VP: Indonesia products able to be competitive in CAFTA
JAKARTA, March 25 (PNA/Antara) -- Vice President Boediono has expressed optimism that Indonesia`s products could be competitive in the ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).
"FTA with China with help Indonesian economic growth," the vice president said as a keynote speaker at the "Economist Conference to Hold Indonesia Summit 2010" here on Thursday.
According to Boediono, Indonesia`s strength to face ASEAN and China free trade was based on the country`s commodities and energy, as it has been a business partner with a number of countries.
"We welcome your presence in Indonesia because it can help manufacture industries to remain on track," Boediono said in the conference, attended by economists and business makers from various countries.
The vice president said that besides commodities and energy, Indonesia also has a great number of young people and relatively stable democratic condition.
But the vice president admitted that the country still needed significant improvement in market, workers` skill, and business practice standardization.
"In addition, we also need support in infrastructure, electricity, road facility, train transportation, and information technology," the vice president said in the conference.
The Economist Conference to hold Indonesia Summit here on Thursday presented prominent speakers among others Indonesian Vice President Boediono, Finance Minister Sri Mulyani Indrawati, Trade Minister Mari Elka Pangestu, Industry Minister MS Hidayat and the Head of Investment Coordinating Agency Gita Wirjawan.
Economist Conferences, a division of the Economist Intelligence Unit, is the leading provider of international forums for senior executives seeking new insights into strategic issues.
These meetings include industry conferences, management events and government round tables held around the world.
Each meeting organized by Economist Conferences delivers objective and informed analysis and serves as unusually high-level forums where senior executives can gain insights, exchange views and compare strategies. (PNA/Antara)
DCT/mec
But the vice president admitted that the country still needed significant improvement in market, workers` skill, and business practice standardization.
"In addition, we also need support in infrastructure, electricity, road facility, train transportation, and information technology," the vice president said in the conference.
YAng butuh pengembangan itu merupakan dasar dari suatu industri, kq saya malah merasa dengan pernyataan ini, aga berbeda judul itu seharusnya
"Produk Indonesia bisa bersaing bila terdapat perbaikan dari infrastruktur utama"
Wajib menggunakan help ber SNI, selain untuk menjaga kualitas dari helm yang di gunakan, juga untuk menahan helm-helm dari china yang beharga murah namun tidak sesuai dengan standart yang ada. Sehingga turut pula melindungi produsen helm dalam negeri yang memiliki kualitas ber SNI.
Peraturan mulai berlaku sejak tanggal 1 april 2010.
Namun helm ber sni pastinya lbh mahal di bandingankan dengan yang buatan china, jadi, siapa lagi menjadi korban? We will know
n tidak akan memengaruhi penerimaan pajak. ACFTA diperkirakan akan menambah volume barang dengan harga bersaing sehingga konsumsi masyarakat tetap tinggi.
"Kami yakin pendapatan pajak tidak akan terpengaruh dengan ACFTA karena kami yakin pemerintah sudah memikirkan seluruh aspek dari perjanjian ACFTA ini, terlebih perjanjian seperti ini bukan untuk yang pertama kali dilakukan," tutur Direktur Peraturan Perpajakan I Catur Rini Widosari di Jakarta, dalam siaran pers yang dipublikasikan situs Kementerian Keuangan, Senin (30/3/2010).
Menurut Catur, optimisme ini bukan tidak berdasar karena dengan adanya ASEAN-China Free Trade Agreement atau ACFTA, harga barang akan bersaing sehingga daya beli masyarakat akan naik dengan ragam penawaran harga. Tingginya daya beli inilah yang akan menjadi sumber penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN).
Selain itu, optimisme ini juga dibuktikan dengan bertambahnya target pendapatan pajak. "Pada tahun 2009, pendapatan dari sektor pajak mencapai Rp 214 triliun dan target pada APBN 2010 sebanyak Rp 269,5 triliun," ungkapnya.
Walaupun banyak pengusaha merasa khawatir dengan ACFTA ini, Ditjen Pajak mengaku sudah mengantisipasi hal tersebut. "Adapun bantuan yang kami berikan yaitu dengan pemberian insentif untuk perusahaan sehingga diharapkan perusahaan dapat bersaing dengan adanya ACFTA ini," katanya.
Perdagangan Bebas Hanya Bisa Dilawan dengan Kebersamaan
Laporan wartawan KOMPAS Eny Prihtiyani
Minggu, 11 April 2010 | 14:59 WIB
BANTUL, KOMPAS.com - Menghadapi arus perdagangan bebas ASEAN-China, para perajin di DIY diminta tidak takut. Dengan kebersamaan antar sesama perajin, perdagangan bebas tidak akan mengikis eksistensi para perajin. Negara-negara ASEAN-China kemungkinan juga kesulitan meniru produk perajin karena sifatnya handmade atau dibuat dari tangan-tangan kreatif perajin.
Hal itu disampaikan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam acara gelar wisata budaya dan industri, di Dusun Manding, Desa Sabdodadi Bantul. Minggu (11/4/2010). "Perajin jangan individualis karena sifat itu akan memudahkan pihak asing untuk menghancurkan industri lokal. Perajin harus selalu menjalin kebersamaan," katanya.
Menurutnya, kebersamaan juga mempermudah permodalan misalnya dengan cara membentuk koperasi. Jika menghendaki, Sultan siap menggulirkan bantuan modal kepada kelompok perajin. "Salah satu bentuk kebersamaan adalah acara gelar budaya seperti ini," katanya.
Sultan menambahkan, kebersamaan bukan berarti mereduksi persaingan, tetapi arahnya bukan persaingan harga untuk mematikan perajin lain. Persaingan harus diarahkan pada semangat berkreasi. Jika kreativitas perajin tinggi, maka mereka tidak perlu takut dengan China dan ASEAN karena negara-negara tersebut hanya bisa meniru barang-barang yang sifatnya produksi massal melalui pabrik.
Share This Thread