Usaha pencarian yang dilakukan oleh pihak kepolisian tampaknya sia-sia. Tidak ada buron yang memiliki luka memanjang di lengan, ataupun orang yang mengetahui mengenainya. Beberapa hari kemudian, setelah tubuhku pulih dari kelelahan yang mendera, aku kembali bekerja. Tetapi jalannya kehidupan selalu tidak terduga. Di hari pertama aku mulai kembali bekerja, ada seorang pasien yang terluka parah akibat tembakan; Dan orang itu memiliki luka memanjang di lengannya ! Kebetulan, akulah yang mendapat tugas untuk memimpin operasinya.
... Tuhan, apakah ini kesempatan yang telah Kau berikan padaku untuk membalas dendam ? ...
Aku tahu, di dalam operasi pembedahan untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di bagian punggung, apalagi di dekat tulang punggung, mudah sekali terjadi kesalahan yang dapat mengakibatkan meninggalnya pasien. Sebuah kesalahan kecil, begitu mudahnya...
Tiba-tiba kata-kata Dokter kepala Lans bagai palu godam menghantam pikiranku, ‘Karena dengan kemampuan dan tenaga kita, kita dapat menyelamatkan nyawa orang lain !’
Untuk sesaat, aku bingung apa yang sebaiknya kulakukan. Aku memandang ke arah orang yang terbaring hampir mati itu. Ingatanku kembali pada tubuh istriku, yang sedang terbaring sekarat, dan aku benar-benar tidak dapat menyelamatkannya.
... Apakah aku harus menyelamatkan orang yang telah membunuh istri dan putraku ?! ...
“Dokter, apakah kita bisa segera memulai operasinya ?”, suara suster membuatku terkejut.
“I.. iya.”
Lampu khusus operasi sudah menyala. Tetapi perasaanku masih bimbang, antara membalas dendam atau menyelamatkan nyawa orang itu. Bahkan tanganku yang memegang pisau bedah gemetaran. Salah seorang suster memperhatikan lenganku.
“Dokter, apakah Anda baik-baik saja ? Bahaya sekali jika Anda memegang pisau bedah dalam keadaan gemetar begitu.”
“Ma.. maaf. Kita tunda dahulu operasinya.”, aku menaruh pisau bedah itu, lalu membuka penutup wajahku.
Tanpa menjelaskan alasannya, aku membuka pintu lalu keluar, diikuti oleh pandangan bingung dari para suster yang membantuku. Aku duduk di bangku lorong sambil menutup wajahku.
... Oh Tuhan, tolong beritahu aku, apa yang sebaiknya kulakukan ? ...
Tiba-tiba...“Dokter Richard, apakah operasinya telah selesai ?”
Aku menengok ke arah orang itu; Dokter Lans.
“Dokter, katakanlah, apa yang harus kulakukan ?”
Aku-pun menceritakan mengenai orang yang harus kutolong itu.
“Jadi, orang itulah yang telah merampok dan membunuh anak – istrimu ? Apakah Anda yakin ?”
Aku mengangguk.
“Karena, luka memanjang di lengan itu langka sekali, bahkan pihak kepolisian-pun tidak menemukan orang yang memiliki luka seperti itu. Tidakkah Anda pikir ini adalah kesempatan bagiku untuk membalas dendam ?”
Dokter Lans tersenyum sambil berkata, “Tetapi, saat ini Anda merasa ragu untuk membalas dendam bukan ? Kalau tidak, tentulah Anda tidak mungkin sedang duduk kebingungan disini.”
Aku hanya terdiam.
“Baiklah, jika Anda menginginkan jawaban dari saya. Saya akan menjawab dengan pertanyaan : Apakah anak dan istri Anda akan kembali jika Anda tidak menolong orang itu ? Ingatlah satu hal, Dokter Richard. Kita hanyalah seorang dokter, dan bukan hak kita untuk menentukan hidup – matinya seseorang. Dan tentunya Anda masih ingat akan apa yang telah saya katakan, bahwa tugas seorang dokter adalah menyelamatkan nyawa seseorang. Keputusan terakhir tetap berada di tangan Anda, apakah Anda akan membiarkan dendam itu menguasai Anda, ataukah Anda dapat bersikap layaknya seorang dokter profesional.”
Setelah berkata demikian, Dokter Lans berjalan pergi meninggalkanku yang masih terdiam.
Aku masuk kembali ke dalam ruang operasi. Para suster pembantuku sedang menungguku untuk melanjutkan operasi.
“Baiklah, kita akan lanjutkan operasinya.”, aku memasang kembali penutup wajah.
Lampu khusus operasi kembali dinyalakan. Aku mengambil pisau bedah, lalu mengamatinya. Tanganku yang memegang pisau kali ini tidak gemetar. Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu memulai operasi. Suasana di dalam ruangan menjadi sunyi. Suara yang terdengar hanyalah suaraku yang sedang meminta alat.
“Gunting !”
“Pinset !”
.................................................. ..........
Setelah melewati masa yang menegangkan, akhirnya operasinya selesai. Ketika aku sedang mencuci tangan, Dokter Lans mendatangiku.
“Dokter Richard, bagaimana operasinya ?”
Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum.
“Benar-benar sulit. Andai tadi aku tidak menenangkan diri di luar, sudah dapat dipastikan akan gagal.”
“Kalau begitu, selamat atas keberhasilan Anda. Demi suksesnya operasi ini, dan atas kesuksesan Anda dalam mengatasi kebencian Anda terhadapnya.”, beliau mengulurkan tangannya.
Aku menerima jabat tangannya sambil berkata, “Terima kasih atas nasehat Anda, dokter. Setelah kupikirkan baik-baik, aku memutuskan biarlah hukum yang akan mengadilinya atas apa yang telah dilakukannya terhadap keluargaku. Bukankah manusia biasa seperti kita, tidak mempunyai hak untuk menentukan hidup – matinya seseorang ?”
Dokter Lans mengangguk.
“Kalau begitu, saya permisi dahulu. Masih ada tugas yang harus saya selesaikan.”
Setelah berkata demikian, Dokter Lans berjalan pergi.
Keesokan paginya, aku berziarah ke makam istri dan putraku.
“Marie, Keith, kemarin aku telah menyelamatkan nyawa orang yang telah merenggut kalian dari sisiku. Mungkin, kalian akan menganggap aku suami dan ayah yang tidak bertanggung jawab; Tidak membalaskan dendam kalian. Maafkan aku, tetapi walau bagaimanapun aku adalah seorang dokter. Dan, tugas seorang dokter adalah menyelamatkan nyawa orang lain. Aku tidak bisa menyelamatkan nyawa kalian, dan karenanya aku sangat menyesal. Itulah sebabnya, aku tidak ingin lagi merasakan penyesalan yang sama.”
Aku terdiam, karena merasa mendengar suara Marie, istriku. Suara itu terdengar sayup-sayup di antara suara angin.
“Tidak apa-apa. Kami bangga, dengan jalan yang telah kau pilih, Richard.”
“Marie...”, aku menutup wajahku, dan tanpa kusadari air mataku kembali mengalir, “Terima kasih.”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yap, bagian kedua sekaligus penutup ^^ Th'x atas perhatiannya, diharapkan komentar dan sarannya.
Share This Thread