk lain hanya karena anggapan sepihak. Sungguh Ironis.

    Aku.. telah 2 tahun.. menjalani hidupku dalam kesendirian.. di sebuah mansion yang terlalu besar untukku sendiri, hidup dari uang tunjangan ASASIN kadang membuatku merasa seperti mahluk parasit yang tak tahu malu, seorang pengkhianat.

    Kini.. aku duduk sendirian, di sebuah bangku yang berada di pojok belakang dekat jendela di dalam kelasku. Tak jarang aku sering melamun dan memandangi langit yang biru, dengan awan putih bagaikan kapas, sangat tenang, walaupun tak membantuku melupakan dosa-dosaku.

    Sesekali refleksi dari teman-teman sekelasku terpantuk di kaca, dan melihat mereka dapat bercanda tawa, membicarakan hal-hal normal, bergosip, merencanakan liburan musim panas.. membuatku iri pada mereka yang menjalani hidup sebagai manusia normal.
    Aku tak mengerti mengapa tak ada yang mau berbicara denganku, tak ada yang mau duduk di sebelahku dan menyapaku “Selamat Pagi LunaMaria” seperti yang Nenekku lakukan padaku dulu, bahkan tak ada yang berani menatap mataku secara langsung. Aku heran, sungguh heran. Apakah aku tampak jahat? Apakah aku tampak aneh? Apakah aku tampak asing? Atau apakah aku memang tidak terlihat normal? Tetapi.. apapun yang mereka pikirkan terhadapku, alasan apapun itu, membuatku tak memiliki siapapun, secara literal.

    3 orang gadis tampak saling mendorong di depan kelas, mereka berbisik-bisik akan sesuatu, sambil kadang melihat kepadaku. Coba kupikir, Ketua Kelas Ellie, temannya Risa, dan Airi yang duduk di depanku.. apa yang akan mereka lakukan? Hmmm kupikir aku tahu, mungkin tentang PR hari ini yang harus segera dikumpulkan.. tapi mengapa mereka harus ragu dan takut seperti itu hanya untuk meminta PR ku dikumpulkan, mereka bisa saja datang padaku seperti biasa dan memintanya, tetapi kenapa mereka terlihat takut-takut?

    Pada akhirnya, si Ketua Kelas tampak memberanikan diri mendekatiku, sementara kedua temannya memperhatikannya dengan rasa khawatir terlihat di mimik mereka, dan sesekali mereka berusaha menyemangati Ketua Kelas yang berjalan mendekatiku, apakah aku sebegitu menakutkannya?

    “A-a-a-a Luna..Maria..?”

    “Ya?”

    “Apa… ummm.. kau…. Sudah mengerjakan PR kemarin? Umm..”

    “Ah, aku..”
    Tetapi sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku..

    “Ah maaf, maaf, tidak apa-apa jika belum selesai, sungguh!”
    Ia berkata dengan gemetar

    Aku lelah dengan semua ini, kuberikan saja buku PR ku tanpa berkata apapun, kemudian ia pergi begitu saja sambil berlari kecil, seakan kabur dari sesuatu yang menakutkan. Bahkan dapat kudengar hembusan nafas leganya. Apakah ada yang salah denganku?


    Dalam hal akademik dan olahraga, nilai-nilaiku selalu menjadi yang terbaik, bahkan aku mendapatkan beasiswa atas uang sekolahku, aku menjadi yang mereka panggil sebagai seorang “Jenius”. Tapi hal itu tak membuatku senang, tidak sama sekali. Semakin mereka menganggapku terlalu jauh dengan mereka, semakin mereka tidak ingin mendekatiku, dan semakin mereka menjauh dariku semakin mereka takut padaku. Semua ini tak ada artinya bagiku.

    Kadang.. aku berharap untuk terlahir kembali sebagai gadis normal, dengan menjalani hidup normal selayaknya orang-orang disekitarku, tanpa kehadiran monster, tanpa kewajiban aneh, tanpa mengenal ASASIN, tanpa mengenal iblis, siluman, dan sebagainya. Aku membenci diriku bila aku berpikir seperti itu.

    Tapi jika kupikirkan kembali, jika aku tidak terlahir sebagai orang yang sekarang ini, aku tak dapat bertemu Ayah, aku tak dapat bertemu Ibu, aku tak dapat mengenal Fencing yang sangat kusukai, dan yang pasti.. aku tak dapat bertemu nenek.. dan merasakan kasih sayang yang ia telah berikan padaku.

    Tuhan memang Maha Adil.


    Ya, hanya satu hal yang dapat kulakukan, untuk dapat menebus dosa-dosaku, untuk dapat menebus kesalahanku. Aku akan terus berjuang sebagai seorang Exorcist, dan mengalahkan iblis dalam diriku sendiri.





    Sementara itu, di markas besar ASASIN
    Ruang Head General

    Sekitar 3 orang berkumpul di depan meja kayu besar Head General,

    “Apa yang terjadi Head General Mnemosyne? Ada perlu apa hingga engkau sampai memanggil kami?”
    Tanya seorang Pria berambut hitam panjang yang diikat dan mengenakan kacamata.

    “Ya.. ada sesuatu yang ingin kuberitahukan pada kalian, Deputi 2, SUUU, dan SUUT..”
    Jelas Head General

    “Kalian masih ingat kejadian 2 tahun lalu? Dimana 3 tim kita tersapu habis oleh seekor Ouroboros?”
    Kini tanya Head General

    “Uh-huh.. lalu.. ada apa dengan itu?”
    Tanya seorang pria pendek yang mengenakan masker gas dan long coat kulit coklat, dengan suaranya yang samar berbaur suara nafasnya di balik masker gas yang ia kenakan.

    “Kalian tahu, ASASIN pada awalnya percaya bahwa seekor Ouroboros lah yang menghabisi mereka, ya , kami percaya itu, dengan berdasarkan kepada simbol yang Rheia gambarkan dengan darah”

    “Uh-huh, simbol Ouroboros”
    Ujar pria dengan masker gas itu

    “Tetapi, setelah setahun lebih investigasi lebih lanjut, kami menemukan suatu bukti yang menjauhkan hipotesa kami sebelumnya yang percaya bahwa Ouroboros lah yang menghabisi mereka, tetapi setelah melihat ini..”

    Head General menyodorkan sebuah foto pada mereka

    “Kami berhasil mendapatkan foto itu setelah memperbaiki kembali handphone Agave, seorang anggota Loki yang telah hancur berkeping-keping. Berkat Utility Unit Europa.., tampaknya anak ini, Agave, senang memamerkan hasil kerjanya, banyak sekali foto-foto semacam itu yang kami dapatkan darinya..”
    Jelas Head General

    “I-i-ini… mereka telah berhasil menyegel Ouroboros sebelumnya?!”
    Kaget Deputi 2 Cronos, pria berambut panjang itu.

    “Hooo… sungguh menarik… lalu siapakah pelaku sebenarnya?”
    Tanya pria pendek dengan masker gas itu.

    “Pertanyaan yang bagus Oceanus.. inilah jawabannya..”

    Head General kembali menyodorkan sebuah foto

    “A-apa ini.. mahluk apa ini..?”
    Sambil memandangi foto yang memperlihatkan penampakan sebuah mahluk berbentuk humanoid dengan sayap hitam dan membawa rapier, tetapi foto itu terlalu tidak jelas dan gelap untuk dapat melihat wajah mahluk itu.

    “Itulah yang juga ingin aku dan kita semua ketahui Cronos.., dan kalian ingat kejadian pembantaian massal di kediaman keluarga Edwarton? tanggal berapa kejadian itu terjadi?”

    “7 Juli, tepat pada saat gerhana bulan total”
    Jawab seorang gadis berambut coklat sebahu dan bermata emerald di sudut ruangan

    “Tepat sekali Sirius, dan pada tanggal yang sama dan kondisi yang sama, kejadian itu terjadi lagi dan menewaskan anggota-anggota terbaik kita. Kini yang tertinggal hanya kecurigaan pada LunaMaria, tanpa ingin menuduh cucu dari teman baikku sendiri.”

    “Jadi.. apa yang akan kau lakukan? Menangkapnya sekarang juga?”
    Tanya Oceanus

    “Tidak, kita tak punya hak untuk itu, kita masih tidak memiliki bukti. Tapi aku memiliki sebuah rencana..”

    “Jadi.. apa itu?”
    Tanya Deputi 2 Cronos

    “Aku ingin SUUT dan SUUU bergabung dalam penyelidikan kali ini, dan berada langsung dibawah komando darimu Cronos, karena kupikir lawan kita kali ini sangatlah kuat.. cukup kuat untuk membunuh seorang anggota SUU sekalipun.. jadi, apakah ada keberatan?”

    Oceanus mengangkat tangannya, kemudian membalikkan badannya ke arah pintu keluar

    “Maaf Mnemosyne, aku pikir aku terlalu tua untuk permainan detektif-detektifan ini, akan kukirim seseorang saja untuk menggantikanku”

    “Kau… menganggap ini sebuah permainan?!”

    Tetapi Oceanus tampak tak mendengar Head General , dan langsung keluar serta menutup pintu kembali.

    “Oceanus… Brengsek..”
    Keluh Head General

    “Jika dia kembali akan kucekik dia, akan remas tubuh jeleknya, akan kubakar kedua mata di balik masker menjijikkan itu, akan ku,..”
    Gumam Head General

    “Er… Head General…?”
    Tanya Sirius menyadarkan

    “Ehem, baiklah, rencana tetap berjalan, aku ingin segala informasi tentang target terus mengalir padaku, Cronos, pimpin tim-mu untuk segera bergerak dan melakukan pengamatan!”

    “Ya.. aku akan menjalankannya, tetapi.. hanya ada aku dan Sirius sekarang..”

    “Ugh… baiklah, tunggulah kabar dari Oceanus tentang penggantinya, jika dalam 3 hari belum ada kabar, kau pilih orangmu sendiri..”

    “Baik”
    Ujar Cronus dan Sirius serentak


    Sementara itu diluar Markas besar ASASIN, di depan gedung Environment Control Bureau..

    Oceanus tampak sedang menelepon seseorang dengan handphonenya..

    “Halo.. Agenor.. ini aku Oceanus, aku punya pekerjaan yang kupikir menarik untukmu..”

    “7 Juli, 2 tahun yang lalu, apa kau tak tertarik?”

    “Hahaha, sudah kuduga kau akan menerimanya.. besok datanglah ke kantor Mnemosyne, dan katakan bahwa kau adalah penggantiku.. sampai jumpa.”
    Oceanus memutus pembicaraannya..

    “Hahaha.. Menarik, sungguh menarik.. kisah dendam memang menarik untuk diikuti..”
    Ujar Oceanus dengan mengerikan.




    Spoiler untuk Chapter 2 :

    Chapter 2
    Friends


    Seorang pemuda terlihat berdiri di depan pintu gerbang suatu sekolah, ia menatap gedung sekolah itu dalam-dalam. Kemudian ia menarik sebuah senyuman di bibirnya dan berkata

    “Jadi.. inikah Everwood Highschool..”

    Dan tanpa ragu ia kemudian melangkah masuk kedalam gedung sekolah, dengan punggung yang tegap dan tanpa keraguan sedikitpun.

    Bel tanda masuk sudah berbunyi, seorang guru masuk ke dalam kelas 2B, dalam sekejap semua murid telah duduk rapi dan tanpa suara. Mereka bersiap menerima pelajaran. Sang guru berdehem, kemudian dengan senyum di wajahnya ia berkata

    “Hari ini adalah hari spesial bagi kelas kita anak-anak, kalian tahu kenapa?”
    Tanyanya

    Kemudian seorang murid mengacungkan tangannya dan berkata

    “Saya tahu Bu, Ibu akhirnya mendapatkan seorang pacar!”

    Gelak tawa pun menggelegar di dalam ruang kelas, tetapi Bu Guru itu tidak terlihat begitu senang mendengarnya, dan anehnya ia kemudian malah tersenyum.

    “Terry, kupikir nilai matematikamu tidak begitu baik akhir-akhir ini, bagaimana bila kau kerjakan 40 soal di halaman 40 dan harus kau kumpulkan besok, jika tidak… mungkin semester ini kau akan dimarahi orang tuamu karena ada nilai F di rapormu”.

    Seketika gelak tawa tadi menghilang. Suasana kelas kembali tenang. Dan anak tadi tampak terpaku karena ia dihukum dengan cara yang amat halus.

    “Baiklah, Hari ini, Ibu ingin memberitahu bahwa.. kelas kita.. mendapatkan seorang teman baru!”

    Seluruh kelas bertanya-tanya siapa dan seperti apakah murid baru itu, lalu seorang dari mereka bertanya

    “Bu, apakah dia laki-laki atau perempuan?”

    “Hmmm.. bagi laki-laki mungkin kali ini kalian akan sangat senang, karena ia sangatlah cantik.., Cillia, silakan masuk!”

    Mendengar nama yang sama dengan neneknya, LunaMaria yang tadinya tak tertarik dan sedang menatap langit terkejut. Kini ia tertarik mencari tahu seperti apa murid baru itu.

    Segera setelah Bu Guru mempersilakannya masuk, ia melangkah masuk dan berjalan menuju depan kelas. Rambut hitam panjangnya yang indah melambai seiring ia berjalan dengan feminin diatas kaki jenjangnya. Ia berhenti, kemudian menatap seisi kelas dan mulai memperkenalkan dirinya.

    “Selamat pagi, namaku Cillia Ignatia, senang bertemu dengan kalian, salam kenal semuanya”
    Ujarnya dengan lemah lembut dan wajah senyum yang membuat siapapun yang melihatnya merasa teduh.

    Matanya yang indah bak emerald pada wajah yang anggun dan cantik tampak menghipnotis seisi kelas. Secara tak sengaja LunaMaria bertatapan dengannya, dan ia memberikan senyuman yang ramah pada LunaMaria, tetapi LunaMaria membuang pandangannya kembali pada jendela.

    “Nah Cillia, silakan kau pilih dimana kau akan duduk.”
    Ujar Bu Guru

    Spontan masing-masing anak laki-laki di kelas mempromosikan tempat duduk yang dekat dengan mereka.

    “Cillia, didepan saja, dekat dengan papan tulis jadi mudah terlihat (olehku)”

    “Disini saja di samping bagian jendela, sinar matahari bagus untuk kulitmu (dan mataku)”

    “Jangan, disini saja ditengah kelas, supaya akrab dengan kami! (to the point?!)”

    Tetapi, gadis itu menolak ajakan mereka, kemudian berjalan menuju sebuah bangku di sebelah LunaMaria, yang berada di pojok belakang ruangan kelas. Dan itu membuat mereka menjadi kecewa, karena jika ia duduk disana, maka mereka tak akan berani melihat menengok padanya, karena jika menengok ke arahnya otomatis akan terlihat LunaMaria yang tanpa alasan mereka takuti.

    Gadis itu, Cillia, duduk di disebelah LunaMaria, ia menaruh tasnya pada gantungan di samping meja. Lalu ia menengok pada LunaMaria dan dengan senyuman teduhnya ia menyapa LunaMaria.

    “Selamat pagi, mulai hari ini aku mohon bantuannya ya”

    Ini.. ini pertama kalinya seseorang menyapaku dengan inisiatif sendiri semenjak aku berada di sekolah ini. Apakah dia tidak takut padaku? Dan mengapa aku merasa gembira?

    “Se..selamat pagi…”
    Ujar LunaMaria malu-malu.


    Waktu istirahat tiba, bersamaan dengan keluarnya Bu Guru dari ruang kelas teman-teman yang penasaran dengan Cillia kemudian menyerbu tempat Cillia duduk, tetapi dari kerumunan itu tak ada yang berdiri dekat dengan tempat LunaMaria duduk.

    Cillia dihujani dengan berbagai macam pertanyaan, seperti dari mana ia berasal, apakah sudah punya pacar, dan sebagainya.
    Merasa terganggu dengan keributan yang mereka timbulkan, LunaMaria bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas. Melihat LunaMaria meninggalkan kelas, Cillia bangkit dari duduknya

    “Ah, aku permisi dulu ya teman-teman, aku akan melihat-lihat gedung sekolah dulu!”

    Ia kemudian ikut berjalan keluar dari kelas. Setelah berada di pintu kelas, ia menengok ke kanan dan kiri koridor, tetapi LunaMaria tak terlihat lagi.


    LunaMaria tengah berjalan di koridor, ia berniat menuju halaman belakang sekolah yang sepi, tempat favoritnya pada saat istirahat sambil berbaring di atas rumput dan menatap langit.

    Murid baru itu.. ia memiliki nama depan yang sama dengan Nenek.. dan aku merasa senyumannya mirip dengan Ibu.. ia bahkan berani menyapaku dan sangat berbeda dengan yang lain, tanpa perasaan tertindas atau takut sekalipun ia duduk dengan tenang di sebelahku.. apa yang terjadi sebenarnya?

    2 orang murid laki-laki tampak tengah membicarakan sesuatu di koridor tak jauh di depan LunaMaria, dan suara percakapan mereka terdengar olehnya.

    “Ya, Ron bilang murid baru di kelasnya sangat cantik, bahkan yang tercantik di sekolah ini katanya! Katanya matanya hijau, rambutnya hitam dan yang terpenting, bodinya seksi! Wahahahahah!”

    “Wahahah dasar kau maniak!”

    “Hei hei, itu bukan kataku, itu kata Ron! Meski aku juga kadang berpikir begitu sih.. HAHAHAHAH!!”

    “Hahahaha! Kalau begitu, kelas 2B sangat beruntung ya.. mereka sekarang memiliki 2 orang gadis tercantik di sekolah ini.. ugh aku iri..”

    “Hei hei tunggu dulu.. 2?? Maksudmu?? Cillia dan.. LunaMaria?”

    “Ah ya, itu maksudku, tak dapat dipungkiri lagi LunaMaria memang sangat cantik, lihatlah warna rambutnya, maksudku rambut peraknya itu sangat berbeda dengan yang lain, apalagi matanya yang berkilau bagaikan ruby, ugh..”

    “Ya… aku juga sependapat sih.. tapi… kupikir LunaMaria berada di dunia yang berbeda dengan kita, coba lihat, dia sangat, sangat pintar, bahkan setingkat jenius, lalu ia bisa olahraga apa saja, bahkan kudengar ia bisa memainkan dengan lihai alat musik yang baru saja ia pegang selama seminggu.. kemampuan yang mengerikan..”

    “Ya.. kupikir itu juga yang membedakan level nya dengan kita.. menjadi semacam dinding pemisah..”

    “Apakah itu benar?”
    Tiba-tiba LunaMaria berada di sebelah mereka dan bertanya, hingga membuat mereka kaget setengah mati.

    “A-a-a-a… Hahahaha.. maaf ya, kami permisi dulu!”

    Mereka berdua kemudian lari terbirit-birit dengan wajah malu sekaligus takut. LunaMaria berusaha mengejar mereka, tetapi pada saat berbelok di persimpangan koridor

    “DUAK”

    Ia menabrak seseorang.

    “Aduh! Bagaimana sih lari-lari di koridor!”
    Keluh orang itu

    “Maaf….”
    Ujar LunaMaria pelan.

    Tetapi, laki-laki itu malah memperhatikan wajah LunaMaria, tanpa bangkit dari posisi jatuhnya, dan seakan dia teringat pada sesuatu

    “Eh, loh, kau bukannya LunaMaria?!”

    “Hm.. ya.. lalu kau siapa?”

    “Ya ampuuuuuuun , aku tak menyangka kau juga sekolah disini, aku David! Teman SMP mu dulu!”

    LunaMaria tampak berpikir mengingat siapa dia, tetapi LunaMaria tidak pernah mengenalnya di SMPnya dulu

    “Maaf.. tapi kurasa aku tidak mengingatmu jika aku mengenalmu..”

    “Oh yaa, ya ampun, mana mungkin kau mengingatku, kita tidak pernah sekelas, tapi aku mengenalmu! Kau sangat terkenal kan dulu di SMP berkat aksi heroikmu waktu itu!”

    “Maaf? Aksi heroik?”
    Tanya LunaMaria heran

    “Ya! Itu loh, waktu pertandingan basket putri SMP kita kekurangan pemain karena salah seorang anggotanya kakinya terkilir.. yah.. kau ingat kan klub basket SMP kita payah sekali sampai-sampai tidak memiliki pemain cadangan.. lalu Pak Jeff melihatmu di pinggir lapangan tengah mensupport pertandingan mereka, dan ia ingat kau jago bermain basket, lalu kaupun menjadi anggota klub basket dadakan, dan berhasil membuat tim SMP kita menang! Sejak saat itu aku sangat kagum padamu loh!”
    Cerita David dengan semangat dan terang-terangan.

    “… tampaknya aku ingat aku pernah melakukannya… jadi begitu…”
    Ujar LunaMaria datar

    “Oh ya! Aku baru saja pindah ke sekolah ini hari ini.. aku lapar tapi tak tahu dimana kantinnya.. apa kau tahu?”

    “Kantin berada di lantai teratas..”

    “M-maksudmu kantinnya ada di atap sekolah?”

    “Ya.. semacam itu…”

    Tiba-tiba David menggenggam kedua lengan LunaMaria

    “Antarkan aku dong….”
    Mohon David dengan memasang wajah sedih.

    Secara ajaib dada LunaMaria terasa berdebar-debar, ia merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Wajahnya mulai memerah karena malu.

    “A-a-aku…”
    Ujar LunaMaria terbata-bata

    “Please! Aku traktir deh!!!”
    Paksa David

    “Ba-baiklah… tapi bisa kau lepaskan tanganku?”

    Melihat tangannya, David kaget dan melepaskan genggamannya dengan cepat

    “Ahahahaha.. maaf maaf!”
    Tawa David sambil menggaruk kepalanya


    Aku.. aku tak menyangka akan bertemu teman SMP ku disini.. dan ia sangat sok akrab! Tapi aku senang.. akhirnya ada orang yang mengerti diriku dan berbicara dengan normal padaku.. dan lagi..

    LunaMaria melihat kedua tangannya, senyuman kecil terlihat di bibirnya.

    Akhirnya, mereka sampai di atap sekolah yang sekaligus kantin itu. Dengan parasol-parasol yang menjadi atap masing-masing meja kayu bundar, serta stan-stan penjual makanan yang beragam, membuat kantin sekolah itu bagaikan sebuah festival, atau sebuah kafe diatas atap. Sama sekali bukan seperti kantin.

    “Wow.. ini kantin atau kafe?!”
    Kagum David

    David melihat-lihat ke kanan dan kiri, memperhatikan stan-stan yang ada, kemudian menemukan makanan favoritnya, Cheeseburger.

    “Woah, ada Cheeseburger! I CAN HASZ CHEEZBURGER?! Wow! Ayo LunaMaria!”
    Ajak David dengan riang sambil mengatakan kalimat aneh yang membuat LunaMaria tertawa mendengarnya.

    “Hmfhmfhmf.. ya ya.. tak usah terlalu semangat seperti itu, seperti anak kecil saja”
    Kata LunaMaria menahan tawanya.

    “Yayaya.. aku tahu kok.. huuh”
    Ujar David berhenti berlarian dengan wajah yang tampak ngambek.

    Setelah memesan makanan, mereka menuju meja yang berada di pinggir pagar pengaman, mereka kemudian duduk.

    “Ayo dong makan makanan traktiranku!”
    Paksa David

    “Er… tampaknya… aku tak meminta Cheeseburger…”

    “Oh Noe, kau harus, CHEEZBURGER sangat enak loh! It r my fav!”

    “…”

    “Baiklah baiklah.. tapi jangan gunakan kata-kata aneh itu lagi.. membuatku tertawa saja.. hahaha”

    Ini pertama kalinya LunaMaria dapat tertawa semenjak 2 tahun yang lalu, LunaMaria juga menyadarinya, ia tertawa, karena orang ini.

    Kemudian LunaMaria mulai memakan Cheeseburger yang David berikan

    “Hmm.. ternyata enak juga…”

    “Be-be-betulkah! Selama ini siapapun yang kutraktir bilang tak suka Cheeseburger.. baru kali ini ada yang menyukainya!”

    “Be-benarkah? Padahal tak seburuk itu..”
    Tanya LunaMaria

    “Baiklah!! Akan kubelikan 10 buah lagi! Pelayan!!!”

    “Hei tidak tidak usah!!! Lagipula ini bukan restoran! Sudahlah makan saja! (SWT)”

    Tak lama setelah mereka menyelesaikan makannya, bel tanda masuk berbunyi.

    “Wah.. sudah masuk tuh!”
    Seru David

    “Ya.. aku tahu..”

    “Hei apa kau perlu kuantar!?”

    LunaMaria merasakan desiran yang sama seperti tadi

    “Ti-tidak usah, memangnya aku anak kecil!”
    Kata LunaMaria sambil berjalan meninggalkan David menuju ke kelasnya

    “Tapi.. aku kan yang perlu diantar.. (Huff aku tersesat lagi deh)”


    Tentu saja, semua orang yang berada di kantin melihat mereka berdua, mereka kaget melihat LunaMaria yang tidak pernah ke kantin , selalu diam dan sendirian itu kini bersama seseorang, tertawa, dan marah-marah seperti seorang manusia biasa.


    Sementara itu, LunaMaria kembali ke kelas dengan suasana hati yang sama sekali berbeda dengan beberapa saat lalu, semua orang dapat melihat perbedaan di wajahnya, ia tampak ceria, apalagi dengan senandung-senandung yang ia gumamkan.

    “Kau tampak gembira, ada sesuatu yang menyenangkan terjadi ya?”
    Tanya Cillia tiba-tiba.

    “Hmmm.. ya.. begitulah..”
    Jawab LunaMaria

    “Nampaknya kita belum saling mengenal walaupun duduk bersebelahan.. perkenalkan, namaku Cillia, salam kenal”
    Sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman

    Seisi kelas terkejut melihat LunaMaria menerima sodoran tangan itu dan bersalaman dengan Cillia.

    “Salam kenal juga, namaku LunaMaria”
    Ujar LunaMaria dengan lembut sambil tersenyum bagaikan seorang malaikat, membuat seluruh murid laki-laki di kelas terpukau dan bagai terbang ke dunia lain.

    Hari ini menjadi hari bersejarah bagi LunaMaria. Ini adalah pertama kalinya ia berbicara dengan normal kepada teman seumurannya, LunaMaria kini memiliki 2 orang teman di Everwood High. Dan hari ini juga menjadi hari bersejarah bagi murid-murid Everwood High, terutama murid laki-laki. Datangnya seorang gadis yang sangat cantik dan senyuman pertama LunaMaria di sekolah itu. Dan lagi tampaknya akan terjadi pergolakan besar diantara murid laki-laki dengan munculnya 2 orang idola baru di Everwood High.





    Spoiler untuk Chapter 3 :

    Chapter 3
    Encounter


    Hari kemarin bagaikan mimpi bagi para murid laki-laki di Everwood High, murid baru yang cantik, LunaMaria yang tersenyum, benar-benar hal yang amat sangat jarang dialami dalam sekali seumur hidup.
    Tetapi, mimpi itu berkurang satu, karena.. LunaMaria kembali lagi berwajah tanpa ekspresi seperti dulu, dan aura mengerikan yang menjadi dinding penghalang kembali muncul. Sampai.. Cillia memasuki kelas.

    “Selamat Pagi LunaMaria!”
    Sapa Cillia melambaikan tangannya dan tersenyum

    “…”
    Jawab LunaMaria.

    Cillia menarik bangkunya kemudian duduk di tempatnya, tepat di sebelah LunaMaria. Ia memperhatikan LunaMaria yang sejak tadi memandangi langit, ia kemudian mendekati LunaMaria dan ikut memandang apa yang LunaMaria pandangi.

    “Langit itu indah ya?”
    Tanya Cillia tiba-tiba

    Mendengar Cillia, LunaMaria melirik Cillia dari sudut matanya, dan berkata

    “Ya.. tapi apa kau tahu, keindahan warna birunya sangatlah rapuh.. jika malam tiba, atau badai datang, atau udara menghilang.. keindahan itu.. biru itu.. akan lenyap tanpa sisa.. hanya ada kegelapan setelahnya..”

    Jawaban LunaMaria terdengar memiliki arti yang sangat dalam, dan hal itu dapat dirasakan oleh Cillia, yang kemudian menjawabnya dengan nada yang lembut

    “Aku mengerti.. , tetapi, dibalik kegelapan itu, kita masih dapat melihat cahaya lautan bintang yang cantik, pancaran sinar putih dari rembulan yang lembut.. dan sebagainya. Dan aku yakin, jika pagi menjelang, semua akan menjadi kembali indah..”

    LunaMaria terdiam, sedikit senyuman kesedihan terlihat dari sisi bibirnya

    “Hmf.. Bulan ya…”
    Ujarnya kemudian memandang langit kembali.

    Sesaat setelah itu Bu Guru datang. Cillia kembali ke tempat duduknya. Tetapi sebelum ia kembali ke bangkunya, sambil menepuk bahu LunaMaria ia mengatakan sesuatu.

    “Tenanglah LunaMaria, aku yakin suatu hari malam mu akan sirna dan langit biru mu akan kembali”

    Ia mengatakannya dengan senyuman yang menenangkan hati, seolah mengerti apa yang LunaMaria rasakan.

    Ekspresi terkejut tampak di wajah LunaMaria, ia terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Ia heran mengapa Cillia tampak mengetahui keadaan LunaMaria dan mengeluarkan kalimat yang membuat secercah harapan timbul di hati LunaMaria yang kini gelap.

    “Mungkinkah ada harapan untukku?”

    Tanya LunaMaria pada dirinya sendiri, di dalam hati.


    Begitu waktu istirahat tiba, LunaMaria bergegas meninggalkan ruangan kelas. Tetapi Cillia yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas ternyata menunggunya di depan kelas.

    “Hai LunaMaria, kau tampak buru-buru? Mau kemana?”
    Tanya Cillia

    “Aku tak tahu..”
    Jawab LunaMaria dingin.

    LunaMaria berjalan meninggalkan Cillia. Tetapi Cillia mengikutinya dan berjalan di sampingnya.

    “Hmm.. kita akan sampai dimana yaaa…?”
    Ujar Cillia yang tampak gembira

    LunaMaria berjalan tanpa tahu tujuan. Tetapi entah mengapa kedua kakinya membawanya ke persimpangan koridor tempat ia bertemu David, kemudian langkahnya berhenti.

    “Hmm, apakah kita sudah sampai?”
    Tanya Cillia.


    Aku tak mengerti, mengapa kedua kakiku tanpa sadar melangkah ke tempat ini. Dan mengapa dalam hatiku aku berharap dapat bertemu David? Dan kini aku tidak menemuinya mengapa aku merasa kecewa? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?


    Kembali LunaMaria melangkah. Kini tujuannya berubah menuju taman belakang, untuk menghindari Cillia yang daritadi mengikutinya dan ia merasa terganggu padanya.

    “Ugh.. mengapa ia terus mengikutiku.. mengganggu saja..”
    Keluh LunaMaria dalam hati

    “Baiklah.. aku akan menghilang dari pandangannya..”
    Tambahnya.

    Akhirnya mereka sampai di pintu belakang yang dibaliknya berada taman belakang sekolah. LunaMaria memasuki pintu itu, kemudian menutupnya. Cillia tertinggal dan hanya dapat melihat pintu yang telah ditutup LunaMaria. Pada saat Cillia membukanya..

    LunaMaria tidak nampak pada pandangan Cillia. Ia menengok ke kanan dan ke kiri, matanya berusaha mencari sosok LunaMaria.

    “Loh? Kemana LunaMaria?”
    Tanyanya bingung.

    “Hmm.. aneh.. mungkin aku salah mengikuti orang…”

    Cillia menutup pintu itu dan melangkah kembali ke dalam gedung sekolah. Ia tidak mengetahui bahwa daritadi LunaMaria berada di atasnya, menggunakan kekuatan Psikokinesisnya untuk melayang setinggi 3 meter dari atas tanah. Tepat diatas kepala Cillia, yang merupakan blind spot bagi manusia normal manapun.

    LunaMaria turun kembali dan menghela nafasnya lega setelah menghilang dari Cillia yang daritadi mengikutinya.

    “Fuh.. akhirnya lolos juga.. orang itu benar-benar keras kepala.., apa sih yang diinginkannya?”
    Keluh LunaMaria sambil menuju pohon besar di tengah taman.

    Setelah itu LunaMaria berbaring diatas rumput dibawah pohon besar itu. Kembali yang dilakukannya adalah memandang langit.

    Hingga wajah seseorang tiba-tiba muncul menghalangi pandangannya.

    “Hei, sedang apa kau?”

    “Wuah!!”
    Kaget LunaMaria

    “D-D-David, jangan tiba-tiba muncul begitu dong!”

    “Ahahahah maaf-maaf, habisnya kau tampak serius sekali sih!”

    “Er… Jika aku tampak serius.. kenapa malah mengganggu…”

    “Lalala aku tak dengar lalala~”

    “Huff… dasar orang aneh…”
    LunaMaria menghela nafasnya, namun kemudian ia tersenyum kecil

    “Eh iya, kau sudah makan?”
    Tanya David

    “Ah.. Euh… belum…”
    Jawab LunaMaria ragu

    “Nah, kebetulan aku membeli 2 CHEEZEBURGER, tadinya aku berniat memakannya satu dan satu lagi di kelas bila aku lapar.. tapi… karena kau belum makan…. Untukmu saja”
    Kata David sambil menawarkan Cheeseburger yang ia bawa

    Wajah LunaMaria tampak tersipu malu dan pipinya memerah seperti apel. Ia menerima tawaran Cheeseburger yang David berikan.

    “T-t-terima kasih…”

    Mereka berdua kemudian duduk bersebelahan dibawah pohon besar itu. Naungannya membuat siang yang terik itu menjadi sejuk ditambah angin yang bertiup sepoi-sepoi, suasana menjadi amat tenang dan menyejukkan hati.

    “Oh ya, aku lupa tanya kemarin.. kelasmu dimana?”
    Tanya David

    “2B.. kau sendiri?”

    “Hahaha.. aku di kelas 2E.. sayang kita tidak sekelas ya.. T_T”

    “Hahahaha.. tidak apa-apa, kita masih bisa bertemu sewaktu istirahat”

    David menggigit Cheeseburgernya, dan dengan mulut yang masih mengunyah cheeseburger ia berbicara

    “Lalu dimana rumahmu?”

    “Di daerah Western Eckhart Hills, kenapa?”

    David menelan Cheeseburger di mulutnya

    “Yah.. kukira ke arah Medus Finis… ternyata kearah berlawanan.. kalau begitu.. punya nomor handphone?”

    “A-a-ah.. ya .. ada ..”
    Ujar LunaMaria terbata-bata.

    Setelah mereka bertukar nomor handphone dan menghabiskan cheeseburgernya masing-masing, mereka kembali ke kelasnya masing-masing setelah bel berbunyi. LunaMaria kembali dengan suasana hati yang berbeda dengan tadi pagi. Teman-teman sekelasnya, termasuk Cillia pun heran dibuatnya.

    Kebiasaan itu terus berulang selama berhari-hari. Pada pagi hari ia menjadi seorang yang dingin dan tanpa senyuman, sementara pada sore hari ia berubah menjadi penuh senyuman dan kadang-kadang ia bersenandung sendiri. Hingga penggemar rahasianya menyebutnya “Morning Demon, Evening Angel”.

    LunaMaria tidak tahu, jika hari ini adalah titik balik dari kehidupannya yang monoton. Hal yang besar dan berbahaya menunggunya beberapa saat lagi. Kini ia akan menjalani kehidupan yang tak akan pernah ia bayangkan sebelumnya.


    Malam Hari, di jalan depan Everwood HighSchool.

    LunaMaria sedang melakukan patroli seperti yang biasa ia lakukan, ia menyusuri Everwood Street, jalan yang menjadi tempat favorit munculnya para monster. Langit tertutup awan gelap, malam ini adalah malam tanpa bintang dan bulan. Malam ini sangat gelap, lembab, dan mencekam. Jika LunaMaria adalah gadis biasa, tentu ia akan sangat ketakutan malam ini, tetapi dia adalah seorang pemburu monster, seorang exorcist.

    Berjalan melewati sekolahnya, LunaMaria melompat keatas tembok pagar sekolah, kemudian duduk dan beristirahat diatas tembok.

    “Fuh.. hari ini aneh.. tak ada monster sama sekali di sekitar sini…”

    “Dan lagi… langit sangat gelap…”

    Selagi berbicara sendiri, tiba-tiba LunaMaria merasakan hawa pembunuh yang sangat kuat, seperti seekor elang yang akan mencengkram mangsanya. Hawa pembunuh itu berasal dari salah satu jendela di gedung sekolah, LunaMaria yang duduk membelakangi gedung sekolah menengok dengan cepat. Sekelebat ia melihat sebuah mata memandanginya dengan tatapan pembunuh dari sebuah jendela yang dari sana terlihat sedikit cahaya samar, seperti cahaya senter. Dan selama sepersekian detik beradu pandang dengannya. LunaMaria turun dari tembok dan memasuki wilayah sekolah, ia berlari menyusuri lapangan menuju gedung sekolah.

    “Jendela lantai 2 keempat kanan.. kurasa itu… itu.. kelasku…”

    LunaMaria berlari lebih cepat lagi. Memasuki jendela ruang UKS di lantai 1 yang selalu ia buka kuncinya. Ia berlari di koridor yang bila siang hari tidak diperbolehkan berlari. Hingga ia sampai di depan kelas 2B.

    Cahaya temaram itu masih tetap terlihat. Bergerak-gerak menyusuri kelas, dan kadang menghilang. LunaMaria membuka pintu perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara. Disana, ia melihat sesosok manusia, dengan menggunakan jaket marun tengah mencari sesuatu di loker meja. Tanpa ragu LunaMaria memasuki ruangan, hingga mengagetkan orang itu.

    “Kyaaaaaaaa!!!!!!”
    Teriaknya.

    Tapi ‘Kyaa’? bukankah berarti ia wanita?

    Benar saja, orang itu rupanya dikenal, dia.. ternyata.. Cillia.

    “C-Cillia?! Sedang apa kau malam-malam begini disini?!”
    Tanya LunaMaria dengan intonasi tinggi.

    “A-a-a-a-a-aku, aku ha-ha-hanya… mengambil bukuku yang ketinggalan..”
    Jawab Cillia terbata-bata. Ia nampak sangat terkejut dan ketakutan.

    “Ya ampun… kau membuatku kaget saja.. lagipula mengapa malam-malam begini?”

    Tetapi bukannya dijawab, Cillia malah menjatuhkan senternya, ia kemudian jatuh terduduk. Ia tampak ketakutan akan sesuatu, mulutnya gemetar, kemudian tangannya menunjuk kearah LunaMaria.

    “Hei ada a..”

    Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, LunaMaria melihat ujung dari 2 buah senjata tajam berada di kiri kanannya setinggi lehernya.

    “!!”

    LunaMaria menendang kebelakang kemudian berguling ke depan, menghindari penyerangnya.

    Tampak sesosok humanoid, dengan berbalutkan perban bagaikan mumi, menggunakan semacam goggle di wajahnya, dan dari pergelangan tangan kanan dan kirinya menempel semacam sabit sepanjang kaki meja.

    “Cillia, cepat kau sembunyi di bawah mejaku di pojok ruangan!!”
    Pekik LunaMaria pada Cillia, yang segera dituruti oleh Cillia.

    Dengan cepat Mahluk mumi itu menyerang LunaMaria dengan kedua sabit di kedua pergelangan tangannya, dengan kuda-kuda yang aneh dan sabetan-sabetan cepat yang mematikan. LunaMaria juga mengeluarkan rapiernya, mereka bertarung di dalam kelas tanpa merusak, bahkan menggores meja atau kursi. Gerakan mereka sangat cepat dan terarah, dan kadang dari peraduan senjata mereka terlihat percikan api, menerangi ruangan dengan kilatan cahaya putih dan kuning.

    Gerakan mahluk itu sangat luwes dan lihai, semua hunusan dan sabetan rapier LunaMaria dapat ia hindari. Hingga salah satu ayunan rapier LunaMaria memotong perban yang melambai seperti syal dari lehernya, ia berhenti menyerang.

    “Hosh hosh.. siapa kau! Apa maumu?!”
    Tanya LunaMaria dengan nafas yang terengah-engah.

    Sial.. tak ada satupun seranganku yang berhasil telak mengenainya.. bila tak dapat ia hindari selalu dapat ia tangkis. Dia sangat hebat, bila ia monster pasti dia berada di level A.. Aku harus cepat melakukan sesuatu..

    Terdengar seperti tawa kecil dari mahluk itu, ia kemudian melompat menaiki meja yang berada di depannya. Secara tiba-tiba dua buah sabit tampak seperti tumbuh dari tumitnya, dengan panjang kira-kira 60cm.

    Ia mulai menyerang lagi, kali ini dengan sabit di tumitnya dan bergerak dengan gerakan mirip capoiera. Serangan yang cepat dan tanpa henti itu menyulitkan LunaMaria, ia tak dapat membalas, apalagi ia kombinasikan dengan sabit di pergelangan tangannya.

    Salah satu serangan sabit kaki mahluk itu tepat menuju leher LunaMaria, bila serangan itu tak dapat dielak, riwayat LunaMaria tentu sudah tamat tanpa kepala. Untungnya LunaMaria berhasil menghindarinya dengan gerakan mundur, sehingga lehernya hanya tersayat sedikit.

    Sial.. bila begini terus aku bisa mati.. dia terlalu kuat.. aku harus menggunakan Summon Moon Sabre.. tapi.. Cillia berada disini.. aku bisa ketahuan..

    Ia menyerang lagi saat LunaMaria lengah, tetapi kembali berhasil dihindari oleh LunaMaria, dan kali ini memotong beberapa helai rambutnya.

    Ah, sial, persetan dengan Cillia dan rahasiaku, lagipula ia telah melihat mahluk ini.

    Kali ini giliran LunaMaria menyerang, ia melakukannya untuk membeli waktu sambil membaca mantera pemanggil Moon Sabre. Tiap serangan ia mengucapkan satu frase.
    9 kali ia menyerang yang kesemuanya gagal menghasilkan luka, tetapi dapat menyelesaikan manteranya tanpa harus mengorbankan pertahanan. Lagipula menyerang adalah pertahanan terbaik menurut LunaMaria.

    Satu persatu Moon Sabre muncul, kini giliran LunaMaria akan menyerang.

    “Ck”
    Mahluk itu mengeluarkan suara dari mulutnya.

    “Kukira sampai disini dulu pertarungan kita..”
    Ujar mahluk itu.

    “Sampai jumpa.. LunaMaria..”

    LunaMaria sangat terkejut saat mahluk itu menyebutkan namanya.

    “Tunggu! Siapa kau!?”

    Mahluk itu berlari menuju jendela, kemudian melompat dan… ajaib! Mahluk itu menembus kaca dan tembok begitu saja saat ia melompat. LunaMaria berlari menuju jendela untuk mengejarnya, tetapi ia sudah menghilang.

    “Sial!”
    Keluh Lunamaria

    “A-a-a-a-apa itu tadi?! Mahluk apa itu tadi!!!?”
    Tanya Cillia masih gemetar

    “Aku juga ingin mengetahuinya…”

    “Apa yang terjadi? Apa yang kau lakukan? Lalu benda apa yang melayang-layang itu!!?”
    Tanya Cillia panik.

    “Ah, maaf.. biar ku unsummon mereka..”
    Dan dalam seketika keempat sabre itu menghilang.
    LunaMaria mendatangi Cillia yang tengah duduk gemetar di pojok ruangan. Ia memandangi wajah Cillia yang tengah ketakutan.

    “Apa kau tak apa-apa?”

    “Y-y-y-ya.. kurasa… tapi.. hei, lehermu terluka!”

    “Tidak apa, ini sudah biasa..”
    Ujar LunaMaria tenang sambil menutupi luka di lehernya dengan tangannya.

    “Bukan masalah biasa atau tidak! Nanti kau bisa infeksi! Lagipula luka itu terjadi karena monster aneh itu kan? Bagaimana kalau sabitnya beracun!?”
    Ujar Cillia khawatir.

    “Sudahlah, ayo kita ke UKS, mungkin disana ada kotak P3K!”
    Cillia menarik lengan LunaMaria dan membawanya menuju UKS.

    Di UKS..

    “Biar kucari kotaknya, kau duduk saja!”

    “Baiklah…”
    Ucap LunaMaria tenang.

    Cillia tampak mencari kotak P3K dengan sibuk.

    “Aku sedikit heran.. darimana kau bisa masuk ke gedung ini?”
    Tanya LunaMaria

    “Hah? Tentu saja bicara dengan penjaga sekolah di pos depan sana, memangnya kau bagaimana?!”

    “Ah.. er… ya.. begitulah..”
    Jawab LunaMaria malu sambil diobati oleh Cillia.

    “Lalu bukumu sudah ketemu?”

    “Ah… sayang sekali tidak ada.. mungkin ada di rumah..

    Yak selesai!”
    Ujar Cillia setelah memberi plester luka pada LunaMaria.

    “Oh ya, aku jadi ingat bukuku juga ketinggalan..”

    “Oh ya? Buku apa?”
    Tanya Cillia penuh selidik

    “Hmmm.. semacam diari.. begitulah..”

    Aku tak mungkin bilang padanya buku data-data monster yang pernah kulawan..

    “Baiklah, terimakasih atas pertolongannya, aku ambil bukuku dulu!”
    Ujar LunaMaria sambil berjalan keluar ruangan UKS menuju kelas 2B

    Sesampainya di kelas 2B

    Kupikir aneh juga mahluk tadi.. dia bertarung tanpa merusak apapun..bahkan akupun sulit melakukannya.. dia bahkan dapat mengenaiku..

    LunaMaria mengambil bukunya, kemudian kembali ke ruang UKS. Ia mendapati Cillia telah menghilang dengan jendela UKS yang terbuka. Membuat tirai putih melambai-lambai dengan disinari cahaya bulan yang lembut.

    “Tentu saja bicara dengan penjaga sekolah ya..”
    Ujar LunaMaria sinis sambil mengambil jaket merah yang tertinggal di meja.




    Spoiler untuk Chapter 4 :

    Chapter 4
    Deal


    Dalam sebuah ruangan yang mirip kantor dengan gaya kontemporer, 3 sosok manusia. Deputi 2 Cronos si pria berkacamata, mahluk mumi itu, dan Sirius si gadis bermata emerald dan berambut coklat sebahu, tengah saling mendiskusikan sesuatu.

    “Apa kau mengerti apa yang telah kau lakukan Agenor? Kau malah menyerang dan berusaha membunuh target kita.. aku tidak memerintahkanmu melakukan itu.”

    Tetapi mahluk mumi itu hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Cronos

    “Hahaha.. itu salah satu perbuatan terbodoh yang pernah kudengar Agenor… tampaknya kau punya dendam kesumat pada gadis itu hahahaha..”
    Tawa Sirius, tetap mahluk mumi itu, Agenor tetap diam, hanya saja ia melirik Sirius dengan tatapan kesal.

    “Dengar, aku tak akan segan-segan mengeluarkanmu dari tim investigasi, meskipun kau adalah orang pilihan Oceanus, aku tak peduli siapa dia, apa kau mengerti itu?”
    Tanya Cronos

    “… Baiklah.. akan kuingat itu..”
    Ujar Agenor sambil berjalan keluar ruangan.


    Esok paginya, seperti biasa, Cillia datang ke kelas dan menyapa semua orang. Kemudian ia berjalan menuju bangkunya dan duduk disana, tak lupa ia menyapa LunaMaria sambil mengeluarkan senyum khasnya.

    “Selamat pagi LunaMaria”
    Sapanya.

    Beberapa saat LunaMaria diam, ia melirik Cillia dengan pandangan meremehkan dari sudut matanya kemudian bertanya

    “Bicara dengan penjaga sekolah ya?”

    Cillia tampak terserang dengan pertanyaan LunaMaria

    “Ugh..”

    “Akan kuapakan ya jaket marun itu.. hmmm..”
    Gumam LunaMaria

    Cillia tampak menyadari sesuatu, ia sadar bahwa jaketnya tertinggal di UKS pada saat ia mengobati luka LunaMaria

    “… Hmmm.. luka di leher itu kenapa ya?? Hmmm..”
    Balas Cillia bergumam.

    “Ugh…..

    Baiklah, kita bicarakan waktu istirahat nanti, jangan kabur kau..”
    Ancam LunaMaria

    “Dan itu juga berlaku untukmu!”
    Tandasnya sambil tersenyum merasa menang.

    Ugh, senyumnya kali ini membuatku muak.. brengsek..


    Waktu istirahat tiba, tetapi baik LunaMaria maupun Cillia belum beranjak dari tempat duduk mereka masing-masing. Mereka berdua saling berbicara tanpa memandang satu sama lain.

    “Jadi.. apa yang harus kita lakukan?”
    Tanya LunaMaria sambil menatap langit.

    “Tentu saja membuat kesepakatan..”
    Jawab Cillia sambil menulis sesuatu

    “Bisa kau perjelas ‘kesepakatan’ yang kau maksud ini?”

    “Fu fu fu.. selesai…”
    Gumam Cillia

    “Hah?”

    “Selesai! Sekarang kau tanda tangan disini!”
    Ujar Cillia sambil menyodorkan sebuah kertas dan pena pada LunaMaria.

    “Apa ini?”

    “Tentu saja, kesepakatan kita! Kau pikir aku bisa percaya tanpa perjanjian hitam diatas putih?!”
    Jelas Cillia. Sementara LunaMaria membaca isi dari kesepakatan itu.

    “Hoi hoi hoi, apa maksudnya ini ‘Aku LunaMaria berjanji akan mengembalikan segala properti milik Cillia Ignatia dan segala aksiku bersedia direkam olehnya sebagai ganti dari Cillia Ignatia menjaga segala rahasiaku.’ apa maksudnya ini?!!!”
    Tanya LunaMaria jengkel

    “Ha? Memangnya kau tak bisa baca?”
    Heran Cillia

    “Bukaaaan, bukan itu, maksudnya, untuk apa aku bersedia direkam segala?!”

    “Fufufu.. begini, sebenarnya aku menyukai hal-hal yang berbau mistis, dan semalam sebenarnya aku ke sekolah untuk merekam hantu, tetapi, aku malah bertemu yang lebih hebat denganmu! Aku ingin merekam hal-hal hebat seperti itu! Monster, siluman, iblis, wuaaaah memikirkannya saja aku sudah berdebar-debar!”
    Jelas Cillia bersemangat.

    “Jadi kau bilang mengambil buku yang ketinggalan itu bohong? Lalu sekarang kau minta aku percaya padaku?! HEI!! JANGAN HARAP YA!”
    Bentak LunaMaria. Beruntung sedang tak ada seorangpun di kelas 2B, jadi ia tidak ditakuti lebih dari sekarang.

    “Ah.. aku hanya salah bicara waktu itu karena ketakutan.. sudahlah, ayo cepat tanda tangani saja! Sebentar lagi masuk!”

    “Bagaimana jika aku tidak mau?”
    Tantang LunaMaria

    “Hmmm… bagaimana bila kusebarkan foto ini??”

    Di layar handphone Cillia terpampang foto pertarungan semalam, bahkan ada videonya pula. LunaMaria sangat terkejut dibuatnya.

    “C-cepat hapus foto dan video itu!”

    “Oh ya, dan jangan berusaha mengambil handphone ku dan menghapusnya ya, karena data-datanya sudah ku copy ke komputer ku, bahkan online storage ku..”
    Katanya sambil tersenyum.

    “Jadi bagaimana kesepakatan kita??”

    “D-d-d-dasar pemeras! Baiklah, temui aku nanti malam jam 10 di depan sekolah ini! Permisi aku pergi dulu!!”
    Ujar LunaMaria terpaksa menyetujui tawaran Cillia dengan menandatangani kertas ‘kontrak’ tadi. Ia kemudian beranjak dari kursinya dan pergi dengan rasa kesal.


    Hari pertama, jam 10, di depan Everwood High.

    Terlihat Cillia tengah menunggu LunaMaria, dengan membawa kamera SLR yang tergantung di lehernya dan handycam ditangannya. Suara langkah kaki yang cepat datang mendekat. LunaMaria mengenakan jaket marun Cillia dengan sepasang rapier yang berada dalam tempatnya menggantung di pinggang kirinya. Yang satu berwarna hitam-marun dan satu lagi berwarna putih.

    “Ah, akhirnya kau datang!”
    Ujar Cillia tampak gembira.

    “Tentu saja, kau kira aku akan lari?”
    LunaMaria berkata sambil menyerahkan jaket marunnya dan kini terlihat ia mengenakan sweater berwarna coklat gelap dan rok berwarna marun.

    “Ehehehe.. maaf maaf.. terimakasih ya.., dan oh ya, mengapa kau membawa 2 buah pedang?”
    Tanya Cillia heran sambil mengenakan jaket marunnya.

    “Aku hanya menggunakan salah satunya untuk saat-saat tertentu saja.. Lagipula ini rapier, bukan pedang.., sudahlah, jangan menghabiskan waktuku..”
    Ujar LunaMaria sambil bergegas berjalan kembali.

    Di tengah patroli..

    “Hei, kita akan kemana?”
    Tanya Cillia penasaran

    “Menuju kuburan Echelia, biasanya disana muncul siluman..”
    Jelas LunaMaria tanpa intonasi.

    “K-k-kuburan??!...

    Yooooooosh, ini akan menjadi video yang hebat! Cihuy!”

    LunaMaria memperhatikan wajah Cillia yang pada awalnya ketakutan, kemudian menjadi bersemangat. Dia heran melihat tingkah ‘teman’ barunya itu.

    “Hah? Apakah ada sesuatu di wajahku?”
    Tanya Cillia heran melihat LunaMaria yang memperhatikan wajahnya.

    “Tidak..,”
    LunaMaria menggelengkan kepalanya, lalu meneruskan
    “Tapi kupikir.. aku belum begitu mengenalmu.. ngomong-ngomong kenapa kau pindah ke Everwood?”

    Cillia tampak terpukau mendengar pertanyaan LunaMaria, ia tersenyum, tetapi senyumnya terlihat kesepian, ia menatap bulan yang berada di atas mereka kemudian..

    “Ibuku.. dia baru saja meninggal karena kanker.., kemudian pamanku yang tak memiliki anak mau menampungku, kini aku tinggal di rumah pamanku bersama paman dan bibiku..”

    “Maaf... lalu bagaimana dengan ayahmu?”
    Tanya LunaMaria prihatin

    “Aku… sejak kecil belum pernah bertemu ayahku…”
    Ujarnya dengan mata yang tampak sedih
    “Tapi, ibu bilang ia juga seorang exorcist, seorang exorcist yang hebat! Sama seperti kamu LunaMaria! Dan karena itu aku jadi terobsesi dengan hal yang berbau mistis!”

    “Jadi itu sebabnya kau tidak terkejut waktu kubilang aku adalah exorcist? Begitu juga dengan monster itu , kau tampak tidak terlalu terkejut dan malah khawatir pada lukaku?”

    Cillia hanya menjawabnya dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

    Tiba-tiba Cillia terjatuh karena terpleset batu kerikil, ia jatuh terduduk di atas trotoar. Beruntung kamera dan handycam nya tidak terjatuh juga.

    “Aduh… ah! Yaaaah jaketku jadi kotor deh!”
    Katanya sambil melepas jaketnya kemudian menepuk-nepuknya berusaha membersihkannya dari kotoran. Ia tampak khawatir jaketnya akan rusak.

    “He..? memangnya jaket itu begitu berharganya hingga kau mengkhawatirkannya diatas kamera mu?”

    “Tidak juga.. kamera ini mahal, aku juga mengkhawatirkannya, bayangkan aku harus menabung selama 1 tahun lagi untuk membelinya kembali tanpa punya uang jajan!”

    LunaMaria tertawa mendengarnya, begitu juga dengan Cillia sendiri. Tetapi..

    “Tapi… jaket ini amat penting untukku.. ibu bilang jaket ini milik ayah.. dan kerena aku tak punya foto ayah ataupun barang-barangnya yang lain, hanya jaket inilah yang ada, hanya jaket inilah yang menghubungkan aku dengan ayah..”

    LunaMaria merasa bersalah telah menggunakan jaket itu untuk mengancamnya, bahkan tadi ia memakainya sewaktu berjalan ke tempat pertemuan. Ia mengerti perasaan Cillia pada jaket itu, sama seperti perasaannya pada Aitken.

    “Maaf..”
    Ujar LunaMaria pelan.

    “He?”

    “Maaf aku telah memakai jaket itu dan menggunakannya untuk mengancammu.. maafkan aku…”
    Ujar LunaMaria penuh penyesalan

    “Eh loh? Tidak perlu seperti itu LunaMaria.. aku tidak apa-apa kok.. KYAAAAAA!!”
    Di tengah pembicaraannya, Cillia berteriak karena melihat seekor mahluk di depan mereka.

    “Hmph… seekor werewolf.. baiklah, hidupkan kamera mu..”
    Ujar LunaMaria sambil bergerak maju dan mengeluarkan rapiernya yang berada di tempat berwarna putih.

    Werewolf itu tiba-tiba melompat menerjang LunaMaria dengan ganasnya, tetapi LunaMaria cukup mengangkat rapiernya ke arah terjangan werewolf itu yang kemudian menusuk dan menembus dadanya. Kemudian dengan psikokinesisnya LunaMaria mendorong werewolf itu hingga terpental sejauh 4 meter, dan dengan psikokinesisnya lagi ia menahan gerakan werewolf itu, sehingga ia tak bisa bergerak.

    Dengan langkah yang tenang tetapi pasti, LunaMaria mendatangi werewolf yang tengah terkapar tak berdaya itu kemudian berdiri di dekatnya. Ia mengambil ancang-ancang hendak menghunuskan rapiernya ke kepala werewolf itu. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan menghadirkan aura mengerikan yang dapat dirasakan oleh Cillia yang melihatnya. Pada saat eksekusi itu LunaMaria bagaikan seorang pembunuh berdarah dingin, tanpa belas kasihan ia menghunuskan rapiernya walaupun werewolf itu meraung-raung. Seiring dengan tertusuknya kepalanya hingga menembus otaknya, suara itu pun menghilang.

    Cillia tak dapat berkata apa-apa melihat pertarungan ini, ia kagum sekaligus merasa takut pada LunaMaria yang kini mendatanginya dengan rapier penuh darah di tangannya.

    “Apa kau merekamnya?”
    Tanya LunaMaria yang menyadarkan Cillia dari lamunannya.

    “A-a-a-ah, ya, tentu saja..”
    Jawabnya terbata-bata
    “Tapi.. apa kau tidak terlalu sadis? Menusuknya di kepala seperti itu..”

    “Hah? Bicara apa kau? Mahluk itu adalah werewolf, seekor siluman dan ia pantas menerimanya, ini adalah tugas sebagai seorang exorcist. Kurasa kau seharusnya mengetahui hal ini..”
    Jawab LunaMaria dingin.

    “… Kurasa begitu…”
    Tambah Cillia yang terlihat masih merasa kasihan pada werewolf itu.
    “Lalu bagaimana dengan mayatnya?”

    “Tenanglah, mayatnya akan menghilang 5 menit setelah mati, siluman, iblis, monster, atau apapun itu akan hilang setelah mati, karena memang tidak seharusnya mereka ada di dimensi ini, pada saat mereka mati integritas mereka di dimensi ini melemah dan akan menghilang tak lama kemudian..”
    Jelas LunaMaria.



    Kini LunaMaria tidak lagi berpatroli sendirian, kini ia memiliki seorang ‘teman’. Dan mulai saat ini kesepakatan mereka berjalan, dengan Cillia merekam aksi-aksi LunaMaria membasmi monster. Walau kadang Cillia protes dengan cara LunaMaria mengeksekusi mereka, tapi LunaMaria tetap tidak perduli karena menganggap memang itulah takdir mereka. Sebagai mahluk terkutuk.






    Spoiler untuk Chapter 5 :

    Chapter 5
    Second



    Sudah dua minggu semenjak kesepakatan antara LunaMaria dan Cillia dibuat. Cillia yang belum terbiasa dengan rutinitas malam hari LunaMaria tampak sering mengantuk pada esok paginya. LunaMaria mengetahui bahwa Cillia tidak kuat mengikuti kebiasaannya.

    “Hei..”
    Panggilnya

    “Ya… ada apa.. hoaaaaahm”
    Jawab Cillia sambil menguap dan mengucek matanya.

    “Kupikir kau tak perlu memaksakan diri ikut denganku setiap hari.. lagipula monster-monster itu tidak akan menghilang jika kau tidak ikut sekali saja..”

    “Aahh.. tidak apa-apa, tidak apa-apa.. aku tak mau kehilangan momen penting !”
    Ujarnya ceria

    “Tapi.. kupikir kau..”

    “Sst, tenanglah…. Ya?”
    Pinta Cillia dengan wajah memohon

    Sedikit bimbang, LunaMaria berkata..
    “Baiklah…”
    Walaupun tidak sesuai dengan kata hatinya.

    Dan LunaMaria tidak menyadari sejak kapan ia menjadi begitu perhatian dengan orang lain. Sebelumnya ia selalu memikirkan dirinya sendiri dan membunuh monster. Hal-hal seperti ini tak pernah terlintas di pikirannya.

    Istirahat tiba, Cillia tampak tertidur di mejanya, dan LunaMaria berjalan menuju kantin seperti yang telah di sms oleh David. Semenjak bertukar nomor telepon, setiap hari David memberi tahu lokasinya pada LunaMaria dan mengajaknya makan bersama. Tetapi LunaMaria tak dapat terlalu sering menemuinya, karena Cillia yang terus mengikutinya. Tapi hari ini Cillia tertidur dan LunaMaria bisa bebas menemui David.

    “Ah Halo LunaMaria!!”
    Sapa David yang tengah duduk sendirian di salah satu meja.

    “Ah.. halo..”
    Jawab LunaMaria datar

    “Mau CHEEZEBURGER ini? Atau kau mau makanan lain?!”

    “Ah tidak, terimakasih, aku minum saja..”
    Tolak LunaMaria datar sambil meraih segelas minuman yang berada di atas meja.

    “Ah iya! Aku belum cerita ya! Ternyata sepupuku sekarang sekolah disini! Aku baru saja mendengarnya dari pamanku, katanya sih dia sekarang tinggal disana karena ibunya..-“
    David melihat pandangan LunaMaria yang kosong. Ia tampak memikirkan sesuatu.

    “Hei, apa kau mendengarku?”

    LunaMaria tersadar bahwa ia mengacuhkan David
    “Ah, maaf aku melamun..”

    David terdiam, matanya memandang wajah LunaMaria dengan penuh selidik
    “Apa ada yang kau khawatirkan? Wajahmu tampak mengatakannya..”

    “Ya.. semacam itu…”

    “Kalau begitu, kau boleh ceritakan padaku, siapa tahu bisa mengurangi beban pikiranmu, Hehehe”
    Ujar David menyeringai.

    LunaMaria memandang senyum David, ia kemudian mulai bicara

    “Boleh aku meminta pendapatmu?”
    Tanyanya.

    “Ya.. tentu saja.. silahkan silahkan..”

    “Begini.. apa yang kira-kira akan kau lakukan jika seorang temanmu, tampak memaksakan dirinya mengikuti yang kau lakukan, tetapi ia tak mau mengerti walau kau katakan padanya untuk menyudahinya.. walaupun ia terlihat lelah karenanya..”

    David tampak berpikir pada pertanyaan LunaMaria.. ia terlihat mendapatkan jawaban yang tepat kemudian berkata

    “Jika ada seorang temanku yang seperti itu, aku akan membiarkannya melakukan apa yang ia inginkan.., tetapi.. jika ia jatuh, aku akan menolongnya, karena dia tentunya memaksakan dirinya karena menyukaiku.. betulkan?”

    LunaMaria memikirkan jawaban dari David, ia melirik ke kanan bawah, kemudian tak lama senyuman terlihat di bibirnya. Ia bangkit dari kursinya.

    “Terima kasih atas sarannya David..”

    Wajah LunaMaria saat mengatakannya terlihat sangat dewasa, hal itu membuat David terpukau.. ia hanya bisa memandangi LunaMaria yang berjalan meninggalkannya.


    Malam pun tiba.

    Jam 10.30 malam, tepat di depan gerbang Everwood High.

    LunaMaria yang telah dibuat menunggu selama setengah jam akhirnya melihat sosok Cillia dengan kameranya yang datang berjalan pelan. Ia tampak mengenakan pakaian yang lebih tebal dari biasanya. Sweater wool coklat di balik jaket marun, Topi dan sarung tangan bulu ala rusia berwarna abu-abu, serta rok panjang berwarna marun.

    “Selamat malam… maaf aku terlambat”
    Ujar Cillia pelan

    “Malam juga.. aneh biasanya kau datang duluan..?”
    Tanya LunaMaria

    “Haha.. maaf aku ketiduran..”

    LunaMaria melihat keanehan pada gelagat Cillia malam ini, ia tampak lelah, mungkin sakit. Tetapi ia tetap memaksakan dirinya datang.

    “Apa kau tidak apa-apa?”
    Tanya LunaMaria ragu

    “Sudah sudah, ayo kita basmi monster lagi!”
    Ujar Cillia berusaha semangat

    LunaMaria terpaksa membiarkan Cillia yang tampak sakit mengikutinya. Ia berjalan lebih pelan dari biasanya, menunggu langkah Cillia yang semakin lama semakin pelan.

    Tiba-tiba aura jahat terasa tak jauh dari tempat mereka berdiri, aura pembunuh yang mirip dengan waktu itu.

    “A-a-aura ini.. Cillia, tunggu disini!”
    LunaMaria berlari menuju ke arah persimpangan yang berada kira-kira 100 meter dari tempat tadi, ia kemudian merapat ke tembok sambil menyiapkan rapiernya.

    “Hawa jahat ini berasal dari jalan itu.. aku harus menyerang lebih dulu..”

    Pada saat LunaMaria bersiap menyerang..

    “Hah?? David?”

    “He? LunaMaria??”

    Ternyata David yang muncul dari arah jalan itu. Seketika hawa jahat itu pudar.

    “A-apa yang kau lakukan?”
    Tanya LunaMaria

    “Hmm, tentu saja kau bisa lihat, aku baru saja dari toko game..”
    Jawab David, yang kemudian memperhatikan penampilan LunaMaria yang tengah membawa 2 bilah rapier. Ia tampak heran.
    “Loh, sedang apa kau disini malam-malam begini? Lagipula apa itu yang kau bawa?”

    Sekejap LunaMaria berusaha mengalihkan pandangan David dari rapiernya dan memiringkan badannya ke kanan.

    “Ahahaha… tidak apa-apa, hei! Apa itu!”
    Tunjuk LunaMaria menuju arah belakang David

    Seketika David pun menengok ke belakang
    “Heh? Ada apa??”
    Dan pada saat ia menengok kembali, LunaMaria sudah menghilang..

    “Hah? Kemana dia?? Cepat sekali hilangnya.. jangan-jangan…. KABUUUUR!!”
    David berlari dengan cepat. Ia tak mengetahui bahwa LunaMaria sengaja mengalihkan perhatiannya dan menggunakan Psikokinesisnya untuk melayang ke atas kepala David 2 meter diatasnya, persis seperti yang ia lakukan pada Cillia dulu.

    “Maaf David, tapi aku tak mau menambah orang yang terlibat..”
    Gumam LunaMaria.

    Ia pun kembali pada Cillia.

    “Maaf tadi aku meninggalkanmu.. Hei, kau tak apa-apa?”
    Tanya LunaMaria khawatir melihat Cillia yang daritadi tidak menjawab. Nafasnya terdengar berat. Bersamaan dengan itu, terdengar suara geraman dari belakang Cillia. 5 pasang mata yang bersinar putih tampak muncul dari kegelapan. Seiring dengan mendekatnya suara geraman itu, nampaklah sosok 5 ekor ****** berwarna hitam pekat, bahkan walau disinari cahaya bulan bulunya tidak berkilau. Mata yang sepenuhnya putih, cakar besar dengan kuku hitam yang tajam, serta deretan gigi taring yang terlihat dari rahang yang sejak tadi meneteskan air liur berbau menyengat.

    “Ugh sial.. sekelompok Black Dog muncul di saat yang tidak tepat..”
    Ujar LunaMaria sambil mengeluarkan rapiernya.

    “Cillia, Larilah!”

    Tetapi, Cillia malah jatuh bertumpu pada lututnya, kemudian tumbang dan tersungkur di tanah. Wajahnya amat merah, nafasnya berat dan panas, serta keringat bercucuran dari wajahnya.

    “Cillia! Bertahanlah!”
    LunaMaria bergegas mengangkat tubuh Cillia dan memanggulnya. Pada saat yang bersamaan salah satu dari Black Dog melompat menyerang mereka, tetapi LunaMaria mengayunkan rapiernya dan menyabet kaki kanan depannya hingga putus. Apa yang LunaMaria lakukan membuat teman-teman Black Dog itu marah, mereka mulai melangkah maju mengejar LunaMaria yang tengah berlari sambil memanggul Cillia. Tentu saja dengan kecepatan itu mereka terkejar.

    Pilihan untuk menaruh Cillia dan melawan segerombolan Black Dog itu lebih dulu terpaksa diambil olehnya. Ia menaruh Cillia, kemudian mulai membaca mantera memanggil 4 Moon Sabrenya. Kelima Black Dog itu menyerang LunaMaria secara cepat dan membabi buta, gerakan mereka sangat terkoordinir bagaikan berada di bawah komando.
    Meski LunaMaria telah memanggil 4 Moon Sabre nya, ia tetap kewalahan menghadapi iblis-iblis level C+ ini. Gerakan mereka terlampau cepat, serangan mereka terlalu beruntun, LunaMaria dibuat sibuk sehingga ia tak memperhatikan bahwa ternyata masih ada 1 Black Dog lagi yang tiba, Sang Alpha.
    Black Dog Alpha itu berjalan dengan perlahan dan tenang menuju Cillia yang tengah terbaring. Tubuhnya jauh lebih besar daripada Black Dog lainnya, air liurnya menetes deras dari sela rahangnya, tampaknya ia sudah lama belum makan, dan kini ia tampak berniat memangsa Cillia.

    Dari sudut matanya, LunaMaria melihat Black Dog Alpha mendekati Cillia. LunaMaria tak dapat berbuat apapun untuk menolongnya, karena ia sudah cukup sibuk mempertahankan dirinya dari 5 Black Dog lain. Di depan matanya sendiri, ia melihat Black Dog Alpha tengah melompat menerjang Cillia yang terbaring di jalan. Saat itu terbesit memori-memori nya di masa lalu tentang kematian orang-orang yang disayanginya, tanpa sadar ia berlari menuju mereka dan mengacuhkan Black Dog lainnya yang sedang ia lawan. Tetapi, sebelum LunaMaria sempat menyerang Black Dog Alpha itu, ia terjatuh oleh cakaran Black Dog yang ia acuhkan. Tinggal sedikit lagi taring Black Dog Alpha itu akan menyentuh tubuh Cillia, dan tiba-tiba..

    Kepala dari Black Dog Alpha itu terlepas dari tubuhnya, darah hitam mengucur. Ia tampak terpancung oleh sebuah pedang yang amat tajam. Black Dog Alpha itu roboh dengan sekali tebas. Dan terlihatlah.. sosok humanoid dengan perban bagaikan mumi, mengenakan goggle seperti nightvision goggle di wajahnya, serta keempat sabit yang masing-masing menempel di kedua tumit dan pergelangan tangannya. Sosok itu jelaslah merupakan sosok yang sama dengan pertemuan pertama dengannya di sekolah.
    Ia bergerak dengan cepat menuju LunaMaria, dan tanpa ragu mengayunkan sabit di tangan kanannya. Beruntung LunaMaria berhasil berguling kesamping sebelum terkena sabetan itu, sehingga malah mengenai Black Dog yang tadi menyerangnya. Hingga badannya terputus menjadi 2.
    Mahluk mumi itu menengok ke arah LunaMaria, dan ia bersiap menyerang lagi. Akan tetapi Black Dog lainnya yang marah karena teman dan pemimpinnya terbunuh, menyerang menerjang mahluk mumi itu hingga terjatuh ke samping. Suatu kesempatan untuk melarikan diri bagi LunaMaria, ia bergegas menuju Cillia dan kembali memanggulnya kemudian bergerak sekencang-kencangnya menjauhi Black Dog dan mahluk mumi yang tengah bertarung. Tak terpikir lagi kemana ia harus pergi, mereka berakhir di rumah LunaMaria.
    Sambil terus membawa Cillia yang tak sadarkan diri, LunaMaria membuka pintu rumahnya , berjalan memasuki ruang tengah dan menaruh Cillia di sofa panjangnya. LunaMaria menuju dapurnya, membawa es batu dan sapu tangan untuk mengompres Cillia.

    Beberapa jam kemudian, Cillia tersadar. Ia melihat LunaMaria yang tertidur sambil duduk di sofa depannya. Kemudian LunaMaria ikut terbangun dari tidurnya.

    “Oh.. kau sudah bangun rupanya?”
    Tanya LunaMaria sambil meregangkan tubuhnya.

    Cillia mengambil kompres di dahinya yang sudah tak dingin, ia kemudian memandanginya, dan bertanya

    “Kau.. yang melakukan ini?”

    “… ya..”

    “Kenapa… kenapa kau sampai melakukan ini ?”

    “Kenapa katamu? Tentu saja.. karena kau… kau…”
    LunaMaria tampak malu melanjutkan kata-katanya, tetapi ia meneruskannya
    “..adalah temanku…”

    Mata Cillia tampak berkaca-kaca mendengarnya, ia memeluk LunaMaria sambil menangis

    “Baru pertama kali ini ada yang mengatakan bahwa ia adalah temanku.. baru kali ini aku memiliki seorang teman…”
    Tuturnya sambil menangis di bahu LunaMaria

    “Sejak dulu.. tak ada yang mau berteman denganku karena aku tampak aneh karena sangat menyukai hal-hal mistik dan berlaku apa adanya, kini saat aku pindah ke Everwood aku bertekad menjaga perilaku ku, tetapi aku malah mendapatkan teman dengan diriku apa adanya.. terimakasih, terimakasih LunaMaria..”

    LunaMaria mengerti perasaan kesepian Cillia, ternyata Cillia adalah orang yang bernasib sama dengannya.. tanpa orang tua, tanpa teman, dan dijauhi. Tetapi kini mereka tidak sendiri lagi. Mereka kini akan saling menolong dan mendukung satu sama lain. Sebagai seorang sahabat.

    Setelah Cillia berhenti menangis, ia meminta dijemput pamannya. Ia menolak tawaran LunaMaria untuk mengantarnya karena merasa sudah cukup merepotkannya. Jam pada lemari sudah menunjukkan pukul 7 pagi, untunglah hari ini adalah hari libur, jadi mereka tidak perlu terburu-buru berangkat sekolah.

    Cillia memutus teleponnya, kemudian ia menyimpan handphonenya di sakunya.

    “Ah, paman bilang ia masih di kantor.. ternyata ia lembur.. katanya dia akan menyuruh seseorang untuk menjemputku.. ugh..”
    Keluh Cillia

    “Hei, itu foto ibu dan ayahmu?”
    Tanya Cillia sambil menunjuk sebuah foto dalam bingkai kayu yang berada di atas lemari, tepat disebelah jam.

    “Ah ya.. itu mereka… mereka sudah tiada sejak aku berumur 7 tahun…”

    “Ah maaf… aku tidak tahu..”

    “Tidak apa…”
    Ujar LunaMaria tenang.

    “Ibumu cantik ya…”
    Puji Cillia
    “Tapi kau tidak mirip dengannya”
    Tambahnya

    “Hei, kau tak perlu terlalu jujur.. aku tahu itu tapi tak perlu mengatakannya dong.. hahaha”
    Tawa LunaMaria

    “Hahahaha.. maaf maaf, maksudku, wajah kalian sangat mirip, hanya saja warna rambut dan mata kalian berbeda..”

    “Nah kalau yang itu pasti nenekmu!”
    Tunjuk Cillia pada foto lainnya di atas lemari.

    “Ya, itu nenekku.. ia juga telah tiada 2 tahun lalu.. ia juga yang mengurusku sepeninggal kedua orang tuaku… dia sangat hebat lho!”
    Ujar LunaMaria membanggakan neneknya.

    “Wah.. tapi.. rambutnya sama putihnya denganmu ya? Hahahaha”

    “Hei itu kan uban! Kalau aku rambut asli! Hahahaha”

    Di tengah canda mereka , bunyi bel terdengar di gerbang rumah LunaMaria, Cillia segera mengambil barang-barangnya kemudian mengikuti LunaMaria menuju pintu depan.

    Pintu depan dibuka olehnya, lalu..

    “Heh?!”

    “Loh?! David?!”
    Heran LunaMaria melihat David berada di depan rumahnya.





    Spoiler untuk Chapter 6 :

    Chapter 6
    Truth


    LunaMaria dan David saling terkejut melihat satu sama lain. LunaMaria terkejut karena David berada di depan rumahnya dan mengebel pintu, sementara David tampak terkejut karena mendapati bahwa itu adalah rumah LunaMaria.

    “Apa yang kau lakukan disini?”
    Tanya LunaMaria

    “A-aku tak menyangka, ternyata.. rumah ‘teman Cillia’ yang paman bilang adalah rumahmu!”

    Cillia melihat siapakah yang datang, dan begitu ia melihat David..

    “Wah! Daveeeeeeeeeeeeeeeee!!!!”
    Teriaknya sambil berlari melalui halaman dan merangkul David di balik pagar.

    “Hei hei hei, jangan peluk-peluk begini Cillia!!”

    Meski David menyuruhnya Cillia tetap merangkul David, sementara LunaMaria heran melihat mereka berdua.

    “Ka-kalian saling kenal?”
    Tanyanya heran.

    “Tentu saja! Dave adalah kakak sepupu ku! Sudah lama aku tidak bertemu dengannya!”
    Jelas Cillia sambil membuka pagar dan merangkul David kembali.

    “Kakak.. sepupu?”
    Heran LunaMaria

    “Ya, umurku dua tahun lebih muda dibanding kalian, sementara karena Dave bodoh, ia gagal lulus SMP, makanya Dave setahun lebih tua padahal kita berada di tingkat yang sama! Hmm!”
    Jelas Cillia hingga membuat David malu

    “Ugh.. tak perlu bilang begitu dong..”
    Keluhnya.

    “Tapi.. kau bilang pamanmu tidak punya anak?”

    “Memang, pamanku tidak punya anak lagi, tapi bibi tidak! Ia masih menganggap Dave sebagai anaknya, sementara paman tidak semenjak paman mengusirnya karena memalukan keluarga karena tidak lulus SMP!!”

    David bertambah malu, ia menjadi jengkel dengan Cillia.

    “Aaaakh, sudah sudah! Ayo cepat pulang!”
    Ujarnya kesal

    “Yaaah.. padahal aku baru mau memperkenalkan kalian… Ya sudah gendong aku, aku capek!”
    Ujar Cillia sambil cemberut dan langsung naik ke punggung David.

    “Tapi aku kan sudah kenal LunaMaria…”
    Gumam David pelan, tetapi terdengar oleh Cillia sambil menjambak rambut David.

    “Eh! Benarkah!!? Hubungan kalian seperti apa? Bagaimana kalian bisa kenal..?”
    Dan seterusnya ditanyakan yang terdengar bagai suara nyamuk pengganggu di musim panas oleh telinga David.

    “Sudah sudah ayo kita pulang! Dan jangan tarik rambutku!”
    Ujar David sambil membawa kamera dan handycam Cillia dengan masih menggendong Cillia dipunggungnya.

    “Ah, terimakasih LunaMaria, maaf atas gangguannya..”
    Lambai David berjalan meninggalkan rumah LunaMaria, sementara Cillia masih ribut di punggungnya.

    LunaMaria melambai kepada mereka seiring mereka menjauh, kemudian saat akan menutup pintu, sekilas ia melihat orang mencurigakan. Berada di seberang jalan, orang itu pendek, menggunakan long coat coklat, topi fedora dan gas mask pada wajahnya. LunaMaria menutup pintunya, kemudian karena penasaran ia membuka pintu kembali. Tetapi orang itu sudah tak ada disana. Tak ambil pusing ia pun segera kembali menutup pintu.

    Perut LunaMaria berbunyi tanda meminta makanan. Tentu saja, ia belum makan apapun sejak semalam. Ia menuju ruang tengah untuk mengambil syalnya. Selagi memakai syalnya ia mengambil foto neneknya, kemudian tersenyum dan berkata

    “Nek, hari ini ternyata kedua temanku adalah sepupu, mereka sangat lucu.. aku berharap.. bisa terus menjadi teman mereka.. bersama mereka.. selamanya..”

    Menatap foto neneknya dengan pandangan haru, ia menaruhnya kembali.

    “Sampai nanti nek, ibu, ayah..”
    Ujar LunaMaria berjalan keluar ruangan, dan rumahnya.

    Karena tak bisa memasak, LunaMaria setiap hari pergi ke restoran atau membeli makanan di minimarket. Dan untuk sarapan, ia selalu pergi ke restoran yang berada pada lokasi yang searah dengan sekolahnya. LunaMaria akhirnya tiba di depan restoran tempat ia biasa sarapan. Restoran dengan nama “Cuisinne” itu bergaya inggris klasik dengan perabotan dari kayu blackwood tanpa pelitur, dan menyajikan menu ala inggris seperti Cheddar Pie, Sirloin Steak, Salad Keju, dan Sponge Cake.

    LunaMaria memilih duduk di dekat jendela agar dapat melihat langit, kemudian setelah duduk seorang pelayan memberikan menu. Seperti biasanya, ia memesan Sup kacang polong dan jus jeruk sebagai sarapan nya. Kemudian LunaMaria mulai memandang langit, kegiatan favoritnya.

    Tiba-tiba

    “Sepertinya kau sangat suka memandang langit ya?”

    Terdengar suara yang tidak asing bertanya kepadanya, ia menengok. Dan di depannya tengah duduk seorang pria berambut panjang dan berkacamata, mengenakan jaket panjang berwarna hitam. Duduk tepat di depannya, satu meja dengan LunaMaria.

    “K-kau? Deputi Cronos?”
    Tanya LunaMaria yang heran sekaligus kaget melihat Deputi 2 Cronos saat ini berada di depannya.

    Pria itu tersenyum
    “Tentu, kau masih ingat rupanya..”

    LunaMaria sejak dulu tidak mempercayainya, apalagi neneknya selalu berkata untuk menjauhinya karena ia berbahaya. Kadang ketidakpercayaan akan menjadi rasa benci, persis seperti yang LunaMaria rasakan pada orang ini.

    LunaMaria berusaha tetap tenang, kemudian ia bertanya penuh curiga
    “Apa yang kau inginkan?”
    Dengan nada yang datar dan dingin.

    Meski begitu, pria itu tetap tersenyum kemudian
    “Pelayan, berikan aku secangkir teh hangat!”
    Ujarnya.

    “Maaf, tapi jika tidak ada yang kau perlukan, sebaiknya aku pergi saja”
    Ujar LunaMaria sambil bangkit dari duduknya.

    Pria itu menaruh kedua tangannya diatas meja, kemudian pandangannya beralih melihat keluar jendela, dan berkata

    “Bisakah kau menunggu sebentar? Ada sesuatu yang harus kuberitahukan dan kuberikan padamu..”
    Ujarnya dengan pandangan mata yang menyinarkan kesedihan.

    LunaMaria diam saja mendengarnya, kemudian dengan tenang ia duduk kembali, ia tahu pria itu tidak berbohong.

    “Baiklah.. aku akan menunggu..”.

    Tak ada suara dari mulut mereka berdua. Mereka berdua duduk dalam kesunyian. Hingga LunaMaria menyadari bahwa Pria itu sedang memperhatikan wajahnya.

    “Ada apa?”
    Tanyanya ketus.

    “Tidak apa-apa.. hanya saja kau mengingatkanku pada seseorang yang kukenal..”
    Jawabnya sambil tersenyum.

    Teh pesanan pria itu dan Sup kacang polong pesanan LunaMaria datang bersamaan, bersama dengan Jus Jeruknya juga.

    Pria itu mengaduk tehnya dengan sendok perak yang ada di sisi cangkir, kemudian ia mengambil cangkir itu dengan jari telunjuk dan jempolnya, dengan kelingking yang naik. Etiket makannya sangat baik, hingga mengingatkan LunaMaria pada kebiasaan yang sama yang sering dilakukan neneknya. Kemudian pria itu menyeruput tehnya, dan menaruhnya kembali diatas piring alasnya.

    “Hmm.. teh di tempat ini enak juga.. bukan begitu gadis kecil?”
    Tanyanya.

    “Kalau ada yang ingin kau katakan, katakanlah, ada hal yang lebih penting yang ingin aku lakukan..”

    “Maksudmu makan?”
    Potong pria itu sebelum LunaMaria sempat menyelesaikan kalimatnya.

    Tak dapat menjawab, LunaMaria diam.

    “Kalau itu adalah hal penting yang ingin kau lakukan, lakukan saja, aku akan menunggu hingga kau selesai dan ada waktu yang leluasa untuk kita bicara, tentunya sambil mencerna makananmu..”

    Dengan wajah kesal, LunaMaria mengambil sendoknya dan mulai memakan supnya.

    Pada saat LunaMaria akan mengambil jusnya setelah menyelesaikan memakan supnya, pria itu tiba-tiba berbicara

    “Jus jeruk di pagi hari tak baik untuk perutmu, asam yang tinggi pada jus jeruk tidak baik untuk perut yang kosong kau tahu?”

    Walaupun begitu, LunaMaria tetap mengambil jus jeruknya
    “Tetapi tidak menurut EUFIC”
    Kemudian meminumnya.

    Pria itu mulai tertawa
    “Haha.. hahaha.. sungguh, kau sangat mirip dengan seseorang yang pernah kukenal gadis kecil....”

    LunaMaria terlihat kesal dan jengkel kepada pria itu, dan dengan kasar ia berkata

    “Hentikan omong kosong dan basa basimu ini, katakan apa yang ingin kau katakan, kalau tidak aku akan pergi.”

    Dan secara drastis, senyum pria itu menghilang berganti dengan wajah serius. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantung dalam jaketnya. Sebuah amplop yang tebal, dan ia meletakkannya di meja.

    “Apa ini?”
    Tanya LunaMaria.

    “Kau tahu? Bahwa mulai saat ini karena suatu hal, ASASIN tidak akan memberimu tunjangan lagi..”

    “… Me-mengapa? Ada apa?”

    Pria itu menghela nafasnya, kemudian menjawab

    “Ada suatu hal yang ingin kau dengar tapi kau tidak boleh mendengarnya, dan ada suatu hal yang ingin aku katakan, tetapi tidak boleh kukatakan.. hanya itu yang bisa kuberitahukan padamu.”
    Jelas Pria itu, yang kemudian menghabiskan tehnya dan memanggil pelayan untuk membayar tehnya.

    “Lalu.. amplop apa ini?”
    Tanya LunaMaria

    Pria itu bangkit dari duduknya, kemudian
    “Anggap saja itu kewajibanku..”
    Katanya sambil tersenyum.

    Dilanjutkan dengan berjalannya pria itu meninggalkan restoran. Dan tepat saat pintu restoran kembali tertutup, LunaMaria bergegas menuju mesin ATM yang berada di dalam restoran.
    Ia mengecek saldonya, dan benar, seperti yang telah pria itu katakan, tidak ada uang tunjangan yang masuk untuk bulan ini. LunaMaria tak akan bisa hidup tanpa uang tunjangan dari ASASIN. Kemudian ia bergegas kembali menuju mejanya, dan mengecek isi dari amplop tebal itu.
    Alangkah terkejutnya LunaMaria, melihat lembar demi lembar uang tunai yang jumlahnya bahkan dapat membeli sebuah mobil kelas menengah. Menyadari isi amplop itu, LunaMaria ingin bertanya lebih lanjut pada pria itu, ia berlari keluar dari Restoran (tentunya setelah membayar) dan mengejarnya. Beruntung pria itu masih tampak di persimpangan jalan.

    “Tunggu!!”
    Teriak LunaMaria sambil terus berlari.

    Pria itu menunggu LunaMaria, ia tetap diam pada tempatnya, hingga LunaMaria sampai di dekatnya.

    Dengan nafas yang tersengal-sengal sehabis berlari, LunaMaria bertumpu pada kedua lututnya sambil mengambil nafas.

    “Apa.. apa maksudmu dengan ini?”
    Tanya LunaMaria sambil memperlihatkan isi dari amplop itu.

    “Sudah kubilang gadis kecil.. anggap saja itu kewajibanku..”
    Jawabnya tenang

    “Aku tak dapat menerima ini tanpa mengetahui apa hubunganmu, dan apa yang terjadi, sekarang, katakan padaku!”
    Paksa LunaMaria.

    “Jika tidak?”
    Tantangnya.

    “Aku ingin kau mengambil kembali uang ini, aku tak dapat menerimanya..”

    Pria itu tampak terkejut dengan jawaban LunaMaria, tetapi ia kemudian dengan senyuman di wajahnya ia berkata
    “Kau memang gadis yang baik...”
    Ujarnya. Ia diam sebentar kemudian melanjutkan kalimatnya
    “… karena itulah.. aku selalu percaya padamu..”

    LunaMaria tak mengerti apa yang telah terjadi, dan apa yang dikatakan pria ini, semua serba membingungkan.

    Pria itu melihat jam tangannya, kemudian

    “Nah, maaf, aku harus pergi sekarang.. terimakasih atas waktumu..”
    Ujarnya sambil berjalan meninggalkan LunaMaria

    “Tunggu..”
    Ucap LunaMaria pelan

    “Tunggu..”
    Ucapnya semakin keras

    “Kubilang TUNGGU!”
    Pekik LunaMaria sambil menggunakan kekuatan Psikokinesisnya untuk menahan laju Pria itu.

    Setelah itu, Pria itu tidak melangkah lagi, dan ia juga tidak berkata sepatah katapun.

    Tetapi, betapa mengejutkan dan mengerikan. Pria itu dapat menengok meski berada di dalam pengaruh Psikokinesis LunaMaria yang sangat kuat. Atau malah ia tak terpengaruh olehnya.

    “Tidak salah lagi, kau benar-benar mirip dengannya..”
    Ujarnya lagi.

    Ia kemudian berjalan kembali seolah tak terjadi apapun, meninggalkan LunaMaria yang shock karena kekuatan Psikokinesisnya yang ia pikir sangat kuat tidak dapat menahan pria itu.

    Berjalan kembali kerumah dengan masih tidak percaya pada apa yang telah terjadi, LunaMaria teringat sesuatu. Ia mengeluarkan handphonenya kemudian melihat terdapat notification di layar handphonenya.

    “Hari ini… gerhana bulan…”

    Bergegas ia kembali ke rumahnya, seakan dikejar oleh sesuatu.


    Pada malamnya, seperti yang telah LunaMaria katakan gerhana bulan terjadi.

    Di depan rumah LunaMaria, berdiri seseorang. Kemudian orang itu tampak menekan bel berkali-kali. Dan karena tak ada seorang pun yang menjawab, orang itu melompati pagar rumah LunaMaria, kemudian ia melewati halaman dan tiba didepan pintu. Berapa kalipun ia berusaha memutar gagangnya, pintu itu tetap terkunci.
    Hal yang aneh terjadi, orang itu secara misterius dapat menembus pintu rumah LunaMaria, bagaikan tetesan air menembus jaring. Ia berjalan dalam ruangan yang gelap gulita, tak satupun lampu menyala di dalam rumah itu. Tetapi, orang itu berjalan begitu saja seolah-olah dapat melihat di dalam kegelapan.
    Seiring berjalannya ia mengelilingi rumah, sayup sayup ia mendengar suara rantai dan hentakan bertubi-tubi. Ia mencari sumber suara itu, hingga akhirnya sampai menuju sebuah lemari. Ia membuka lemari itu, penuh baju-baju yang tergantung, ia menyingkirkan baju-baju itu kemudian mendapati sebuah pintu besi yang tersembunyi di baliknya.
    Dari balik pintu besi itu terasa hawa jahat yang amat kuat. Merasakannya, orang itu tampak ragu, tetapi, ia kemudian memberanikan diri dan kembali secara misterius menembus pintu besi yang kokoh itu.
    Di dalamnya terdapat lorong yang dipenuhi dengan simbol-simbol dan tulisan kuno yang tampak terbuat dari darah. Ia terus berjalan, berjalan, berjalan menuruni tangga, hingga ia berada di suatu ruangan.
    Dari sudut ruangan yang gelap gulita suara rantai itu terdengar keras, tetapi sesosok bayangan manusia dapat terlihat. Ia semakin mendekat dan melangkahkan kakinya dengan penuh rasa penasaran, hingga.
    Ia terantuk suatu barrier yang tidak terlihat, pada saat ia terantuk terlihat seperti simbol dan tulisan kuno menyala merah seperti darah di udara, membentuk semacam dinding, dan membuat suara. Kaget karena mendengar suara itu, sosok yang berada di pojok ruangan tadi terbang mendatangi orang itu. Bersayap hitam, bermata merah seperti darah, dan berambut bagaikan tabir perak, dengan pandangan penuh nafsu membunuh, ia menyerang orang itu.
    Akan tetapi, rantai yang melingkar di tangannya menahannya bergerak lebih jauh, begitupun dengan barrier sihir yang berada di depan orang itu menyelamatkannya dari serangannya. Jatuh terduduk, kaget dan ketakutan, orang itu kemudian berlari sekuat tenaganya berusaha keluar dari tempat itu, menembus apapun yang menghalanginya hingga ia akhirnya sampai diluar rumah LunaMaria. Ia kemudian bertumpu pada lututnya dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal ia berusaha menenangkan dirinya. Dan tak lama setelah kekuatannya kembali pulih, ia berlari kembali menuju kegelapan malam, dan menghilang, meninggalkan rumah LunaMaria yang memancarkan hawa jahat, tak terusik.


    Last edited by the_omicron; 11-06-09 at 03:43.


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  11. #10
    yagami_light's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    ...Didalam Setiap Hati yg memiliki Cinta...
    Posts
    4,143
    Points
    3,482.40
    Thanks: 193 / 124 / 77

    Default

    Gw sm sekali g bs buka ini Story ky apaan...
    Javascript zzz...
    G ngerti gw...

    Yg biasa2 aja... T_T
    Jgn terlalu ribet...
    Cinta dengan Indogamers? Mau punya Signature sampai 8 Baris? Mau ngedit Banner? Jadi Donatur aja !
    Apa sih kelebihan Status DONATUR itu? klik disini

    [ Event ] Make Your Own Story of Indogamers! Berhadiah Point Vbookie + Uang Tunai

    Quote Originally Posted by Orang Ganteng View Post
    Kamu ga tau ya, kalau Indogamers Banget ini lebih Supranatural daripada Forum Supranatural?

  12. #11
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    loh emangnya ga bisa buka spoiler?

    ini kan cuma gw spoiler doang loh


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  13. #12

    Join Date
    May 2009
    Posts
    99
    Points
    124.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by yagami_light View Post
    Gw sm sekali g bs buka ini Story ky apaan...
    Javascript zzz...
    G ngerti gw...

    Yg biasa2 aja... T_T
    Jgn terlalu ribet...
    Aku pertamanya juga bgtu, ga bisa buka spoiler..

    Try this = Reload page

    hbs di reload ntar bs lgsg kebuka kok spoiler nya

  14. #13
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    Chapter 2 udah up


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  15. #14
    Ilyasviel's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    100
    Points
    114.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    !@#*(&!@#*^$!!!! WAAAAGHHH

    GW SERASA BACA SHANA! LEBIH BAGUS! OMG WTF BBQ SHEEP!

    waaaaaaaagh didaaaaaaa sampe drop lagi awas loe diddddddddddddddddddddd

    I CAN HASZ CHEEZBURGER! GO! LOLCAAAAAAAT!! FTW!!

    remember did, ceilingcat r wutching u!

  16. #15
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    chapter 3 dah up

    The First Encounter


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

Page 1 of 9 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •