Tips untuk para Gamer: Cara ngeGame yg Memuaskan
Berikut adalah tips dari saya berkaitan dengan game, berlaku baik untuk para mahasiswa atau pelajar, tua atau muda :
1. Game adalah aktivitas kuadran 2, pastikan tidak menjadi kuadran 4
Kita yang menanam, kita juga yang menuai. Jika aktivitas ngegame kita benar-benar adalah aktivitas hiburan, maka pastikan bahwa itu tidak dilakukan secara berlebihan.
Mengacu pada konsep manajemen waktu Stephen Covey, maka terdapat empat kuadran manajemen waktu. Saya hanya ingin mengatakan, bahwa ngegame dapat menjadi bagian dari kuadran 2 (penting-tidak mendesak) bila hal itu bisa membuat kita lebih siap untuk melakukan hal produktif yang lebih besar. Namun ngegame bisa menjadi bagian dari kuadran 4 (tidak penting-tidak mendesak) bila kita terlalu berlebihan atasnya.
Upayakan sejauh mungkin bahwa ngegame merupakan aktivitas hiburan pengganti, bukan tambahan. Artinya, pastikan waktu hiburan kita tidak memakan waktu produktif untuk perihal yang lain. Jika waktu hiburan kita adalah tiga atau empat jam tiap hari, semisal, dan kita sudah menggunakan tiga jam untuk nonton tivi, maka berrarti kita hanya punya satu jam saja untuk ngegame.
Saya sendiri cenderung tidak memilih televisi sebagai sarana hiburan. Ketika saya ngegame, saya tidak menonton televisi. Apalagi acara televisi sekarang makin banyak yang aneh, yang membuat kita begitu pengen melihatnya tapi bisa jadi malah mendatangkan keburukan.
2. Fokuskan untuk menikmati prosesnya, jangan tergoda untuk lebih menikmati hasil/ending.
Pastikan bahwa kesenangan Anda bermain game adalah pada proses ketika memainkannya, bukan pada pada saat Anda menamatkannya. Hal ini amat penting, mengingat banyak gamer yang merasa terbebani untuk menamatkan dengan segera game yang dia mainkan. Kepuasan baru dia rasakan terutama bila sudah melihat ending dari game itu.
Nah, terus terang aja hal ini cukup menyiksa. Kalau kita pengen jadi orang yang bahagia, kita harus memiliki banyak sumber kebahagiaan. Dan rasa tanggung jawab yang memaksa untuk menamatkan game dengan segera cukup bisa merusak kepuasan kita dalam ngegame.
Coba Anda pahami betul-betul apa yang membuat Anda menikmati game tertentu. Ketika Anda main game balapan, jangan terdorong untuk lebih menikmati kemenangan. Jangan mengharuskan Anda selalu menang. Coba sadari bahwa kenikmatan game racing adalah proses balapan itu sendiri, dimulai dari saat start, pertarungan yang terjadi, akselerasi dan suara mesin yang menderu, gerak cepat yang lihat di depan Anda dan seterusnya. Jadikan itu sebagai sumber kesenangan Anda lebih daripada ending dari game itu. Kalo kesenangan Anda hanya atau lebih pada saat kemenangan atau ending game, maka bisa dipastikan Anda tidak cocok main game racing.
Game fighting juga sama, nikmatilah pertarungannya lebih daripada siapa yang menang. Jadilah seperti Son Goku di Dragon Ball. Dia itu, terlepas dari apakah dia merasa bisa menang apa nggak, dia tetap feeling so excited, karena yang membuat dia senang adalah bertemu lawan yang tangguh dan bertarung melawannya . Kenikmatannya adalah pada pertarungan yang seru dan penuh semangat.
Coba Anda terapkan hal ini pada genre game yang lain. Dengan sikap semacam ini, Anda akan terbebas dari perasaan bersalah ketika tidak segera atau tidak berhasil menamatkan sebuah game. Dengan begini, Anda punya lebih banyak waktu untuk memainkan game itu.
Saya sendiri menamatkan game Final Fantasy VIII ™ selama tiga tahun, menamatkan Metal Gear Solid 2 ™ selama 5 bulan, dan sekarang (th 2001) sudah lebih dari tujuh bulan saya bermain Final Fantasy IX ™ dan dua bulan bermain Need For Speed Underground 2 ™
3. Game dimaksudkan untuk menghibur, bukan malah mbikin stress
Ini adalah kaidah yang amat sangat penting. Kaidah ini mengartikan, cheating itu diperbolehkan! Bermain pada level novice atau very easy itu tidaklah haram! Beneran . Jangan tersiksa oleh keinginan untuk jadi jagoan di mata teman-teman sampai-sampai Anda nggak bisa menikmati proses bermain game.
Tujuan game itu kan untuk menghibur. Jadi kalau dengan ngegame kita malah jadi stress atau tambah BeTe, itu namanya salah kaprah. Buat apa ngegame kalo begitu. Iya, nggak?
Ingat, Pertama, Anda tidak butuh pengakuan dari orang lain untuk bisa menikmati game! Jika Anda masih nurutin perkataan teman, “Kamu bukan gamer sejati kalo ngecheat atau bermain di level easy”, terus terang saya katakan, Anda akan susah menikmati game. Standardnya terlalu tinggi dan menyusahkan.
Dan lantas yang Kedua, Anda tidak butuh jadi pakar untuk bisa menikmati game. Jangan tersiksa ngeliat teman main Metal Gear Solid atau Onimusha dengan difficulty-level paling tinggi. Anda mainkan aja dengan difficulty level paling ringan. It’s OK, yang penting Anda enjoy dan happy .
Dan akhirnya yang Ketiga, jika Anda butuh effort yang amat lama untuk bisa menguasai suatu game, maka belajarlah untuk bisa menikmati game hanya dengan melihat orang lain memainkannya.
Salah satu game yang saya sukai adalah Tekken. Dan seperti game fighting yang lain, saya merasakan kesenangan ketika bisa bertarung dengan indah, terserah nanti siapa yang menang . Kalaupun saya pengen menamatkan, toh bisa diatur difficulty level menjadi yang paling mudah. Tapi ada satu masalah, saya kurang ahli dalam memainkannya. Dan butuh waktu yang tidak sebentar kan untuk bisa menguasai jurus-jurus indah dalam Tekken. Maka untuk benar-benar bisa menikmati, saya memilih untuk melihat teman saya yang sudah jago dalam memainkan jurus-jurusnya. Kalau sudah begitu, siapapun yang menang saya bisa selalu bahagia . Enak deh rasanya
4. Anda tidak harus memiliki komputer yang canggih untuk bisa bermain game
Malahan, sebenarnya Anda juga tidak perlu memiliki komputer untuk sekedar bisa ngegame. Karena memang banyak para mahasiswa yang mbela-belain beli komputer cuman dibuat ngegame.
Nggak usah memaksakan diri beli processor tingkat tinggi, graphic card yang bagus, sound card 8 channel dan sebagainya, kalau memang Anda terlalu memaksakan diri untuk itu. Kalo dalihnya untuk mengerjakan tugas, kecuali Anda dari jurusan desain, maka komputer setara Pentium III kan sebenernya sudah cukup kan.
Game apa yang nggak butuh spesifikasi canggih? Ya tentu saja banyak. Mulai dari game standard yang ada di Windows sampe game semacam Zuma.
5. Pastikan Anda tidak menjadi pecundang di kehidupan nyata.
Saya berani mengatakan diri saya ini jagoan pada game genre First Person Shooter dan Racing, lebih karena saya sudah merintisnya sejak SMP . Meskipun bukan yang terhebat kalau turun di Underground League, tapi saya masih cukup piawai dalam memainkan Counter Strike. Dan dengan senantiasa menggunakan manual transmision, saya juga cukup handal dalam memainkan game Racing semacam Need for Speed.
Tapi apakah reputasi jagoan itu membuat saya menjadi sang winner dalam kehidupan nyata? Sayang sekali tidak. Jangan sampai game menimbulkan rasa percaya diri yang semu.
Kita boleh dan memang bisa menjadi seorang master di Counter Strike, Winning Eleven, Need for Speed atau yang lain. Tapi pastikan kita tidak menjadi pecundang di kehidupan riil saat ini dan masa depan. Pastikan pembelajaran diri kita tercukupi. Jangan sampai kita tertinggal oleh teman-teman.
Anda juga harus berhati-hati untuk tidak menjadikan game sebagai sumber pembentukan kepribadian Anda.
Anda boleh2 saja banyak ngegame kalau saja aktivitas itu bisa menjadi ladang karier Anda.
6. Game bukanlah tempat pelarian masalah
Game bukanlah Problem Solving, apalagi tempat pelarian dari masalah. Nilai akademis Anda jeblok, tanggung jawab Anda di kemahasiswaan terlalaikan, kehidupan sosial berantakan, maka game bukanlah problem solving untuk itu semua. Tapi saya sepakat bahwa ngegame bisa membuat Anda lebih santai, sehingga dalam kondisi itu Anda jadi lebih mampu mengatasi masalah.
Pastikan ketenangan & kesenangan hati Anda yang utama tidak bersumber dari game, karena memang tidak bisa. Jika Anda pengen hati tenang, maka mintalah pada Dzat yang menguasai dan mampu membolak-balikkan hati kita. Mintalah ketenangan hati dengan banyak mengingat-Nya, dan jadilah orang yang pandai bersyukur.
Jangan sampai gara-gara kecanduan game, Anda kehilangan banyak waktu Anda untuk meningkatkan kualitas diri demi masa depan dan kapasitas diri Anda dalam memberikan kontribusi. Jangan sampai game merusak kehidupan sosial Anda. Jangan sampai game lebih Anda utamakan daripada kepatuhan Anda kepada orang tua. Jangan sampai game menggerogoti sebagian besar waktu Anda dan mendominasi lintasan pikiran Anda.
Ingat, kita semua memiliki waktu yang sama, 24 jam setiap hari. Hal yang membedakan adalah bagaimana kita memanfaatkannya. Apakah kita menjadi Luar Biasa atau biasa-biasa saja amat tergantung pada bagaimana kita memanfaatkan waktu kita.
Ngegame tu fun dan OK, yang penting jangan sampai itu membuat masa depan Anda terbengkalai gara2 lalai mengasah diri.
sori kalo salah tempat postnya
Share This Thread