Results 1 to 7 of 7

Thread: Sendok

http://idgs.in/260408
  1. #1

    Join Date
    Dec 2009
    Location
    Surabaya
    Posts
    14
    Points
    69.70
    Thanks: 5 / 0 / 0

    Default Sendok

    Saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di sebuah restoran yang kabarnya cukup

    laris di daerah Ciledug.
    Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa sepasang sendok di

    saku bajunya.
    Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli.

    Namun, saat pesanan kami mulai diantar, saya melihat pelayan lain membawa pula sepasang

    sendok disaku bajunya.
    Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar dugaan saya, semua

    pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok di saku baju masing-masing.

    Saya jadi ingin bertanya. "Mas kenapa semua pelayan di sini membawa sepasang sendok di

    sakunya?" tanya saya yang kepada pelayan datang membawa sepiring sate.

    "Oh, begini,Bu," jawab si pelayan, "Pemilik restoran ini memutuskan untuk menyewa Andersen

    Consulting, ahli dalam hal analisa efisiensi kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran

    ini.
    Setelah mereka analisa selama beberapa bulan, mereka menyimpulkan bahwa pelanggan restoran

    ini menjatuhkan sendok makan mereka sebanyak 73,84 persen lebih sering dibandingkan

    peralatan makan lain yang ada dimeja.

    Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan menjatuhkan sendok per meja

    setiap jamnya.
    Jika saja semua karyawan restoran mengantisipasi hal itu, berarti kita bisa mengurangi waktu

    yang terbuang untuk pulang pergi ke dapur mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5

    jam waktu kerja per-shift."

    Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan, tanpa sengaja saya menyenggol salah satu

    sendok yang ada di meja.
    Segera saja si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar, "Betul kan Bu, saya

    tidak harus pergi ke dapur sekarang untuk mengambil sendok pengganti untuk Ibu!"

    Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.

    Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan pesanan tambahan, saya

    tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal tampak aneh.

    Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul di ujung

    ritsluiting celana mereka.

    Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah dari baju.
    Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya.
    Sebab, ternyata pelayan perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut.

    Ketika si pelayan tadi datang, saya menanyakan soal benang itu.
    "Wah Ibu ini orangnya perhatian sekali ya. Tidak semua pelanggan di sini memperhatikan

    hal-hal sedetail Ibu," puji si pelayan sedikit menggombal.

    Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang suka memperhatikan detail?
    "Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Bu," katanya melanjutkan,
    "Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat waktu yang kami habiskan di kamar kecil

    ketika buang air kecil.

    Dengan tali yang dikaitkan ke si "adik" ini (katanya sambil menunjuk tali itu), kami tidak

    harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya.
    Berarti kami akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah buang air kecil. Dan

    itu menghemat waktu yang terbuang di kamar Kecil sebesar 25,92 persen.
    Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu.
    "Memang, dengan tali itu tangan jadi terbebas untuk memegang si "adik".
    Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisi semula?" tanya saya

    menyelidik.

    Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, "Andersen Consulting tidak menjelaskan secara

    spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang lain, Bu. Tapi, kalau saya sih pakai

    sendok..."

  2. Hot Ad
  3. #2
    LordTauren's Avatar
    Join Date
    Mar 2007
    Location
    Red Land of Orchis
    Posts
    1,209
    Points
    564.22
    Thanks: 42 / 29 / 21

    Default

    kwwkkwkwwkwk
    sendoknya berbisa dah................

    yg jelas gw g mw makan di stu
    From nothing get a thing... And from everything back to nothing

  4. #3
    dWaVezZ-'s Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    China
    Posts
    351
    Points
    459.91
    Thanks: 11 / 8 / 7

    Default

    ***!

    wawakwakwakwakwakaw

    ga bakal wa makan di tuh restoran

    awkwakwakwawa

  5. #4
    mackulau21's Avatar
    Join Date
    Aug 2009
    Posts
    353
    Points
    399.70
    Thanks: 4 / 3 / 3

    Default

    wakakak sendoknya beracun huaahuhauhaua

  6. #5
    Claize's Avatar
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    South Jakarta
    Posts
    322
    Points
    384.20
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by LeBon View Post
    Saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di sebuah restoran yang kabarnya cukup

    laris di daerah Ciledug.
    Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa sepasang sendok di

    saku bajunya.
    Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli.

    Namun, saat pesanan kami mulai diantar, saya melihat pelayan lain membawa pula sepasang

    sendok disaku bajunya.
    Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar dugaan saya, semua

    pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok di saku baju masing-masing.

    Saya jadi ingin bertanya. "Mas kenapa semua pelayan di sini membawa sepasang sendok di

    sakunya?" tanya saya yang kepada pelayan datang membawa sepiring sate.

    "Oh, begini,Bu," jawab si pelayan, "Pemilik restoran ini memutuskan untuk menyewa Andersen

    Consulting, ahli dalam hal analisa efisiensi kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran

    ini.
    Setelah mereka analisa selama beberapa bulan, mereka menyimpulkan bahwa pelanggan restoran

    ini menjatuhkan sendok makan mereka sebanyak 73,84 persen lebih sering dibandingkan

    peralatan makan lain yang ada dimeja.

    Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan menjatuhkan sendok per meja

    setiap jamnya.
    Jika saja semua karyawan restoran mengantisipasi hal itu, berarti kita bisa mengurangi waktu

    yang terbuang untuk pulang pergi ke dapur mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5

    jam waktu kerja per-shift."

    Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan, tanpa sengaja saya menyenggol salah satu

    sendok yang ada di meja.
    Segera saja si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar, "Betul kan Bu, saya

    tidak harus pergi ke dapur sekarang untuk mengambil sendok pengganti untuk Ibu!"

    Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.

    Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan pesanan tambahan, saya

    tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal tampak aneh.

    Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul di ujung

    ritsluiting celana mereka.

    Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah dari baju.
    Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya.
    Sebab, ternyata pelayan perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut.

    Ketika si pelayan tadi datang, saya menanyakan soal benang itu.
    "Wah Ibu ini orangnya perhatian sekali ya. Tidak semua pelanggan di sini memperhatikan

    hal-hal sedetail Ibu," puji si pelayan sedikit menggombal.

    Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang suka memperhatikan detail?
    "Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Bu," katanya melanjutkan,
    "Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat waktu yang kami habiskan di kamar kecil

    ketika buang air kecil.

    Dengan tali yang dikaitkan ke si "adik" ini (katanya sambil menunjuk tali itu), kami tidak

    harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya.
    Berarti kami akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah buang air kecil. Dan

    itu menghemat waktu yang terbuang di kamar Kecil sebesar 25,92 persen.
    Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu.
    "Memang, dengan tali itu tangan jadi terbebas untuk memegang si "adik".
    Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisi semula?" tanya saya

    menyelidik.

    Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, "Andersen Consulting tidak menjelaskan secara

    spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang lain, Bu. Tapi, kalau saya sih pakai

    sendok..."
    itu beneran gan?

    bahaya dong makan disana wkakwakw

  7. #6
    mackulau21's Avatar
    Join Date
    Aug 2009
    Posts
    353
    Points
    399.70
    Thanks: 4 / 3 / 3

    Default

    kalo mau makan disana harus bawa semdok sendiri waakakakaka

  8. #7

    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    28
    Points
    34.30
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    wah gw jauh2 deh dari restoran ini

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •