Page 3 of 10 FirstFirst 1234567 ... LastLast
Results 31 to 45 of 150
http://idgs.in/22416
  1. #31
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    hmm siapa suruh tiongkoknya nagsih izin

  2. Hot Ad
  3. #32
    tangan_setan5's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    1,616
    Points
    2,025.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    nah itulah
    karena china butuh uang makanya negaranya d korbanin
    sama ke indonesia
    mau bayar utang harus jualan pulau lah
    jualan tambang emas lah
    dan jualan smuanya

    smua ngara tuh butuh uang
    kalo ga butuh uang mana bisa dia membuat negara trsbt!!!

  4. #33
    Trademaks's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Indonesia
    Posts
    1,946
    Points
    3,106.70
    Thanks: 3 / 3 / 3

    Default Hari Lingkungan Hidup berperankah ?

    Pada tanggal 5 Juni , negara-negara seluruh dunia umumnya memperingatnya sebagai Hari Lingkungan Hidup.

    Pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim (climate change) belum menjadi mengedepan dalam kesadaran multipihak. Pemanasan global (global warming) telah menjadi sorotan utama berbagai masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumsi tinggi (gaya hidup konsumtif).

    Tidak banyak memang yang memahami dan peduli pada isu perubahan iklim. Sebab banyak yang mengatakan, memang dampak lingkungan itu biasanya terjadi secara akumulatif. Pada titik inilah masalah lingkungan sering dianggap tidak penting oleh banyak kalangan, utamanya penerima mandat kekuasaan dalam membuat kebijakan.

    Berperankah Hari Lingkungan Hidup selama ini ?

  5. #34
    tangan_setan5's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    1,616
    Points
    2,025.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    ini yang menyebabkan smua kan manusia
    padahal manusia udah d brikan kepercayaan dari tuhan buat menjaga bumi ini
    kok malah gini?

    kayak pribahasa habis manis sepah d buang,, di pake kekayaan alam trus asap2 nya malah d buang smbarangn,,!!

  6. #35
    Trademaks's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Indonesia
    Posts
    1,946
    Points
    3,106.70
    Thanks: 3 / 3 / 3

    Default Indonesia Baru mulai Kampanye Kurangi Pemanasan Global

    Senin, 02 Juli 2007

    Indonesia baru mulai tergerak untuk mengkampanyekan upaya pengurangan pemanasan global meski dunia internasional sudah menyadari dampak pemanasan global ini sejak lama.

    "Indonesia baru menyadari saat ini dan tergerak untuk berkampanye mengurangi pemanasan global, sedangkan dunia internasional sudah mengkampanyekannya sejak sekitar 100 tahun lalu," kata Menteri Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar, ketika berbicara pada Workshop "Kebijakan Lokal untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dalam Mengendalikan Perubahan Iklim Akibat Pemanasan Global" di Hotel Salak, Kota Bogor, Senin (2/7).

    Workshop dihadiri sekitar 30 walikota yang peduli terhadap pemanasan global, serta lembaga-lembaga lain yang terkait dengan lingkungan hidup.

    Dikatakan Rahmat, penyebab pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar minyak bumi dan batu bara yang dapat menimbulkan efek rumah kaca serta alih guna lahan dengan cara pembakaran hutan.

    Perubahan iklim global, kata dia, sudah disadari dunia internasional, sejak satu abad lalu setelah terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke-19 dengan terjadinya peningkatan suhu global 0,8 derajat celcius akibat meningkatnya karbon dioksida (CO2) di atmosfer.

    "Hal ini menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan, sehingga menyebabkan radiasi panas balik ke bumi makin besar. Dampaknya terjadi peningkatan suhu udara di permukaan bumi atau pemanasan global," katanya.

    Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap pemanasan global, karena tingginya penggunaan energi yang bersumber dari bahan bakar minyak dan batu bara serta banyaknya kerusakan hutan.

    Untuk mengurangi pemanasan global, kata dia, harus dilakukan tindakan nyata berupa pengurangan pemakaian energi yang bersumber dari bahan bakar minyak dan batu bara serta meminimalisir kerusakan hutan.

    "Diperkirakan, pada tahun 2100 mendatang, suhu udara global akan meningkat dalam kisaran 1,4 hingga 5,8 derajat celcius, yang berdampak pada meningkatnya penguapan serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Perubahan ini berdampak pada perubahan iklim global," jelasnya.

    Indonesia sebagai negara kepulauan sangat rentan terhadap perubahan iklim global ini, karena meningkatnya permukaan air laut akibat meningkatnya penguapan serta perubahan pola curah hujan bisa merusak kehidupan dan ekosistem di Indonesia.

    Upaya untuk memperlambat perubahan iklim, menurut dia, dilakukan mulai dari yang sederhana dan lokal hingga berskala internasional. "Kegiatan yang sedang dikampanyekan dan digalakkan saat ini adalah mitigasi perubahan iklim, yang harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat," katanya.

    Kebijakan lokal
    Sementara itu, Walikota Bogor, Diani Budiarto mengatakan, upaya mengurangi pemanasan global yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, adalah perubahan moda transportasi dari angkot menjadi bus, dengan rasio tiga banding satu.
    Dengan perubahan ini, emisi gas buang bisa dikurangi sampai 53 persen.

    Kemudian, masalah sampah harus ditangani dengan baik, sehingga gas metan (CH4) yang bisa menimbulkan efek rumah kaca bisa dikurangi. "Kalau sampai dibiarkan tidak ditangani dengan baik, maka gas metan akan menguap ke udara dan membentuk lapisan di atmosfer yang bisa menyebabkan efek rumah kaca," kata dia.

    Sebaliknya jika sampah dikelola dengan baik maka gas metan bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar, baik untuk memasak maupun untuk energi penggerak. Karena itu, empat program prioritas pemerintah Kota Bogor, yakni pendidikan, kesehatan, kebersihan, dan transportasi, seluruhnya adalah program memperlambat pemanasan global.

    Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Sosial Ekonomi (Asda Bidang Sosek) Indra M Rusli mengatakan, workshop tersebut akan menghasilkan Deklarasi Bogor. Dalam deklarasi tersebut para peserta workshop, baik dari pemerintahan, swasta, maupun aktivis lingkungan akan membuat komitmen melakukan efisiensi energi.

    "Deklarasi Bogor ini merupakan deklarasi lanjutan tahun 2004 yang telah dilakukan oleh Pemkot Bogor dengan para pengusaha di Bogor untuk mengurangi penggunaan energi," kata dia.


    referensi : http://www.republika.co.id/

  7. #36
    tangan_setan5's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    1,616
    Points
    2,025.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    ini hanya tuhan yang tau
    gw cuma bisa geleng2 doank(bukan lagu)

    manusia manusia
    di kasi dada minta paha

    tape de

  8. #37
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Udara Malaysia Memburuk Setelah Hutan Indonesia Terbakar


    Kuala Lumpur - Kualitas udara di wilayah Malaysia semakin hari mendekati level tidak sehat. Jarak pandang pun semakin memburuk akibat asap yang berasal dari kebakaran hutan di Indonesia.

    "Di Sumatera terdapat sekitar 200 lebih titik api saat ini dan angin bertiup sangat kencang," kata Direktur Departemen Meteorologi Malaysia Lim Sze Fook kepada kantor berita AFP, Senin (2/7/2007).

    Lim menjelaskan daerah yang terkena dampak asap kebakaran hutan Indonesia itu mulai dari wilayah semenanjung barat dari Selangor hingga Perak, Penang, Kedah, dan Perlis.

    "Indikator polusi udara masih menunjukkan di atas ambang 100," jelasnya.

    Dalam indeks polusi udara, angka antara 101 hingga 200 menunjukkan udara sudah tidak lagi sehat. Sedangkan indeks rata-rata yang dapat ditolerir manusia adalah antara 51 dan 75.

  9. #38

    Join Date
    Jan 2007
    Location
    Banjarmasin
    Posts
    18,239
    Points
    2.64
    Thanks: 593 / 614 / 480

    Default

    Kiamat sudah dekat....
    Manisnya hidup, kita yang tentukan...

  10. #39
    tangan_setan5's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    1,616
    Points
    2,025.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Bukan kiamat sudah dkat

    tanda2 Kiamat SUdah dkt
    kiamatnya blom
    tanda2nya aja yang udah!

  11. #40
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Quote Originally Posted by Trademaks View Post
    Senin, 02 Juli 2007

    Indonesia baru mulai tergerak untuk mengkampanyekan upaya pengurangan pemanasan global meski dunia internasional sudah menyadari dampak pemanasan global ini sejak lama.

    "Indonesia baru menyadari saat ini dan tergerak untuk berkampanye mengurangi pemanasan global, sedangkan dunia internasional sudah mengkampanyekannya sejak sekitar 100 tahun lalu," kata Menteri Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar, ketika berbicara pada Workshop "Kebijakan Lokal untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dalam Mengendalikan Perubahan Iklim Akibat Pemanasan Global" di Hotel Salak, Kota Bogor, Senin (2/7).

    Workshop dihadiri sekitar 30 walikota yang peduli terhadap pemanasan global, serta lembaga-lembaga lain yang terkait dengan lingkungan hidup.

    Dikatakan Rahmat, penyebab pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar minyak bumi dan batu bara yang dapat menimbulkan efek rumah kaca serta alih guna lahan dengan cara pembakaran hutan.

    Perubahan iklim global, kata dia, sudah disadari dunia internasional, sejak satu abad lalu setelah terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke-19 dengan terjadinya peningkatan suhu global 0,8 derajat celcius akibat meningkatnya karbon dioksida (CO2) di atmosfer.

    "Hal ini menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan, sehingga menyebabkan radiasi panas balik ke bumi makin besar. Dampaknya terjadi peningkatan suhu udara di permukaan bumi atau pemanasan global," katanya.

    Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap pemanasan global, karena tingginya penggunaan energi yang bersumber dari bahan bakar minyak dan batu bara serta banyaknya kerusakan hutan.

    Untuk mengurangi pemanasan global, kata dia, harus dilakukan tindakan nyata berupa pengurangan pemakaian energi yang bersumber dari bahan bakar minyak dan batu bara serta meminimalisir kerusakan hutan.

    "Diperkirakan, pada tahun 2100 mendatang, suhu udara global akan meningkat dalam kisaran 1,4 hingga 5,8 derajat celcius, yang berdampak pada meningkatnya penguapan serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Perubahan ini berdampak pada perubahan iklim global," jelasnya.

    Indonesia sebagai negara kepulauan sangat rentan terhadap perubahan iklim global ini, karena meningkatnya permukaan air laut akibat meningkatnya penguapan serta perubahan pola curah hujan bisa merusak kehidupan dan ekosistem di Indonesia.

    Upaya untuk memperlambat perubahan iklim, menurut dia, dilakukan mulai dari yang sederhana dan lokal hingga berskala internasional. "Kegiatan yang sedang dikampanyekan dan digalakkan saat ini adalah mitigasi perubahan iklim, yang harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat," katanya.

    Kebijakan lokal
    Sementara itu, Walikota Bogor, Diani Budiarto mengatakan, upaya mengurangi pemanasan global yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, adalah perubahan moda transportasi dari angkot menjadi bus, dengan rasio tiga banding satu.
    Dengan perubahan ini, emisi gas buang bisa dikurangi sampai 53 persen.

    Kemudian, masalah sampah harus ditangani dengan baik, sehingga gas metan (CH4) yang bisa menimbulkan efek rumah kaca bisa dikurangi. "Kalau sampai dibiarkan tidak ditangani dengan baik, maka gas metan akan menguap ke udara dan membentuk lapisan di atmosfer yang bisa menyebabkan efek rumah kaca," kata dia.

    Sebaliknya jika sampah dikelola dengan baik maka gas metan bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar, baik untuk memasak maupun untuk energi penggerak. Karena itu, empat program prioritas pemerintah Kota Bogor, yakni pendidikan, kesehatan, kebersihan, dan transportasi, seluruhnya adalah program memperlambat pemanasan global.

    Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Sosial Ekonomi (Asda Bidang Sosek) Indra M Rusli mengatakan, workshop tersebut akan menghasilkan Deklarasi Bogor. Dalam deklarasi tersebut para peserta workshop, baik dari pemerintahan, swasta, maupun aktivis lingkungan akan membuat komitmen melakukan efisiensi energi.

    "Deklarasi Bogor ini merupakan deklarasi lanjutan tahun 2004 yang telah dilakukan oleh Pemkot Bogor dengan para pengusaha di Bogor untuk mengurangi penggunaan energi," kata dia.


    referensi : http://www.republika.co.id/

    paling cuma sadar2 bla2, ntar ga dijalanin, rakyatnya aja masih ngerusak hutan, apalagi pemerintah ::

    klo mau dibuat penyuluhan, biar rakyat sadar

  12. #41
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Kekacauan Cuaca Dunia Mulai Terjadi di Seluruh Dunia

    Dampak perubahan iklim dunia mulai terasa dimana-mana. Kalau di Eropa sedang mengalami musim panas yang menyengat, Inggris justru sedang kebanjiran. Indonesia pun sama, banjir dan tanah longsor masih terjadi di Sulawesi di tengah musim kemarau ini. Jakarta yang biasanya gerah dan panas di bulan-bulan ini, selalu berawan dan terkadang juga ada hujannya. Semua dampak ini tidak semuanya akibat dari pemanasan global semata, tapi juga bisa terkait dengan susunan planet-planet di sistem Tata Surya. Yang jelas bumi kita ini sudah tua, dan bisa saja sekarang ini proses menuju kehancurannya secara perlahan. Pengaruh gelombang elektro-manetik dari angkasa raya, diyakini mempengaruhi iklim bumi kita (termasuk perilaku manusianya yg semakin menjadi edan!). Jadi, Kiamat memang sudah dekat!

    Kekacauan Cuaca Terus Mendera
    Eropa Kepanasan, Inggris Kebanjiran

    LONDON - Kekacauan cuaca terus berlangsung di beberapa bagian dunia. Para ahli mengungkapkan, situasi tersebut terjadi karena percepatan perubahan iklim akibat ulah manusia.

    Terjadi perbedaan cuaca sangat ekstrem antara satu tempat dengan tempat lain, bahkan yang berdekatan lokasinya. Contohnya, sementara sebagian besar wilayah Eropa kepanasan, banjir justru melanda Inggris.

    Di Yunani dilaporkan suhu udara menembus angka 45 derajat Celsius. Panas yang berlebihan itu menyebabkan kebakaran di beberapa tempat. Tidak hanya melahap hutan, api juga menghabiskan desa. Begitu hebatnya kebakaran itu, sampai-sampai Perdana Menteri Yunani Costas Karamanlis meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu memadamkan api.

    Sekitar 30 desa terancam. Warga setempat menyatakan kalau sekitar 50 sampai 60 rumah sudah terbakar. Helikopter sudah dikirim untuk mengevakuasi warga.

    PMK Yunani mengatakan, mereka sedang berjuang memastikan titik api yang tidak terkontrol. Termasuk yang menimpa pulau wisata Chios dan Cephallonia. Di kedua pulau tersebut api mengancam habitat sejenis kuda poni yang hampir punah.

    Kawasan yang paling berbahaya adalah daerah dekat Aegio, utara Peloponnese. Lima area di kawasan tersebut ditetapkan dalam kondisi darurat. "Yunani menghadapi masalah yang sangat sulit, seiring timbulnya kebakaran hutan dan kondisi cuaca yang tak terprediksi," kata Karamanlis.

    Tak hanya di Yunani, udara panas yang terjadi bulan ini menyebabkan 500 orang meninggal dunia di Hungaria. Setidaknya 19 ribu warga Rumania masuk rumah sakit karena kepanasan. Di Bulgaria, udara panas juga menyebabkan kebakaran hutan.

    Bila Eropa kepanasan, di Amerika terjadi sebaliknya. Hujan es disertai angin ribut melanda kawasan Laramie, Wyoming, AS. Kejadian itu menyebabkan sebagian kota terendam air.

    Hal yang sama terjadi di Inggris. Ahli cuaca mengatakan, Mei dan Juli tahun ini adalah bulan terbasah sejak 1766. Hujan deras yang memicu banjir di kawasan utara dan tengah itu sudah memakan empat korban meninggal dunia.

    Saat ini sebagian wilayah Inggris masih terendam air. Bahkan, banjir kali ini yang terbesar sepanjang 60 tahun dan menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi. Meski badan lingkungan menyatakan permukaan air di Sungai Severn dan Thames tidak lagi naik, para meteorologis memastikan hujan masih akan turun.

    Hujan terburuk diperkirakan tiba di Devon, Cornwall, Somerset, dan Dorset. Namun, warga di kawasan lain yang sudah tidak lagi hujan seperti Gloucestershire, Berkshire, dan Oxfordshire, masih cemas akan kemungkinan turunnya hujan.

    Namun, begitu banjir selesai, bukan berarti masalah ikut tuntas. Profesor Ian Cluckie, kepala Konsorsium Manajemen Risiko Banjir, menjelaskan, banjir memicu berbagai penyakit. "Seperti disentri dan kolera," kata Cluckie.

  13. #42
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Kutub Utara Terus Menyusut


    Bukti pemanasan global bisa ditemukan di semua belahan bumi. Berdasar beberapa dokumen perubahan temperatur udara, pemanasan global membuat laut semakin panas. Selain itu, dataran es -terutama di Antartika- mencair, glasier meleleh, level air laut meningkat, habitat berubah, serta memengaruhi penyebaran binatang dan tumbuhan.

    Panel Internasional Lingkungan pada Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan, level ketinggian air laut meningkat 15-20 sentimeter. Penambahan tersebut terjadi karena kenaikan suhu (menyumbang 3-7 cm) dan melelehnya gunung serta bukit es (menyumbang 2-4 cm). Level air laut meningkat sangat tinggi di lokasi seperti perairan Kanada di Kutub Utara. Bahkan, salah satu desa di sana terancam tenggelam akibat air laut.

    Selama beberapa dekade ini, es Kutub Utara mengalami penurunan signifikan. Hasil penelitian terkini yang dilakukan Badan Antariksa AS (NASA), es di Kutub Utara mencair hingga 9,6 persen per dekade. Melelehnya es itu makin cepat pada kurun waktu terakhir ini. Jika dibandingkan dengan kondisi 1979-2000, es yang menutupi Kutub Utara pada September 2000-2005 ini berkurang hingga 20 persen. Penipisan es tersebut mengancam ekosistem laut, keseimbangan suhu hangat, dan habitat hewan. Populasi beruang kutub pun berkurang karena tipisnya es membuat perburuan makanan menjadi lebih sulit.


    Gunung es kutub terus menyusut dan mencair, cairannya akan menambah volume airlaut sehingga permukaan laut akan naik terus. Maka akan banyak pulau-pulau seperti di Indonesia akan tenggelam (di negara kita, dalam beberapa tahun akan ada 5000 pulau tenggelam). Yang jauh dari laut akan aman? Tidak juga, naiknya suhu bumi menyebabkan penguapan air laut semakin banyak. Untuk selanjutnya hujan akan turun tidak beraturan lagi, terjadilah banjir dimana-mana. Jadi sama saja effeknya.

    Selain itu, dalam studi yang dilakukan pada 2005, hangatnya laut selama 40 tahun terakhir berhubungan dengan pelepasan polusi karbondioksida oleh industri. Observasi tersebut dilakukan ilmuwan kelautan dari Institusi Scripps. "Salah satu penyebab pasti pemanasan global adalah efek rumah kaca," kata Dr Barnett, ketua tim peneliti.

    Bukti lain berkurangnya es ditunjukkan dalam jurnal ekspedisi pertama ke Alaska. Pada 1790, mereka yang mengunjungi kawasan dekat Glacier Bay melaporkan hanya sedikit permukaan air laut yang terlihat karena lapisan es begitu tebal. Lantas, pada 1890, sekitar 40 mil permukaan laut tampak. Saat ini, permukaan air laut yang terlihat mencapai sekitar 60 mil. Dokumentasi mengenai melelehnya es di Alaska itu dimiliki Bruce Molinia dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat.

    Bahkan, dalam laporan reporter BBC David Shukman, disebutkan temuan para peneliti yang menunjukkan es di Greenland saat ini juga meleleh lebih cepat.


    Sumber: http://www.jawapos.co.id/index.php?a...il_c&id=296804

  14. #43
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Mengajak negara-negara berseteru duduk bersama seperti merukunkan macan dan gajah. Tapi itu bukan hal mustahil bagi Adiyatwidi Adiwoso A. Kuasa usaha sementara Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB ini berhasil mengajak duduk bersama para wakil dari Amerika Serikat, ****, dan India guna membahas soal lingkungan.

    Bersama 50-an wakil negara dan organisasi dunia, ketiga negara yang saling ngotot soal panas bumi itu bersedia hadir untuk urun rembuk dalam seminar sehari di Doral Arrowwood Resort, New York, akhir bulan lalu. Selama hampir 10 jam mereka bersedia duduk membahas sejumlah masalah menyongsong konferensi PBB soal perubahan iklim dunia yang bakal digelar di Bali, Desember nanti.

    Dari judulnya, "The Role of the United Nations in Climate Change: Exploring the Way Forward from Now to Bali and Beyond", seminar di kawasan resor New York itu digelar untuk menyatukan visi ke-50 negara lewat pertemuan informal ini. "Brainstorming ini mengajak delegasi agar bicara secara lebih terbuka mengeluarkan unek-uneknya," tutur Adiyatwidi di sela-sela seminar.

    Sikap terbuka itulah yang tercermin dari para delegasi, walau dengan gaya diplomasi. Bukan lewat adu jotos atau menggebrak meja. Seperti diutarakan Kevin M. Conrad, Direktur Coalition for Rainforest Nations, "Negara-negara industri selalu menuntut negara-negara berkembang menghentikan penebangan pohon dan penggundulan hutan." Namun, katanya, mereka tidak memberikan alternatif.

    Bank Dunia, UNDP (Program Pembangunan PBB), lanjutnya, tidak memberi jalan keluar bagi negara berkembang untuk membayar utang mereka bila penebangan pohon --penghasil utama devisa-- dihentikan. "IMF hanya bisa menaikkan suku bunga pinjamannya," kata Conrad yang asal Selandia Baru. Sejumlah wakil organisasi keuangan dunia yang duduk di lapis belakang merah wajahnya.

    Suara senada diutarakan Ajai Malhotra, Duta Besar India untuk PBB. "Bagaimana caranya mengubah tradisi rakyat jelata yang menggunakan kayu atau batu bara untuk bahan bakar di dapur," ujarnya. Seperti diketahui, India merupakan salah satu negara yang banyak menyumbang gas buang terbesar di dunia. Selama 1990 hingga 2004, konsumsi energi India meningkat 37% dan emisi gas buangnya mencapai 1,12 ton per tahun per kapita.

    Sementara itu, **** yang berpenduduk 1,3 milyar jiwa menyumbang gas buang sebanyak 4,03 ton. Negara komunis yang kini menggeliat dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 10% setiap tahun itu diramalkan akan menyaingi Amerika Serikat sebelum tahun 2010 dengan total gas buang sebanyak 21,75 ton. Karena itulah, **** berupaya menurunkannya lewat pengolahan teknologi energi batu bara agar lebih akrab lingkungan. "Bagaimana caranya? Beri kami bantuan teknis untuk mengatasi hal itu," kata Bai Yongjie, konsul RRC di PBB.

    Yang tak luput dari kritik adalah Amerika Serikat, yang diwakili Michael G. Snowden, salah satu staf dan penasihat perwakilan Amerika di PBB. Dan yang melontarkannya tak lain Dr. Alan Robock, profesor dari Universitas Rutger. "Saya sebagai warga Amerika sungguh malu melihat negara kami, yang punya dana, kecanggihan teknologi tinggi, dan sumber daya manusia yang cukup cerdas dan banyak, ternyata tak mampu mengurangi sumbangan gas buang dunia sebesar 21,75 ton," ujar Robock, Kepala Departemen Ilmu Lingkungan Universitas Rutger, New Brunswick, New Jersey, Amerika Serikat.

    Gara-gara ketiga negara besar --Amerika, India dan ****-- itulah suhu bumi meningkat. Tahun 2005 merupakan tahun paling panas selama 125 tahun. Suhu terpanas tercatat setinggi 58 derajat celcsus di Al-Asisiyah, Libya. Menurut prediksi para ilmuwan, suhu tersebut akan meningkat 0,2 derajat setiap dekade dalam jangka waktu 20 tahun mendatang. Seandainya jumlah gas buang diupayakan konstan pada tahun 2000, pemanasan bisa dipastikan masih meningkat 0,1 derajat setiap dekade.

    Jangan heran bila gunung-gunung es di kedua kutub dunia meleleh. Stasiun televisi ABC, Kamis pekan lalu, melaporkan bahwa burung penguin banyak yang mati akibat kelaparan karena krisis bahan makanan, seperti ikan dan plankton. Cairan es pun menyebabkan permukaan air laut meningkat dan mengikis pantai-pantai sejumlah negara, seperti Bangladesh, Maldives, Barbados, atau Indonesia. Bahkan banyak pulau yang hilang tertelan air laut. Indonesia, misalnya, kehilangan 2.000 pulau dari total pulau yang jumlahnya sekitar 17.000.

    Demikian juga Bangladesh. Sebagai negara yang tergolong "rendah" dan paling rentan akibat pemanasan dunia, air laut telah merambah Pantai Bengal dan mendorong air asin itu semakin menjorok ke daratan. Akibatnya, banyak petani yang mengubah lahan pertaniannya menjadi tambak udang atau ikan laut. "Dulu kami kebanjiran 20 tahun sekali, tapi kini sudah empati kali mengalami banjir bandang dalam 20 tahun," tutur Salimul Huq, Direktur Program Perubahan Iklim Institut International untuk Lingkungan Bangladesh, kepada majalah Time.

    Kekhawatiran semakin besar setelah menyadari bahwa dana yang disalurkan organisasi keuangan dunia untuk menekan panas bumi tak seimbang. Kebutuhan pembangunan pembangkit listrik atau fasilitas umum lainnya yang akrab lingkungan baru terpenuhi separuhnya. Pembangunan pembangkit listrik di negara-negara berkembang, yang setahun membutuhkan dana US$ 165 milyar, baru mendapatkan dana US$ 80 milyar. Para pemodal besar baru menanamkan investasinya ke industri akrab lingkungan belakangan ini. Demikian juga kewajiban penggantian perubahan iklim bagi negara-negara industri.

    Kecemasan itulah yang mendorong negara-negara Uni Eropa dan Asia untuk mendesak PBB agar memasukkannya sebagai agenda politik dunia. Proses pun bergulir lewat lobi makan siang, Mei lalu, dimotori oleh Indonesia dan Inggris. Forum ini berkembang dengan melibatkan Singapura, Indonesia, dan negara-negara kepulauan lainnya. "Indonesia dipilih sebagai ketua karena posisinya yang cukup netral. Sebagai anggota OPEC, punya hutan luas, negara kepulauan, dan anggota G-77," kata Adiyatwidi Adiwoso, yang akrab dipanggil Wike.

    Sejumlah forum bergulir. Selain forum informal di New York, sebelumnya ada forum G-8 di Heiligendam, Jerman, dan forum lainnya, yang kelak bakal dimatangkan dalam Conference of Parties of the United Nations Framework on Climate Change and the 3rd Meeting of Parties of Kyoto Protocol di Bali, 3-14 Desember 2007. Intinya, menyusun langkah strategis masalah lingkungan pasca-Protokol Kyoto yang berakhir pada 2012. Harapannya, antara lain, Amerika Serikat dan negara berkembang yang belum bersedia meratifikasi Protokol Kyoto mau terlibat di masa mendatang.

    Meski masih jauh, indikasi ke arah itu mulai tampak di New York, akhir Juni lalu. Buktinya, hampir seluruh delegasi bersedia menghadiri urun rembuk informal yang diselenggarakan di kawasan wisata Doral Arrowwood, Rye Brook, yang nyaman dan apik. Kamarnya luas, keluarga mereka bisa berenang, sementara delegasi mengerutkan dahi di ruang rapat. Malamnya, mereka menikmati makan malam lobster yang lezat dan minuman anggur, sambil menyaksikan tarian tango suguhan sebuah akademi tari New York. "Mereka terus mendukung agar Indonesia tetap menjadi pemimpin," ujar Wike.


    referensi : http://www.gatra.com/

  15. #44
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Cuaca Ekstrem di China, 700 Meninggal

    BEIJING - Bencana alam seperti banjir, petir, dan longsor di berbagai tempat di Tiongkok sepekan ini menewaskan hampir 700 orang. Menurut kantor berita resmi Tiongkok Xinhua, badai pada akhir pekan lalu membuat 17 jiwa melayang. Sepuluh orang meninggal di Provinsi Hubei ketika hujan mengakibatkan sungai terbesar di wilayah itu, Yangtze, dan anak sungai utamanya, Sungai Han, meluap.

    Di Provinsi Shaanxi di bagian selatan negara tersebut, lima orang meninggal karena banjir yang menenggelamkan jalan-jalan di sekitar Shangluo. Hujan es pada Sabtu (28/7) menyerang Provinsi Anhui, daerah timur Tiongkok, juga menelan korban. Sedikitnya, satu orang tewas dan tiga lainnya terluka. Hujan es itu mengakibatkan Sungai Han meluap dan jutaan warga jadi menderita.

    Tambang batu bara di bagian tengah Tiongkok juga menjadi sasaran badai. Ada 69 penambang di Henan terperangkap dalam tambang Minggu (29/7) setelah banjir menerjang. Tim penyelamat sampai saat ini masih berusaha memompa air dan membuat lubang untuk mengalirkan oksigen kepada korban yang terperangkap. Ahli cuaca mengatakan, hujan deras masih akan menimpa Provinsi Guizhou, Yunnan, Sichuan, dan Hubei pada hari-hari mendatang.

    Badai saat musim panas dianggap sebagai kejadian rutin di Tiongkok. Namun, ahli cuaca mengatakan bahwa pemanasan global yang dipicu oleh maraknya polusi dari pabrik, pertanian, dan kendaraan bermotor membuat iklim semakin tidak bersahabat.

    "Frekuensi dan intensitas terjadinya iklim keras semakin meningkat. Rekor badai hujan terburuk, banjir terburuk, dan gelombang panas paling berat lebih mudah terjadi tahun-tahun belakangan ini," kata Dong Wenjie, dirjen Beijing Climate Centre
    http://www.indopos.co.id/index.php?a...il_c&id=297103

  16. #45
    Trademaks's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Indonesia
    Posts
    1,946
    Points
    3,106.70
    Thanks: 3 / 3 / 3

    Lightbulb Pepohonan Tidak Mampu Cegah Global Warming

    CALIFORNIA - Pepohonan ternyata tidak mampu meminimalisir meluasnya global warming. Dibutuhkan banyak asupan air dan nutrisi untuk bisa mempertahankan pohon sebagai pencegah global warming.

    Awalnya pepohonan diduga dapat menghisap karbondioksida dan menyemburkan oksigen ke atmosfer bumi. Banyaknya pepohonan pun akan semakin banyak menyerap karbondioksida yang secara otomatis akan mencegah perluasan global warming.

    Para ilmuwan di Universitas Duke, Carolina Utara, telah menanamkan pohon pinus setiap hari selama 10 tahun. Diharapkan pohon-pohon tersebut akan menyerap banyak karbondioksida. Namun dalam penelitiannya, hanya beberapa pohon saja yang dapat menyerap karbon dengan maksimal. Pohon-pohon tersebut ternyata memiliki kelebihan asupan air dan nutrisi yang berakibat mampu menyerap karbon lebih banyak. Pohon jenis inilah yang mampu membantu mencegah global warming.

    Proyek yang diadakan Departemen Energi, yang diberi nama eksperimen Free Air Carbon Enrichment (FACE), membandingkan empat hutan pinus yang menerima gas karbondioksida.

    "Pada beberapa wilayah, pertumbuhannya mencapai 10 persen atau lebih sedangkan di wilayah lain mencapai 40 persen lebih. Wilayah dengan capaian 40 persen tersebut ternyata kaya akan sumber air dan nutrisi pohon," ujar Direktur FACE project, Ram Oren, seperti dilansir Live Science, Senin (13/8/2007). Dengan demikian, tambah Oren, jika ketersediaan air menurun di satu wilayah pepohonan, secara tidak langsung akan semakin meningkatkan kuantitas karbondioksida.

    "Artinya kita tidak lagi memiliki media untuk meminimalisir karbon yang merupakan penyebab dari pemanasan global," pungkasnya. Satu-satunya cara, menurut Oren, adalah memberikan air berkualitas dengan kuantitas yang baik untuk pepohonan dengan cara memfertilisasi seluruh wilayah. Fertilisasi sangat diperlukan karena saat ini air sangat jarang ditemukan.


    referensi : http://www.okezone.com/

Page 3 of 10 FirstFirst 1234567 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •