Rossi Bantah Pindah ke F1
Sabtu, 27 Juni 2009 - 19:25 wib
ASSEN - Rumor Valentino Rossi berniat pindah ke Formula One (F1) 2011 kembali berhembus. Namun, pembalap Fiat Yamaha itu menilai hal itu tidak mungkin terjadi. Mengapa?
Rumor ini bukan pertama kali berhembus. Beberapa tahun lalu, Rossi memang sempat digosipkan akan menggantikan posisi Rubens Barrichello, namun rumor itu tidak terealisasi.
Dalam sebuah jumpa pers di Paris, presiden Ferrari Luca di Montezemolo menyebut kemungkinan menyediakan mobil ketiga. Rossi kembali dikaitkan akan menjadi salah satu pembalap Ferrari pada musim 2011.
Rossi menyambut rumor itu dengan tenang. "Apakah saya cukup senang mengenai peluang pindah ke F1 pada 2011 mendatang, kenapa tidak?" tandas Rossi dikutip F1live, Sabtu (27/6/2009).
Peluang untuk berlaga di F1 memang bisa saja terwujud, seandainya Ferrari memutuskan untuk menggunakan tiga mobil. Namun, peluang itu sulit mengingat The Doctor masih memiliki kontrak dengan Yamaha.
"Saya masih punya kontrak dengan Yamaha hingga 2010 mendatang. Jadi, akan sulit atau tidak mungkin hal itu terjadi. Apalagi, Ferrari tidak menyediakan mobil ketiga dan saya sudah putuskan untuk tidak meninggalkan MotoGP," tandasnya. (hmr)
Rossi Sang Pahlawan
Minggu, 28 Juni 2009 - 09:41 wib
ASSEN - Valentino Rossi adalah pahlawan! Inilah bentuk ucapan selamat pembalap Fiat Yamaha Jorge Lorenzo atas rekor 100 podium MotoGP rekan setimnya.
Terdesak 5.368 detik, Lorenzo tak mampu mengejar The Doctor pada seri ketujuh MotoGP di Sirkuit Assen, Sabtu (27/6/2009). Pembalap Spanyol itu terpaksa mengakui kehebatan rekan sekaligus rival di lintasan.
"Hari ini, Valentino adalah pahlawan," kata Lorenzo seperti dilansir autosport, Minggu (28/6/2009), "ia memenangi 100 podium... angka yang luar biasa."
Kendati finish di urutan kedua, Lorenzo sendiri menyesalkan performa buruknya di Assen. Menurutnya, start buruk dan kurang maksimal menggeber motor membuatnya terus saja gagal mengejar Rossi.
"Sayang, saya tampil buruk di sini. Saya tertinggal jauh, terutama saat melewati Turn 4. Saya sudah berusaha mengejar Valentino," keluhnya kepada BBC, "tapi, posisi kedua lumayan lah."
Tribute Rossi untuk Yamaha
Minggu, 28 Juni 2009 - 10:12 wib
ASSEN - Atas podium ke 100 nya di MotoGP Belanda, Sabtu (27/6/2009), pembalap Italia Valentino Rossi menyampaikan tribute khusus buat Yamaha.
The Doctor harus melewati perjuangan berat melawan rekan setim Jorge Lorenzo dan rival tangguh, jagoan Ducati Casey Stoner di Sirkuit Assen. Kendati belum mencapai rekor 122 kemenangan grand prix Giacomo Agostini, Rossi sangat gembira. Ia pun menargetkan pertarungan lebih banyak demi lebih banyak gelar.
"Ini luar biasa, podium 100," ucap Rossi seperti dilansir autosport, Minggu (28/6/2009), "saya sangat senang... hari yang sangat spesial dan tidak akan terlupakan."
"Saya berterimakasih kepada semua orang di pit, Jerry Burgess dan lainnya. Hari ini, YZR-M1 sangat fantastis. Terima kasih buat Yamaha atas semangat dan dukungannya, lima tahun terakhir. Juga untuk keluarga dan sahabat," sambungnya.
"Balapan kemarin sangat luar biasa," ujarnya kepada BBC, "daya pacu yang hebat. Yamaha tampak tangguh di trek ini."
Kelelahan, Stoner Langsung Dirawat
Minggu, 28 Juni 2009 - 11:08 wib
ASSEN - Usai menyelesaikan balapan di Assen, Sabtu (27/6/2009), Casey Stoner langsung dilarikan ke pusat perawatan medis. Agaknya, pembalap Ducati itu kembali diserang sakit kambuhan yang menderanya di Barcelona.
Pembalap Australia itu melewatkan sesi wawancara pascabaalapan dan langsung menjalani perawatan. Turun dari motor, Stoner mengaku sangat lelah.
"Saya kira saya sudah lepas dari kelelahan setelah Barcelona," aku Stoner kepada BBC seperti dilansir autosport, Minggu (28/6/2009).
"Padahal saya merasa baikan sepanjang pekan ini. Jumat kemarin, saya masih baik-baik saja, tapi hari Sabtu, saya harus berjuang mati-matian," keluhnya, "sama seperti latihan pemanasan pada pagi hari, saya merasa sangat kelelahan di beberapa lap pertama."
"Saya sudah mengkonsumsi suplemen untuk mengembalikan stamina. Tapi, rasanya ini bukan persoalan stamina, karena saya sudah berlatih cukup keras. Agak aneh rasanya..." beber Stoner.
Bagaimanapun, Stoner belum menyerah. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik di seri delapan MotoGP di Laguna Seca, 3 Juli 2009.
Stoner: Tidak Bisa Terus Seperti Ini
Senin, 29 Juni 2009 - 09:01 wib
ASSEN - Penyakit misterius yang diidap Casey Stoner terus mengancam peluang rider Ducati Marlboro tersebut menjuarai MotoGP 2009.
Entah kenapa, stamina Stoner belakangan merosot tajam. Di MotoGP terakhir di Assen Sabtu lalu, faktor kelelahan kembali merongrong Stoner.
Untuk kali kedua, Stoner harus berjuang melawan kendala fisik di dua seri MotoGP terakhir. Alhasil, juara dunia 2007 ini hanya mampu finis ketiga di belakang duo Fiat Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Sama seperti di Catalunya, Stoner membutuhkan perawatan medis, segera setelah balapan selesai. Bahkan di MotoGP Belanda kemarin, Stoner tidak dapat memberikan komitmennya kepada media, seperti yang biasa dilakukan usai balapan.
Tim Ducati pun langsung turun tangan. Mereka akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi rider 23 tahun tersebut menjelang GP AS di Laguna Seca.
"Ada sesuatu yang salah dengan kondisi Casey dan kami berusaha mencari tahu apa yang terjadi dan mencoba membantu," kata pengarah tim Ducati Livio Suppo di situs MotoGP, Senin (29/6/2009).
"Apa yang sudah kami lakukan sejauh ini sudah cukup dan kami harus memeriksa lebih jauh," sambung Suppo.
"Dr Claudio Macchiagodena dari Clinica Mobile sudah banyak membantu usai balapan dan dia memiliki beberapa ide untuk Laguna. Semoga ada harapan," tutupnya.
Melihat peluangnya menjadi juara terancam, Stoner mengatakan: "Saya sudah mengonsumsi suplemen dan tablet vitamin yang ada, tapi tidak manjur. Jelas kami harus memeriksa lebih dalam karena saya tidak bisa seperti ini terus. Ini memakan nilai kami." (tan)
Cedera, Kallio Terancam Absen di Laguna Seca
Senin, 29 Juni 2009 - 11:32 wib
MADRID - Partisipasi Mika Kallio pada pergelaran MotoGP di Sirkuit Laguna Seca, AS, pekan depan diragukan. Hal ini tak lepas dari cedera yang dialami pembalap Pramac Racing itu saat tampil pada GP Belanda di Sirkuit Assen, akhir pekan lalu.
Dalam balapan yang berlangsung Sabtu, kemarin, Kallio bisa dikatakan tampil dalam form terbaiknya, sejak turun di ajang MotoGP, saat naik kelas dari 250cc pada awal musim ini. Pembalap asal Finlandia itu terus bertarung ketat dengan Toni Elias memperebutkan posisi enam. Nahas, di tiga tikungan menjelang finish, Kallio harus mencium aspal karena tak mampu mengendalikan motornya.
Dalam insiden tersebut, tangan kiri Kallio terjepit di bawah motor yang terseret ke gravel. Alhasil, meski telah memakai sarung tangan plus pelindung siku, Kallio harus menderita cedera pada jemari tangannya (retak) dan diragukan tampil di GP Amerika Serikat.
"Sangat menyakitkan. Saya merasakan sakit yang luar biasa pada jari yang sama seperti pada kecelakaan yang saya alami saat tes pertama saya di kelas MotoGP di Valencia. Mungkin, lebih baik saya amputasi saja jari ini," ungkap Kallio putus asa seperti disitat Autosport, Senin (29/6/2009).
"Kecelakaan ini murni kesalahan saya, dan saya meminta maaf kepada seluruh awak tim (Pramac Racing-red) yang telah memberikan saya paket motor yang kompetitif di Assen," tambahnya.
Atas cedera yang dialaminya itu, Kallio terancam absen di Laguna Seca. Pasalnya, mantan pembalap KTM di kelas 250cc itu masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kepastian cedera yang dialaminya.
"Kini, saya harus segera kembali ke Finlandia dan melakukan pemeriksaan terhadap cedera saya. Namun, saya akan melakukan yang terbaik untuk bisa tampil di Laguna Seca," tutur pembalap 26 tahun itu.
Kena Penalti, Elias Minta Maaf kepada Capirex
Senin, 29 Juni 2009 - 12:07 wib
FAENZA - Toni Elias memang berhasil mengamankan posisi enam pada seri ketujuh MotoGP di sirkuit Assen, Belanda akhir pekan lalu. Namun, tindakan tidak sportifnya terhadap Loris Capirossi memaksa pembalap Honda Gresini itu harus menerima penalti dan dihukum turun peringkat ke posisi 12.
Ya, dalam balapan tersebut, Elias memang terlihat tidak sportif. Setelah berhasil melewati Mika Kallio pada lap terakhir, pembalap asal Italia itu terlihat menyenggol Capirossi di tikungan terakhir. Atas insiden tersebut, rider Suzuki itu harus terdepak ke posisi sepuluh, sementara Elias sukses melaju dan mengakhiri balapan di posisi enam.
Namun, tindakan tidak sportif Elias diketahui panitia lomba yang langsung memberikannya penalti, setelah melakukan penyelidikan lewat tayangan ulang. Panitia pun memutuskan menganulir keberhasilan itu dan menghukum Elias turun peringkat ke posisi 12.
Menanggapi hukuman ini. Elias berkilah, ia tidak sengaja. Meski begitu, ia menerima hukuman tersebut dan mengumumkan permohonan maafnya secara terbuka kepada Capirex, sapaan akrab Capirossi.
"Saya sangat bersemangat, karena dalam rombongan tersebut terdapat beberapa pembalap hebat. Bagaimanapun, saya ingin mengucapkan permohonan maaf kepada Capirossi. Saya memang salah, karena terlambat menginjak rem saat memasuki tikungan terakhir yang membuat kami senggolan dan keluar jalur," papar Elias sebagaimana dilansir Autosport, Senin (29/6/2009).
"Saya merasa bersalah kepadanya atas kejadian tersebut. Namun, bagaimanapun saya hanya berusaha menampilkan segenap kemampuan saya dalam lomba itu," tambahnya.
"Panitia lomba telah memutuskan memberikan saya penalti, dan saya harus menerimanya dengan lapang dada. Namun hal terpenting bagi saya dalam lomba tersebut bukan sekadar hasil, melainkan performa saya," tutup pembalap yang musim lalu menjadi rekan setim Casey Stoner di tim Ducati Marlboro itu.
Bos Gresini Coba Bela Elias
Senin, 29 Juni 2009 - 13:25 wib
FAENZA - Pembalap Honda Gresini Toni Elias harus melupakan tambahan 9 poin yang didapatnya GP Assen akhir pekan lalu, akibat tindakan tidak sportif. Namun, bos tim Fausto Gresini tak menyalahkan Elias dan justru menilai hukuman yang dijatuhkan kepada pembalapnya itu tidak tepat.
Dalam lomba tersebut, Elias memang berhasil finish di posisi enam. Namun, tindakan tidak sportifnya (menyenggol) saat berupaya melewati rider Suzuki, Loris Capirossi memaksa panitia lomba memberikan penalti, turun ke posisi12. Alhasil, Elias pun harus puas hanya mendapat tambahan empat poin dan tercecer di posisi 14 klasemen pembalap.
Menanggapi permasalahan itu, Fausto menegaskan tidak sepaham dengan keputusan yang diberikan panitia lomba. Meski demikian, Fausto juga tak ingin menyalahkan pembalapnya. Ia justru merasa senang, karena menurutnya Elias telah menampilkan performa yang luar biasa pada seri GP Belanda.
"Ini mengecewakan, panitia (pengawas) lomba menjatuhkan hukuman kepada Toni hanya karena hal itu (senggolan). Namun menurut saya, dia telah menjalani balapan yang luar biasa," ungkap Fausto sebagaimana dilansir Autosport, Senin (29/6/2009).
"Jujur, permasalahan ini sama sekali tidak mengganggu kami, sebab saat ini tambahan poin tersebut tak terlalu banyak mempengaruhi posisi kami. Hal terpenting adalah, kami mengalami kemajuan dan sejauh yang kami khawatirkan, kami sempat finish di posisi delapan," tambahnya.
"Semua ini tak lepas dari kerja keras seluruh awak tim yang melakukan pekerjaan menakjubkan pada motor. Mereka juga telah membuktikan kami mampu bertarung untuk meraih hasil yang lebih tinggi di musim ini," tukas sang owner.
Insiden Assen buat Rider Honda Frustrasi
Senin, 29 Juni 2009 - 14:29 wib
AALST - Seri ketujuh MotoGP di Sirkuit Assen akhir pekan lalu menyisakan duka bagi duo Repsol Honda. Ya, Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso mengaku frustrasi karena gagal menyentuh garis finish setelah terjatuh dari motornya.
GP Belanda musim ini seakan menjadi dua rider Honda tersebut. Pedrosa menjadi rider Honda pertama yang harus mencium aspal setelah tak mampu mengendalikan kuda besinya ketika balapan baru memasuki lap ketiga. Nahas bagi tim pabrikan Jepang, pada pertengahan lomba Dovi menyusul Pedrosa terperosok ke gravel. Alhasil, Honda gagal meraup poin di Assen yang pastinya membuat kedua pembalapnya frustrasi.
"Hal baik yang bisa saya ambil dari kecelakaan ini adalah saya tidak mengalami cedera parah, mengingat serangkaian cedera yang sempat saya alami sebelumnya," papar Pedrosa yang masih belum sepenuhnya pulih dari cedera lutut dan kaki, sebagaimana dilansir Autosport, Senin (29/6/2009).
"Meski begitu, jelas saya kecewa dengan hasil yang saya raih di Assen. Sebab, sejak awal lomba, saya yakin bisa menang atau paling tidak naik podium, karena saya sudah merasa cukup nyaman berada di atas motor," tambahnya.
"Saya memulai lomba dengan sangat cepat dan mampu menemukan irama tepat. Jadi, insiden ini sangat tidak saya duga. Selama sepekan sebelumnya saya bahkan tak pernah membayangkan saya akan kembali mengalami kecelakaan," imbuh rider Spanyol itu.
Hal senada dengan Pedrosa juga diungkapkan Dovizioso. Pembalap yang baru musim ini menunggangi Honda RC212V itu mengaku kehilangan kontrol pada ban depan. Ia pun tak kuasa menahan motor tetap berada di lintasan.
"Saya memulai lomba dengan start bagus, namun saya terkepung beberapa pembalap dan itu membuat saya butuh beberapa lap untuk melewati mereka. Sekali saya bisa melewati mereka, saya mereasa sangat nyaman, meski saya tidak saya bisa mengejar Stoner," ujar Dovi yang pada balapan tersebut sempat menduduki peringkat empat dan terus membuntuti Casey Stoner di depannya.
"Lalu, saat saya berada di tikungan dan berada dalam kecepatan cukup tinggi, saya kehilangan keseimbangan pada bagian depan motor. Padahal, ssaat kejadian itu saya tidak menginjak rem. Kecelakaan yang saya alami ini mungkin karena posisi badan saya terlalu condong saat melahap tikungan," tuupnya.
Hayden: Masalah Handlebar Menyulitkan Saya!
Senin, 29 Juni 2009 - 16:17 wib
BOLOGNA - Nicky Hayden mengaku masih kesal dengan pencapaiannya di GP Belanda akhir pekan lalu. Pembalap Ducati Marlboro itu menyatakan mampu menyelesaikan lomba paling tidak di posisi enam, jika mendapat paket motor yang lebih apik.
Ya, pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Assen, Sabtu lalu, Hayden belum juga mampu memperbaiki performa buruknya sejak bergabung dengan Ducati pada awal musim ini. Terbukti, The Kentucky Kid yang start di posisi 13, hanya bisa menyelesaikan lomba di posisi sembilan, jauh dari pencapaian rekan setimnya Casey Stoner yang menempati podium ketiga.
Menganggapi hasil kurang memuaskan yang kembali ditorehkannya, Hayden memiliki alasan tersendiri. Hayden mengaku handlebar (pegangan) koplingnya tidak bekerja dengan maksimal. Jika semua elemen tersebut berjalan lancar, juara Dunia 2006 itu yakin dirinya bakal mampu bersaing.
"Saya menjalani awal lomba dengan senang, namun pada pertengahan lomba handlebar sebelah kiri saya mengalami masalah, membuat saya kehilangan banyak waktu. Di saat itulah beberapa pembalap lain berhasil melewati saya," kilah Hayden seperti dilansir Autosport, Senin (29/6/2009).
"Saya sadar, saya mengawali musim ini dengan banyak pengecualian. Namun kehilangan kontrol kopling, pada saat saya berada dalam kecepatan tinggi, cukup menakutkan bagi saya," tambahnya.
Pekan depan, Hayden berpeluang besar mengakhiri masa suramnya di Ducati saat tampil dikandangnya sendiri, Sirkuit Laguna Seca pada GP Amerika Serikat. Jadi, mampukah The Kentucky Kid berjaya di rumahnya sekaligus menjawab kritikan sejumlah kalangan yang mulai meragukan kapasitasnya sebagai mantan Juara Dunia?
Pramac Khawatirkan Kondisi Kallio
Senin, 29 Juni 2009 - 17:17 wib
MADRID - Rider Pramac Racing Mika Kallio terancam absen di seri ketujuh MotoGP Amerika Serikat di Sirkuit Laguna Seca akhir pekan ini, karena dibekap cedera. Kondisi ini jelas membuat khawatir seluruh awak tim, terutama direktur teknik Pramac, Fabiano Sterlacchini.
GP Belanda di Assen, pekan lalu bisa dikatakan menjadi balapan paling menyakitkan dalam karir Kallio sejak berlaga di kelas paling bergengsi MotoGP, awal musim ini. Bagaimana tidak, tampil impresif sejak awal lomba dan terus bertarung ketat memperebutkan posisi enam hingga menjelang akhir lomba, pembalap Finlandia itu harus terjatuh di tiga tikungan terakhir.
Kegagalan ini jelas membuat Kallio kecewa. Pasalnya, selain gagal meraup poin, Kallio juga harus mengalami cedera jari tangan akibat tertindih motor saat terjatuh. Insiden ini jelas membuat Sterlacchini cemas dan berharap pembalap muda andalannya itu segera pulih dan mampu tampil di Laguna Seca.
"Hal yang paling membuat kami cemas adalah cederanya. Awalnya, kami mengira cedera yang membekapnya cukup parah. Namun kami cukup berterima kasih kepada Dr. Claudio Costa yang langsung memberikan perawatan dan membuat segalanya menjadi lebih baik," tutur Sterlacchini.
"Kini, kami sedikit tenang meski Kallio belum pasti bisa tampil di Laguna Seca atau tidak. Besok kami akan tahu lebih lanjut kondisi Kallio, saat dirinya melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut di Finlandia. Kami akan terus bersamanya dan berharap dia pulih secepatnya," lanjutnya.
Kendati mengalami kecelakaan, namun Sterlacchini tetap mengaku bangga dengan performa apik Kallio sepanjang musim perdananya di kelas bergengsi, MotoGP. "Kami bangga dengan pembalap kami. Kallio telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, meski kadang hasil apik di sesi kualiikasi yang ditorehkannya tidak sesuai dengan balapan yang sebenarnya."
"Dia telah menjalani lomba dengan brilian hingga tiga tikungan terakhir menjelang finish. Kami memang sedikit kecewa dengan kesalahan yang dibuatnya, namun hal seperti ini selalu terjadi dalam dunia balap," tutupnya.
GERNO DI LESMO - Valentino Rossi sukses mencatatkan 100 kemenangan dalam karir balap balapnya. Kini The Doctor berambisi melewati pencapaian legenda MotoGP Giacomo Agostini yang sukses menorehkan 123 kemenangan dalam karirnya. Agostini pun menyakini The Doctor mampu melewati rekornya.
Ya, kemenangan di Sirkuit Assen, Belanda, pekan lalu sukses mengantar Rossi mengoleksi 100 kemenangan sejak berkarir di dunia balap profesional. Jika mampu mengoleksi minimal 123 atau kemenangan di sisa karirnya, maka Rossi bakal melewati rekor 122 kemenangan Agostini yang dibuatnya pada periode 1965-76.
Menyikapi fenomena ini, Agostini nampak cukup antusias melihat rider kebanggaan Italia itu memecahkan rekornya. Lebih lanjut, Ago-sapaan akrabnya- juga mengaku yakin, dalam dua atau tiga tahun ke depan, Rossi bakal mampu melewati angka 123 kemenangan yang menjadi prestasi terbesarnya di dunia balap motor.
"Ini merupakan target yang cukup jauh, namun tidak terlalu jauh. Seseorang seperti Rossi, yang memiliki determinasi tinggi pasti bisa melakukannya," ungkap Ago sebagaimana dilansir Eurosport, Senin (29/6/2009).
"Semua itu akan tergantung jumlah race yang dimenangkannya pada musim 2009. Namun, dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya yakin ia akan mampu mengumpulkan 123 kemenangan. Ini takkan banyak mengubah apakah ia mengumpulkan 122 atau 123 kemenangan," tambah sang legenda yang pada 16 Juni lalu genap berusia 67 tahun.
Meski secara tak langsung mendukung Rossi memecahkan rekornya, namun Agostini sesumbar The Doctor takkan mampu melewati pencapaiannya mengoleksi 15 gelar juara dunia. Sejauh ini, rider 30 tahun itu baru mengoleksi 8 gelar juara dunia.
"Biarkan saya mempertahankan rekor saya. Sangat sulit meraih kemenangan di setiap era. Namun ajang balapan di era saya jauh lebih berbahaya. Setiap Minggunya, Anda mungkin akan kehilangan teman atau bahkan rival," tutup Agostini.
Lorenzo Tunjukkan Kematangan
Selasa, 30 Juni 2009 - 08:09 wib
GERNO DI LESMO - Pembalap Fiat Yamaha Jorge Lorenzo menjalani musim keduanya di ajang MotoGP 2009 dengan gemilang. Hingga jelang seri ke-8 di Sirkuit Laguna Seca, AS, akhir pekan ini, Lorenzo mampu menduduki peringkat kedua klasemen, bersaing ketat dengan rekan setimnya Valentino Rossi di posisi puncak.
Ya, prestasi Lorenzo sepanjang musim ini terbilang mengesankan. Dalam tujuh race yang telah dijalani, rider 22 tahun itu sukses dua kali naik podium pertama dan tiga kali runner-up. Yang lebih mengesankan, Lorenzo hanya sekali terjatuh. Padahal musim lalu rider Spanyol itu kerap membuang-buang poin karena terpental dari motornya. Ini jelas merupakan indikasi positif Lorenzo sudah semakin matang.
"Saya senang, meski sempat mengawali debut dengan buruk dan menemui kesulitan di beberapa seksi trek, saya kini bisa menentukan limit maksimal, terutama pada awal-awal lomba," ungkapnya sebagaimana dikutip situs resmi MotoGP, Selasa (30/6/2009).
"Kini, saat saya merasa ban depan saya mulai licin, saya katakan ?cukup' dan saya hanya akan berusaha mempertahankan posisi dua," tambahnya menunjukkan bahwa dirinya kini semakin matang.
Jelang GP Amerika Serikat pekan depan, Lorenzo memang dihadapkan pada memori buruk saat dirinya mengalami kecelakaan (terjatuh) sesaat sebelum race di Laguna Seca, musim lalu. Menanggapi fakta tersebut, Lorenzo mengatakan dirinya takkan memaksakan diri untuk bisa tampil sebagai pemenang.
"Saya takkan memaksakan diri saya saat melahap trek. Saya menang di Jepang musim ini dan juga di Portugal musim lalu, meski saya belum pernah menang di sana sebelumnya. Jadi, saya tak berpikir jika jarangnya saya tampil di Laguna Seca akan menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan hasil lomba," tutup mantan kampiun 250cc itu.
Pedrosa: Lupakan Assen, Fokus di Laguna Seca
Selasa, 30 Juni 2009 - 09:04 wib
AALST - Pembalap Repsol Honda Dani Pedrosa tak ingin larut meratapi kegagalannya di Sirkuit Assen. Ia bertekad melupakan hasil mengecewakan pekan lalu dan fokus menghadapi seri ke-8 MotoGP di Sirkuit Laguna Seca, AS, pekan depan.
GP Belanda menjadi balapan paling kelam bagi Honda. Betapa tidak, dua rider andalannya Pedrosa dan Andrea Dovizioso gagal menyumbang poin karena terjatuh. Hasil ini jelas menipiskan peluang kedua pembalap tersebut, terutama Pedrosa untuk bisa bersaing memperebutkan trofi juara dunia musim 2009.
Hingga kini, Dovi (69) & Pedrosa (67) memang masih tercecer di peringkat empat dan lima klasemen pembalap. Perolehan poin kedua rider muda Honda itu terpaut cukup jauh dari tiga rival terberatnya, yakni duo Fiat Yamaha Valentino Rossi (131) & Jorge Lorenzo (126), serta rider Ducati Marlboro Casey Stoner yang mengemas 122 poin.
Menyikapi fenomena tersebut, Pedrosa tak lantas menyerah dan masih yakin timnya yang beberapa tahun lalu sempat merajai kelas MotoGP itu mampu bangkit. Untuk itu, Pedrosa pun membidik GP Amerika Serikat sebagai awal kebangkitan Honda.
"Kami harus melupakan hasil buruk di Assen dan tetap berpikir positif dan fokus. Sebab, dulu kami adalah tim terbaik dan saya masih yakin kami bisa kembali menjadi yang terbaik," ungkapnya sebagaimana dilansir Autosport, Selasa (30/6/2009).
"Seluruh awak tim juga pantas mendapatkan yang lebih dari ini. Saya sadar, untuk itu kami harus bekerja ekstra keras untuk bisa bersaing dengan beberapa rival, meski sejauh ini mereka terbukti sangat kuat," tambahnya.
"Balapan selanjutnya adalah Laguna Seca, dan kami harus berangkat ke sana dengan mood positif, sama seperti saat kami turun di Assen pekan lalu," tandas rider 23 tahun itu.
Share This Thread