Results 1 to 8 of 8
http://idgs.in/249423
  1. #1
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default [Cerpen] 100,000 Crimson Butterflies


    Author : The_Omicron
    Site : www.the-omicron.co.cc
    Genre : Tragedy, Drama

    100,000 Crimson Butterflies is under copyright law © 2009 the-omicron.co.cc



    ________

    www.the-omicron.co.cc presents...


    100,000 Crimson Butterflies



    _______



    Jeritan rasa takut, teriakan penuh amarah, suara letusan pistol, sekali, dua kali. Genangan merah darah dibawah tubuh, tiga orang manusia. Mimpi itu kembali, dan terus kembali hingga aku kembali terbangun dengan tubuh penuh dosa ini.

    Setiap kali aku melihat cermin ini, aku melihat sesosok *****, iblis, monster. Sesosok ***** yang telah merenggut nyawa anak manusia, bukan hanya satu, tetapi dua, dengan tangan bernoda darah ini. Hidupku berada diatas genangan darah. Suara aliran air pada keran yang terbuka seolah memainkan orkestra kematian yang mengiringi kepergian jasad-jasad orang yang telah kubunuh, kembali membawaku pada masa itu.. masa dimana ini semua berawal.

    Crystal Lake, 2 tahun yang lalu.

    Namaku Johansonn, Peter Johansonn, umurku kini 27 tahun dan tanpa pekerjaan. Gelar *** laude dan ijazah sarjana di tanganku tidak dapat membuatku mendapatkan penghasilan, resesi pada Negara ini telah membawa kekelaman sejak beberapa tahun yang lalu, sejak ‘rezim’ berhasil diturunkan oleh para manusia yang dianggap sebagai ‘pahlawan’, ‘pembebas’, yang hanya membawa kami menuju kebebasan yang lebih buruk dari masa lalu itu.

    Ya, pekerjaan saat ini sangat, sangat amat sulit didapatkan, sementara keuangan Negara kami sedang kolaps, kami harus terus mencari cara agar kami dapat tetap hidup, dan melewati semua ini. Dan begitulah, demi mencari sebuah peluang, hampir setiap hari aku mengunjungi bar demi bar yang dapat kumasuki, demi mencari seseorang yang dapat membawaku keluar dari neraka dunia ini.

    Hingga aku bertemu dengan orang ini, Andrew Sochovsky, alias Ash. Ash adalah mantan sekuriti di sebuah bank kelas internasional, kehidupannya berjalan mulus. Memiliki istri yang cantik dan 2 orang anak perempuan yang manis, hidup Ash nyaris sempurna. Tetapi tidak lama ia merasakannya, 3 tahun cukup untuk membawa pergi semua kebahagiaan yang dimilikinya. Ia di PHK, seperti rekan-rekan kerjanya, dan siapapun yang tidak memiliki cukup kekuatan untuk terus bertahan. Pemasukan yang berhenti dan seorang suami yang tidak memiliki pekerjaan merubah Ash menjadi seorang pemabuk, membuatnya ditinggalkan oleh istri dan kedua anaknya, membuatnya menjadi sebatangkara.

    Kondisi kami yang mirip dan mengenaskan membuat kami menjadi teman, lagipula, Ash berjanji ia akan mencarikanku pekerjaan, hingga ia mengetahui bahwa aku adalah seorang sarjana psikologi. Ia mulai membawaku untuk menemui teman-temannya, menanyakan kepada mereka apakah mereka memiliki sebuah pekerjaan untuk seorang sepertiku. Hasilnya nihil, semua menggelengkan kepala, mereka bahkan belum mampu untuk berdiri sendiri. Aku kecewa, Ash kecewa, kami kecewa.

    Ya, kami, kini aku tahu Ash adalah seorang calo pencari kerja, tidak hanya aku yang berharap padanya, tetapi Jason, seorang mantan supir truk sebuah perusahaan makanan, dan Ed, seorang mantan narapidana atas tuduhan perampokan bersenjata.

    Kemudian kami saling bertukar cerita, dan pikiran, hingga kami memirip-miripkan keadaan kami semua seperti pada zaman robin hood, dimana raja yang tiran membebani rakyatnya yang miskin dengan pajak yang begitu besar. Hanya saja bedanya kini raja yang tiran berganti menjadi para petinggi dan orang kaya, dan pajak yang besar berganti menjadi rasa dengki atas kemakmuran mereka semua.

    Hingga sebuah celoteh dariku menjadi ide untuk Ash, kukatakan pada mereka semua bahwa sejak zaman dulu, dimana rakyat kecil tersiksa, selalu tampil sesosok ‘pahlawan’, yang atas nama keadilan mengambil dari yang kaya dan membagikannya untuk yang miskin, “Seperti halnya Robin Hood dan John Dillinger” kataku.

    “Itu dia” dari mulut Ash terseru kata-kata persetujuan, ia pikir keadaan kami semua, rakyat semua, sama seperti zaman-zaman itu, hanya saja mengapa sekarang tidak muncul sesosok ‘pahlawan’ seperti saat itu? Mengapa? Aku tak tahu, tak seorangpun diantara kami yang tahu jawabannya, hingga Ash menjawabnya sendiri. “Mengapa tidak kita lakukan saja? Mengambil dari yang kaya dan membagikannya kepada yang miskin, seperti yang telah Robin Hood lakukan sejak dulu”.

    Entah bagaimana caranya, aku setuju, kami setuju dengan ide dari Ash, apalagi didukung dengan latar belakang kami masing-masing, semua sangat cocok untuk membuat sebuah kelompok yang mengikuti jejak John Dillinger. Kelompok perampok Bank. Aku tak mengerti mengapa aku setuju mengikuti mereka, mungkin uang sudah membutakan mata hatiku, menghilangkan moralku dan menghapus keraguanku dengan prinsip yang kukatakan pada kelompok itu. “Crimson Butterflies” tidak membunuh. Ya, kami ingin menjadi imej ‘pahlawan’ di mata masyarakat, bukan imej sebuah kelompok kriminal.

    Segera, kami memulai aksi kami. Kami merencanakan segalanya, mulai dari cara masuk hingga rute pelarian. Target kami adalah Central Bank of Wealth, tempat dimana uang-uang haram dari korupsi berkumpul dan berakumulasi, dan kami akan menyucikan lembaran demi lembaran dari uang itu.

    Selasa, 20 Juli, pukul 12.00

    Kami memulai aksi kami, aku bertugas masuk dan mengancam teller secara diam-diam, kami tidak membutuhkan keributan yang tidak perlu. Akan tetapi Plan A gagal, seorang sekuriti Bank melihatku menodongkan senjata kepada teller meski telah kusembunyikan di balik long coat yang kugunakan. Long coat dan topi koboi merupakan seragam kami, Crimson Butterflies.

    Plan B. Ash dan Ed masuk untuk membantuku. Dengan letusan demi letusan dari shotgun yang berada di tangan mereka, dan secara resmi mengatakan kini bank ini berada di bawah kekuasaan Crimson Butterflies, dimana para sandera tidak perlu takut pada kami jika tidak melawan.

    Semua berjalan lancar, teller membawaku menuju sang manajer yang mengetahui kombinasi kode dari kunci brankas, dengan Ed mengawalku dan Ash menjaga para sandera. Pintu harta terbuka setelah manajer harus kehilangan sebelah kakinya karena berusaha menekan tombol alarm di tengah perjalanan kami, aku kasihan padanya, mengapa ia mau membela para koruptor itu dan merelakan sebelah kakinya karena melawan kami yang seharusnya menjadi ‘pahlawan’ baginya.

    Tidak dapat kupercaya, jumlah uang yang berada di dalam brankas sebesar itu hanya sejumah 89 ribu dollar. Sangat tidak setara dengan risiko yang harus kami hadapi. Aku dan Ed yang sangat marah dan kecewa kembali menuju ruang utama, untuk kompensasi dari kekurangan ini kami mengambil semua barang berharga miliki para sandera. Anting, cincin, jam tangan, tas, semua yang dapat kami bawa.

    Dari ujung sudut mataku, manajer yang telah pincang kembali berusaha melawan kami, ia mengarahkan pistol yang entah ia dapat darimana menuju pelipis Ed. Dan tanpa berpikir apapun aku bereaksi dengan menembakkan pistolku padanya, meluncurkan sebongkah timah panas menuju dada sang manajer.

    Tumbangnya sang manajer membuatku melanggar aturan yang kubuat sendiri. Aku telah membunuh seseorang, seorang manusia, mencabut nyawanya dari jasadnya. Akan tetapi Ash mendorongku kembali ke atas moralku, berkata bahwa apa yang telah kulakukan adalah benar dan semata demi menyelamatkan anggota dari kelompok ini.

    Dari radio, Jason mengatakan bahwa waktu kami sudah habis dan kami harus segera pergi dari tempat ini, kami berlari keluar dari tempat itu dan kehilangan kewaspadaan, sekuriti mengeluarkan pistol yang berada di dekat jasad sang manajer, kemudian letusan terdengar dan menjatuhkan Ed dari atas kakinya. Jatuh keatas karpet merah yang menghiasi pintu masuk yang megah yang kini ternoda oleh genangan darah merahnya. Ed tewas.

    Melihat Ed yang telah tewas dan mulut pistol di tangan sekuriti yang kini mengarah padaku secara otomatis membuatku melepaskan sekali lagi letusan. Kini dua orang manusia telah kehilangan nyawanya melalui tanganku ini. Aku kembali melanggar peraturan kelompok ini, tidak, bahkan membuatku melanggar hati nuraniku sendiri. Rasa bersalahku semakin diperparah dengan gagalnya aku dari melindungi Ed, membuatku harus bertanggung jawab atas 3 nyawa yang telah tercabut di tempat ini, membuat pelarian kami yang mulus dari bank itu sebagai yang pertama dan terakhir.

    Di tempat persembunyian kami, 100 ribu dolar berhasil kami dapatkan dari aksi kami tadi, dan sesuai perjanjian, setiap orang mendapat 25 persen, yaitu 25 ribu dolar. Hasil yang tak setara dengan segala pengorbanan kami. Di tempat itu, kami membakar sisa 25 dolar milik Ed, sebagai tanda penghormatan atas seorang kawan dan juga seorang ‘pahlawan’. Angin yang bertiup dan menerbangkan uang-uang kertas yang masih membara membuatnya terlihat seperti tarian kupu-kupu merah, seakan mengantar kepergian jiwa Ed dalam kesunyian. Crimson Butterflies.

    Kami sepakat untuk berpisah dan saling melupakan. Agar suatu saat nanti jika kami bertemu, maka kami akan bertemu kembali sebagai orang yang lain. Aku pergi, Ash pergi, dan Jason pun pergi. Kami pergi ke arah yang berbeda, dan kakiku ini membawaku sampai di tempat ini, 2 tahun kemudian, di sebuah apartemen kumuh yang kupikir pantas untuk ditinggali oleh seorang iblis.

    Ash tewas setelah ia disergap oleh polisi dalam sebuah pesta narkotika pada sebuah gudang tua, Jason menghilang setelah ia kembali merampok lagi dalam komplotan yang berbeda, sementara aku terus terpuruk dalam dosaku selama ini.

    Ingin rasanya kuakhiri penderitaan ini, akan tetapi aku tak berani untuk mengakhirinya dengan tanganku sendiri, karena tangan ini sudah cukup penuh dengan darah manusia. Tetapi kali ini aku akan berjudi, dengan menggunakan sebuah revolver di tangan kananku dan satu peluru caliber .38 di tangan kiriku, aku akan menggunakan cara orang Russia untuk mengakhiri ini semua. Russian Roulette.

    Kubuka selongsong revolver ini, kumasukkan peluru ini ke dalam salah satu lubang yang menganga, kuputar dengan kencang tanpa melihatnya dan langsung menutupnya, membuatku tak tahu di dalam ruang mana yang terdapat peluru.

    Kukatakan pada diriku bahwa aku mempunyai 3 kali kesempatan menarik pelatuk ini, sebagai tanda penebusan atas nyawa tiga orang yang telah tewas saat itu. Kupejamkan mataku saat kuarahkan revolver ini menuju kepalaku. Rasa takut tentu bergejolak, akan tetapi rasa itu tidak sebanding dengan penderitaan yang kualami selama ini. Kutarik pelatuk pertama. Kosong. Kutarik pelatuk kedua. Kosong. Saat itu kesempatanku untuk tetap hidup tinggal 3 banding 6 atau 50-50. Mati atau hidup. Dan saat pelatuk ketiga kutarik…


    Kosong.


    Kulemparkan senjata tak berguna itu ke lantai, aku berseru kepada Tuhan apakah aku memang harus menanggung semua ini? Jika ya, maka tunjukkanlah jalanMu padaku! Apakah aku memang harus mati ataukah tidak?

    Suara sirine polisi terdengar dengan samar di kejauhan. Kurasa itu adalah petunjukNya untukku. Kutekan 3 angka pada handphone ku, kemudian sisa uang yang telah merah ternoda oleh darah juga kubakar, persis seperti yang kami lakukan waktu itu. Aku telah tewas, aku telah gugur. Tarian 100 ribu kupu-kupu merah ikut mengantarkan kepergianku menuju tempatku seharusnya berada. Tempat itu.








    Peter Johansonn akhirnya menyerahkan dirinya kepada polisi, ia ditangkap atas perampokan dan pembunuhan 2 orang. 3 tahun setelah pengadilannya ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Persis seperti apa yang ia pinta kepada Tuhan agar mencabut nyawanya.


    Last edited by the_omicron; 12-11-09 at 21:10.


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  2. Hot Ad
  3. #2
    Rsync's Avatar
    Join Date
    Aug 2009
    Location
    Borderline of dream and reality
    Posts
    3,841
    Points
    10,133.20
    Thanks: 199 / 267 / 191

    Default

    gile bener gaya nulis cerpenny

  4. #3
    MaDNeSs's Avatar
    Join Date
    Feb 2009
    Location
    Who wants to know ?
    Posts
    3,576
    Points
    6,614.26
    Thanks: 172 / 107 / 76

    Default

    siet .

    serem amat .

    mau mati malah dikasi beneran .

    tapi bagus kog did .

    top .

  5. #4

    Join Date
    May 2009
    Posts
    69
    Points
    82.00
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    nice...ditunggu yah cerpen selanjutnya...

  6. #5
    RiXtopia's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Western Jakarta Former ID: ∙ ∙ ∙ RiX777
    Posts
    1,736
    Points
    7,206.21
    Thanks: 219 / 769 / 291

    Default

    cocok masuk ke GAINAX Studio sebagai scriptwriter anime andalan mereka. Tinggal dikembangkan alur ceritanya jadi serba padat dan menekan.
    TIDAK MENERIMA BARCEN

  7. #6
    fazameonk's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Depok
    Posts
    1,758
    Points
    7,337.30
    Thanks: 128 / 178 / 80

    Default

    Sip keren did.
    Gw jadi ga bosen lg OTW, baca ni cerita.

    Jadi sbenernya ini tntang kegalauan hati seorang manusia yg berbuat dosa ya?
    Ni cerita lebih ke konflik batin walaupun dibumbui beberapa adegan action..

    Kalo d kembangkan ttg konflik batin nya bsa lebih bagus ni..

  8. #7
    Jin_Botol's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    Jakarta "Kota 3in1"
    Posts
    1,111
    Points
    1,058.00
    Thanks: 30 / 38 / 24

    Default

    Ok, tadi sore aku barusan nonton the mist, dan sekarang baca ini, gilak dah cerita yg aku lihat hari ini kerasa suram n gelap semua...

    btw, nice did smile:
    Gemini, The Two-Facets Personality

  9. #8
    -[nVc]-Kairxa's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Negai no kara basho ni
    Posts
    2,215
    Points
    2,080.81
    Thanks: 101 / 91 / 48

    Default

    waw amazing bener ceritanya, bisa jadi film layar lebar 2 jam penuh AMAZING!!!11oneone!eleventyONE!
    Gw merasa Civilization V adalah game yang bodoh.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •