Disclaimer : cerita ini murni rekayasa, jika ada kesamaan cerita, tokoh, atau latar maka itu hanya kebetulan yang tidak disengaja
by : bluedarknezz
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Two Hearts
Sanada Kaede, Seorang mahasiswa biasa yang sangat suka melukis dia kuliah disebuah universitas di Tokyo mengambil jurusan seni lukis, sanada biasa berjalan menuju kampusnya jaraknya sekitar 2 km dari rumah tempat ia tinggal.
Suatu hari sanada berlari terburu-buru karena dia lupa hari itu ada kelas dan dia hampir terlambat, diperjalanannya dia menabrak seorang wanita, wanita itu sangat cantik dengan rambut hitam pendek dan gaya yang agak tomboy, wanita tersebut terjatuh dan kakinya terkilir karena ditabrak oleh sanada, lalu sanada meminta maaf dan bertanya apakah dia baik-baik saja kemudian wanita itu membalasnya dengan nada marah karena ini adalah hari pertamanya dia pergi kuliah.
Sanada yang merasa bersalah menanyakan dimana dia kuliah, ternyata wanita itu kuliah di tempat yang sama dengannya dan sanada lalu menawarkannya untuk digendong sampai ke kampus sebagai permintaan maaf namun wanita itu menolak karena dia berpikir bahwa laki-laki ini hanya mencari-cari alasan untuk menyentuh tubuhnya, sanada tak mau menyerah dia terus meyakinkan wanita tersebut kalau dia benar-benar tulus ingin membantunya dan pada akhirnya wanita itu menyerah karena dia tak mungkin berjalan dengan keadaan seperti itu.
Sial bagi mereka berdua, saat sanada menyebrang tiba-tiba sebuah mobil melintas dan menabrak mereka, mereka berduapun tak sadarkan diri… sanadapun terbangun dan menemukan dirinya disebuah taman lalu dia mengingat tabrakan itu dan berpikir sudah berada disurga, lalu dia melihat wanita yang tadi digendongnya sedang pingsan didepannya kemudian membangunkan wanita itu, setelah wanita itu terbangun dia bertanya sedang berada dimanakah mereka, sanada bingung bagaimana harus menjawabnya dan kemudian wanita itu bertanya “hey kita belum mati kan”, sanada menjawab ragu2 “mungkin belum..”
Tiba2 terdengar suara yang berkata bahwa mereka harus memilih salah satu diantara mereka yang akan selamat dan dapat kembali kedunia, kemudian mereka berduapun panik dan berdebat , “OKE KALAU BEGITU AKULAH ORANGNYA, AKU ORANG YANG DIRUGIKAN DISINI” kata wanita itu, dan sanada pun tak mau kalah “Hei aku sudah menolongmu jadi akulah yang harusnya diselamatkan!”. Lalu suara itu melanjutkannya berkata mereka harus memilihnya dalam waktu 4 hari atau mereka berdua tidak akan bisa selamat, dalam waktu 4 hari ini mereka tak boleh berada berjauhan lebih dari 3 meter atau orang yang menjauhi itu akan kehabisan nafas dan mati.
Sanada bingung harus berkata apa dan wanita itu hanya menangis sambil berteriak “hey kalau ini mimpi buruk cepat bangunkan aku!” “Cepat keluarkan aku dari tempat ini!”. Setelah melihat-lihat keadaan sekitar sanada sadar ternyata mereka masih berada di kota yang sama bedanya hanya ada mereka berdua disini. Lalu sanada berpikir untuk pulang kerumahnya karena dia mulai merasakan lapar dan mengajak wanita itu “kau berencana untuk menangis seperti itu seharian atau kau akan ikut aku?” wanita itu hanya diam dan terlihat seperti masih marah pada sanada karena dia berpikir bahwa semua ini adalah salahnya.
Sanada menarik wanita itu tapi wanita itu ternyata masih tak bisa berjalan karena kakinya terkilir dan sanada lalu menawarkan punggungnya (untuk menggendongnya lagi), kemudian dengan setengah hati wanita itu menaiki punggung sanada, sanada lalu menanyakan nama wanita itu “namaku kaori, kaori setsune seseorang yang suatu hari akan menjadi artis besar !” sanada pun tertawa geli mendengarnya lalu kaori bertanya namanya “namaku sanada, kaede sanada seseorang yang terperangkap didunia aneh bersama seorang wanita yang bermimpi akan menjadi artis besar”, wanita itupun malu dan sanada tak bisa berhenti tertawa.
Sesampainya dirumah sanada, sanada mengobati lukanya dan menyuruhnya istirahat sementara sanada membuatkan makanan untuk makan malam, sanada sangat terampil memasak karena dia sudah tinggal sendirian sejak sma, tadinya dia tinggal bersama kakaknya ditokyo namun kakaknya meninggal karena kecelakaan, mulai sejak itu dia tinggal sendiri dan mengurus dirinya sendiri, setelah masakan siap kaori langsung memakannya dengan sangat lahap dan sanada hanya tersenyum melihatnya. Saat hari mulai gelap sanada menyuruh kaori untuk mandi dan mengganti bajunya, usai mandi sanada meminjamkan baju kakaknya dulu, karena mereka tidak boleh lebih jauh dari 3 meter saat kaori mengganti baju sanada menutup matanya dengan handuk dan berjanji tidak akan mengintip.
Selesai ganti baju sanada membuka tutup matanya ia kaget setelah melihat kaori sangat cantik menggunakan baju kakaknya, dan baju itu sangat pas dengannya, “hey mengapa kau melihatku seperti itu, baju ini terlihat jelek?” Tanya kaori, “tidak, tidak sama sekali, kau sangat cantik dengan baju itu, melihatmu aku jadi ingat kakakku”, “kakakmu?, “ya dia meninggal beberapa tahun lalu dalam kecelakaan wajahnya sangat mirip denganmu”, “oh kalau begitu kau boleh terus melihatku kalau begitu” kaori pun tertawa kecil dan sanada langsung membalikan wajahnya karena malu. Karena hanya ada 1 kamar dirumahnya sanada memutuskan ia akan tidur didepan kamar dan kaori tidur kamarnya, Kaori melihat lukisan lukisan yang dipajang di kamar sanada, lukisan tersebut sangat indah namun hanya ada satu gambar wanita yang mirip dengan dirinya dan sisanya hanyalah gambar pemandangan.
Pagi harinya sanada membangunkan kaori dan mengajaknya untuk menemaninya memasak karena jarak antara dapur dan kamar lebih dari 3 meter, kaori pun membantunya memasak, ya biarpun hanya memotong-motong saja, sanada sangat senang karena ini pertama kalinya dia memasak dengan seseorang.
Usai sarapan diapun mengajak kaori untuk keluar jalan-jalan, sanada selalu membawa alat lukisnya kemanapun dia pergi karena dia sangat suka pemandangan dikotanya, itulah salah satu alasannya tinggal bersama kakaknya di kota ini. Sanada kemudian berhenti dipinggiran sungai dan mulai melukis pemandangan disana, saat sanada melukis dia sangat serius mungkin bahkan jika terjadi gempa sekalipun dia takkan menyadarinya, Kaori yang bosan melihat sekelompok burung dan bermain dengan burung-burung tersebut, meskipun terlihat dewasa kaori bersifat kekanak2an dan sangat suka bermain. Setelah menyelesaikan lukisannya sanada melihat kaori bermain dengan burung-burung dia tersenyum dan secara diam-diam melukis wajah kaori yang sangat cantik.
Tiba-tiba hujan turun dan mereka bergegas lari kerumah, setelah mengeringkan diri dengan handuk sanada menyuruh kaori untuk mandi air hangat untuk menghangatkan badan, dan menyuruhnya untuk beristirahat setelah itu. Siangnya kaori bangun dan badannya masih kedinginan lalu sanada mengecek panas tubuh kaori dengan menempelkan keningnya ke kening kaori, kaori merasa malu dan memejamkan matanya seperti orang akan dicium, sanada berkata “ini adalah cara ibuku mengecek panas tubuhku saat aku masih kecil”, ternyata panas tubuh kaori sangat tinggi, sanada lalu membuat kompres air dingin dan sup hangat untuk kaori, melihat sanada yang sangat perhatian kepadanya kaori berpikir bahwa sanada adalah pemuda yang benar-benar baik, bahkan selama ini dia tidak pernah mengambil kesempatan sedikitpun untuk menyentuh tubuhnya atau mengintipnya saat mandi, sanada benar-benar mengurusi kaori seharian penuh, mengganti kompres, membuatkan makanan, mengambilkan minum, juga memberikan obat, kaori benar-benar malu karena telah mengatakan hal yang tidak-tidak tentang sanada.
Hari berlalu begitu cepat, Kaori yang bangun sangat pagi merasakan demamnya sudah turun dan dia tersenyum melihat wajah sanada yang duduk tertidur disampingnya semalaman menjaganya lalu dia memberikan selimutnya kepada sanada dan menyiapkan pakaian untuk sanada, saat membuka lemari sanada, kaori melihat gaun yang sangat indah dan memakainya ternyata dia sangat cantik dengan gaun itu lalu dia menyimpannya kembali. Saat sanada bangun dia kaget karena kaori tidak ada ditempat tidurnya lalu kemudian dari belakangnya kaori mengejutkannya “Ohayooo sanada-san” dan sanada tersenyum melihat kaori yang sudah sembuh dari demamnya. Kaori lalu mengajaknya pergi jalan-jalan ke pusat kota dan membeli eskrim (err.. tepatnya mengambil bukan beli), kaori terlihat sangat senang dan sanada sesekali tersenyum melihatnya. Setelah lelah berjalan hampir seharian mereka berdua duduk dipinggir sebuah jembatan dan sanada menggambar matahari yang terbenam dengan indahnya. Kaori yang sangat kelelahan secara tidak sadar menyenderkan kepalanya di pundak sanada, sanada sangat serius sampai tidak menyadarinya, saat hari mulai gelap merekapun pulang.
Mereka berdua seakan lupa bahwa mereka hanya punya waktu 4 hari dan hari ini adalah hari terakhir. Sampai dirumah sanada membuat makan malam untuk mereka berdua, kaori seperti orang kelaparan menghabiskan makanannya. Setelah makan kaori meminta dirinya untuk dilukis mengenakan gaun yang ada dilemari sanada, sanada baru ingat dan bercerita bahwa itu adalah gaun milik kakaknya yang digunakannya saat ulang tahun ke 17. Sanada kemudian memulai melukis kaori dengan sangat detail dan sangat indah, kemudian setelah itu kaori tiba-tiba memeluk sanada sambil menangis dan berkata “aku sangat berbahagia dapat bersamamu meski hanya 3 hari” mendengar hal ini sanada ikut menitihkan air mata dan memeluk kaori seperti takkan melepaskannya sambil berkata “besok semuanya akan berakhir dan kita akan bahagia bersama disurga”, dan merekapun tertidur dalam pelukan setelah kelelahan menangis sepanjang malam…
Pagi harinya sanada terbangun dan mencari-cari Kaori namun dia tidak dapat menemukannya, dia keluar dan melihat semua telah kembali normal. Dia sadar bahwa kaori telah mengorbankan diri dan diapun menangis, bahkan dia mencoba berpikir kalau semua itu hanya mimpi namun setelah itu dia menemukan sebuah surat dan lukisan kaori saat mengenakan gaun kakaknya. Dalam surat itu kaori menulis
“Sanada-san aku mungkin telah pergi saat kau membaca ini, maafkan aku pergi diam-diam karena aku yakin kau tak akan mengizinkanku melakukan hal ini. Kau harus melanjutkan hidupmu dan simpanlah lukisan ini sebagai tanda kau pernah bertemu denganku”
-Kaori
Sanada menghapuskan air matanya dan mencoba untuk menguatkan diri, kemudian dia berangkat ke kampusnya dengan hati yang sangat sedih, diperjalanannya seorang wanita berlari kemudian menabraknya dan berkata “Hey jika kau sengaja menabrakku untuk menggendongku, kali ini pastikan kau tidak tertabrak mobil”, Sanada tidak asing dengan suara ini dan setelah melihat wajah wanita itu dia kaget “Kaori???”, “hey tuan pelukis ceroboh” lalu mereka berdua tertawa dan berjalan bersama menuju kampus.
sori kalo endingnya rada maksa, soalnya gw salah satu pengikut happily ever after stories jd ya gitu dah
Share This Thread