PITTSBURGH--Krisis ekonomi global memberi tekanan kuat bagi para pemimpin negara yang menghadiri pertemuan G-20 di Pittsburgh, Amerika Seikat (AS). Mereka dituntut untuk menjalankan reformasi ekonomi secara menyeluruh untuk menciptakan keseimbangan ekonomi di dunia. Berikut adalah agenda penting yang dibahas dalam pertemuan dua hari yang dimulai Jumat (25/9) ini.
Pertama, Pemerintahan Presiden AS, Barrack Obama mengusung agenda 'pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih imbang dan berkelanjutan'. Lewat agenda ini, AS mengirim pesan pada ****, Jepang, Jerman, dan negara eksportir lainnya agar tidak bergantung pada permintaan ekspor dari AS, karena daya beli konsumen AS melemah akibat krisis.
Agenda ini juga menyiratkan keinginan AS mengubah kebijakan ekonomi ****. Dua hal penting yang ingin dilihat AS adalah **** menggeser orientasi dari negara pengekspor menjadi negara konsumen. Selama ini **** membuka pintu ekspor besar-besaran dan membanjiri negara lain dengan barang-barang murahnya. Isu lainnya adalah soal nilai tukar yuan **** terhadap dolar AS yang dinilai tidak sebanding.
Agenda lainnya soal strategi internal menghadapi krisis. Apakah tetap mengikuti strategi intervensi pemerintah ke pasar keuangan, atau mengambil strategi lain.
Kedua, Pemerintah **** mengusung agenda soal perdagangan dengan AS. Baru-baru ini AS mengenakan bea masuk tinggi pada produk ban asal ****. Kebijakan ini, membuat **** khawatir bakal juga diberlakukan untuk produk baja, semen, alumnium, kertas dan lainnya.
Ketiga, isu pemanasan global menjadi isu cukup penting di G-20. Karena pertemuan kali ini menjadi pertemuan pemanasan sebelum pertemuan pemanasan global PBB di Kopenhagen, Denmark. Namun di internal AS, isu ini tampaknya tidak cukup penting. Ini terlihat dari kesibukan Senat dan DPR AS terhadap isu RUU Kesehatan. Negara-negara Eropa memperkirakan DPR-Senat AS akan memproteksi industri mereka, terhadap isu pemanasan global dan menggeser isunya ke keberadaan industri di **** dan India.
Keempat, Eropa dan AS berbeda strategi dalam mengatasi krisis keuangan internasional yang dimulai di AS. Eropa ingin ada pembatasan ketat soal upah para bankir. AS menilai, tidak ada hubungannya antara bankir dan krisis, karena yang jadi masalah adalah sistem keuangannya. AS mengusulkan menaikkan giro wajib minimum di tiap bank. Rencana AS ini, dikhawatirkan, mendapat tentangan dari pelaku bursa di Wall Street.
Kelima, isu masa depan arsitektur keuangan internasional. Ada sejumlah pandangan yang ingin G-20 menjadi komite pengawas tetap bagi perkembangan ekonomi global, menggantikan peran G-8 yang terbatas hanya negara maju. Begitu juga perluasan peran Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia terhadap ****, India, Brazil. Sekat-sekat kumpulan negara ini akan bertarung, memperebutkan pengaruhnya di pentas ekonomi internasional.
http://www.republika.co.id/berita/78...Pertemuan_G_20
Pak SBY katanya jadi wakil ASEAN untuk pertemuan ini.
Semoga dengan ada nya Pertemuan G20 ini bisa membawa perekonomian indonesia dan kestabilan dunia ke arah yang lebih baik..
Tadi gw nonton di berita katanya Inggris, Amerika, perancis juga mengkhawatirkan keberadaan Nuklir di IRAN..![]()
Share This Thread