Senin, 15 Juni 2009 | 11:26 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin (16/5), karena para pedagang melakukan aksi ambil untung menyusul kenaikan kuat pekan lalu.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, turun 48 sen menjadi 71,56 dollar AS per barrel dari penutupan Jumat.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli, menyusut 39 sen menjadi 70,53 dollar AS per barrel.
"Harga telah naik demikian banyak, meski secara keseluruhan fundamental masih lemah, karena itu para pedagang melakukan ambil untung," kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.
Harga minyak melonjak di atas 73 dollar AS per barel pekan lalu, mencapai sebuah puncak 2009 pada 73,23 dollar AS pada Kamis -- level tertinggi sejak Oktober.
Shum menambahkan, pasar "rawan untuk terkena koreksi" setelah berlari "bullish" (bergairah), tetapi harga masih bergantung pada nilai dollar AS. "Pergerakan dollar akan memainkan peran penting dalam mengendalikan harga minyak," kata dia, menunjuk bahwa kenaikan kuat pekan lalu terutama di latar belakangi melemahnya mata uang AS ini.
Sebuah pelemahan dollar membuat minyak lebih murah untuk para pembeli pemegang mata uang kuat. Kecenderungan itu menstimulus permintaan dan mendorong pasar meningkat.
Pasar juga mengabaikan laporan bulanan terakhir Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC) yang menurunkan estimasi permintaan untuk 2009 di tengah sinyal stabilisasi dalam ekonomi global.
EDJ
Sumber : Ant
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...s.70.Dollar.AS
Share This Thread