Score One for Indonesia in the War Over Batik

[d_uzz]

Jeh jadi sebelumnya ga ada radar, OMG

Negara laen kalo mau nyrang bisa kapan aja itu, parah.....!!!

nah ini juga jadi pertanyaan gw..

waa ga kebayang kalo kita di serang gitu aja?

[slence]

Pantesan aja selama ini kita kecolongan wong radar aja ga punya.

Memalukan amat, radar itu basic dari military defense. Kalo itu aja ga punya matilah kita. Apalagi tuh radar udah keq harus masuk museum, beli keq yang baru dan canggih.

[sariayu]

Pantesan aja selama ini kita kecolongan wong radar aja ga punya.

Memalukan amat, radar itu basic dari military defense. Kalo itu aja ga punya matilah kita. Apalagi tuh radar udah keq harus masuk museum, beli keq yang baru dan canggih.

Kita bisa buat sendiri loh

INDRA: Radar Pertama Buatan Anak Bangsa




KARYA ANAK BANGSA - Radar INDRA yang merupakan radar pertama buatan anak bangsa.

JAKARTA -- Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil yang dikelilingi luasnya lautan. Hal ini membuat Indonesia memiliki potensi kekayaan bumi yang melimpah, namun juga memberikan resiko dan permasalahan yang besar. Kenyataannya Indonesia menghadapi banyak ancaman dan permasalahan akibat posisi
geografisnya, seperti konflik teritorial dengan Negara tetangga, penyelundupan kekayaan alam, pembajakan kapal laut, dan terorisme.

Untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama
ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing. Bertahun-tahun lamanya Indonesia membeli radar dari negara lain dengan biaya sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhannya.

Beno Pradekso, Direktur Utama Solusi247 menyatakan, “Sudah waktunya teknologi strategis seperti radar, dikuasai oleh sebuah bangsa besar seperti bangsa Indonesia. SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA.

Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya
pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.

Dalam proses pembangunan INDRA, RCS-247 bekerjasama dengan institusi-institusi riset, pendidikan dan swasta dalam negeri seperti PPET- LIPI, ITB, UI dan IDE. Dalam kerjasama ini, pembangunan INDRA dilakukan sepenuhnya di Indonesia oleh insinyur-insinyur terbaik anak bangsa. Teknologi radar yang diterapkan pada INDRA didukung juga oleh institusi
riset IRCTR - TU Delft di Belanda yang memang sudah sejak lama menguasai teknologi ini.

Mengukur dengan Akurat

Pada tanggal 24 Oktober 2008, untuk pertama kalinya INDRA diujicobakan di pantai Cilegon, Banten. Ujicoba ini disaksikan juga oleh Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya
sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat.

Dr. Ir. A. Andaya Lestari, Head of Division dari RCS-247 menegaskan, “Tanggal 24 Oktober 2008 merupakan momen bersejarah bagi dunia IPTEK Indonesia. Hari itu untuk pertama kalinya setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia, akhirnya sebuah radar buatan bangsa Indonesia telah berhasil dibangun dan dioperasikan. "Semoga keberhasilan ini turut menyemarakkan 100 tahun kebangkitan nasional Indonesia," kata Andaya.

Saat ini RCS-247 mengembangkan beberapa varian dari radar maritim yaitu Radar Kapal (Marine Radar) dan Radar Pantai (Coastal Radar) yang dapat berfungsi sebagai radar stand alone maupun membentuk jaringan radar. RCS-247 juga telah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah Radar Penembus Tanah atau Ground Penetrating Radar (Georadar) yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang tertanam di dalam tanah.

"Dengan diluncurkannya INDRA, Indonesia telah berhasil membuat radar sendiri dengan keunggulan yang mampu bersaing dengan radar buatan luar negeri," kata Andaya menambahkan. - ah
http://republika.co.id/berita/16814.html

[Kaixa]

mantap bener...itu si INDRA bisa utk mendeteksi pesawat jg ?

[sariayu]

A more globalized Batik

By RI_54
Several designers combined the exotic East with modern Europe. Apparently, tenun ikat and batik raised the stage in Paris.

It was raining, when famous fashion house, Dries Van Noten launched the spring summer man collection 2010 at Palais de la Bourse on last June. But the show must Go On! Accompanied by sexy voice of Fergie Black Eyed Peas (and of course rain), the model still continue rocked the stage.

The show was success; DVN received big appreciation from mode perpetrators. Not because rain, Fergie, or the model, but because his courage using Batik and Ikat for man.



Jessica Alba(tik)

Ok, you may say it is a joke since man wearing batik and ikat is so common in Indonesia (I believe since Ali Sadikin era at late 70’s), but how Van Noten use it for his newest collection and European amazed looking a man with Batik or Ikat is a real story.

And, last month DVN has launched his spring-summer for female collection 2010. One of his hits collections are what so named as JAVA ROYAL BATIK.

Another designer, are Michael Kors who launched his resort collection by using batiks prints, build in sarongs, and bamboo satin, Milan Fashion House Versace, also launched their collections which similar with tie-dye Sasirangan, and Lela Rosa with her standouts ghostly batik.

http://goodnewsfromindonesia.org/200...balized-batik/



Terus lindungi budaya Indonesia dari pencurian

[sariayu]

mantap bener...itu si INDRA bisa utk mendeteksi pesawat jg ?

Radar ini radar maritim, tapi gw ga tau bisa deteksi pesawat atau kagak, karena gak disebutkan dalam artikelnya. Cuma ini udah jadi stepping stone besar untuk radar-radar selanjutnya yang lebih canggih, sama kayak LAPAN.

BTW siapa bilang dulu kita ga ada radar?

http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=331672

[aldi_1]

wew..indo-malay ini kasus terus ya dpikir2
ga ada yg maw ngaku salah

[DoOs_101]

Gw serius ...

ini prinsip kita ad yg perlu diganti yaitu, membanggakan masa lalu.

Misalnya, batik, wayang, makanan.

Hal2 ini adalah masa lalu. Benar, memang benar ini prestasi budaya kita.

Tapi gua sebagai bisnis person ngliat itu Michael Kors membikin trend batik modern, ini namanya kompetisi.

Kita mustinya lihat kedepan, bagaimana kita bisa mencampur aduk dan mengevolusikan budaya kita terhadap budaya modern, sehingga kita bisa berkompetisi dan kemungkinan besar menjadi budaya populer. Dari pada budaya kita digunakan oleh orang luar untuk keuntungan mereka, sebaiknya kita rubah prinsip kita untuk melihat kedepan. Mustinya bukan cuma radar Indra, tp juga ada Indra Modern Batik, ato lokomotif apa gitu, yg dpt dipresentasikan ke dunia modern/global tetapi juga mempunyai adat istiadat kita dan dijadikan kompetisi ke budaya luar. Jangan sampe budaya Indonesia di populerkan oleh orang luar, sampe bisanya mrk yg di luar pun tidak mengenal sejarah budaya tersebut yg berasal dari Indonesia.

Ini serius, dan bagi yg mengerti tolong disebarkan.

Dan satu lagi, gk usah susah pikirin Indo-Malay, itu basi, ngapain sih fokus ke yg negatif, kita fokus kedepan, yg gua tulis sebelumnya.

[gaptekbet]

Kalau mau begitu harusnya mulai sekarang sekolah2 designer itu jangan menampilkan mode2 dari luar saja (mencontoh paris, itali, dll.) tapi harus dikombinasikan dengan karya2 eksotik bangsa kita, sehingga kedepannya akan ada terobosan baru (baca: industri kreatif).
Tapi dalam beberapa hal ada yg harus kita perhatikan yaitu batasan2 yg memang melingkupi budaya tsb yg bisa mencirikan keasliannya. Ini tetep harus kita jaga. Makanya saya juga akan jadi heran dan mungkin agak "sebal" kalo nantinya melihat batik dengan pola tribal, walaupun itu bagus untuk bisnis tapi ciri khasnya sudah hilang, dan menjadi budaya asimilasi.

BTW salah satu contoh sekarang mungkin adalah sudah terkenalnya obat2 herbal seperti Tolak Angin, ini juga bisa dijadikan lahan bisnis baru lho. Budaya itu gak cuman sandang dan papan doank, tapi pangan juga ada.

[DoOs_101]

Kalau mau begitu harusnya mulai sekarang sekolah2 designer itu jangan menampilkan mode2 dari luar saja (mencontoh paris, itali, dll.) tapi harus dikombinasikan dengan karya2 eksotik bangsa kita, sehingga kedepannya akan ada terobosan baru (baca: industri kreatif).
Tapi dalam beberapa hal ada yg harus kita perhatikan yaitu batasan2 yg memang melingkupi budaya tsb yg bisa mencirikan keasliannya. Ini tetep harus kita jaga. Makanya saya juga akan jadi heran dan mungkin agak "sebal" kalo nantinya melihat batik dengan pola tribal, walaupun itu bagus untuk bisnis tapi ciri khasnya sudah hilang, dan menjadi budaya asimilasi.

BTW salah satu contoh sekarang mungkin adalah sudah terkenalnya obat2 herbal seperti Tolak Angin, ini juga bisa dijadikan lahan bisnis baru lho. Budaya itu gak cuman sandang dan papan doank, tapi pangan juga ada.

Yg jelas kalo pola tribal bisa dicampur aduk, jadi bagus, ya so what? Asal laku, demand nya tinggi, yah kita jual lah.

Tapi menurut gua, bukan hanya batik aja tapi terobosan batik 2.0 mungkin, wkwkwk ada orang gila yg menginvent batik gaya baru.

Yg jelas, tingkatkan kreativitas kita, tapi juga gunakan budaya masa lalu kita sebagai titik referensi. Ini namanya perkembangan budaya, don't stick to the past.

[detective007]

Yang paling utama untuk mengganti mind set.

Dengarkanlah ide brilian bahkan imposible walaupun dari seorang anak kecil, karena kita tidak boleh menyia2kan ide yang timbul setiap hari dari 200juta otak di Indonesia.

[mugen]

satu sisi gwa kasian ama malaysia soalnya mareka kga punya budaya asli
tapi satu sisi ya jng begini lah maenannya maen "asal" claim begitu aja mending ciptakan sesuatu yang baru

untuk orang indonesia sendiri mending di jaga+di kembangkan seperti om doos bilank,dan jng asal ngomong "WAR" lah rugi 2 negara

[DoOs_101]

Salah satu contoh yg saya suka adalah

Anime

Kalo kalian pelajari sejarah art composition jepang yang kuno, ada kemiripan nya dengan Anime.

- Crisp strokes
- Stiff and reserve body language
- Sharp and pointy brush strokes
- Same body proportions
- No exaguration of characters

Yah, mereka dapat memperdayakan budaya tua mereka untuk membikin anime.

Kita juga bisa,

hint: Wayang Expresionism.