Results 1 to 7 of 7
http://idgs.in/247484
  1. #1
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default [Cerpen] The Two Of Us


    Author : The_Omicron
    Site : www.the-omicron.co.cc
    Genre : Slice of Life, Romance, Friendship

    The Two Of Us is under copyright law © 2009 the-omicron.co.cc



    ________

    www.the-omicron.co.cc presents...


    The Two Of Us



    _______



    “Aku… aku menyukaimu Kevin..”

    Tak dapat kupercaya, orang yang aku sukai pada akhirnya menyatakan perasaannya padaku, dan secara otomatis membuatku memenangkan pertarungan diantara kami. Pertarungan memperebutkan hati seorang gadis, antara aku, dan rivalku, Rey.

    Rivalitas memang benar-benar hal yang sulit kumengerti, datang begitu saja kemudian mengakar di dalam jiwa seolah sudah berada di sana sejak manusia turun ke bumi. Rivalitas adalah cara manusia modern untuk maju. Akan tetapi, aku tetap tak mengerti darimana rivalitas dapat memajukan manusia, khususnya aku. Ya, aku, dengan seseorang yang tadinya adalah sahabat baikku sejak kecil. Rey.

    Ya, Rey. Orang yang telah kukenal baik dan telah menjadi sahabatku semenjak kami pertama kali bertemu sebagai tetangga, sejak kami berumur 2 tahun. Ya, kami benar-benar cocok. Apa yang ia sukai akupun menyukainya, seolah kami adalah 2 orang saudara kembar tetapi berbeda wajah dan ibu. Aku menyukai bola, dia juga. Dia menyukai catur, akupun juga. Pembicaraan kami tak pernah berakhir dengan rasa bosan karena terus sambung menyambung, dari topik biasa sampai melantur kemana-mana, yang kemudian kami akhiri dengan tawa. Kedekatan diantara kami juga membuat kedua orang tua kami saling mengenal, aku gembira, Rey gembira, ayah dan ibu kami juga gembira, semua gembira.

    Akan tetapi, entah sejak kapan orang tua kami mulai membanding-bandingkan kami berdua. Mulai dari nilai-nilai sekolahku, kemampuanku dalam bidang yang sama dengannya, hingga penampilan kami. Memaksa kami berdua menjadi dua orang murid laki-laki paling terkenal di sekolah kami, dan daerah sekitar sini.

    Ya, dari paksaan orang tua kami, pada akhirnya kami mulai terpengaruh, berpikir “Apapun yang dapat dilakukan olehnya dapat kulakukan 2 kali lebih baik”, membuat kami mengejar sebuah kemenangan yang fana. Hingga hal ini menjadi semakin serius dan membuat semua orang ikut mengecap kami sebagai rival, saingan, dan mendukung rivalitas diantara kami. Rivalitas yang membuat kami hingga seperti sekarang ini, menghapus persahabatan diantara kami, tenggelam di dalam persaingan, kami terpisah. Dimana masa-masa itu, dimana masa-masa kami bermain bersama tanpa beban sedikitpun, dimana masa saat kami dapat tertawa bersama tanpa memikirkan apapun. Hilang.

    Dan begitulah, hingga saat ini, rivalitas diantara kami sudah mencapai level yang kritis. Kami sudah seperti saling membenci, hampir mencapai level permusuhan daripada persaingan. Pandangan hangat Rey berubah menjadi pandangan yang dingin, dan pandangan lembutku padanya berubah menjadi pandangan yang tajam. Semua telah berubah, semua. Hingga suatu hari terjadilah awal dari akhir semua ini. Kejadian itu.

    Saat itu adalah hari pertamaku di SMA, beruntung kali ini aku tidak sekelas dengan Rey. Akan tetapi, entah mengapa ada sesuatu yang menarik pandanganku tertuju ke suatu bangku di kelas itu, yang disana terduduk seseorang.. yang.. membuatku merasakan getaran aneh. Saat pertama kumemandang wajahnya, kurasa suatu debaran.. aneh.. di dalam hatiku. Orang bilang itu cinta, cinta pada pandangan pertama, selama ini aku sudah pernah memiliki kekasih, akan tetapi tak pernah kurasakan hal seperti ini sebelumnya. Ini benar-benar aneh bagiku.

    Seiring dengan berjalannya kelas, kami menjadi saling mengenal, namanya adalah Aya, orangnya sangat manis, dia juga sangat baik, akan tetapi terkadang dia tak dapat mengendalikan ‘kejujurannya’ dan menjadi terkesan bawel dan sarkastik. Tapi itu adalah salah satu yang kusuka darinya, kejujurannya.

    Tapi tentu saja hal yang tak terelakkan terjadi, sudah kuduga Rey juga mengincar Aya sebagaimana semua gadis yang pernah menjalin hubungan denganku. Rivalitas kembali bergejolak, dan tampaknya kali ini Rey sekali lagi ingin merusak hubunganku, sebagaimana aku mencuri 2 orang kekasih hatinya sebelum ini.

    Dan lebih parahnya lagi, kali ini.. ternyata Aya telah mengenal Rey, mereka juga tampak akrab, seolah telah saling mengenal sejak lama. Dan begitulah, setelah kutanyakan pada Aya, mereka adalah teman masa kecil, yang mana aku tak pernah tahu karena Aya adalah teman masa kecil Rey di kota kecil tempat Kakeknya tinggal. Sejak dulu, setiap tahun Rey selalu mengunjungi Kakeknya saat liburan musim panas. Pantas saja ia betah berada di sana, ternyata disana ada gadis semanis ini.

    Pelan-pelan bisikan ***** mulai terdengar di otakku. Atas nama rivalitas ia mengatakan padaku bahwa ini adalah situasi terbaik untuk memukul habis Rey. Gadis manis ditambah status teman masa kecil, apalagi melihat raut wajah Rey saat berbicara dengannya. Coba pikirkan, tak mungkin tak ada cinta yang tak tumbuh diantara mereka. Dan merebut orang yang dicintai Rey berarti kemenangan sekali lagi untukku. Apalagi aku juga menyukai Aya, dengan begini, sekali dayung dua pulau terlampaui.

    Kemudian berlanjutlah perang demi menggapai hati Aya. Kali ini aku 2 kali lebih serius dari biasanya, aku terus menjalankan rencana demi rencanaku dengan agresif untuk mendapatkan Aya. Sementara kulihat Rey tampak pasif dan ini adalah hal yang aneh, karena selama ini dia selalu menjadi pihak yang agresif menyerang. Apakah.. mungkin ada sesuatu di antara mereka? Hingga Rey sampai menahan dirinya? Tapi, bah, siapa peduli. Aya harus kudapatkan dengan cara apapun.

    Ya, mestinya memang begitu, akan tetapi kenyataannya hati Aya tetap tak bergeming. Dia tampak kebal dengan semua seranganku. Aku heran, mengapa ia begitu sulitnya untuk didapatkan. Apakah karena Rey? Ataukah karena Aku? Ataukah mungkin aku belum cukup mensurvei medan perang kami?

    Hal itu semakin terlihat saat Aya mendengar bahwa Rey jatuh sakit setelah belajar semalaman. Haha, aku tertawa dalam hati, ternyata ia berusaha mengejar kekalahan nilainya dariku semester ini. Tapi tawaku berhenti setelah melihat mimik wajah Aya. Ia tampak.. khawatir, sangat sangat khawatir, seperti Rey adalah seseorang yang berarti baginya, dan tanpa memikirkanku ia memutuskan untuk menjenguk Rey secara sepihak. Pada awalnya aku menolak untuk ikut menjenguk Rey, akan tetapi aku penasaran mengapa ia sampai seperti itu pada Rey. Dan baiklah, aku pikir tidak ada salahnya mengunjungi orang sakit, meski ia adalah rivalku.

    Seperti yang sudah kuduga, Rey tampak sangat terkejut melihat Aya datang bersamaku, menginjakkan kakiku yang dianggap hina diatas kamarnya, jelas-jelas menunjukkan raut wajah tidak suka padaku. Aya dan Rey berbincang-bincang dengan topik yang biasa saja, tidak ada yang aneh, kemudian pada saat jam sudah menunjukkan pukul 5, Aya meminta izin untuk pulang.

    Akan tetapi, saat aku berniat keluar dari tempat itu, Rey memanggilku, dia bilang dia ingin bicara denganku sebentar. Aya keluar terlebih dahulu dan menunggu di lantai bawah.

    “Hmm, ya, lalu apa yang ingin kau bicarakan?”

    “Kau, jangan pernah dekati Aya lagi.”

    “Wah wah, memangnya kau pikir kau siapa? Ayahnya? Hahaha jangan buat aku tertawa Rey..”

    “Dengar, Aya bukanlah objek dari rivalitas bodoh ini! Jangan dekati dia jika alasanmu hanyalah ingin menghancurkanku!”

    “Hoo, jadi Jean, Lisa, dan yang lainnya hanyalah objek? Hmm tak kusangka kau benar-benar dingin Rey..”

    Rey diam tak menjawab. Ucapanku tepat menghujam dirinya.

    “Oh ya, ada satu hal yang ingin kutanyakan Rey.. Menurutmu.. apa Aya bagimu?”

    Rey membuang pandangannya dariku seraya mengatakan alasannya padaku.

    **

    “Jadi.. itukah alasanmu mengapa sangat khawatir saat mendengarnya jatuh sakit?”

    Begitulah, Aya dan Rey mengatakan hal yang sama, yakni bahwa, pada suatu musim panas sewaktu mereka berdua masih kecil.. Rey dan Aya berlomba memanjat pohon, dan Aya-lah pemenang perlombaan kecil mereka berdua. Tapi, mengingat sifat Rey yang tak ingin kalah, apalagi dari seorang perempuan, menantang Aya sekali lagi. Kemudian mereka berdua kembali berlomba, tapi kali ini Rey yang terfokus kepada keinginannya untuk menang memanjat secara sembrono. Dengan demikian, jatuhlah Rey dari ketinggian, membuat kakinya terluka dan tak dapat berjalan. Dan disanalah kisah heroik terjadi, Aya, sendirian, mati-matian berusaha membawa Rey melalui hutan tempat mereka bermain, kembali menuju rumah mereka. Dan setelah itu, Rey segera dirawat di rumah sakit dengan tulang yang remuk, sementara Aya yang luka-luka karena membawa Rey hanya tersenyum lebar dengan perban dan plester menempel di badannya.

    Dan itulah yang membuat Aya khawatir saat Rey jatuh sakit saat memaksakan dirinya sekaligus alasan bagi Rey yang sangat menyayangi Aya. Kurasa aku dapat merasakan perasaan diantara mereka. Bagi Aya, Rey adalah orang yang sangat ia sayangi, dan bagi Rey, Aya adalah seseorang yang juga ia sayangi sekaligus hormati. Dan tampaknya hati nuraniku masih berjalan. Meski aku sungguh menyukai Aya dan Rey adalah rivalku, akan tetapi jalinan diantara mereka lebih dalam dari yang kukira. Aku rasa aku harus menghentikan segala keagresifanku pada Aya, karena ia bukanlah objek seperti yang dikatakan Rey. Dan bersaing secara sehat dengan Rey untuk mendapatkan hati Aya.

    Dan ternyata, tanpa kusadari aku mendapatkannya.

    “Aku… aku menyukaimu Kevin..”

    Pada akhirnya ia mengatakannya, mengatakan hal yang secara tidak langsung merupakan deklarasi kemenanganku atas Rey. Tapi..

    “Apa aku tidak salah dengar Aya?”

    “Tidak, aku benar-benar menyukaimu Kevin, entah mengapa sejak saat itu.. sosokmu dapat membuatku merasa.. hangat..”

    “Tunggu, sejak ‘saat itu’ maksudmu?”

    “Ya, sejak kau menjadi lebih dewasa, setelah kita bersama menjenguk Rey… apakah yang Rey katakan padamu? Mengubahmu menjadi dewasa dan lebih baik seperti dirinya.. Kurasa aku harus berterima kasih kepada Rey…”

    Jadi.. ia menyukaiku setelah waktu itu.. Haha.. hahahahaha bodoh, benar-benar bodoh.. semua ini bodoh.. dengan begini aku tak tahu apakah aku menang ataukah kalah darimu Rey, tapi menurutku.. aku kalah.. benar, seperti yang Aya katakan padaku, kau lah yang mengubahku, berkat kau aku tersadar dari kehinaanku. Benar, seperti yang dikatakan orang-orang, “Rivalitas membuat manusia menjadi lebih baik”. Tapi kurasa aku punya yang lebih cocok “Rivalmu membuatmu menjadi lebih baik”.

    Kurasa yang dilihat oleh Aya dari diriku bukanlah sosokku Rey, tapi kau, sosokmu. Apa kau dengar kata-katanya? Berkatmu aku menjadi sosok yang ia sukai, yaitu sosokmu, yang dewasa.. dan selalu baik padanya. Aku kalah.

    “Aya.. aku.. maaf.. tapi.. kurasa ini salah.. kurasa kau telah menyukai orang yang salah.. orang yang kau sukai.. bukanlah diriku…”

    “Tapi aku benar-benar “

    “Aku mohon.. pikirkanlah kembali Aya.. orang yang benar-benar kau sukai ada di luar sana, aku tahu itu, dan aku yakin ia sangat menyayangimu sejak lama dan menunggu kata-kata yang kau katakan padaku untuk kau katakan padanya..”

    “Aku.. aku..”

    Dengan mata yang berlinang air mata Aya berlari, sementara aku diam dan tak mengejarnya. Karena hatinya bukanlah milikku.

    Secara tiba-tiba langkah kaki yang cepat dan pandangan bagaikan binatang buas berlari mendekatiku, kemudian memberikan sebuah pukulan tepat di wajahku.

    “A-apa apaan ini Rey?”

    Rey dengan wajah yang penuh amarah baru saja memukulku hingga darah keluar dari mulutku. Melihatnya aku rasa ia baru saja menyaksikan kejadian tadi.

    “Apa-apaan katamu?! Kau memang ******** Kevin! Aya yang sudah mengumpulkan seluruh keberaniannya kau tolak begitu saja?! DASAR BRENGSEK!”

    “Hah? Tahu apa kau *******!”

    Aku membalas pukulannya dengan melayangkan kepalan tinjuku tepat di perutnya.

    “Ugh! Ya aku tahu! Aku tahu karena setiap ia bimbang untuk menyampaikannya padamu, Aya selalu bercerita padaku! Dan aku terus memberikannya dukungan!? Apa kau tak tahu perasaanku yang tercabik-cabik terpaksa mendukung orang yang kusukai menyatakan perasaannya pada rivalku sendiri?!!”

    Rey membalas lagi dengan memukul pipi kananku, tetapi aku berhasil melakukan upper cut padanya. Membuatnya jatuh tersungkur di tanah.

    “Tentu! Tentu aku tahu Rey! Karena itu jugalah yang membuatku menolak perasaannya!! Semua demi kalian berdua bodoh!!”

    Rey terdiam, ia tampak terkejut mengetahui tujuanku yang sebenarnya.

    “Jadi…”

    “Ya, aku ingin kalian berdua bisa bersatu, aku tak ingin menjadi pelarian darinya karena ia tak menyadari perasaannya sendiri..”

    “Mengapa.. mengapa kau lakukan ini?! Kukira kita adalah rival?!”

    “Yah.. aku juga tak begitu mengerti.. mungkin karena.. hmm.. nurani? Dan.. karena kau adalah sahabatku?”

    “Sahabat?”

    “Ya.. mungkin kau tidak merasa begitu.. tapi begitulah, bagiku persahabatan dan rivalitas merupakan dua hal yang tidak bertumpuk, kau memang rivalku, tapi juga sahabatku..”

    Sedikit senyuman terlihat dari bibir Rey, hingga ia mulai tertawa

    “Haha.. hahahaha…hahahahaha”

    Rey tertawa dengan keras seakan ia melihat sesuatu yang lucu, tapi aku tak mengerti mengapa ia tertawa.

    “Hei.. apa yang kau tertawakan?”

    “Hahaha wajahmu.. wajahmu jelek sekali! Bengkak-bengkak seperti itu! Hahahhaa!”

    “Bangsat, itu karena kau memukul wajahku, kudoakan rahangmu bengkak dan ususmu pecah!”

    Setelah itu kami saling menolong untuk kembali berdiri.

    “Kurasa aku salah Vin telah menumpuk rival diatas sahabat.. kupikir kita tak akan pernah lagi bisa menjadi sahabat setelah semua rivalitas itu..”

    “Haha, lagipula bukan kita yang menginginkan rivalitas ini.. sudahlah aku muak akan semua ini..”

    “Aku juga.. sudah sejak lama aku ingin mengakhiri ini.. hei, karena kita berdua sudah cukup jago kenapa kita tidak bergabung di klub bola saja, seperti impian kita dulu?”

    “Cih jago apanya, kau masih kalah dariku”
    Ledekku.

    “Hahahah.. tapi di pertandingan catur waktu itu kau kalah dariku !”
    --
    --

    Dan begitulah, kami berdua pulang dengan membawa hal baru, pemikiran baru. Bahwa dengan menjadi rival tidak berarti menjadi musuh. Kami berdua masih bisa bersahabat seperti dulu, diatas rivalitas kami.

    “Oh ya Vin, karena Aya untukku, Leila untukmu saja”

    “Hah siapa lagi itu?”

    “Ah sudahlah.. nanti kukenalkan! OK?!”

    “Ya.. baiklah.. asal dia secantik Aya..”

    **

    Beberapa minggu setelah itu, secara mengejutkan Rey lah yang menyatakan perasaannya pada Aya terlebih dahulu, dan tentunya diterima oleh Aya. Aku senang mereka akhirnya gembira. Dan aku? Bagaimana denganku? Maaf saja, aku tak bisa cerita sekarang karena.. Leila sedang menungguku..




    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. #2
    -[nVc]-Kairxa's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Negai no kara basho ni
    Posts
    2,215
    Points
    2,080.81
    Thanks: 101 / 91 / 48

    Default

    yoi mantab cukup umum ceritanya, but thx friends forever gitu
    Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.

  4. #3
    -ID_BaRu-'s Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    2,100
    Points
    2,013.90
    Thanks: 33 / 59 / 29

    Default



    wah anjer ceritanya cukup nancep juga nih did .

    Bagaimana denganku? Maaf saja, aku tak bisa cerita sekarang karena.. Leila sedang menungguku..


    n1 deh .
    still the same guy you know, literally

  5. #4
    Jin_Botol's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    Jakarta "Kota 3in1"
    Posts
    1,111
    Points
    1,058.00
    Thanks: 30 / 38 / 24

    Default

    Rival dan sahabat, 2 hal yg mmg membingungkan
    Gemini, The Two-Facets Personality

  6. #5

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    Rivalitas ya ..
    bagus did

  7. #6
    SenichiSaga's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Jakarta, Indonesia
    Posts
    983
    Points
    1,090.50
    Thanks: 2 / 0 / 0

    Default

    Nice...

    dramanya kerasa did
    gw paling seneng kalo cerita kek gini ini

  8. #7
    dnd_polos's Avatar
    Join Date
    Jul 2009
    Posts
    467
    Points
    577.40
    Thanks: 31 / 10 / 6

    Default

    Seperti biasa ...

    GG


    Hunter Paling Tampan

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •