
Originally Posted by
mimihitam.
Mengakhiri Tragedi Kemanusiaan di Irak
SEBUAH resolusi penting dikeluarkan pada pertemuan Antar-Parlemen Sedunia (IPU) yang berakhir kemarin di Nusa Dua, Bali. Resolusi itu berisi desakan kepada Amerika Serikat (AS) agar segera menarik pasukannya dari Irak. Desakan itu dilakukan agar tragedi kemanusiaan di Irak berakhir dan diakhiri.
Invasi AS ke Irak sejak Maret 2003 memang sukses menjatuhkan rezim Saddam Hussein. Namun, empat tahun pasukan AS bercokol di Irak tidak membuat 'Negeri 1.001 Malam' itu keluar dari krisis. Janji Gedung Putih bahwa dengan tergulingnya rezim otoriter bakal muncul pemerintahan yang demokratis dan negeri yang stabil masih jauh dari kenyataan.
Yang terjadi justru sebaliknya. Irak kini menjadi negara di ambang kehancuran dan kebangkrutan. Ada banyak pembunuhan dengan banyak alasan yang meminta banyak korban jiwa. Setiap hari pasti ada kematian yang sia-sia.
Pemerintahan Baghdad dukungan AS yang menampung semua kekuatan politik lokal tidak juga mampu menciptakan keamanan dan kestabilan. Tangan besi 'Negeri Paman Sam' itu ternyata hanya menimbulkan kekerasan dan kekacauan. Sangat kontras ketimbang zaman Saddam berkuasa.
Sebagian warga Irak memang tidak menyukai gaya kepemimpinan Saddam, tapi lebih banyak pula yang menentang pendudukan AS. Buktinya, setelah Saddam dan pengikutnya dieksekusi, perlawanan terhadap negeri adidaya itu tidak pernah padam. Kaum Syiah, yang tertindas pada zaman Saddam, justru bangkit melawan 'Negeri Paman Sam'.
Irak kini memang sedang menghadapi krisis sosial, ekonomi, dan politik yang sangat dahsyat. Ada konflik antara kaum Sunni dan Syiah, ada benturan antarsuku, perang antargeng, dan banyak lagi bentuk-bentuk kekerasan. Tapi, satu hal yang pasti, itu semua terjadi setelah AS menduduki Irak. Artinya, serangan AS-lah biang dari segala kekerasan yang kini muncul di Irak.
Akibatnya, banyak warga Irak, terutama anak-anak dan perempuan, harus mati sia-sia. Ironisnya, warga Irak tidak cuma menghadapi kekerasan, tapi juga penderitaan akibat kelaparan dan kesehatan yang buruk. Belum lagi mereka harus hengkang dari tanah air dan terpisah dengan keluarga.
Data Global Security, sebuah lembaga pengamat aktivitas militer, menyebutkan bahwa sejak perang 2003, setiap jam 18 orang tewas di Irak. Total mereka yang mati hingga Maret 2007 tercatat 658.930 orang, 3.407 orang di antaranya tentara Amerika. Sungguh tragedi kemanusiaan yang luar biasa.
Namun, Presiden George W Bush tidak mau kalau pasukan AS segera angkat kaki dari Irak. Dia juga tidak peduli kalau langkahnya itu hanya menimbulkan tragedi.
Sikap itu ditegaskan Bush setelah dia memveto Rancangan Undang-Undang Pembiayaan Perang, Selasa (1/5), yang telah disetujui DPR dan Senat AS. Salah satu butir dalam RUU itu menyebutkan bahwa pasukan AS harus ditarik dari Irak mulai Maret 2008.
Langkah Bush itu jelas merupakan genderang perang terhadap Partai Demokrat yang memenangi pemilu November 2006. Sikap Bush itu juga bertentangan dengan opini dunia yang menginginkan pasukan asing enyah dari Irak. Inggris, yang menjadi sekutu kuat AS, mulai bulan ini telah menarik pasukannya dari Irak.
Bagi Bush, penarikan pasukan AS dari Irak sama saja dengan pengakuan akan kekalahan dan kesalahannya. Dan itu yang belum bisa disadarinya.
Share This Thread