mau nanya agan2 yg terhormat dan di cintai serta dikasihi Tuhan
kenapa koperasi sudah tidak bertumbuh di indonesia?
jelaskan nya yg logis ya koko cici..kasi sumber klo bs
klo menurut saya sih karna suka korup para pelaku koperasi nya
mau nanya agan2 yg terhormat dan di cintai serta dikasihi Tuhan
kenapa koperasi sudah tidak bertumbuh di indonesia?
jelaskan nya yg logis ya koko cici..kasi sumber klo bs
klo menurut saya sih karna suka korup para pelaku koperasi nya
pandangan gw
di kota jarang banget ada koperasi. paling cuma ada koperasi sekolah.
di desa masih ada koperasi tempat dimana beras, minyak, dan kebutuhan pokok lainnya dibelii
Seharusnya koperasi dikembangkan seperti mini market lainnya seperti alfamart,yomart,Circle K, indomaret, dll.
menurut gw..
sekarang orang pilih yang simple dan praktis..
uda ada bank dimana ATM nya online setiap saat.. bisa dapet bunga dan lebih banyak keuntungan nya dari pada investasi uang di koperasi =)
pinjaman di bank pun juga bunganya sekarang ga terlalu gede
Meet me at
Indogamers | myMYM | Kaskus | Indowebster | Bunglon.net | Ligagame | Gosugamers | Dragonica
× Gaming Organizer ×
Salah satu soko guru perekonomian nasional adalah koperasi. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 yang berbunyi: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Selanjutnya ayat 2 berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Menurut pasal tersebut dan juga penjelasan UUD 45, sistem ekonomi kita mempunyai tiga bentuk usaha, yaitu badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha swasta, dan koperasi. Ketiga pilar ekonomi ini harus berjalan beriringan dan perannya harus signifikan dalam perekenomian nasional.
Dalam kenyataannya, hanya badan usaha swasta dan BUMN yang berperan besar. Jika dibuat pangsanya, maka swasta memiliki pangsa sekitar 80%, BUMN 15%, dan koperasi 5%. Akibatnya, perekonomian mengarah pada liberalisme. Pemerintah tidak mampu lagi mempengaruhi pasar, semuanya bergantung pada pasar. Inilah yang disebut munculnya liberalisme baru (neolib). Sebagai contoh, pemerintah tidak mampu menurunkan harga minyak goreng, sekalipun harga bahan bakunya (CPO-crude palm oil) di pasar ekspor lebih rendah. Hal ini karena industri minyak goreng dikuasai swasta dan pasarnya berbentuk oligopoli. Pemerintah melalui BUMN tidak memiliki pabrik minyak goreng, walaupun industri hulu (CPO) masih dikuasai pemerintah. Seharusnya, pemerintah memiliki 2-3 pabrik minyak goreng, sehingga jika harga terlalu tinggi, pemerintah dapat menjual stoknya ke pasar dengan harga yang lebih murah.
Lantas bagaimana dengan koperasi kita? Sesuai dengan perkiraan penulis, peranannya dalam perekonomian nasional hanya sekitar 5%, atau mungkin lebih kecil. Menurut Dawam Raharjo (2002), pangsa koperasi dalam perekonomian sekitar 10%. Memang demikian kenyataannya, peranannya semakin menurun. Koperasi unit desa (KUD), yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian desa, kenyataannya semakin tenggelam. Padahal, koperasi primer di pedesaan harus kuat, harus mampu mengimbangi ekonomi swasta atau ekonomi pasar. Agar perekonomian kita berimbang, maka peranan BUMN setidaknya 20 – 25%, koperasi 15 – 20%, dan swasta 55 – 65%.
Hanya pada pemerintahan Soeharto koperasi mengalami kejayaan. KUD tumbuh di mana-mana walaupun harus ditopang oleh pemerintah. Memang, jika KUD mau maju harus disokong oleh pemerintah dalam bentuk permodalan dan manajemen. Jika hanya mengandalkan modal dari petani dalam bentuk iuran pokok, iuran wajib, dan iuran sukarela, tentu tidak akan berkembang.
Bantuan pemerintah pada KUD dan koperasi lainnya tidak hanya dana, juga bentuk kerja sama bisnis. Misalnya, kepada KUD diberikan hak untuk membeli gabah dari petani, menyalurkan minyak goreng dari operasi pasar, menyalurkan beras untuk orang miskin, dan sebagainya. Dengan cara itu, koperasi bisa bertahan dan berkembang. Sebagai gambaran, kini, banyak gudang beras milik KUD terlantar. Padahal, untuk membangun gudang-gudang itu pemerintah mengeluarkan dana besar.
Koperasi Karyawan
Koperasi yang bisa bertahan sampai saat ini adalah koperasi primer yang terdapat di kantor-kantor pemerintah. Koperasi ini membantu para karyawan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, koperasi primer ini murni hidup dari iuran anggota, sedangkan pemerintah cq dinas koperasi hanya membantu manajemen dan pengesahan rapat anggota tahunan.
Pada masa pemerintahan BJ Habibie, sebenarnya koperasi bertumbuh pesat, tapi motifnya hanya untuk memanfaatkan kredit murah dari pemerintah. Sesudah kredit murah diperoleh koperasi-koperasi itu tenggelam kembali.
Berdasarkan data 2008, jumlah koperasi 155.000. Yang aktif hanya 62.000 dan yang berperingkat (berkualitas) sebanyak 53.267. Jumlah anggota koperasi, saat ini, sekitar27 juta orang (Depkop, 2009). Dibandingkan dengan 2001, sebenarnya jumlah ini sudah meningkat 50 %.
Di sejumlah negara, koperasi berkembang dengan baik. Ada negara yang sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh koperasi. Negara-negara itu adalah Swedia, Denmark, dan Skandinavia. Di Finlandia, 62% rumah tangga adalah anggota koperasi. Sedang di Amerika Serikat 25% penduduknya adalah anggota koperasi (Rizadi A, 2008).
Di Indonesia, memang tidak semua koperasi berjalan lambat. Misalnya, Koperasi Susu Pengalengan, Koperasi Susu Pujon, dan Koperasi Susu Bogor termasuk berhasil. Ada juga koperasi yang memiliki unit usaha pompa bensin di Jawa Timur. Semuanya itu bergantung pada pengurus dan anggota, serta dukungan dari pemerintah setempat.
Koperasi yang kita inginkan ke depan adalah koperasi yang dibangun oleh orang- orang yang profesional. Koperasi yang tumbuh dari bawah, dari keinginan masyarakat, bukan dibentuk karena adanya bantuan kredit murah dari pemerintah. Jika itu terbentuk niscaya kita tidak akan mendengar lagi petani terlilit utang kepada tengkulak atau harga panen jatuh.
http://jakarta45.wordpress.com/2009/...asi-tenggelam/
koperasi itu terlalu ribet, kepengurusannya juga terlalu banyak.
sedang dalam berdagang atau berbisnis itu cukup di urus 1-2 orang saja..
semakin rame semakin ribet..
tau lah yang namanya uang mah susa diomongin.
apalagi koperasi itu buruknya, lingkupnya hanya untuk kawasan disekitarnya saja,
yang jadi pengurus koperasi orang daerah situ yang belanja juga daerah situ.
so gmn berkembangnya? apalagi kalo pengurusnya asal2an.. karena yang ngurusin koperasi itu ga ada yg namanya sistem gajian dan penalti.
Mau gimana lagi bos! Itu minimarket waralaba kek gitu dah menjaring dimana-mana, liat aja tiap 1 / 2 km pasti ada indomaret, sedangkan jumlah koperasi tuh cuman 1 ato bahkan sampe gak ada, di kota-kota besar kek gini dah gak mungkin (maaf, mungkin saja bisa) ada yang namanya koperasi bisa tahan lama. Dah kalah franchise sama minimarket waralaba.
Jadi momod ga usa ngemis cendol.
dan ini lah mengapa
koperasi harus di tuntun dengan asas kekeluargaan..
karena keluarga.. ada bapak ibu anak..
apakah kita sebagai bapak (Contohnya) minta uang buat si anak numpang?
apakah kita sebagai bapak tega membohongi anaknya untuk sesuatu yang mudah? atau mengkorupsi sesuatu yang milik anaknya???
dan itu dy mengapa koperasi erat kaitannya dengan kekeluargaan..
tapi apa masyarakat kota masih memandang tinggi akan kekeluargaan?
bisa jadi tetangga sebelah rumah aja ga kenal..
bagaimana mereka bisa mempercayai satu sama yang lain???
dan itu lah sebab kenapa koperasi tuh terus mundur...
dan koperasi itu buatan jaman kapan?? orde baru / orde lama??
dua"nya sama aja udah dicap jelek ma rakyat..
orde baru penuh dengan semacam nasakom dll jadi rakyat ga maw
orde lama? lebih baik diganti orde korupsi nasional..
dan itu dy menurut gw sebabnya...
tapi koperasi masih jalan kok di sekolah2..
mungkin emg lebih efektif di sekolahan..
kalo di luar lingkungan sekolah emang udah hampir ga keliatan..
banyak mini market yg lebih efektif kayanya.. CMIIW
Koperasi sekolah bukan koperasi yg real pada umumnya.. Justru dgan asas kekeluargaan, profesionalitas jd ga ada! Apalg koperasi simpan pinjam, krn kekeluargaan jd sistem survey jd ga efektif dan djalani + kredit macet jadi bertambh besar..
Rena Anasthasia Tyrant, Luna Katherine Tyrant, Seraphim Ala-Rubra Croz
benar, koperasi sekolah itu biasanya tertutup sama anggota2 guru dan dewan sekolah..
koperasi di sekolah biasanya juga cuma menjual barang2 kebutuhan sekolah.. koperasi tidak bertumbuh lagi karena mungkin yah.. asas kekeluargaan nya itu.. kredit macet.. bener banget =P
dengan dasar asas kekeluargaan jadi bsa bilang.. eh gw ngutang dlu donk.. klo ada duit nya gw bayar dh.. klo ga ada yauda nanti aja gw bayar nya =P
Meet me at
Indogamers | myMYM | Kaskus | Indowebster | Bunglon.net | Ligagame | Gosugamers | Dragonica
× Gaming Organizer ×
Share This Thread